Anda di halaman 1dari 9

Jurnal : Jurnal Kesehatan Prima

Volume : 9, No.2, Agustus 2015, Halaman : 1486-1494


ISSN Print : 1978 – 1334, ISSN Online : 2460 – 8661

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRE MENSTRUAL SYNDROME


PADA MAHASISWA TK II SEMESTER III JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MATARAM

Syajaratuddur Faiqah, Rita Sopiatun

Abstract: Premenstrual syndrome is a physical and psychological symptoms that occurs at 7 to 10 days before
menstruation and disappear during menstruation. Premenstrual Syndrom ( PMS ) is a combination of symptoms
that occur before menstruation and disappear with the release of menstrual blood, as well as experienced by
many women before or during each menstrual cycle. The high PMS problems in adolescents will have an impact
on productivity in performing daily activities. Objective of this research is to To Know Factors Associated With
Premenstrual Syndrome. This is a cross section of survey methods research design. The samples in this study
were 70 students of the Midwifery, sampling technique is the Purposive sampling, the data collected by
distributing questionnairs. The results of the chi-square test, there is significant relationship between stress and
Premenstrual Syndrom / PMS (p=0,036). And there is no significant relationship between Consumption
Patterns, Activity/sport Pattern and Premenstrual Syndrom ( p=0,627).

Kata Kunci: Stress, Consumption Patterns, Activity Pattern, PMS.

PENDAHULUAN sindrom pramenstruasi dapat sangat hebat


pengaruhnya sehingga mengharuskan mereka
Sindroma Premenstruasi merupakan
beristirahat dari sekolah atau kantornya.
kumpulan perubahan gejala fsik dan psikologi yang
Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi,
terjadi pada fase luteal menstruasi dan mereda
perasaan sensitif berlebihan sekitar dua minggu
hampir segera menjelang menstruasi. Gejala-gejala
sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah
dimulai pada hari ke 5 sampai 10 hari sebelum
bagi wanita usia produktif. Sekitar 40% wanita
menstruasi, dan gejala-gejala tersebut memburuk
berusia 14 - 50 tahun, menurut suatu penelitian,
selama siklus ovulasi. Gambaran lain yang sering
mengalami sindrom pra-menstruasi atau yang lebih
terjadi adalah gejala-gejala mereda 1 sampai 2 hari
dikenal dengan PMS (pre-menstruation syndrome).
sebelum menstruasi. (Anityio dkk, 2009)
Bahkan survai tahun 1982 di Amerika Serikat
Sekitar 80 hingga 95 persen perempuan
menunjukkan, PMS dialami 50% wanita dengan
pada usia reproduktif rmengalami gejala-gejala
sosio-ekonomi menengah mengalami PMS.
pramenstruasi yang dapat mengganggu beberapa
PMS memang kumpulan gejala akibat
aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat
perubahan hormonal yang berhubungan dengan
diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada
siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium)
dua minggu periode sebelum menstruasi. Hal ini
dan haid. Sindrom itu akan menghilang pada saat
dapat hilang begitu dimulainya pendarahan, namun
menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah
dapat pula berlanjut setelahnya. Pada sekitar 14
selesai haid. Penyebab munculnya sindrom ini
persen perempuan antara usia 20 hingga 35 tahun,
___________________________________________________________________________
Syajaratuddur Faiqah, Rita Sopiatun : Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram, Jl. Kesehatan V/10 Mataram

