Anda di halaman 1dari 17

ISSN: 1978-3116

PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI,................................ (Rowland Bismark, Dionysia Kowanda, Esty Dwi Widyastuty)
Vol. 10, No. 2, Juli 2016
Hal. 71-87 J URNA L
EKONOMI & BISNIS

Tahun 2007

PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI, KEPEMILIKAN


MANAJERIAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN,
LEVERAGE, PRICE EARNING RATIO, PRICE TO BOOK VALUE,
DAN EARNING PER SHARE TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi pada Emiten Manufaktur di BEI periode 2008-2013)

Rowland Bismark Fernando Pasaribu


Dionysia Kowanda
Esty Dwi Widyastuty
E-mail: dion@staff.gunadarma.ac.id.

ABSTRACT PENDAHULUAN

This study aims to examine the relationship of indepen- Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak mendapatkan
dent variables: accounting conservatism, managerial dampak yang besar dari krisis ekonomi di akhir 2000-
ownership, dividend policy, irm size, leverage, price an. Terlihat dari Indonesia yang merupakan salah satu
earnings ratio (PER), price to book value (PBV), and negara dengan performa pertumbuhan PDB tertinggi
earnings per share (EPS) to earnings management. The di seluruh dunia pada tahun itu (dan berada di posisi
analysis technique used is multiple linear regression tiga di antara kelompok negara-negara G-20). Keber-
were irst performed classical assumption. The data hasilan ini terutama dikarenakan kepercayaan pasar
used is secondary data obtained from the Indonesia yang terus tinggi dan konsumsi domestik yang kuat.
Stock Exchange and various web of companies. The Konsumsi domestik di Indonesia khususnya konsumsi
study found that a signiicant inluence on managerial swasta berkontribusi sekitar dua pertiga bagian dari
ownership variable, leverage and PER. As for the vari- pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan domestik Indo-
able accounting conservatism, dividend policy, irm nesia mengalami perkembangan yang baik sampai pada
size, PBV, and EPS not signiicant effect on earnings pertengahan tahun 2013. Keberhasilan ini terutama
management. dikarenakan oleh ekspor Indonesia yang kepentingan-
nya relatif terbatas terhadap perekonomian nasional,
Keywords: earnings management, accounting conser- kepercayaan pasar yang terus tinggi, dan konsumsi
vatism, managerial ownership domestik berkelanjutan yang kuat.

JEL Classiication: L32

71
JEB, Vol. 10, No. 2, Juli 2016: 71-87

Tabel 1 akan meningkatkan inlasi, karenanya Bank Indonesia


Komposisi PDB Indonesia perlu tetap waspada menghadapi laju manufaktur yang
meningkat disertai inlasi yang dibawah rata-rata stabil.
Tahun Q1 Q2 Q3 Q4 Melihat mundur di tahun 2013 Indonesia mengalami
2012 6,3% 6,4% 6,17% 6,11% kelambanan pertumbuhan ekonomi, hal tersebut me-
2013 6,03% 5,81% 5,62% 5,72% nyebabkan deisit transaksi, inlasi tinggi, dan nilai
2014 5,14% 5,03% 4,92% 5,01% tukar rupiah yang terdepresiasi tajam. Inlasi yang
Sumber: id.tradingeconomics.com tinggi sebagai awal mula dari kelambanan tersebut.
Suatu keadaan dapat dikatakan inlasi jika kenaikan
Pertumbuhan Domestik di Indonesia tidak terlepas harga terjadi secara umum dan bersifat terus-menerus.
dari peranan sektor manufaktur. Aktivitas manufaktur Dalam sisi teori ekonomi, gejala inlasi dapat disim-
di Indonesia terus berkembang pada kecepatan yang pulkan bahwa seluruh atau hampir sektor industri
cukup signiikan pada bulan Juli 2014 yang disebabkan dalam perekonomian mengalami kelebihan permintaan
meningkatnya permintaan produksi seperti hasil survei (Rahardja dan Manurung, 2008). Inlasi yang terjadi di
yang dijelaskan melalui graik oleh Markit Economics Indonesia dapat disebabkan banyak hal. Kesensitifan
dan Bank HSBC. Graik berikut ini akan menjelaskan perekonomian membuat pengaruh yang sedikit tetapi
pertumbuhan manufaktur di Indonesia. akan berdampak besar. Bukan hanya dari meningkat-
nya laju pertumbuhan sektor manufaktur, tetapi juga
dari sektor perkebunan. Contohnya adalah kenaikan
harga seperti cabai di September tahun 2014 rupanya
penyebab kenaikan inlasi sebesar 0,54%. Kenaikan
tersebut terus berlanjut karena inflasi merupakan
kenaikan harga yang umum dan berlangsung tidak
sebentar. Inlasi masih terjadi hingga bulan Desember
2014 yang mencapai 9%, kenaikan tersebut rupanya
dipelopori oleh naiknya bahan bakar minyak (BBM).

Graik 1
Pertumbuhan Sektor Manufaktur di Indonesia
Sumber: id.tradingeconomics.com

Dalam laporan tersebut indeks Manufaktur PMI


HSBC tercatat di posisi 52,7 pada bulan Juli, indeks
ini tidak berubah dari bulan Juni yang merupakan level
tertinggi sejak bulan oktober 2013. Produksi manu-
faktur meningkat pada tingkat tercepat dalam sejarah
survei. Ini menandai kenaikan setiap bulan berturut-
turut. Kenaikan tersebut dikarenakan permintaan Graik 2
produk dari konsumen yang terus meningkat. Selain Perkembangan Inflasi Indonesia
itu HSBC juga melaporkan indeks tingkat kerja terus Sumber: id.tradingeconomics.com
meningkat dan merupakan kenaikan terbesar sejak Juli
2013. Biaya input dan harga output naik pada laju yang Tingginya inlasi pada tahun 2014 diawali pada bulan
solid. Namun, tingkat inlasi biaya input yang berada Maret sebesar 7,32%. Inlasi pada bulan April tampak
di bawah rata-rata stabil. Namun jika melihat kinerja stabil tidak ada pergerakan yang signifikan. Pada
perdagangan Indonesia saat ini, peningkatan ini bukan bulan Juni terlihat penurunan tingkat inlasi menjadi
pertanda yang baik. Peningkatan ini justru sinyalkan 6,3%. Agustus 2014 merupakan laju inlasi terendah

72
PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI,................................ (Rowland Bismark, Dionysia Kowanda, Esty Dwi Widyastuty)

selama 7 tahun terakhir sebesar 0,47%, menunjukkan keuangan yang dilakukan antar Negara akan terhambat
pengendalian yang baik dari pemerintah terhadap in- jika setiap Negara mempunyai standar akuntansi yang
lasi. Inlasi secara tahunan (yoy) pada bulan Agustus berbeda. Hal tersebut juga akan membuat kendala ke-
mencapai 3,99%. pada para investor dan kreditur atau pembaca laporan
Inlasi yang tinggi tentunya akan menyebab- keuangan lainnya yang membutuhkan laporan keuan-
kan kenaikan barang lain secara umum. Kenaikan gan tersebut. Perkembangan yang mengglobal tersebut
tersebut tentunya akan membuat harga bahan baku seharusnya tidak terhalang hanya dengan penetapan
perusahaan manufaktur tinggi. Kenaikan harga ba- standar yang tidak sejalan. Inilah yang mendorong
han baku menyebabkan output yang dihasilkan akan timbulnya standar akuntansi internasional (IFRS) yang
dijual dengan harga tinggi agar perusahaan tetap dirumuskan oleh IASB (International Accounting Stan-
mendapatkan mark up yang diinginkan. Penawaran dard Board). Menurut Handayani (2014) International
dengan harga mahal tentunya menurunkan daya beli Financial Reporting Standart (IFRS) merupakan stan-
masyarakat. Keadaan tersebut pastinya akan membuat dar pelaporan keuangan yang disusun sebagai solusi
perusahaan mendapatkan laba yang kurang maksimal. dalam masalah perbedaan standar-standar lokal di
Perusahaan dengan laba yang kurang maksimal dapat berbagai negara. IFRS pertama kali diterapkan secara
memicu pihak manajemen untuk menaikkan laba. Pola penuh oleh Negara-negara Uni Eropa, yang selan-
menaikkan laba tersebut tidak lain untuk kepentingan jutnya disusul Australia, Brazil, Kanada, Singapura
sendiri agar kinerjanya tetap terlihat baik dinilai oleh dan beberapa Negara di dunia termasuk Indonesia.
investor. Selain itu dengan adanya inlasi dapat me- Indonesia pertama kali menerapkan IFRS pada tahun
micu manajemen laba dengan faktor yang lain yaitu 2012, namun pada kenyataannya penerapan IFRS oleh
dikarenakan akan munculnya perkiraan tentang masa perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia belum
depan (ekspektasi) yang dirasakan oleh konsumen efektif diterapkan.
dan produsen. Inlasi akan menumbuhkan pemikiran IFRS diharapkan dapat menjadi pedoman
bahwa harga-harga barang dan jasa akan naik. Hal yang tepat pada perusahaan dalam membuat laporan
tersebut dapat menjadi alasan yang tepat manajemen keuangan. Menurut Angkoso (2012) dalam Handayani
di suatu perusahaan untuk melakukan modiikasi laba (2014) menyatakan secara umum bahwa salah satu
demi meningkatkan proitabilitas suatu perusahaan. manfaat dari konvergensi IFRS ini adalah untuk menin-
Manajemen laba akan membantu sebuah perusahaan gkatkan kualitas laporan keuangan, antara lain dengan
mendapatkan investor untuk menanamkan sahamnya. mengurangi kesempatan untuk melakukan manajemen
Saham perusahaan yang didapatkan oleh investor se- laba (earning management). Laporan keuangan yang
bagai suatu hutang yang dapat meningkatkan modal berkualitas ditandai oleh manajemen laba yang kecil,
perusahaan yang akan digunakan untuk menghasilkan pengakuan rugi tepat waktu dan memiliki relevansi
barang atau jasa yang lebih. Barang dan jasa tersebut nilai yang tinggi (Barth et al 2008) dalam (Handayani
sangat dibutuhkan oleh konsumen yang berekspektasi 2014). Menurut Handayani (2014) perubahan Standar
untuk membeli barang sebanyak-banyaknya sebelum Akuntansi di Indonesia dari PSAK yang beralih ke
harga lebih tinggi lagi. IFRS, tidak hanya sekedar pekerjaan mengganti angka-
Manajemen laba dilakukan dengan beberapa angka di dalam laporan keuangan, tetapi mungkin
motivasi, diantara untuk mengundang para investor . akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen di
Para investor tentunya akan memperhatikan laba yang perusahaan.
dihasilkan, karena laba merupakan hal yang sangat Suatu perusahaan diharuskan melaporkan data
penting dilihat oleh pihak ketiga karena menunjukkan keuangan yang terjadi di perusahaan tersebut dalam
kinerja suatu perusahaan. Hubungan perusahaan dan periode akuntansi yang ditetapkan. Pada dasarnya,
pihak ketiga tidak hanya berasal dari dalam negeri saja. laporan keuangan yang disusun melibatkan 2 pihak.
Perkembangan globalisasi tampaknya mempengaruhi Pihak yang dilibatkan adalah pihak eksternal dan pihak
dunia akuntansi dan dunia investasi di Indonesia. internal. Laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh
Perubahan standar akuntansi berbasis international pihak eksternal dan pihak internal, laporan keuangan
memang mutlak untuk diterapkan. Segala interaksi digunakan oleh pihak eksternal salah satunya untuk

