Anda di halaman 1dari 8

Efektivitas Pemberian Edukasi Berbasis Audiovisual dan

Tutorial Tentang Antiretroviral (ARV) Terhadap Kepatuhan


Pengobatan pada Pasien HIV/AIDS di Klinik Teratai Rumah
Sakit Hasan Sadikin Bandung Tahun 2016

The Effectiveness of Education Based On Audiovisual and Tutorial Antiretroviral


(ARV) Treatment of Compliance HIV/AIDS Patients in The Teratai Clinic Hasan
Sadikin Hospital Bandung 2016

Sinta Fresia
Akademi Keperawatan RSP TNI AU Halim Perdana Kusuma Jakarta

Korespondensi:
Sinta Fresia
Email :sinta.fresia@yahoo.com

Abstrak
Latar Belakang : Terjadinya peningkatan jumlah pasien HIV/AIDS dan rendahnya kualitas hidup pasien
HIV/AIDS menimbulkan masalah yang cukup luas pada individu yang terinfeksi yakni masalah fisik, social
dan emosional.Untuk meningkatkan kualitas dan harapan hidup pasien HIV/AIDS harus mendapatkan
terapi Antiretrovirus (ARV) seumur hidup dan dibutuhkan pengawasan terhadap kepatuhan minum
obat.Oleh karena itu pasien HIV/AIDS membutuhkan edukasi untuk meningkatkan kepatuhan minum obat
dengan metode terbaru yaitu tutorial dan audiovisual.Tujuan penelitian ini untuk menganalisa perbedaan
efektivitas pemberian edukasi berbasis audiovisual dan tutorial tentang ARV terhadap kepatuhan
pengobatan pasien HIV/ AIDS.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain Quasi eksperimental dengan rancangan pretest-posttes
design without control group.Jumlah sampel 27 responden dibagi 3 kelompok dengan 3 perlakuan
berbeda.Masing-masing 9 responden diberikan edukasi dengan metode audiovisual, tutorial, audiovisual
dan tutorial.Penelitian dilakukan di Klinik Teratai Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada bulan Mei-
Juni 2016.
Hasil : Ada perbedaan rata-rata mean kepatuhan edukasi dengan audiovisual 2,444, (Pvalue=0,003, 95%
CI=1,107-3,782), edukasi dengan metode tutorial perbedaan mean 1,556 (Pvalue=0,023, 95% CI=1,274-
2,837), edukasi dengan audiovisual dan tutorial didapatkan perbedaan mean 3,667 (Pvalue=0,003, 95%
CI=1,670-5,664).
Kesimpulan : Terdapat perbedaan yang significant rata-rata kepatuhan pada masing-masing kelompok
intervensi edukasi.Kombinasi edukasi berbasis audiovisual dan tutorial memberikan hasil yang paling baik.

Kata kunci : Pasien HIV/AIDS, Edukasi berbasis audiovisual, Metode tutorial, Kepatuhan terapi ARV

Abstract
Background : An increasing number of patients with HIV/AIDS and low quality of life of patients with
HIV/AIDS cause considerable problems in individuals infected area.There are physical, social and
emotional problems.To improve the quality of life of receive antiretroviral (ARV) therapy for life.This
requires adherence and supervision taking medication. There fore urgently needed education to improve
adherence with the latest audiovisual and tutorial methods. The purpose of this research is to analyze the
difference effectiveness of education based audiovisual and tutorial method on ARV treatment adherence
with HIV/AIDS patients.

