Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KUNJUNGAN

KANTOR GUBERNUR JAWA BARAT


Komplek Pusat Pemerintahan Gedung Sate Bandung, Jl. Diponegoro
No.22, Citarum,Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40115

Tugas Mata Kuliah


KEBIJAKAN PUBLIK DAN KINERJA BIROKRASI PENDIDIKAN DALAM
KOMPLEKSITASPERKEMBANGAN

Dosen
PROF. DR. H. Tb. ABIN SYAMSUDIN MAKMUN, M.A.
PROF. DR. H. M. IIM WASLIMAN, M. Pd., M.Si.

Oleh:

ENDIN MUHTADIN
NIS 4103810417089

PROGRAM DOKTORAL ILMU PENDIDIKAN


ANGKATAN XXIV
SEKOLAH PASCASARJANA UNINUS
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur penulis capkan


kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan,
esempatan serta pengetahuan kepada penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan laporan Kunjungan ke kantor Pemerintah Gubernur Jawa Barat

Laporan kunjungan ini adalah sebagai bentuk evaluasi dan dokumentasi


daripada kegiatan kunjungan Mahasiswa S3 Uninus ke Kantor Pemerintahan
Gubernur Jawa Barat yang telah kami lakukan pada tanggal 6 Desember 2018 dan
merupakan salah satu tugas Mata Kuliah Kebijakan Publik dan Kinerja Birokrasi
Pendidikan Era Kompleksitas.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Tb. Abin


Syamsudin Makmun, M.A. dan Prof. Dr. H. M. Iim Wasliman, M. Pd., M. Si.
Selaku Dosen pengampu mata kuliah Kebijakan Publik dan Kinerja Birokrasi
Pendidikan Era Kompleksitas, sekaligus pembimbing yang telah mengarahkan
penulis selama kegiatan kunjungan ke Kantro Gubernur Jawa Barat.

Penulis menyadari bahwa Laporan Kunjungan ini masih memiliki banyak


sekali kekurangan dan ketidak sempurnaan, sehingga dalam kesempatan kali ini
penulis meminta saran dan masukan dari semua pihak demi terciptanya laporan
Praktek Kunjungan yang lebih baik lagi. Penulis juga berharap agar Laporan
Kunjungan yang telah penulis susun ini bisa bermanfaat bagi rekan-rekan
mahasiswa dan para pembaca.

Bandung, Desember 2018


DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................. I

Kata pengantar.................................................................................. Ii

Daftar Isi................................................................................... Iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Tujuan............................................................................... 2

C. Manfaat .....…………………………………………………. 3

BAB IIPROFIL KANTOR GUBERNUR JABAR

BAB III KEGIATAN DAN HASIL KUNJUNGAN

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan.…....…..……………………………………………

B. Saran

Daftar Pustaka....................................................................................

Lampiran.....................................................................................
BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Kebijakan Publik (Public Policy) adalah suatu aturan yang mengatur


kehidupan bersama yang harus ditaati dan berlaku mengikat seluruh warganya,
setiap pelanggaran akan diberi sanksi sesuai dengan bobot pelanggaran yang
dilakukan dan sanksi dijatuhkan didepan masyarakat oleh lembaga yang mempunyai
tugas menjatuhkan sanksi.

