Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH OPERASI TEKNIK KIMIA I

“ALIRAN FLUIDA”

DISUSUN OLEH

DWIKY BAYU M1B114022

HADI SULISTIYO M1B114023

M. RUDI TRIWAHYUDI M1B114025

RAHMAT KARUNIA M1B114037

RONADO LINGGA M1B114038

DEBBY IRWANSYAH M1B114048

RAHKI YUHANA M1B114051

DOSEN PENGAMPU: EDWIN PERMANA, S.T.,M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaiakan makalah dengan judul “ALIRAN FLUIDA”. Makalah ini disusun
dalam rangka memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliahan Operasi Teknik
Kimia I.
Atas bimbingan bapak dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah
makalah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna
bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan.
Makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terkait. Dalam menyusun makalah ini telah berusaha dengan segenap kemampuan
untuk membuat makalah yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini
bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar makalah ini dan penulis berharap semoga
makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.

Jambi, November, 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Tujuan ..................................................................................................... 2
1.3. Manfaat ................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1. Definisi Fluida ..................................................................................... 3
2.2. Sifat-sifat Fluida .................................................................................. 3
2.2.1. Kerapatan (Density) ................................................................... 3
2.2.2. Laju Aliran Masa ....................................................................... 4
2.2.3. Viskositas ................................................................................... 5
2.3. Aliran Fluida ........................................................................................ 6
2.3.1. Klasifikasi Aliran ....................................................................... 6
2.3.2. Tipe-tipe Aliran .......................................................................... 6
2.4. Tekanan Statik, Tekanan Stagnasi dan Tekanan Dinamik .................. 8
2.5. Kerugian Tekanan Aliran Dalam Pipa (Head Loss) ............................ 9
2.5.1. Kerugian Mayor (Mayor Losses) ............................................... 9
2.5.2. Kerugian Minor (Minor Losses) ................................................ 9
2.6. Koefisiensi Gesek (f) ........................................................................... 10
BAB III KESIMPULAN ......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Aliran fluida merupakan fenomena yang sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Aplikasi dari ilmu fluida ini memiliki peran penting dalam bidang
industri, pertanian, kedokteran, dan lain sebagainya. Dalam bidang industri
misalnya, ilmu mekanika fluida berperan penting dalam perancangan sebuah
sistem perpipaan.
Banyak peristiwa sehari-hari yang merupakan contoh dari mengalirnya zat
cair dan gas. Di dalam ilmu Fisika, zat cair dan gas disebut sebagai fluida, yaitu
zat yang dapat mengalir. Pada dasarnya, fluida mengalir pada suatu ruang atau
wilayah tertentu, sehingga aliran fluida mempunyai batas wilayah aliran. Contoh
fluida yang mengalir pada suatu wilayah adalah mengalirnya air dari kran,
mengalirnya air dari lubang bak mandi, mengalirnya gas pada regulator, dan lain
lain. Pada contoh kasus-kasus tersebut, luas penampang dari ruang aliran tidak
mengalami perubahan (deformasi). Deformasi yang dimaksud adalah perubahan
luas penampang ruang aliran fluida pada saat tertentu yang terjadi karena potensi
aliran fluida. Luas penampang yang mula-mula konstan pada suatu sisi dapat
menjadi lebih besar, tetapi pada sisi lain luas penampangnya menjadi lebih kecil.
Di lain pihak, terdapat aliran fluida pada ruang atau wilayah yang dapat
mengalami deformasi. Contoh dari aliran fluida pada ruang atau wilayah yang
dapat mengalami deformasi adalah aliran air di sungai. Air yang mengalir di
sungai mempunyai volume berbeda-beda pada saat tertentu. Misalnya seperti pada
saat musim kemarau volume air yang mengalir di sungai cenderung lebih kecil
dari pada volume air yang mengalir di sungai pada saat musim penghujan. Contoh
lainnya adalah aliran lava yang keluar dari perut bumi pada saat erupsi gunung
berapi. Proses keluarnya lava dari perut bumi melewati suatu lubang yang terletak
diantara perut bumi dan puncak gunung yang disebut dengan diatrema (Sutikno,
2006). Luas penampang diatrema tersebut berubah-ubah tergantung pada tekanan
lava yang berasal dari perut bumi. Kasus aliran air di sungai dan aliran lava yang

1
keluar dari perut bumi tersebut dapat dipandang sebagai aliran fluida yang
mengalir pada pipa yang dapat mengalami deformasi.