1486
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 2, AGUSTUS 2015

memang belum jelas. Beberapa teori menyebutkan dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya
antara lain karena faktor hormonal yakni PMS).
ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan Penelitian yang dilakukan oleh Rante Allo
progesteron. Teori lain mengatakan, karena hormon S, dkk (2007) tentang Hubungan Konsumsi Vitamin
estrogen yang berlebihan. Para peneliti melaporkan, B6 dengan kejadian PMS, didapatkan hasil bahwa
salah satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki ada hubungan yang signifikan antara konsumsi
adalah adanya perbedaan genetik pada sensitivitas vitamin B6 dengan kejadian PMS, dimana konsumsi
reseptor dan sistem pembawa pesan yang Vitamin B6 yang kurang dari kecukupan lebih
menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. mudah atau 1 kali lebih besar untuk mengalami
Kemungkinan lain, itu berhubungan dengan gejala PMS dibandingkan yang konsumsi vitamin B6
gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, sesuai dengan kecukupan yang dianjurkan.
atau fungsi serotonin yang dialami penderita. Responden yang mempunyai kebiasaan makan atau
Sindrom ini biasanya lebih mudah terjadi konsumsi teh, kopi, coklat, makanan tinggi lemak,
pada wanita yang lebih peka terhadap perubahan garam dan gula, cenderung memperberat gejala dari
hormonal dalam siklus haid. Akan tetapi ada PMS, dimana kejadiannya 2 kali lebih besar dari
beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya yang tidak mengkonsumsi makanan tersebut.
PMS. Pertama, wanita yang pernah melahirkan (PMS Walaupun terdapat banyak teori mengenai
semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, penyebab Sindroma Premenstruasi, tidak satupun
terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan penyebab yang sepenuhnya bertanggung jawab atas
komplikasi seperti toksima). Kedua, status seluruh kompleks gejala. Penyebab Sindroma
perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih Premenstruasi bersifat multifaktorial. Banyak teori
banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum). menyebutkan bahwa Sindroma Premenstruasi
Ketiga, usia (PMS semakin sering dan mengganggu kemungkinan bisa disebabkan oleh f'aktor-faktor
dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30 - hormonal, kekurangan vitamin-vitamin tertentu,
45 tahun). Keempat, stres (faktor stres memperberat faktor lingkungan, dan keadaan psikologi. Secara
gangguan PMS). Kelima, diet (faktor kebiasaan fisioligis maka saat fase luteal siklus menstruasi akan
makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, terjadi ketidakseimbangan rasio hormon estrogen dan
minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, progesteron, di mana estrogen akan menekan
memperberat gejala PMS). Keenam, kekurangan zat- progesteron yang menyebabkan gejala fisik berupa
zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6), retensi natrium, retensi cairan, dan edema, serta
vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, gejala-gejala fisik lain.
mangan, asam lemak linoleat. Kebiasaan merokok Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala prementrual syndrome adalah stres, pola konsumsi,
PMS. Ketujuh, kegiatan fisik (kurang berolahraga dan pola olahraga . Sindroma pra menstruasi adalah

1487
Syajaratuddur Faiqah, Faktor-faktor yang Berhubungan

adalah kombinasi gejala yang terjadi. Menurut Desain penelitian yang digunakan dalam
Banjari (2009) Stres merupakan reaksi tanggung penelitian ini adalah Observasional analitik dengan
jawab seseorang, baik secara fisik maupun psikologis pendekatan cross Sectional. Populasi dalam
karna adanya perubahan. kemarahan, kecemasan dan penelitian ini adalah Mahasiswa TK II SMT III
bentuk lain emosi merupakan reaksi stres. Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram.
ketegangan merupakan respon psikologis dan Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa TK II
fisiologis seseorang terhadap stressor berupa Semester III sejumlah 70 orang. Pengambilan sampel
ketakutan,kemarahan, kecemasan, frustasi atau pada penelitian ini adalah Purposive sampling.
aktivitas saraf otonom.sebelum menstruasi dan Analisa data yang dilakukan adalah analisis Bivariat
menghilang dengan keluarnya darah menstruasi, dengan menggunakan Chi Square.
serta dialami oleh banyak wanita sebelum awitan
setiap siklus menstruasi. (Damayanti, 2013) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh HASIL PENELITIAN


Damayanti (2013) didapatkan bahwa Stres dan pola
1. Analisi Univariat
konsumsi ada hubungannya dengan premenstrual
Untuk mengetahui Faktor Stres, Pola
syndrom, sedangkan pola olah raga tidak ada
Makan, Olah Raga dan PMS dapat dilihat pada
hubungannya dengan premenstrual syndrom.
Tabel 1. berikut :
Dari survei awal di Jurusan Kebidanan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi berdasarkan
Poltekkes Kemenkes Mataram dimana dari 10 orang Variabel Penelitian
Variabel
yang menstruasi terdapat 6 orang yang mengalami Penelitian
Kategori n %

