Anda di halaman 1dari 30

1.

PENYUSUNAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

HANDOUT PENDAMPINGAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK
TAHUN 2015

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2015

PENYUSUNAN RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Pengertian RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk
satu pertemuan atau lebih, dikembangkan berdasarkan silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran dan penilaian peserta didik dalam mencapai Kompetensi Dasar (KD).Setiap guru di
setiap satuan pendidikan wajib menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar.
Penyusunan RPP dilakukan sebelum awal semester atau awal tahun pelajaran dimulai danperlu
diperbarui sesuai perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
Penyusunan RPP harus menerapkan prinsip-prinsip pedagogis secara tertulis untuk direalisasikan
dalam kegiatan pembelajaran, sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang efektif
dalam mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. RPP disusun agar proses pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh masing-masing guru atau kelompok gurumata pelajaran
tertentu yang difasilitasi dan disupervisi oleh kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh
kepala sekolah, atau melalui MGMP antar sekolah atau antar wilayah yang dikoordinasikan dan
disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.Dalammengembangkan RPP, guru harus
memperhatikan silabus, buku teks peserta didik,dan buku guru.
B. Komponen dan SistematikaRPP
Mengacu pada Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran, RPP merupakan
rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pembelajaran atau tema
tertentu sesuai dengan silabus.
Komponen RPP mencakup:(1) identitas sekolah/nama satuan pendidikan, mata pelajaran, dan
kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, Indikator Pencapaian Kompetensi; (4) tujuan
pembelajaran; (5) materi pembelajaran; (6) pendekatan, model dan metode;(7)media/alat, bahan,
dan sumber belajar;(8) langkah-langkah pembelajaran, dan (9) penilaian pembelajaran.
Komponen RPP untuk SMK secara operasional diwujudkan dalam bentuk format sebagai berikut.
FORMAT RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : …...........................................................................
Mata Pelajaran : …...........................................................................
Kelas/Semester : ……........................................................................
Alokasi Waktu : …...........................................................................
A. Kompetensi Inti
1. _______________
2. _______________
3. _______________
4. _______________
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI-1
2. KD pada KI-2
3. KD pada KI-3
4. KD pada KI-4
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI-3
2. Indikator KD pada KI-4
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Pembelajaran
(rincian dari Materi Pokok Pembelajaran)
F. Pendekatan, Model dan Metode
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:*)
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (… menit)
b. Kegiatan Inti (... menit)
c. Penutup (… menit)
2. Pertemuan Kedua:*)
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (… menit)
b. Kegiatan Inti (... menit)
c. Penutup (… menit),
dan pertemuan seterusnya.
H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian
2. Instrumen Penilaian
a. Pertemuan pertama
b. Pertemuan kedua
c. Pertemuan seterusnya
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
I. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/Alat
2. Bahan
3. Sumber Belajar

Mengetahui ______________, _________


Kepala …….......................... Guru Mata Pelajaran,

NIP NIP
*) Langkah 5 M tidak harus terjadi pada setiap pertemuan, bisa terjadi pada beberapa pertemuan.
C. Langkah-langkah Penyusunan RPP
RPP disusun melalui langkah-langkah berikut.
1. Analisis Program Semester
Hasil analisis program semester digunakan untuk menentukan KD dan materi yang akan dirancang
RPP-nya.Disamping untuk menentukan KD dan materi,analisis program semester dapat digunakan
untuk mengetahui urutan pembelajarandan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap KD dan
materi(lihat topik tentang: Penyusunan Program Semester).Perhatikan Tabel 1 berikut sebagai
contohhasil analisis progam semester pada mata pelajaran Simulasi Digital.
Tabel 1.Hasil Analisis Program Semester/KD
Kebutuhan
Jam/ Jumlah
Kompetensi Dasar Materi Total Jam
Pertemuan Pertemuan
(JP)
KD 3.2 1. Pengelolaan
menerapkan Informasi digital
pengetahuan melalui 3 2 6
pengelolaan informasi Komunikasi
digital melalui komunikasi daring asinkron
daring. 2. Pengelolaan 3 2 6
KD 4.2 Informasi digital
menyajikan hasil melalui
pengelolaan informasi komunikasi
digital melalui komunikasi daring sinkron
daring online.
Jumlah JP/KD 3 4 12
Berdasarkan Tabel 1,guruakan membuat RPP untuk KD pengetahuan 3.2 dan KD keterampilan
4.2,untuk 4 kali pertemuan; pertemuan pertama membahas tentang materi:“pengelolaan informasi
daring asinkron”dengan alokasi waktu 6 JP @ 45 menit (2 kali pertemuan).
2. Mengembangkan RPP menggunakan format RPP yang pengisiannya mengikuti rambu-rambu yang
tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2.Rambu-rambuPengembangan RPP
No. Komponen Keterangan

1. a. Identitas Sekolah a. Diisi nama satuan pendidikan.


