1, (2012) 1-6 1
Abstrak— Kabupaten Ende, provinsi Nusa Tenggara Timur seperti: pelabuhan barang dan penumpang, pelabuhan minyak,
merupakan daerah yang terletak di bagian tengah Pulau Flores dan pelabuhan Ikan.
dan berbatasan langsung dengan laut pada sisi utara (laut Flores) Kemudian untuk Subsektor transportasi Angkutan
dan selatan (Laut Sawu). Karena letak Kabupaten Ende yang Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP), kabubaten Ende
strategis, yaitu batas wilayahnya berhubungan langsung dengan juga memiliki pelabuhan penyeberangan Ferry Nangakeo yang
dua buah perairan laut utara dan selatan, maka sangat
merupakan pelabuhan khusus yang dibangun pada tahun 2004
mendukung pengembangan sektor perdagangan melalui jalur
laut. Pembangunan sarana dan prasarana perairan laut sangat dan telah diresmikan 15 maret 2008. Lokasi Dermaga Ferry
dibutuhkan untuk menunjang kegiatan bisnis dan perekonomian penyeberangan ini terletak di Nangakeo, Kecamatan
tersebut. Kabubaten Ende memiliki pelabuhan penyeberangan Nangapanda. Namun hingga tahun 2011, pelabuhan ini belum
Ferry Nangakeo yang merupakan pelabuhan khusus yang optimal dapat digunakan. Hal ini disebabkan karena posisi
dibangun pada tahun 2004, namun hingga tahun 2011, pelabuhan dermaga yang sejajar garis pantai dan karakteristik ombak di
ini belum optimal dapat digunakan. Hal ini disebabkan karena perairan Nangakeo yang ganas hampir di setiap musim. Kapal
posisi dermaga yang sejajar garis pantai dan karakteristik ombak Ferry yang bersandar akan dihantam ombak pada bagian
di perairan Nangakeo yang ganas hampir di setiap musim,
lambung kapal, sehingga kapal akan terguncang dan
sehingga kapal tidak bisa untuk berlabuh di pelabuhan tersebut.
Maka, untuk mengatasi masalah gelombang laut yang cukup
membahayakan proses debarkasi.
besar, dibutuhkan perencanaan struktur breakwater yang kuat Maka untuk mengoptimalkan pemakaian pelabuhan
dan pemilihan tipe breakwater yang tepat sesuai dengan kondisi tersebut sangat diperlukan pembangunan bangunan pemecah
perairan di wilayah kabupaten Ende. gelombang (Breakwater) untuk mereduksi energi gelombang
Perencanaan breakwater dengan tipe konstruksi sebelum mencapai area kolam dermaga. Untuk mengatasi
monolith ini, menggunakan deretan tiang pancang baja pipa masalah gelombang laut yang cukup besar, maka dibutuhkan
Ø1016 mm yang diberi poer beton sehingga menjadi kesatuan perencanaan struktur breakwater yang kuat dan pemilihan tipe
dengan panjang total brekawter mencapai 125 m. Posisi breakwater yang tepat sesuai dengan kondisi perairan di
breakwater ini dibangun pada elevasi -25 mLWS dengan jarak
wilayah kabupaten Ende. Dengan dibangunnya breakwater ini
+80 m dari pelabuhan. Pengerukan juga dilakukan untuk
memperbesar lebar alur masuk dan keluar pada mulut
diharapkan fasilitas pelabuhan dapat beroperasi semaksimal
breakwater. Biaya total yang dibutuhkan dalam pembangunan mungkin.
breakwater ini sebesar Rp. 91.805.496.000,00. (Sembilan puluh
satu milyar delapan ratus lima juta empat ratus sembilan puluh
enam ribu rupiah).
I. PENDAHULUAN
abupaten Ende provinsi Nusa Tenggara Timur
merupakan daerah yang terletak di bagian tengah
Pulau Flores dan berbatasan langsung dengan laut pada sisi
utara (laut Flores) dan selatan (Laut Sawu). Karena letak
Kabupaten Ende yang strategis, yaitu batas wilayahnya
berhubungan langsung dengan dua buah perairan laut utara dan
selatan, maka sangat mendukung pengembangan sektor
perdagangan melalui jalur laut. Pembangunan sarana dan
prasarana perairan laut sangat dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan bisnis dan perekonomian tersebut. Untuk tahun 2011, Gambar. 1. Lokasi Studi
di kabupaten Ende sudah beroperasi beberapa jenis pelabuhan (Sumber: Peta Indonesia dan Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 2
(9,26 m/s) terutama pada bulan Juni dan Juli sedang pada gelombang. Daerah perairan teluk Ende, merupakan daerah
bulan Januari dan Februari arah angin sebagian dari 270° atau pantai yang menghadap laut Selatan (Samudera Indonesia).