The Indonesian Journal of Infectious Disease 38


Methods : This research use quasi experimental design with pretest and posttest without control group.
The numbers of sample in this research is 27 sample. Responden group divided into three different
education methode. 9 responden in audiovisual methode,9 responden in tutorial methode and 9
responden in audiovisual and tutorial methode. The study was conducted at the Clinic Teratai Hasan
Sadikin Hospital in May-June, 2016.
Results : There is a diference in average adherence. In audiovisual methode mean 2,444 (Pvalue=0,003,
95% CI=1,107-3,782), tutorial methode 1,556(Pvalue=0,023, 95% CI=1,274-2,837), audiovisual and
tutorial methode mean 3,667 (Pvalue =0,003, 95% CI=1,670-5,664).
Conclusion : There is a significant difference in the average adherence in difference methode.Especially
in audiovisual and tutorial methode. The combination of audiovisual and tutorial-based education gives the
best results

Keywords : HIV/AIDS, Education based on audiovisual, Tutorial methode, Adherence on ARV treatment

Pendahuluan membantu ODHA untuk dapat bertahan


Di seluruh dunia pada Tahun hidup yaitu Antiretroviral (ARV) yang
2013 ada 35 juta orang hidup dengan dapat membantu mencegah
HIV yang meliputi 16 juta perempuan penyebaran virus HIV di dalam
dan 3,2 juta anak berusia dibawah 15 tubuh.Tingkat pengobatan antiretroviral
tahun. Jumlah Infeksi baru HIV pada di Indonesia masih sangat rendah, yaitu
tahun 2013 sebesar 2,1 juta yang terdiri 40%-70%, masih di bawah target
dari 1,9 juta dewasa dan 240.000 anak nasional dengan tingkat kepatuhan
berusia dibawah 15 tahun. Jumlah 95%.4Kepatuhan pada pengobatan
kematian akibat AIDS sebanyak 1,5 ARV telah diketahui sebagai komponen
juta orang. Penyakit HIV/AIDS telah penting untuk mencapai keberhasilan
menimbulkan masalah yang cukup luas suatu program terapi yang optimal.
pada individu yang terinfeksi yakni Beberapa faktor penting yang
meliputi masalah fisik, social, dan menyebabkan ketidakpatuhan
emosional. Masalah secara fisik terjadi pengobatan HIV/AIDS antara lain
penurunan daya tahan tubuh progesif regimen obat, efek samping, kesulitan
yang mengakibatkan ODHA rentan dalam mendapatkan obat, lupa
terhadap berbagai penyakit terutama meminum obat atau terlalu sibuk, takut
penyakit infeksi dan keganasan seperti statusnya terungkap, tidak memahami
tuberculosis paru, pneumonia, Herpes pengobatan, depresi atau
simpleks/zooster, diare kronik, keputusasaan, dan tidak percaya
hepatitis, sarkoma kaposi, limfoma, dan dengan obat-obatan. Untuk itu perlu
kelainan neurologik, bahkan dilakukan edukasi untuk meningkatkan
1,2,3
mengakibatkan kematian. kepatuhan5,6
Penanganan HIV oleh para ahli Media edukasi yang dapat
telah mengembangkan obat yang dapat digunakan untuk penyuluh kesehatan

