Anda di halaman 1dari 102

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Studi Kasus Pada Koperasi Susu “Warga Mulya” DIY

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen

Oleh:

Valentinus Windi Erlangga


NIM: 022214043

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Studi Kasus Pada Koperasi Susu “Warga Mulya” DIY

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen

Oleh:

Valentinus Windi Erlangga


NIM: 022214043

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010

i
ii
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN

IMAN akan membuat sesuatu menjadi mungkin.


PENGHARAPAN akan membuat segala sesuatu menjadi
cerah.
KASIH akan membuat sesuatu menjadi mudah.

Kau mungkin saja kecewa jika percobaanmu gagal, tetapi


kau pasti takkan berhasil jika tidak mencoba.
(Beferly Sills)

Kesuksesan hanyalah suatu titik kecil diatas puing-puing


kegagalan. Maka benahi dulu puing-puing kegagalan yang
ada niscaya kesuksesan akan teraih tanpa kita sadari.
(Bob Sadino)

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

• Tuhan Yesus Kristus

• Bapak Sugiarto dan Ibu Yulia

Sutari

• Saudara-saudaraku tercinta

• Temen dan sahabat-sahabatku

tersayang

• Buat diriku sendiri

iv
PERN
NYATAAN
N KEASL
LIAN KAR
RYA

S
Saya menyaatakan dengaan sesungguuhnya bahwaa skripsi yaang saya tuliis ini tidak

m
memuat karyya atau bagiian karya orrang lain, keecuali yang ttelah disebuttkan dalam

k
kutipan dan daftar pustaaka.

Yoggyakarta, 24
4 Mei 2010

Penuulis

Valeentinus Winddi Erlangga

v
L
LEMBAR PERNYATA
P AAN PERS
SETUJUAN
N PUBLIKA
ASI KARYA
A ILMIAH

UNT
TUK KEPE
ENTINGAN
N AKADEM
MIS

Yang bertaanda tangan dibawah


d ini,, saya mahassiswa Univerrsitas Sanataa Dharma:

Nam
ma : Valeentinus Winddi Erlangga
Nom
mer mahasisw
wa : 0222214043

D
Demi pengeembangan ilmu pengetaahuan, saya memberikann kepada Peerpustakaan
U
Universitas Sanata Dharrma karya ilm
miah saya yaang berjudull:

A
ANALISIS L
LAPORAN KEUANGA
AN UNTUK
K MENILAII
KIN
NERJA KEU
UANGAN PERUSAHA
P AAN
Studi kasuss pada Koperasi Susu “Warga
“ Mu
ulya” DIY

B
Beserta peraangkat yang diperlukan (bila ada), dengan
d demiikian saya memberikan
m
k
kepada Perrpustakaan Universitas Sanata Dharma
D hakk untuk menyimpan,
m
m
mengalihkan ntuk media lain, mengeelolanya dallam bentuk pangkalan
n dalam ben
d
data, mendisstribusikan secara
s terbaatas, dan mempublikasikkannya di innternet atau
m
media lain untuk kepeentingan akkademis tanp
pa perlu m
meminta ijin dari saya
m
maupun meember royaltty kepada saya
s selama tetap menccantumkan nama
n saya
s
sebagai penuulis.

D
Demikian peernyataan ini saya buat ddengan sebennarnya.

Y
Yogyakarta,
, 24 Mei 20110
Y
Yang menyaatakan

V
Valentinus W
Windi Erlanggga

vi
ABSTRAK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA


KEUANGAN PERUSAHAAN
Studi kasus pada Koperasi Susu “Warga Mulya” DIY

Valentinus Windi Erlangga


Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan Koperasi Susu


“Warga Mulya” apabila ditinjau dari segi likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan
rentabilitas dari tahun 2004 sampai tahun 2008.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis yang dipergunakan adalah dengan perhitungan
analisis rasio keuangan.
Penelitian dilaksanakan di Koperasi Susu “Warga Mulya” DIY pada bulan
Februari sampai Maret 2010.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat diketahui bahwa
kinerja keuangan Koperasi Susu “Warga Mulya” selama tahun 2004 sampai
tahun 2008 dalam keadaan likuid, tidak ada resiko, aktivitasnya bagus dan
memperoleh keuntungan.

vii
ABSTRACT

FINANCIAL REPORT ANALYSIS TO EVALUATE COMPANY


FINANCIAL PERFORMANCE
A Case Study at “Warga Mulya” Milk Cooperation DIY

Valentinus Windi Erlangga


Sanata Dharma University
Yogyakarta
2010

This research was aimed to identify the financial performance of the


“Warga Mulya” Milk Cooperation, based on liquidity, solvability, activity, and
rentability between 2004 to 2008.
The data collection techniques used were interview and documentation.
Analysis techniques used were financial ratios analysis.
The research was held in “Warga Mulya” Milk Cooperation DIY from
February up to March 2010.
Based on the data analysis , it can be identified that financial performance
of “Warga Mulya” Milk Cooperation between 2004 to 2008 were liquid, solvable,
active and profitable.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa di surga atas segala berkat dan rahmatNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “ANALISIS LAPORAN

KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan

tanpa bantuan dan dukungan dari pihak lain, oleh karena itu dengan ketulusan hati

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si, Akt.,Q.I.A. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Unuversitas Sanata Dharma.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE, M.B.A. selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Dra. Diah Utari, BR, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar

telah berkenan memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan dari awal

sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan sekripsi ini.

4. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M. selaku Dosen Pembimbing II yang dengan

sabar telah berkenan memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan dari

awal sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan sekripsi ini.

5. Bapak A. Yudi Yuniarto S.E.,M.B.A, selaku dosen Penguji yang telah

bersedia mendampingi penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini.

ix
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya dan mendidik penulis

sehingga berguna untuk masa depan penulis.

7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

yang telah memberikan banyak hal yang sangat berharga kepada penulis.

8. Seluruh pengurus Koperasi Susu “Warga Mulya” DIY yang telah

memberikan ijin kepada penulis, sehingga penulis dapat melakukan

penelitian.

9. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah banyak memberikan dukungan baik

moral maupun sepiritual dalam penyelesaian sekripsi ini. Terima kasih atas

doa, perhatian dan cinta yang tak pernah berhenti aku terima. Dukunganmu

adalah motivasi terbesarku untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Kakak-kakakku: Mas Ari (Doyok) dan Mbak Kunthi, makasih atas bantuan

dan pinjaman laptopnya(sory sudah ganggu kesibukan kalian), Mas Angga,

Mas Adi (Weweng) dan Lina, makasih atas bantuan, semangat dan doanya.

11. Buat Arlin Meylina Zhari yang telah membantu dalam segala hal dan

memberi semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Temen-temen satu perjuangan: Anton, Andi Sukianto, Erni yang sama-sama

berjuang untuk menyelesaikan sekripsi pada waktu yang sudah ditentukan,

yang telah membantu, memberi dorongan dan semangat untuk menyelesaikan

skripsi ini.

x
13. Temen-temen MAN
N 2002: Aggus, Welly, Sandra, Waawan dan tem
men-temen

yang laainya yang tidak


t dapat penulis sebbutkan satu persatu, maakasih atas

bantuann, dorongan semangat


s daan doanya.

14. Teman-teman di kaampus yang masih kuliah


h atau pun yyang sudah lulus,
l yang

selalu memberi
m sem
mangat untukk segera mennyelesaikan skripsi
s ini.

15. Semua temen-temeen, sahabat, saudara, dan semua pihak


p yang tidak bisa

penulis sebutkan satu


s persatuu yang telahh membantuu dalam peenyelesaian

skripsi ini.
i

Penulis menyadari bahwa skrippsi ini jauh dari


d kata-kaata sempurnaa, sehingga

m
masih perlu dikaji dan dikembangka
d an secara leb
bih lanjut. O
Oleh karena itu,
i penulis

s
sangat menggharapkan saaran dan kritik yang dappat menjadikkan skripsi ini
i menjadi

l
lebih baik daan bermanfaaat bagi semuua pihak yan
ng membutuhhkan.

Yoggyakarta, 24
4 Mei 2010

Penuliss

Valeentinus Winddi Erlangga

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN............................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................... v
PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................................................. vi
ABSTRAK................................................................................................. vii
ABSTRACT.............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR............................................................................... ix
DAFTAR ISI............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL..................................................................................... xv
DAFTAR KURVA................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 3
C. Batasan Masalah................................................................................. 3
D. Tujuan Penelitian................................................................................ 3
E. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4
F. Sistematika Penulisan.......................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI................................................................ 7


A. Laporan Keuangan.............................................................................. 7
1. Pengertian Laporan Keuangan................................................ 7
2. Arti Penting Laporan Keuangan............................................. 8

xii
3. Tujuan Laporan Keuangan..................................................... 8
4. Pemakai Laporan Keuangan................................................... 9
5. Jenis Laporan Keuangan......................................................... 12
6. Keterbatasan Laporan Keuangan............................................ 14

B. Analisis Laporan Keuangan................................................................ 16


1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan.................................. 16
2. Prosedur Analisis.................................................................... 17
3. Metode Analisis...................................................................... 17
4. Teknik Analisis....................................................................... 18
5. Analisis Rasio Keuangan....................................................... 20
a. Rasio Likuiditas................................................................. 21
b. Rasio Solvabilitas............................................................... 22
c. Rasio Aktivitas................................................................... 23
d. Rasio Rentabilitas.............................................................. 24
6. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan................................ 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................ 29


A. Jenis Penelitian................................................................................... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 29
C. Subjek dan Objek Penelitian .............................................................. 29
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran................................................... 30
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 32
F. Sumber Data....................................................................................... 33
G. Teknik Analisis Data.......................................................................... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.................................. 36


A. Sejarah Berdirinya Koperasi............................................................... 36
B. Lokasi Koperasi.................................................................................. 39
C. Struktur Organisasi ............................................................................ 41

xiii
D. Visi, Misi, Motto, Program dan Modal Koperasi............................... 44
E. Letak Geografis Koperasi................................................................... 49
F. Produksi.............................................................................................. 50

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.............................. 55


A. Analisis Data....................................................................................... 55
1. Rasio Likuiditas...................................................................... 55
2. Rasio Solvabilitas................................................................... 59
3. Rasio Aktivitas....................................................................... 63
4. Rasio Rentabilitas................................................................... 66

B. Pembahasan......................................................................................... 70

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN............... 74


A. Kesimpulan......................................................................................... 74
B. Keterbatasan Penelitian...................................................................... 75
C. Saran .................................................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA.
LAMPIRAN.

xiv
DAFTAR TABEL

Table V.1 Perhitungan Current Ratio........................................................ 55


Table V.2 Perhitungan Quick Ratio........................................................... 57
Table V.3 Perhitungan Total Debt to Equity Ratio................................... 59
Table V.4 Perhitungan Total Debt to Total Capital Asset......................... 61
Table V.5 Perhitungan Total Asset Turnover............................................ 63
Table V.6 Perhitungan Working Capital Turnover................................... 64
Table V.7 Perhitungan Net Profit Margin................................................. 66
Table V.8 Perhitungan ROI....................................................................... 67
Table V.9 Perhitungan Rate of Return for The Owners............................ 69
Table V.10 Perhitungan Hasil Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan
Rentabilitas............................................................................... 70

xv
DAFTAR KURVA

Grafik V.1 Perhitungan Current Ratio...................................................... 57


Grafik V.2 Perhitungan Quick Ratio......................................................... 58
Grafik V.3 Perhitungan Total Debt to Equity Ratio ................................. 60
Grafik V.4 Perhitungan Total Debt to Total Capital Asset ...................... 61
Grafik V.5 Perhitungan Total Asset Turnover ......................................... 63
Grafik V.6 Perhitungan Working Capital Turnover ................................. 65
Grafik V.7 Perhitungan Net Profit Margin ............................................... 67
Grafik V.8 Perhitungan ROI ..................................................................... 68
Grafik V.9 Perhitungan Rate of Return for The Owners .......................... 69

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam persaingan global pada saat ini sangat mempengaruhi

kondisi perekonomian dalam suatu perusahaan. Perusahaan harus mampu

menjaga kelangsungan usahanya untuk mengatasi persaingan yang ada

untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Kemampuan

perusahaan dalam menghadapi persaingan dan mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan sangat di pengaruhi oleh kondisi

keuangan .

Perusahaan yang kondisi keuangannya buruk/ tidak sehat akan

lemah dalam menghadapi persaingan yang ada dan akan mengalami

kesulitan dalam kelangsungan hidup perusahaan. Untuk itu setiap

perusahaan harus mengusahakan kondisi keuanganya selalu dalam kondisi

yang sehat.

Untuk mengetahui kondisi dan perkembangan perusahaan yang

baik, perlu adanya suatu analisis, sehingga dapat diketahui apakah

tindakan atau kebijakan yang di lakukan perusahaan sudah ditempuh

dengan baik atau belum. Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui

kinerja atau kondisi suatu perusahaan adalah laporan keuangan.

Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan

perubahaan posisi keuangan. Dengan neraca kita dapat mengetahui harta,

1
2

utang, dan modal yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.

Sedangkan laporan laba-rugi menggambarkan besarnya pendapatan, biaya-

biaya, pajak, dan laba suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Dari

laporan neraca dan laporan laba-rugi akan dijadikan dasar untuk menyusun

rasio-rasio keuangan. Rasio-rasio tersebut akan mencerminkan kinerja

keuangan dalam suatu perusahaan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai

“suatu hasil yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan

kerja”(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995: 503). Sedangkan berkinerja

munurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah “kemampuan dengan

menggunakan tenaga” (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jadi dapat

disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah kemanpuan kerja manajemen

dalam mencapai prestasi kerja diukur dari rasio keuangan.

Disamping itu dalam mempertahankan eksistensi perusahaan para

pengusaha menggunakan analisis laporan keuangan yang ada. Analisis

laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui keadan dan perkembangan

perusahaan dari setiap tahunnya. Perkembangan suatu perusahaan dapat

dikatakan baik jika perusahaan itu mampu melaksanakan kegiatanya

dengan efektif dan efisien serta didukung dengan pengelolaan yang baik

untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan dapat tumbuh

dengan menghasilkan laba bagi perusahaan.


3

Dengan menganalisis laporan keuangan dari perusahaan, pihak-

pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut dapat

menggunakanya untuk pengambilan keputusan.