kebijakan Publik adalah suatu proses pembuatan kebijakan oleh


pemerintah atau pemegang kekuasaan yang berdampak pada masyarakat luas.
Secara etimologi, Kebijakan (policy) berasal dari bahasa Yunani yaitu Polis
yang berarti negara, kota. Sedangkan dalam bahasa Latin yaitu politia yang
berarti negara, dan dalam bahasa Inggris policie untuk menunjuk suatu
masalah yang berhubungan dengan permasalahan Publik dan Administrasi
pemerintahan.
Dalam pemerintahan Indonesia ada beberapa aturan kebijakan
publik yang di buat dan di tentukan untuk mengatur dan mengarahkan
masyarakat supaya mempunyai karakter yang sesuai dengan misi visi bangsa,
hal tersebut tercermin dalam Undang-undang dasar Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan “Pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekan, perdamaian abadi dan keadilan social. Berdasarkan amanat
UUD 1945, maka pemerintah pun, dari mulai tingkat pusat hingga tingkat
daerah membuat berbagai kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka pemerintah mewujudkan dalam
bentuk kebijakan dalam pendidikan. Karena pendidikan merupakan hal yang
sangat penting, sebab biasanya kualitas kecerdasan manusia dilihat dari
seberapa tinggi seseorang tersebut mengenyam pendidikan.
Pemerintah juga tidak main-main dalam menggalakkan pendidikan,
terbukti dari adanya salah satu peraturan yang mengatur tentang pendidikan.
Peraturan tersebut tertuang dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) disebutkan
bahwa : Tap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran; ayat (2)
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran
nasional yang diatur dengan undang-undang. Dari penjelasan pasal ini
pemerintah memberikan petunjuk bahwa pemerintah mendapatkan amanat
untuk menjamin hak-hak warga negara dalam mendapatkan layanan
pendidikan, selain itu pemerintah juga berkewajiban untuk menyelenggarakan
satu sistem pengajaran nasional.
Kepedulian pemerintah akan pendidikan juga terlihat pada besarnya
alokasi dana untuk pendidikan dari APBN, ini membuktikan keseriusan
pemerintah untuk menjamin tiap-tiap warga negaranya agar mendapatkan
pendidikan yang layak. Kemudian dalam tahapan implementasi kebijakan,
diterbitkanlah Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah, dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, pemerintah
berupaya mengoptiamalkan efesiensi dan efektivitas kelanjutan Otonomi Dan
Reformasi Pendidikan Nasional, dengan pola perubahan kebijakan
pendidikan yang semula sentralisasi, kemudian menjadi desentralisasi.
Namun sayangnya hal ini tidak disadari betul oleh semua masyarakat, sebab
masih banyak masyarakat yang menganggap pendidikan bukan hal yang
utama dalam mencapai kesejahteraan hidup. Selain itu pemerintah juga tidak
mengawasi betul pengalokasian dana tersebut, sebab masih ada sebagian
masyarakat masih sulit dalam mengenyam pendidikan.
Provinsi jawa Barat sangat memperhatikan peningkatan mutu
pendidikan masyarakatnya ini di buktikan muncul berbagai program dan
kebijakan dalam dunia pendidikan diantaranya adalah program Sekolah Jabar
Juara atau Sejajar, adalah inovasi layanan pendidikan menengah di Jawa Barat
yang memberikan peluang seluas-luasnyaa kepada seluruh masyarakat di Jawa
Barat dalam mengakses layanan pendidikan. adapun beberapa strategi sekolah
jabar juara yang akan dijalankan, diantaranya pertama, perluasan sekolah induk
untuk perkuatan sekolah terbuka. Kedua, penguatan kemitraan sekolah (SMK)
dengan industri. Ketiga, pengembangan kompetensi yang relevan dengan
kebutuhan dunia kerja dan industri. Keempat, pemanfaatan teknologi yang
mendukung terhadap sistem pembelajaran yang efektif dan efesien (termasuk
untuk belajar jarak jauh). Kelima, pengembangan sistem asesmen yang
memungkinkan rekognisi terhadap pengalaman belajar berbeda pada peserta
didik. Program tersebut merupakan ihtiar untuk mewujudkan visi dan misi
pendidikan jawa barat.
Misi pendidikan jawa barat adalah :
1. Meningkatkan sistem dan tata kelola atau manajemen pendidikan yang maju.
2. Mengembangkan pendidikan karakter berbasis keluarga dan masyarakat.
3. Meningkatkan layanan pendidikan bermutu yang merata dan terjangkau untuk
semua.
4. Meningkatkan layanan pendidikan berbasis kewirausahaan dan produksi.
5. Meningkatkan layanan pendidikan untuk pembiasaan dan penguasaan
IPTEK.
6. Mengembangkan layanan pendidikan berbasis budaya Jawa Bar

visi pendidikan Jawa barat, yaitu :


“Terwujudnya Pendidikan Maju di Jawa Barat guna membentuk SDM yang
berkarakter, cerdas, mandiri, menguasai IPTEK dan berbasis budaya Jawa
Barat"
tujuan tersebut akan lebih mudah tercapai apabila semua kegiatan
penyelenggaraan pendidikan terhadap reformasi birokrasi dan reformasi
layanan dilaksanakan kepada Pemerintah Provinsi dengan tujuan penguatan
organisasi (manajemen aparatur kependidikan), pembenahan tata laksana,
penataan dan penguatan sumber daya manusia (tenaga pendidik).
Dalam laporan kunjungan ilmiah ke pemerintah Provisi Jawa Barat ini,
penulis ingin membahas tentang formulasi, implementasi dan evaluasi
pelimpahan wewenang pengelolaan pendidikan menengah dan nonformal
(SMA/ SMK/ SLB) dari pemerintah Kabupaten/ Kota kepada Pemerintah
Provinsi Jawa Barat sebagai upaya keberlanjutan otonomi dan reformasi
penyelenggaraan sistem pendidikan nasional.