Barat dengan kecepatan maksimum sekitar 10 Knot (5,14 m/s). Samudera Indonesia dikenal mempunyai gelombang yang
besar dengan periode yang panjang. Untuk kebutuhan
Analisa Gelombang pelabuhan, perlu dilakukan peredaman gelombang dengan
Perhitungan fetch efektif dari arah barat daya, selatan dan sistem breakwater.
tenggara selanjutnya dapat dilakukan perhitungan tinggi dan • Kedalaman Perairan
periode gelombang metode Sverdrup Munk Bretschneider Kedalaman perairan pada prinsipnya harus lebih dalam
(SMB) yang dimodifikasi Shore Protection Manual, 1984. dari draft penuh kapal terbesar. Tipe perairan pada lokasi
Dari perhitungan [1] menunjukkan bahwa perhitungan tinggi studi ini dianggap berupa perairan terbuka bergelombang,
gelombang serta durasi menggunakan metode sangat tidak sehingga dapat digunakan rumus :
mungkin terjadi pada kondisi lapangan yang sesungguhnya 1.2*draft kapal =1.2*3,5= 4,2 ≈ 5 meter
sehingga perlu adanya penyesuaian menggunakan data • Kolam Putar (Turning Basin)
gelombang yang dicatat oleh BMKG Stasiun Meteorologi Pada area ini kapal diharapkan bermanuver dengan
Kelas II EL Tari Kupang yang selanjutnya dianalisa kembali kecepatan rendah dan lebarnya untuk alur tidak panjang.
untuk mengetahui asumsi durasi yang digunakan stasiun Karena ini pelabuhan penyeberangan maka kapal jarang
meteorologi dalam penentuan gelombang. Setelah itu dicari berpapasan. Area yang disediakan dibatasi dengan bentuk
tinggi gelombang maksimum menggunakan grafik tinggi lingkaran berdiameter (D b ). Sedangkan kedalaman perairan
gelombang berdasarkan durasi angin. Hasil tersebut disamakan dengan alur masuk.
Db = 1*LOA = 1*75 = 75 meter
selanjutnya digunakan untuk perhitungan tinggi gelombang
• Panjang Jalur Masuk (Entrance Channel)
rencana berdasarkan periode ulang 50 tahunan menggunakan
Panjang Jalur Masuk untuk pelabuhan penyeberangan
metode statistic atau metode weibull untuk masing-masing
dengan kecepatan kapal 5 knot :
arah pengaruh gelombang.
P = 1,5*LOA= 1*75 = 112,5 ≈ 113 meter
permukaan bagian komponennya berada dalam air dan terletak Berikut ini merupakan data-data yang digunakan untuk
dalam lingkungan daerah pasang surut, termasuk dalam menghitung gaya-gaya gelombang berdasarkan metode Goda :
klasifikasi C. Dalam tipe tersebut mutu beton yang digunakan • Data gelombang :
harus memiliki kuat tekan karakteristik (f’c) tidak kurang dari H 1/3 : 3,13 m
35 MPa. Maka spesifikasi beton yang digunakan dalam T : 10,66dt γw : 1.03 t/m3
perencanaan adalah : • Kedalaman air dan tinggi bangunan :
f’c : 35 MPa h : 28,4 m h’ : 28,4 m
: 350 Kg/cm2 d : 28.4m hc : 3,13 m
Modulus Elastisitas berdasarkan PBI 1971 hb : h’+ (5 + (H 1/3 x 1/100 )
: 28,4 + (5 x (3.13 x 0.01)
Persamaan 11.1.1.