73
JEB, Vol. 10, No. 2, Juli 2016: 71-87

membuat keputusan investasi bagi para investor perusahaan atau korporasi. Tata kelola perusahaan juga
dan membuat keputusan pemberian kredit bagi para mencakup hubungan antara para pemangku kepentin-
kreditur. Sedangkan, bagi pihak internal digunakan gan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan
untuk melihat perkembangan keuangan yang terjadi perusahaan. Secara prinsip, corporate governance
dalam suatu periode dan menjadi bahan pertanggung dalam arti sempit meliputi dua aspek, yaitu aspek
jawaban bagi para akuntan di perusahaan tersebut. governance structure atau board structure dan aspek
Pelaporan keuangan difokuskan pada laba yang di- governance process atau governance mechanism.
peroleh perusahaan, karena laba mempunyai pengaruh (Kusumawardhani, 2012) menyatakan bahwa manaje-
yang signiikan terhadap keputusan yang diambil oleh men laba bukanlah suatu hal yang merugikan selama
pihak eksternal. Carolina (2005) dalam Sosiawan dilakukan dalam koridor-koridor peluang, manajemen
(2012) mengemukakan bahwa informasi laba meru- laba tidak selalu diartikan dengan proses manipulasi
pakan komponen laporan keuangan perusahaan yang laporan keuangan karena terdapatnya beberapa pilihan
bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu metoda yang dapat digunakan dan bukan sebagai suatu
mengestimasi kemampuan laba yang presentatif dalam larangan. Manajemen laba dapat diminimalkan dengan
jangka panjang, dan menaksir risiko investasi atau penerapan Good Corporate Governance dengan me-
meminjamkan dana. Karena laba merupakan hal yang kanisme monitoring. Mekanisme monitoring tersebut
paling penting untuk dibaca oleh pihak eksternal, maka diantaranya dengan monitoring kepemilikan manaje-
seringkali manajemen melakukan manipulasi data rial, kepemilikan institusional, dan monitoring dewan
dengan memaksimalkan laba yang dicapai perusahaan. direksi. Penerapan Good Corporate Governance atau
Pengelolaan laba yang dilakukan oleh pihak manaje- tata kelola perusahaan juga diharapkan dapat meya-
men didasari karena adanya asimetri informasi yang kinkan pihak eksternal bahwa laporan keuangan yang
terjadi diantara pihak manajemen dan pihak pemilik dibuat merupakan laporan yang terpercaya dan tanpa
perusahaan. Dengan pengelolaan laba tersebut akan manipulasi yang dilakukan pihak manajer. Melihat
membuat para investor puas dengan kinerja manaje- betapa pentingnya peranan Good Corporate Gover-
men tersebut. Modiikasi laba dapat dilakukan manaje- nance di dalam suatu laporan keuangan. Maka, setiap
men dengan memilih kebijakan akuntansi dari suatu laporan keuangan seharusnya sudah mencantumkan
standar tertentu dengan tujuan untuk memaksimisasi tentang Good Corporate Governance. Selain penting
kesejahteraaan pihak manajeman dan nilai suatu pe- untuk dilaporkan, Good Corporate Governance juga
rusahaan. Manajemen laba dapat terjadi dalam suatu penting untuk diterapkan. Tetapi, meski telah lama
perusahaan dikarenakan lemahnya faktor inheren dari menjadi issue yang mengemuka pelaksanaan GCG
kebijakan akuntansi namun tetap berada dalam kori- belum diterapkan secara sepenuhnya di Indonesia
dor GAAP (General Accepted Accounting Principal) sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, baik perusahaan
(Sosiawan,2012). BUMN maupun perusahaan swasta.
Praktik manajemen laba tidak terlepas dari Dalam menghadapi ketidakstabilan ekonomi
kaitannya dengan masalah agency. Masalah agency seperti inlasi yang dijelaskan diatas, perusahaan perlu
(Agency Problems) merupakan keadaan tidak selaras menerapkan suatu konsep untuk mengurangi risiko dari
antara kepentingan manager (agen) dan kepentingan kondisi ekonomi yang tidak stabil. Untuk mengurangi
pemegang saham. Ketidakselarasan itulah yang mem- risiko tersebut biasanya perusahaan melakukan tinda-
buat adanya praktek manajemen laba. Untuk mengu- kan konservatis dalam menyajikan laporan. Tindakan
rangi perilaku manajemen laba dan meningkatkan kehati-hatian tersebut diimplikasikan dengan mengakui
kualitas laporan keuangan, maka perlu dilakukan tata biaya atau rugi yang memungkinkan akan terjadi, tetapi
pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang
governance/GCG) (Jao dan Pagalung, 2011). (Ku- akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar.
sumawardhani, 2012) Tata kelola perusahaan (corpo- Menurut (Wibowo, 2002) dalam (Soraya dan Harto,
rate governance) adalah rangkaian proses, kebiasaan, 2014) konservatisma adalah prinsip dalam pelaporan
kebijakan, aturan, dan institusi yang mempengaruhi keuangan yang dimaksudkan untuk mengakui dan
pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu mengukur aset dan laba yang dilakukan dengan penuh

74
PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI,................................ (Rowland Bismark, Dionysia Kowanda, Esty Dwi Widyastuty)

