Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tonggak berdirinya Muhammadiyah awalnya dimulai dari


pembacaan kritis terhadap realitas di sekitar. Banyaknya ketidakadilan
dan kebodohan serta pudarnya pemahaman terhadap Islam menggugah
KH. Ahmad Dahlan untuk mengupayakan purifikasi dalam
mempertahankan ortodoksi ajaran Islam dan berorientasi pada gerakan
moral, dakwah, dan social. Hal ini ditunjukkan misi “amar ma’ruf nahi
munkar” dan selalu berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Di wilayah sosial, Muhammadiyah telah banyak berperan dalam


kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan. Terbukti dengan didirikannya
Rumah Sakit, sedangkan dalam konteks pembangunan pendidikan
bangsa, Muhammadiyah mampu menunjukkan komitmennya sejak awal
melalui pendidikan. Gerakan pendidikan yang dilakukan Muhammadiyah
ialah wujud komitmen Muhammadiyah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan memberikan pencerahan mental kepada bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kepribadian Muhammadiyah ?


2. Bagaimana fungsi kepribadian Muhammadiyah ?
3. Bagaimana hakekat Muhammadiyah ?
4. Apa dasar, pedoman, dan perjuangan Amal Usaha Muhammadiyah
(AUM) ?
5. Apa saja sifat – sifat Muhammadiyah ?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui kepribadian dan fungsi kepribadian


Muhammadiyah
2. Untuk mengetahui hakekat Muhammadiyah
3. Untuk mengetahui dasar, pedoman, dan perjuangan Amal Usaha
Muhammadiyah (AUM)
4. Untuk mengetahui sifat Muhammadiyah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepribadian Muhammadiyah

Secara leksikal, ‘kepribadian’ berasal dari kata ‘pribadi’ yang berarti


manusia sebagai perseorangan. ‘Kepribadian’ (dengan imbuhan ke-an)
berarti sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu
bangsa yang membedakan dirinya dengan orang lain atau bangsa lain.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan Kepribadian


Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakikat
Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha
dan perjuangannya, serta sifat-sifat yang dimilikinya. Kepribadian
Muhammadiyah berfungsi sebagai Landasan, Pedoman, dan Pegangan
bagi gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya.

2.2 Fungsi Kepribadian Muhammadiyah

Adalah untuk menjadi landasan, pedoman dan pegangan para


pemimpin, aktifis dan anggota Muhammadiyah dalam menjalankan roda
organisasi, gerakan dan amal usaha agar tidak terombang-ambing oleh
pengaruh luar dan tetap istiqomah kepada cita-cita dan perjuangan
Muhammadiyah serta cara memperjuangkan cita-citanya. Artinya, tidak
terpengaruh oleh paham-paham agama lain, ideologi-ideologi lain, aliran-
aliran agama lain, isme-isme, gerakan-gerakan politik, gaya hidup,
kebudayaan dan peradaban non muslim serta cara berpikir non muslim
(seperti cara berpikir Barat, sekuler, liberal dsb).