b. Mata Pelajaran b. Diisi namaMata Pelajaran, seperti tertera pada Struktur
Kurikulum.
c. Kelas/Semester c. Diisi kelas dan semester; ganjil/genap.
2. Alokasi waktu Diisi jumlah jam pelajaran hasil analisis program semester.
3. Kompetensi Inti Disalin dari Kompetensi Inti yang tertuang pada Lampiran
Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum
SMK2013 untuk KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4.
4. Kompetensi Dasar a. KD disalin dari Lampiran Permendikbud Nomor 60 Tahun
2014 tentang Kurikulum SMK 2013 dan SK Dirjen Nomor
1464/D3.3/KEP/KP/2014 tentang Mata Pelajaran dan
Kompetensi Dasar Program Keahlian (C2) dan Paket Keahlian
(C3) SMK/MAK.
b. Rumusan KD dituliskan untuk semua KDdari KI-1, KI-2, KI-3
danKI-4.
5. Indikator Pencapaian a. Dirumuskan sesuai KD
Kompetensi b. Untuk KD pengetahuan, kata kerja operasional yang
digunakan tidak lebih tinggi dari KD,sedangkan dimensi
pengetahuan sesuai yang tercantum pada KD.
c. IPK untuk KD keterampilan dapat merupakan langkah-
langkah melakukan/kerja.
d. Minimal mengandung 2 IPK untuk setiap KD
No. Komponen Keterangan
Pada contoh diatas:
KD Pengetahuan
Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital
melalui komunikasi daring.
Berdasarkan KD tersebut, “menerapkan” adalah dimensi
proses kognitif level C3, sedangkan pernyataan “pengelolaan
informasi digital komunikasi daring” adalah dimensi
pengetahuan faktual dan konseptual, procedural. Untuk
penyusunan IPK, kedua dimensitersebut perlu diperhatikan.
Dimensi proses kognitif ada pada level 3, berarti kata kerja
operasional yang dapat digunakan adalahdarilevel 2 dan level
3.
1. Dimensi pengetahuan ada pada factual, konseptual, dan
procedural sehingga dapat menggunakan semua lingkup
pengetahuan faktual , konseptual, procedural, misalnya:
 Simbul padakomunikasi daringonline (faktual);
 Pengertian komunikasi daringonline(konseptual);
 Klasifikasi komunikasi daring online(konseptual)
 Cara melakukan komunikasi daring online(procedural) ….dst.
2. Berdasarkan dimensi pengetahuan dan proses kognitif, maka
IPK dari KD pengetahuan diatas sebagai berikut:
a. Menjelaskan simbul yang digunakan padakomunikasi
daring online;
b. Menjelaskan pengertian komunikasi daring online;
c. Mendeskripsikan jenis-jenis komunikasi daring online;
d. Menentukan teknik komunikasi daring onlineyang akan
digunakan sesuai jenis alat yang disediakan
KD Keterampilan
KD 4.2
Menyajikan hasil pengelolaan informasi digital melalui
komunikasi daring online..
Berdasarkan KD 4.8tersebut, kata “menyajikan” adalah
dimensi keterampilan konkret pada gradasi minimal P1 =
level keterampilan konkretimitasi (minimal kelas X).
Berdasarkan analisis tersebut, maka IPK nya adalah:
4.2.1. Melakukan komunikasi daring asinkron dan sinkron
berdasarkan contoh.
4.2.2. Mendemonstrasikan komunikasi daring asinkron dan sinkron
berdasarkan tugas
No. Komponen Keterangan
6. Tujuan Pembelajaran 1. Rumusan tujuan pembelajaran merupakan jabaran lebih rinci
dari indikator (IPK).
2. Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dari KI-3
dan KD dari KI-4 dengan mengaitkan KI-1 dan KI-2.
3. Perumusan tujuan pembelajaran menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan atau diukur, mencakup
ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan.
4. Perumusan tujuan pembelajaran mengandung
komponen Audience, Behaviour, Condition dan Degree (ABC
D), yaitu:
5. Audience adalah peserta didik;
6. Behaviour merupakan perubahan perilaku peserta didik yang
diharapkan dicapai setelah mengikuti pembelajaran;
7. Condition adalah prasyarat dan kondisi yang harus
disediakan agar tujuan pembelajaran tercapai, dan
8. Degree adalah ukuran tingkat atau level kemampuan yang
harus dicapai peserta didik.
Berdasarkan IPK diatas, maka rumusan tujuan
pembelajarannya yaitu:
1. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan
dapat menjelaskan pengertian komunikasi
daring onlinesesuai dengan buku teks secara santun
2. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan
dapat menjelaskan 4 simbul yang digunakan pada
pengelolaan informasi digital daring onlinesesuai dengan
buku teks secara santun
3. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan
dapat menjelaskan 2 jenis pengelolaan informasi digital
melalui komunikasi daring onlinedengan santun
4. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan
dapat menentukan kebutuhan pokok fasilitas yang
diperlukan untuk pengelolaan informasi digital
daring onlinesecara mandiri
5. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan
dapat menjelaskan cara melakukan komunikasi daring online
dengan percaya diri
6. Disediakan peralatan komunikasi dan jaringan internet,
peserta didik akan dapat melakukan komunikasi daring
asinkron dan sinkron berdasarkan contoh dengan percaya
diri
7. Disediakan peralatan komunikasi dan jaringan internet,
peserta didik akan dapat mendemonstrasikan komunikasi
daring asinkron dan sinkron berdasarkan tugas sesuai
prosedur dengan percaya diri.
No. Komponen Keterangan

7. Materi Pembelajaran Diambil dari hasil analisis tujuan pembelajaran yang


dihilangkan KKO, degree dan condition-nya. Contoh:
Materi
Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran
1. Setelah berdiskusi dan Pengertian
menggali informasi, peserta komunikasi
didik akan dapat menjelaskan daringonline
pengertian komunikasi
daring onlinesesuai dengan
buku teks secara santun
2. Setelah berdiskusi dan Pengertian bumbu
menggali informasi, peserta
didik akan dapat menjelaskan
4 simbul yang digunakan
pada pengelolaan informasi
digital daring onlinesesuai
dengan buku teks secara
santun
3. Setelah berdiskusi dan Jenis komunikasi
menggali informasi, peserta daring online
didik akan dapat menjelaskan
2 jenis pengelolaan informasi
digital melalui komunikasi
daring onlinedengan santun
4. Setelah berdiskusi dan Kebutuhan pokok
menggali informasi, peserta fasilitas
didik akan dapat komunikasi
daringonline
menentukan kebutuhan
pokok fasilitas yang
diperlukan untuk
No. Komponen Keterangan