kehati-hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis sebagai motivasi manajer melakukan manajemen
yang dilingkupi ketidakpastian. Sikap konservatis laba, karena kebijakan dividen ditentukan oleh rapat
dalam akuntansi tersebut salah satu upaya mengurangi umum pemegang saham (RUPS) dan bukan merupakan
rasa khawatir dalam setiap ekspektasi dengan sikap keputusan dari Manajemen (Putri, 2012). Hal tersebut
dalam pelaporan keuangan menggunakan konsep dapat menimbulkan konlik kepentingan antara peme-
kehati-hatian. Yang dimaksudkan hati-hati adalah gang saham dan pihak manajer. Pihak manajer meng-
pelaporan keuangan yang cenderung tidak agresif mel- inginkan menyimpan laba ditahan sebagai cadangan,
aporkan laba yang belum dicapai, serta mengungkap- sedangkan pemegang saham menginginkan dividend
kan biaya atau rugi yang mungkin akan terjadi, dapat payout ratio yang tinggi. Dengan demikian, kebijakan
diambil contoh cadangan kerugian piutang. Implikasi dividen menjadi sumber konlik antara manajemen dan
dari konsep ini adalah melaporkan laba dan aset lebih pemegang saham.
rendah atau utang lebih tinggi. Namun pelaporan laba Ukuran Perusahaan merupakan yang digu-
yang lebih rendah tersebut akan menjadi jenis dalam nakan untuk mengetahui apakah perusahaan memiliki
praktek manajemen laba jika memang dimaksudkan aktivitas operasional yang lebih kompleks sehingga
untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu saja. memungkinkan dilakukan manajemen laba. Ukuran
Dalam penggunaannya, konservatisme tidak boleh perusahaan adalah suatu skala di mana dapat dikla-
terlalu berlebihan, karena akan menimbulkan informasi siikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai
yang tidak sebenarnya terjadi. Konsep konservatisme cara, antara lain total aktiva, log size, penjualan dan
akuntansi pada dasarnya dapat dikaitkan pada praktik nilai pasar saham (Kusumawardhani, 2012). Perusa-
manajemen laba dengan pola menurunkan laba. haan yang berukuran besar merupakan perusahaan
Komponen Good Corporate Governance pada yang memiliki tingkat penjualan lebih besar, tingkat
penelitian ini adalah Kepemilikan Manajerial. Kepe- kestabilan perusahaan lebih tinggi dan melibatkan
milikan Manajerial adalah jumlah saham yang dimiliki lebih banyak pihak. Karena pengambilan keputusan
oleh pihak manajemen dalam suatu perusahaan. Mana- yang dilakukan perusahaan besar berpengaruh terhadap
jemen laba sangat dipengaruhi oleh motivasi mana- publik, sehingga masyarakat lebih mengenal perusa-
jemen. Apabila dalam hal penanaman saham pihak haan besar dibandingkan perusahaan kecil. Perusa-
manajemen terlibat dapat diharapkan bahwa keadaan haan besar memiliki aktivitas operasional yang lebih
asimetri informasi tidak terjadi. Penerapan corporate kompleks dibandingkan perusahaan kecil, sehingga
governance dapat dilakukan melalui mekanisme lebih memungkinkan untuk melakukan manajemen
monitoring untuk menyelaraskan berbagai kepentingan laba (Zeptian dan Rohman, 2013). Perusahaan yang
salah satunya memperbesar kepemilikan saham perusa- besar diasumsikan menghindari praktik manajemen
haan oleh manajemen (managerial ownership) (Jensen laba, karena perusahaan yang besar lebih diawasi oleh
and Meckling, 1976) dalam (Jao dan Pagalung, 2011). pemerintah dan masyarakat. Sedangkan, perusahaan
Kepemilikan saham oleh pihak manajemen diharapkan yang kecil akan cenderung melakukan manajemen
dapat mengurangi praktik manajemen laba, karena laba karena membutuhkan investor untuk menanamkan
manajemen mempunyai kepentingan yang sama den- modalnya dalam bentuk saham.
gan pemegang saham. Maka, tidak ada lagi perbedaan Dalam kaitannya dengan leverage, salah satu
kepentingan yang menyebabkan manajemen sebagai alternatif sumber dana perusahaan selain menjual
pihak yang lebih banyak informasi melakukan tindakan saham di pasar modal adalah melalui sumber dana
modiikasi laba yang merugikan para pemegang saham. eksternal berupa hutang. Perusahaan akan berusaha
Kebijakan Dividen merupakan suatu keuntun- memenuhi perjanjian hutang agar memperoleh pe-
gan perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang nilaian yang baik dari kreditur. Hal ini kemudian dapat
saham. Keuntungan yang didapat oleh perusahaan se- memotivasi manajer melakukan manajemen laba untuk
bagian menjadi hak pemegang saham, presentase untuk menghindari pelanggaran perjanjian hutang (Jao dan
dividen bergantung kepada manajemen. Keuntungan Pagalung, 2011). Semakin tinggi leverage akan sema-
yang tidak dibagikan sebagai deviden akan menjadi kin tinggi tindakan manajemen laba, karena keinginan
saldo laba ditahan. Kebijakan dividen logis dikatakan manajemen agar perusahaan yang dikelola terlihat

75
JEB, Vol. 10, No. 2, Juli 2016: 71-87

memanfaatkan hutang dengan baik sehingga mencapai dengan penelitian Putri (2012) hanya saja proksi
laba yang tinggi walaupun tingkat hutang tinggi, se- struktur kepemilikan institusional menunjukkan tidak
hingga para kreditur bersedia selalu memberi pinjaman berpengaruh terhadap manajemen laba.
kepada perusahaan untuk melakukan aktivitas operasi. Hal ini sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Penelitian terdahulu telah membuktikan pengaruh kon- Karena adanya hasil penelitian yang berbeda-beda. Se-
servatisme akuntansi terhadap manajemen laba. Studi lanjutnya bagaimana jika beberapa variabel tersebut di
yang dilakukan Soraya dan Harto (2014) menunjukkan teliti kembali untuk melihat hasil yang terbaru. Objek
bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh signii- penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur
kan terhadap manajemen laba dan dikuatkan dengan karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan
variabel kepemilikan manajerial. Semakin tinggi yang diminati banyak investor dibandingkan dengan
jumlah saham yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan lain. Perkembangan ekspansi untuk industri
maka semakin tinggi pula tingkat konservatis yang manufaktur pun semakin meningkat dilihat dari Tabel
akan dilakukan manajemen, yang berdampak pada 1. Hal ini juga dikarenakan fakta dari hasil penelitian
berkurangnya praktek negatif dalam pelaporan keuan- sebelumnya dominan menggunakan objek perusahaan
gan. Bagheri.,(2013) dengan hasil analisis menunjuk- manufaktur. Berdasarkan uraian diatas, maka peneli-
kan konservatisme akuntansi dan proitabilitas yang tian ini bertujuan untuk meneliti Pengaruh Konserva-
berpengaruh signiikan terhadap manajemen laba, tisme Akuntansi, Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
sedangkan debt contract tidak berpengaruh signiikan Dividen, Ukuran Perusahaan , Leverage, PER (Price
terhadap manajemen laba. Earning Ratio), PBV (Price to Book Value) dan EPS
Menurut Amerth et al.,(2014) dalam analysis of (Earning Per Share) Terhadap Manajemen Laba (Studi
irm size, leverage, corporate governance on earnings pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
management practices (Indonesian evidence) hasil periode 2008-2013)”.
analisis menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh
signiikan terhadap manajemen laba. Sedangkan, lever- MATERI DAN METODE PENELITIAN
age dan Corporate Governance tidak berpengaruh sig-
niikan terhadap manajemen laba. Menurut Sosiawan Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap
(2012) hasil analisis menunjukkan ukuran perusahaan Manajemen Laba. Implikasi dari metode konser-
dan kompensasi tidak berpengaruh terhadap manaje- vatisma yaitu pilihan metode akuntansi pada metode
men laba, sedangkan leverage dan earnings power yang mengarahkan untuk melaporkan laba dan aset
berpengaruh signiikan terhadap manajemen laba. yang lebih rendah atau melaporkan biaya dan utang
Menurut Agustia (2013) variabel yang memi- yang lebih tinggi (Soraya dan Harto, 2014). Pemilihan
liki pengaruh positif terhadap manajemen laba hanya metode konservatis di laporan keuangan cenderung
leverage, sedangkan Good Corporate Governance dan akan membuat pemikiran para manajerial untuk lebih
Free Cash Flow tidak berpengaruh positif terhadap hati-hati dan memilih untuk mengelola laba dengan
manajemen laba. Sedangkan menurut Zeptian dan pola menurunkan laba (income descreasing). Dengan
Rohman (2013) menunjukkan hasil analisis Good tingginya akuntansi konservatis dalam membuat lapo-
Corporate Governance (komite audit dan kualitas ran keuangan akan menghalangi manajemen dalam
auditor) dan struktur kepemilikan berpengaruh negatif menaikkan saldo laba. Hal ini menunjukkan terdapat
terhadap manajemen laba, sedangkan ukuran perusa- pengaruh signiikan antara konservatisme akuntansi
haan menunjukkan nilai positif terhadap manajemen terhadap manajemen laba. Pernyataan tersebut sejalan
laba. Menurut Putri (2012) hasil analisis kebijakan dengan Bagheri et al., (2013) dalam penelitiannya
dividen dan dewan komisaris independen berpenga- menunjukkan bahwa konservatisme akuntansi ber-
ruh signiikan terhadap manajemen laba, sedangkan pengaruh signiikan terhadap manajemen laba. Soraya
kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap dan Harto (2014) dalam penelitiannya menunjukkan
manajemen laba. Menurut Putri et al.,(2011) kebijakan bahwa konservatisme akuntansi memiliki pengaruh
dividen dan Good Corporate Governance berpengaruh yang signiikan dengan arah negatif terhadap manaje-
signiikan terhadap manajemen laba. Hal ini sejalan men laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka disusun

76
PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI,................................ (Rowland Bismark, Dionysia Kowanda, Esty Dwi Widyastuty)