1.2. Tujuan
1. Mempelajari tentang definisi fluida ?
2. Mempelajari Sifat-sifat fluida ?
3. Mempelajari tentang aliran fluida ?
4. Mempelajari tekanan statik, tekanan stagnasi dan tekanan dinamik ?
5. Mempelajari kerugian tekanan aliran dalam pipa (Head Loss) ?
6. Mempelajari Koefisiensi gesek (𝑓) ?

1.3. Manfaat
1. Dapat mengetahuin definisi fluida.
2. Dapat mengetahui sifat-sifat fluida.
3. Dapat mengetahui aliran fluida.
4. Dapat mengetahui tekanan statik, tekanan stagnasi dan tekanan dinamik.
5. Dapat mengetahui kerugian tekanan aliran dalam pipa (Head Loss).
6. Dapat mengetahui Koefisiensi gesek (𝑓).

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Fluida


Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda
padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena
ikatan molekul dalam fluida jauh lebih kecil dari ikatan molekul dalam zat padat,
akibatnya fluida mempunyai hambatan yang relatif kecil pada perubahan bentuk
karena gesekan. Zat padat mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap,
sekalipun suatu gaya yang besar diberikan pada zat padat tersebut, zat padat tidak
mudah berubah bentuk maupun volumenya, sedangkan zat cair dan gas, zat cair
tidak mempertahankan bentuk yang tetap, zat cair mengikuti bentuk wadahnya
dan volumenya dapat diubah hanya jika diberikan padanya gaya yang sangat
besar.
Gas tidak mempunyai bentuk maupun volume yang tetap,gas akan
berkembang mengisi seluruh wadah. Karena fase cair dan gas tidak
mempertahankan suatu bentuk yang tetap, keduanya mempunyai kemampuan
untuk mengalir. Dengan demikian kedua – duanya sering secara kolektif disebut
sebagai fluida (Olson, 1990).

2.2. Sifat-Sifat Fluida


Untuk mengerti aliran fluida maka harus mengetahui beberapa sifat dasar
fluida. Adapun sifat – sifat dasar fluida yaitu: kerapatan (density) ρ, (specific
gravity) (s.g), tekanan (pressure) P, kekentalan (viscosity) µ.
2.2.1. Kerapatan (Density)
Kerapatan (density) ρ suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat
tersebut dan dinyatakan dalam massa per satuan volume. Sifat ini ditentukan
dengan cara menghitung perbandingan massa zat yang terkandung dalam suatu
bagian tertentu terhadap volume bagian tersebut.
𝑚
𝜌=
𝑣

3
Dimana: 𝑣 = volume fluida (m3)
𝑚 = massa fluida (kg)
ρ = rapat massa (kg/m3)
Volume jenis (v) adalah volume yang ditempati oleh sebuah satuan massa zat dan
karena itu merupakan kebalikan dari kerapatan:
1
𝜌=
𝑣
berat jenis γ adalah gaya gravitasi terhadap massa yang terkandung dalam sebuah
satuan volume zat, maka:
γ = ρ.g
Dimana: ρ = rapat massa (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
Spesific grafity (s.g) adalah sifat yang digunakan untuk memperbandingkan
kerapatan suatu zat dengan kerapatan air. Karena kerapatan semua zat cair
bergantung pada temperatur serta tekanan, maka temperatur zat cair yang
dipertanyakan, serta temperatur air yang dijadikan acuan, harus dinyatakan untuk
mendapatkan harga-harga gravitasi jenis yang tepat (Olson, 1990).
𝜌
𝑠. 𝑔 =
𝜌𝑤

Dimana: 𝑠. 𝑔 = spesifik grafity


𝜌 = rapat massa (kg/m3)
𝜌𝑤 = kerapatan air (kg/m3)

2.2.2. Laju Aliran Massa


Laju aliran massa yang mengalir dapat diketahui dengan persamaan
dibawah ini:
𝑉. 𝐴
𝑚=
𝑣
Dimana: ṁ = laju aliran massa (kg/s)
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
𝑣 = volume jenis (m3/kg)
A = luas penampang pipa (m2)

4
Laju aliran adalah volume fluida yang dikeluarkan tiap detiknya. Laju aliran dapat
diketahui dengan menggunakan persamaan berikut:

𝑄 = 𝑉. 𝐴

Dimana: Q = debit aliran (m3/s)


V = kecepatan aliran (m/s)
A = Luas Penampang (m2)
D = diameter pipa (m)