PMS. Keluhan dari mahasiswa bervariasi mulai dari Stres Stres 16 22,9
Tidak Stres 54 77,1
rasa cemas, sensitif, nyeri dan rasa tegang pada
Total 70 100
payudara, rasa lapar dan ingin mengkonsumsi
Pola Makan Baik 56 80
makanan yang manis. Dan ada juga yang mengalami Tidak Baik 14 20
gangguan tidur ingin menangis, serta pelupa. Total 70 100
Tujuan penelitian ini adalah untuk Olah Raga Rutin 41 58,6
Tidak Rutin 29 41,4
menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan
Total 70 100
PMS pada mahasiswa tingkat II Semester III Jurusan
PMS PMS 41 58,6
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram. Tidak PMS 29 41,4
Total 70 100

Pada Tabel 1. Menunjukkan bahwa dari


METODE PENELITIAN 70 responden, yang tidak stres lebih banyak dari
pada yang mengalami stres menjelang menstruasi
yaitu sebanyak 54 orang (77,1%).

1488
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 2, AGUSTUS 2015

Stres merupakan reaksi tanggung jawab memilih dan memakannya sebagai reaksi
seseorang, baik secara fisik maupun psikologis terhadap pengaruh-pengaruh psikologis, fisiologi,
karena adanya perubahan, kemarahan, kecemasan budaya dan sosial. Harper dkk menambahkan
dan bentuk lain emosi merupakan reaksi stres. kebiasaan makan adalah suatu perilaku yang
Menyatakan ketegangan merupakan respon berhubungan dengan makan seseorang, pola
psikologis dan fisiologis seseorang terhadap makanan yang dimakan, pantangan, distribusi
stressor berupa ketakutan, kemarahan, makanan dalam keluarga, preferensi terhadap
kecemasan, frustasi atau aktivitas saraf otonom. makanan dan cara memilih makanan.
(Rahajeng,2006 dalam Damayanti, 2013). Stres Pola konsumsi atau masukan karbohidrat
pada remaja sama halnya dengan yang terjadi yang berlebihan dapat meningkatkan resiko
pada orang dewasa, stress bisa berefek negatif terjadinya PMS, penelitian masho al et ( 2005 )
pada tubuh remaja hanya saja perbedaannya ada menyebutkan intake karbohidrat yang berlebihan
pada sumbernya dan bagaimana mereka dapat meningkatkan resiko kejadian PMS .Karena
meresponnya. Reaksi mereka tersebut ditentukan dengan kelebihan karbohidrat akan mengalami
oleh suasana dan kondisi kehidupan yang tengah kenaikan berat badan, sehingga rentan terkena
mereka alami. PMS.
Berbeda dengan penelitian yang Hasil Penelitian menunjukkan pada
dilakukakan oleh Mayyane (2011) didapatkan Variabel Olah Raga yang terbanyak adalah yang
hasil dari 144 responden, sebagian besar 109 Rutin berolah raga sebanyak 41 orang (58,6).
responden (75,7%) mengalami stres tingkat Aktifitas olahraga yang teratur dan berkelanjutan
sedang, dan yang mengalami stres ringan hanya berkontribusi untuk meningkatkan produksi dan
35 responden (24,3%). pelepasan endorphin. Endorphin memerankan
Berdasarkan hasil penelitian pada peran dalam pengaturan endogen. Wanita yang
variabel Pola Makan yang terbanyak adalah mengalami PMS, terjadi karena kelebihan
dengan Pola Makan Baik sebanyak 56 Orang estrogen, kelebihan estrogen dapat di cegah
(80%). Pada saat pra haid wanita mengalami dengan meningkatnya endhorpin. Hal ini
nafsu makan yang berlebihan. Perubahan membuktikan olahraga yang teratur dapat
perubahan pada masa pra haid menyebabkan mencegah atau mengurangi PMS, Pada wanita
kadar gula turun. Sistem saraf dan otak perlu yang jarang melakukan olahraga secara rutin
untuk meningkatkan kadar gula pada tubuh, hormone estrogen akan lebih tinggi sehingga
sehingga menimbulkan keinginan untuk makan kemungkinan akan terjadi PMS lebih besar.
(Shreeve, 1989). (Damayanti, 2013).
Arisman (2007) menyatakan bahwa Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
kebiasaan makan adalah cara seseorang dalam penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2013)

