BAB II
TINJAUAN KONSEP
A. Pengertian
B. Klasifikasi Waham
C. Etiologi
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama
fungsi otak Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan
menilai dan menilik terganggu.
9
Adaptif Maladaptif
F. Pengkajian
1) Faktor predisposisi
a. Biologi
Waham dari bagian dari manifestasi psikologi dimana
abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurologis yang
maladaptif yang baru mulai dipahami, ini termasuk hal-hal berikut:
1) Penelitian pencitraan otak sudah mulai menunjukkan
keterlibatan otak yang luas dan dalam perkermbangan
11
G. Manifestasi klinik
Perilaku yang dapat ditemukan pada klien dengan Waham antara lain
melakukan percobaan bunuh diri, melakukan tindakan, agresif,
destruktif, gelisah, tidak biasa diam, tidak ada perhatian terhadap
kebersihan diri, ada gangguan eliminasi, merasa cemas, takut. Kadang-
kadang panik perasaan bahwa lingkungan sudah berubah pada klien
depersonalisasi (Stuart,2007).
H. Mekanisme Koping
Menurut Direja (2011), Perilaku yang mewakili upaya untuk
melindungi diri sendiri dari pengalaman berhubungan dengan respon
neurobioligi :
1. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya
untuk menanggulangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang
tertinggal untuk aktivitas hidup sehari-hari
2. Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
3. Menarik diri.
I. Pohon Masalah
Perilaku kekerasan
13
waham
Waham
Menarik diri
J. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku kekerasan
2. Waham
3. Menarik Diri
4. Harga Diri Rendah
14
15
1. Waham Curiga
kemampuan yang sehari-hari 2.2 Diskusikan dengan klien dimiliki oleh klien dan
dimiliki. 2.Kliendapat mengontrol kemampuan yang dimiliki pada harga diri klien.
wahamnya. waktu lalu dan saat ini. Klien terdorong untuk
2.3 Tanyakan apa yang bisa memilih aktivitas seperti
dilakukan (kaitkan dengan sebelumnya tentang
aktivitas sehari-hari dan aktivitas yang pernah
perawatan diri) kemudian dimiliki oleh klien.
anjurkan untuk melakukan saat Dengan mendengarkan
ini. klien akan merasa lebih
2.4 Jika klien selalu bicara diperhatikan sehingga
tentang wahamnya dengarkan klien akan
sampai kebutuhan waham tidak mengungkapkan
ada. Perawat perlu perasaannya.
memperhatikan
bahwa klien sangat penting.
TUK 3 : Kriteria Evaluasi : 3.1 Observasi kebutuhan klien Observasidapatmengeta
Klien dapat 1.Kebutuhan klien sehari-hari hui kebutuhan klien.
mengidentifikasi terpenuhi 3.2 Diskusikan kebutuhan klien Dengan mengetahui
kebutuhan yang tidak 2. Klien dapat melakukan yang tidak terpenuhi selama kebutuhan yang tidak
dimiliki. aktivitas secara terarah. dirumah maupun di RS. terpenuhi maka dapat
3.Klientidak 3.3 Hubungkan kebutuhan yang diketahui kebutuhan
menggunakan/membicarak tidak terpenuhi dengan yang akan diperlukan.
