Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ATP I

HAMA PADA TANAMAN PADI

Dosen Pengampu : Ir. Robert Siahaan, M.Si

Oleh :

Hot Maruli T Lingga (160420028)


Antoni Calvin Sitio (160420018)
Afperen Rijen Naibaho (160420038)
Brendi Kristiadi Sinaga (160420029)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATRA UTARA
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat dan
rahmatNya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Hama
Pada Tanaman Padi” tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah ATP I.
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Saya
telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan saya. Namun
sebagai manusia biasa, saya tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari
segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian saya
berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat
sederhana. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak/Ibu guru, yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan
bimbingan kepada saya setiap saat.
2. Orang Tua dan keluarga saya tercinta yang banyak memberikan motivasi
dan dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
3. Teman-teman saya yang telah berbagi pengetahuan agar makalah ini dapat
selesai dengan baik. Terima kasih atas semuanya.
Demikian semoga makalahini dapat bermanfaat bagi saya dan para
pembaca pada umumnya. Sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan
membangun, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang.

Lemahsugih, April 2016


Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Jakes Seto (2011) Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) adalah
salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama
mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada
beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar.
Padi mampu menghasilkan beras yang merupakan makanan pokok bangsa
Indonesia. Sehingga tanaman padi merupakan salah satu bidang pertanian yang
digalakkan di indonesia.
Pada tanaman padi terdapat banyak hama dan penyakit yang menyerang,
sehingga dapat mengakibatkan penurunan produksi padi tersebut. Sedangkan di
daerah-daerah pelosok Indonesia masih banyak petani yang belum mengetahui
jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi. Selain itu juga
mereka belum mengetahui cara-cara pengendalian yang tepat terhadap hama dan
penyakit yang menyerang tanaman padi. Sehingga usaha dalam budidaya tanaman
padi mengalami pasang surut akibat kegagalan panen. Kegagalan panen sangat
berdampak pada petani dan juga berpengaruh pada masyarakat luas karena bahan
pangan utama brkurang jmlahnya. Kegagalan ini terjadi akibat tanaman padi
terserang hama dan penyakit. Banyak jenis penyakit dan hama yang berpotensi
menyerang tanaman padi. Salah satunya belalang dan karat daun.

B. Rumusan Masalah
Apa saja jenis-jenis hama yang menyerang padi?
Apa saja jenis-jenis penyakit yang menyerang padi
Bagaimana car pengendalian hama dan penyakit yang menyerang padi

a. Manfaat

2
BAB II
PEMBAHASAN

Hama Tanaman Padi dan Pengendaliannya


Wereng penyerang batang padi:
Wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih
(Sogatella furcifera).
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi. Saat ini hama wereng
paling ditakuti oleh petani di Indonesia. Wereng ini dapat menularkan virus.
Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tnaman seperti
terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1)
bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, 48, IR
64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti
laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemportan insektisida Applaud
10 WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC.

Wereng penyerang daun padi:


Wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan daun. Gejala: di tempat bekas
hisapan akan tumbuh cendawan jelaga, daun tanaman kering dan mati. Tanaman
ada yang menjadi kerdil, bagian pucuk berwarna kuning hingga kuning

3
kecoklatan. Malai yang dihasilkan kecil. Pengendalian:(1) bertanam padi
serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, 48, IR 64, Cimanuk,
Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba,
kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemportan insektisida Applaud 10 WP,
Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC.
Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala: dan menyebabkan buah
hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak;
pada daun terdapat bercak bekas isapan dan buah padi berbintik-bintik hitam.

- Walang sangit menyerang padi fase masak susu dengan mengisap cairan
biji padi
- Bekas tusukan berupa bercak berwarna gelap
- Padi yang terserang walang sangit bobotnya menurun bahkan menjadi
hampa.
a. Musuh alami
- Parasitoid telur : Gryon nixoni dan Ooencyrtus malayensis
- Predator : Conocephalus longipenis
- Jamur patogen : Beauveria bassiana
b. Pengendalian:
- bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan
memunahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik;

4
- menyemprotkan insektisida Bassa 50 EC, Dharmabas 500 EC, Dharmacin
50 WP, Kiltop 50 EC.
1. Kepik hijau (Nezara viridula)
Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas
tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan
tanaman terganggu.
Pengendalian:
Mengumpulkan dan memusnahkan telur- telurnya, penyemprotan insektisida
Curacron 250 ULV, Dimilin 25 WP, Larvin 75 WP.