Berdasarkan uraian diatas, serta mengingat pentingnya

permasalahaan dalam setiap usaha, maka judul yang diambil dalam

penulisan penelitian ini adalah: “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana kinerja keuangan Koperasi Susu Warga Mulya DIY

apabila dilihat dari segi likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan rentabilitas ?

C. Batasan Masalah

Berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, penulis membatasi

pada perhitungan neraca dan laporan laba-rugi mulai tahun 2004 sanpai

dengan tahun 2008 serta analisis laporan keuangan yang terdiri dari rasio

likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio rentabilitas.

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kinerja keuangan Koperasi Susu Warga Mulya

DIY apabila ditinjau dari segi likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan

rentabilitas .
4

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dan membantu

manajemen perusahaan sebagai bahan evaluasi dan dapat

digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan dibidang

keuangan di masa mendatang.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan

berguna sebagai salah satu referensi bagi pembaca yang tertarik

untuk topik yang serupa dalam bidang keuangan.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penulis sebagai sarana

penerapan teori-teori sekaligus menambah pengetahuan dan

wawasan berfikir.

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan secara ringkas.


5

BAB II Landasan Teori

Bab ini akan menguraikan tentang teori-teori yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti sebagai dasar untuk mengolah data

yang diperoleh.

BAB III Metode Penelitian

Pada bagian ini menjelaskan mengenai jenis penelitian yang di

lakukan, lokasi penelitian, data dan sumber data yang di perlukan,

variabel-variabel, objek dan subjek dalam penelitian, metode

pengumpulan data serta analisis yang digunakan untuk

menganalisis data yang ada.

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang gambaran umum perusahaan

yang meliputi sejarah perkembangan perusahaan, permodalan, visi

dan misi, lokasi perusahaan, struktur organisasi perusahaan,

personalia pemasaran, hubungan perusahaan.

BAB V Analisis Data Dan Pembahasan

Bab ini menguraikan hasil penelitian setelah dilakukan analisis

data yang telah dikumpulkan baik dari studi dokumentasi sebagai

data primer maupun dari wawancara dan dari literatur lainya

sebagai data sekunder.

BAB VI Kesimpulan, Keterbatasan Dan Saran

Dalam bab ini mengemukakan kesimpulan yang diperoleh setelah

melakukan penelitian sampai pada pembahasan permasalahaan


6

yang ada. Keterbatasan- keterbatasan yang penulis peroleh dari

awal penelitian sampai pada akhir penulisan. Saran-saran yang

mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi

perusahan yang diteliti.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntasi

Keuangan SAK (Ikatan Akuntansi Indonesia,2002: 4), adalah:

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan

yang lengkap, biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan

posisi keuangan, catatan, dan laporan lain serta materi penjelasan yang

merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga

termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan

laporan tersebut.

Menurut Myer yang tercantum dalam bukunya Financial statement

Analysis (Munawir, 2004:5) Laporan keuangan adalah :

“ Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu
perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi
keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Pada waktu
akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan
untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba
yang tidak dibagikan (laba ditahan)”.

Menurut Darsono dan Ashari (2005:46)

“ Laporan keuangan dapat dijadikan jendela untuk melihat kondisi


didalam perusahaan. Dengan melihat dari jendela akan ditemukan
tanda-tanda permasalahan dan kondisi umum perusahaan.”

7
8

2. Arti Penting Laporan Keuangan

Menurut Prof.Dr Bambang Riyanto :

Laporan Finansial adalah memberikan ikhtisar mengenai keadaan

financial suatu perusahaan, dimana neraca mencerminkan nilai aktiva,

hutang, dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan laba-

rugi mencerminkan hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu.

3. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan dari laporan keuangan menurut SAK (Ikatan Akuntansi

Indonesia, 2002: 4) adalah:

Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja

serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi

keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas

kemampuan perusahaandalam menghasilkan kas dan waktu serta

kepastian dari hasil tersebut. Posisi keuangan perusahaan di pengaruhi

oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan

solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan

lingkungan. Informasi kinerja perusahaan, terutama prfitabilitas

diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi

yang mungkin dikendalikan di masa depan, sehingga dapat

memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas serta


9

untuk merumuskan efektivitas perusahaan dalam memenfaatkan

tambahan sumber daya.

Tujuan laporan keuangan menurut Husnan (1995: 231) :

a. Tujuan umum:

1) Untuk memberikan informasi keuangan secara kualitatif yang

dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

2) Menyajikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi

keuangan perusahaan.

3) Menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para

pemakai dan menafsirkan kemampuan atau potensi perusahaan

dalam menghasilkan laba.

b. Tujuan kualitatif

1) Relevan, artinya relevansi suatu informasi yang harus di

hubungkan dengan maksud penggunaanya.

2) Dapat dimengerti, artinya informasi dari laporan keuangan

dapat dipahami oleh pengguna.

3) Dapat di uji, artinya informasi harus dapat diuji kebenaranya

oleh para pengukur yang independent.

4. Pemakai Laporan Keuangan

Pemakai laporan keuangan meliputi para investor dan calon

investor, kreditor, pemasok, kreditur usaha lainnya, pelanggan,

pemerintah dan lembaga lainnya, karyawan dan masyarakat, dan

shareholder (para pemegang saham).


10

Berdasarkan SAK (2002 : 2), para pemakai laporan keuangan adalah :

1. Investor

Para investor berkepentingan terhadap resiko yang melekat dan

hasil pengembangan dari investasi yang dilakukannya. Investor ini

membutuhkan informasi untuk menentukan apakah harus membeli,

menahan atau menjual investasi tersebut. Selain itu, mereka juga

tertarik pada informasi yang memungkinkan melakukan penilaian

terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.

2. Kreditur

Para kreditur tertarik dengan informasi keuangan yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta

bunganya dapat di bayar pada saat jatuh tempo.

3. Pemasok dan kreditur usaha lainnya

Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik pada informasi yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang

terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

4. Shareholder

Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi mengenai

kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh,

dan penambahan modal untuk business plan berikutnya.

5. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai

kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlihat


11

dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada

perusahaan.

6. Pemerintah

Pemerintah dan lembaga yang berada dibawah kekuasaanya

berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya

berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu , mereka

juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,

menetapkan kebijakaan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun

statistic pendapatan nasional.

7. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik

pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.

Mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka

melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan memberikan

balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

8. Masyarakat

Masyarakat dapat mengetahui kontribusi yang diberikan oleh

perusahaan terhadap perekonomian nasional melalui laporan

keuangan.
12

5. Jenis Laporan Keuangan

a. Neraca

Menurut Munawir (2004 : 13) neraca adalah :

“ Laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari


suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah
untuk menunjukan posisi keuangan pada suatu perusahaan pada
suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu buku-buku di tutup dan
ditentukan sisanya pada suatu tahun fiscal atau tahun kalender,
sehingga neraca sering disebut Balance sheet “

Menurut Darsono dan Ashari (2005:18)

“Neraca adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada


tanggal tertentu seperti yang tertera dalam neraca. Jadi, kondisi
yang dijelaskan dalam neraca adalah kondisi dalam tanggal
tertentu. Artinya saldo pada tanggal tertentu. Biasanya neraca
dibuat per 31 Desember, atau tiap akhir bulan. Pada perusahaan
tertentu sudah dapat menyajikan neraca harian”

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) komponen Neraca

adalah : (Darsono dan Ashari 2005:18)

1. Aktiva (asset) yang terdiri atas Aktiva lancar, Aktiva Tetap, dan
Aktiva lain-lain;
2. Kewajiban (liability) dan Ekuitas (equity). Kewajiban yang
terdiri atas Kewajiban jangka pendek dan Kewajiban jangka
panjang. Ekuitas adalah hak pemilik baik dari setoran modal
ataupun laba yang belum dibagi.
13

b. Laporan Laba-Rugi

Laporan laba-rugi adalah laporan yang sistematis tentang

penghasilan, biaya rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan

selama periode tertentu. (Munawir, 2004:26)

Menurut Darsono dan Ashari (2005:20) Laporan laba rugi

merupakan akumulasi aktifitas yang berkaitan dengan pendapatan

dan biaya selama peride waktu tertentu, misalnya bulanan atau

tahunan.

c. Laporan Aliran Kas

Laporan aliran kas memberikan informasi mengenai aliran dana

perusahaan, lebih jauh lagi untuk memberi informasi mengenai

likuiditas perusahaan, flexibilitas keuangan perusahaan, dan

kemampuan operasional perusahaan. (Hanafi, 2007: 59)

d. Laporan Perubahan Ekuitas

Merupakan suatu perubahan laporan atau mutasi laba yang di tahan

yang merupakan bagian dari pemilik perusahaan untuk suatu

periode tertentu. Dalam laporan laba ditahan ditunjukan laba tidak

dibagi awal periode, ditambah laba yang tercantun pada laporan

laba-rugi dan dikurangi dengan deviden yang diumumkan selama

periode tertentu.

Menurut Darsono dan Ashari (2005:24) Laporan Perubahan

Ekuitas menjelaskan perubahan modal, laba ditahan, agio/disagio.


14

Laporan ini menggambarkan saldo dan perubahan hak si pemilik

yang melekat pada perusahaan.

6. Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2004: 9-10) Dengan memperhatikan sifat-sifat

laporan keuangan tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara

lain :

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya

merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu

tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan

yang final. Karena. itu semua jumlah-jumlah atau hal-hal yang

dilaporkan dalarn laporan keuangan tidak menunjukkan nilai

likwidasi atau realisasi dimana dalam interim report ini

terdapat/terkandung pendapat-pendapat pribadi (personal

judgment) yang telah dilakukan oleh Akuntan atau Management

yang bersangkutan.

2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang

kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar

penyusunannya dengan standard nilai yang mungkin berbeda atau

berubah-ubah. Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep going

concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus

sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau


15

harga perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva

tetap tersebut sebesar akumulasi depresiasinya. Karena. itu angka

yang tercantum dalarn laporan keuangan hanya merupakan nilai

buku (book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar

sekarang maupun nilai gantinya.

3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi

keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang

lalu, dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin

menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga

kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum

tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin

besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang

tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harga.

Jadi suatu analisa dengan memperbandingkan data beberapa tahun

tanpa membuat penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan

diperoleh kesimpulan yang keliru (misleading).

4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang

dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan

karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan

uang (dikwantifisir); misalnya reputasi dan prestasi perusahaan,

adanya beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau adanya

kontrak-kontrak pembelian maupun penjualan yang telah disetujui,

kemampuan serta integritas manajernya dan sebagainya.


16

B. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah mengadakan analisis/interpretasi

terhadap laporan keuangan suatu perusahaan atau sebagai proses/ cara

menilai prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan.

Ukuran dalam mengadakan analisis laporan keuangan adalah rasio

yang menunjukan hubungan antara dua data keuangan.

Analisis laporan keuangan ada dua jenia yaitu :

1. Ratio Historis yaitu perbandingan rasio sekarang dengan rasio

waktu yang akan datang.

2. Ratio Industri yaitu perbandingan rasio suatu perusahaan dengan

perusahaan lain yang sejenis untuk waktu yang sama.

Menurut Hanafi dan Halim (2007:5)

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya


karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan
tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan

Peranan :

a. Untuk mengidentifikasi keadaan ekonomi dan kondisi bisnis yang

terjadi.

b. Untuk mengidentifikasi strategi perusahan dalam memilih bisnis

yang bersaing.

c. Memahami pentingnya konsep dan prinsip laporan keuangan yang

digunakan untuk menghitung rasio keuangan.


17

Tujuan : Mengetahui kondisi dan prestasi yang telah dicapai

perusahaan yang digambarkan melalui catatan-catatan laporan

keuangan.

2. Prosedur Analisis

a. Memahami tabel data keuangan perusahaan.

b. Memahami kondisi yang berpengaruh pada perusahaan.

c. Mempelajari dan mereview laporan keuangan.

d. Menganalisis laporan keuangan

3. Metode Analisa

Menurut Munawir (2004 : 36) ada dua metode analisa yang digunakan

oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu:

a. Analisa Horisontal

Analisis Horisontal adalah analisa dengan mengadakan

pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau

beberapa saat. Sehingga akan diketahui perkembangannya, metode

ini disebut juga metode dinamis.


18

b. Analisis Vertikal

Analisis Vertikal apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya

meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan

memperbandingkan antar pos yang satu dengan pos yang lainnya

dalam dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan

diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.

Metode ini disebut juga metode analisa statis karena kesimpulan

yang diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui

perkembangannya.

4. Teknik Analisa

Menurut Munawir (2004:36), Teknik analisa yang biasa digunakan

dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan

teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan

untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan :

1) Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.

2) Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.

3) Kenaikan atau penurunan dalam prosentase.

4) Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio.

5) Prosentase dari total.

b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan

yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis),


19

adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi

dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi

tetap, naik atau bahkan turun.

c. Laporan dengan persentase perkomponen atau common size

statement, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui

prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total

aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan

komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah

penjualannya .

d. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisa

untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja

atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam

periode tertentu.

e. Analisa Sumber dan Penggunaan Kas (Cash flow statement

analisys), adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab

berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-

sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.

f. Analisa Ratio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui

hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi

secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

g. Analisa Perubahan Laba Kotor (gross profit analysis), adalah suatu

analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu

perusahaan dari suatu periode ke periode yang lain atau perubahan


20

laba kotor sautu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk

periode tersebut.

h. Analisa Break-Even, adalah suatu analisa untuk menentukan

tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar

perusahaan tersebut tidak menderit kerugian, tetapi juga belum

memperoleh keuntungan. Dengan analisa break-even ini juga juga

akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk

berbagai tingkat penjualan.

5. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Hanafi dan Halim (2007:76) Rasio-rasio keuangan pada

dasarnya disusun dengan menggabung-gabungkan angka-angka di

dalam atau antara laporan laba-rugi dan neraca, rasio-rasio keuangan

menghilangkan pengaruh ukuran dan membuat ukuran bukan dalam

angka absolut, tetapi dalam angka relatif.

Penggolongan jenis-jenis analisis rasio keuangan menurut Darsono

dan Ashari (2005:51) yang digunakan untuk menganalisis kinerja

perusahaan adalah rasio Neraca (likuiditas dan solvabilitas), rasio laba

rugi (profitabilitas), rasio neraca aktivitas.