pengelolaan informasi digital


daring onlinesecara mandiri
5. Setelah berdiskusi dan Cara melakukan
menggali informasi, peserta komunikasi
didik akan dapat menjelaskan daringonline
cara melakukan komunikasi
daring online dengan percaya
diri
6. Disediakan peralatan
komunikasi dan jaringan
internet, peserta didik akan
dapat melakukan komunikasi
daring asinkron dan sinkron
berdasarkan contoh dengan
percaya diri
7. Disediakan peralatan
komunikasi dan jaringan
internet, peserta didik akan
dapat
mendemonstrasikankomunika
si daring asinkron dan
sinkron
berdasarkan tugassesuai
prosedur dengan percaya diri
Materi yang dikembangkan termasuk materi pengayaan
(dapat dikembangkan berdasarkan buku siswa, referensi
lain), materi yang terintegrasi dengan muatan lokal, dan
materi yang diintegrasikan pada kegiatan ekstrakurikuler.
8. Pendekatan, Model dan Diisi dengan model pembelajaran yang sesuai dengan KD
Metode Pembelajaran dan IPK(lihat konsep Pemahaman Proses Pembelajaran:
Tabel Perancah Pemaduan Sintaksis Model Pembelajaran dan
Pendekatan Saintifik).
9. Kegiatan Pembelajaran a. Diisi mengacu sintaks model pembelajaran yang ditetapkan.
b. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran diorganisasikan
menjadi kegiatan yang terdiri atas:
1) Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluanguru:
 Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
 Mendiskusikan kompetensi yang telah dipelajari dan
dikembangkan sebelumnya terkait dengankompetensi yang
akan dipelajari.
 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
manfaatnyabagi kehidupan.
 Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan.
 Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan
digunakan.
No. Komponen Keterangan
2) Kegiatan Inti
 Diisi dengankegiatan siswa dan guru mengikuti urutansintaks
model belajar yang dipadukan dengan pendekatan saintifik
(hasil analisis pemaduan model tugas sesi 3).
 Kegiatan 5M tersebut tidak harus terjadi sekaligus pada satu
kali pertemuan, tetapi disesuaikan dengan karakteristik
materi yang sedang dibahas.
Pemaduan sintaksis (langkah-langkah) model pembelajaran
dan langkah pendekatan saintifik (5M) ditata menggunakan
format perancah. Lihat penjelasan “Pemahaman Proses
Pembelajaran” (pembelajaran sesi 3)

3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup meliputi antara lain:
 membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
 refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas
kelompok/perseorangan (jika diperlukan).
 menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
10. Penilaian a. Diisi dengan hasil analisis teknik dan instrumen penilaian
(hasil pembelajaran sesi 4).
Contoh:

Teknik
KD Instrumen
Penilaian
KD 3.2menerapkan
pengetahuan
pengelolaan
1. Tes Tertulis 1. Soal tes
tertulis
informasi digital
melalui komunikasi 2. Penugasan
daring 2. Lembar
penilaian
tugas
No. Komponen Keterangan

KD 4.2
Menyajikan hasil 1. Tes praktik/ 1. Lembar
pengelolaaninformasi unjuk kerja observasi
digital melalui unjuk kerja
komunikasi daring
online..

b. Diisi dengan program remedial dan pengayaan.


11. Media, Alat, dan Sumber Diisi dengan:
Belajar a. Sarana, alat bantu dan bahan yang digunakan pada proses
pembelajaran di setiap RPP.
b. Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan
elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang
relevan untuk setiap pertemuan sesuai dengan tuntutan KD.
c. Sumber belajar ditulis sesuai ketentuanpenulisan
literatur/referensi.
Contoh:
Media, Alat, dan Sumber
KD
Belajar
KD 3.2menerapkan KD 3.2 menerapkan
pengetahuan pengetahuan pengelolaan
pengelolaan informasi informasi digital melalui
digital melalui komunikasi daring
komunikasi daring
KD 4.2
KD 4.2 Menyajikan hasil
Menyajikan hasil pengelolaaninformasi
pengelolaan informasi digital melalui komunikasi
digital melalui daring online..
komunikasi daring
Sumber belajar : buku
online..
teks pembelajaran, buku
referensi lain

5. Tugas/Latihan
Susunlah RPP berdasarkan hasil “Analisis KD Pengetahuan dan Keterampilan” serta “Pemaduan
Sintaks Model Pembelajaran dan Pendekatan Saintifik” sebagaimana dijelaskan pada Hand-out
Materi Pendampingan tentang Pemahaman Kurikulum 2013 SMK, kemudian tuangkan dalam format
RPP.
Diposting 7th June 2016 oleh Blog rico yuliardi

1
Lihat komentar
2.
JUN

7
permen no 60 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 tingkat SMK dan
MA
SALINAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 60 TAHUN 2014
TENTANG
KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/
MADRASAH ALIYAH KEJURUAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :

bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 77A ayat (3), Pasal 77C ayat (3), Pasal 77D ayat (3),
Pasal 77E ayat (3), Pasal 77F ayat (4) dan Pasal 77K ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4301);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5410);
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian
Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014;
5. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010-2014;
6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi, dan Tata kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014;
7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan
Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan
Presiden Nomor 41/P Tahun 2014;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG KURIKULUM 2013


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN.
Pasal 1
(1) Kurikulum pada sekolah menengah kejuruan /madrasah aliyah kejuruan yang telah dilaksanakan
sejak tahun ajaran 2013/2014 disebut Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan.
(2) Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
a. Kerangka Dasar Kurikulum;
b. Struktur Kurikulum;
c. Silabus; dan
d. Pedoman Mata Pelajaran.

Pasal 2
Kerangka Dasar Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf a berisi landasan
filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

Pasal 3
(1) Struktur Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf b merupakan
pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran, dan
beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan.
(2) Kompetensi Inti pada Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik sekolah menengah
kejuruan/madrasah aliyah kejuruan pada setiap tingkat kelas.
(3) Kompetensi Inti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Kompetensi Inti sikap spiritual;
b. Kompetensi Inti sikap sosial;
c. Kompetensi Inti pengetahuan; dan
d. Kompetensi Inti keterampilan.
(4) Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi kemampuan dan muatan pembelajaran untuk
suatu mata pelajaran pada sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan yang mengacu
pada Kompetensi Inti.
(5) Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan penjabaran dari
Kompetensi Inti dan terdiri atas:
a. Kompetensi Dasar sikap spiritual;
b. Kompetensi Dasar sikap sosial;
c. Kompetensi Dasar pengetahuan; dan
d. Kompetensi Dasar keterampilan.