B. Tujuan.

Program kunjungan ini ditujukan untuk :

1. Berdialog langsung dengan pemangku kebijakan propinsi Jawa Barat,


terutama terkait bidang Pendidikan.
2. Mendapatkan pengetahuan ter update tentang kebijakan publik dibidang
pendidikan Propinsi Jawa Barat.
3. Mendapatkan gambaran langsung dari teori perkulaihan mengenai
formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakanpublik serta peran strategis
Pemprov Jawa Barat dalam peningkatan mutu pendidikan nasional.
4. Menyampaikananalisis kritik dan ide strategis terkait kebijakan publik
bdang pendidikan di Jawa Barat.

C. Manfaat.

Beberapa manfaat yang diharapkan melalui kunjungan lapanganke Kantor


Gubernur Jawa Barat, yaitu :

1. Menguatkan karakter ilmiah dalam kecintaan dan semangat membangun


budaya akademik dan sistem pengelolaan pendidikan bermutu di Jawa
Barat.
2. Mensinergikan kebjakan publik terkait pendidikan yang kekinian dengan
kurikulum dan silabus perkuliahanKebijakan Publik dan Kinerja Birokrasi
Pendidikan dalam Kompleksitas Perkembangan’ pada Program Stdi S-3
Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung.
BABII
PROFIL SINGKAT

A. Nama Lembaga : KANTOR PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


B. Pimpinan
Gubernur :H. Mochamad Ridwan Kamil, ST.,M.Ud
Wakil Gubernur : H. Uu Ruzhanul Ulum, SE

C. Alamat :Komplek Pusat Pemerintahan Gedung Sate Bandung, Jl.


Diponegoro No.22, Citarum, Bandung Wetan, Kota
Bandung, Jawa Barat 40115 Tlp. Tlp. 022-423248,
4233347, 4230993 Fax. 022-4203450
Email:info@jabarprov.go.id,
info.jabarprov@gmail.com
D. Visi (2018-2023) : Mewujudkan Jawa Barat Juara lahir Bathin
dengan Inovasi dan Kolaborasi
Misi : 1. Membentuk manusia pancasila yang bertaqwa; melalui
peningkatan peran masjid dan tempat ibadah sebagai
pusat peradaban, dengan sasaran misi yaitu pesantren
juara, masjid juara, dan ulama juara;
2. Melahirkan manusia yang berbudaya, berkualitas,
bahagia dan produktif melalui peningkatan pelayanan
publik yang inovatif, dengan sasaran misi yaitu
kesehatan juara, perempuan juara, olahraga juara,
budaya juara, sekolah juara, guru juara, ibu juara,
millenial juara, perguruan tinggi juara, dan smk juara;
3. Mempercepat pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan berbasis lingkungan dan tata ruang yang
bekelanjutan melalui peningkatan konektivitas wilayah
dan penataan daerah, dengan sasaran misi yaitu
transportasi juara, logistik juara, gerbang desa juara,
kota juara, pantura juara, pansela juara, dan energi
juara;
4. Meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi
umat yang sejahtera dan adil melalui pemanfaatan
teknologi digital dan kolaborasi dengan pusat-pusat
inovasi serta pelaku pembangunan, dengan sasaran
misi yaitu nelayan juara, pariwisata juara, lingkungan
juara, kelola sampah juara, tanggap bencana juara,
ekonomi kreatif juara, buruh juara, industri juara, pasar
juara, petani juara, umat juara, umkm juara, dan
wirausaha juara; serta
5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang inovatif
dan kepemimpinan yang kolaboratif antara
pemerintahan pusat, provinsi, dan kabupaten/kota,
dengan sasaran misi yaitu birokrasi juara, apbd juara,
asn juara, dan bumd juara.