3
2.3 Hakekat Muhammadiyah

Hakekat kepribadian Muhammadiyah adalah wajah dan wijhah-nya


persyarikatan Muhammadiyah. Wajah tersebut mencerminkan predikat
yang melekat kuat sebagai asy- Syakhsiyah atau jati dirinya secara utuh.
Tiga predikat yang disebut dalam Muhammadiyah adalah Muhammadiyah
sebagai gerakan islam, Dakwah dan Tajdid.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam didasarkan pada segi asas
(aqidah) perjuangan Muhammadiyah. Muhammadiyah menjadikan Dinul
Islam sebagai subyek (sumber nilai) dan sumber obyek (sumber konsep)
perjuangannya. Sebagai sumber subyek ialah bahwa semua kegiatan dan
amal usaha Muhammadiyah selalu digerakkan dengan dinul ruhul Islam.
Sebagai sumber obyek ialah semua kegiatan dan amal usaha
Muhammadiyah untuk “menegakkan dan menjunjung tinggi agama Allah
SWT. Sebagai sumber nilai dan konsep dinul Islam tidak bisa dipisahkan
dari perjuangan Muhammadiyah. Islam telah menjadi “Sibghah” yang
mendasari, menjiwai dan mewarnai gerakan Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dapat dilihat dakwahnya
ditujukan kepada kegiatan dan amal usahanya. Semua dilaksanakan
sebagai Dakwah Islamiyah amar ma’ruf nahi munkar.
Muhammadiyah sebagai gerakan Tajdid adalah sifat dakwahnya
ditujukan kepada umat Islam. Tajdid yaitu mengembalikan pemahaman
dan pengamalan umat terhadap Dinul Islam secara murni yang meliputi
benar dan tepat sesuai Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Dalam
bidang amaliyah tajdid dilakukan bersifat modernisasi. Mengaktualisasikan
ajaran Islam sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat
sehingga Dinul Islam menjadi Rahmatan Lil ‘Alamin.

2.4 Dasar Amal Usaha Muhammadiyah (AUM)

Amal usaha adalah sebuah istilah khas Muhammadiyah. Ia


merupakan sebuah bentuk aktivitas, yang merupakan penjabaran dari
usaha atau pola tugas Muhammadiyah sebagaimana dirumuskan dalam

4
pasal 3 A.D. Muhammadiyah. Merupakan salah satu bentuk pelaksanaan
dakwah dan amar makruf nahi munkar. Sebab sebagaimana telah kita
pahami, bahwa usaha ataun pola tugas yang dirumuskan dalam A.D.
Muhammadiyah pasal 3 itu pada hakekatnya adalah merupakan
operasionalisasi dari misi Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam,
Dakwah dan Amar Makruf Nahi Munkar.
Dalam perjuangan melakukan usahanya menuju tujuan terwujudnya
penduduk islam yang utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SwT,
dimana kesejahteraan, kebaikan serta kebahagiaan luas merata,
Muhammadiyah mendasarkan semua gerak serta amal usahanya atas
prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah anggaran dasar, yakni :
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada
Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa
ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban
bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
4. Menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat
adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada
manusia.
5. Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad Saw.
6. Melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban
organisasi.

2.5 Pedoman Amal Usaha Muhammadiyah

Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang


diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk
mencapai tujuan tunggalnya harus berpedoman “ Berpegang teguh akan
ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun disegenap bidang dan
lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhai
Allah.”

5
2.6 Sifat – Sifat Muhammadiyah

Muhammadiyah memiliki sifat-sifat yang merupakan nilai-nilai dasar


untuk melakukan gerakan. Untuk itu, setiap warga Muhammadiyah wajib
memelihara sifat-sifatnya sebagaimana hasil Muktamar Muhammadiyah
ke-35 di Jakarta tahun 1962. Adapun sifat-sifat Muhammadiyah sebagai
berikut :

1. Beramal dan Berjuang Untuk Perdamaian dan Kesejahteraan


Dengan sifat ini, Muhammadiyah tidak boleh mencela dan
mendengki golongan lain. Sebaliknya, Muhammadiyah harus tabah
menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain tanpa
mengabaikan hak untuk membela diri kalau perlu, dan itu pun
harus dilakukan secara baik tanpa dipengaruhi perasaan aneh.

2. Memperbanyak Kawan dari Mengamalkan Ukhuwah lslamiyah

Setiap warga Muhammadiyah, siapa pun orangnya,


termasuk para pemimpin dan da'inya, harus memegang teguh sifat
ini. Dalam rangka untuk "Memperbanyak Kawan dan Mengamalkan
Ukhuwah Islamiyah". Inilah, pada umumnya ceramah atau kegiatan
dakwah lainnya yang dilancarkan oleh dai-da'i Muhammadiyah
memakai gaya "sejuk penuh senyum", bukan dakwah yang agitatif
menebar kebencian ke sana ke mari.