hipotesis sebagai berikut: kan uraian tersebut, maka disusun hipotesis sebagai
H1: Terdapat pengaruh signifikan konservatisme berikut:
akuntansi terhadap manajemen laba pada peru- H2: Terdapat pengaruh signiikan kepemilikan mana-
sahaan manufaktur. jerial terhadap manajemen laba pada perusahaan
manufaktur.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap
Manajemen Laba. Kepemilikan Manajerial adalah Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Manajemen
jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak Laba. Kebijakan Dividen adalah pembagian laba ke-
manajerial perusahaan. Kepemilikan saham manajerial pada para pemegang saham perusahaan sebanding den-
dapat mensejajarkan antara kepentingan pemegang gan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing
saham dengan manajer, karena manajer ikut merasakan pemilik (Suharli, 2006). Semakin tinggi dividen yang
langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan dibagikan, manajemen cenderung melakukan manaje-
manajer yang menanggung risiko apabila ada kerugian men laba dengan cara menurunkan laba.
yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan Putri (2012) dalam penelitiannya menunjuk-
keputusan yang salah (Anggraeni dan Hadiprajitno, kan bahwa kebijakan dividen berpengaruh signiikan
2013). Apabila pihak manajemen mempunyai in- terhadap manajemen laba. Putri et al., (2011) dalam
vestasi saham di suatu perusahaan, manajemen (agen) penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan dividen
tersebut tidak akan “mempercantik” saldo laba untuk berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Ber-
kepentingan dirinya sendiri. Dengan demikian, dapat dasarkan uraian tersebut, maka disusun hipotesis
diasumsikan terdapat pengaruh antara kepemilikan sebagai berikut:
manajerial terhadap manajemen laba. H3: Terdapat pengaruh signiikan kebijakan dividen
Pernyataan tersebut mendukung Triyono (2011) terhadap manajemen laba pada perusahaan
dalam penelitiannya tampak bahwa kepemilikan mana- manufaktur.
jerial mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba.
Jao dan Pagalung (2011) dalam penelitiannya menun- Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manaje-
jukkan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif men Laba. Menurut Azlina (2010) Ukuran perusahaan
signiikan terhadap manajemen laba. Kusumawardhani adalah suatu skala dimana dapat diklasiikasikan besar
(2012) dalam penelitiannya menunjukkan kepemilikan dan kecilnya perusahaan dengan berbagai cara, an-
manajerial berpengaruh negatif signiikan terhadap tara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan
manajemen laba. Oktovianty dan Agustia (2012) dalam lain-lain. Ukuran perusahaan yang kecil diasumsikan
penelitiannya menyimpulkan bahwa kepemilikan cenderung melakukan praktek manajemen laba untuk
manajerial berpengaruh terhadap manajemen laba. mencari penanaman dana dari investor. Lain hal nya
Hal tersebut bertolak belakang dengan pene- dengan perusahaan yang besar memiliki aktiva yang
litian Guna dan Herawaty (2010) yang menunjukkan besar, laba yang besar dan semakin banyak investor
kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang ingin menanamkan modal. Asumsi tersebut
terhadap manajemen laba. Anggraeni dan Hadipra- dapat ditarik kesimpulan bahwa ukuran perusahaan
jitno (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa berpengaruh terhadap manajemen laba.
kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh Menurut Azlina (2010) hasil penelitian menun-
yang signiikan terhadap manajemen laba. Agustia jukkan ukuran perusahaan berpengaruh signiikan
(2013) dalam penelitiannya menunjukkan kepemilikan terhadap manajemen laba. Amertha et al.,(2014) hasil
manajerial tidak mempunyai pengaruh terhadap mana- penelitian menunjukkan ukuran perusahaan berpen-
jemen laba. Karena menurut Agustia (2013) presentase garuh positif terhadap manajemen laba. Zeptian dan
manajer yang memiliki saham relatif sangat kecil jika Rohman (2013) hasil penelitian menyatakan ukuran
dibandingkan dengan keseluruhan modal yang dimiliki perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap
investor umum. Zeptian dan Rohman (2013) dalam manajemen laba. Kusumawardhani (2012) hasil pene-
penelitiannya menunjukan kepemilikan manajerial litian menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh
tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasar- terhadap manajemen laba. Jao dan Pagalung (2011)

77
JEB, Vol. 10, No. 2, Juli 2016: 71-87

hasil penelitian menunjukkan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Triyono (2011) dan Azlina
mempunyai hubungan negatif signifikan terhadap (2010) yang hasil penelitian menyatakan leverage ti-
manajemen laba. dak berpengaruh signiikan terhadap manajemen laba.
Menurut Bagheri et al.,(2013) hasil penelitian Berdasarkan uraian tersebut, maka disusun hipotesis
menunjukkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh sebagai berikut:
signikan terhadap manajemen laba. Sosiawan (2012) H5: Terdapat pengaruh signiikan leverage terhadap
hasil penelitian menyatakan tidak ada pengaruh an- manajemen laba pada perusahaan manufaktur.
tara ukuran perusahaan dan manajemen laba. Guna
dan Herawaty (2010) hasil penelitian menunjukkan Pengaruh PER terhadap Manajemen Laba. Price
bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang menunjuk-
manajemen laba. Anggraeni dan Hadiprajitno (2013) kan perbandingan antara harga saham di pasar dengan
hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh sig- laba per lembar saham. Karena PER merupakan rasio
niikan antara ukuran perusahaan dan manajemen laba. yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusa-
Berdasarkan uraian tersebut, maka disusun hipotesis haan dalam menghasilkan laba, maka semakin tinggi
sebagai berikut: PER akan semakin tinggi pula minat investor dalam
H4: Terdapat pengaruh signiikan ukuran perusahaan menanamkan modal di perusahaan tersebut (Zuliarni,
terhadap manajemen laba pada perusahaan 2012). Berdasarkan uraian tersebut, maka disusun
manufaktur. hipotesis sebagai berikut:
H6: Terdapat pengaruh signifikan PER terhadap
Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba. manajemen laba pada perusahaan manufaktur.
Leverage adalah perbandingan antara total kewajiban
dengan total aset perusahaan. Perusahaan akan beru- Pengaruh PBV terhadap Manajemen Laba. PBV
saha memenuhi perjanjian hutang agar memperoleh atau Price to Book Value merupakan rasio antara
penilaian yang baik dari kreditur. Hal ini kemudian harga saham terhadap nilai bukunya. PBV merupakan
dapat memotivasi manajer melakukan manajemen laba rasio yang dapat menggambarkan nilai perusahaan.
untuk menghindari pelanggaran perjanjian hutang (Jao semakin tinggi nilai perusahaan maka kecenderung
dan Pagalung, 2011). Dalam teori keagenan, semakin melakukan manajemen laba dengan pola income
dekat perusahaan dengan pelanggaran perjanjian utang smoothing lebih besar, dikarenakan nilai perusahaan
yang ber-basis akuntansi, lebih memungkinkan mana- yang baik dianggap laba yang dihasilkan perusahaan
jer perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang tersebut stabil sehingga menarik minat manajemen
memindahkan laba yang dilaporkan dari periode masa untuk melakukan perataan laba. Nilai perusahaan yang
datang ke periode saat ini. Usaha untuk mendapatkan baik berarti citra perusahaan dianggap baik bagi inves-
penilaian baik dari investor atas perjanjian hutang tor sehingga investor berkeinginan membeli saham
membuat pihak manajemen melakukan praktek mana- tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka disusun
jemen laba. Dapat disimpulkan bahwa leverage berpen- hipotesis sebagai berikut:
garuh terhadap manajemen laba. Pernyataan tersebut H7: Terdapat pengaruh signifikan PBV terhadap
didukung penelitian yang dilakukan Oktovianty dan manajemen laba pada perusahaan manufaktur.
Agustia (2012) hasil penelitian menunjukkan leverage
berpengaruh terhadap manajemen laba. Pengaruh EPS terhadap Manajemen Laba. Earning
Sosiawan (2012) hasil penelitian menunjukkan per Share (EPS) atau laba per saham adalah jumlah
leverage berpengaruh positif terhadap manajemen pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk
laba. Guna dan Herawaty (2010) hasil penelitian mem- lembar saham yang beredar. EPS merupakan salah
buktikan leverage berpengaruh terhadap manajemen satu bentuk rasio keuangan untuk menilai kinerja
laba. Agustia (2013) hasil penelitian menunjukkan ada perusahaan. Pada saat EPS tinggi menandakan laba
pengaruh leverage terhadap manajemen laba. Hasil yang dibagikan per lembar saham juga tinggi, ternyata
penelitian tersebut bertolak belakang dengan Jao dan mengakibatkan manajemen keuangan ingin melakukan
Pagalung (2011) tidak mempunyai pengaruh signiikan manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka

78
PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI,................................ (Rowland Bismark, Dionysia Kowanda, Esty Dwi Widyastuty)

disusun hipotesis sebagai berikut: NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i