39 The Indonesian Journal of Infectious Disease


seperti media visual, media audio, dilakukan di Klinik Teratai Rumah Sakit
media audiovisual dan animasi, serta Hasan Sadikin Bandung pada bulan
media komputer ditujukan agar pasien Mei-Juni 2016 dengan populasi seluruh
tidak bosan dalam proses pasien HIV/AIDS yang datang berobat
pembelajaran, mampu mendorong dan dalam 1 bulan berjumlah 48 pasien.
memotivasi pasien untuk lebih patuh Besar sampel dihitung berdasarkan
terhadap program pengobatan dan rumus besar sampel (replikasi) untuk
merubah pola hidup yang tidak sehat, rancangan acak lengkap, dimana hasil
serta akan membantu memperjelas perhitungan diperoleh sampel
materi yang akan disampaikan.7 sebanyak 9 tiap perlakuan yang diambil
Metode edukasi pada pasien HIV/AIDS dengan teknik random sampling.
yang digunakan saat iniadalah dengan Sampel yang dipilih harus memenuhi
wawancara, edukasi pemeriksaan dan persyaratan inklusi yaitu pasien
konsultasi pengobatan, sementara tidak HIV/AIDS yang telah mendapat terapi
tersedia leaflet tentang HIV/AIDS ARV, kesadaran composmentis,
sehingga pasien HIV/ AIDS selama ini rentang usia produktif (18 – 45 Tahun)
mereka mencari informasi sendiri dan tidak memiliki keterbatasan
tentang penyakit HIV/AIDS.Selama pendengaran dan penglihatan (tuna
berobat ke Poli VCT belum pernah rungu dan tuna netra).Dari seluruh
diadakan edukasi khusus mengenai sampel ini akan dibagi 3 (tiga)
terapi ARV dengan menggunakan kelompok yang sama besar yaitu
metode audio visual. Berdasarkan kelompok perlakuan dengan metode
fenomena tersebut, maka peneliti ingin edukasi berbasis audiovisual tentang
menganalisis seberapa besar terapi ARV. Kelompok perlakuan
perbedaan efektivitas pemberian dengan metode tutorial tentang ARV
edukasi berbasis audiovisual dan dan kelompok gabungan (dengan
tutorial tentang ARV terhadap metode edukasi berbasis audiovisual
kepatuhan pengobatan pada pasien dan tutorial tentang terapi ARV).
HIV/AIDS. Instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data penelitian ini adalah
Metode kuesioner yang telah divalidasi terlebih
Penelitian ini merupakan jenis dahulu. Kuesioner tentang kepatuhan
penelitian Quasi eksperimental dengan minum obat diberikan sebelum dan
rancangan pretest-posttes design sesudah dilakukan pemberian edukasi
without control group. Penelitian berbasis audiovisual dan tutorial

The Indonesian Journal of Infectious Disease 40


tentang ARV Pretest dan Posttest). bekerja yaitu 6 orang (66,7%). Hasil
Analisis data adalah dengan analisa disajikan pada tabel 1.
univariat dan bivariate dengan uji t-test Hasil analisis diperoleh rata-rata
berpasangan (paired t-test). Penelitian nilai kepatuhan terapi ARV sebelum
ini telah mendapatkan keterangan lolos diberikan edukasi berbasis audiovisual
kaji etik dari Komite Etik Fakultas Ilmu adalah 6,44 dengan standar deviasi
Keperawatan Universitas 3,941 setelah diberikan edukasi
Muhammadiyah Jakarta. diperoleh rata-rata nilai kepatuhan
terapi ARV adalah 8,89 dengan standar
Hasil deviasi 3,100. Dari hasil uji paired t-test
Hasil analisi berdasarkan diperoleh perbedaan rata-rata nilai
karaktersitik responden pada kelompok kepatuhan sebelum dan sesudah
intervensi edukasi berbasis audiovisual diberikan edukasi berbasis audiovisual
didapatkan responden terbanyak sebesar 2,444 dengan standar deviasi
berjenis kelamin perempuan yaitu 6 1,740 dengan Pvalue=0,003 (<0,05)
orang (66,7%) berumur > 30 tahun yang berarti ada perbedaan antara
yaitu 8 orang (88,9%) dengan tingkat kepatuhan sebelum dan sesudah
pendidikan tinggi yaitu 8 orang (88,9%) diberikan edukasi berbasis audiovisual.
dan tidak memiliki pekerjaan yaitu Pada kelompok yang diberikan
sebanyak 8 orang (88,9%).Pada edukasi metode tutorial diperoleh rata-
kelompok intervensi edukasi tutorial rata nilai kepatuhan terapi ARV
didapatkan didapatkan responden sebelum diberikan edukasi metode
terbanyak berjenis kelamin tutorial adalah 6,67 dengan standar
perempuanyaitu 7 orang (77,8%) deviasi 4,153 setelah diberikan edukasi
berumur >30 tahun yaitu8 orang diperoleh rata-rata kepatuhan terapi
(88,9%) dengan tingkat pendidikan ARV adalah 8,22 dengan standar
tinggi yaitu 8 orang (88,9%) dan deviasi 3,032. Hasil uji paired t-test
bekerja yaitu 5 orang (55,6%).Pada diperoleh perbedaan rata-rata nilai
kelompok intervensi edukasi kepatuhan sebelum dan sesudah
audiovisual dan tutorial (gabungan) diberikan edukasi dengan metode
didapatkan responden terbanyak tutorial sebesar 1,556 dengan standar
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6 deviasi 1,667 dengan Pvalue=0,023
orang (66,7%), berumur < 30 tahun (<0,05) yang berarti ada perbedaan
yaitu 5 orang (55,6%). Seluruhnya antara kepatuhan sebelum dan
memiliki tingkat pendidikan tinggi dan