Pasal 4
Kerangka Dasar Kurikulum dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 5
(1) Mata pelajaran Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) dikelompokkan atas:
a. mata pelajaran umum Kelompok A;
b. mata pelajaran umum Kelompok B; dan
c. mata pelajaran peminatan kejuruan Kelompok C.
(2) Mata pelajaran umum Kelompok A sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan
program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan penguatan
kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(3) Mata pelajaran umum Kelompok B sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial,
budaya, dan seni.
(4) Mata pelajaran peminatan kejuruan Kelompok C sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau
kemampuan dalam Bidang Kejuruan, Program Kejuruan, dan Paket Kejuruan.
(5) Muatan dan acuan pembelajaran mata pelajaran umum Kelompok A sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan muatan dan acuan pembelajaran mata pelajaran peminatan kejuruan Kelompok C
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) bersifat nasional dan dikembangkan oleh Pemerintah.
(6) Muatan dan acuan pembelajaran mata pelajaran umum Kelompok B sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) bersifat nasional dan dikembangkan oleh Pemerintah dan dapat diperkaya dengan
muatan lokal oleh pemerintah daerah dan/atau satuan pendidikan.
(7) Mata pelajaran umum Kelompok A sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti;
b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;
c. Bahasa Indonesia;
d. Matematika;
e. Sejarah Indonesia; dan
f. Bahasa Inggris.
(8) Mata pelajaran umum Kelompok B sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
a. Seni Budaya;
b. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan; dan
c. Prakarya dan Kewirausahaan.
(9) Mata pelajaran Seni Budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (8) huruf a dan mata pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) huruf c masing-masing
berisikan pilihan muatan untuk memperkuat Program Kejuruan.
(10) Mata pelajaran umum Kelompok B sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dapat ditambah
dengan mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri.
(11) Mata pelajaran peminatan Kelompok C sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
dikelompokkan secara bertingkat atas:
a. Dasar Bidang Kejuruan;
b. Dasar Program Kejuruan; dan
c. Paket Kejuruan.
(12) Mata pelajaran Dasar Bidang Kejuruan sebagaimana dimaksud pada ayat (11) huruf a
dikelompokkan atas:
a. Bidang Kejuruan Teknologi dan Rekayasa;
b. Bidang Kejuruan Teknologi Informasi dan Komunikasi;
c. Bidang Kejuruan Kesehatan;
d. Bidang Kejuruan Agribisnis dan Agroteknologi;
e. Bidang Kejuruan Perikanan dan Kelautan;
f. Bidang Kejuruan Bisnis dan Manajemen;
g. Bidang Kejuruan Pariwisata;
h. Bidang Kejuruan Seni Rupa dan Kriya; dan
i. Bidang Kejuruan Seni Pertunjukan.
(13) Mata pelajaran Dasar Program Kejuruan sebagaimana dimaksud pada ayat (11) huruf b
merupakan muatan-substantif pengikat yang berfungsi sebagai fokus utama dari Program Kejuruan
tersebut.
(14) Mata pelajaran untuk Paket Kejuruan sebagaimana dimaksud pada ayat (11) huruf c
merupakan muatan Kejuruan spesifik dalam lingkup Paket Kejuruan.
(15) Mata pelajaran untuk Dasar Program Kejuruan sebagaimana dimaksud pada ayat (13) dan
mata pelajaran untuk Paket Kejuruan sebagaimana dimaksud pada ayat (14) dikembangkan secara
kolaboratif antara unsur-unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan asosiasi profesi terkait
Bidang Kejuruan dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah.

Pasal 6
(1) Dasar Bidang Kejuruan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (12) huruf a sampai dengan
huruf i masing-masing memiliki muatan-substantif pengikat yang berfungsi sebagai fokus utama dari
Bidang Kejuruan tersebut.
(2) Bidang Kejuruan Teknologi dan Rekayasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (12) huruf
a memiliki muatan-substantif pengikat berupa Mata Pelajaran Fisika, Mata Pelajaran Kimia, dan
Mata Pelajaran Gambar Teknik.
(3) Bidang Kejuruan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (12) huruf b memiliki muatan-substantif pengikat berupa Mata Pelajaran Fisika, Mata Pelajaran
Pemrograman Dasar, dan Mata Pelajaran Sistem Komputer.
(4) Bidang Kejuruan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (12) huruf c memiliki
muatan-substantif pengikat berupa Mata Pelajaran Fisika, Mata Pelajaran Kimia, dan Mata
Pelajaran Biologi.
(5) Bidang Kejuruan Agribisnis dan Agroteknologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (12)
huruf d memiliki muatan-substantif pengikat berupa Mata Pelajaran Fisika, Mata Pelajaran Kimia,
dan Mata Pelajaran Biologi.
(6) Bidang Kejuruan Perikanan dan Kelautan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (12) huruf
e memiliki muatan-substantif pengikat berupa Mata Pelajaran Fisika, Mata Pelajaran Kimia, dan
Mata Pelajaran Biologi.
(7) Bidang Kejuruan Bisnis dan Manajemen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (12) huruf f
memiliki muatan-substantif pengikat berupa Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis, Mata
Pelajaran Pengantar Akuntansi, dan Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran.
(8) Bidang Kejuruan Pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (12) huruf g memiliki
muatan-substantif pengikat berupa Mata Pelajaran IPA Terapan dan Mata Pelajaran Pengantar
Pariwisata.
(9) Bidang Kejuruan Seni Rupa dan Kriya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (12) huruf h
memiliki muatan-substantif pengikat berupa Mata Pelajaran Dasar-Dasar Desain dan Mata
Pelajaran Pengetahuan Bahan.
(10) Bidang Kejuruan Seni Pertunjukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (12) huruf i
memiliki muatan-substantif pengikat berupa Mata Pelajaran Wawasan Seni Pertunjukan, Mata
Pelajaran Tata Teknik Pentas, dan Mata Pelajaran Manajemen Pertunjukan.