21

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis rasio :

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah suatu rasio keuangan yang menunjukan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban

jangka pendek yang harus dipenuhi. Pada prinsipnya, semakin

tinggi rasio likuiditas, maka semakin baik kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.

Suatu perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk membayar

kewajiban jangka pendeknya disebut perusahaan likuid, sedangkan

perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban jangka

pendeknya disebut perusahaan yang illikuid. Dua rasio yang sering

digunakan adalah:

1. Current Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan

hutang lancar.

Semakin tinggi CR maka semakin mampu perusahaan

membayar kewajiban financial jangka pendeknya. Rumus yang

di gunakan adalah:

AktivaLancar
CurrentRatio =
Hu tan gLancar

Current Ratio di katakan baik apabila mempunyai perbandingan

2:1 atau dengan rasio 200%.

2. Quick Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dikurangi

persediaan dengan hutang lancar.


22

Semakin tinggi QR maka semakin mampu perusahaan

membayar kewajiban finansial jangka pendeknya. Rumus yang

digunakan adalah:

AktivaLancar − Persediaan
QuickRatio =
Hu tan gLancar

Perusahaan yang mempunyai Quick Ratio kurang dari 100%

atau 1:1 dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya. Semakin

tinggi rasio ini semakin baik likuiditas perusahaan yang

bersangkutan.

b. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas adalah suatu rasio keuangan yang menunjukan

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya

apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

Solvabilitas suatu perusahaandapat diukur dengan membandingkan

antara total hutang dengan jumlah aktiva yang dinyatakan sebagai

berikut:

1. Total Debt to Equity Ratio

Total debt to equity ratio merupakan perbandingan antara

hutang lancar dan hutang jangka panjang dengan jumlah modal

sendiri.

Hu tan gLancar + Hu tan gJangkaPendek


TotalDebtt oEquityRat io =
JumlahModa lSendiri

Rasio ini dikatakan semakin baik apabila semakin rendah

rasionya karena penggunaan hutang yang lebih rendah untuk


23

mendanai aktiva. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan modal

sendiri lebih besar untuk memenuhi total kewajiban perusahaan.

2. Total Debt to Total Capital Assets

Total Debt to Total Capital Assets merupakan perbandingan

antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dengan jumlah

modal/aktiva.

Hu tan gLancar + Hu tan gJangkaPanjang


TotalDebtt oTotalCapi talAssets =
JumlahModa l / Aktiva

Semakin rendah rasio ini dikatakan semakin baik bagi

perusahaan. Karena prontase yang semakin tinggi dari rasio ini,

cenderung semakin besar pula resiko keuangan bagi kreditur

maupun pemegang saham (Sawir 2001:12).

c. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang dimaksud untuk mengukur

sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan

sumber-sumber dananya. Rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan dana yang

tersedia yang tercermin dalam perputaran modalnya. Ada beberapa

cara dalam menentukan rasio aktivitas diantaranya:

1. Total Assets Turnover

Total assets turnover merupakan rasio antara jumlah aktiva yang

digunakan dalam operasi perusahaan terhadap jumlah penjualan

yang diperoleh selama periode tertentu.


24

PenjualanN etto
TotalAsset sTurnover =
JumlahAkti va

Semakin tinggi rasio perputaran total aset menunjukan

pengelolaan asset perusahaan yang semakin baik.

2. Working Capital Turnover

Working capital turnover merupakan hubungan antara modal

kerja dengan penjualan dan menunjukan banyaknya penjualan

yang dapat diperoleh perusahaan tiap rupiah modal kerja.

PenjualanNetto
WorkingCapitalTurnover =
AktivaLancar − Hu tan gLancar

d. Rasio Rentabilitas

Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu.

Rentabilitas juga dianggap paling baik sebagai alat pengukur hasil

pelaksanaan karena memiliki cirri-ciri sebagai barikut:

1. Rentabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai

alternatif investasi sesuai dengan tingkat resiko masing-masing,

atau dengan kata lain semakin besar resiko suatu penanaman

modal dituntut rentabilitasnya yang semakin tinggi.

2. Rentabilitas menggambarkan tingkat laba yang dihasilkan sesuai

jumlah modal yang ditanamkan karena rentabilitasnya

dinyatakan dalam angka relative (%).


25

Ada berbagai cara yang digunakan untuk menentukan rasio

rentabilitas diantaranya:

1. Net Prifit Margin

Rasio yang digunakan untuk mengetahui keuntungan bersih dari

setiap penjualan dan merupakan perbandingan antara laba bersih

dengan penjualan.

KeuntunganNettoSetelahPajak
Net Pr ofitM arg in =
PenjualanNetto

Semakin besar prosentase rasio ini menunjukan bahwa semakin

besar pula keuntungan neto dari setiap satuan uang penjualan.

2. Return On Invesment (ROI)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang

diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan

keuntungan netto dan merupakan perbandingan antara laba

bersih dengan total aktiva.

LabaBersih
ROI =
TotalAktiva

3. Rate of returnfor the owners (rate of return on net worth)

Rasio ini digunakan ntuk mengukur kemampuan dari modal

sendiri untuk menghasilkan keuntungan netto dan merupakan

perbandingan antara laba bersih dengan total modal sendiri.

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

Keuntungan NettoSetelahPajak
RateOf Re turnForThe Owners =
TotalModal Sendiri
26

6. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai

suatu hasil yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan

kerja (tentang peralatan)(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995: 503).

Sedangkan berkinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah

kemampuan dengan menggunakan tenaga. Jadi dapat disimpulkan

bahwa kinerja keuangan adalah kemampuan kerja manajemen dalam

mencapai prestasi kerja diukur dari rasio keuangan.

Menurut Helfert (1994:67) terdapat berbagai teknik analisis

keuangan yang dapat dipergunakan untuk melakukan penilaian kinerja

keuangan sebuah perusahaan, salah satunya adalah rasio keuangan,.

Akan tetapi, perlu disadari bahwa teknik yang berbeda akan sesuai

untuk tujuan yang berbeda, untuk itu sebelum suatu analisis

dilakukan, analis harus mendefinisikan secara jelas unsur-unsur

berikut ini:

- Sudut pandang yang diambil

- Tujuan analisis

- Standar perbandingan yang potensial

Berdasarkan sudut pandang yang diambil, terdapat beberapa

individu dan kelompok yang berbeda yang berkepentingan atas

keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan tertentu. Beberapa

kelompok paling utama adalah :

- Pemilik (investor)
27

- Manajer

- Pemberi pinjaman (kreditur)

- Karyawan

- Organisasi pekerja

- Agen pemerintah

- Masyarakat umum (publik)

Pihak yang paling dekat bertanggung jawab atas kinerja

perusahaan adalah pihak manajemen, dimana manajer bertanggung

jawab atas efisiensi operasi profitabilitas jangka pendek dan panjang,

serta penggunaan yang efektif atas modal, upaya manusia, dan sumber

daya lainnya.

Selanjutnya adalah pemilik perusahaan, khususnya yang

berkepentingan dengan profitabilitas jangka pendek dan jangka

panjang dari investasi modal yang mereka tanamkan. Umumnya

mereka mengharapkan laba dan deviden yang meningkat, yang akan

membawa pertumbuhan pada nilai ekonomi dari modal mereka.

Pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan

dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan. Dalam

penelitian ini laporan keuangan akan dianalisis dengan menggunakan

analisis rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, solvabilitas,

aktivitas, dan rentabilitas. Dari hasil analisis rasio keuangan tersebut

dapat diketahui kinerja keuangan suatu perusahaan sehat atau tidak.


28

Kinerja keuangan suatu perusahaan dinilai sehat apabila dari hasil

analisis keuangan menunjukan:

1. Ditinjau dari rasio likuiditas perusahaan tersebut mampu

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau

perusahaan tersebut pada posisi yang likuid.

2. Ditinjau dari rasio solvabilitas perusahaan tersebut mampu

memenuhi kewajiban finansialnya apabila sekiranya

perusahaan tersebut dilikuidasikan atau solvable.

3. Ditinjau dari rasio aktivitas perusahaan tersebut mampu

mengelola sumber-sumber dananya secara efisien dan efektif.

4. Ditinjau dari rasio profabilitas perusahaan tersebut mampu

menghasilkan laba.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penulisan ini adalah studi kasus dengan

metode penelitian deskriptif, yaitu suatu metode yang berusaha

mengumpulkan, menyajikan serta menganalisis data sehingga dapat

memberikan gambaran yang cukup jelas dalam obyek yang di teliti dan

kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Koperasi Susu “Warga Mulya” Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Maret 2010.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang diharapkan dapat membantu dan mendukung

penelitian ini adalah kepala bagian keuangan, bagian administrasi, dan

karyawan yang berhubungan dengan keuangan.

29
30

2 Objek Penelitian

a. Gambaran umum perusahaan serta hal-hal lain yang berkaitan

dengan perusahaan.

b. Jenis usaha perusahaan

c. Laporan keuangan tahun 2004 sampai tahun 2008 yang berupa

neraca dan laporan laba/rugi

D. Variable Penelitian dan Pengukuran

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan objek

penelitian atau factor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

yang diteliti sesuai dengan perumusan masalah.

1. Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Kinerja perusahaan

Kinerja perusahaan adalah tingkat prestasi atau hasil yang dicapai

suatu perusahaan.

b. Laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses

pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi

keuangan yang terjadi selama masa buku yang

bersangkutan(Baridwan, 1996: 17).


31

Laporan keuangan meliputi:

1) Neraca menunjukan nilai kekayaan perusahaan (pada sisi

aktiva) dan klaim atas kekayaan tersebut (pada sisi pasiva)

pada suatu saat.

2) Laporan Laba-Rugi menunjukan hasil operasi perusahaan

dalam suatu periode tertentu. Perhitungan laba-rugi mengukur

arus dari pendapatan daqn beban selama suatu selang waktu

yang biasanya satu tahun.

2. Pengukuran

a. Rasio likuiditas

(1). Current Ratio

AktivaLancar
CurrentRatio =
Hu tan gLancar

(2). Quick Ratio

AktivaLancar − Persediaan
QuickRatio =
Hu tan gLancar

b. Rasio Solvabilitas

(1). Total Debt to Equity Ratio

Hu tan gLancar + Hu tan gJangkaPendek


TotalDebtt oEquityRat io =
JumlahModalSendiri

(2). Total Debt to Total Capital Assets

Hu tan gLancar + Hu tan gJangkaPanjang


TotalDebtt oTotalCapi talAssets =
JumlahModal / Aktiva
32

c. Rasio Aktivitas

(1). Total Assets Turnover

PenjualanN etto
TotalAsset sTurnover =
JumlahAktiva

(2). Working Capital Turnover

PenjualanNetto
WorkingCapitalTurnover =
AktivaLancar − Hu tan gLancar

d. Rasio Rentabilitas

(1). Net Profit Margin

KeuntunganNettoSetelahPajak
Net Pr ofitM arg in =
PenjualanNetto

(2). ROI

LabaBersih
ROI =
TotalAktiva

(3). Rate of Return for The Owners

Keuntungan NettoSetelahPajak
RateOf Re turnForThe Owners =
TotalModal Sendiri

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan pengumpulan data penulis menggunakan:

a. Metode wawancara :yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara melakukan wawancara langsung terhadap individu atau

pemimpin perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung

berkaitan dengan objek yang diteliti.


33

b. Metode dokumentasi: yaitu metode pengumpulan data dengan cara

melihat, membaca, dan melihat dokumen-dokumen perusahaan yang

berhubungan dengan objek yang diteliti.

F. Sumber Data

1. Data sekunder : berupa data yang sudah di olah dan biasanya berupa

arsip, buku, literature, laporan ilmiah, dan bahan bacaan lain yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti.

G. Teknik Analisis Data

Teknik dalam menganalisis data untuk menjawab permasalahaan adalah:

1. Rasio Likuiditas

Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendeknya.

a. Current ratio

b. Quick ratio

2. Rasao Solvabilitas

Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

a. Total Debt to Equity Ratio

b. Total Debt to Total Capital Assets


34

3. Rasio Aktivitas

Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan asset

dengan melihat tingkat aktivitas asset.

a. Total Assets Turnover

b. Working Capital Turnover

4. Rasio Rentabilitas

Rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

a. Net Profit Margin

b. ROI

c. Rate of Return for The Owners

5. Menentukan atau menghitung rasio-rasio berdasarkan rumus yang ada

sesuai data yang di peroleh.

6. Setelah dihitung kemudian dibahas untuk menjawab rumusan masalah

dengan menjelaskan makna dari masing-masing rasio, antara lain:

a. Current ratio dikatakan baik jika memiliki perbandingan 2:1 atau

200%, jika semakin tinggi current rasio menunjukan kinerja

perusahaan dalam mengelola aktiva lancar dan hutang lancar

semakin baik.

b. Quik rasio 1:1 sudah di anggap cukup baik, sedangkan kurang dari

100% maka perusahaan di katakan pada posisi likuid.

c. Total Debt to Equity Ratio, jika rasio ini semakin tinggi maka

semakin besar resiko yang dihadapi dan perusahaan dapat

mengalami likuidasi karena proporsi midal sendiri yang rendah.


35

d. Total Debt to Total Capital Asset, jika rasio semakin tinggi maka

semakin besar resiko yang di hadapi.

e. Total Asset Turnover, semakin tinggi perputaran total aset

menunjukan pengelolaan asset perusahaan yang semakin baik.

f. Working Capital Turnover, merupakan hubungan antara modal

kerja dengan penjualan dan menunjukan banyaknya penjualan yang

dapat diperoleh.

g. Net Profit Margin, digunakan untuk mengetahui keuntungan bersih

dari setiap penjualan.

h. ROI, mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan untuk

menghasilkan keuntungan.

i. Rate of Return for the owners, mengukur kemampuan dari modal

sendiri untuk menghasilkan keuntungan.


BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Koperasi

Sapi perah di Indonesia diperkenalkan oleh pemerintah Belanda

pada akhir abad ke 19. Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, peternak

Indonesia meneruskan usaha peternakan sapi perah tersebut. Pada

mulanya yang dihasilkan hanya pupuk kandang, kemudian secara

bertahap beralih pada produksi susu sebagai hasil utama.