Strategi : 1. Menigkatkan Peran Strategis Sekolah Vokasi;


Pendidikan 2. Aksesibilitas Pendidkan untuk Semua;
( Misi Kedua ) 3. Meningkatkan Partisipasi Sekolah dan Kualitas Gizi
Siswa;
4. Peningkatan Kualitas SMK;
5. Meningkatkan Literasi Masyarakat;
6. Peningkatan Peran Perguruan Tinggi dalam
Pembangunan;

Program : 1. Meningkatkan akses pendidikan untuk semua;


Unggulan 2. Desentralisasi pelayanan kesehatan;
3. Mmeningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis
inovasi;
4. Mengembangkan destinasi dan infrastuktur pariwisata;
5. Mewujudkan pesantren juara;
6. Meningkatkan infrastuktur konektivitas wilayah;
7. Gerakan membangun desa;
8. Meemberikan subsidi gratis untuk golongan ekonomi
lemah; serta
9. Meningkatkan inovasi pelayanan publik dan penataan
daerah

Program : Ngabaso ( Ngabring ka sakola)


(100 hari Jabar Masagi ( Pendidikan Karakter)
Kerja) Sekoper Cinta ( Sekolah Perempuan Menggapai Cita-
Cita)

Visi Dinas : "Terwujudnya Pendidikan Maju di Jawa Barat guna


Pendidikan membentuk SDM yang berkarakter, cerdas, mandiri,
menguasai IPTEK dan berbasis budaya Jawa Barat"
Misi : 1. Meningkatkan sistem dan tata kelola atau manajemen
pendidikan yang maju.
2. Mengembangkan pendidikan karakter berbasis
keluarga dan masyarakat.
3. Meningkatkan layanan pendidikan bermutu yang
merata dan terjangkau untuk semua.
4. Meningkatkan layanan pendidikan berbasis
kewirausahaan dan produksi.
5. Meningkatkan layanan pendidikan untuk pembiasaan
dan penguasaan IPTEK.
6. Mengembangkan layanan pendidikan berbasis
budaya Jawa Barat.

E. Organisasi Perangkat Daerah Pemprov Jawa Barat

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa BaratNomor 45 Tahun


2016TentangKedudukan Dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi
Jawa Barat.
1. Perangkat Daerah Provinsi, terdiri atas:
a. Sekretariat Daerah Provinsi;
b. Sekretariat DPRD Provinsi;
c. Inspektorat Daerah Provinsi;
d. Dinas Daerah Provinsi, terdiri atas:
1. Dinas Pendidikan;
2. Dinas Kesehatan;
3. Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang;
4. Dinas Sumber Daya Air;
5. Dinas Perumahan dan Permukiman;
6. Satuan Polisi Pamong Praja;
7. Dinas Sosial;
8. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga
Berencana;
9. Dinas Lingkungan Hidup;
10. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
11. Dinas Perhubungan;
12. Dinas Komunikasi dan Informatika;
13. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil;
14. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
15. Dinas Pemuda dan Olahraga;
16. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah;
17. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
18. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan;
19. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan;
20. Dinas Kelautan dan Perikanan;
21. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura;
22. Dinas Perkebunan;
23. Dinas Kehutanan;
24. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;
25. Dinas Perindustrian dan Perdagangan; dan
26. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
e. Badan Daerah Provinsi, terdiri atas:
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
2. Badan Kepegawaian Daerah;
3. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia;
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah;
5. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
6. Badan Pendapatan Daerah; dan
7. Badan Penghubung.

Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi, terdiri atas:

Sekretaris Daerah Provinsi;

A. Asisten Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial, membawahkan:

1. Biro Pemerintahan dan Kerjasama, membawahkan:


a) Bagian Urusan Pemerintahan Daerah, membawahkan:
1) Subbagian Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
2) Subbagian Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; dan
3) Subbagian Perencanaan dan Ketatausahaan.
b) Bagian Tata Pemerintahan, membawahkan:
1) Subbagian Administrasi Pemerintahan;
2) Subbagian Fasilitasi Pemerintahan Umum; dan
3) Subbagian Kependudukan, Pertanahan dan Pemerintahan Desa.

c) Bagian Kerjasama, membawahkan:


1) Subbagian Kerjasama Dalam Negeri;
2) Subbagian Kerjasama Luar Negeri; dan
3) Subbagian Evaluasi Kerjasama.
2. Biro Hukum dan Hak Asasi Manusia, membawahkan:
a) Bagian Perundang-undangan, membawahkan:
1) Subbagian Pembentukan Peraturan Daerah;
2) Subbagian Penyusunan dan Perancangan Peraturan Gubernur dan
Keputusan Gubernur;
3) Subbagian Pengkajian dan Analisis Hukum.
b) Bagian Bantuan Hukum dan HAM, membawahkan:
1) Subbagian Litigasi;
2) Subbagian Non Litigasi; dan
3) Subbagian Hak Asasi Manusia.
c) Bagian Dokumentasi Hukum, Pembinaan dan Pengawasan Produk
Hukum, membawahkan:
1) Subbagian Dokumentasi dan Penyuluhan Hukum;
2) Subbagian Fasilitasi dan Evaluasi; dan
3) Subbagian Perencanaan dan Ketatausahaan.
3. Biro Pelayanan dan Pengembangan Sosial, membawahkan:
a) Bagian Pelayanan Sosial, membawahkan:
1) Subbagian Kesehatan;
2) Subbagian Bina Mental dan Kerohanian; dan
3) Subbagian Perencanaan dan Ketatausahaan.
b) Bagian Penanggulangan Masalah dan Pemberdayaan Sosial,
membawahkan:
1) Subbagian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, Potensi dan
Sumber Kesejahteraan Sosial, dan Penanggulangan Bencana;
2) Subbagian Pemberdayaan Perempuan, Anak, dan Masyarakat Desa; dan
3) Subbagian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi.
c) Bagian Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga,
membawahkan:
1) Subbagian Pendidikan;
2) Subbagian Kebudayaan; dan
3) Subbagian Pemuda dan Olahraga.

B. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, membawahkan:

1. Biro Sarana Perekonomian, Investasi, dan Badan Usaha Milik Daerah,


membawahkan:
a) Bagian Sarana Perekonomian, membawahkan:
1) Subbagian Bina Marga dan Perhubungan;
2) Subbagian Pengelolaan Sumber Daya Air dan Energi Sumber Daya
Mineral; dan
3) Subbagian Perumahan dan Permukiman.
b) Bagian Investasi Daerah, membawahkan:
1) Subbagian Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
2) Subbagian Investasi Pemerintah Daerah; dan
3) Subbagian Perencanaan dan Ketatausahaan.
c) Bagian Badan Usaha Milik Daerah dan Koperasi, Usaha Kecil,
membawahkan:
1) Subbagian Badan Usaha Milik Daerah Lembaga Keuangan;
2) Subbagian Badan Usaha Milik Daerah Non Lembaga Keuangan; dan
3) Subbagian Koperasi dan Usaha Kecil;
2.Biro Produksi dan Industri, membawahkan:
a) Bagian Pertanian, membawahkan:
1) Subbagian Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura;
2) Subbagian Ketahanan Pangan dan Peternakan; dan
3) Subbagian Kelautan dan Perikanan.
b) Bagian Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Perkebunan,
membawahkan:
1) Subbagian Lingkungan Hidup;
2) Subbagian Kehutanan; dan
3) Subbagian Perkebunan.
c) Bagian Industri, Perdagangan, dan Pariwisata, membawahkan:
1). Subbagian Industri dan Perdagangan;
2). Subbagian Pariwisata; dan
3). Subbagian Perencanaan dan Ketatausahaan.
3.Biro Pengendalian Pembangunan, membawahkan:
a) Bagian Pengendalian Pembangunan Daerah, membawahkan:
1) Subbagian Pengendalian Pembangunan Fisik dan Ekonomi;
2) Subbagian Pengendalian Pembangunan Pemerintahan; dan
3) Subbagian Pengendalian Pembangunan Sosial Budaya.
b) Bagian Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
membawahkan:
1) Subbagian Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Fisik dan
Ekonomi;
2) Subbagian Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Pemerintahan; dan
3) Subbagian Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Sosial Budaya.
c) Bagian Analisa Data dan Pelaporan Pembangunan Daerah dan
Perencanaan Sekretariat Daerah, membawahkan:
1) Subbagian Analisa Data dan Pelaporan Pembangunan Daerah;
2) Subbagian Perencanaan Sekretariat Daerah; dan
3) Subbagian Perencanaan dan Ketatausahaan.