H8: Terdapat pengaruh signifikan EPS terhadap pada periode ke t
manajemen laba pada perusahaan manufaktur. TAC = Total akrual perusahaan i pada periode ke t
Nit = Laba bersih perusahaan i pada periode ke-t
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan
perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa i pada periode ke t
Efek Indonesia dengan periode pengamatan dari tahun Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1
2008-2013. Pemilihan sampel berdasarkan metode ΔRevt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada
Purposive Sampling yaitu metode pemilihan sampel periode ke t
dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria nya sebagai PPEt = Aktiva tetap perusahaan pada periode ke t
berikut : a) Perusahaan Manufaktur terdaftar di BEI ΔRect = Perubahan piutang perusahaan i pada periode
periode 2008-2013; b) Perusahaan menerbitkan lapo- ke t
ran tahunan secara berturut-turut pada tahun 2008- e = error
2013; c) Mengalami laba selama periode 2008-2013;
d) Dalam periode 2008-2013 perusahaan selalu mem- Konservatisme Akuntansi Konservatisme
bagikan dividen. Berdasarkan kriteria yang ditentukan akuntansi, diproksikan dengan model Givoly dan Hyan
jumlah sampel yang dapat digunakan dalam penelitian yang mengukur konservatisme dengan cara menghi-
ini sebanyak 21 (Dua puluh Satu) perusahaan atau 126 tung perbedaan antara laba bersih sebelum depresiasi/
(Seratus Dua Puluh Enam) data. Metode pengumpulan amortisasi dan arus kas kegiatan operasi. Semakin
data dalam penelitian ini dilakukan dengan browsing besar akrual negatif maka akan semakin konservatif
website sampel untuk data laporan keuangan. akuntansi yang diterapkan.
Variabel dependen yang digunakan dalam KNSV = (L+ Depresiasi) – AKO
penelitian ini adalah manajemen laba. Manajemen Keterangan:
laba merupakan suatu tindakan manajer untuk memilih KNSV : indeks konservatisme
kebijakan akuntansi atau tindakan yang mempengaruhi L : laba bersih
laba sehingga dalam rangka mencapai tujuan tertentu AKO : aliran kas operasi
dalam pelaporan laba (Scott, 2009) dalam (Jao dan
Pagalung, 2011). Penggunaan discretionary accruals Kepemilikan Manajerial. Kepemilikan Manajerial
sebagai proksi manajemen laba dihitung dengan meng- merupakan susunan dari jumlah saham yang dimiliki
gunakan Modiied Jones Model (Dechow et al., 1995) oleh pihak manajemen dalam suatu perusahaan (Soraya
dalam (Jao dan Pagalung, 2011): dan Harto, 2014). Kepemilikan manajerial dalam
TAC = Nit – CFOit penelitian ini diberi simbol KEPMN. Kepemilikan
Nilai total accrual (TA) yang diestimasi dengan persa- manajerial diukur dari jumlah persentase saham yang
man regresi OLS sebagai berikut : dimiliki oleh manajer dan dewan komisaris perusahaan
TAC/Ait-1 = β1 (1 / Ait-1) + β2 (ΔRevt / Ait-1 - (Erni, 2005) dalam (Soraya dan Harto, 2014).
ΔRect/ Ait-1) + β3 (PPEt / Ait-1) + e KEPMN = Jumlah kepemilikan saham oleh Manajerial/
Dengan menggunakan koeisien regresi diatas nilai Jumlah saham beredar
non discretionary accruals (NDA) dapat dihitung
dengan rumus: Kebijakan Dividen. Dividen adalah pembagian laba
NDAit = β1 (1 / Ait-1) + β2 (ΔRevt / Ait-1 - ΔRect/ kepada para pemegang saham perusahaan sebanding
Ait-1) + β3 (PPEt / Ait-1) dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-
Selanjutnya discretionary accrual (DA) dapat dihitung masing pemilik (Suharli, 2006). Dividend payout ratio
sebagai berikut: (DPR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
DAit = TAC / Ait-1 – NDAit besarnya pembayaran dividen dari laba per lembar
Keterangan : saham dan mengukur besarnya laba yang ditahan untuk
DAit = Discretionary Accruals perusahaan i pada menambah besarnya modal sendiri. Dividend payout
periode ke t ratio diukur dengan rumus berikut:

79
JEB, Vol. 10, No. 2, Juli 2016: 71-87

KEDV =Dividen per lembar saham/Laba per lembar perusahaan MLBI di tahun 2013. Ini menandakan
saham bahwa perusahaan LMSH di tahun 2013 memiliki
tingkat konservatisme yang tidak sebesar perusahaan
Ukuran Perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan lain. Sedangkan nilai maksimal sebesar 30,47 berasal
cerminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dari perusahaan ASII di tahun 2012 dan standar deviasi
dalam nilai total aset perusahaan. Perusahaan yang sebesar 2,0716506. Standar deviasi yang lebih kecil
berukuran besar merupakan perusahaan yang memi- dari nilai rata-rata menunjukkan sebaran variabel data
liki tingkat penjualan lebih besar, tingkat kestabilan yang kecil atau tidak adanya kesenjangan yang cukup
perusahaan lebih tinggi dan melibatkan lebih banyak besar dari tingkat konservatisme terendah dan tertinggi.
pihak (Zeptian dan Rohman, 2013). Ukuran perusaahan Kepemilikan manajerial memiliki nilai minimal
diukur menggunakan logaritma natural dari total asset. sebesar 0,0001 menandakan diantara sampel data ma-
SIZE = ln (Total Asset) sih ada perusahaan yang memiliki sedikit kepemilikan
Leverage. Leverage menunjukkan hutang sumber dana saham oleh pihak manajerial. Nilai maksimal sebesar
yang digunakan perusahaan untuk membiayai asetnya 0,2562 yang dimiliki oleh perusahaan LMSH den-
diluar sumber dana modal atau ekuitas (Triyono dkk, gan kepemilikan 574.026.624 lembar saham selama
2011). Leverage diukur dengan menggunakan rasio tahun penelitian. Rata-rata kepemilikan manajerial
total utang terhadap aset. yang dimiliki oleh sampel data sebesar 0,028637 dan
LEV = Total Debt / Total Asset standar deviasi sebesar 0,0707950. Standar deviasi
dari variabel kepemilikan manajerial lebih besar dari
HASIL PENELITIAN nilai rata-rata menunjukkan sebaran variabel data yang
besar atau terdapat kesenjangan yang cukup besar
Analisis deskriptif digunakan menunjukkan jumlah dari presentase kepemilikan manajerial terendah dan
data yang digunakan dalam penelitian ini serta dapat tertinggi
menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, nilai Kebijakan dividen memiliki nilai minimal sebe-
rata-rata, serta standar deviasi dari masing-masing sar 0,0349, nilai dividend payout ratio tersebut dimiliki
variabel. Variabel dalam penelitian ini meliputi varia- oleh perusahaan LMSH di tahun 2012, ini menandakan
bel konservatisme akuntansi, kepemilikan manajerial, di tahun tersebut perusahaan menggunakan dividen ti-
kebijakan dividen, ukuran perusahaan, leverage, PER, dak sebanyak tahun-tahun yang lain dan tidak sebanyak
PBV dan EPS. Berikut adalah hasil olah data deskriptif: sampel data yang lain. nilai maksimal sebesar 3,0288
yang dimiliki oleh perusahaan GDYR di tahun 2008,
Tabel 2 dengan rata-rata sebesar 0,417 dan standar deviasi
Uji Deskriptif Statistik sebesar 0,3904419. Standar deviasi yang lebih kecil
dari nilai rata-rata menunjukkan sebaran variabel
data yang kecil atau tidak adanya kesenjangan yang
Variabel Min Max Mean
cukup besar dari rasio kebijakan dividen terendah dan
EM -0,2307 0,3445 0,0325 tertinggi.
Ukuran perusahaan memiliki nilai minimal
KONSV 20,4150 30,4762 25,5060 sebesar 24,85 yang dimiliki oleh LMSH di tahun 2008,
KEPMN 0,0001 0,2562 0,0286 ini menunjukkan total asset yang dimiliki LMSH di
tahun 2008 paling rendah diantara data sampel yang
KEBDV 0,0349 3,0288 0,5499 lain dalam tahun penelitian. Nilai maksimal sebesar
32,9 yang dimiliki oleh ASII di tahun 2013, nilai
Berdasar Tabel 2 diketahui bahwa variabel rata-rata ukuran perusahaan yang didapatkan sebesar
konservatisme akuntansi memiliki nilai minimal sebe- 29,6 dan standar deviasi sebesar 1,8223758. Standar
sar 20,41 dan nilai maksimal sebesar 30,47 dengan deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata menunjuk-
rata-rata sebesar 25,5. Nilai minimal sebesar 20,41 kan sebaran variabel data yang kecil atau tidak adanya
didapatkan dari hasil ln(konsv) yang berasal dari kesenjangan yang cukup besar dari ln(total assets)

80
PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI,................................ (Rowland Bismark, Dionysia Kowanda, Esty Dwi Widyastuty)

terendah dan tertinggi. PER (X6) 0,544 1,839


Leverage memiliki nilai minimal 0,0943 yang
PBV (X7) 0,741 1,350
dimiliki oleh perusahaan ASII di tahun 2010, hasil
tersebut menunjukkan perusahaan ASII memiliki EPS (X8) 0,701 1,427
asset yang dibiayai oleh hutang dengan nilai paling Asympt.Sig-KS 0.064
kecil diantara data sampel. Sedangkan total asset yang DW 1.829
dibiayai oleh hutang dengan nilai paling besar adalah
perusahaan MLBI di tahun 2009 dengan nilai sebesar
Berdasar hasil olah data, dapat dilihat dalam
0,8940. Nilai rata-rata yang di dapat dari leverage
baris Asymp. Sig. (2-tailed) diketahui bahwa nilai sig-
dari data ini adalah 0,37 dan standar devisi sebesar
niikansi untuk EM sebesar 0,064. Karena variabel Y
0,1668011. Standar deviasi yang lebih kecil dari nilai
lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
rata-rata menunjukkan sebaran variabel data yang kecil
data EM terdistribusi normal. Berdasar Tabel 3 diketa-
atau tidak adanya kesenjangan yang cukup besar dari
hui bahwa nilai Durbin-Watson (DW hitung) sebesar
leverage terendah dan tertinggi.
1,829. Berdasar kriteria yang telah ditentukan, DW
Price earning ratio (PER) memiliki nilai mini-
hitung 1,829 maka masuk kedalam kriteria diantara -2
mal 1,6763 dan nilai maksimal sebesar 729,6399. Nilai
sampai +2, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
rata-rata sebesar 20,966046 dan standar deviasi sebesar
autokorelasi pada persamaan multiregresi yangterben-
64,9769384. Standar deviasi dari variabel PER lebih
tuk. Berdasar Tabel 3 diperoleh hasil bahwa nilai VIF
besar dari nilai rata-rata menunjukkan sebaran variabel
konservatisme akuntansi sebesar 3,519, kepemilikan
data yang besar atau terdapat kesenjangan yang cukup
manajerial sebesar 1,861, kebijakan dividen sebesar
besar dari rasio PER terendah dan tertinggi.
2,271, ukuran perusahaan sebesar 4,129, leverage sebe-
Price to Book Value (PBV) memiliki nilai
sar1,364, PER (Price Earning Ratio) sebesar 1,839,
minimal 0,3348 dan nilai maksimal 49,4584. Nilai
PBV sebesar 1,350. EPS (Earning Per Share) sebesar
rata-rata sebesar 4,824282 dan standar deviasi sebesar
1,427. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
8,3572897. Standar deviasi dari variabel PBV lebih
multikolinieritas pada persamaan multiregresi yang
besar dari nilai rata-rata menunjukkan sebaran variabel
terbentuk.
data yang besar atau terdapat kesenjangan yang cukup
besar dari presentase rasio PBV terendah dan tertinggi.
Tabel 4
Earning per Share (EPS) memiliki nilai minimal sebe-
Persamaan Regresi Berganda dan Uji Hipotesis
sar 9,9700 dan nilai maksimal sebesar 55587,5200.
Nilai rata-rata sebesar 2348,013254 dan standar deviasi Variabel B Sig.t
sebesar 6383,4665482. Standar deviasi dari variabel
(Constant) -,624 ,001
Earning Per Share lebih besar dari nilai rata-rata
menunjukkan sebaran variabel data yang besar atau KONSV ,011 ,158
terdapat kesenjangan yang cukup besar dari presentase KEPMN -,684 ,000
rasio EPS terendah dan tertinggi. KEBDV -,035 ,292
SIZE ,015 ,120
Tabel 3
LEV ,175 ,004
Hasil Uji Asumsi Klasik
PER ,000448 ,013
Variabel Tolerance VIF PBV ,000442 ,707
KONSV (X1) 0,284 3,519 EPS 4.46E-04 ,778
KEPMN (X2) 0,537 1,861 Sig.F .000b
KEBDV (X3) 0,440 2,271 Adj.R2 0.262
SIZE (X4) 0,242 4,129 Berdasar Tabel 4, maka diperoleh persamaan multire-
LEV (X5) 0,733 1,364 gresi sebagai berikut:

81
JEB, Vol. 10, No. 2, Juli 2016: 71-87

Manajemen Laba = -0,624 + 0,011KONSV - mempengaruhi manajemen laba karena dalam pelapo-
0,648KEPMN - 0,035 KEDV + 0,015SIZE + ran keuangan, terdapat beberapa sifat manajer yang
0,175LEV + 0,000448 PER + 0,000442 PBV + secara naluriah menggunakan prinsip konservatisma
4,459E- 7EPS + e akuntansi dalam memberikan keputusan-keputusan
manajerial yang berdampak pada tindakan manajemen
Hasil Uji Hipotesis & Good Fitness Model / laba (Soraya dan Harto, 2014). Amanah (2002) dalam
Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 4, maka dapat dis- Anggraini dan Trisnawati (2008) menyatakan bahwa
impulkan bahwa kepemilikan manajerial, leverage, dan manajer perusahaan memilih akuntansi konservatif
PER berpengaruh signiikan terhadap manajemen laba, atau optimis dipengaruhi oleh perilaku oportunistik
sedangkan variabel lainnya (KONSV, KEDV, SIZE, manajer untuk memaksimalkan keuntungan untuk
PBV, dan EPS) tidak berpengaruh signiikan. Secara mengelola laba agar dapat memaksimalkan kepentin-
simultan, seluruh variabel independen berpengaruh sig- gannya.
niikan terhadap manajemen laba. Berdasar koeisien Pada intinya, metode kehati-hatian dalam pel-
determinasi (Adj.R2) dapat disimpulkan bahwa ke- aporan keuangan sama dengan tindakan manajemen
mampuan variabel independen dalam menjelaskan laba dengan pola menurunkan laba, karena tujuan
manajemen laba hanya 26,2 persen, sedangkan sisanya dari upaya tersebut sama-sama untuk mengatur agar
sebesar 73,8 persen adalah oleh variabel lain yang tidak laba periode berjalan menjadi lebih rendah daripada
digunakan dalam penelitian. laba sesungguhnya dengan cara mengakui dan men-
catat biaya lebih cepat serta mengakui dan mencatat
PEMBAHASAN pendapatan lebih lambat. Hasil yang sama terdapat
pada penelitian Bagheri et.,al (2013) yang mengindi-
Konservatisme Akuntansi. Pengujian hipotesis kasikan bahwa pelaporan keuangan yang konservatif
pertama menunjukkan konservatisme akuntansi (X1) dapat dijadikan cara untuk melakukan manajemen laba.
memiliki nilai positif terhadap manajemen laba dengan Kepemilikan Manajerial. Pengujian hipotesis
sig 0,158 . Sehingga hipotesis 1 (H1) yang menyatakan kedua menunjukkan kepemilikan manajerial (X2) me-
bahwa terdapat pengaruh signiikan antara konserva- miliki nilai negatif terhadap manajemen laba dengan
tisme akuntansi terhadap manajemen laba ditolak. sig 0,000 . Sehingga hipotesis 2 (H2) yang menyatakan
Hasil ini tidak sesuai dengan Soraya dan Harto (2014) bahwa terdapat pengaruh signiikan antara kepemilikan
hasil analisis menunjukkan konservatisme akuntansi manajerial terhadap manajemen laba diterima. Hasil
dengan nilai signiikan 0,025 dimana lebih kecil dari penelitian ini konsisten dengan Jao dan Pagalung
0,05. Maka, dapat disimpulkan variabel konservatisme (2011) dalam penelitiannya menunjukkan kepemilikan
akuntansi berpengaruh signiikan terhadap manajemen manajerial berpengaruh negatif signiikan terhadap
laba dan dikuatkan dengan variabel kepemilikan mana- manajemen laba. Kusumawardhani (2012) dalam
jerial, serta penelitian dari Bagheri.,(2013) dengan penelitiannya menunjukkan kepemilikan manajerial
hasil analisis menunjukkan konservatisme akuntansi berpengaruh negatif signiikan terhadap manajemen
dan proitabilitas yang berpengaruh signiikan terhadap laba. Oktovianti dan Agustia (2012) dalam peneliti-
manajemen laba, sedangkan debt contract tidak ber- annya menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial
pengaruh signiikan terhadap manajemen laba. berpengaruh terhadap manajemen laba.
Nilai koeisien positif menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial dapat mengurangi
semakin perusahaan konservatis dalam pelaporan konlik keagenan, karena manajemen bukan lagi hanya
keuangannya maka tindakan manajemen laba dapat sebagai pihak klien tetapi juga sebagai pihak pemegang
bertambah yaitu dengan pola menurunkan laba. Karena saham. Kepemilikan seorang manajer akan ikut menen-
metode yang digunakan dalam konservatisme sama tukan kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap
dengan tindakan manajemen laba (decreasing income) metode akuntansi yang diterapkan pada perusahaan
yaitu melaporkan laba lebih rendah pada periode saat yang mereka kelola (Zeptian dan Rohman, 2013),
ini untuk mendapatkan laba yang lebih besar pada karenanya manajer akan bertindak sebaik mungkin
periode mendatang. konservatisma akuntansi dapat serta meningkatkan kinerja untuk perusahaan dan akan

82
PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI,................................ (Rowland Bismark, Dionysia Kowanda, Esty Dwi Widyastuty)