2. Penggerek batang padi terdiri atas:

Penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T.


incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens).
Dapat menimbulkan kerugian besar. Menyerang batang dan pelepah daun.
Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut,
daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda

5
disebut hama “sundep” dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut
“beluk”. Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan
lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong
mati, membakar jerami; (2) menggunakan insektisida Curaterr 3G, Dharmafur 3G,
Furadan 3G, Karphos 25 EC, Opetrofur 3G, Tomafur 3G.
3. Hama tikus (Rattus argentiventer)

Tanaman padi akan mengalami kerusakan parah apabila terserang oleh


hama tikus dan menyebabkan penurunan produksi padi yang cukup besar.
Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang
roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada
tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, sanitasi, gropyokan, melepas musuh
alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan pestisida dengan tepat, intensif
dan teratur, memberikan umpan beracun seperti seng fosfat yang dicampur dengan
jagung atau beras.
4. Burung (manyar Palceus manyar, gelatik Padda aryzyvora, pipit Lonchura
lencogastroides, peking L. puntulata, bondol hitam L. ferraginosa dan bondol
putih L. ferramaya).
Menyerang padi menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.
Pengendalian: Mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
5. Keong Mas (Pomacea Caniliculata)
Keong mas memakan tanaman padi muda yang baru ditanam serta dapat
menghancurkan tanaman pada saat pertumbuhan awal. Serangan keong mas yang
parah dapat mengakibatkan tanaman padi yang baru di tanam habis total. Saat-saat

6
penting untuk mengendalikan keong mas adalah pada 10 hari pertama untuk padi
tanam pindah dan sebelum tanaman berumur 21 hari pada sistem tabela (tanam
benih secara langsung). Setelah umur tersebut, tingkat pertumbuhan tanaman
biasanya lebih tinggi daripada tingkat kerusakan akibat keong.
a. Siklus hidup
1) Telur :Masa bertelur sampai menetas 7-14 hari
2) Masa Pertumbuhan :
 Pertumbuhan awal 15-25 hari
 Pertumbuhan lanjut 26-59 hari
3) Dewasa :Masa berkembangbiak 60 hari sampai 3 bulan
b. Biologi :
1) Hidup di air
2) Dapat bertahan hidup 6 bulan didalam tanah kering selamamusim kemarau dan
aktif kembali pada musim hujan.
3) Keong Mas dewasa dapat bertahan hidup lebih dari 3 tahun
4) Setiap bulan Keong Mas dapat menghasilkan 1000 butir telur
5) Keong Mas merusak tanaman padi umur 1 -3 minggu setelah tanam
Pengendalian :
- Memasang pagar plastik
- Menanam bibit berumur tua untuk IR 64 : 25 hari ; Cisadane : 30 hari( menanam
bibit terlalu tua jumlah anakan sedikit)
- Menanam bibit 3-7 tunas per rumpun (terlalu banyak tunasper rumpun
pemborosan benih)
- Memasang saringan di saluran irigasi
- Menancapkan bambu untuk bertelur (setelah terkumpul dimusnahkan)
- Membuat parit agar keong mas berkumpul
- Memasukkan bebek kesawah setelah umur padi mencapai 35 hari
- Menaburkan daun kencur di lokasi yg terserang keong mas
- Memungut Keoang Mas untuk :
a. Dimasak sebagai hidangan
b. POC (Pupuk Organik Cair)