Pasal 7
(1) Madrasah aliyah kejuruan dapat menambah mata pelajaran rumpun pendidikan agama Islam
dan bahasa arab selain Mata pelajaran umum Kelompok A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (7).
-6-
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penambahan mata pelajaran rumpun pendidikan agama Islam
dan bahasa arab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh menteri yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama.

Pasal 8
(1) Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dapat menyelenggarakan program
pendidikan dengan 3 (tiga) tingkatan kelas, yaitu kelas X (sepuluh), kelas XI (sebelas), dan kelas XII
(dua belas), atau dengan 4 (empat) tingkatan kelas yaitu kelas X (sepuluh), kelas XI (sebelas), kelas
XII (dua belas), dan kelas XIII (tiga belas) sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
(2) Penyelenggaraan program pendidikan dengan 4 (empat) tingkatan kelas pada Sekolah
Menengah Kejuruan diatur lebih lanjut oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah.
Pasal 9
(1) Beban belajar merupakan keseluruhan muatan dan pengalaman belajar yang harus diikuti
peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran.
(2) Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan terdiri atas:
a. kegiatan tatap muka;
b. kegiatan terstruktur; dan
c. kegiatan mandiri.
(3) Beban belajar kegiatan tatap muka sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dinyatakan
dalam jumlah jam pelajaran per minggu, dengan durasi setiap satu jam pelajaran adalah 45 (empat
puluh lima) menit.
(4) Beban belajar kegiatan terstruktur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan kegiatan
mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c paling banyak 60% (enam puluh persen) dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
(5) Beban belajar satu minggu untuk Kelas X, Kelas XI, dan Kelas XII masing-masing adalah 48
(empat puluh delapan) jam pembelajaran.
(6) Beban belajar satu semester di Kelas X dan Kelas XI masing-masing paling sedikit 18 (delapan
belas) minggu efektif.
(7) Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 (delapan belas) minggu efektif
dan pada semester genap paling sedikit 14 (empat belas) minggu efektif.

Pasal 10
Silabus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf c merupakan rencana pembelajaran
pada suatu mata pelajaran yang mencakup Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Pasal 11
(1) Silabus Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dikelompokkan
atas:
a. silabus mata pelajaran umum Kelompok A;
b. silabus mata pelajaran umum Kelompok B; dan
c. silabus mata pelajaran peminatan Kelompok C.
(2) Silabus mata pelajaran umum Kelompok A sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dikembangkan oleh Pemerintah.
(3) Silabus mata pelajaran umum Kelompok B sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dikembangkan oleh Pemerintah dan dapat diperkaya dengan muatan lokal oleh pemerintah daerah.
(4) Silabus mata pelajaran peminatan Kelompok C sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
dikembangkan oleh Pemerintah.
(5) Silabus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan oleh pendidik sebagai acuan dalam
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
(6) Silabus Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Pasal 13
(1) Pedoman Mata Pelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d merupakan profil utuh
mata pelajaran yang berisi latar belakang, karakteristik mata pelajaran, Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar mata pelajaran, desain pembelajaran, model pembelajaran, penilaian, media dan
sumber belajar, dan peran guru sebagai pengembang budaya sekolah.
(2) Pedoman Mata Pelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (6) dikembangkan oleh
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
(3) Pedoman Mata Pelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan oleh pendidik untuk:
a. memahami secara utuh mata pelajaran sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan; dan
b. acuan dalam penyusunan dan penerapan rencana pelaksanaan pembelajaran.
(4) Pedoman Mata Pelajaran Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 14
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70
tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 15
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Juli 2014
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
MOHAMMAD NUH

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 11 Juli 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 956


Salinan sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
TTD.
Ani Nurdiani Azizah
NIP 195812011986032001
Diposting 7th June 2016 oleh Blog rico yuliardi

0
Tambahkan komentar
3.
JUN

7
cara penyusunan program semester kurikulum 2013

PENYUSUNAN PROGRAM SEMESTER


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

HANDOUT PENDAMPINGAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK
TAHUN 2015

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2015
PENYUSUNAN PROGRAM SEMESTER

A. Pengertian
Program semester merupakan rancangan garis besar pembelajaran selama 1 (satu) semester, yang
disusun olehgurusebelum menyusunrencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).Program semester
menggambarkan urutan pembelajaran, materi pembelajaran dan alokasi waktu untuk setiap materi
pembelajaran selama 1 (satu) semester.PenyusunanProgram semestermengacu pada kalender
pendidikan yang dikeluarkan olehDinas Pendidikan setempat.Kalender pendidikan sangat diperlukan
terutama untuk menghitung minggu efektif.
B. Fungsi Program Semester
Program semester berfungsi untuk:
1. Memetakan materi pembelajaran yang akandilaksanakan dalam 1 semester berdasarkan rumusan
KD.
2. Sinkronisasi antara KD dan alokasi waktu yang tertuang pada kalender pendidikan.
3. Bahan acuan guru yang perlu disampaikan kepada peserta didik di awal pembelajaran
(sebagai grand designpembelajaran).
4. Menata urutan belajar yang akan dilakukan sesuai dengan hirarkhi belajar.
5. Mengetahui jumlah RPP per semester yang harus disusun oleh guru.
6. Menginformasikan kepada peserta didik pokok-pokokmateri yang akan dibahas per
semester/tahunan.
7. Menginformasikan kepada peserta didik prosespenilaian yang akan dilakukan untuk setiap materi
pembelajaran/KD/semester/tahunan.
8. Supervisi pencapaian target pembelajaran bagi kepala sekolah.
9. Menentukan tindakan perbaikan dari hasil temuan supervisi.
C. Perhitungan Minggu Efektif/Semester
Perhitungan minggu efektif pembelajaran per semester atau per tahun mengikuti kalender
pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan setempat.Kalender
pendidikan merupakan pengaturanwaktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu
efektifbelajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
a. Permulaan tahun pelajaran
Permulaan tahun pelajaranadalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran padasetiap satuan pendidikan.
b. Pengaturan waktu belajar efektif
1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran padasetiap satuan pendidikan.
2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajarantermasuk muatan lokal, ditambah jumlah
jam untuk kegiatanlain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang pengaturannya
disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.
c. Pengaturan waktu libur
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang
hari libur, baik nasional maupun daerah.Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester,
jeda antarsemester, libur akhirtahun pelajaran, hari libur keagamaan,
hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari liburkhusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya terkait kalender
pendidikantertera padaTabel 1 berikut.
Tabel 1:Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan
NO
KEGIATAN ALOKASIWAKTU KETERANGAN
.
1. Minggu Minimal 36ming Digunakan untuk kegiatan
efektif belajarreguler gu pembelajaranefektif pada setiap
setiap tahun (X-XI) satuan pendidikan.
2. Minggu efektif Minimal 18 ming
semester gu
ganjil tahun terakhir
setiap
satuanpendidikan (XI
I)
3. Minggu efektif Minimal 14 ming
semester gu
genap tahun terakhir
setiap
satuanpendidikan (XI
I)
4. Jeda tengah Maksimal 2 Satu minggu setiap semester.
semester minggu