C. Asisten Administrasi, membawahkan:

1. Biro Organisasi, membawahkan:


a) Bagian Kelembagaan, membawahkan:
1) Subbagian Kelembagaan Pengelola Urusan;
2) Subbagian Kelembagaan Pengelola Non Urusan; dan
3) Subbagian Analisa Jabatan dan Analisa Beban Kerja.
b) Bagian Ketatalaksanaan, membawahkan:
1) Subbagian Tata Kerja;
2) Subbagian Standar Kerja; dan
3) Subbagian Pelayanan Publik.
c) Bagian Kinerja Organisasi dan Reformasi Birokrasi, membawahkan:
1) Subbagian Kinerja Organisasi;
2) Subbagian Reformasi Birokrasi; dan
3) Subbagian Perencanaan dan Ketatausahaan.
2.Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol, membawahkan:
a) Bagian Pelayanan Media dan Informasi, membawahkan:
1) Subbagian Hubungan Antar Lembaga;
2) Subbagian Pelayanan Media; dan
3) Subbagian Pelayanan Informasi.
b) Bagian Publikasi, Peliputan, dan Dokumentasi, membawahkan:
1) Subbagian Publikasi;
2) Subbagian Peliputan dan Dokumentasi; dan
3) Subbagian Perencanaan dan Ketatausahaan.
c) Bagian Keprotokolan, membawahkan:
1) Subbagian Penata Acara Keprotokolan;
2) Subbagian Fasilitasi Tamu dan Undangan; dan
3) Subbagian Ketatausahaan Pimpinan.
3. Biro Umum, membawahkan:
a) Bagian Rumah Tangga, Tata Usaha, dan Kepegawaian,
membawahkan:
1) Subbagian Urusan Dalam;
2) Subbagian Rumah Tangga Pimpinan; dan
3) Subbagian Tata Usaha dan Kepegawaian Sekretariat Daerah.
b) Bagian Administrasi Keuangan, membawahkan:
1) Subbagian Administrasi Keuangan I;
2) Subbagian Administrasi Keuangan II; dan
3) Subbagian Administrasi Keuangan III.
c) Bagian Aset Sekretariat Daerah, membawahkan:
1) Subbagian Perencanaan Kebutuhan Barang, Pengadaan, Penyimpanan,
dan Distribusi;
2) Subbagian Akuntansi, Pelaporan, Pengamanan, dan Pengelolaan Aset;
dan
3) Subbagian Perencanaan dan Ketatausahaan.

4. Staf Ahli.
5. Kelompok Jabatan Fungsional.
BABIII
KEGIATAN DAN HASIL KUNJUNGAN

A. Kegiatan Kunjungan

Hari Waktu Kegiatan


Tanggal
Kamis, 6 Pukul Kunjungan Ilmiah dan Studi lapangan Maha Siswa
Desember 12.30 WIB Pascasarjana Program Studi Doktor Ilmu Pendidikan
2018 Universitas Islam Nusantara Bandung Ke Kantor
Gubernur Jawa Barat.
Kunjungan di terima dan di pandu oleh protokoler ( Bp
Asep Hendra) dilanjutkan dengan menggali informasi
sejarah Gedung Sate
Pukul Rombongan Mahasiswa S.3 Angkatan 24 UNINUS
14.00 WIB dengan di bimbing oleh Dosen pengampu, di terima di
ruang rapat Sanggabuana Gedung Sate.
Pukul Kegiatan Ilmiah:
14.00 s.d
1. Pembukaan oleh Staff Humas dan Protokoler Gedung
15.00 WIB
Sate.
2. Sambutan Kepala Sekda Pemprov Jabaryang
dibacakan (Kabag. Pendidikan dan Kebudayaan Biro
Yansos) Bpk. Diding Wahyudin
3. Sambutan Dosen Pembimbing ( Prof.Dr. H Iim
Wasliman, M.Pd.,M.Si.)
4. Pemaparan materi singkat seputar kebijakan dan
program unggulan pemprov Jabar terkait Pendidikan
dan alih kelola pendidikan menengah.
5. Penutupan
6. Penyerahan cinderamata dan foto bersama
Pukul Kunjungan ke Musieum Gedung Sate
15.00 s.d Kunjunga selesai pukul 16.00 WIB
16.00 WIB

B. Hasil Kunjungan

1. Informasi singkat tentang program unggul Pemprov


Jabar di bidang pendidikan
2. Pemaparan tentang kebijakan alih kelola pendidikan
menengah ke tingkat propinsi
3. Informasi tentang mekanismedan prosedur formulais,
implementasi dan evaluasi kebijakan terkait pendidikan
di Jawa Barat.