41 The Indonesian Journal of Infectious Disease


sesudah diberikan edukasi metode sesudah diberikan edukasi berbasis
tutorial. audiovisual dan tutorial (gabungan)
Pada kelompok yang diberikan sebesar 3,667 dengan standar deviasi
edukasi berbasis audiovisual dan 2,598 dengan Pvalue= 0,003 (<0,05)
tutorial (gabungan) diperoleh rata-rata yang berarti ada perbedaan antara
nilai kepatuhan terapi ARV sebelum kepatuhan sebelum dan sesudah
diberikan edukasi berbasis audiovisual diberikan edukasi berbasis audiovisual
dan tutorial (gabungan) adalah 5,44 dan tutorial (gabungan). Diantara
dengan standar deviasi 3,844 setelah ketiga perlakuan, edukasi gabungan
diberikan edukasi diperoleh rata-rata memberikan hasil terbaik karena
nilai kepatuhan terapi ARV adalah 9,11 memberikan peningkatan kepatuhan
dengan standar deviasi 2,369.Hasil uji paling besar.Hasil analisis disajikan
Paired t-test diperoleh perbedaan rata- pada tabel 2.
rata nilai kepatuhan sebelum dan

Tabel 1.Karakteristik Responden Pasien HIV/AIDS di Klinik Teratai Rumah Sakit Hasan Sadikin
Bandung

Karakteristik Audiovisual Tutorial Gabungan (Audiovisual


& Tutorial)
n % n % n %
Jenis Kelamin
 Laki-laki 3 33,3 2 22,2 6 66,7
 Perempuan 6 66,7 7 77,8 3 33,3
Usia
 < 30 tahun 1 11,1 1 11,1 5 55,6
 ≥ 30 tahun 8 88,9 8 88,9 4 44,4
Tingkat Pendidikan
 Pendidikan Tinggi 8 88,9 8 88,9 9 100
 Pendidikan Rendah 1 11,1 1 11,1 0 0
Status Pekerjaan
 Bekerja 1 11,1 5 55,6 6 66,7
 Tidak bekerja 8 88,9 4 44,4 3 33,3

Tabel 2.Hasil Analisa Perbedaan Kepatuhan Terapi ARV pada Pasien HIV/AIDS Sebelum dan
Sesudah Edukasi di Klinik Teratai Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
Variabel Kelompok Mean SD Beda P value 95%CI
Mean
Audiovisual Sebelum 6,44 3,941 2,444 0,003 1,107-3,782
Sesudah 8,89 3,100
Tutorial Sebelum 6,67 4,153 1,556 0,023 0,274-2,837
Sesudah 8,22 3,032
Audiovisual dan Tutorial Sebelum 5,44 3,844 3,667 0.003 1,670-5,664
Sesudah 9,11 2,369