5. Jeda antarsemester Maksimal AntarasemesterIdanII.


2minggu

6. Libur Maksimal 3 Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan


akhir tahunpelajaran minggu administrasi akhir dan awal tahunpelajaran.
NO
KEGIATAN ALOKASIWAKTU KETERANGAN
.
7. Hari libur keagamaan Maksimal 4 Daerah khusus yang memerlukan
minggu liburkeagamaan lebihpanjang dapatmengatur
sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktupembelajaran efektif.

8. Hari Maksimal 2 Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah.


liburumum/nasional minggu

9. Hari libur khusus Maksimal 1 Untuk


minggu satuanpendidikan sesuaidengan ciri kekhususanm
asing-masing.

10. Kegiatan Maksimal Digunakan untuk


khusussatuanpendidi 3minggu kegiatan yangdiprogramkan secarakhusus
kan oleh satuanpendidikan tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar
dan waktupembelajaran efektif.

Berdasarkan kalender pendidikan yang diperoleh dari Dinas Pendidikan setempat, guru menghitung
jumlah minggu efektif di setiap semester, sehingga dapat diketahui jumlah minggu efektif dan
minggulibur di setiap bulan.Contoh perhitungannya dapat dilihat pada Table 2 berikut.

Tabel 2.Perhitungan Jumlah Minggu Efektif/Semester


Jumlah Jumlah Minggu
Bulan MingguSemester 1 Bulan Semester 2
Total Libur Efektif Total Libur Efektif
Juli 4 2 2 Januari 5 3 2
Agustus 4 1 3 Februari 4 0 4
September 5 0 5 Maret 5 2 3
Oktober 5 1 4 April 5 1 4
November 4 1 3 Mei 5 2 3
Desember 5 3 2 Juni 4 2 2
Jumlah 27 8 19 Jumlah 28 10 18

Berdasarkan hasil perhitungan minggu efektif yang tertera pada Tabel 2, jumlah minggu efektif
semester ganjil adalah 19 minggu dan semester genap adalah 18 minggu.Jumlah minggu efektif
hasil perhitungan selanjutnya akan digunakan untuk menyusun program semester termasuk
didalamnya ulangan tengah semester (UTS) dan ulangan akhir semester (UAS).Setelah perhitungan
minggu efektif, guru perlu mengetahui beban belajar yang ada di setiap semester/tahun.
D. Perhitungan Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu,
satu semester, dan satu tahun pembelajaran.Beban belajar di SMK diatur sebagai berikut:
1. Beban belajar di SMK/MAK dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu
adalah minimal 48 jam pelajaran.
2. Beban belajar di Kelas X dan XI dalam satu semester minimal 18 minggu.
3. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil minimal 18 minggu
4. Beban belajar di kelas XII pada semester genap minimal 14 minggu.
Perhitungan beban belajar per KD akan dijelaskan pada langkah-langkah penyusunan program
semester berikut.

E. Langkah-Langkah Penyusunan Program Semester


1. Menghitung jumlah minggu efektif berdasarkan kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh
Dinas Pendidikansetempat.Lihat cara perhitungan minggu efektif yang telah diuraikan diatas.
2. Melakukan analisis program semester menggunakan format yang tertuang padaTable 3
berikut.Pengisian komponen-komponen yang tertuangpada Tabel 3, perlu memperhatikan silabus
dari masing-masing mata pelajaran.
Tabel 3.Format Analisis Program Semester
JUMLAH
N KOMPETENSIDAS MATER JAM/PERTEMU TOTALKEBUTU
PERTEMUA
O AR I AN H-AN JAM (JP)
N
Pengisiankomponen/kolom-kolom yang tertuang pada Tabel 3(Format Analisis Program
Semester) dilakukan melalui langkah-langkah:
a. Menata urutan pasangan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 yang terdapat padasilabus.Urutan pasangan
KD dari KI-3 dan KI-4disusun berdasarkan hirarkhi kompetensi, sehingga dapat diketahui mana KD
yang menjadi prasyarat untuk KD yang lainnya.KD yang tertuang pada silabus bukan merupakan
urutan belajar, karena ituguru perlu menata ulang urutan KD berdasarkan urutan pembelajaran
(hirarkhi kompetensi).Hasil penataan ulang tetap menggunakan nomor KD sesuai dengan nomor
pada silabus.Contoh hasil analisis penataan ulang KD tertuang padaTabel 4.
Tabel 4.Analisis Urutan Kompetensi Dasar (KD)
HASIL ANALISIS PENATAAN
KOMPETENSIDASAR PADA
NO URUTAN KOMPETENSI
SILABUS
DASAR
1. 3.1 3.3
4.1 4.3
2. 3.2 3.4
4.2 4.4
3. 3.3 3.1
4.3 4.1
4. 3.4 3.2
4.4 4.2
5. 3.5 3.5
4.5 4.5
6. 3.6 3.6
4.6 4.6
Hasil penataan KD (Tabel 4) dimasukkan ke dalam Tabel3pada kolom Kompetensi Dasar.
b. Menentukan materi yang akandipelajari peserta didik.Penentuan materi dilakukan melalui
analisisbesaranmuatan KD yang tertuang pada silabus.Disamping muatan KD pada silabuspenentuan
materi dapat ditentukan dari rumusan IPK (Indikator Pencapaian Kompetensi).Pemecahan KD
menjadi beberapa materi dapat dilakukan jika:
1) muatan KD terlalu besar (lebih dari 3 kali pertemuan).
2) muatan KD hanya 3 kali pertemuan, namun guru ingin memecahnya menjadi lebih dari 3 kali
pertemuan, sehingga setiap pertemuan utuh membahas1 materi.Perhatikan contoh yang tertera
pada Tabel 5.
Tabel 5.Analisis KD Menjadi Materi Pembelajaran
Paket Keahlian/Mata Pelajaran KD Materi
Semua Keahlian/Simulasi
KD-
Digital 3.2 menerapkanpen
getahuan pengelolaan 1. Komunikasi daring
informasi digital melalui asinkron
komunikasi daring.
KD-4.2 menyajikan hasil
pengelolaan informasi
digital melalui komunikasi
daring.
2. Komunikasi daring
sinkron