Susu merupakan hasil produksi yang mudah rusak sehingga

memerlukan penanganan yang cepat sampai ke konsumen. Untuk

menyelamatkan produksi susu di butuhkan koperasi yang berfungsi untuk

mengelola dan memasarkan produk susu. Pada tahun 1948 berdiri

koperasi susu yang pertama kali di Pangalengan, Bandung. Kemudian

pada tahun 1962 di Pujon, Malang dan akhirnya didaerah lain seperti

Lembang, Pasuruan, Ungaran, Boyolali, dan Yogyakarta.

Selama periode tahun 1960-1968, kondisi persusuan tidak

menguntungkan sehingga bayak koperasi yang gulung tikar. Pada periode

1969-1978 banyak peternak yang gulung tikar, tetapi jumlah pabrik

pengolahan susu meningkat. Pengusaha pabrik pengolah susu terpaksa

mendatangkan susu bubuk dari luar negeri sebagai bahan bakunya, karena

bahan baku susu segar tidak memenuhi.

36
37

Pada tahun 1978 di Yogyakarta terdapat 35 perusahaan susu segar

yang tersebar di daerah tingkat II yaitu:

1. Kota Yogyakarta 25 perusahaan.

2. Kabupaten Sleman 9 perusahaan.

3. Kabupaten Bantul 1 perusahaan

Pada waktu itu muncul persaingan yang tidak sehat diantara

penguaha-pengusaha susu tersebut, karena sempitnya pasar mereka saling

berebut pasar. Untuk memperebutkan pasar, mereka saling menurunkan

harga susu sehingga tidak memperhatikan kualitas susu, sehingga

kepercayaan masyarakat menjadi berkurang.

Guna mengatasi permaslahan tersebut, pada tanggal 11 Januari

1978 para pengusaha susu mendirikan Perhimpunan Peternak Sapi

Indonesia (PPSI), yang dalam perkembanganya menjadi Perhimpunan

Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI). Adapun program kerjanya

sebagai berikut:

1. Memperjuangkan pemasaran susu sapi segar milik peternak sapi perah

ke Industri Pengolahaan Susu (IPS) yaitu PT. Sari Husada.

2. Menampung permasalahaan peternak dalam pengadaan sapi perah,

serta pengelolaan sapi perah untuk disampaikan pada instansi yang

berwenang yaitu Dinas Peternakan.

3. Merintis berdirinya Koperasi Persusuan di Yogyakarta.


38

Pada tangai 26 september 1978 PPSKI mengadakan rapat

pembentukan koperasi persusuan di Yogyakarta yang diberi nama

“Koperasi Susu Warga Mulya DIY”.

Pada tanggal 30 Januari 1979 Koperasi Susu Warga Mulya DIY

mendapatkan badan hukum koperasi dari Kantor Wilayah Koperasi

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan nomor 1.128/BH/XI dengan

wilayah kerja seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta, dan berkantor di

Komplek Dinas Peternakan DIY, Jl Taman Unggas No 4 Alun-Alun Utara

Yogyakarta, menempati tanah milik Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat.

Susunan pengurus dan badan pemeriksa yang pertama periode (1979-

1981) adalah:

Ketua I : Drh. R. Soekarno

Ketua II : Ir. Sumarjo

Ketua III : S. Harjono

Sekretaris I : Rustamiyarso

Sekretaris II : Ign. Harto, BSc

Sekretaris III : Dalijan SD

Bendahara I : Margono HW

Bendahara II : Saliman

Bendahara III : Parjiman

Badan Pemeriksa:

Ketua : Hadi Hardjono

Anggota : Dwijo Pradipto


39

Anggota : Ny. Sri Sukiyar

Pada tahun 1979 Koperasi Susu Warga Mulya DIY turut serta

mendirikan Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) di Malang, Jawa

Timur, dan sampai sekarang Koperasi Susu Warga Mulya DIY masih

menjadi anggota GKSI.

B. Lokasi Koperasi

Koperasi Susu Warga Mulya sudah tiga kali lokasinya berpindah.

1. Periode tahun 1978-1988

Pada tanggal 30 Januari 1979 Koperasi Susu Warga Mulya DIY

memperoleh badan hukum dengan nomor 1.128/BH/XI/1979. Pada

tahun 1979 Koperasi Susu Warga Mulya beralamatkan di Komplek

Dinas Peternakan DIY, Jl Taman Unggas No. 4 Alun-Alun Utara

Yogyakarta.

2. Periode tahun 1989-1997

Untuk meningkatkan usaha koperasi, maka pada tahun 1989

Koperasi Susu Warga Mulya DIY pindah alamat di Dusun Kembang,

Maguwoharjo, Depok, Sleman , Yogyakarta dengan menempati tanah

seluas 778m , dan dengan perubahan Anggaran Dasar dan Nomor

Badan Hukum dengan Nomor: 1.128a/BH/XI/1991 tertanggal 15 Mei

1991. Pada tanggal 27 Oktober 1989 Gedung Koperasi Susu Warga

Mulya DIY di resmikan oleh Menteri Koperasi Bustanul Arifin, SH.


40

Dalam rangka mempertahankan genetika sapi perah dan menembah

populasi sapi perah di DIY serta meningkatkan produksi susu, maka

Koperasi Susu Warga Mulya DIY mendirikan Unit Pembesaran Pedet

di Desa Cemoroharjo, Candibinangun, Pakem, Sleman , yang

bekerjasama dengan PT. Sari Husada.

3. Periode tahun 1998 s/d sekarang

Perkembangan koperasi yang semakin meningkat, terutama setelah

mempunyai pabrik makanan ternak (konsentrat) serta mengingat lokasi

kantor dan pabrik konsentrat tidak memungkinkan lagi untuk

dikembangkan, maka pada akhir tahun1997 Koperasi mulai

membangun gedung baru yang lebih dekat dengan lokasi anggota

peternak. Dan akhirnya pada tanggal 1 April 1999 Koperasi Susu

Warga Mulya DIY menempati gedung baru di Dusun Bunder,

Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta dengan menempati tanah

seluas 4.332 m2, dengan perubahan Badan Hukum Nomor:

27/BH/Kwk.12/V/1998, tertanggal 5 Mei 1998 dan diresmikan oleh

Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah, Dr. Adi Sasono.

Kondisi geografis para peternak yang merupakan gabungan antara

dataran rendah dan dataran tinggi dan suhu udara berkisar 22 c s/d 28 c,

serta curah hujan rata-rata18-78mm per hari, sangat potensial untuk

pengembangan usaha sapi perah.

Batas-Batas wilayah kerja Koperasi Susu Warga Mulya DIY

adalah: sebelah utara; Kabupaten Magelang, sebelah timur; Kabupaten


41

Klaten, sebelah barat; Kabupaten Purworejo, dan sebelah selatan

Samodara Indonesia.

Adapun unit-unit usaha yang dikelola oleh Koperasi Susu Warga Mulya

DIY hingga saat ini, antara lain:

a. Unit Susu: menampung dan memasarkan susu segar.

b. Unit Makanan Ternak: memproduksi dan memasarkan konsentrat

sapi (perah dan potong) serta sapronak lainya.

c. Unit Perkreditan: memberikan kredit dan asuransi sapi kepada

anggota peternak.

d. Unit Pembesaran dan Pemerahan Sapi: menyediakan bibit sapi yang

baik dan pemerahan susu segar.

e. Unit Simpan Pinjam: memberikan pelayanan simpanan (tabungan)

dan pinjaman kepada anggota.

f. Unit Pasteurisasi: memproduksi dan memasarkan susu pasteurisasi.

g. Unit Waserda: menyediakan kebutuhan pokok anggota, karyawan,

dan masyarakat sekitar.

h. Unit IB,PKb, dan Kesehatan Hewan: member pelayanan inseminasi

buatan,pemeriksaan kebuntingan, dan obat-obatan hewan.

C. Struktur Organisasi

Dalam struktur organisaasi Koperasi Susu Warga Mulya DIY,

Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan badan yang tertinggi yang

dapat di jadikan sebagai penentu kebijakan, berwenang mencabut dan


42

mengeluarkan anggota, mengangkat dan memberhentikan pengurus serta

menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi.

RAT ini dilaksanakan setahun sekali dan dihadiri oleh semua anggota aktif

yang diundang , pengurus, maupun pengawas.

Adapun susunan pengurus, pengawas, dan Manajer Koperasi Susu Warga

Mulya DIY sebagai berikut:

1. Pengurus Periode 2006-2010 :

Ketua I : H. Danang Iskandar

Ketua II : Sunardi Aliharjo

Sekretaris : Drs. Saebani

Bendahara I : Sugiarto, BSc.

Bendahara II : Kawit

2. Pengawas Periode 2008-2010

Ketua : Jumadiman

Anggota : Winarman

Anggota : Jumani

3. Manajer Periode 2006-2010

Manajer : Iskandar Gunawan SH

Tanggung jawab dan tugas dari masing-masing jabatan:

1. Ketua

a. Mengadakan persiapan dan penyusunan rencana kerja, rencana

anggaran dan belanja bersama-sama dengan anggota pengurus yang


43

membidangi suatu urusan tertentu dan menyajikan kepada rapat

anggota melalui rapat pengurus.

b. Menjaga kerukunan, disiplin kerja dan kerjasama antara anggota-

anggota pengurus.

c. Melaporkan kegiatan-kegiatanya kepada badan pemeriksa secara

berkala dan kepada rapat anggota sekurang-kurangnya setahun

sekali setahun.

d. Melaksanakan tugas pelaksanaan khusus bidang usaha bidang

produksi.

2. Sekretaris

a. Mengurus pengetikan dan pengiriman surat-surat dari semua

anggota pengurus.

b. Mengurus semua jenis undangan rapat, sidang pertemuan, latihan

dan penyuluhan.

c. Menyusun dan megurus semua jenis laporan.

d. Melaksanakan semua tugas pengawasan khusus bidang tata usaha,

terutama administrasi anggota dan penyuluhan/pendidikan.

3. Bendahara

a. Mengurus dan menyusun konsep dan rencana kegiatan untuk

bidang urusannya dan bidang-bidang lain yang memiliki dampak

keuangan sebagai bahan pembahasan dalam rapat pengurus.

b. Mengurus dan mengawasi penyelenggaraan pengurusan keuangan

dan pembendaharaan.
44

c. Melaporkan kepada rapat pengurus mengenai posisi keuangan

koperasi sewaktu-waktu diperlukan.

d. Melaksanakan tugas pengawasan khusus di bidang usaha pemasaran

dan usaha-usaha pemasukan uang yang lain.

4. Badan Pemeriksa

a. Bersama-sama seluruh badan pemeriksa menetapkan kebijakan

badan pemeriksa.

b. Mengadakan persiapan dan penyusunan rencana pemeriksaan dan

mengawasi pelaksanaannya.

c. Menjaga kerukunan, disiplin, kerjasama antara semua anggota dan

badan pemeriksa.

d. Menyusun program operasi Badan Pemeriksa.

e. Melaporkan hasil pemeriksaan kepada pengurus paling sedikit 3

bulan sekali dan kepada rapat anggota paling sedikit setahun sekali.

D. Visi, Misi, Motto, Program dan Modal Koperasi Susu Warga Mulya

DIY

1. Visi Koperasi

Visi Koperasi Susu Warga Mulya DIY adalah menjadi koperasi yang

kuat, mandiri dan professional yang memberikan peningkatan

kesejahteraan bersama dan memiliki sarana dan prasarana yang

memadai sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi.


45

2. Misi Koperasi

Misi adalah suatu hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun misi yang dimiliki

oleh Koperasi Susu Warga Mulya DIY antara lain:

a. Peningkatan kualitas dan produksi susu.

b. Membangun komitmen yang lebih kuat.

c. Penganekaragaman usaha yang mendukung koperasi.

d. Membangun jaringan pasar.

e. Pembangunan pendidikan yang berkelanjutan.

3. Motto Koperasi

Dalam menjalankan usahanya, Koperasi Susu Warga Mulya DIY tidak

terlepas dari motonya yang terkenal dengan sebutan SUKSES

MANDIRI, kepanjangan dari:

S : Setia M : Makmur

U : Usaha A : Aman

K : Koperasi N : Nyaman

S : Sehat D : Dinamis

E : Ekonomi I : Idaman

S : Sejahtera R : Rakyat

I : Indonesia
46

4. Program Koperasi

Program-program yang telah ditetapkan oleh Koperasi Susu Warga

Mulya adalah sebagai berikut:

a. Bidang Organisasi

1) Pemantapan struktur organisasi koperasi kelompok dan pemuda.

2) System pengaturan tenaga kerja sesuai dengan jenjang karier.

3) Pengembangan media informasi dan sisrem komputerisasi data.

4) Pemetaan wilayah dan pendataan seluruh kegiatan koperasi.

5) Advokasi kepada pemerintah dan lembaga lainnya.

6) Meningkatkan kualitas anggota.

7) Memulai standar operasional kerja bagi pengurus, pengawas dan

karyawan.

b. Bidang Sumber Daya Manusia

1) Peningkatan sumber daya manusia untuk karyawan, pengurus,

pengawas dan anggota.

2) Pendidikan dan pelatihan khusus bagi karyawan PMT dan

pembesaran pedet.

3) Pendidikan secara periodik dan berkelanjutan bagi anggota baru.

4) Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan bagi petugas

lapangan.

5) Mengadakan study banding bagi anggota pelaksana koperasi

dan rencana tindak lanjut sesuai dengan kepentingan dan

kemampuan koperasi.
47

6) Pengembangan dan evaluasi kader local.

c. Bidang Usaha

1) Pengadaan alat-alat persusuan dan laboratorium yang standard

dan diefektifkan penggunaannya.

2) Peremajaan perbaikan dan penambahaan kapasitas cooling unit

dan tangki susu.

3) Penambahan populasi sapi perah.

4) Peningkatan produksi susu.

5) Pemberlakuan kredit sapi melalui unit simpan pinjam.

6) Penyempurnaan system dan ruang pergudangan.

7) Penyempurnaan alat dan mesin pasteurisasi.

8) Pembentukan staf pemasaran.

9) Penambahan produk baru antara lain yogurt, caramel dan

sebagainya.

10) Penataan unit pembesaran pedet.

