Protein 1
Protein 1
DASAR TEORI
Protein adalah senyawa organic kompleks yang terdiri atas unsur-unsur karbon
(50-55%), Hidrogen (±7%), Oksigen(±13%), dan Nitrogen (±16%). Banyak pula protein
yang mengandung belerang (S) dan Fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada
beberapa protein lainnya mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi. (Winarno,
1982)
Struktur Protein
Secara kimiawi, protein merupakan senyawa polimer yang tersusun atas satuan
asam-asam amino sebagai monomer-nya. Asam-asam amino terikat satu sama lain
melalui ikatan peptida, yaitu ikatan antara gugus karboksil (-COOH) asam amino yang
satu dengan gugus amino (-NH2) dari asam amino yang lain dengan melepaskan satu
molekul air, peptida yang terbentuk atas dua asam amino disebut dipeptida. Sebaliknya,
peptide yang terdiri atas tiga, empat, atau lebih asam amino masing-masing disebut
tripeptida, tetra peptide, dan seterusnya.
Protein adalah suatu polipeptida yang memiliki kira-kira 100 sampai 1.800 atau
lebih residu asam amino. Protein alamiah memiliki 20 jenis asam amino. Untuk setiap
protein tertentu, urutan dan jenis-jenis asam amino yang menyusunnya sangat spesifik.
Suatu protein yang hanya tersusun atas asam amino dan tidak mengandung gugus kimia
lain disebut protein sederhana. Contohnya enzim ribonuklease dan khimotripsinogen.
Namun, banyak protein yang mengandung bahan lain selain asam amino seperti derivat
vitamin, lipid, atau karbohidrat. Protein disebut protein konjugasi. Bagian yang bukan
asam amino dari jenis protein lain disebut gugus prostetik. Contohnya, lipoprotein
mengandung lipid dan glikoprotein mengandung gula.
Ikatan peptida
Sumber Protein
Sumber protein dari beberapa bahan makanan adalah daging, telur, susu, ikan,
beras, kacang, dan buah-buahan. Sumber protein nabati diantaranya terdiri dari kacang
kedelai, kacang-kacangan, biji-bijian, dan polong-polongan. Kacang kedelai memiliki
kandungan protein yang tinggi. Adapun sumber protein hewani terdapat pada bahan-
bahan makanan seperti daging merah (daging sapi, domba dan kambing), daging putih
(daging ayam), ikan, susu murni, dan telur. Susu murni diketahuis sebagai sumber
protein hewani paling baik karena memiliki kandungan asam amino esensial yang paling
lengkap.
Protein dalam makanan yang dikonsumsi manusia akan dipecah menjadi asam-
asam amino dalam proses pencernaan dengan dibantu oleh enzim seperti pepsin dan
tripsin.Asam–asam amino yang dihasilkan kemudian diserap oleh usus dan dibawa darah
ke hati atau didistribusikan ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Selain untuk
pembentukan sel-sel tubuh,protein dapat pula digunakan sebagai bahan bakar apabila
keperluan energi tubuh kita terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak.
Klasifikasi Protein
Berdasarkan struktur molekulnya, protein dapat dibagi menjadi dua golongan
utama,yaitu:
Protein globuler, yaitu protein berbentuk bulat atau elips dengan rantai polipeptida
yang berlipat. Umumnya, protein globuler larut dalam air, asam, basa, atau etanol.
Contoh: albumin, globulin, protamin, semua enzim dan antibodi.
Protein Fiber, yaitu protein berbentuk serat atau serabut dengan rantai polipeptida
memanjang pada satu sumbu. Hampir semua protein fiber memberikan peran
struktural atau pelindung. Protein fiber tidak larut dalam air, asam, basa, maupun
etanol. Contoh: keratin pada rambut, kalogen pada tulang rawan, dan fibroin pada
sutera.(Winarno, 1982)
Berdasarkan kelarutannya, protein dapat diklasifikasikan menjadi protein fibrosa
dan protein globular.
Protein fibrosa merupakan protein yang tidak larut dalam air. Termasuk dalam
golongan ini adalah :
1. kolagen : terdapat dalam tulang, gigi, dan kulit.
2. keratin : terdapat dalam rambut, kuku, wool
3. myosin : di jumpai pada otot-otot yang berkontraksi
4. elastin : pada kulit
Protein globular merupakan protein yang larut dalam air atau air yang mengandung
garam-garam tertentu. Yang termasuk golongan ini adalah albumin, globulin, insulin,
dan protein enzim.
Apabila dilihat dari unsur penyusunnya protein dibagi ke dalam golongan protein
sederhana dan protein majemuk.
Protein sederhana jika hasil hidrolisis sempurna protein akan menghasilkan hanya alfa
asam amino. Dari golongan termasuk diantaranya albumin dan globulin.