Teknik Kendaraan KD 3.2 Memahami sistem bahan 1. Sistem tanki dan


Ringan/ PemeliharaanMesin bakar bensin ventilasi udara
Paket Keahlian/Mata Pelajaran KD Materi
KD 4.2 Memperbaiki sistem 2. Sistem filter dan
bahan bakar bensin pompa bensin
3. Sistem karburator
Jasa Boga dan KD 3.8 Menganalisis bumbu dasar1. Bumbu dasar
Patiseri/Boga Dasar dan turunannya putih
padamasakan Indonesia
secara organoleptik 2. Bumbu dasar
KD 4.8 Membuat bumbu dasar merah
dan turunannya untuk
masakan Indonesia 3. Bumbu dasar
kuning
4. Turunan bumbu
dasar
Semua Paket Keahlian/
KD 3.1 Memahami struktur dan 1. Struktur dan
Bahasa Indonesia kaidah teks anekdot, kaidah teks
laporan hasil observasi, anekdot
eksposisi, prosedur
kompleks dan negosiasi 2. Struktur dan
KD 4.1 Menginterpretasi struktur kaidah teks
dan kaidah teks anekdot, laporan hasil
laporan hasil observasi, observasi
eksposisi, prosedur 3. Struktur dan
kompleks dan negosiasi kaidah teks
eksposisi
4. Struktur dan
kaidah teks
prosedur
kompleks
5. Struktur dan
kaidah teks
negosiasi

Berdasarkan Table 5 diatas, maka untuk mata pelajaran:


a) Simulasi Digital : terdapat 2 materi pokok, untuk 1 RPP
b) Pemeliharaan Mesin : terdapat 3 materi pokok , untuk 1 RPP
c) Boga Dasar :terdapat 4 materi pokok, untuk 1 RPP
d) Bahasa Indonesia :terdapat 5 materi pokok, untuk 1 RPP
Materi pokok tersebut digunakan untuk menentukan jumlah pertemuan untuk setiap RPP,
sedangkan KD dari masing-masingmata pelajaran tersebutakan akan menentukan jumlah RPP
untuk setiap mata pelajaran.

c. Menentukan jam/pertemuan melalui analisis jam pembelajaran/mingguyang tertuang pada struktur


