Anda di halaman 1dari 4

A.

Penguat Operasonal
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba
guna. Contoh penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi
matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap
tegangan listrik hingga dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti
komparator dan osilator dengan distorsi rendah serta pengembangan alat
komunikasi. Selain itu, aplikasi pemakaian op-amp juga meliputi bidang
elektronika audio, pengatur tegangan DC, tapis aktif, penyearah presisi,
pengubah analog digital dan pengubah digital ke analog, pengolah isyarat
seperti cuplik tahan, penguat pengunci, kendali otomatik, computer analog,
elektronika nuklir, dan lain-lain.

a. Pengertian Rangkaian Penjumlah


Rangkaian penjumlah adalah konfigurasi op – amp sebagai penguat
dengan diberikan input lebih dari satu untuk menghasilkan sinyal output
yang linier yang sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal input dan faktor
penguat yang ada. Pada umumnya rangkaian penjumlah adalah rangkaian
penjumlah dasar yang disusun dengan penguat inverting dan non inverting
yang diberikan input 1 line.

Gambar 7.1 rangkaian sederhana penguat penjumlah

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa inputan yang berupa


tegangan DC yang diberikan ke line input penguat berturut – turut melalui
R1, R2, dan Rn. Besarnya inputan yang masuk akan dikuatkan dengan
menggunakan op – amp yang diberikan dengan penguatan ( Av ) tertentu.
Tiap sinyal input mengikuti nilai perbandingan dari Rf dan resistor input
masing – masing ( R1, R2, dan Rn ).
Macam-macam penguat penjumlah:
1. Penguat penjumlah pembalik
Gambar 7.2 rangkaian penguat penjumlah pembealik (inverting)

Pada operasi adder/penjumlahan sinyal secara inverting, input


yang berada pada V1,V2,V3 di hubungkan dengan hambatan yaitu
R1,R2, dan R3 setelah di hubungkan dengan hambatan, lalu di
hubungkan dengan masukan negatif pada op-amp. Besarnya
penjumlahan sinyal masukan tersebut bernilai negatif karena
penguat operasional dioperasikan pada mode membalik. Besarnya
penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai
perbandingan Rf dan resistor input masing-masing (R1,R2,R3).

2. Penguat Penjumlah Tak Pembalik (Non-Inverting)

Gambar 7.3 Rangkaian penguat non-inverting

Rangkaian penjumlah non-inverting memiliki penguatan


tegangan yang tidak melibatkan nilai resistansi input yang
digunakan. Oleh karena itu dalam rangkaian penjumlah non-
inverting nilai resistor input (R1, R2, R3) sebaiknya bernilai sama
persis, hal ini bertujuan untuk mendapatkan kestabilan dan akurasi
penjumlahan sinyal yang diberikan ke rangkaian. Pada rangkaian
penjumlah non-inverting diatas sinyal input (V1, V2, V3) diberikan
ke jalur input melalui resitor input masing- masing (R1, R2, R3).
Besarnya penguatan tegangan (Av) pada rangkaian penguat
penjumlah non-inverting diatas diatur oleh Resistor feedback (Rf)
dan resistor inverting (Ri).

B. Implementasi penguat Inverting dan Non-Inverting


a. Implementasi penguat penjumlah pembalik

Gambar 7.4 implementasi penguat penjumlah membalik

Pada rangkaian penguat penjumlah membalik diatas mengguanakan


speaker (alarm) otomatis. Pada rangkaian diatas kami menggunakan 2
buah penguat yaitu penguat pembalik dan tak pembalik. Masukan pertama
berupa sensor suhu yang dihubungkan dengan penguat tak pembalik (non
– inverting). Sedangkan untuk input kedua kami menggunakan input dari
battery sebesar 3V. untuk prinsip kerja rangkaiannya adalah ketika suhu
telah mencapai 30 C maka sensor suhu LM 35 akan meloloskan tegangan
sebesar 300mV lalu tegangan ini akan dikuatkan oleh rangkaian tak
pembalik (non – inverting) yang menghasilkan penguatan sebesar 10 kali
lalu akan menghasilkan keluaran sebesar 3V, lalu keluaran sebesar 3V
inilah yang akan di gunakan sebagai msukan rangkaian penjumlah
pembalik (inverting). Karena penguat pembalik hasil keluarannya berupa
minus ( - ), maka dibutuhkan 1 buah penguatan pembalik untuk dapat
membalikkan polaritasnya, yang keluaran pertamanya berupa minus (-)
menjadi plus (+).

b. Implementasi penjumlah tak membalik

Gambar 7.5 implementasi penguat tak membalik


di dalam rangkaian kipas otomatis ini menggunakan dua rangkaian
inverting sebagai masukan 1 untuk rangkaian penjumlah tak membalik.
Sedangkan untuk input kedua kami menggunakan input dari battery
sebesar 4V. untuk prinsip kerja rangkaiannya adalah ketika suhu telah
mencapai 30 C maka sensor suhu LM 35 akan meloloskan tegangan sebesar
300mV lalu tegangan ini akan dikuatkan oleh dua rangkaian inverting yang
menghasilkan penguatan sebesar 10 kali lalu akan menghasilkan output
sebesar 3V, lalu output sebesar 3V inilah yang akan di gunakan sebagai
input 1 rangkaian penjumlah tak membalik.

Anda mungkin juga menyukai