11) Optimalisasi keuntungan pada semua unit usaha.

d. Bidang Umum

1) Pembuatan pondasi bangunan pada tanah pojok sebelah barat

kantor dan perbaikan gedung kantor.

2) Menginfestasikan system pengawasan di koperasi.


48

5. Modal Koperasi

Modal Koperasi Susu Warga Mulya DIY berasal dari:

a. Modal sendiri

1) Simpanan Pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang sama yang wajib untuk

dibayarkan anggota.

2) Simpanan Wajib

Simpanan wajib adalah sejumlah uang yang jumlahnya tidak

harus sama wajib untuk dibayarkan oleh anggota koperasi dan

simpanan ini tidak dapat diambil selama yang bersangkutan

masih menjadi anggota.

3) Dana Cadangan

Merupakan sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan SHU

, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan

menutup kerugian bila diperlukan.

4) Hibah

b. Modal pinjaman yang berasal dari:

1) Anggota

2) Koperasi lain

3) Bank dan Lembaga Keuangan lainnya

4) Pemerbitan obligasi dan surat hutang lainnya

5) Sumber lain yang syah


49

E. Letak Geografis Koperasi

Pemilihan lokasi yang tepat merupakan faktor yang penting bagi

kelangsungan hidup koperasi. Lokasi Koperasi Susu Warga Mulya DIY

sudah mengalami 3 kali perpindahan tempat, yang disebabkan oleh

perkembangan koperasi yang semakin lama semakin maju. Saat ini

Koperasi Warga Mulya sudah memiliki gedung yang luas yang terletak di

Jl. Tentara Pelajar Km 15,5 Bunder, Purwobinangun, Pakem, Sleman,

Yogyakarta. Koperasi ini memilih lokasi ini berdasarkan faktor-faktor

sebagai berikut:

1. Lokasi Sumber Bahan Baku

Peternak sapi perah kebanyakan berada di daerah Yogyakarta sebelah

utara, sehingga kebutuhan susu sapi perah dapat dengan mudah dan

cepat diperoleh.

2. Transportasi

Koperasi ini terletak di pinggir jalan raya sehingga sarana transportasi

baik kendaraan besar maupun kecil dapat dengan mudah

menjangkaunya.

3. Sumber Energi

Sumber energi yang di butuhkan (listrik) sudah dapat terpenuhi dengan

baik dan dapat membantu jalannya proses produksi.


50

4. Tenaga Kerja

Koperasi Susu Warga Mulya merekrut sebagian tenaga kerja dari warga

sekitarnya yang mempunyai ketrampilan dan ketekunan sesuai dengan

tenaga yang dibutuhkan dalam koperasi.

5. Sikap Masyarakat

Masyarakat di dusun Bunder sangat mendukung dengan adanya

koperasi susu ini, karena sebagian masyarakat dusun ini berternak sapi

perah sehingga cepat menyetorkan hasil susunya ke koperasi tersebut.

6. Air dan Limbah

Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, air bagi koperasi ini juga

di perlukan untuk menuci alat penampungan susu yang berjumlah

banyak. Dengan demikian pula dengan linbah tidak ada masalah karena

pihak koperasi sudah mengantisipasi sebelumnya dengan baik dengan

membuat corong limbah.

7. Iklim

Iklim didaerah Sleman sangat mendukung bagi kelangsungan operasi

koperasi, karena dengan udara yang dingin sanga membantu untuk

meningkatkan atau mempertahankan kualitas susu.

F. Produksi

1. Jenis Produksi

Produk yang dihasilkan oleh Koperasi Susu Warga Mulya DIY antara

lain sebagai berikut:


51

a. Susu Segar

Susu segar merupakan susu murni yang sudah didinginkan tetapi

belum dipanaskan, sehingga sebelum dikonsumsi di panaskan

terlebih dahulu.

b. Susu Pasteurisasi

Merupakan susu segar yang telah dipanaskan untuk membunuh

bakteri-bakteri yang tidak bermanfaat kemudian didinginkan. Oleh

karena iti susu pasteurisasi aman untuk dikonsumsi tanpa

dipanaskan lagi.

c. Konsentrat Sapi

Konsentrat sapi merupakan makanan ternak sapi yang dibuat dari

campuran bahan-bahan tertentu. Jenis konsentrat yang dibuat

dikoperasi antara lain:

1) Sapi Potong A

2) Sapi Potong B

3) Sapi Perah Super

4) Sapi Perah 2

5) Sapi Perah 1

2. Produksi Unit Makanan Ternak

a. Sarana produksi yang dimiliki oleh Koperasi Susu Warga Mulya

terdiri dari:

1) Bangunan, terdiri dari:

Gedung proses dan gudang bahan jadi : 339m2


52

Gudang bahan baku : 834m2

2) Alat Pokok, terdiri dari:

Hammer Mill : 1 buah (kapasitas 4 ton per jam)

Mixer : 4 buah

Generator : 1 buah

Timbangan : 3 buah

Mesin Jahit : 3 buah

3) Alat penunjang, antara lain:

Gerobak kayu : 2 buah

Keranjang bamboo/ember : 3 buah

Sekop : 3 buah

Transportasi : 4 buah

b. Pengadaan Bahan Baku

Pengadaan bahan baku ini menggunakan system kontrak dengan

pihak supplier. Sebelum mengirimkan bahan baku, biasanya pihak

supplier akan mengirimkan sampel untuk diuji terlebih dahulu oleh

koperasi. Pengujian bahan baku dilakukan bekerjasama dengan

Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada. Apabila hasil

pengujian ini memenuhi syarat, maka koperasi akan melakukan

pemesanan bahan baku yang dibutuhkan tetapi disesuaikan dengan

jumlah persediaan bahan baku di gudang. Bahan baku yang

digunakan untuk pembuatan konsentrat produksi Unik Makanan

Ternak berasal dari pulau Jawa dan pulau Sumatra.


53

c. Proses Produksi Konsentrat

Proses produksi konsentrat ini terdiri dari lima tahap yaitu:

1) Penimbangan

Bahan baku yang akan diproses ditimbang terlebih dahulu

sesuai dengan jumlah dalam formulasi ransum yang telah

dibuat.

2) Penggilingan

Bahan baku yang berbentuk butiran dan masih kasar akan di

giling terlebih dahulu dengan menggunakan hammer mill.

3) Pencampuran

Setelah bahan baku terkumpul, maka selanjutnya dicampur

secara merata dengan menggunakan mixer.

4) Pengadukan

Pengadukan dimaksutkan untuk meratakan ransum yang telah

dicampur sekaligus menjadi homogen.

5) Pengepakan

Setelah bahan baku tercampur merata, maka dilakukan

pengepakan dengan dimasukkan dengan kedaalam karung

ukuran 50 kg dan dijahit. Konsentrat yang dihasilkan oleh unit

makanan ternak terdiri dari 4 jenis yaitu: (1) konsentrat sapi

perah biasa (label biru), (2) konsentrat sapi potong A (label

merah), (3) konsentrat sapi potong B (label coklat), (4)

konsentrat sapi perah super 60 (tanpa label/polos). Formulasi


54

ransum untuk konsentrat dapat berubah-ubah disesuaikan

dengan persediaan bahan baku yang ada dalam gudang dan

pengaruh musim. Apabila salah satu bahan baku habis, maka

dapat digantikan oleh bahan baku yang lain dengan syarat

kandungan zat nutrisinya sama.

6) Pemasaran Kosentrat

Konsentrat yang dihasilkan akan dipasarkan ke wilayah DIY

dan luar DIY. Untuk wilayah DIY terdiri dari Sleman, Bantul,

Kulonprogo dan Gunung Kidul. Sedangkan untuk luar DIY

konsentat akan dipasarkan ke Boyolali, Kudus, dan

Temanggung. Harga jual konsentrat ini berbeda-beda diesuaikan

dengan jenis konsentrat yang dibeli oleh konsumen dan jumlah

pembeliannya. Harga konsentrat tersebut diantar langsung

ketempat agen. Anggota jatah dan non jatah tidak dikenakan

biaya transportasi, sedangkan untuk anggota non setor

dikenakan biaya transportasi sebesar Rp10,00/kg. Saluran

pemasaran konsentrat pada unit makanan ternak ada 2 macam

yaitu pemasaran konsentrat langsung ke peternak anggota sesuai

dengan pemesanan dan pemesanan konsentrat melalui agen-

agen koperasi.
BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan untuk membayar utang-utangnya, baik utang jangka pendek

maupun utang jangka panjang.

a. Current Ratio

Berikut ini perhitungan rasio solvabilitas Koperasi Susu Warga

Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004 – 2008:

Tabel V.1.
Current Ratio
Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004 – 2008
Tahun Aktiva Lancar (Rp) Hutang Lancar (Rp) Current Ratio
(1) (2) (1) : (2)
2004 4.170.086.325,85 1.352.172.681,83 3,08399
2005 3.989.687.442,44 1.132.956.429,40 3,52148
2006 5.446.537.725,00 1.512.826.770,00 3,60024
2007 2.373.465.596,00 1.228.853.045,00 1,93145
2008 6.660.192.169,29 1.615.117.529,34 4,12366
Sumber: Data primer diolah, 2004 – 2008

Current ratio menunjukkan sejauh mana hutang-hutang

jangka pendek dapat dibayar dari aktiva-aktiva yang dapat

dijadikan uang dalam jangka waktu yang sama seperti jangka

waktu pembayaran utang-utang jangka pendek. Hasil analisis yang

telah dilakukan menunjukkan bahwa current ratio Koperasi Susu

Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2004

55
56

sebesar 3,08399 atau 308,399%, current ratio Koperasi Susu

“Warga Mulya” Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2005

sebesar 3,52148 atau 352,148%. Current ratio Koperasi Susu

“Warga Mulya” Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2006,

2007 dan 2008 secara berturut-turut adalah 3,60024 atau

360,024%, 1,93145 atau 193,145% dan 4,12366 atau sebesar

412,366%. Current ratio dikatakan baik jika memiliki

perbandingan 2:1 atau 200%, jika semakin tinggi current rasio

menunjukan kinerja perusahaan dalam mengelola aktiva lancar dan

hutang lancar semakin baik. Berdasarkan ketentuan tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2004, 2005, 2006 dan 2008

current ratio Koperasi Susu “Warga Mulya” Daerah Istimewa

Yogyakarta baik namun pada tahun 2007 current ratio Koperasi

Susu “Warga Mulya” Daerah Istimewa Yogyakarta buruk karena

dibawah 200%.

Secara keseluruhan kinerja Koperasi Susu “Warga Mulya”

Daerah Istimewa Yogyakarta dilihat dari current ratio mengalami

peningkatan, memang pada tahun 2007 mengalami penurunan

namun pada tahun 2008 kembali mengalami kenaikan bahkan lebih

tinggi dari tahun 2004, 2005, dan 2006. Grafik current ratio

Koperasi Susu “Warga Mulya” Daerah Istimewa Yogyakarta tahun

2004 – 2008 adalah sebagai berikut:


57

Current Ratio

5.00000
4.00000
3.00000
Current Ratio
2.00000
1.00000
0.00000
2004 2005 2006 2007 2008

Gambar V.1
Current Ratio
Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004 - 2008

b. Quick Ratio

Hasil perhitungan rasio solvabilitas Koperasi Susu Warga Mulya

Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004 – 2008 adalah sebagai

berikut:

Tabel V.2.
Quick Ratio
Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004 – 2008
Tahun Aktiva Lancar (Rp) Persediaan (Rp) Hutang Lancar (Rp) Quick Ratio
(1) (2) (3) (1) – (2) : (3)
2004 4.170.086.325,85 671.236.098,48 1.352.172.681,83 2,58758
2005 3.989.687.442,44 840.111.473,57 1.132.956.429,40 2,77996
2006 5.446.537.725,00 900.699.975,00 1.512.826.770,00 3,00486
2007 2.373.465.596,00 583.754.394,00 1.228.853.045,00 1,45641
2008 6.660.192.169,29 1.195.090.504,35 1.615.117.529,34 3,38372
Sumber: Data primer diolah, 2004 - 2008

Hasil quick ratio Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa

Yogyakarta pada tahun 2004 sebesar 2,58758 kali. Hal tersebut

menunjukkan bahwa Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa


58

Yogyakarta mampu membayar hutang lancar sebanyak 2,58758 kali

dari aktiva lancar perusahaan tanpa memperhatikan hasil penjualan dari

persediaan-persediaan. Quick ratio Koperasi Susu Warga Mulya Daerah

Istimewa Yogyakarta pada tahun 2005, 2006, 2007 dan 2008 secara

berturut-turut adalah sebesar 2,77996 kali, 3,00486 kali, 1,45641 kali

dan 3,38372 kali. Quick ratio dianggap cukup baik jika rasio 1:1, quick

ratio Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta pada

tahun 2004 – 2008 lebih dari 1. Berdasarkan hal tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa kinerja keuangan Koperasi Susu Warga Mulya

Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004 – 2008 dilihat dari quick ratio

adalah baik, walaupun pada tahun 2007 mengalami penurunan namun

nilai quick ratio masih diatas 1. Grafik quick ratio Koperasi Susu

Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2004 – 2008

adalah sebagai berikut:

Quick Ratio

4.00000

3.00000

2.00000 Quick Ratio

1.00000

0.00000
2004 2005 2006 2007 2008

Gambar V.2
Quick Ratio
Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004 – 2008
59

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

untuk membayar utang-utangnya, baik utang jangka pendek maupun utang

jangka panjang.

a. Total Debt to Equity Ratio

Tabel V.3.
Total Debt to Equity Ratio
Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004 – 2008
Tahun Hutang Lancar (Rp) Hutang Jangka Jumlah Modal Total Debt to
(1) Panjang (Rp) Sendiri (Rp) Equity Ratio
(2) (3) (1) + (2) : (3)
2004 1.352.172.681,83 1.461.185.320,69 586.523.304,82 4,79667
2005 1.132.956.429,40 1.751.657.826,31 649.193.202,56 4,44338
2006 1.512.826.770,00 4.264.529.402,00 587.830.452,00 9,82827
2007 1.228.853.045,00 1.972.581.467,00 362.898.625,00 8,82184
2008 1.615.117.529,34 5.209.458.216,63 694.521.224,00 9,82630
Sumber: Data primer diolah, 2004 - 2008

Total debt to equity ratio menunjukkan jumlah aktiva yang

didanai oleh kreditor untuk setiap Rp 1,00 aktiva yang didanai oleh

pemilik perusahaan. Total debt to equity ratio Koperasi Susu Warga

Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004 adalah sebesar

4,79667, tahun 2005 sebesar 4,44338, tahun 2006 sebesar 9,82827,

tahun 2007 sebesar 8,82184 dan tahun 2008 sebesar 9,82630. Grafik

total debt to equity ratio Koperasi Susu Warga Mulya Daerah

Istimewa Yogyakarta tahun 2004 – 2008 adalah sebagai berikut:


60

Total Debt to Equity Ratio

12.00000
10.00000
8.00000
Total Debt to
6.00000
Equity Ratio
4.00000
2.00000
0.00000
2004 2005 2006 2007 2008

Gambar V.3
Total Debt to Equity Ratio
Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004 - 2008

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa total debt to

equity ratio Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa

Yogyakarta tahun 2004 sampai tahun 2008 mengalami peningkatan.