kurikulum.Guru dapatmenggunakan jam per minggumenjadi jam per pertemuan, namun dapat juga
menggunakanjam per minggu menjadi beberapa kali pertemuan.Misalnya mata pelajaran Bahasa
Indonesia, alokasi waktu per minggu tercantum 4 jam, guru dapat menggunakan waktu
4/pertemuan atau4 jammenjadi 2 kali pertemuan, masing-masing pertemuan 2 jam.Penentuanjam
per pertemuan memperhatikan hal-hal berikut:
1) jumlahjam yang tertuang pada struktur kurikulum dapat dibagi merata (tak bersisa). Misalnya jumlah
jam 9, dapat dibagi menjadi 3 jam/pertemuan.
2) jamyang tertuang pada struktur kurikulumuntuk mata pelajaran tertentu dapat dibagi menjadi
beberapa jam pertemuan, jika mata pelajaran tersebut memuat beberapa kelompok kompetensi.
d. Menentukan jumlah pertemuanuntuk setiap materi.Penentuan jumlah pertemuan sangat dipengaruhi
jumlah jam per pertemuan yang telah ditentukan sebelumnya (langkah c).Penentuan jumlah
pertemuan memperhatikan hal-hal berikut:
1) Muatan KD, yaitu besaran KD atau materiyang tertuang pada silabus.
2) Keutuhan KD, yaitu waktu yang diperlukan untuk mencapai KD secara tuntas.
3) Model pembelajaran yang digunakan.
Hasil analisis jam dan jumlah pertemuan tertera pada Tabel 5.
e. Menghitungkebutuhan total jamper materi/KD dengan hasilperkalianjam perpertemuandengan
jumlah pertemuan.Berdasarkan langkah c,d, dan e diperoleh hasil seperti tertera pada Tabel 5.
Tabel 5.Hasil Analisis Program Semester
KEBUTUHAN
JUMLAH
NO. KOMPETENSIDASAR MATERI JAM/PERTEMUAN TOTALJAM
PERTEMUAN
(JP)
KD1.3.2 1. Pengelolaan
menerapkan Informasi
pengetahuan digital
pengelolaan melalui 3 2 6
informasi digital Komunikasi
melalui komunikasi daring
daring. asinkron
KD 4.2 2. Pengelolaan
menyajikan hasil Informasi
pengelolaaninformasi digital
digital melalui melalui 3 2 6
komunikasi daring komunikasi
online. daring
sinkron
Jumlah JP/KD 3 4 12
2. KD 3.2 1. Sistem
Memahami sistem Tanki dan
6 1 6
bahan bakar bensin ventilasi
udara
KD 4.2
2. Sistem filter
Memperbaiki sistem
bahan bakar bensin dan pompa 6 1 6
bensin
3. Sistem
6 1 6
karburator
Jumlah JP/KD 6 3 18
KEBUTUHAN
JUMLAH
NO. KOMPETENSIDASAR MATERI JAM/PERTEMUAN TOTALJAM
PERTEMUAN
(JP)
3. KD 3.8 1. Bumbu
7 1 7
Menganalisis bumbu dasar putih
dasar dan
turunannya pada 2. Bumbu
masakan Indonesia dasar 7 1 7
secara organoleptik merah
KD 4.8 3. Bumbu
dasar 7 1 7
Membuat bumbu
kuning
dasar dan
turunannya untuk 4. Turunan
masakan Indonesia Bumbu 7 1 7
Dasar
Jumlah JP/KD 7 4 28
4. KD 3.1 1. Struktur
memahami struktur dan kaidah
2*) 2 4
dan kaidah teks teks
anekdot, laporan anekdot
hasil observasi, 2. Struktur
eksposisi, prosedur dan kaidah
kompleks dan teks
2 2 4
negosiasi laporan
KD 4.1 hasil
menginterpretasi observasi
struktur dan kaidah 3. Struktur
teks anekdot, dan kaidah
2 2 4
laporan hasil teks
observasi, eksposisi, eksposisi
prosedur kompleks 4. Struktur
dan negosiasi dan kaidah
teks 2 2 4
prosedur
kompleks
5. Struktur
dan kaidah
2 2 4
teks
negosiasi
Total JP/KD 2 10 20
Ket: *) = jam per minggu 4 jam, 1 minggu 2 kali pertemuan.
Berdasarkan Tabel 5 terlihat:
1) Mata pelajaran Simulasi Digital, untuk KD 3.2 dan KD 4.2 membutuhkan waktu 18 JP.
2) Mata pelajaran Pemeliharaan Mesin, untukKD 3.4 dan KD 4.4 membutuhkan waktu 18 JP.
3) Mata pelajaran Boga Dasar, untuk KD 3.8 dan 4.8membutuhkan waktu28 JP.
4) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, untuk KD 3.1 dan 4.1 memerlukan waktu 20 JP.
Alternatif lain yang dapat dikembangkan untukmelakukananalisis program semester tertera pada
Tabel 6.
Tabel 6.AlternatifAnalisis Program Semester
JUMLAH TOTAL
NO KOMPETENSIDASAR MATERI JAM/PERTEMUAN
PERTEMUAN (JP)
1.3.2 menerapkanpengetahuan Pengelolaan 3 3 9
pengelolaan informasi digital informasi
melalui komunikasi daring komunikasi
4.2 menyajikan hasil daring.
pengelolaan informasi digital
melalui komunikasi daring
online
2.3.2 Memahami sistem bahan Sistem 6 3 18
bakar bensin Bahan
4.2 Memperbaiki sistem bahan bakar
bakar bensin Bensin.
3.3.8 Menganalisis bumbu dasar Bumbu 7 3 21
dan turunannya dasar dan
padamasakan Indonesia turunannya.
secara organoleptik
4.8 Membuat bumbu dasar dan
turunannya untuk masakan
Indonesia

4.3.1 memahami struktur dan 1. Struktur


kaidah teks anekdot, dan kaidah
laporan hasil observasi, 4 1 4
teks
eksposisi, prosedur anekdot.
kompleks dan negosiasi
2. Struktur
4.1 menginter-pretasi struktur
dan kaidah
dan kaidah teks anekdot,
teks
laporan hasil observasi, 4 1 4
laporan
eksposisi, prosedur
hasil
kompleks dan negosiasi
observasi.
3. Struktur
dan kaidah
4 1 4
teks
eksposisi.
4. Struktur
dan kaidah
teks 4 1 4
prosedur
kompleks.
5. Struktur
dan kaidah
4 1 4
teks
negosiasi.
f. Memasukkan hasil analisis program semester (Tabel 5 atau 6)padaTabel 7Format Program Semester.
Setelah dilakukan hasil analisis program semester, selanjutnya memasukan pada format program
semester seperti padaTabel 7 berikut.
Tabel 7.Format Program Semester
NoKDMat August
Juli Sept Okt Nop Desember
e
r
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
i
3.2.
1 K
. mo
e m
n u
e n
r i
a k
p a
k s
a i
n
p d
e a
n r
g i
e n
t g
a
h a
u s
a i
n n
k
p r
e o
n n
g K
e o
l m
o u
l n
a i
a k
n a
s
i i
n
f d
o a
r r
mi
a n
s g
NoKDMat August
Juli Sept Okt Nop Desember
e
r
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
i
i
s
d i
i n
g k
i r
t o
a n
l

m
e
l
a
l
u
i

k
o
m
u
n
i
k
a
s
i

d
a
r
i
n
g
4
.
2
m
e
n
y
a
j
i
k
a
n
NoKDMat August
Juli Sept Okt Nop Desember
e
r
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
i

h
a
s
i
l

p
e
n
g
e
l
o
l
a
a
n

i
n
f
o
r
m
a
s
i

d
i
g
i
t
a
l

m
e
l
a
l
u
i

k
o
m
u
NoKDMat August
Juli Sept Okt Nop Desember
e
r
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
i
n
i
k
a
s
i

d
a
r
i
n
g

o
n
l
i
n
e
Catatan: PadaProgram Semester perlu dimasukkan kegiatan UTS dan UAS.
Contoh Lain Format Program Semester tertera pada Tabel 8.

Tabel 8. Contoh Lain Format Program Semester.

MINGGU KE HARI/TANGGAL KD MATERI

1
2 3.2. Komunikasi daring
Menerapkanpengetahuan asinkron
3
pengelolaan informasi digital
4 Komunikasi daring
melalui komunikasi daring
sinkron
5 4.2
menyajikan hasil pengelolaan
informasi digital melalui
komunikasi daring online
6
Dst…

Anda mungkin juga menyukai