Anda di halaman 1dari 8

Makalah Kerja Praktek di PT.

Adaro Indonesia

SISTEM PENGENDALIAN LAJU ALIRAN BATUBARA BERBASISI PID


PADA CONVEYOR S11 HOOPER #5
DI PT. ADARO INDONESIA Kelanis Site

Oleh :
Yulfiani Fikri (L2F 006 094)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

-Abstrak-
Sistem kontrol otomatis telah menjadi bagian yang sangat penting dalam dunia industri saat ini karena
kemudahan yang diberikannya. Sistem kontrol otomatis ini dapat mempermudah kerja manusia. Salah satu contoh
dari sistem kontrol otomatis ini adalah kontroler PID. Kontroler PID adalah perangkat kontrol yang berfungsi
menggantikan peran dari operator untuk menghasilkan sinyal kontrol yang diberikan kepada sistem disebut
dengan aksi pengontrolan, dengan tujuan untuk memperoleh sistem yang terkontrol penuh secara otomatis. Aksi
pengontrolan itu antara lain kontroler proporsional yang berfungsi sebagai amplifier atau memperkuat pada sisi
keluaran, kontroler integrasi yang berfungsi mengurangi steady-state error atau offset yang terjadi pada respon
terhadap masukan step serta mempercepat proses kembali otomatisasi sistem, dan kontroler differensial yang
berfungsi menaikkan sensitivitas sistem terhadap error kemudian memberi koreksi dengan cepat sebelum error
bertambah serta meredam terjadinya osilasi, serta jenis kontroler yang merupakan aplikasi dari ketiganya.
Feeder Drive merupakan suatu alat yang digunakan untuk mendorong batubara ke dalam Primary Crusher.
Alat ini sangat penting terutama pada industri batubara seperti pada PT. ADARO INDONESIA.. Feeder drive ini
merupakan sebuah alat yang sangat vital karena mengatur seberapa seberapa besar batubara yang alam masuk
pada primary crusher yang akan mempengaruhi proses produksi batubara.. Feeder drive terletak pada hopper 5
dan pada conveyor S8. Dengan demikian untuk menjaga flow rate batubara agar tetap pada setting point digunakan
alat berupa Variable Speed Drive (VSD) untuk mengendalikan kecepatan putar motor feeder. Feedback yang
dihasilkan dari belt scale akan menjadi input pada pengontrol PID untuk mengatur kecepatan putar motor feeder.

Kata Kunci : PID Kontroller , Feeder Drive, conveyor

kali ini, kerja praktek lapangan yang dipilih


I. PENDAHULUAN yakni PT. ADARO INDONESIA Kelanis. Pada
1.1 Latar Belakang divisi Processing and Barge Loading dengan
Kemajuan yang sangat pesat dengan tema “Sistem Pengendalian Laju Aliran
dukungan teknologi yang canggih dan ekonomis Batubara Berbasis PID pada Conveyor S11
akan diperoleh efektifitas dan efisiensi yang baik Hopper #5”.
dari sumber daya yang di miliki suatu
instansi/perusahaan. Seiring dengan gerak
majunya dunia industri saat ini, perkembangan 1.2 Tujuan Penulisan
teknologi elektronika digital yang bermuara Tujuan Penulisan Laporan Kerja Praktek ini
pada sistem komputer digital secara tidak adalah:
langsung menjadikan teknologi kontrol turut a) Memperluas wawasan ilmu Mahasiswa
terlibat dan mengambil bagian dari kemajuan tentang orientasi pengembangan teknologi
tersebut. Aplikasinya dapat di jumpai pada di masa sekarang dan mendatang, sehingga
perusahaan/industri modern yang menggunakan di harapkan Mahasiswa dapat memahami
sistem kontrol yang di dalamnya terdapat sistem teori dan kenyataan yang di hadapi di
mikroprosesor, bahkan melibatkan sistem lapangan.
komputer canggih secara modern. b) Menambah informasi dan pengetahuan
Kerja praktek merupakan sarana untuk mengenai prinsip yang di pelajari selama
menerapkan teori-teori yang di dapat di bangku kuliah dengan aplikasinya di Industri.
kuliah mengenai kenyataan di lapangan c) Mengamati secara langsung proses produksi
khususnya pada proses automatisasi yang dan rancangan alat-alat yang digunakan,
diterapkan di perusahaan. Dalam Kesempatan