Walaupun pada tahun 2005 dan tahun 2007 meningkat dari pada tahun

sebelumnya namun tingkat penurunan lebih kecil dari pada kenaikan

total debt to equity ratio. Berdasarkan hal tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa tingkat risiko tak tertagihnya suatu hutang

semakin meningkat.
61

b. Total Debt to Total Capital Assets

Tabel V.4.
Total Debt to Total Capital Assets
Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004 – 2008

Tahun Hutang Lancar (Rp) Hutang Jangka Jumlah Aktiva (Rp) Total Debt to
(1) Panjang (Rp) (3) Total Capital
(2) Assets
(1) + (2) : (3)
2004 1.352.172.681,83 1.461.185.320,69 3.399.881.307,33 0,82749
2005 1.132.956.429,40 1.751.657.826,31 3.533.807.458,27 0,81629
2006 1.512.826.770,00 4.264.529.402,00 6.365.186.625,00 0,90765
2007 1.228.853.045,00 1.972.581.467,00 3.564.328.137,00 0,89819
2008 1.615.117.529,34 5.209.458.216,63 7.519.096.969,97 0,90763
Sumber: Data primer diolah, 2004 - 2008

Grafik total debt to total capital asset Koperasi Susu Warga Mulya

Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004 sampai tahun 2008 adalah

sebagai berikut:

Total Debt to Total Capital Assets

0.95000

0.90000
Total Debt to
0.85000 Total Capital
Assets
0.80000

0.75000
2004 2005 2006 2007 2008

Gambar V.4
Total Debt to Total Capital Asset
Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004 – 2008
62

Berdasarkan grafik di atas maka dapat diketahui bahwa total

debt to total capital asset Koperasi Susu Warga Mulya Daerah

Istimewa Yogyakarta pada tahun 2005 mengalami penurunan dari

pada tahun 2004, penurunan total debt to total capital asset Koperasi

Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta juga terjadi pada

tahun 2007. Pada tahun 2006 terjadi kenaikan total debt to total

capital asset yang cukup pesat yaitu dari 0,81629 menjadi 0,90765.

Pada tahun 2007 total debt to total capital asset juga mengalami

penurunan namun pada tahun 2008 total debt to total capital asset

mengalami kenaikan.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui bahwa total

debt to total capital asset Koperasi Susu Warga Mulya Daerah

Istimewa Yogyakarta semakin meningkat jika dibandingkan pada

tahun 2004, hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar pula

resiko keuangan Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa

Yogyakarta.
63

3. Rasio Aktivitas

a. Total Assets Turnover

Tabel V.5.
Total Assets Turnover
Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004 – 2008
Tahun Penjualan Netto (Rp) Jumlah Aktiva (Rp) Total Assets Turnover
(1) (2) (1) : (3)
2004 9.435.567.006,92 3.399.881.307,33 2,77526
2005 10.004.141.903,01 3.533.807.458,27 2,83098
2006 8.288.341.612,00 6.365.186.625,00 1,30214
2007 6.316.293.435,27 3.564.328.137,00 1,77209
2008 8.764.365.574,50 7.519.096.969,97 1,16561
Sumber: Data primer diolah, 2004 - 2008

Total asset turnover menunjukkan pengelolaan aset

perusahaan. Total asset turnover Koperasi Susu Warga Mulya Daerah

Istimewa Yogyakarta tahun 2004 sebesar 2,77526, tahun 2005 sebesar

2,80398, tahun 2006 sebesar 1,30214, tahun 2007 sebesar 1,77209 dan

tahun 2008 sebesar 1,16561. Grafik total asset turnover tahun 2004 –

2008 adalah sebagai berikut:

Total Assets Turnover

3.00000
2.50000
2.00000
Total Assets
1.50000
Turnover
1.00000
0.50000
0.00000
2004 2005 2006 2007 2008

Gambar V.5
Total Asset Turnover
Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004 - 2008
64

Berdasarkan grafik di atas maka dapat diketahui bahwa total asset

turnover tahun 2004 sampai tahun 2008 mengalami penurunan,

walaupun pada tahun 2005 dan 2007 mengalami kenaikan namun

tingkat kenaikan lebih kecil dibandingkan dengan penurunan total

asset turnover. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa pengelolaan aset perusahaan semakin turun.

b. Working Capital Turnover

Tabel V.6
Working Capital Turnover
Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004 – 2008
Tahun Penjualan (Rp) Aktiva Lancar (Rp) Hutang Lancar (Rp) Working
(1) (2) (3) Capital
Turnover
(1) : (2) - (3)
2004 9.435.567.006,92 4.170.086.325,85 1.352.172.681,83 3,34842
2005 10.004.141.903,01 3.989.687.442,44 1.132.956.429,40 3,50195
2006 8.288.341.612,00 5.446.537.725,00 1.512.826.770,00 2,10700
2007 6.316.293.435,27 2.373.465.596,00 1.228.853.045,00 5,51828
2008 8.764.365.574,50 6.660.192.169,29 1.615.117.529,34 1,73721
Sumber: Data primer diolah, 2004 - 2008

Tidak ada angka yang pasti berapakah rasio working capital

turnover yang baik. Namun rasio working capital turnover yang

rendah memberi indikasi tidak menguntungkannya penggunaan modal

kerja. Fluktuasi rasio working capital turnover Koperasi Susu Warga

Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004 sampai tahun 2008

ditunjukkan grafik di bawah ini:


65

Working Capital Turnover

6.00000
5.00000
4.00000 Working
3.00000 Capital
2.00000 Turnover
1.00000
0.00000
2004 2005 2006 2007 2008

Gambar V.6
Working Capital Turnover
Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004 - 2008

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa dari tahun

2004 sampai tahun 2008 nilai rasio working capital turnover yang

paling tinggi adalah pada tahun 2007. Pada tahun 2005 dan tahun

2007 rasio working capital turnover mengalami kenaikan namun pada

tahun 2008 mengalami penurunan tajam bahkan memiliki nilai rasio

working capital turnover paling rendah selama lima tahun terakhir.

Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan modak kerja pada

Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta belum

menguntungkan.
66

4. Rasio Rentabilitas

a. Net Profit Margin

Tabel V.7
Net Profit Margin
Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004 – 2008
Tahun Keuntungan Netto Penjualan Netto (Rp) Net Profit Margin
Setelah Pajak (Rp) (2) (1) : (2)
(1)
2004 112.387.140,91 9.435.567.006,92 0,01191
2005 124.506.821,63 10.004.141.903,01 0,01245
2006 83.926.060,15 8.288.341.612,00 0,01013
2007 48.651.117,82 6.316.293.435,27 0,00770
2008 108.894.787,67 8.764.365.574,50 0,01242
Sumber: Data primer diolah, 2004 - 2008

Net profit margin Koperasi Susu Warga Mulya Daerah

Istimewa Yogyakarta tahun 2004, 2005, 2006, 2007 dan 2008 secara

berturut-turut adalah 0,01191; 0,01245; 0,01013; 0,00770; dan

0,01242. Semakin tinggi net profit margin menunjukkan bahwa

semakin tinggi kemampuan koperasi menghasilkan laba dari

penjualan yang dilakukan. Net profit margin Koperasi Susu Warga

Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2005 sampai tahun

2007 selalu mengalami penurunan. Namun pada tahun 2008 net profit

margin Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta

mengalami kenaikan bahkan lebih tinggi dari pada tahun 2005 dan

merupakan net profit margin tertinggi selama lima tahun periode

pengamatan. Grafik net profit margin Koperasi Susu Warga Mulya

Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004 – 2008 adalah sebgai

berikut:
67

Net Profit Margin

0.01500

0.01000
Net Profit
Margin
0.00500

0.00000
2004 2005 2006 2007 2008

Gambar V.7
Net Profit Margin
Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004 - 2008

b. ROI

Tabel V.8.
ROI
Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004 – 2008
Tahun Laba Bersih (Rp) Total Aktiva (Rp) ROI
(1) (2) (1) : (2)
2004 112.387.140,91 3.399.881.307,33 0,03306
2005 124.506.821,63 3.533.807.458,27 0,03523
2006 83.926.060,15 6.365.186.625,00 0,01319
2007 48.651.117,82 3.564.328.137,00 0,01365
2008 108.894.787,67 7.519.096.969,97 0,01448
Sumber: Data primer diolah, 2004 - 2008

Berikut ini merupakan grafik fluktuasi ROI Koperasi Susu

Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004 sampai tahun

2008:
68

ROI

0.04000

0.03000
0.02000 ROI
0.01000
0.00000
2004 2005 2006 2007 2008

Gambar V.8
ROI
Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004 - 2008

ROI Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa

Yogyakarta tahun 2004 sebesar 0,03306, tahun 2005 sebesar 0,03523,

tahun 2006 sebesar 0,01319, tahun 2007 sebesar 0,01365 dan tahun

2008 sebesar 0,01448. Dari tahun 2004 – 2008 nilai ROI terbesar

terjadi pada tahun 2005. Pada tahun 2006 terjadi penurunan ROI yaitu

sebesar 0,02205 (0,03523 – 0,01319). Pada tahun 2007 sampai tahun

2008 ROI Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta

mengalami kenaikan namun hanya kecil.


69

c. Rate of Return for The Owners

Tabel V.2.
Rate of Return for The Owners
Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004 – 2008
Tahun Keuntungan Netto Total Modal Sendiri (Rp) Rate of Return for
Setelah Pajak (Rp) (2) The Owners
(1) (1) : (2)
2004 112.387.140,91 586.523.304,82 0,19162
2005 124.506.821,63 649.193.202,56 0,19179
2006 83.926.060,15 587.830.452,00 0,14277
2007 48.651.117,82 362.898.625,00 0,13406
2008 108.894.787,67 694.521.224,00 0,15679
Sumber: Data primer diolah, 2004 - 2008

Rate of return for the owner’s menunjukkan kemampuan

perusahaan menghasilkan laba dari modal sendiri. Rate of return for

the owners Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta

tahun 2004 adalah sebesar 0,19162, tahun 2005 sebesar 0,19179,

tahun 2006 sebesar 0,14277, tahun 2007 sebesar 0,13406 dan tahun

2008 sebesar 0,15679. Grafik rate of return for the owners Koperasi

Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004 – 2008

adalah sebagai berikut:

Rate of Return for The Owners

0.25000
0.20000
0.15000 Rate of Return
0.10000 for The Owners
0.05000
0.00000
04

05

06

07

08
20

20

20

20

20

Gambar V.9
Rate of Return for the Owners
70

Koperasi Susu Warga Mulya Daerah Istimewa Yogyakarta


Tahun 2004 - 2008

Berdasarkan grafik di atas maka dapat diketahui bahwa rate of

return for the owners mengalami penurunan pada tahun 2005 sampai

tahun 2007, kenaikan hanya terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar

0,02273 (0,15679 – 0,13406). Berdasarkan hal tersebut maka secara

keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kemampuan koperasi

menghasilkan laba dari modal sendiri yang dimiliki pada tahun 2004

sampai tahun 2008 semakin menurun.

B. Pembahasan.

Dari hasil analisis di atas, maka dapat dirangkum hasil perhitungan

likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan rentabilitas pada tabel di bawah ini.

Tabel V.10
Perhitungan hasil Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Rentabilitas

Rasio Perhitungan Standar Keterangan


Likuiditas
a. Current Ratio 3,252 1,25 CR > 1,25
b. Quick Ratio 2,642 1,25 QR >1,25
Solvabilitas
a. Total Dept to Equity 7,543 1 TDR < 1
Ratio.
b. Total Debt to Total 0,871 1 TDCA<1
Capital Assets
Aktivitas
a. Total Assets Turnover 1,969 1 TAT >1
b. Working Capital 3,242 1 WCT >1
Turnover
Rentabilitas
a. Net Profit Margin 0,011 0,15 NPM>0,15
b. ROI 0,022 0,18 ROI > 0,18
c. Rate of Return for 0,163 0,15 ROE> 0,15
The Owners

Sumber: Data data pimer yang diolah 2004-2008


71

Hasil ringkasan rasio keuangan koperasi susu “Warga Mulya”

kemudian dibandingkan dengan standar untuk mengetahui sejauh mana

kinerja keuangan Koperasi Susu “Warga Mulya” berdasarkan rasio

likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan rentabilitas. Standar yang digunakan

mengacu pada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor :

KEP-100/MBU/2002 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha

Milik Negara Menteri Badan Usaha Milik Negara.

Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata

Current Ratio Koperasi Susu “Warga Mulya” adalah sebesar 3,252. Hal ini

berarti rasio CR > 1,25 yang menunjukkan kinerja berdasarkan Current

Ratio telah di atas nilai standar. Hasil ini mengindikasikan bahwa jumlah

aktiva lancar lebih besar dari jumlah hutang lancar, maka selama lima tahun

dari tahun 2004-2008 Koperasi Susu “Warga Mulya” dalam keadaan likuid.

Kinerja keuangan berdasarkan rasio likuiditas selama lima tahun

menunjukkan bahwa aktiva lancar mampu mencukupi hutang lancar

perusahaan koperasi susu “warga mulya”.