The Indonesian Journal of Infectious Disease 42


Pembahasan kepatuhan pengobatan ARV. Hal ini
Kepatuhan adalah faktor yang disebabkan oleh adanya penggunaan
paling penting dalam mencapai media sebagai alat bantu. Peningkatan
keberhasilan virologi dari terapi kepatuhan salah satunya dipengaruhi
pengobatan antiretroviral. Untuk dapat oleh penggunaan media yang berupa
menekan replikasi virus secara audiovisual.
maksimal, setidaknya pasien ODHA Hasil penelitian ini sejalan
harus mencapai kepatuhan 90% - 95% dengan penelitian yang dilakukan oleh
yang berarti 90% - 95% dari semua Nazarwin bahwa ada pengaruh
dosis wajib diminum tepat waktu. Salah pengetahuan setelah dilakukan
satu faktor yang berpengaruh terhadap pendidikan kesehatan dengan media
kepatuhan dan ketidakpatuhan audiovisual.9
seseorang dalam mengonsumsi obat Pendidikan kesehatan dengan
antiretroviral adalah karena merasakan media atau alat peraga dapat
reaksi efek samping obat yang mengubah pengetahuan melalui
menganggu dan berlangsung cukup pancaindera yang ditangkap oleh
lama.4 seseorang. Media audiovisual adalah
Pasien HIV membutuhkan alat bantu pendidikan yang
edukasi dengan harapan dapat dalampenggunaannya menstimulasi
mengatasi masalah dan meningkatkan indera penglihtan dan pendengaran.
kepatuhan pengobatan. Terapi ARV Media atau alat peraga adalah alat
saat ini hanya meningkatkan sistem yang digunakan oleh pendidik untuk
imun dengan menghambat replikasi membantu dan menerangkan sesuatu
virus atau memutuskan rantai dalam proses pendidikan atau
reproduksi virus, oleh karena itu, ARV pengajaran. Media bermanfaat
harus diminum setiap hari dan seumur menimbulkan minat sasaran,
hidup pada pasien HIV, akibatnya merangsang sasaran untuk
sering menimbulkan kebosanan.Namun meneruskan pesan pada orang lain,
bukan hanya bosan tetapi masalah efek dan memudahkan penyampaian
samping, interaksi efektivitas obat.8 informasi.8,10
Hasil penelitian didapatkan ada Menurut Arsyad media
perbedaan yang significan mengenai audiovisual merupakan alat bantu
pengaruh edukasi dengan pendidikan yang memiliki unsur suara
menggunakan media audiovisual dan dan gambar, sifatnya mampu
tutorial maupun gabungan terhadap meningkatkan persepsi, mampu

43 The Indonesian Journal of Infectious Disease


meningkatkan pengertian dan diotak melalui memori (ingatan).
meningkatkan ingatan.11 sedangkan Pengetahuan yang ada diterima indera
menurut Parwata media audiovisual pandang 75-87%, indera pendengaran
adalah media penyampaian informasi 13%,dan 12% melalui indera lain.
yang memiliki karakteristik audio Audiovisual merupakan alat bantu yang
(suara) dan visual (gambar). Jenis tepat menyesuaikan dengan
media ini mempunyai kemampuan yang perkembangan zaman dengan
13,14
lebih baik, karena meliputi kedua penggunaan teknologi.
karaktersitik tersebut. Tujuan Keterbatasan Penelitian ini
audiovisual adalah salah satu alat adalah penentuan terhadap kepatuhan
untuk menjangkau khalayak tertentu pasien yang mengkonsumsi ARV tidak
dalam rangka mengkomunikasikan dilakukan observasi selama kurun
pesan khusus demi mencapai tujuan- waktu tertentu dan tidak dilakukan
tujuan tertentu.12 penghitungan jumlah obat yang
Dalam edukasi menggunakan diminum dan sisa obat yang tidak
audiovisual, informasi yang diminum, sehingga diharapkan ada
disampaikan berupa suara dan gambar kartu khusus untuk memantau jumlah
sehingga bisa diterima dua indera obat yang diminum serta ada petugas
sekaligus antara pendengaran dan kesehatan yang datang ke rumah
penglihatan.Dilihat dari efektivitasnya pasien HIV/AIDS untuk memantau
dari kemampuan untuk menyimak, terapi ARV.
kenikmatan melihat gambar dapat Kesimpulan
7
menggugah emosi, sikap dan motivasi. Terdapat perbedaan kepatuhan
Hal ini sesuai dengan piramida Edgar terapi ARV sebelum dan sesudah
Dale yang menggambarkan intervensi edukasi berbasis
kemampuan untuk mengingat kembali audiovisual, metode tutorial dan
pesan-pesan dalam pendidikan metode gabungan. Metode edukasi
kesehatan menurut teknik dan berbasis audiovisual dan tutorial
medianya yaitu mendengar dan (gabungan) tentang ARV lebih efektif
melihat. Orang akan mengingat 50% dalam meningkatkan kepatuhan minum
dari apa yang didengar dan obat ARV pada pasien HIV/AIDS.
dilihat.Melihat tayangan yang memiliki
Ucapan Terima Kasih
karakteristik audio (suara) dan visual
Penulis mengucapkan terima
(gambar) dengan indera penglihatan,
kasih kepada institusi Rumah Sakit
stimulus diterima kemudian diproses
Hasan Sadikin, Dekan dan Kepala