1489
Syajaratuddur Faiqah, Faktor-faktor yang Berhubungan

yang menunjukkan sebagian responden yang PMS adalah sekumpulan keluhan dan
tidak melakukan aktifitas olahraga secara rutin, gejala fisik, emosional, dan prilaku yang terjadi
yaitu sebanyak 33 responden (61,1%) dari 54 pada wanita reproduksi, yang muncul secara
responden. siklik dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum
Variabel PMS pada penelitian ini menstruasi dan menghilang setelah darah haid
didapatkan yang terbanyak dari responden adalah keluar yang terjadi pada suatu tingkatan yang
yang mengalami PMS sebanyak 41 orang mampu mempengaruhi gaya hidup dan aktivitas
(58,6%). PMS merupakan keluhan-keluhan yang (Suparman, 2011).
biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari Hasil penelitian ini sejalan dengan
sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah penelitian yang dilakukan Mayyane (2011)
haid datang, walaupun kadang-kadang dimana sebagian besar (63,2%) responden
berlangsung terus sampai haid berhenti mengalami sindroma pra menstruasi (SPM).
(Wiknjosastro, 2005).
2. Analisis Bivariat .
a. Hubungan Stres dengan PMS
Tabel 2. Hubungan Stres dengan PMS pada Mahasiswa TK II SMT III Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Mataram
Variabel PMS Total OR p
Stres PMS Tidak PMS
n % n % n %
Stres 13 81,2 3 18,8 16 100 4,024 0,036
Tidak Stres 28 51,9 26 48,1 54 100
Jumlah 41 58,6 29 41,4 70 100

Tabel 2 menunjukkan dari 16 Faktor stres akan memperberat


responden yang mengalami stres menjelang gangguan PMS. Hal ini sangat mempengaruhi
menstruasi didapatkan sebagian besar (81,2%) kejiwaan dan koping seseorang dalam
mengalami PMS, dibandingkan yang tidak menyelesaikan masalah. Stres merupakan reaksi
mengalami PMS hanya (18,8%), sebaliknya tanggung jawab seseorang, baik secara fisik
dari 54 responden yang tidak stres, sebagian maupun psikologis karena adanya perubahan.
(51,9%) yang mengalami PMS dan sebagiannya kemarahan, kecemasan dan bentuk lain emosi
lagi (48, 1%) tidak mengalami PMS. merupakan reaksi stres. Menyatakan
Berdasarkan hasil uji chi Square ketegangan merupakan respon psikologis dan
didapatkan hasil p = 0,036 < dari 0,05 maka fisiologis seseorang terhadap stressor berupa
ada hubungan yang bermakna antara stres ketakutan, kemarahan, kecemasan, frustasi atau
dengan PMS dengan OR = 4,024 artinya orang aktivitas saraf otonom. (Rahajeng,2006).
yang stres akan mengalami PMS 4 kali lebih Sindrom pramenstruasi terjadi akibat
besar dari pada orang yang tidak stres. berbagai faktor yang salah satunya adalah

