Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I

1.1 Latar Belakang


Bertambahnya kendaraan bermotor di perkotaan diikuti dengan
bertambahnya kasus pencurian sepeda motor dikarenakan kesadaran masyarakat
tentang sistem pengamanan sepda motor masih kurang. Intensitas kejadian
pencurian sepeda motor dengan pengungkapannya pun masih jauh
perbandingannya. Berdasar data Polrestabes Semarang di tiga bulan awal 2015
yakni Januari-Maret, terjadi 186 curanmor di Semarang, baik roda dua maupun
empat. Polrestabes hanya bisa mengungkap 22 kasus. Tren seperti ini hampir
tidak berubah dari tahun ke tahun.
Kejahatan pencuriansangat meresahkan bagi masyarakat, sekarang ini
upaya penanggulangan kejahatan pembegalan telah dilakukan oleh semua pihak,
pemerintah maupun masyarakat. Berbagai kegiatan yang telah dilakukan sambil
terus mencari cara yang paling tepat dan efektif dalam mengatasi masalah
tersebut. Pihak kepolisian juga sampai sekarang masih mencari solusi yang baik
untuk mengurangi dan memberantas masalah tersebut. Upaya penanggulangan
kejahatan pencurian juga dilakukan oleh masyarakat khususnya pemilik
sepeda motor berusaha mencari solusi agar permasalahan tersebut dapat diatasi
Berdasar data Bagian Operasi Polrestabes Semarang, 2013 lalu terjadi 566
kasus curanmor yang dilaporkan. Dari ratusan kasus itu, yang bisa diungkap
polisi hanya 88 kasus. Pada 2014, jumlah kejadian terus meningkat. Di tahun
terjadi 633 curanmor yang dilaporkan. Sementara yang bisa diselesaikan alias
diungkap hanya 110 kasus. Data berdasarkan tabel berikut :
No Tahun Jumlah Kasus
Curanmor
1 2013 566
2 2014 633
3 2015 542
Sumber : Polrestabes Semarang dikutip dari www.tribunnews.com (2015).
2

Dari data diatas terdapat kenaikan dan penurunan kasus tetapi


diibandingkan kasus kriminal lain seperti pemalsuan, penipuan, penggelapan,
pengroyokan, kasus curanmor memiliki angka yang cukup tinggi. Jumlah
pencurian kendaraan bermotor roda dua memiliki jumlah prosentase 99% dari
data kasus yang ada pada tahun 2013 Minimnya kesadaran masyarakat didalam
memberikan keamanan terhadap kendaraannya menimbulkan bertambahnya
jumlah pencurian, khususnya roda dua.
Kebutuhan akan penggunaan teknologi sistem informasi menjadi hal
yang tak terelakkan lagi dewasa ini, tak terkecuali di dalam dunia perpustakaan.
Penggunaan sistem informasi menjanjikan suatu proses yang lebih efisien
daripada proses konvensional. Berbagai macam karya teknologi diciptakan
untuk memberikan kemudahan bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya
sehari hari. Tidak ketinggalan kemajuan teknologi dibidang elektronika
khususnya bidang telekomunikasi.
Seiring dengan perkembangan jaman, maka kebutuhan manusia akan
semakin meningkat, tindak kriminalitas juga akan ikut meningkat seperti
misalnya kasus pencurian kendaraan bermotor khususnya sepeda motor. Kasus
pencurian sepeda motor masih seringkali terjadi, hal ini terjadi karena masih
kurangnya sistim keamanan yang terdapat di kendaraan bermotor yang hanya
menggunakan kunci kontak. Selain itu juga kurangnya system pengawasan
manusia yang masih sering kecolongan. Untuk mengatasi masalah pencurian
tersebut salah satunya dengan memberikan system pengaman ganda pada
sepeda motor.
Keamanan sepeda motor pada dasarnya berada pada kunci sepeda motor
yang selama ini banyak digunakan untuk menghidupkan dan mematikan sepeda
motor serta melakukan kunci stang, akan tetapi semua kunci sepeda motor
memiliki karakteristik yang mirip hanya merubah mata kunci dalam,
keberadaan system pengaman alternative sangat diperlukan karena rata-rata
kunci sepeda motor konvensional mudah ditembus oleh pencuri.
Berdasarkan hasil penelitian Riki Astono (2011), menunjukkan bahwa
RFID (radio frequency identification) merupakan teknologi baru, salah satunya
adalah untuk aplikasi sistem keamanan. Kunci pintu dengan RFID pada
3

dasarnya sama dengan kunci pintu yang lain, biasanya tedapat sensor, unit
prosesor dan relay magnetic. Yang membedakan adalah input yang digunakan
yaitu menggunakan RFID (radio frequency identification).
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis membuat alat pengaman
sepeda motor ganda (Doble Smart Lock) yang tersusun dari sebuah RFID dan
Personal Identification Number (PIN) dan mikrokontroler ATMega. Sistem ini
berfungsi memberikan pengamanan dua tahap. Tahap pertama adalah
Mikrpkontroler berupa PIN dan tahap kedua adalah sistem RFID. Bila tahap
pertama tembus maka akan memasuki tahap kedua yang akan yakni sistem
RFID

1.2 Identifikasi Masalah


Dari latar belakang permasalahan yang diuraikan diatas dapat diperoleh
identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Perlunya sistem keamanan sepeda motor selain kunci konvensional.


2. Perlunya mengembangkan fitur dari peralatan elektronika khususnya RFID,
Personal Identification Number (PIN) dan mikrokontroler sebagai system
keamanan sepeda motor

1.3 Perumusan Masalah


Masalah yang dibahas didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengidentifikasi sistem keamanan pada sepeda motor ?


2. Bagaimana rancang bangun sistem pengaman kendaraan bermotor
menggunakan RFID dan Personal Identification Number (PIN) berbasis
mikrokontroler AVR ATMega ?

1.4 Pembatasan Masalah


Pada penelitian ini diperlukan batasan–batasan agar sesuai dengan apa
yang sudah direncanakan sebelumnya sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.
4

Batasan – batasan masalah yang dibahas didalam penelitian ini adalah


pengembangan system keamanan ganda menggunakan RFID dan Personal
Identification Number (PIN) berbasis Mikrokontroler sebagai system pengaman
sepeda motor..

1.5 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi kelemahan sistem lama pada sistem kunci sepeda motor


konvensional.
2. Mampu mendapatkan suatu sistem pengaman kendaraan bermotor yang dapat
dihandalkan.
3. Mengembangkan RFID dan Personal Identification Number (PIN) sebagai
alternatif dalam membuat sistem keamanan kendaraan bermotor melalui
pengujian dari pakar dan pengguna.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang di dapat dari pembuatan skripsi ini adalah :

1. Bagi Penulis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam pembuatan sistem keamanan
berbasis Mikrokontroler, RFID dan Personal Identification Number
(PIN).
b. Bagi pembaca, dapat didigunakan sebagai acuan terhadap penelitian–
penelitian lebih lanjut
2. Akademik
a. Guna pengembangan IPTEK, dapat memberikan suatu karya penelitian
yang dapat mendukung dalam pengembangan sistem keamanan berbasis
Mikrokontroler, RFID dan Personal Identification Number (PIN)..
b. Untuk mengetahui sejauh mana daya serap mahasiswa menyerap ilmu
pengetahuan yang diberikan oleh dosen dikampus

Anda mungkin juga menyukai