: 28,55651 m ≈ 29 m
−2 5 −2 • Berdasarkan Tabel d/Lo :
Ec = 6400 350kgf ⋅ cm = 1.197 × 10 kgf ⋅ cm
Mutu Baja Tulangan
Mutu baja tulangan diambil kelas U39 berdasarkan BMS
1992 Tabel 6.12 dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Mutu baja yang digunakan untuk tulangan struktur ini
adalah U39 dengan fy minimum adalah 390 MPa (Digunakan
Tulangan Ulir 400 MPa) Selain itu juga dapat dicari tebal lapisan layer, lebar puncak
b. Mutu baja tiang pancang sesuai dengan mutu tiang lapisan breakwater, jumlah armour unitserta elevasi dari
pancang pipa baja JIS A 5525 Class 2 STK 41 (SKK 400) permukaan breakwater. Elevasi permukaan dari breakwater
Kriteria Kapal Rencana merupakan pejumlahan dari beda pasang surut yang terjadi,
Data kapal rencana yang digunakan merupakan rencana besarnya run up gelombang serta asumsi settlement yang akan
kapal yang akan dilayani oleh pelabuhan penyeberangan terjadi. Setelah berat serta dimensi dari breakwater sudah
Nangakeo yaitu kapal jenis Ferry, dengan spesifikasi sebagai didapatkan maka selanjutnya dilakukan penggambaran
berikut:
potongan penampang pada bagian head dan trunk breakwater.
Bobot mati : 1000 GRT
Panjang kapal (LOA) : 75 meter
Beban Gempa
Lebar kapal (Width) : 13 meter
Pada analisa struktur ini, beban gempa menggunakan
Draft kosong : 3,5 meter
Data-data tersebut di atas digunakan untuk menentukan response spektrum gempa wilayah gempa 5 untuk tanah lunak
perencanaandari layout alur pelayaran dan breakwater. berdasarkan Peta Wilayah Gempa SNI 1726-2002.
• Kombinasi Pembebanan
D. Struktur Breakwater Kombinasi yang digunakan pada analisa struktur
breakwater ini adalah :
Beban yang diperhitungkan dalam perencanaan ini adalah
*) Desain Renforced Concrete
beban yang diakibatkan oleh tekanan gelombang sedangkan
Kombinasi I = 1,2D +1,6L(W)
tekanan hidrostatis tidak diperhitungkan karena gaya
Kombinasi II = 1,2D +1L(W) + 1G
hidrostatis yang datang dari berbagai arah yang berlawanan
*) Stability Of Pile Foundation
akan saling menghilangkan. Untuk perhitungan tekanan
Kombinasi I = 1D +1L(W)
gelombang digunakan perumusan menggunakan metode Goda
Kombinasi II = 1D +1L(W) + 1G
(1985).Rumusan ini dapat digunakan untuk berbagai kondisi
• Perhitungan Titik Jepit Tanah dan Kekuatan Tiang Pancang
gelombang. Distribusi tekanan yang diberikan oleh Goda, yang
Letak titik jepit tanah terhadap tiang pondasi (Zf), dengan
berbentuk trapesium.(Gambar 8). Pada Tabel 6.1 merupakan
perumusan sebagai berikut:
hasil perhitungan gaya dan momen menggunakan metode
Zf = 1,8 T untuk normally consolidated clay dan granular
Goda. Breakwater tipe monolith ini dihitung berdasarkan
soil, atau yang mempunyai kenaikan linier harga modulus.
lokasi -25 mLWS.Tinggi gelombang refraksi dari laut dalam
Harga-harga T dicari dengan cara sebagai berikut:
didapat dari penabelan refraksi pada Bab 3.
Stiffness factor T = 5 EI (dalam satuan panjang).
nh
dimana:
• Harga-harga n h untuk submerged soil (Dense) = 12 MN/m3 .
• E = modulus elastisitas Young tiang
= 2,1 x106 kg/cm2
• I = momen inersia = 740000 cm4
2,1x10 6 x740000
T =5 = 264,52
1,2
Gambar. 8. Struktur Breakwater Monolith. Zf = 1,8 x 264,52 = 476,14cm ≈ 4,8m
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 5
1 QL vs Depth D-100
Mu
Mn =
TARIK
2 Qs vs Depth D-100
f f = Faktor reduksi kekuatan lentur = 0,85
3
TEKAN
2784 Mn = 3275,3 kNm 4
Mn =
0,85 5
Direncanakan :
Depth (m)
Tulangan arah X D = 29 mm 8
Tulangan arah Y D = 29 mm 9
Selimut beton ts = 80 mm 10
14
= 1500 – 80 – (0,5 x 29)= 1405,5 mm
Penentuan Rasio Tulangan Minimum (ρ min )
15
16
1.4 1.4
ρ min = = = 0,0035 17
fy 400 18