The Indonesian Journal of Infectious Disease 44


Program Studi Program Magister 8. Muliawan, B.T. Pelayanan
Konseling Akan Meningkatkan
Keperawatan Universitas
Kepatuhan Pasien Pada Terapi
Muhammadiyah Jakarta dan semua Obat.; 2008. Diakses Desember
2016 dariwww.depkes.go.id
pihak yang terlibat dalam penelitian ini.
9. Nazarwin, Saputra. Perbedaan
Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Daftar Pustaka
HIV AIDS Dengan Metode Curah
1. Kementrian Kesehatan RI. Laporan Pendapat dan Ceramah
Situasi Perkembangan HIV & AIDS Menggunakan Media Audiovisual
diIndonesia Triwulan IV Tahun Terhadap Pengetahuan Siswa
2013. Jakarta: Ditjen PP & PL SMAN 4 Tangerang. Thesis.; 2011
Kementrian Kesehatan RI; 2014. http://lib.syarif.ac.id

2. Bare, B.G.,& Smeltzer, S.C. 10. Uno, Hamzah. B. Perencanaan


Brunner & Suddarth’s: Texbook of Pembelajaran.Jakarta:Bumi
Medical surgical Nursing. Aksara; 2010
Philadelphia: Lippincott; 2005.
11. Arsyad.A. Media Pembelajaran.
3. Black M Joyce, Hawks Jane Jakarta: PT. Raja Grafindo
Hokanson.Keperawatan Medikal Persada; 2006.
Bedah edisi 8. Jakarta. Elseiver;
2014. 12. Parwata, I Gusti Lanang Agung.
Penerapan Model Pembelajaran
4. Latif, F.Efek smaping obat Langsung Berbantuan Media VCD
terhadap kepatuhan pengobatan untuk Meningkatkan Aktivitas dan
antiretroviral orang dengan Hasil Belajar Mahasiswa pada
HIV/AIDS. Tesis: Makassar; 2014. perkuliahan Atletik.Skripsi; 2008.

5. Anonim. Tatalaksana Klinis infeksi 13. Nursalam & Ninuk D.K.Asuhan


HIV dan terapi antiretroviral pada Keperawatan Pada pasien
orang dewasa. Depkes RI, Jakarta; terinfeksi : Jakarta: Salemba
2011. Medika ; 2013.

6. Carter, M., Depresi pada awal 14. Rahmawati, I. Sudargo, T.


berarti kurang patuh pada ARV; Paramastri, I. Pengaruh
2009. Diunduh pada Penyuluhan dengan media Audio
http://aidsmap.com. Dikases pada Visual terhadap Peningkatan
tanggal 20 Maret 2016. Pengetahuan Sikap dan perilaku
Ibu Balita Gizi Kurang dan Buruk di
7. Irwansyah. Pengaruh tutoril dalam kabupaten Kotawaringin barat
pembelajaran gambar bangun di ProvinsiKalimantan Selatan. Jurnal
SMK 3 Yogyakarta. Skripsi; 2010. Gizi Klinik Indonesia; 2007.

45 The Indonesian Journal of Infectious Disease

Anda mungkin juga menyukai