Perawat Igd
September 27, 2015 nurul artikel keperawatan
Menjadi perawat di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) memang memiliki tantangan tersendiri. Selain harus selalu bertindak
secara cepat dan tanggap, ada beberapa kompetensi yang harus dikuasai oleh perawat IGD yang belum tentu dikuasai oleh
perawat di ruangan lainnya. Berikut adalah 5 kemampuan yang harus mendarah daging saat jadi perawat IGD:
Anamnesa yang cepat dan tepat tentu saja akan mengarahkan pasien untuk mendapat tindakan penanganan yang tepat sehingga
nyawa pasien dapat terselamatkan. Anamnesa haruslah cepat dan tepat. Tidak bisa hanya cepat tetapi kurang tepat, atau
sebaliknya, tepat tetapi kurang cepat. Karena hampir seluruh pasien di IGD merupakan pasien dengan kondisi gawat darurat yang
membutuhkan bantuan dan penanganan sesegera mungkin. Salah satu jenis anamnesa yang harus dikuasai di luar kepala oleh
perawat IGD adalah anamnesa berdasarkan ABC (Airway-Breathing-Circulation).
Untuk dapat melakukan anamnesa ABC ini biasanya perawat UGD dibekali pelatihan BLS (Basic Life Support) dan BCLS
(Basic Cardiac Life Support) serta PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat). Setiap perawat yang telah melampaui pelatihan
tersebut akan mendapatkan lisensi berupa sertifikat yang berlaku selama dua tahun. Setelah dua tahun, perawat IGD wajib
memperbaharui sertifikatnya dengan melakukan ujian atau mengikuti pelatihan kembali. Hal ini berguna untuk mempertahankan
kemampuan perawat IGD dalam melakukan anamnesa dan tindakan yang cepat dan tepat bagi para pasiennya.
Baca juga sssttt... 6 Hal Ini yang Membuat Perawat Tidak Nafsu Makan Setelah Jaga Dinas
kemampuan anamnesa dengan cepat dan tepat
2. Kemampuan menilai kesadaran pasien
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat IGD adalah kemampuan menilai kesadaran pasien. Kemampuan menilai
kesadaran pasien haruslah menjadi kemampuan yang mendarah daging saat menjadi perawat IGD, karena sebagian besar
pasien yang masuk ke ruangan IGD merupakan pasien dengan kondisi gawat dan sering diikuti dengan gejala penurunan
kesadaran. Salah satu cara menilai kesadaran pasien adalah menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS merupakan skala
yang digunakan untuk menentukan kesadaran seseorang ditinjau dari respon mata (eye), cara berbicara (verbal), dan gerakan
tubuh (motion) atau lebih dikenal dengan singkatan EVM. Seorang pasien dikatakan memiliki kesadaran yang baik jika memiliki
respon mata baik, respon verbal baik, dan respon gerak baik, GCS 4-5-6 dengan total skor/skala 15 ini juga bisa disebut
kondisi composmentis.
Baca juga Yakin Sudah Melakukan Proses Keperawatan dengan Benar? Jangan-Jangan 5 Hal Ini Kamu
Lewatkan Begitu saja
luka terbuka pada tangan
mendarah daging saat jadi perawat IGD, makin berminat menjadi perawat IGD?