2.2.3. Viskositas
Viskositas adalah ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau
perubahan-perubahan bentuk. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan
seiring bertambahnya kenaikan temperatur, hal ini disebabkan gaya-gaya kohesi
pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin
bertambahnya temperatur pada zat cair yang menyebabkan berturunnya viskositas
dari zat cair tersebut. Viskositas dibagi menjadi dua yaitu:
a. Viskositas dinamik atau viskositas mutlak atau absolute viscosity.
Viskositas dinamik adalah sifat fluida yang menghubungkan tegangan geser
dengan gerakan fluida. Viskositas dinamik tampaknya sama dengan ratio
tegangan geser terhadap gradien kecepatan.
𝜏
𝜇=
𝑑𝜇
𝑑𝑦
Dimana: µ = viskositas dinamik (kg/m.s)
τ = tegangan geser (N/m2)
𝑑𝑢 / 𝑑𝑦 = gradien kecepatan ((m/s)/m)
b. Viskositas kinematik
Viskositas kinematik adalah perbandingan antara viskositas dinamik dengan
kerapatan fluida.
𝑢
𝑣=
𝜌

5
Dimana: υ = viskositas kinematik (m2/s)
µ = viskositas dinamik (kg/m.s)
ρ = kerapatan fluida (kg/m3)

2.3. Aliran Fluida


2.3.1. Klasifikasi aliran
Secara garis besar jenis aliran dapat dibedakan atau dikelompokkan
sebagai berikut (Olson, 1990):
a) Aliran Tunak (steady)
Suatu aliran dimana kecepatannya tidak terpengaruh oleh perubahan waktu
sehingga kecepatan konstan pada setiap titik (tidak mempunyai percepatan).
b) Aliran Tidak Tunak (unsteady)
Suatu aliran dimana terjadi perubahan kecepatan terhadap waktu.

2.3.2. Tipe-tipe aliran


Bilangan Reynolds merupakan bilangan yang tak berdimensi yang dapat
membedakan suatu aliran dinamakan laminer, transisi dan turbulen.
𝑉𝐷𝜌
𝑅𝑒 = 𝜇

Dimana: V = kecepatan fluida (m/s)


D = diameter dalam pipa (m)
𝜌 = rapat massa fluida (kg/m3)
µ = viskositas dinamik fluida (kg/ms) atau (N.s/m2)
2.3.2.1.Aliran Laminar
Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran dengan fluida yang bergerak
dalam lapisan–lapisan atau lamina–lamina dengan satu lapisan meluncur secara
lancar. Aliran laminar ini mempunyai nilai bilangan Reynoldsnya kurang dari
2300 (Re < 2300).

Gambar 1. Aliran Laminar

6
2.3.2.2.Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran
turbulen. Keadaan peralihan ini tergantung pada viskositas
fluida, kecepatan dan lain-lain yang menyangkut geometri aliran dimana nilai
bilangan Reynoldsnya antara 2300 sampai dengan 4000 (2300<Re<4000) .

Gambar 2. Aliran Transisi

2.3.2.3.Aliran Turbulen
Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran yang dimana pergerakan dari
partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta
putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari
satu bagian fluida ke bagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dimana nilai
bilangan Renoldsnya lebih besar dari 4000 (Re>4000).

Gambar 3. Aliran Turbulen.

2.4. Tekanan Statik, Tekanan Stagnasi dan Tekanan Dinamik


Tekanan statik atau tekanan thermodinamika pada persamaan Bernoulli
adalah tekanan fluida yang diukur oleh alat yang bergerak bersama dengan fluida.
Kondisi ini sangat sulit diwujudkan, namun dengan kenyataan bahwa tidak ada
variasi tekanan pada arah penampang tegak lurus aliran, maka tekanan statik dapat

7
diukur dengan membuat lubang kecil pada dinding aliran sedemikian rupa
sehingga sumbunya tegak lurus dinding aliran (wall pressure tap). Cara lain
adalah dengan memasang probe atau tabung pitot pada aliran fluida jauh dari
dinding aliran Gambar 4. Pengukuran tekanan statis dilakukan oleh lubang kecil
di bagian bawah dinding tabung.

Gambar 4. Pengukuran tekanan. (A). Tekanan dinamik,(B) Tekanan statik.