1490
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 2, AGUSTUS 2015

akibat perubahan hormonal yang terjadi menstruasi adalah interaksi yang kompleks
sebelum menstruasi. Terjadinya penurunan antara hormon, nutrisi esensial dan
kadar hormon estrogen setelah ovulasi dapat neurotransmitter yang dikombinasikan dengan
mempengaruhi neurotransmitter di otak stres psikologis. Jadi sindroma pra menstruasi
terutama serotonin. Serotonin memegang merupakan keadaan abnormalitas dari wanita
peranan dalam regulasi emosi. untuk beradaptasi terhadap perubahan fluktuasi
Gejala-gejala tersebut berupa hormonal bulanannya. Kehidupan yang penuh
gangguan fisik dan psikis. Keluhan fisik seperti stres akan memperparah gejala-gejala fisik
payudara terasa sakit atau membengkak, perut maupun psikologis dari sindroma pra
kembung atau sakit, sakit kepala, sakit sendi, menstruasi ini.
sakit punggung, mual, muntah, diare atau Hasil penelitian ini sejalan dengan
sembelit, dan tumbuhnya masalah kulit seperti penelitian yang dilakukan Damayanti (2013)
jerawat. Keluhan psikis meliputi depresi, yang menyatakan ada hubungan yang bermakna
sensitif, lekas marah, gangguan tidur, kelelahan, antara stres dengan PMS (p= 0,023) dan
lemah, dan kadang-kadang perubahan suasana penelitian yang dilakukan Mayyane (2011)
hati yang sangat cepat. dimana didaptkan hasil ada hubungan antara
Suheimi (2008), mengatakan bahwa stres dengan PMS (p= 0,000, r = 0,504).
penyebab terjadinya gejala sindroma pra
b. Hubungan Pola Makan dengan PMS
Tabel 3. Hubungan Antara Pola Makan Dengan PMS pada Mahasiswa TK II SMT III Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram
Pola Makan PMS Total α p
PMS Tidak PMS
n % n % n %
Baik 32 57,1 24 42,9 56 100 0,05 0,627
Tidak Baik 9 64,3 5 35,7 14 100
Jumlah 41 58,6 29 41,4 70 100

Tabel 3 menunjukkan dari 56 hasil p = 0,627 > dari 0,05 maka tidak ada
responden dengan Pola Makan yang baik hubungan yang bermakna antara Pola makan
menjelang menstruasi didapatkan lebih dari dengan PMS.
separuh (57,1%) mengalami PMS, Hasil penelitian ini sejalan dengan
dibandingkan yang tidak mengalami PMS penelitian Rosa Pratita (2013), yang
hanya (42,9%), sebaliknya dari 14 responden menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang
dengan pola makan tidak baik, sebagian besar bermakna antara derajat sindrom pramenstruasi
(64,3%) yang mengalami PMS dan sebagian dengan perilaku makan yang ditunjukkan
kecil (35, 7%) tidak mengalami PMS. dengan p = 0.132. Sebagian besar (54.1%)
Berdasarkan hasil uji chi Square didapatkan remaja putri dengan derajat sindrom

1491
Syajaratuddur Faiqah, Faktor-faktor yang Berhubungan

pramenstruasi ringan memiliki perilaku makan yang nyata dengan keluhan nyeri perut (Nagata,
yang sesuai dan 2 remaja putri dengan derajat 2005). Studi pada wanita penderita sindrom
sindrom pramenstruasi sedang memiliki pramenstruasi di Denmark yang dilakukan
perilaku makan yang tidak sesuai. Deutch (1995), menyatakan bahwa sayur-
Kebiasaan makan berpengaruh sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan
terhadap kejadian sindrom pramenstruasi. mengandung rendah lemak tetapi banyak
Makanan yang mengandung karbohidrat seperti mengandung asam lemak omega-3 yang relatif
roti, kentang, jagung, gandum, dan oat cukup besar. Asam lemak omega-3 dapat
membantu meringankan gejala sindrom menurunkan rasa sakit yang ditimbulkan saat
pramenstruasi terutama berkaitan dengan mood. menjelang menstruasi. Mengkonsumsi makanan
Karbohidrat dapat meringankan gejala sindrom rendah lemak dapat menurunkan keluhan nyeri
pramenstruasi karena karbohidrat berperan perut dan pembengkakkan pada penderita
dalam meningkatkan gula darah. Ketika tingkat sindrom pramenstruasi (Simon, 2003).
gula darah turun, tubuh mengeluarkan Wanita yang mengeluarkan darah
adrenalin yang menghentikan efektifitas cukup banyak ketika menstruasi, membutuhkan
hormon progesteron yang membantu konsumsi daging untuk mempertahankan level
penyembuhan gula darah (Mommies, 2005). besi. Wanita yang mengkonsumsi makanan
Mengurangi konsumsi makanan bergaram dapat rendah kandungan, mineral besi, kalsium, dan
menurunkan keluhan sindrom pramenstruasi magnesium memiliki resiko terkena sindrom
karena garam dapat menyebabkan penahanan pramenstruasi lebih tinggi dibandingkan wanita
air (retensi) dan pembengkakan pada perut. yang mengkonsumsi makanan yang cukup
Usaha dengan mengurangi asupan garam maka mengandung mineral besi, kalsium dan
rasa kembung dan sakit saat menjelang magnesium. Mineral besi, kalsium dan
menstruasi dapat berkurang. Memperbanyak magnesium banyak terdapat pada bahan pangan
makan makanan yang berserat seperti sayur sumber hewani. Dari sebuah studi diketahui
sayuran dan buah buahan dapat mengurangi bahwa wanita yang rutin menambah suplemen
keluhan sindrom pramenstruasi seperti sakit kalsium (1000 mg/hari) atau magnesium
kepala dan nyeri perut (Simon, 2003). (250mg/hari) pada pola makannya, lebih kecil
Hasil penelitian di Jepang beresiko mengalami PMS (London, 1991 dalam
menunjukkan bahwa konsumsi makanan Mazarina Devi, 2009).
mengandung rendah serat ditemukan hubungan