Protein majemuk adalah protein yang mengandung gugus non protein di dalamnya
seperti gugus gula, lipida, logam-logam, asam inti dan ester fosfat. Protein golongan
ini meliputi lipoprotein (membawa lipida), Glikoprotein (membawa glukosa),
nucleoprotein (membawa asam inti seperti ribose), dan fosfoprotein (membawa gugus
ester fosfat seperti kasein).
Klasifikasi Asam Amino
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali
pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama
(disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina
memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifatamfoterik: cenderung
menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi
karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan
senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam
organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Asam amino adalah unsur-unsur yang membentuk protein. Kumpulan asam
amino di sebut sebagai protein. Sebagai contoh sederhana pengandaian : sebuah
bangunan bisa diartikan sebagai protein, sedangkan semen, batu-bata, atap, jendela,
pintu, kayu dan bahan-bahan yang membentuk bangunan tersebut bisa diibaratkan
sebagai asam amino.
Asam Amino sendiri di bagi menjadi 3 jenis :
1. Asam amino essensial, adalah asam amino yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh
tubuh, sehingga harus didapat dari konsumsi makanan.
Jenis-jenis asam amino essensial :
a. Leucine (Leu, L), (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino
dengan rantai bercabang) berfungsi membantu mencegah penyusutan otot dan
membantu pemulihan pada kulit dan tulang.
b. Isoleucine (Ile, I), (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino
dengan rantai bercabang) berfungsi membantu mencegah penyusutan otot dan
membantu dalam pembentukan sel darah merah
c. Valine (Val,V), (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan
rantai bercabang). Tidak diproses di organ hati, dan lebih langsung diserap oleh
otot. Berfungsi membantu dalam mengirimkan asam amino lain (tryptophan,
phenylalanine, tyrosine) ke otak.
d. Lycine (Lys, K) Kekurangan lycine akan mempengaruhi pembuatan protein
pada otot dan jaringan penghubung lainnya. Bersama dengan Vitamin C
membentuk L-Carnitine, berfungsi membantu dalam pembentukan kolagen
maupun jaringan penghubung tubuh lainnya (cartilage dan persendian).
e. Tryptophan (Trp, W). Pemicu serotonin (hormon yang memiliki efek relaksasi).
Berfungsi merangsang pelepasan hormon pertumbuhan
f. Methionine (Met, M). Methionine adalah asam amino yang mengandung sulfur
dan esensial bagi manusia dan ternak monogastrik. Asam amino Methionine
merupakan salah satu kerangka yang membentuk protein tubuh, dan protein
pada tiap jaringan tubuh. Sumber utama methionin adalah buah-buahan, daging
( ayam, sapi, ikan), susu (susu murni, beberapa jenis keju), sayuran (spinach,
bayam, bawang putih dan jagung), serta kacang-kacangan (kapri, pistacio,
kacang mete, kacang merah, tahu, tempe Prekusor dari cysteine dan creatine.
Berfungsi menurunkan kadar kolestrol darah dan membantu membuang zat
racun pada organ hati dan membantuk regenerasi jaringan baru pada hati dan
ginjal.
g. Threonine (Thr, T). Salah satu asam amino yang membantu detoksifikasi.
Membantu pencegahan penumpukan lemak pada organ hati. Komponen penting
dari kolagen. Biasanya kekurangannya diderita oleh vegetarian
h. Phenylalanine (Phe, F). Prekursor untuk tyrosine. Meningkatkan daya ingat,
mood, fokus mental. Digunakan dalam terapi depresi. Membantuk menekan
nafsu makan.
2. Asam amino non-essensial, adalah asam amino yang bisa diprosuksi sendiri oleh
tubuh, sehingga memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah dibandingkan
dengan asam amino esensial.
a. Aspartic Acid (Asp, D). Membantu mengubah karbohidrat menjadi energy,
membangun daya tahan tubuh melalui immunoglobulin dan antibodi,
meredakan tingkat ammonia dalam darah setelah latihan
b. Glyicine (Gly, G) membantu tubuh membentuk asam amino lain, merupakan
bagian dari sel darah merah dan cytochrome (enzim yang terlibat dalam
produksi energi), memproduksi glucagon yang mengaktifkan glikogen,
berpotensi menghambat keinginan akan gula.
c. Alanine (Ala, A), membantu tubuh mengembangkan daya tahan, merupakan
salah satu kunci dari siklus glukosa alanine yang memungkinkan otot dan
jaringan lain untuk mendapatkan energi dari asam amino.
d. Serine (Ser, S). Diperlukan untuk memproduksi energi pada tingkat sel,
membantuk dalam fungsi otak (daya ingat) dan syaraf