Page 1 of 8
Makalah Kerja Praktek di PT. Adaro Indonesia

d) Memberikan masukan bagi perusahaan


dalam mengambil keputusan mengenai
persoalan yang sedang dihadapi

1.3 Pembatasan Masalah


Dalam laporan ini membahas hal-hal yang
bersifat umum yang menyangkut tentang ciri
Gambar 2 Blok diagram kontroler PID analog
umum kontroler Proporsional Integral dan
Derivatif serta aplikasinya pada desain sistem
Karakteristik kontroler PID sangat
pengontrol kecepatan motor pada feeder.
dipengaruhi oleh kontribusi besar dari ketiga
Pengaturan kecepatan motor dilakukan
parameter P, I dan D. Penyetelan konstanta K p,
VSD (Variable Speed Drive) dengan metode
Ti, dan Td akan mengakibatkan penonjolan sifat
Pulse Width Modulation (PWM) berdasarkan
dari masing-masing elemen. Satu atau dua dari
flow rate yang dideteksi belt scale, sedangkan
ketiga konstanta tersebut dapat disetel lebih
kontroler yang digunakan adalah kontrol auto
menonjol dibanding yang lain. Konstanta yang
tuning Proporsional Integral dan Derivatif (PID).
menonjol itulah akan memberikan kontribusi
pengaruh pada respon sistem secara keseluruhan
II. Dasar Teori (Gunterus, 1994, 8-10).
2.1 Pengendali PID
Gabungan aksi kontrol proporsional, aksi
2.2 Intrumentasi Pengendali
kontrol diferensial, dan aksi kontrol integral
2.2.1 Variable Speed Drive (VSD)
membentuk aksi kontrol proporsional plus
Aplikasi variable speed banyak
diferensial plus integral. Persamaan kontroler
diperlukan dalam industri. Jika sebelumnya
dengan aksi gabungan ini diberikan oleh:
banyak dipergunakan system mekanik,
Kp t
de(t) kemudian beralih ke motor slip/ pengereman
u(t)  K p e(t) +
Ti  e(t)dt  K T
0
p d
dt maka saat ini banyak menggunakan
semikonduktor. Tidak seperti softstarter yang
Fungsi alih pengendali PID adalah mengolah level tegangan, inverter menggunakan
U(s) 1 frekuensi tegangan masuk untuk mengatur speed
 K p (1   + Td s)
E(s) Ti s motor. Seperti diketahui, pada kondisi ideal
Dimana Kp menyatakan kepekaan (tanpa slip).
proporsional, Td menyatakan waktu turunan, dan RPM = 120 . f/P
Ti menyatakan waktu integral. dimana:
Diagram blok kontroler proporsional plus RPM : Speed Motor (RPM)
diferensial plus integral ditunjukkan pada F : Frekuensi (Hz)
Gambar 3.12(a). Jika e(t) adalah fungsi ramp P : Kutup motor (pole)
satuan seperti ditunjukkan pada Gambar 3.12(b), Jadi dengan memainkan perubahan
maka keluaran kontroler u(t) menjadi seperti frekuensi tegangan yang masuk pada motor,
yang ditunjukkan pada Gambar 3.12(c). speed akan berubah. Karena itu inverter disebut
juga Variable Frequency Drive.

(a) (b) (c)


Gambar 1 (a) Diagram blok kontroler
proporsional plus diferensial plus integral; (b)
dan (c) diagram yang melukiskan masukan
ramp satuan dan keluaran kontroler.