menghindari pelaporan keuangan yang dimodiikasi digunakan dalam teori ini dapat dikatakan bahwa tidak
karena menyangkut kemakmuran pemegang saham, ada hubungan antara kebijakan dividen dengan harga
salah satunya diri mereka sendiri. Adanya kepemilikan saham atau nilai perusahaan. Secara agregat investor
saham yang dimiliki oleh pihak manajer maka tinda- hanya melihat total pengembalian (Return) dari keputu-
kan manajer akan selaras dengan pemegang saham san investasi. Mereka tidak melihat apakah itu berasal
sehingga dapat memperkecil perilaku oportunis oleh dari capital gain atau pendapatan dividen. Jadi apakah
manajer. Dengan kepemilikan saham yang tinggi maka laba yang dihasilkan akan dibagikan sebagai dividen
kemungkinan terjadinya tindakan oportunistik manajer atau ditahan sebagai laba ditahan maka tidak akan
akan menurun. berpengaruh terhadap penilaian perusahaan, sehingga
Kebijakan Dividen. Pengujian hipotesis ketiga sinyal yang diberikan perusahaan melalui dividen tidak
menunjukkan kebijakan dividen (X3) memiliki nilai dapat mengubah keadaan yang diharapkan.
negatif terhadap manajemen laba dengan sig 0,292 . Ukuran Perusahaan. Pengujian hipotesis ke-
Sehingga hipotesis 3 (H3) yang menyatakan bahwa empat menunjukkan ukuran perusahaan (X4) memiliki
terdapat pengaruh signiikan antara kebijakan dividen nilai positif terhadap manajemen laba dengan sig 0,120
terhadap manajemen laba ditolak. Tanda negatif dalam . Sehingga hipotesis 4 (H4) yang menyatakan bahwa
penelitian ini tidak sesuai dengan Putri et al., (2011) terdapat pengaruh signiikan antara ukuran perusahaan
dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan terhadap manajemen laba ditolak. Hasil penelitian ini
dividen berpengaruh positif terhadap manajemen laba. sesuai dengan hasil Menurut Bagheri et al.,(2013)
Kebijakan Dividen adalah keputusan tentang seberapa hasil penelitian menunjukkan ukuran perusahaan ti-
banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dak berpengaruh signikan terhadap manajemen laba.
dividen daripada ditahan untuk diinvestasikan kembali Sosiawan (2012) hasil penelitian menyatakan tidak
dalam perusahaan Jika perusahaan bisa membagikan ada pengaruh antara ukuran perusahaan dan manaje-
dividen yang tinggi, berarti laba pada perusahaan men laba. Guna dan Herawaty (2010) hasil penelitian
tersebut bisa dikatakan besar. Selain itu, investor dapat menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak ber-
mengevaluasi kinerja perusahaan dengan menilai pengaruh terhadap manajemen laba. Anggraeni dan
besarnya dividen yang dibagikan (Ramli dan Arfan, Hadiprajitno (2013) hasil penelitian menunjukkan
2011). Berdasarkan Theory Bird In The hand besarnya tidak ada pengaruh signiikan antara ukuran perusahaan
dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham dan manajemen laba.
akan menjadi daya tarik bagi pemegang saham karena Menurut Scott (2000), motivasi manajemen
sebagian investor cenderung lebih menyukai dividen laba meliputi rencana bonus, debt covenant, dan biaya
dibandingkan dengan Capital Gain karena dividen politik. Stolowy dan Breton (2000) dalam Ahmad, Sub-
bersifat lebih pasti. Lalu, dengan teori tersebut dapat ekti dan Atmini (2007) mengkategorikan pembayaran
diartikan dengan dividen yang tinggi akan menyebab- pajak sebagai proksi biaya politik. Semakin besar pe-
kan banyaknya investor yang menanamkan saham di rusahaan akan semakin tinggi praktik manajemen laba
perusahaan. Banyaknya investor yang berinvestasi yang dilakukan, dikarenakan semakin besar pula pajak
diperusahaan tersebut dapat menyebabkan meningkat- pendapatan yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
nya harga saham sehingga dengan meningkatnya harga Oleh karena itu, ini yang menjadi awal permasalahan
saham akan meningkatkan nilai perusahaan itu sendiri agensi antara perusahaan dengan pemerintah. Mana-
(Herawaty, 2008). Sesuai dengan teori signaling, mana- jer cenderung selalu berusaha untuk meminimalisir
jer melakukan manajemen laba untuk memberi sinyal kewajiban-kewajiban termasuk kewajiban pajak
kepada investor, namun dengan melihat dividen yang (Sulistyanto. 2008). Manajemen melakukan praktik
tinggi manajer tidak perlu melakukan manajemen laba manajemen laba dengan pola menurunkan laba, hal ini
dengan pola menaikkan laba demi menarik perhatian dapat dilakukan manajer karena haknya dalam men-
investor. guasai informasi perusahaan dan mengetahui hal mana
Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap yang dapat diatur pelaporannya. Proses politik yang
manajemen laba, karena bisa saja investor menganut dihadapi perusahaan besar menimbulkan biaya bagi
teori irrelevanan dividen. Adanya asumsi asumsi yang perusahaan yang diyakini memperoleh keuntungan dari

83
JEB, Vol. 10, No. 2, Juli 2016: 71-87

publik atau memperoleh laba sangat tinggi. Laba sangat Semakin besar rasio leverage, maka semakin
tinggi mengakibatkan perusahaan ditekan agar menu- besar proporsi aktiva yang dibiayai oleh hutang atau
runkan harga jual atau pemerintah meregulasi harga semakin besar hutang yang ada di dalam bagian aktiva
dengan kata lain menjadi sorotan pemerintah untuk perusahaan. Debt-covenant hypothesis menyatakan
ikut serta dalam peraturannya dalam tercapainya sta- bahwa jika semua hal lain tetap sama, semakin dekat
bil ekonomi makro. Manajer memiliki insentif dalam perusahaan dengan pelanggaran perjanjian utang yang
pemilihan metoda akuntansi dan penggunaan diskresi berbasis akuntansi, lebih mungkin manajer perusahaan
untuk menurunkan laba dan risiko politik. Sebagai untuk memilih prosedur akuntansi yang memindah-
contoh menurut Han & Wong (1998) mengindikasikan kan laba yang dilaporkan dari periode masa datang
bahwa perusahaan minyak menggunakan discretionary ke periode saat ini (Watts and Zimmerman, 1986)
accruals untuk menurunkan laba, saat krisis minyak dalam (Agustia, 2013). Karena tingginya hutang yang
akibat perang teluk tahun 1990. Selain itu, alasan dimiliki perusahaan membuat ancaman default bagi
lain dalam melakukan manajemen laba adalah untuk perusahaan tersebut, maka dari itu perusahaan akan
melanggar regulasi anti-trust dari pemerintah, yaitu berusaha menghindarinya dengan membuat kebijakan
persaingan tidak sehat yang dikeluarkan pemerintah yang dapat meningkatkan pendapatan maupun laba.
untuk menciptakan pasar yang sehat (Sulistyanto, (Azlina, 2010). Selain itu, hubungan positif antara
2008). Regulasi tersebut membuat perusahaan besar leverage dan tindakan manajemen laba dikarenakan
tidak leluasa dalam mengembangkan usahanya karena sikap oportunis yang dimiliki manajer untuk membuat
perusahaan besar dituntut untuk menurunkan harganya citra dan pandangan dari kreditur terhadapnya baik.
agar perusahaan lain mempunyai kesempatan yang Manajer cenderung akan menaikkan laba, karena ingin
sama dalam persaingan pasar yang sehat. Hal tersebut mempertahankan kreditur lama dan menarik kreditur
membuat perusahaan besar melakukan manajemen baru. Manajemen laba dengan pola menaikkan laba
laba dengan menurunkan laba agar pemerintah tidak dilakukan, agar kreditur berikir walaupun rasio lever-
menunjuk perusahaan tersebut untuk mengikuti regu- age tinggi yang berarti tingkat hutang tinggi, tetapi pe-
lasi yang dibuat. Selain itu, perusahaan yang besar rusahaan tetap memiliki laba yang tinggi akan terlihat
tentunya akan lebih memerlukan dana yang besar, dana bahwa perusahaan memanfaatkan hutang dengan baik
tersebut dapat berasal dari penerbitan saham dan juga dan pastinya akan mampu membayar pengembalian
hutang. Motivasi untuk mendapatkan dana tersebut hutang beserta bunga yang ditetapkan kepada kreditur
akan mendorong pihak manajemen untuk melakukan pada waktu yang ditetapkan.
praktik manajemen laba dengan pola menaikkan laba, PER (Price Earning Ratio). Pengujian hipo-
sehingga dengan pelaporan laba yang tinggi maka tesis keenam menunjukkan PER (X6) memiliki nilai
calon investor maupun kreditur akan tertarik untuk positif terhadap manajemen laba dengan sig 0,013 .
menanamkan dananya (Agustia, 2013). Sehingga hipotesis 6 (H6) yang menyatakan bahwa
Leverage. Pengujian hipotesis kelima menun- terdapat pengaruh signiikan antara PER terhadap
jukkan leverage (X5) memiliki nilai positif terhadap manajemen laba diterima.
manajemen laba dengan sig 0,004 . Sehingga hipotesis PBV (Price to Book Value). Pengujian hipotesis
5 (H5) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh ketujuh menunjukkan PBV (X7) memiliki nilai positif
signiikan antara leverage terhadap manajemen laba terhadap manajemen laba dengan sig 0,707 . Sehingga
diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan Oktovi- hipotesis 7 (H7) yang menyatakan bahwa terdapat
anty dan Agustia (2012) hasil penelitian menunjukkan pengaruh signiikan antara PBV terhadap manajemen
leverage berpengaruh terhadap manajemen laba. So- laba ditolak. PER dan PBV merupakan proksi dari
siawan (2012) hasil penelitian menunjukkan leverage nilai perusahaan, tanda positif pada PER dan PBV be-
berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Guna rarti tingginya Price Earning Ratio dan Price to Book
dan Herawaty (2010) hasil penelitian membuktikan Value dapat meningkatkan praktik manajemen laba.
leverage berpengaruh terhadap manajemen laba. Agus- nilai perusahaan merupakan konsep penting karena
tia (2013) hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh nilai perusahaan merupakan indikator bagaimana
leverage terhadap manajemen laba. pasar menilai perusahaan secara keseluruhan (Her-