Di kalangan Muhammadiyah di Surakarta terkenal semboyan


"Jiniwit Katut". Jiniwit artinya dijiwit (dicubit), tetapi justru lama-lama
orang yang njiwit akan katut atau terpiat oleh Muhammadiyah yang
selalu bertingkah simpatik kepada siapa pun. Dan tampaknya sifat
inilah salah satu rahasia, mengapa Muhammadiyah terus
berkembang makin mengakar dalam masyarakat.

6
3. Lapang Dada, Luas Pandangdan Dengan Memegang Teguh Ajaran
Islam
Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi
siapapun yang hidup dalam masyarakat, apalagi hidup dalam
masyarakat yang majemuk seperti masyarakat Indonesia. Tanpa
adanya lapang dada, kehidupan akan goncang. Dan prinsip
"Memperbanyak Kawan" tentu berubah menjadi "Memperbanyak
Musuh". Namun bagaimana, pun dalam berlapang dada, kita tidak
boleh kehilangan identitas sebagai warga Muhammadiyah yang
harus tetap memegang teguh ajaran Islam. Dengan demikian,
bebas tetapi tetap terkendali.

4. Bersifat Keagamaan Dan Kemasyarakatan


Sifat "Keagamaan dan kemasyarakatan" sudah merupakan
sifat Muhammadiyh sejak lahir. Karena ini sifat yang tidak mungkin
terlepas dari jiwa dan raga Muhammadiyah. Mengapa?
Muhammadiyah sejak lahir mengemban misi agama, sedang
agama diturunkan oleh Allah melalui para Nabi-Nya juga untuk
masyarakat, yakni untuk memperbaiki masyarakat. Masyarakat
adalah "lahan" bagi segala aktivitas perjuangan Muhammadiyah.
Dua sifat ini, yakni keagamaan dan kemasyarakatan, tidak
boleh berdiri sendiri-sendiri. Harus berjalin berkelindan. Karena itu,
Muhammadiyah bukan gerakan sosial semata-mata, dan bukan
juga gerakan keagamaan semata-mata. Muhammadiyah adalah
gerakan kedua-duanya, ya keagamaan ya kemasyarakatan.Tetapi
Muhammadiyah juga bukan gerakan politik, sebab kalau gerakan
politik, tercermin dalam berbagai amal usaha yang telah
tertekuninya selama ini.

7
5. Mengindahkan, segala Hukum, Undang-undang Serta dan Falsafah
Negara Yang Sah
Sebagai satu organisasi, mempunyai sejumlah anggota.
Anggota ini adalah warga negara dari suatu negara hukum. Hukum
negara mempunyai kekuatan mengikat bagi segenap warga
negaranya. Ini adalah kenyataan. Karena itu, Muhammadiyah
mengindahkan semua itu.

6. Amar Maruf Nahi Munkar Dalam Segala Lapangan Serta Menjadi


Contoh Teladan Yang Baik
Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar ma'ruf dan
bernahi munkar, yakni menyuruh berbuat baik dan mencegah
kemunkaran. Yang dimaksud kemunkaran ialah semua kejahatan
yang merusak dan menjijikkan dalam kehidupan manusia. Tanpa
adanya amar ma'ruf dan nahi munkar, tidak akan kebaikan dapat
ditegakkan, dan tidak akan kejahatan dapat diberantas.
Untuk itu, Muhammadiyah harus sanggup menjadi suri
teladan dalam kegiatan ini, baik ke dalam tubuh sendiri ataupun ke
luar, ke tengah-tengah masyarakat ramai, dengan penuh
kebijaksanaan dan pendekatan yang simpatik.Amar ma'ruf nahi
munkar, bagaimanapun harus kita lakukan dengan cara yang baik,
sebab kalau tidak begitu, adalah Machiavellisme namanya.

7. Aktif Dalam Perkembangan Masyarakat Dengan Maksud islah dan


Pembangunan Sesuai Dengan Ajaran Islam
Kapan pun dan dimana pun Muhammadiyah memang harus
selalu aktif dalam perkembangan masyarakat, sebab tanpa begitu,
Muhammadiyah akan kehilangan peran dan akan ketinggalan oleh
sejarah. Tetapi keaktifan Muhammadiyah dalam perkembangan
masyarakat, tidak berarti sekedar ikut arus perkembangan

8
masyarakat, Muhammadiyah adalah kekuatan ishlah dan
pembangunan sesuai dengan ajaran.