Pemaparan terkait program Pendidikan di Jawa Barat:

Sesuai dengan undang-undang nomor 23 tahun 2014


tentang pemerintahan daerah, terdapat perubahan-
perubahan terkait kewenangan daerahdalam masalah
pendidikan, kewenangan provinsi yaitu pengguna hal
pengelolaan pendidikan menengah dan pendidikan khusus.
namun demikian bukan berarti masalah bidang pendidikan
yang lain tidak mendapat perhatian. Pengelolaan
pendidikan tinggi, pemerintah provinsi jawa barat sangat
memperhatikandengan memberikan bantuan untuk
Program Menunjang Studi Di Luar Kampus Utama
(PSDKU) yang telah dirintis oleh 3 (tiga) perguruan tinggi
negeri jawa barat yaitu Universitas Padjadjaran di
Pangandaran, Institut Pertanian Bogor Di Sukabumi Dan
Institut Teknologi Bandung Di Cirebon. Juga melalui
pemberian beasiswa kepada mahasiswa-mahasiswa jawa
barat mulai dari jenjang D3 sampai dengan S3. untuk
masalah pendidikan dasar dan pendidikan anak usia dini
non formal dan informal (PAUDNI), pemerintah provinsi
jawa barat memberikan perhatian antara lain melalui
program paud yang terintegrasi dengan program pos
pelayanan terpadu (posyandu).
Ssekretariat daerah sebagai institusi yang menjembatani
antara OPD dengan pemimpin daerah, dan antar OPD di
daerah memiliki peran yang sangat penting sebagai
koordinator dan fasilitator. oleh karena itu kami di
sekretariat daerah provinsi jawa barat, di biro pelayanan
dan pengembangan sosial khususnya, senantiasa
mengupayakan tersusun dan terimplementasikannya
kebljakan publik yang mendukung peningkatan kualitas
sumberdaya manusia, sesuai misi jawa barat.
Bidang pendidikan yang telah dilakukan antara lain dengan
menerbitkan Peraturan Gubernur nomor 6 tahun 2018
tentang Pendidikan Menengah Jarak Jauh (PJJ)).
pendidikan jarak jauh baik untuk sekolah menengah umum
maupun kejuruan ini merupakan salah satu program
bingkai bingkai sekolah jabar program juara yang menjadi
unggulan bapak gubernur saat ini.
Selain itu beberapa kebdakan publik pendidikan yang
berkaitan dengan program 100 hari bapak gubernur jawa
barat antara lain:
1. Ngabaso (ngabring ka sakola), yang tujuannya adalah,
anak didorong memilik kemandirian agar terbiasa berjalan
kaki ke sekolah dan berinteraksi sosial. ditetapkan dengan
keputusan gubernur jawa barat nomor: 420.05 / kep.1223 /
yanbangsos / 2018 tanggal 21 novmber 2018
2. Jabar Masagi, adalah pendidikan karakter yang
berpijak pada pendidikan budi pekert yang berdampak
pada akhlak sosial yang mengandung keluhuran nilai-nilai
kearifan lokal yang sesuai tanpa kebutuhan dan konteks
budaya dari masing-masing wilayah di jawa barat
3. Sekoper Cinta (sekolah perempuan menggapai cita-
cita), program yaitu untuk meningkatkan kualitas peranan
perempuan pembangunan dan kehidupan masyarakat
sehari-hari.
Saat ini sedang melakukan proses pemilu calon anggota
Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Barat, sebuah lembaga
non pemerintah yang memiliki peran sebagai pemberi
pertimbangan (badan penasehat), pendukung (badan
pengencana penambahan (pengendalian), dan mediator
antara pemerintah (eksekutif) dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) (legislatif) dengan masyarakat,
semua yang dilakukan tidak pernah terlepas dari tugas
pokok, fungsi dan kewenangan pemerintah daerah provinsi
jawa barat.