c. Hubungan Pola Olah Raga dengan PMS


Tabel 4. Hubungan Antara Pola Olah Raga Dengan PMS pada Mahasiswa TK II SMT III Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram

1492
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 9 NO. 2, AGUSTUS 2015

Olah Raga PMS Total α p


PMS Tidak PMS
n % n % n %
Rutin 25 61 16 39,0 41 100 0,05 0,627
Tidak Rutin 16 55,2 13 44,8 29 100
Jumlah 41 58,6 29 41,4 70 100

Tabel 4 menunjukkan dari 41 secara rutin, yaitu sebanyak 12 responden


responden dengan Pola Olahraga Rutin (72,7%) tidak ada mengalami PMS. Sedangkan
didapatkan sebagian besar (61,0%) mengalami 33 responden yang tidak melakukan olahraga
PMS, dibandingkan yang tidak mengalami PMS secara rutin 24 orang diantaranya ( 72,7 ) ada
hanya (39%), sebaliknya dari 29 responden mengalami PMS.
dengan pola olah raga tidak rutin, sebagian Olahraga berupa lari di katakan dapat
(55,2%) yang mengalami PMS dan sebagian mengurangi keluhan. Berolahraga dapat
lagi (44, 8%) tidak mengalami PMS. mengurangi stress dengan cara memilih waktu
Berdasarkan hasil uji chi Square didapatkan untuk keluar dari rumah dan pelampiasan untuk
hasil p = 0,627 > dari 0,05 maka tidak ada melepas marah atau kecemasan yang terjadi.
hubungan yang bermakna antara Pola Olah Defisiensi endorphin merupakan salah satu
Raga dengan PMS. penyebab PMS. Endorphin dibuat dalam tubuh
Faktor-faktor yang dapat dipengaruhi yang terlibat sensasi euphoria dan nyeri.
terjadinya sidrom pra haid adalah a). Olahraga dapat membuat hormon endorphin
Premenstrual syndrom lebih sering terjadi pada muncul yang membuat perasaan menjadi tenang
wanita yang pernah melahirkan beberapa anak, dan santai (Elvira, 2010 dalam Ifana Nashruna,
terutama bila mengalami kehamilan dengan 2012).
komplikasi seperti toksemia. b). Terlalu banyak Hasil penelitian ini berbeda dengan
mengkonsumsi gula, garam, kopi, teh, cokelat, penelitian yang dilakukan oleh Ifana Nashruna
minuman bersoda, produk susu, serta makanan (2012) yang menyatakan ada hubungan aktifitas
olahan. c). Bagi wanita yang mempunyai olah raga dengan kejadian Sindrom Pra
kebiasaan merokok dan minum alkohol. d). Menstruasi (p= 0,008, OR = 2,756) artinya
Kurang olahraga. e). Diabetes. responden yang tidak rutin berolahraga
Hasil Penelitian ini sejalan dengan berpeluang terjadi PMS 2,756 kali lebih besar
penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dibandingkan dengan responden yang rutin
(2013) yang menunjukkan bahwa tidak ada berolahraga.
hubungan antara pola olahraga dengan
KESIMPULAN DAN SARAN
premenstrual syndrome Di Stikes U‟Budyah
Banda Aceh, didapatkan nilai p value (0.056). Kesimpulan
Dari 21 responden yang melakukan olahraga