Rata-rata Quick Ratio Koperasi Susu “Warga Mulya” adalah sebesar

2,642 yang berarti QR > 1,25. Rata-rata Quick Ratio telah memenuhi nilai

standar, artinya bahwa jumlah aktiva lancar yang sudah dikurangi dengan

persediaan lebih besar dari jumlah hutang lancar. Dengan demkian aktiva

lancar yang sudah dikurangi dengan persediaan perusahaan dapat

mencukupi hutang lancar perusahaan. Jadi selama kurun waktu lima tahun

dari tahun 2004-2008 Koperasi Susu “Warga Mulya” dalam keadaan likuid.
72

Berdasarkan rasio solvabilitas, diketahui bahwa rata-rata Total Dept

to Equity Ratio Koperasi Susu “Warga Mulya” adalah sebesar 7,543. Nilai

Total Dept to Equity Ratio (TDR) > 1, artinya bahwa jumlah hutang

perusahaan baik itu hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek

lebih besar dari jumlah modal perusahaan, sehingga modal dari koperasi

susu “warga Mulya” belum cukup untuk membayar hutang jangka panjang

dan hutang jangka pendek. Jadi selama kurun waktu lima tahun dari tahun

2004-2008 koperasi susu “warga Mulya” belum dalam keadaan solvabel.

Berdasarkan Total Debt to Total Capital Assets diketahui rata-rata

rasio ini sebesar 0,871. Total Debt to Total Capital Assets (TDCA) < 1,

artinya bahwa jumlah hutang perusahaan baik itu hutang jangka panjang

maupun hutang jangka pendek lebih kecil dari jumlah aktiva, maka aktiva

Koperasi Susu “Warga Mulya” mampu membayar hutang jangka panjang

dan jangka pendek. Jadi selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2004-

2008 Koperasi Susu “Warga Mulya” dalam keadaan solvabel.

Berdasarkan rasio aktivitas, diketahui rata-rata Total Assets Turnover

sebesar 1,969 yang berarti Total Assets Turnover (TAT) >1. Hal ini

mengindikasikan Koperasi Susu “Warga Mulya” telah mampu

memanfaatkan total aktiva untuk memperoleh penjualan yang maksimal.

Jadi selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2004-2008 Koperasi Susu

“Warga Mulya” sudah efektif dalam menghasilkan penjualan dengan

memberdayakan kemampuan total aktiva yang tersedia. Rata-rata rasio

Working Capital Turnover adalah sebesar 3,242 yang berarti Working


73

Capital Turnover (WCT) >1. Hal ini menunjukkan jumlah aktiva lancar

koperasi susu “warga mulya” sudah mampu menghasilkan penjualan sesuai

standar. Jadi selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2004-2008 Koperasi

Susu “Warga Mulya” sudah dalam keadaan efektif untuk menghasilkan

penjualan.

Berdasarkan rasio rentabilitas, rata-rata rasio Net Profit Margin

Koperasi Susu “Warga Mulya” adalah sebesar 0,011 yang berarti Net Profit

Margin (NPM) < 0,15. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuntungan

dengan penjualan masih di bawah standar. Dengan demikian penjualan

Koperasi Susu “Warga Mulya” belum mampu menghasilkan rasio

keuntungan yang maksimal.

Rata-rata rasio ROI Koperasi Susu “Warga Mulya” selama tahun

2004-2008 adalah sebesar 0,022 yang berarti ROI < 0,18. Hal ini

mengindikasikan bahwa kemampuan Koperasi Susu “Warga Mulya” dalam

menghasilkan laba bersih dari total aktiva yang tersedia masih belum sesuai

standar. Hasil analisis menunjukkan rata-rata Rate of Return for The Owners

adalah sebesar 0,163. Hal ini berarti Rate of Return for The Owners > 0,15

yang mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba dengan menggunakan modal sendiri sudah sesuai dengan nilai standar.
BAB VI

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab empat ini penulis mengambil kesimpulan hasil penelitian yaitu

sebagai berikut:

1. Kinerja keuangan Koperasi Susu Warga Mulya DIY apabila dilihat

dari segi likuiditas termasuk dalam keadaan likuid, hal ini ditunjukkan

dari nilai current ratio dan nilai quick ratio diatas 1,25.

2. Kinerja keuangan Koperasi Susu Warga Mulya DIY apabila dilihat

dari segi solvabilitas dalam nilai rasio total debt to equity ratio belum

dalam keadaan solvabel, hal ini ditunjukkan dari nilai rasio total debt

to equity ratio diatas 1. Sedangkan dalam nilai total debt to total

capital asset termasuk dalam keadaan solvabel, hal ini ditunjukkan

dari nilai rasio total debt to total capital asset kurang dari 1.

3. Kinerja keuangan Koperasi Susu Warga Mulya DIY apabila dilihat

dari segi aktivitas termasuk dalam keadaan baik, hal ini ditunjukkan

dari nilai total asset turnover dan working capital turnover diatas 1.

4. Kinerja keuangan Koperasi Susu Warga Mulya DIY apabila dilihat

dari aspek rentabilitas dengan nilai rasio Net Profit Margin dan ROI

belum dalam keadaan baik, tetapi nilai rasio Rate of Return for The

Owners sudah dalam keadaan baik. Hal ini berarti bahwa Koperasi

74
75

Susu Warga Mulya DIY belum mampu mendapatkan laba yang

maksimal.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dari penelitian yang telah dilakukan yaitu penelitian ini

adalah:

1. Penelitian ini hanya menggunakan 9 rasio keuangan yaitu Current

Ratio, Quick Ratio, Total Debt to Equity Ratio, Total Debt to Total

Capital Assets, Total Assets Turnover, Working Capital Turnover, Net

Profit Margin, ROI dan Rate of Return for The Owners.

2. Penelitian menganalisis kinerja koperasi hanya berdasarkan

perubahan-perubahan rasio keuangan.

C. Saran

Saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan rasio-rasio keuangan

atau menggunakan seluruh rasio keuangan yang ada untuk

memperoleh hasil penelitian yang lebih baik.

b. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan angka pembanding atau

ketentuan yang lain untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.


76

2. Bagi Koperasi Susu Warga Mulya DIY

a. Kinerja keuangan Koperasi Susu Warga Mulya dilihat dari rasio

keuangan yaitu likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan rentabilitas

sudah dalam keadaan sehat. Untuk itu, koperasi tersebut harus

menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan agar rasio

keuangannya dalam keadaan sehat.

b. Koperasi Susu Warga Mulya DIY hendaknya dapat meningkatkan

efisiensi produksi dan operasi, agar laba yang diperoleh semakin

cukup untuk menutup biaya-biaya dan beban bunga.


DAFTAR PUSTAKA

Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan,


Penerbit Andi, Yogyakarta

Hanafi, Mamduh M; Halim, Abdul. 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi


Tiga. UPP STIM YKPN, Yogyakarta

Helfert, Erich A. 1991. Analisis Laporan Keuangan, Terjemahan oleh


Herman Wibowo, 1993, Erlangga, Jakarta

Husnan Suad, 1985, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan,


Yogyakarta, Yayasan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta


:Salemba Empat

Munawir , S. 2004. Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta. Liberty

Riyanto, Bambang. (1995), Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. (edisi


keempat). Yogya :BPFE : Yogya.

Utari BR, Diah. 2005. Diktat Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta .USD

Yudi Yuniarto, SE, MBA . Diktat Manajemen Keuangan. Yogyakarta .USD


LAMPIRAN
TABEL 1
NERACA 
PER 31 DESEMBER 2004 
KOPERASI SUSU WARGA MULYA DIY 
AKTIVA  2004  PASSIVA  2004 
AKTIVA LANCAR  (Rp) KEWAJIBAN LANCAR (Rp)
Kas  170.751.607,18  Hutang Anggota  251.903.981,00 
Bank  153.305.507,71  Hutang Bukan Anggota  941.244.673,64 
Piutang Anggota  2.737.602.454,32 Beban Yang Masih Harus Dibayar  5.404.790,07
Piutang Bukan Anggota  430.841.449,04  Dana Pembagian SHU  52.625.460,73 
Persediaan  671.236.098,48  Dana Asuransi Sapi  109.042.036,00 
Biaya Dibayar Dimuka  16.662.500,00 Dana Kesehatan Ternak 1.623.000,00
Cadangan Pengh Piutang 
USP  (10.313.290,88)  DanaSimpanan Wajib GKSI  (15.999.187,65) 
Jumlah  4.170.086.325,85  Dana Jasa Usaha GKSI  2.281.138,69 
      Dana Organisasi GKSI  2.171.029,34 
   Simpanan Sukarela Anggota 1.875.760,00
INVEST. JK. PANJANG  Jumlah 1.352.172.681,82
Innvestasi pada KJA Nur'Aini  388.000,00  KEWAJIBAN JK. PANJANG    
Ivestasi Pada GKSI  26.856.515,00  Hutang Pada Bank BRI  863.106376,00 
Investasi pada PUSKOPDIT  1.000.000,00 Hutang Pada Bank Mandiri 213.541.667,00
Jumlah  28.244.515,00 Hutang Program Menmudakop  6.392.999,25
AKTIVA TETAP     Hutang Pada GKSI Pihak ke 3  202.163.259,94 
Tanah  116.420.000,00  Hutang Lainnya  120.747.359,00 
Bangunan  785.839.693,00 Simpana Lain‐lain 55.233.659,50
Mesin‐mesin  222.185.205,00  Jumlah  1.461.185.320,69 
Kendaraan  679.242.575,00       
Peralatan  102.528.915,00  KEKAYAAN BERSIH    
Aktiva Tetap USP  6.355.000,00 Simpanan Pokok Anggota 32.706.000,00
Akumulasi Penyusutan AT  (890.663.535,03)  Simpanan Wajib Anggota  64.296.500,00 
Jumlah  1.021.907.852,97  Donasi  13.515.950,00 
AKTIVA LAIN‐LAIN     Dana UKM  51.922.030,00 
DTR Pada GKSI Pusat  18.280.902,35 Dana Partisipasi 4.355.759,75
Simp. Cad. Likuid. USP  20.787.473,00  Cadangan Koperasi  120.205.951,31 
Jumlah  39.068.375,35  Cadangan Dana Tanggung Renteng  10.015.327,50 
AKTIVA TITIPAN     Cadangan Dana Komponen  149.206.026,14 
Penyisihan Piutang KSP  (1.480.638.565,61) Cadangan Dana Resiko 779.500,71
Penyisihan Piutang USP     Cadangan Dana Kesehatan Karyawan  (2.522.150,00) 
Piutang Penjualan Sapi  35.150.000,00  Cadangan Dana Asuransi Karyawan   (3.223.000,00) 
Jumlah  (1.515.788.565,61) Cadangan Subsidi M T 16.514.125,00
KEWAJIBAN TITIPAN  SHU Tahun Lalu 16.364.123,50
Dana Sahan Pet. (Pokok)  (30.838.108,00)  SHU Tahun Berjalan  112.387.160,91 
Dana Sahan Pet. (Bunga)  (17.199.795,94)  Jumlah  586.523.304.82 
Dana Saham Pembibitan  (31.047.996,40)       
Danan Pelayanan Keswan   (19.135.090,50)   
Dana IB GKSI  18.046.148,00       
Simp. Non Saham An USP  (263.462.353,39)       
Jumlah  (343.637.196,23)   
     
TOTAL  3.399.881.307,33  TOTAL  3.399.881.307,33 
 
 
 