Tekanan Stagnasi adalah tekanan fluida yang diukur pada aliran fluida yang
diperlambat sampai diam, V = 0 dengan kondisi aliran tanpa gesekan. Pengukuran
tekanan stagnasi pada tabung pitot diukur oleh lubang kecil di mulut tabung yang
akan tepat tegak lurus terhadap garis arus dari aliran. Untuk aliran tak mampu
mampat dapat diterapkan persamaan Bernoulli pada kondisi tanpa perubahan
ketinggian. Jika P adalah tekanan statik pada penampang dengan kecepatan fluida
adalah V dan Po adalah tekanan stagnasi dimana kecepatan stagnasi aliran fluida
Vo adalah 0, maka dapat dihitung :
𝑣2
𝑃𝑜 = 𝑃 + 𝜌
2

Suku kedua, ρ V2/2 adalah tekanan dinamik yaitu tekanan akibat kecepatan fluida,
yakni selisih antara tekanan statik dengan tekanan stagnasi. maka pengukuran
tekanan statis dan tekanan stagnasi dengan tabung pitot dapat juga sekaligus
mengukur tekanan dinamisnya. Penerapan yang lain dari persamaan ini adalah
perubahan tekanan dinamis menjadi kecepatan fluida dengan kondisi aliran tak
mampu mampat. Dengan demikian tabung pitot dapat juga dipergunakan sebagai
alat ukur kapasitas aliran.

8
2.5. Kerugian Tekanan Aliran Dalam Pipa (Head Loss)
Head loss (HL) merupakan suatu kerugian yang dialami aliran fluida selama
mengalir dimana kerugian itu tergantung pada geometri penampang saluran dan
parameter-parameter fluida serta aliran itu sendiri. Kerugian tinggi tekan (head
loss) dapat dibedakan atas kerugian gesekan dalam saluran (major loss) dan
(minor loses).
2.5.1. Kerugian Mayor (mayor losses)
Kerugian dalam pipa atau mayor losses merupakan kerugian yang
disebabkan oleh gesekan aliran dengan pipa sepanjang lintasan. Kerugian gesekan
untuk perhitungan aliran didalam pipa pada umumnya dipakai persamaan
𝐿 . 𝑉2
ℎ𝐿 𝑚𝑎𝑦𝑜𝑟 = 𝑓
𝐷 . 2𝑔

Dimana: hL = kerugian gesek dalam pipa (m)


𝑓 = Faktor gesekan
L = jarak pressure tube (m)
D = diameter dalam pipa (m)
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

2.5.2. Kerugian Minor (minor losses)


Merupakan kerugian yang akan terjadi apabila ukuran saluran, bentuk
penampang atau aliran berubah. Secara umum kerugian ini dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
𝑉2
ℎ𝐿 𝑚𝑖𝑛𝑜𝑟 =𝑘
2𝑔

Dimana: hL = kerugian gesek dalam pipa (m)


𝑘 = Koefisien kerugian
L = Panjang
D = diameter dalam pipa (m)
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

9
2.6. Koefisiensi Gesek (𝒇)
Parameter kekasaran pipa sering dipresentasikan sebagai faktor gesekan
(friction factor). Koefisien gesek dipengaruhi oleh kecepatan, karena didistribusi
kecepatan pada aliran laminar dan aliran turbulen berbeda. Untuk rumus
koefisiensi geseknya ditinjau dengan persamaan:
∆𝑃. 𝐷. 2𝑔
𝑓=
𝑦𝑎𝑖𝑟. 𝐿. 𝑉 2

Dimana: 𝑓 = Koefisien gesek


∆P = beda tekanan pada aliran masuk dan keluar (Pa)
𝑦𝑎𝑖𝑟 =berat jenis air (N/m3)
D = diameter dalam pipa (m)
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

L = Panjang

10
BAB III
KESIMPULAN

Fluida adalah suatu bentuk materi yang mudah mengalir misalnya zat cair
dan gas. Sifat kemudahan mengalir dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan
tempatnya berada merupakan aspek yang membedakan fluida dengan zat benda
tegar.
Aliran fluida merupakan fenomena yang sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Aplikasi dari ilmu fluida ini memiliki peran penting dalam bidang
industri, pertanian, kedokteran, dan lain sebagainya. Dalam bidang industri
misalnya, ilmu mekanika fluida berperan penting dalam perancangan sebuah
sistem perpipaan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Samsul Agus. 2014. Analisis Instalasi Pemadam Kebakaran Pada Komleks
Terminal Bahan Bakar Minyak Merauke. : Teknik Mesin , Fakultas Teknik
Universitas Musamus.

Awaluddin. 2014. Analisis Aliran Fluida Dua Fase Melalui Belokan 45o . Malang
: Universitas Brawijaya.

Digilib. Unila. Ac. Id/6872/15/15%20BAB%2011.pdf. diakses 23 November


2018

12

Anda mungkin juga menyukai