Gambar 3 blok diagram inverter

Page 2 of 8
Makalah Kerja Praktek di PT. Adaro Indonesia

Prinsip kerja inverter yang sedehana adalah secara independen, kompak, serta sistem lebih
: aman (Chapman, 1991).
 Tegangan yang masuk dari jala jala 50 Hz
dialirkan ke board Rectifier/ penyearah DC, 2.2.3 Motor Listrik
dan ditampung ke bank capacitor. Jadi dari Motor listrik merupakan sebuah perangkat
AC di jadikan DC. elektromagnetis yang mengubah energi listrik
 Tegangan DC kemudian diumpankan ke menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini
board inverter untuk dijadikan AC kembali digunakan untuk, misalnya, memutar impeller
dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi pompa, fan atau blower, menggerakan
dari DC ke AC yang komponen utamanya kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik
adalah Semiconduktor aktif seperti IGBT. digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan
Dengan menggunakan frekuensi carrier angin) dan di industri. Motor listrik kadangkala
(bisa sampai 20 kHz), tegangan DC dicacah disebut “kuda kerja” nya industri sebab
dan dimodulasi sehingga keluar tegangan diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan
dan frekuensi yang diinginkan. sekitar 70% beban listrik total di industri.
Mekanisme kerja motor listrik adalah
Inverter merupakan suatu peralatan yang (Gambar 3.15):
dapat digunakan untuk mengkonversikan sumber  Arus listrik dalam medan magnet akan
daya 3 phasa menjadi tegangan DC yang memberikan gaya
kemudian dikonversikan lagi menjadi sumber  Jika kawat yang membawa arus
daya 3 phasa dengan frekuensi yang sesuai. Cara dibengkokkan menjadi sebuah
ini bisa dipakai karena diketahui bahwa lingkaran/loop, maka kedua sisi loop,
kecepatan sinkron motor induksi berbanding yaitu pada sudut kanan medan magnet,
lurus dengan frekuensi sumber dayanya, seperti akan mendapatkan gaya pada arah yang
terlihat pada persamaan. Sumber daya dari berlawanan.
genset mempunyai frekuensi yang konstan, yaitu  Pasangan gaya menghasilkan tenaga
50 Hz. Salah satu cara yang efektif untuk putar/ torque untuk memutar kumparan.
menghasilkan tegangan dengan frekuensi yang  Motor-motor memiliki beberapa loop
bisa diatur yaitu dengan jalan pada dinamonya untuk memberikan
membangkitkannya sendiri. Untuk itu tenaga putaran yang lebih seragam dan
diperlukan suatu sumber daya DC. Sumber daya medan magnetnya dihasilkan oleh
ini diperoleh dari sumber daya genset yang susunan elektromagnetik yang disebut
disearahkan dengan rectifier. Selanjutnya kumparan medan.
sumber daya ini ditapis dengan filter DC untuk
mendapatkan sumber daya DC yang lebih rata.
Kemudian dengan melalui suatu rangkaian
switch (disebut sebagai jembatan inverter) yang
bisa dikendalikan sedemikian rupa, sumber daya
itu bisa diubah menjadi sumber daya 3 phasa
pada ujung beban. Dengan cara mengontrol
waktu pensaklaran dari switch-switch tersebut
dengan menggunakan sinyal PWM (Pulse Width
Modulation). Dengan menggunakan inverter,
maka akan banyak diperoleh keuntungan secara
teknis bila dibandingkan dengan cara lain. Gambar 4 Cara kerja motor
Beberapa keuntungan tersebut antara lain:
mempunyai jangkauan kecepatan yang lebih 2.2.3 Belt scale ( Timbangan )
lebar, mempunyai beberapa pola untuk Berfungsi untuk menimbang batubara
hubungan tegangan dan frekuensi, mempunyai yang akan disalurkan ke stock area atau ke unit
fasilitas penunjukan meter, mempunyai lereng dan untuk mengetahui flow rate yang melewati
akselerasi dan deselerasi yang dapat diatur conveyor tersebut. Berada di tengah conveyor