1493
Syajaratuddur Faiqah, Faktor-faktor yang Berhubungan

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari Herlina Tri Damailia, 2006, Pengaruh Pemberian
Vitamin B-Kompleks (B1,B2,B6 Kalsium
70 responden, yang tidak stres lebih banyak dari pada
Pantotenat, Dan Asam Nikotinat) Terhadap
yang mengalami stres menjelang menstruasi yaitu Kejadian Sindroma Premenstruasi Pada
Mahasiswa Semester II Dan IV Program
sebanyak 54 orang (77,1%). Pola Makan yang
Studi Kebidanan Magelang Politeknik
terbanyak adalah dengan Pola Makan Baik sebanyak Kesehatan Semarang.
56 Orang (80%). Olah Raga yang terbanyak adalah Ifana Nashruna, dkk, 2012, Hubungan Aktifitas
Olahraga dan Obesitas dengan kejadian
yang Rutin berolah raga sebanyak 41 orang (58,6).
PMS di Desa Pucangmiliran Tulung Klaten.
Ada hubungan yang bermakna antara stres http://www.jurnal.stikes-
aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/down
dengan PMS (p = 0,036 < dari 0,05), Tidak ada
load/33/30.
Hubungan antara Pola Makan dengan PMS (p =
Mayyane, Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan
0,627), serta tidak ada hubungan yang bermakna Kejadian Sindrom Pra Menstruasi Pada
antara Pola Olah Raga dengan PMS (p=0,627). Siswi Sma Negeri 1 Padang Panjang Tahun
2011, Skripsi,
Saran http://repository.unand.ac.id/17455/1/HUB
UNGAN_ANTARA_TINGKAT_STRES_
Bagi mahasiswa agar dapat meningkatkan DENGAN.pdf.
pengetahuan tentang sindroma pra menstruasi dan Mazarina Devi, 2009, Hubungan Kebiasaan Makan
Dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi
mengendalikan stres yang berlebih dengan Pada Remaja Putri, Teknologi Dan
mempelajari teknik-teknik relaksasi untuk Kejuruan, Vol. 32, No. 2, September 2009:
197-208,
meminimalkan stres. Bagi pihak pendidikan untuk http://journal.um.ac.id/index.php/teknologi-
memberikan informasi-informasi yang lengkap dan kejuruan/article/viewFile/3101/461.
bermanfaat tentang manajemen stres dan kesehatan Rante Allo Sambara dkk, 2007, Hubungan Konsumsi
Vitamin B6 dengan kejadian PMS pada
reproduksi.
Mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes
Mataram, Jurnal Kesehatan Prima.
DAFTAR PUSTAKA Rosa Pratita Dwi Pratiwi Putri, 2013, Hubungan
Antara Derajat Sindrom Pramenstruasi Dan
Anityo, Nuril Nikmawati & Tri Warsono, 2009, Aktivitas Fisik Dengan Perilaku Makan
Pengaruh Pemberian Vitamin B-Kompleks Pada Remaja Putri
(B1, B2, B6, Kalsium Pantotenat, Asam http://eprints.undip.ac.id/41848/1/567_Rosa
Nikotinat) Terhadap Kejadian Sindroma _Pratita_Dwi_Pratiwi_Putri_G2C009050.pd
Premenstruasi Pada Mahasiswa Prodi
Kebidanan Magelang. f.

Damayanti, 2013, Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Premenstrual Syndrom Pada
Mahasiswa D-Iv Kebidanan Di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan U’budiyah Banda
Aceh,
http://180.241.122.205/dockti/SITI_DAMA
YANTI-skripsi_maya.pdf.

1494

Anda mungkin juga menyukai