8. Kerjasama Dengan Golongan Lain Mana Pun, Dalam Usaha


Menyiarkan Dan Mengamalkan Ajaran Islam Serta Membela
Kepentingannya
Menyiarkan Islam, mengamalkan dan membela kepentingan
Islam, bukan hanya tugas Muhammadiyah, tetapi juga tugas semua
umat Islam.
Karena itu, Muhammadiyah perlu menjalin kerjasama dengan
semua golongan umat Islam. Tanpa kerjasama ini,tidak mudah kita
melaksanakan tugas yang berat ini.

9. Membantu Pemerintah Serta Kerjasama Dengan Golongan Lain


Dalam Memelihara Negara dan Membangunnya, Untuk Mencapai
Masyarakat Yang Adil dan Makmur Yang Diridhai
Negara Indonesia adalah memiliki semua warga negaranya,
termasuk warga Muhammadiyah. Adalah suatu keharusan
dijalinnya kerjasama di antara semua unsur pemilik negara, untuk
membangun Negara dan bangsa menuju tercapainya masyarakat
yang adil dan makmur yang diridhai Allah.
Muhammadiyah kemakmuran masyarakat ini, sebab
kemakmuran mempersubur iman dan takwa, sedang kemelaratan
mempersubur kriminalitas sosial dan kekufuran. Bukankah telah
disabdakan oleh Nabi kita, "kada al-faqru ayyakuna kufran"
(Kekafiran itu dapat menyebabkan kekufuran).

10. Bersifat Adil Serta Korektif Ke Dalam dan Keluar, Dengan


Bijaksana
Dengan sifat adil dan korektif, Muhammadiyah tidak senang
melihat sesuatu yang tidak semestinya, dan ingin mengubahnya
dengan yang lebih tepat dan lebih baik, meskipun mengenai diri

9
sendiri. Jadi Muhammadiyah tidak tinggal diam saja dan taqlid.
Tetapi koreksi pada diri sendiri dan ke luar ini tidak boleh dilakukan
dengan sembarangan, melainkan harus dengan adil dan bijaksana.
Kesalahan adalah kesalahan, sekalipun ada pada orang
atau golongan lain.Bukan sifat Muhammadiyah tetap bersikukuh
membela suatu hal, padahal misalnya jelas-jelas yang dibelanya itu
salah atau tidak baik. (Kamal Pasha dkk, 1971: 58-65).

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

yang dimaksud dengan Kepribadian Muhammadiyah adalah


rumusan yang menggambarkan hakikat Muhammadiyah, serta apa yang
menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangannya, serta sifat-
sifat yang dimilikinya. Kepribadian Muhammadiyah berfungsi sebagai
Landasan, Pedoman, dan Pegangan bagi gerak Muhammadiyah menuju
cita-cita terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

3.2 Saran

Lebih memahami kepribadian muhammadiyah dan dasar pedoman


amal usaha dan perjuangan muhammadiyah dalam kehidupan sehari –
hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sholeh, Rosyad.2005.Manajemen Dakwah Muhammadiyah.Yogyakarta:

Suara Muhammadiyah.

Muhammad, Fatih.2014.Kepribadian Muhammadiyah.[Online].Tersedia:

https://fathmuhammad.wordpress.com/2014/11/04/kepribadi
an-muhammadiyah/. [19 September 2017].

Kusumah, Martin.2012.Amal Usaha Muhammadiyah

(Pendidikan).[Online].Tersedia:http://blog.umy.ac.id/angga/2012/01/
10/amal-usaha-muhammadiyah-pendidikan/. [19 September 2017].

http://smartgubuk.blogspot.co.id/2016/02/amal-usaha-
kemuhammadiyahan.html

http://batang.muhammadiyah.or.id/content-77-sdet-kepribadian-
muhammadiyah.html

12

Anda mungkin juga menyukai