an wahamnya. timbulnya waham Dengan melakukan
3.4 Tingkatkan aktivitas yang aktivitas klien tidak
18
2. Menarik diri.
Menarik diri merupakan salah satu pohon masalah dari Waham : Curiga, yaitu akibat dari Waham curiga. Dimana
seseorang yang sudah mengalami Waham Curiga, kemungkinan besar bisa terjadi Menarik diri. Berikut rencana asuhan
keperawatan menarik diri :
No. Diagnosa Kep Perencanaan Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria Hasil
1. Menarik diri TUM :Pasien dapat Setelah 1 x interaksi 1.1 Bina hubungan saling 1.1Membina
berinteraksi dengan pasien percaya dengan : hubungan saling
orang lain menunjukkantanda- a. Beri salam setiap percaya. Kontak
TUK : 1.Pasien tanda percaya kepada / berinteraksi yang jujur, singkat,
dapat membina terhadap perawat : b. Perkenalkan nama, nama konsisten dengan
hubungan saling 1. Wajahcerah, panggilan perawat dan tujuan perawat dapat
percaya. tersenyum perawat berkenalan membantu klien
20
1. Harga diri rendah TUM : 1.1 Klien dapat 1.1 Bina hubungan saling 1.1 Hubungan saling
Klien dapat mengungkapkan percaya : percaya akan
melakukan perasaanya a. Sapa klien dengan ramah, menimbulkan
hubungan sosial 1.2 Ekspresi wajah baik verbal maupun nonverbal kepercayaan klien
secara bersahabat b. Perkenalkan diri dengan pada perawat
bertahap. 1.3 Ada kontak mata sopan sehingga akan
TUK : 1.4 Menunjukkan rasa c. Tanya nama lengkap klien memudahkan dalam
1.Klien dapat senang dan nama panggilan yang pelaksanaan
membina 1.5 Mau berjabat disukai klien tindakan
hubungan saling tangan d. Jelaskan tujuan pertemuan, selanjutnya.
percaya. 1.6 Klien mau jujur dan menepati janji
2.Klien dapat mengutarakan masalah e. Tunjukkan sikap empati
mengidentifikasi yang dihadapi dan
kemampuan dan menerima klien apa adanya
aspek 1.2 Beri kesempatan untuk
positif yang dimiliki. mengungkapkan perasaanya
3.Klien dapat tentang penyakit yang
menilai dideritanya
kemampuan yang 1.3 Sediakan waktu untuk
dapat mendengarkan klien
digunakan. 1.4 Katakan pada klien bahwa
4.Klien dapat ia adalah seorang yang
menetapkan dan berharga dan
merencanakan bertanggungjawab serta
28
A. STRATEGI PELAKSANAAN
SP 1p:
1. Membina hubungan saling percaya
2. Jangan membantah atau mendukung waham klien
3. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung
4. Observasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari-
harinya.
SP 2p :
1.Mengidentifikasi kemampuan positif pasien
2.Beri pujian pada penampilan klien yang dimiliki pada masa lalu dan
saat ini.
3.Tanyakan apa yang bisa dilakukan
4.Jika klien selalu bicara tentang wahamnya dengarkan sampai
wahamnya tidak ada
SP 3p:
1. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi.
2. Observasi kebutuhan klien sehari-hari
3. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
4. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya waham.
5. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien
dalam memerlukan waktu dan tenaga.
6. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.
SP 4 K:
1.Klien dapat berhubungan dengan realitas
2.Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri, orang
lain, waktu, dan tempat)
29
Sp 5 k:
1. Klien dapat dukungan dari keluarga
2. Diskusikan dengan keluarga tentang
- Gejala waham
- Cara merawatnya
- Lingkungan keluarga
- Follow up dan obat
3.Anjurkan keluarga melaksanakannya dengan bantuan
perawat.
Sp 6 k:
1. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
2. Diskusikan denga klien dan keluarga tentang obat, dosis, efek samping
dan akibat penghentian
3. Diskusikan perasaan klien setelah minum obat
4.Berikan obat dengan prinsip 5 benar dan observasi setelah minum obat.
Dx 2 : Menarik Diri
Pasien :
Sp 1p :
1 Mengidentifikai penyebab isolasi sosial pasien
2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3. Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Melatih pasien berkenalan dengan satu orang
5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan
harian
Sp 2p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan
harian
30
Sp 3p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan
harian Keluarga
Sp 1k :
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien isolasi sosial.
Sp 2k :
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah
isolasi sosial langsung dihadapan pasien.
Sp 3k :
1. Menjelaskan perawatan lanjutan.
Sp 2p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
Sp 1k :
31
Sp 2k :
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi
sosial
Sp 3k :
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum
obat (discharge planing)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.
32