 
TABEL 2 
NERACA
PER 31 DESEMBER 2005
KOPERASI SUSU WARGA MULYA DIY 
AKTIVA  2005 PASSIVA 2005
AKTIVA LANCAR  (Rp)  KEWAJIBAN LANCAR  (Rp) 
Kas  113.201.321,31  Hutang Anggota  202.164.850,00 
Bank  79.274.212,80 Hutang Bukan Anggota 764.405.966,32
Piutang Anggota  2.605.410.303,32  Beban Yang Masih Harus Dibayar  6.994.690,07 
Piutang Bukan Anggota  338.358.331,44  Dana Pembagian SHU  59.947.174,63 
Persediaan  840.111.473,57 Dana Asuransi Sapi 124.679.411,00
Biaya Dibayar Dimuka  13.331.800,00  Dana Kesehatan Ternak  1.623.000,00 
Cadangan Pengh Piutang USP  .  DanaSimpanan Wajib GKSI  (33.191.096,65) 
Jumlah  3.989.687.442,44 Dana Jasa Usaha GKSI 2.281.138,69
   Dana Organisasi GKSI 2.171.029,34
      Simpanan Sukarela Anggota  1.875.760,00 
INVEST. JK. PANJANG     Jumlah  1.132.956.429,40 
Innvestasi pada KJA Nur'Aini  448.000,00  KEWAJIBAN JK. PANJANG    
Ivestasi Pada GKSI  26.856.515,00 Hutang Pada Bank BRI 750.606.376,00
Investasi pada PUSKOPDIT  1.000.000,00  Hutang Pada Bank Mandiri  . 
Jumlah  28.304.515,00  Hutang Program Menmudakop  6.392.999,25 
AKTIVA TETAP     Hutang Pada GKSI Pihak ke 3  625.605.028,56 
Tanah  116.420.000,00 Hutang Lainnya 304.821.359,00
Bangunan  808.993.193,00  Simpana Lain‐lain  64.232.063,50 
Mesin‐mesin  232.185.205,00  Jumlah  1.751.657.826,31 
Kendaraan  955.274.800,00       
Peralatan  123.288.915,00 KEKAYAAN BERSIH   
Aktiva Tetap USP  10.700.000,00  Simpanan Pokok Anggota  36.479.000,00 
Akumulasi Penyusutan AT  (965.145.659,12)  Simpanan Wajib Anggota  76.370.750,00 
Jumlah  1.281.716.453,88 Donasi 13.515.950,00
AKTIVA LAIN‐LAIN  Dana UKM (6.264.566,00)
DTR Pada GKSI Pusat  18.280.902,35  Dana Partisipasi  63.808.384,07 
Penyertaan Modal pd USP  59.452.624,32       
Simp. Cad. Likuid. USP  11.499.060,00 Cadangan Koperasi 137.000.652,97
Jumlah  89.232.586,67  Cadangan Dana Tanggung Renteng  10.015.327,50 
AKTIVA TITIPAN     Cadangan Dana Komponen  159.206.026,14 
Penyisihan Piutang KSP  (1.524.838.565,61)  Cadangan Dana Resiko  2.716.125,71 
Penyisihan Piutang USP  (15.043.290,88) Cadangan Dana Kesehatan Karyawan  (459.518,00)
Piutang Penjualan Sapi  (5.250.000,00)  Cadangan Dana Asuransi Karyawan   (580.000,00) 
Jumlah  (1.545.131.856,49)  Cadangan Subsidi M T  16.514.125,00 
KEWAJIBAN TITIPAN     SHU Tahun Lalu  16.364.123,54 
Dana Sahan Pet. (Pokok)  (30.838.108,00) SHU Tahun Berjalan 124.506.821,63
Dana Sahan Pet. (Bunga)  (17.199.795,94) Jumlah 649.193.202,56
Dana Saham Pembibitan  (31.047.996,40)       
Danan Pelayanan Keswan   (27.725.518,50)       
Dana IB GKSI  16.192.148,00   
Simp. Non Saham An USP  (219.384.412,39)       
Jumlah  (310.001.683,23)       
TOTAL  3.533.807.458,27  TOTAL  3.533.807.458,27 
TABEL 3 
NERACA 
PER 31 DESEMBER 2006 
KOPERASI SUSU WARGA MULYA DIY
AKTIVA  2006  PASSIVA  2006 
AKTIVA LANCAR  (Rp) KEWAJIBAN LANCAR (Rp)
Kas  367.554.681,00 Hutang Anggota 136.899.000,00
Bank  120.084719,00  Hutang Bukan Anggota  1.081.475.932,00 
Piutang Anggota  5.107.021.284,00  Beban Yang Masih Harus Dibayar  42.559.798,00 
Piutang Bukan Anggota  275.043.021,00 Dana Pembagian SHU 114.982.275,00
Persediaan  900.699.975,00  Dana Asuransi Sapi  153.272.767,00 
Biaya Dibayar Dimuka  13.665.900,00  Dana Kesehatan Ternak  1.623.000,00 
Penyisihan Kerugian 
Piutang  (1.337.531.856,00)  DanaSimpanan Wajib GKSI  (43.747.426,00) 
Jumlah  5.446.537.725,00  Dana Jasa Usaha GKSI  2.281.139,00 
      Dana Organisasi GKSI  2.171.029,00 
      Simpanan Sukarela Anggota  1.876.260,00 
INVEST. JK. PANJANG    Dana Resiko 5.720.626,00
Innvestasi pada KJA Nur'Aini  508.000,00  Dana Kesehatan Kry. & THT  14.292.370,00 
Ivestasi Pada GKSI  26.856.515,00  Dana Asuransi Karyawan  (580.000,00) 
Investasi pada PUSKOPDIT  1.000.000,00 Jumlah 1.512.826.770,00
Jumlah  28.364.515,00 KEWAJIBAN JK. PANJANG
AKTIVA TETAP    Hutang Pada Bank BRI 750.606.376,00
Tanah  116.420.000,00  Hutang Pada Bank Mandiri  . 
Bangunan  818.301.693,00  Hutang Program Menmudakop  . 
Mesin‐mesin  357.185.205,00 Hutang Pada GKSI Pihak ke 3 630.315.092,00
Kendaraan  835.710.800,00 Hutang Lainnya 2.564.421.791,00
Peralatan  125.603.915,00  Simpana Lain‐lain  319.186.143,00 
Aktiva Tetap USP  11.192.500,00  Jumlah  4.264.529.402,00 
Akumulasi Penyusutan AT  (991.052.919,00)       
Jumlah  1.273.361.194,00
AKTIVA LAIN‐LAIN    KEKAYAAN BERSIH
DTR Pada GKSI Pusat  18.280.902,00  Simpanan Pokok Anggota  39.029.000,00 
Penyertaan Modal pd USP  59.452.625,00 Simpanan Wajib Anggota 87.827.250,00
Simp. Cad. Likuid. USP  22.038.688,00 Donasi 13.515.950,00
Jumlah  99.772.215,00  Dana UKM  (60.015.895,00) 
      Dana Partisipasi  4.355.760,00 
KEWAJIBAN TITIPAN 
Dana Sahan Pet. (Pokok)  (30.838.108,00) Cadangan Koperasi 119.065.253,00
Dana Sahan Pet. (Bunga)  (17.199.796,00)  Cadangan Dana Tanggung Renteng  . 
Dana Saham Pembibitan  (31.047.996,00) Cadangan Dana Komponen 99.452.624,00
Danan Pelayanan Keswan   (29.057.771,00) Cadangan Dana Resiko .
Dana IB GKSI  13.894.648,00  Dana Stimulasi Sapi Import  152.400.000,00 
Simp. Non Saham An USP  . Cadangan Dana Monitoring 15.396.200,00
Angsuran Sapi Import  (388.600.000,00) Cadangan Subsidi M T 16.514.125,00
Jumlah  (482.849.023,00)  SHU Tahun Lalu  16.364.125,00 
      SHU Tahun Berjalan  83.926.060,00 
   Jumlah 587.830.452,00
     
TOTAL  6.365.186.625,00 TOTAL 6.365.186.625,00
 
 
 
 
 
TABEL 4 
NERACA
PER 31 DESEMBER 2007 
KOPERASI SUSU WARGA MULYA DIY 
AKTIVA  2007 PASSIVA 2007
AKTIVA LANCAR  (Rp) KEWAJIBAN LANCAR (Rp)
Kas  523.350.524,91  Hutang Anggota  174.612.000,00 
Bank  474.157.103,87  Hutang Bukan Anggota  853.877.642,00 
Piutang Anggota  2.713.871.359,32 Beban Yang Masih Harus Dibayar  57.918.738,00
Piutang Bukan Anggota  2.689.341.175,00  Dana Pembagian SHU  123.116.026,34 
Persediaan  771.354.394,19  Dana Asuransi Sapi  92.554.642,00 
Biaya Dibayar Dimuka  15.165.900,00 Dana Kesehatan Ternak 1.623.000,00
Penyisihan Kerugian Piutang  (1.310.326.870,88)  Dana Simpanan Wajib GKSI  (47.813.484,00) 
Jumlah  5.877.213.586,41  Dana Jasa Usaha GKSI  2.281.139,00 
      Dana Organisasi GKSI  2.171.029,00 
   Simpanan Sukarela Anggota 1.884.660,00
INVEST. JK. PANJANG     Dana Resiko  10.075.376,00 
Innvestasi pada KJA Nur'Aini  508.000,00  Dana Kesehatan Kry. & THT  22.917.561,00 
Ivestasi Pada GKSI  26.856.515,00 Dana Asuransi Karyawan (580.000,00)
Investasi pada PUSKOPDIT  1.000.000,00  Jumlah  1.294.598.329,34 
Jumlah  28.364.515,00  KEWAJIBAN JK. PANJANG    
AKTIVA TETAP     Hutang Pada Bank BRI  750.606.376,00 
Tanah  116.420.000,00 Hutang Pada Bank Mandiri .
Bangunan  818.301.693,00 Hutang Program Menmudakop  .
Mesin‐mesin  357.185.205,00  Hutang Pada GKSI Pihak ke 3  1.159.096.553,00 
Kendaraan  835.710.800,00 Hutang Lainnya 2.470.583.613,00
Peralatan  125.603.915,00 Simpana Lain‐lain 433.645.144,39
Aktiva Tetap USP  16.026.500,00  Jumlah  4.813.931.686,39 
Akumulasi Penyusutan AT  (1.086.621.058,67)       
Jumlah  1.182.627.054,33
AKTIVA LAIN‐LAIN  KEKAYAAN BERSIH
DTR Pada GKSI Pusat  18.280.902,00  Simpanan Pokok Anggota  39.409.000,00 
Penyertaan Modal pd USP  59.452.625,00  Simpanan Wajib Anggota  95.299.950,00 
Simp. Cad. Likuid. USP  42.865.592,00 Donasi 13.515.950,00
Jumlah  120.599.119,00  Dana UKM  (60.015.895,00) 
      Dana Partisipasi  4.355.760,00 
KEWAJIBAN TITIPAN          
Dana Sahan Pet. (Pokok)  (30.838.108,00) Cadangan Koperasi 138.059.285,96
Dana Sahan Pet. (Bunga)  (17.199.796,00)  Cadangan Dana Tanggung Renteng  . 
Dana Saham Pembibitan  (31.047.996,00)  Cadangan Dana Komponen  119.452.624,32 
Danan Pelayanan Keswan   (29.057.771,00) Cadangan Dana Resiko .
Dana IB GKSI  18.197.148,00  Dana Stimulasi Sapi Import  105.539.042,76 
Simp. Non Saham An USP  .  Cadangan Dana Monitoring  39.103.750,00 
Angsuran Sapi Import  (388.600.000,00) Cadangan Subsidi M T 16.514.125,00
Jumlah  (478.546.523,00  SHU Tahun Lalu  16.364.125,15 
      SHU Tahun Berjalan  94.130.017,82 
      Jumlah  621.727.736,01 
           
TOTAL  6.730.257.751,74 TOTAL 6.730.257.751,74
 
 
 
 
 
TABEL 5 
NERACA
PER 31 DESEMBER 2008 
KOPERASI SUSU WARGA MULYA DIY 
AKTIVA  2008 PASSIVA 2008
AKTIVA LANCAR  (Rp) KEWAJIBAN LANCAR (Rp)
Kas  525.342.362,91  Hutang Anggota  286.240.670,00 
Bank  151.265.540,77  Hutang Bukan Anggota  1.047.030.751,00 
Piutang Anggota  2.958.230.443,32 Beban Yang Masih Harus Dibayar  58.214.823,00
Piutang Bukan Anggota  3.072.494.087,00  Dana Pembagian SHU  93.241.850,34 
Persediaan  1.195.090.504,35  Dana Asuransi Sapi  111.584.642,00 
Biaya Dibayar Dimuka  15.850.000,00 Dana Kesehatan Ternak 1.623.000,00
Penyisihan Kerugian Piutang  (1.258.080.769,06)  Dana Simpanan Wajib GKSI  (47.813.484,00) 
Jumlah  6.660.192.169,29  Dana Jasa Usaha GKSI  2.281.139,00 
      Dana Organisasi GKSI  2.171.029,00 
   Simpanan Sukarela Anggota 1.884.660,00
INVEST. JK. PANJANG     Dana Resiko  14.993.876,00 
Innvestasi pada KJA Nur'Aini  568.000,00  Dana Kesehatan Kry. & THT  44.284.573,00 
Ivestasi Pada GKSI  26.856.515,00 Dana Asuransi Karyawan (580.000,00)
Investasi pada PUSKOPDIT  1.000.000,00  Jumlah  1.615.117.529.34 
Jumlah  28.424.515,00  KEWAJIBAN JK. PANJANG    
AKTIVA TETAP     Hutang Pada Bank BRI  750.606.376,00 
Tanah  116.420.000,00 Hutang Pada Bank Mandiri .
Bangunan  818.301.693,00 Hutang Program Menmudakop  .
Mesin‐mesin  349.634.180,00  Hutang Pada GKSI Pihak ke 3  1.588.074.732,24 
Kendaraan  835.710.800,00 Hutang Lainnya 2.407.083.613,00
Peralatan  200.603.915,00 Simpana Lain‐lain 463.693.495,39
Aktiva Tetap USP  16.101.500,00  Jumlah  5.209.458.216,63 
Akumulasi Penyusutan AT  (1.158.688.295,32)       
Jumlah  1.178.083.792,68
AKTIVA LAIN‐LAIN  KEKAYAAN BERSIH
DTR Pada GKSI Pusat  18.280.902,00  Simpanan Pokok Anggota  40.384.000,00 
Penyertaan Modal pd USP  59.452.625,00  Simpanan Wajib Anggota  103.328.950,00 
Simp. Cad. Likuid. USP  63.995.999,00 Donasi 13.515.950,00
Jumlah  141.729.526,00  Dana UKM  (60.015.895,00) 
      Dana Partisipasi  4.355.760,00 
KEWAJIBAN TITIPAN          
Dana Sahan Pet. (Pokok)  (30.838.108,00) Cadangan Koperasi 143.826.647,96
Dana Sahan Pet. (Bunga)  (17.199.796,00)  Cadangan Dana Tanggung Renteng    
Dana Saham Pembibitan  (31.047.996,00)  Cadangan Dana Komponen  139.452.624,32 
Danan Pelayanan Keswan   (39.015.281,00) Cadangan Dana Resiko
Dana IB GKSI  17.368.148,00  Dana Stimulasi Sapi Import  151.999.042,76 
Simp. Non Saham An USP  .  Cadangan Dana Monitoring  6.127.161,32 
Angsuran Sapi Import  (388.600.000,00) Cadangan Subsidi M T 26.288.069,00
Jumlah  (489.333.033,00)  SHU Tahun Lalu  16.364.125,97 
      SHU Tahun Berjalan  108.894.787,67 
      Jumlah  694.521.224,00 
           
TOTAL  7.519.096.969,97 TOTAL 7.519.096.969,97
TABEL
PERHITUNGAN SISA HASIL USAHA
KOPERASI SUSU "WARGA MULYA" DIY 
TAHUN 2004 ‐2008
(Rp)
KETERANGAN  2004 2005 2006  2007 2008
Penjualan Barang dan Jasa  9.435.567.006,92 10.004.141.903,01 8.288.341.612,00 6.505.915.585,27 8.764.365.574,50
Harga Pokok Barang dan Jasa  7.587.881.174,03 7.950.082.973,91 6.460.301.477,98 5.000.487.246,53 6.876.221.425,50

Hasil Usaha Bruto  1.847.685.832,89 2.054.058.929,10 1.828.040.134,02 1.505.428.338,74 1.888.144.149,00

            
Beban Operasional  1.079.658.917,09 1.209.340.308,62 998.360.851,87 691.867.421,19 953.372.702,09
Beban Karyawan  369.001.511,11 371.630.631,00 355.166.186,00 392.505.202,00 450.536.431,00
Beban Administrasi dan Umum  70.056.401,78 72.093.718,76 67.177.088,00 56.294.658,40 86.475.519,58
Beban Organisasi  131.412.182,50 151.250.550,00 211.883.383,00 175.062.900,00 187.621.442,00
Beban Penyusutan AT  85.169.679,50 125.236.899,09 111.526.565,00 95.568.139,33 101.243.266,66
Jumlah Beban Usaha  1.735.298.691,98 1.929.552.107,47 1.744.114.073,87 1.411.298.320,92 1.779.249.361,33
Sisa Hasil Usaha  112.387.140,91 124.506.821,63 83.926.060,15 94.130.017,82 108.894.787,67

 
 

Anda mungkin juga menyukai