Page 3 of 8
Makalah Kerja Praktek di PT. Adaro Indonesia

dan memiliki sensor kecepatan dan sensor berat men-sensing perubahan tersebut, tegangan atau
(load cell) di bawah Belt Conveyor. Pengukuran biasanya disebut tegangan eksitasi dimasukkan
berat dilakukan dengan cara menimbang laju ke input dari load cell. Biasanya besar tegangan
aliran atubara diatas Belt Conveyor. Melalui eksitasi ini adalah 10 VDC, yang dalam keadaan
Differential Transformer Transmitter dan sebenarnya terbentuk dari +5 dan –5 VDC.
peralatan Totalizer Indicator batubara dapat Ketika rangkaian jembatan wheatstone tersebut
diketahui beratnya lewat panel angka. diseimbangkan maka output dari load cell akan
menjadi nol milivolt. Dengan diberi muatan,
a. Fungsi Dasar dari Belt Weigher maka dapat diukur sinyal keluaran dalam
Fungsi dari Belt Weigher adalah untuk milivolt yang proporsional terhadap berat
mengukur jumlah massa total material yang muatan.
mengalir pada sebuah Belt Conveyor selama Transduser tekanan dan gaya (load cell)
bergerak dari titik poros, dan enjumlahkan – terdiri dari bahan elastis dan sensor
keseluruhan total beratnya. Alat ini digunakan perpindahan (displacement)
bila jumlah massa sangat besar dan aliran – besaran ukur (i) strain atau (ii) displacement
material kontinyu, dapat memberikan sinyal – pengelompokan: tipe absolute gauge dan
keluaran untuk mengalihkan aliran material yang diferensial
memasuki atau keluar dari conveyor belt, dan
dapat memberikan sinyal yang sebanding
dengan penyimpangan antara aliran terukur dan
aliran yang dikehendaki untuk mengatur
kecepatan aliran material. Flow rate atau
kecepatan alir dihitung dan ditransmisikan dari
integrator dengan sinyal loop arus (0-20 , 4-20
mA). Untuk penjumlahan totalnya bisa juga Gambar 5 (a)Sensor tekanan diafragma:
didapatkan secara eksternal dari integrator diafragma tipe datar, (b)
dengan sinyal output berupa pulsa. diafragma bergelombang, (c)
media kapasistansi
b. Load Cell
Material yang telah bergerak melewati titik
poros dari conveyor diukur oleh satu atau lebih
load cell. Load cell ditempatkan pada weigh
frame (dudukan) yang dipasang dibawah Belt
Conveyor. Koneksi mekanik antara muatan pada
belt dengan load cell dicapai melalui satu atau
lebih weigh idler yang mana beltberputar dan
secara mekanik terhubung melalui weigh frame
(dudukan) belt scale ke load cell.
Load cell adalah sebuah transducer yang Gambar 6 Beberapa Contoh Konfigurasi
mengkonversi berat atau gaya kedalam sinya- Load Cell
sinyal elektrik. Untuk proses pengkonversian
tersebut sebuah load cell menggunakan strain c. Speed Sensor
gauge yaitu resistansi yang bervariasi terhadap Speed sensor atau sensor kecepatan dalam
muatan atau gaya yang dilakukan pada load cell. belt scale biasanya dipasang pada tail pulley dari
Strain gauge terbentuk dari rangkaian conveyor dan menyediakan representasi dari
jembatan wheatstone. Jembatan wheatstone pergerakan belt. Dalam speed sensor terdapat
tersebut berada dalam kondisi seimbang ketika generator tanpa sikat yang menghasilkan bentuk
tidak ada muatan pada load cell. Pada saat sinyal AC yang akan diubah kedalam bentuk
diberi muatan , maka resistansi dari strain gauge pulsa oleh kapasitor dan dioda. Pulsa-pulsa
akan segera mengubah ketidak-seimbangan dari tersebut ditransmisikan ke integrator untuk
rangkaian jembatan wheatstone tersebut. Untuk

Page 4 of 8
Makalah Kerja Praktek di PT. Adaro Indonesia

dikombinasikan dengan sinyal dari load cell diagram blok perancangan sistem ini adalah
yang hasilnya sangat diperlukan dalam sebagai berikut:
load
pengukuran. Sinyal dari speed sensor, yang
sebelumnya telah terbentuk, proporsional Set point + Error VSD(Variable
PID
terhadap pergerakan dari belt. Frekuensi dari - Speed Drive) Motor
induksi
pulsa itu sendiri tergantung dari kecepatan belt.
PV(proces value)