84
PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI,................................ (Rowland Bismark, Dionysia Kowanda, Esty Dwi Widyastuty)

awaty, 2011). Manajer diwajibkan memberikan sinyal Manajemen Laba; b) secara simultan, Konservatisme
mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal Akuntansi, Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
yang diberikan merupakan cerminan nilai perusahaan Dividen, Ukuran Perusahaan, Leverage, Price Earning
melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) dan Earning
laporan keuangan. Pada saat PER dan PBV tinggi Per Share (EPS) berpengaruh signiikan terhadap
dapat mencerminkan nilai perusahaan yang tinggi, Manajemen Laba; c) Kemampuan variabel Konserva-
namun sinyal tersebut hanya sisi eksternal perusahaan. tisme Akuntansi, Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
Baik atau buruknya sisi fundamental dapat dilihat dari Dividen, Ukuran Perusahaan, Leverage, Price Earning
penilaian perusahaan secara individu salah satunya Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) dan Earn-
dengan menggunakan pendapatan (income) dan juga ing Per Share (EPS) dalam menjelaskan Manajemen
laba perusahaan. Dengan nilai perusahaan yang tinggi Laba adalah sebesar 26,2 persen yang dilihat dari nilai
memotivasi manajer untuk melakukan manajemen laba Adjusted R Square, sedangkan 73,8 persen sisanya
agar penilaian terhadap kinerja perusahaan tersebut dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan
seimbang dari sisi eksternal dan internal. Manajer dalam penelitian ini.
melakukan pola menaikkan laba demi mendukung
nilai perusahaan yang sudah baik. Saran
EPS (Earning Per Share). Pengujian hipote- Ada beberapa saran yang dapat diberikan untuk dapat
sis kedelapan menunjukkan EPS (X8) memiliki nilai dijadikan sebagai masukan atau rekomendasi bagi
positif terhadap manajemen laba dengan sig 0,778 . penelitian selanjutnya: mencari variabel independen
Sehingga hipotesis 8 (H8) yang menyatakan bahwa lain yang dapat mempengaruh praktik manajemen
terdapat pengaruh signiikan antara EPS terhadap laba sehingga ditemukan variabel-variabel yang dapat
manajemen laba ditolak. Earning per Share (EPS) menjelaskan variabel dependen Manajemen Laba. Hal
atau laba per saham adalah jumlah pendapatan yang lainnya adalah perihal penggunaan sampel perusahaan
diperoleh dalam satu periode untuk lembar saham yang yang berbeda agar dapat melihat hasil pengujian yang
beredar. EPS merupakan salah satu bentuk rasio keuan- lebih beragam.
gan untuk menilai kinerja perusahaan. Pada saat EPS
tinggi menandakan laba yang dibagikan per lembar
saham juga tinggi, ternyata mengakibatkan manajemen
keuangan ingin melakukan manajemen laba. Walaupun DAFTAR PUSTAKA
dengan EPS yang tinggi sudah menandakan kinerja
manajer yang baik namun, hal tersebut mungkin saja Achmad, K., I. Subekti, dan S. Atmini, 2007. Inves-
belum menjadi kepuasan bagi manajer. Pihak manajer tigasi Motivasi Dan Strategi Manajemen Laba
menginginkan kinerjanya terus dilihat makin baik Pada Perusahaan Publik Di Indonesia. Simpo-
sium Nasional Akuntansi X, Makassar.
SIMPULAN DAN SARAN
Agustia, Dian. 2013. Pengaruh Faktor Good Corporate
Simpulan Governance, Free Cash Flow, Dan Leverage
Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signiikansi Dan Keuangan, 15(1): 27-42.
pengaruh parsial dan simultan Konservatisme Akun-
tansi, Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Dividen, Amertha, Indra Satya; Ulupui, I Gusti Ketut; Putri, I
Ukuran Perusahaan, Leverage, Price Earning Ratio Gusti Ayu. 2014. Analysis Of Firm Size, Le-
(PER), Price to Book Value (PBV) dan Earning Per verage, Corporate Governance On Earnings
Share (EPS) terhadap Manajemen Laba. Berdasarkan Management Practices (Indonesian Evidence).
hasil olah data, diperoleh hasil bahwa: a) Secara par- The 3rd International Conference On Business
sial, hanya Kepemilikan Manajerial, Leverage dan And Banking (ICBB, 2014), Pattaya, Thailand-
PER yang berpengaruh secara signiikan terhadap February 5-7: 86-99.

85
JEB, Vol. 10, No. 2, Juli 2016: 71-87

Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate


Anggraeni, Riske Meitha dan Hadiprajitno, P. Basuki. Governance sebagai Moderating Variable
2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manaje- Dari Pengaruh Earnings Management Terha-
rial, Ukuran Perusahaan, Dan Praktik Corpo- dap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan
rate Governance Terhadap Manajemen Laba. Keuangan, 10(2): 97-108.
Diponegoro Journal of Accounting, 2(3): 1-13.
Jao, Robert dan Pagalung, Gagaring. 2011. Corporate
Anggraini, Fivi dan Trisnawati, Ira. 2008. Pengaruh Governance, Ukuran Perusahaan, Dan Lever-
Earning Management Terhadap Konservatisme age Terhadap Manajemen Laba Perusahaan
Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 10(1): Manufaktur Indonesia. Jurnal Akuntansi &
23-36. Auditing, 8(1): 43-54.

Azlina, Nur. 2010. Analisis Faktor Yang Mempenga- Kusumawardhani, Indra. 2012. Pengaruh Corporate
ruhi Manajamen Laba (Studi Pada Perusahaan Governance, Struktur Kepemilikan, Dan Uku-
Yang Terdaftar Di BEI). Pekbis Jurnal, 2(3): ran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba.
355-363. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Infor-
masi, 9(1): 41-54.
Bagheri, Seyedeh Maryam; Emamgholipour, Milad;
Bagheri, Meysam; Rekabdarkolaei, Esmail Lara, Juan Manuel; Osma , Beatriz Garcıa; Penalva,
Abedi. 2013. Effect Of Accounting Conserva- Fernando. 2009. Accounting Conservatism and
tism Level, Debt Contracts And Proitability Corporate Governance. Review of Accounting
On The Earnings Management Of Companies: Studies, 14(1): 161-201.
Evidence From Tehran Stock Exchange. Inter-
national Journal of Economy, 2(7): 533-538. Oktovianti, Tirza dan Agustia, Dian. 2012. Inluence
Of The Internal Corporate Governance And
Basu, Sudipta. 2009. Conservatism Research: Histori- Leverage Ratio To The Earnings Manage-
cal Development and Future Prospects. China ment. Journal of Basic And Applied Scientiic
Journal of Accounting Research, 2(1): 1-20. Research, 2(7): 7192-7199.

Febiani, Siska. 2012. Konservatisme Akuntansi, Putri, I Gusti Ayu. 2012. Pengaruh Kebijakan Dividen
Corporate Governance, Dan Kualitas Laba dan Good Corporate Governance Terhadap
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Manajemen Laba. Buletin Studi Ekonomi,
Di BEI). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 17(2): 157-171.
1(2): 85-91.
Putri, I Gusti Ayu; Sutrisno; Sukoharsono, Eko Ganis;
Guna, Welvin I dan Herawaty, Arleen. 2010. Pengaruh Purnomosidhi, Bambang; Sudana, Putu. Effect
Mekanisme Good Corporate Governance, In- Of Good Corporate Governance And Organiza-
dependensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor tion Culture On Inluence Of Dividend Policy
Lainnya terhadap Manajemen Laba. Jurnal On Earnings Management. The 12th Asian
Bisnis Dan Akuntansi, 12(1): 53-68. Academic Accounting Association, Bali – In-
donesia.
Haniati, Sri dan Fitriany. 2010. Pengaruh Konser-
vatisme Terhadap Asimetri Informasi dengan Ramli, Muhammad Ridha dan Arfan, Muhammad.
Menggunakan Beberapa Model Pengukuran 2011. Pengaruh Laba, Arus Kas Operasi, Arus
Konservatisme. Simposium Nasional Akuntansi Kas Bebas, Dan Pembayaran Dividen Kas Se-
XIII, Purwokerto. belumnya Terhadap Dividen Kas Yang Diterima
Oleh Pemegang Saham (Studi Pada Perusahaan

86
PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI,................................ (Rowland Bismark, Dionysia Kowanda, Esty Dwi Widyastuty)

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek www.inance.yahoo.com


Indonesia). Jurnal Telaah & Riset Akuntansi,
4(2): 126-138. www.id.tradingeconomics.com

Soraya, Intan dan Harto, Puji. 2014. Pengaruh Kon- www.idx.com


servatisma Akuntansi Terhadap Manajemen
Laba Dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai www.sahamok.com
Variabel Pemoderasi. Diponegoro Journal of
Accounting, 3(3): 1-11.

Sosiawan, Shanti Yuliana. 2012. Pengaruh Kompen-


sasi, Leverage, Ukuran Perusahaan, Earnings
Power Terhadap Manajemen Laba. JRAK,
8(1): 79-89.

Suharli, Michell. 2006. Studi Empiris Mengenai


Pengaruh Proitabilitas, Leverage, Dan Harga
Saham Terhadap Jumlah Dividen Tunai (Studi
Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Jakarta Periode 2002-2003). Jurnal Maksi, 6(2):
243 - 256.

Sulistyanto, H. Sri. 2008. Manajemen Laba, Teori Dan


Model Empiris. Jakarta: Grasindo

Susilowati, Heni; Triyono dan Syamsudin. 2011. Pen-


garuh Mekanisme Corporate Governance Dan
Leverage Terhadap Manajemen Laba Dan Kin-
erja Perusahaan. Daya Saing Jurnal Ekonomi
Manajemen Sumber Daya, 12(1).

Tuwentina, Putu dan Wirama, Dewa Gede. 2014.


Pengaruh Konservatisme Akuntansi Dan Good
Corporate Governance Pada Kualitas Laba.
E-Journal Akuntansi Universitas Udayana,
8(2): 185-210.

Zeptian, Andra dan Rohman, Abdul. 2013. Analisis


Pengaruh Penerapan Corporate Governance,
Struktur Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Manajemen Laba Pada Perbankan.
Diponegoro Journal of Accounting, 2(4): 1-11.

Zuliarni, Sri. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terha-


dap Harga Saham Pada Perusahaan Mining and
Mining Service Di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Jurnal Aplikasi Bisnis, 3(1): 36-48.

87

Anda mungkin juga menyukai