7
c. MOL (Mikro Organisme Lokal)
d. Tambahan pakan ternak
6. Kepinding Tanah ( Scotinophora coarctata )
a. Imago/Serangga Dewasa
- Warna coklat kehitaman dan bila terganggu berbau khas menyengat
- Lama bertelur 12-17 hari setelah kawin.
- Umur imago 4-7 bulan hal ini disebabkan oleh umur inang, makin tua tanaman
serangga makin berkembang dengan baik
b. Telur
- Bentuk telur lonjong, berwarna merah jambu kehijau-hijauan
- Letak telur berkelompok pada pangkat rumpun padi
- Stadium telur 4-7 hari.
c. Nimfa
- Warna nimfa coklat kekuningan.
- Tidak bersayap.
- Stadium nimfa 20-30 hari.
d. Dinamika populasi
- Serangga dewasa mampu hidup dan berkembangbiak selama 2 musim.
- Waktu musim kemarau serangga dewasa dapat bertahan pada bongkahan tanah
yang berumput.
- Pada saat cuaca baik dewasa terbang ke pertanaman dalam jumlah besar (lebih
menyukai keadaan basah dan lembab)
- Serangga dewasa menyukai intensitas cahaya yang tinggi dan mudah ditangkap
pada saat bulan purnama.
- Tanaman inang : Panicum, jagung Sceleria, Scirphus dan padi liar.
- Kepinding tanah menyerang pada bagian batang padi.
e. Pengendalian
- Pembajakan tanah segera setelah panen untuk mematikan telur, nimfa dan dewasa
yang tinggal pada pangkal padi.
- Pengeringan lahan sawah untuk menghambat perkembangan.
- Sanitasi lahan dan lingkungan dari tumbuhan inang rerumputan

8
f. Musuh alami
- Parasitoid telur : Scelionid
- Predator telur ; Katak dan kadal
- Predator telur,nimfa dan dewasa adalah kumbang Carabidae

2.1 Penyakit Tanaman Padi Dan Pengendaliannya


1. Penyakit Bercak Coklat Pada Daun Padi
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Helmintosporium Oryzae , gejala
penyakit ini adalah adanya bercak coklat pada daun berbentuk oval yang tersebar
merata di permukaan daun dengan titik abu-abu atau putih.
Titik abu- abu atau putih di tengah bercak meruapakan gejala khas
penyakit bercak daun coklat di lapang. Bercak yang masih muda berwarna coklat
gelap atau keunguan berbentuk bulat. Pada varietas yang peka panjang bercak
dapat mencapai 1 cm. Pada serangan berat jamur dapat menginfeksi gabah dengan
gejala bercak warna hitam atau coklat gelap pada gabah.
Jamur H. oryzae menginfeksi daun baik melaui stomata maupun
menembus langsung dinding sel epidermis setelah membentuk apresoria, Konidia
lebih banyak dihasilkan bercak yang sudah berkembang(besar) kemudian konidia
di hembuskan oleh angin dan menginfeksi secara sekunder. Jamur dapat bertahan
sampai 3 tahun pada jaringan tanaman dan lamanya bertahan sangat dipengaruhi
lingkungan.
Selain gejala di atas gejala lainnya yaitu menyerang pelepah, malai, buah
yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat
tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah
mati.
Pengendalian:
(1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani,
Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetatif
dan fase pembentukan bulir;
(2) menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin 20 AS
atau Rabcide 50 WP.

9
2. Blast
Penyebab:
Jamur Pyricularia oryzae.
Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Serangan
menyebabakn daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal
malai membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi
hampa.
Pengendalian:
(1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani,
Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetatif
dan fase pembentukan bulir;
(2) menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin 20 AS
atau Rabcide 50 WP.
3. Penyakit garis coklat daun (Narrow brown leaf spot,)
Penyebab:
Jamur Cercospora oryzae.
Gejala: menyerang daun dan pelepah. Tampak gari-garis atau bercak-bercak
sempit memanjang berwarna coklat sepanjang 2-10 mm. Proses pembungaan dan
pengisian biji terhambat.
Pengendalian:
(1) menanam padi tahan penyakit ini seperti Citarum, mencelupkan benih ke dalam
larutan merkuri;
(2) menyemprotkan fungisida Benlate T 20/20 WP atau Delsene MX 200.
4. Busuk pelepah daun
Penyebab:
Jamur Rhizoctonia sp.
Gejala: menyerang daun dan pelepah daun, gejala terlihat pada tanaman yang
telah membentuk anakan dan menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun.
Penyakit ini tidak terlalu merugikan secara ekonomi. Pengendalian:
(1) menanam padi tahan penyakit ini;

10
(2) menyemprotkan fungisida pada saat pembentukan anakan seperti Monceren 25
WP dan Validacin 3 AS.
5. Penyakit fusarium
Penyebab:
Jamur Fusarium moniliforme.
Gejala: menyerang malai dan biji muda, malai dan biji menjadi kecoklatan hingga
coklat ulat, daun terkulai, akar membusuk, tanaman padi. Kerusakan yang diderita
tidak terlalu parah.
Pengendalian:
Merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih pada larutan merkuri.
6. Penyakit noda/api palsu
Penyebab:
Jamur Ustilaginoidea virens.
Gejala: malai dan buah padi dipenuhi spora, dalam satu malai hanya beberap butir
saja yang terserang. Penyakit tidak menimbulkan kerugian besar.
Pengendalian:
Memusnahkan malai yang sakit, menyemprotkan fungisida pada malai sakit.
7. Penyakit kresek/hawar daun
Penyebab:
Bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae)
Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang
daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati.
Serangan menyebabkan gagal panen.
Pengendalian:
(1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara,
menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan;
(2) pengendalian kimia dengan bakterisida Stablex WP
8. Penyakit bakteri daun bergaris/Leaf streak
Penyebab:
Bakteri X. translucens.

11
Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis basah berwarna merah
kekuningan pada helai daun sehingga daun seperti terbakar.
Pengendalian:
Menanam varitas unggul, menghindari luka mekanis, pergiliran varitas dan
bakterisida Stablex 10 WP.
9. Penyakit kerdil
Penyebab:
Virus ditularkan oleh serangga Nilaparvata lugens.
Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit,
berwarna hijau kekuning- kuningan,batang pendek, buku-buku pendek, anakan
banyak tetapi kecil. Penyakit ini sangat merugikan.
Pengendalian:
Sulit dilakukan, usaha pencegahan dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang
terserang ada memberantas vektor
10. Penyakit tungro
Penyebab:
Virus yang ditularkan oleh wereng Nephotettix impicticeps.
Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang
sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan
tertunda, malai kecil dan tidak berisi.
Pengendalian:
Menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR
42.

12
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Padi merupakan tanaman semusim, berakar serabut, memiliki batang
sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang
saling menopang; daun sempurna dengan pelepah tegak,dan berurat daun sejajar.
Hama dan penyakit pada tanaman padi merupakan kendala bagi pertumbuhan dan
perkembangan padi itu sendiri. Adapun macam-macam hama dan penyakit yang
menyerang tanaman padi yaitu wereng, walang sangit, burung, tikus, keong mas,
dan kepinding tanah serta penyakit yang diantaranya penyakit bercak coklat, blas,
hawar daun, tungro, penyakit garis coklat daun, busuk pelepah daun, penyakit
fusarium, penyakit noda/api palsu, leaf streak dan kerdil. Hama dan penyakit
tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi pada tanaman padi.
Sehingga diperlukan berbagai cara untuk mengendalikannya.

1.2 Saran
Akan lebih baik jika kita sering mengamati dan melakukan pengendalian
langsung dilahan kita, sangat bermanfaat dan sekalian mengasah ilmu untuk
mendapat pengetahuan yang lebih mendalam lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Seto,Jakes. 2011. Buku Pertanian. Departemen Pertanian:Jakarta


Anonim. 2008. Bercocok Tanam Padi. Tribhuwana: Bandung
Nasoetion,Andi Hakim.1990.Pengantar ke Ilmu-Ilmu Pertanian.Litera
Antarnusa:Jakarta
http://dictionary.refrence.plant.com/browse_html.
hptu.http//www.google.com/hamatanaman/org. com
http://dictionary.refrence.penyakit tanaman.com/

14

Anda mungkin juga menyukai