III. Pengendali Laju Aliran Barubara


Dengan Kontrol Pid Belt scale

3.2 Tinjauan Proses pada Hopper 5


Gambar 8 Diagram blok sederhana perangkat
keras sistem pengendalian flow rate
batubara

3.3 Digital Controller SR63

Gambar 7 Barge Loading Processing pada


Hopper #5 Gambar 9 terminal SR63

Pada belt conveyor S.11 terdapat belt scale Pada controller ini terdapat 2 mode
yang berfungsi untuk mengukur flow rate control yaitu : auto tuning PID dan Manual
(Ton/hour) yang didalamnya terdapat sensor Control PID.
berat (load cell) dan sensor kecepatan (speed Fungsi auto tuning PID adalah
sensor). Dengan adanya umpan balik (feedback), mengukur, menghitung, dan menentukan
data dari belt scale akan diproses menjadi error parameter kontrol PID yang paling optimum.
yang merupakan selisih antara kuantitas
batubara yg diinginkan (settling point) dengan
besaran yang terukur dari belt scale (output).
Error yang didapat akan menjadi masukan pada
pengendali PID (Proporsional, Integral, dan
differensial.). Pengendali Proporsional Integral
Differensial ini yang akan mengendalikan VSD
(Variable Speed Drive) yang akan mengatur
kecepatan putar motor dimana mengendalikan
kecepatan feeder hopper. Sehingga flow rate
batubara pada belt conveyor s11 dapat sesuai
flow rate yang diinginkan. Secara garis besar
Gambar 10 Grafik proses auto tuning

Page 5 of 8
Makalah Kerja Praktek di PT. Adaro Indonesia

Ketika tombol auto tuning ditekan maka lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua
lampu auto tuning akan berkelap-kelip, hal ini kecepatan tersebut disebabkan adanya
menunjukkan bahwa proses auto tuning sedang “slip/geseran” yang meningkat dengan
berlangsung, pada tahap ini modul akan meningkatnya beban.
menaikkan atau menurunkan parameter sampai
ditentukan nilai parameter yang paling optimum.
Setelah itu lampu akan mati menandakan bahwa
proses auto tuning telah selesai dan telah
ditemukan parameter PID yang paling optimal.
Parameter PID ini tidak akan berubah sampai
terjadi kembali panekanan tombol autotunig
PID. Input pada PID dapat berupa
Thermocouple, RTD, tegangan, dan arus. Dalam
hal ini sistem memakai masukan input berupa Gambar 12 Pengendalian motor dengan
arus yaitu sebesar 4-20mA. VSD
3.3 Variable Speed Drive Altivar71HC11N4 3.4 Belt Scale RAMSEY MICRO-TECH
Pada proses ini terdapat dua buah motor Belt scale digunakan untuk mengukur
induksi 3 phasa. Masing- masing motor flow rate, di dalam belt scale terdapat dua buah
dikendalikan oleh 2 buah VSD (Variable Speed sensor yaitu load cell (sensor berat) dan speed
Drive). Berikut adalah blok diagram PID ke Sensor (sensor kecepatan). Load cell digunakan
variable speed drive. untuk mengukur berapa berat yang terdapat pada
belt conveyor, sedangkan speed sensor
digunakan untuk mengukur berapa kecepatan
belt, dari kedua sinyal masukan sensor ini oleh
integrator untuk dijadikan flow rate dalam
satuan ton/jam.
Belt scale yang digunakan disini adalah
RAMSEY MICRO-TECH 3000 MODELl 3101
INTREGRATOR. Range dari belt scale adalah
4-20mA dengan flow rate 0 – 3000 ton/jam.
Gambar 11 Blok diagram PID ke VSD Sehingga 4mV sebanding dengan 0 ton/jam dan
20mA sebanding dengan 3000ton/jam. Keluaran
arus dari belt scale akan menjadi masukan untuk
Motor dikendalikan dengan dua mode PID kontroller.
kecepatan yaitu pada saat tertentu dikendalikan Pada conveyor S11 terdapat 4 load cell.
dengan full speed dan pada saat lain Sebuah load cell dipasang pada menggunakan
dikendalikan dengan speed rendah secara weighframe. Banyak sekali tipe dari weighframe
konstan. Pada VSD memiliki range frekuensi itu sendiri dan bervariasi terhadap aplikasinya.
antara 0 – 50 Hz. Dengan putaran motor idela Misalnya single idler, single load cell systems,
sebesar 1000 rpm, dengan artian dengan begitu juga multiple idler, dan multiple load cell
frekuensi 50 Hz maka motor akan berputar 1000 systems. Perbedaan desain tersebut disesuaikan
rpm. Sesuai dengan persamaan : terhadap kondisi lingkungan conveyor dan
tingkat keakuratan. Sistem dirancang untuk
RPM = 120 . f/P, dengan p= 6 poles, maka memberikan hasil yang terbaik pada posisi yang
RPM = 120x50/6 diberikan, sehingga sangat penting untuk
RPM = 1000 rpm mendapatkan semua informasi sebelum
memutuskan pemakaian weighframe. Belt yang
Walaupun begitu, didalam prakteknya lebih cepat biasanya membutuhkan weighframe
motor tidak pernah bekerja pada kecepatan yang lebih panjang untuk mencapai hasil yang
sinkron namun pada “kecepatan dasar” yang

Page 6 of 8
Makalah Kerja Praktek di PT. Adaro Indonesia

terbaik, dan dalam kebanyakan kasus untuk 2. Sistem pengendalian kecepatan motor
tingkat akurasi yang lebih tinggi akan feeder pada hopper 5 ini diterapkan untuk
membutuhkan weighframe multiple idler, yang menjaga flow rate batubara dapat mencapai
mana semakin tinggi tingkat akurasinya akan setting yang diinginkan, flow rate batubara
membutuhkan biaya yang lebih besar juga. ini hanya diterapkan pada conveyor S11
yang berhubungan lansung dengan hopper
5.
Load cell
3. Metode Tuning PID yang digunakan pada
pengendalian motor feeder ini adalah Auto
tuning PID yaitu alat mengidentifikasi
sendiri parameter-parameter PID yang
sesuai dengan kondisi. Sedangkan aksi
kontrol output yang digunakan adalah aksi
kontrol reverse yaitu jika error naik maka
output PID akan menjadi turun, begitu pula
sebaliknya.
Gambar 13 Load cell 4. Sistem pengendalian yang digunakan
adalah sistem kontrol close loop dimana
Dalam belt scale juga terdapat integrator. sinyal dari belt scale menjadi umpan balik
Sebuah integrator pada dasarnya adalah sebuah untuk kontrol PID. Pembacaan belt scale
mesin penghitung yang dirancang untuk dilakukan oleh integrator yang
kegunaan tertentu. Dalam belt scale mengkombinasikan sinyal dari load cell
perhitungannya meliputi: dan sinyal dari speed sensor. Load cell
yang digunakanada 4 buah dan 1 buah
Tonnes/ hour = Belt _ load (kg/ m) × Belt _ speed sensor
speed(m/ hour) 5. Variabel – variabel yang mempengaruhi
naik turunnya flow rate batubara adalah :
Integrator ini akan menerima sinyal dari jenis batubara, kekerasan batubara, waktu
load cells dan speed sensor sehingga akan dumping, kapasitas primary crusher, dan
menampilkan dan mengkonversi hasil kecepatan motor feeder.
pengintegrasian kedalam unit pengukuran yang 6. Terdapat 2 buah motor yang menggerakkan
diinginkan dan ditampilkan kedalam layar. feeder, meskipun memiliki spesifikasi yang
Sama seperti instrumen yang lain, belt scale sama motor ini tidak bisa berjalan masing-
dikalibrasikan dengan zero test dan pengaturan masing karena terjadi slip diantara kedua
span. Ketika belt berjalan dengan kecepatan motor tersebut, untuk mencegah terjadinya
penuh dan tanpa material, sinyal dari load cel slip maka pengendalian kecepatan motor ini
sejalan dengan weight frame, weight idler, dan dibuat secara cascade (bertingkat). Motor
belt kosong. Istilah zero dipakai untuk feeder 1 berfungsi sebagai master
menyatakan titik baca terendah di suatu skala sedangkan motor feeder 2 sebagai slave.
baca, sedangkan istilah span untuk menyatakan
jarak antara titik baca minimum dengan titik 6.2 Saran
baca maksimum.
1. Pengendalian kecepatan motor feeder ini
IV. PENUTUP dilakukan secara otomatis, meskipun
demikian tidak menutup kemungkinan
4.1 Kesimpulan terjadinya overload (kelebihan beban),
1. Komponen utama sistem pengendalian sehingga perlu peran manusia sebagai
kecepatan motor feeder terbagi menjadi operator untuk mengontrol kuantitas
tiga, yaitu PID controller, Variable speed batubara yang masuk ke primary crusher.
drive, dan belt scale. 2. Sistem close loop yang mendapatkan
feedback hanya dari belt scale yang berupa

Page 7 of 8
Makalah Kerja Praktek di PT. Adaro Indonesia

sinyal flow rate batubara, menurut penulis Daftar Pustaka


kurang efektif untuk pengendalian [1] Gunterus, Frans. “Falsafah dasar : Sistem
kecepatan motor feeder. Hal ini Pengendalian Proses”. Elek Media
dikarenakan letak antara belt scale dengan Komputindo. Jakarta: 1994
feeder cukup jauh. Sehingga tidak menutup [2] Ogata, Katsuhiko. “Teknik Kontrol
kemungkinan terjadinya dead time (waktu Automatik”. 2nd Edition. Erlangga.
mati). Sinyal yang didapat oleh belt scale Jakarta : 1997
sekarang belum tentu sama dengan kondisi [3] Setiawan, Iwan. “Kontrol PID untuk Proses
yang terjadi pada feeder. Hal ini tergantung Industri”. Elek Media Komputindo.
dari jenis batubara (ukuran dan kekerasan) Jakarta : 2008
yang masuk ke hopper. Permasalahan [4] --------------Operating & Installation
terjadi apabila jenis batubara dengan ukuran Manual Conveyor Belt Weighing
yang cukup besar dan keras, maka primary Systems Intercorporating Microtech
crusher akan akan bekerja akan lebih 3000 Integrator. Thermo Electron
lambat, sehingga batubara yang masuk pada Corporation.Australia
conveyor akan lebih sedikit. Sedikitnya [5] -------------SR60 (SR62, 63, 64) Series
batubara yang masuk pada conveyor akan Digital Controller Instruction Manual.
mengakibatkan belt scale menghitung flow Shimaden Co.,LTD:2000
rate batubara yang sedikitnya juga. [6] ------------Manual book Altivar71 Variable
Sedikitnya flow rate batubara akan Speed Drives for Asynchronus Motor.
memerintahkan motor feeder agar berputar Telemecanicue
lebih cepat sedangkan yang terjadi pada
primary crusher adalah kelebihan beban. Biografi
Batubara yang semakin cepat diumpankan Yulfiani Fikri (L2F006
motor feeder pada primary crusher tidak 094), lahir di Malang pada
menutup kemungkinan terjadinya overload. 20 Agustus 1988. Saat ini
Penulis menyarankan untuk penggunaan sedang menyelesaikan
sensor level ultrasonik sebagai masukan studinya di Teknik Elektro
untuk PID controller. Sensor ultrasonik ini Universitas Diponegoro
diletakkan pada primary crusher yang dapat konsentrasi Kontrol.
digunakan untuk mengontrol ketinggian
batubara pada primary abon, sehingga level
batubara pada primary crusher apabila
sudah melebihi batas maksimum maka PID Mengetahui dan Mengesahkan:
controller akan memerintahkan feeder Pembimbing
untuk memperlambat kecepatan motor
feeder atau bahkan menghentikan motor
feeder jika diperlukan. Jadi, sinyal yang
didapat oleh PID controller tidak hanya
berasal dari belt scale tetapi juga berasal Budi Setiyono, ST. MT
dari sensor level ultrasonik batubara pada NIP.197005212000121001
primary crusher.

Page 8 of 8

Anda mungkin juga menyukai