C. Tanya Jawab
1.Pertanyaan disampaikan oleh Mahsiswa ( M. Toufik)
Bagaimana Kebijakan dan Implementasi enteurpreneurship birokrasi dalam
layanan kependidikan yanga akan dilakukan oleh Dinas Pendidikan
Propinsi Jawa Barat?
Jawaban oleh Diding Wahyudin/ Kabag Kabag. Pendidikan dan
Kebudayaan Biro Yansos Jabar
Pemprov jabar telah mengeluarkan program (JUS) Jiwa Usaha Siswa, yang
dalam hal ini sudah terbukti ada siswa SMK yang mampu berpenghasilan
sampai 30 Juta perbulan, tentu saja ini bagian dari kerhasilan program
pemprov dalam mendodorng jiwa usaha kepada para siswa, untuk memiliki
jiwa enterpreneurship.
2. Pertanyaan Kedua dilontarkan oleh mahasiswa ( Anton Musa)
Terkait Kebijakan SMK PJJ ( Pembelajaran Jarak Jauh), apakah program
tersebut akan tetap dijalankan atau akan diganti dengan program yang lain
yang mengarah kepada kualitas bukan hanya kuantitas?
Jawaban oleh Diding Wahyudin/ Kabag Kabag. Pendidikan dan
Kebudayaan Biro Yansos Jabar.
Seharusnya yang kompeten menjawab ini adalah dinas pendidikan, namun
ternyata tidak hadir pada acara ini, terkait program SMK PJJ yang
diterbitkan dalam Peraturan Daerah No. 5 tahun 2017 menegaskan bahwa
sekolah terbuka khusus bagi mereka yang terkendala biaya, jarak, dan
waktu. Jadi, seluruh sekolah induk tidak seharusnya meragukan
penyelenggaraan sekolah terbuka dan melaksanakannya dengan
serius.Kemudian, ketika masih ada beberapa warga yang bertanya-tanya
mengenai ijazah SMA terbuka dan SMK PJJ. Ia menegaskan, ijazah SMA
terbuka maupun SMK PJJ sama dengan sekolah reguler. "Ijazah SMA
terbuka dan SMK PJJ sama dengan yang dikeluarkan dari sekolah induk.
Yang berbeda adalah ijazah untuk Anak berkebutuhan khusus (ABK),
karena ditambah deskripsi terkait kompetensi yang dimiliki. Sepanjang
peraturan tersebut belum dicabut, maka kebijakan ini akan terus
dijalankan, apalagi dengan misi pemprov sekarang bahwa pendidikan
untuk semua. Dan salah satu program dalam bingkai sekolah Jabar Juara
yang menjadi program unggulan Bapak Gubernur saat ini.
3. Petanyaan ketiga oleh mahasiswi ( Ny. Emas Sahribanon)
Kebijakan Apa yang dikeluarkan oleh Pemprov, terkait keberpihakan pada
madrasah dan pada guru honorer yang usianya diatas 35 Tahun.
Jawaban oleh Diding Wahyudin/ Kabag Kabag. Pendidikan dan
Kebudayaan Biro Yansos Jabar.
Keberpihakan kepada madrasah dan pontren tentu sangat kuat, apalagi
pemerinatahn dibawah kang Emil dan Kang UU, yang begitu kuat dalam
peningkatan mutu keagamaan di Jawa Barat.
Pada era pemerintahan sebelumnya juga sudah banyak madrasah, mesjid
mushola dan pesantren yang mendapatkan dana hibah dari pemprov jabar.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan.

1. Undang Undang Otonmoi daerah telah merubah banyak wajah pendidikan Jawa
Barat, sebagai propinsi penyangga Ibu Kota Negara, tentunya setiap kebijakan
pusat akan cepat direalisasikan di Jawa Barat, pun demikian terkait kewenangan
desentralisasi pendidikan, termasuk didalamnya alih kelola pendidiikan
menengah ke propinsi, kesemuanya di formulaiskan dalam peraturan daerah dan
peraturan gubernur, dan di implementasikan sesuai tugas dan fungsi masing
masing perangkat Daerah secara sinergi dan berkesinambungan.
2. Ada hal menarik dari kunjugan ilmiah ini, selain diperlihatkan dan dipaparkan
mengenai sejarah gedung sate melalui telusur musieum, lebih dari sekedar itu,
sebuah inovasi dialektika dan kraeativitas program kekinian dilontarkan oleh
gubernur baru jawa barat.
Ngabaso, Jabar Masagi, Sekoper Cinta serta program unik lainnya menjadi
program 100 hari kerja yang lengkap akan khasanah buadya sunda yang
berkemajuan.

B. Saran-saran.
Dengan tidak melihat sebuah proses kunjugan. Ada beberapa hal yang
menjadi masukan terkait persiapan kunjungan dan bagi pemerintah provinsi
Jawa barat, terkait program dan kebijakan pendidikan:
1. Kegiatan Kunjungan ilmiah hendaknya di rencanakan seoptimal mungkin,
termasuk penjadwalan dan materi diskusi, sehingga target audiensi bisa
tercapai sesuai harapan dan tuntutan tugas mata kuliah.
2. Bagi pemerintah Provinsi Jawa Barat, kaji ulang dan review tentang
kebijakan SMK PJJ dan SMA Terbuka, untuk pemerataan pendidikan,
tentunya tidak selamanya harus mengornbankan arti kualitas, ada banyak
solusi lain diantaranya optimalisasi penyelenggaraan program penyetaraan
Paket C.
DAFTAR PUSTAKA

Lampiran :
Foto- Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai