Anda di halaman 1dari 27

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

(PLTP)
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah
Sistem Pembangkit Daya ME-18912
Program Studi Teknk Mesin
Universitas Pasundan

Oleh :
Nama : Rio Fernando Simanjuntak
NPM : 143030003

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan energi primer di Indonesia kini meningkat seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk dan ekonomi. Hal ini menyebabkan peningkatan pada kebutuhan energi
primer dan listrik. Kebutuhan energi primer tersebut sebagian disuplai oleh energi fosil, yang
pada tahun 2003 terdiri dari 54,4% minyak bumi, 26,5% gas alam, 14,1 % batubara dan
sisanya adalah energi baru dan terbarukan.
Saat ini panas bumi (Geotermal) mulai menjadi perhatian dunia. Beberapa pembangkit
listrik bertenaga panas bumi sudah dimanfaatkan di banyak negara seperti Amerika Serikat
(AS), Inggris, Prancis, Italia, Swedia, Swiss, Jerman, Selandia Baru, Australia, Jepang.
Bahkan, sejak tahun 2005 AS sudah sibuk melakukan riset di bidang geotermal, yaitu
Enhanced Geothermal Systems (EGS). Saat harga minyak bumi melambung seperti saat ini,
panas bumi menjadi salah satu energi alternatif yang tepat bagi pembangkit listrik di
Indonesia. Panas bumi di Indonesia mudah didapat secara berkelanjutan dalam jumlah besar,
tidak terpengaruh cuaca dan jauh lebih murah biaya produksinya dibandingkan minyak bumi
atau batu bara. Untuk menghasilkan 330 megawatt (MW), pembangkit listrik berbahan dasar
minyak bumi memerlukan 105 juta barel minyak bumi, sementara Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi (PLTP) hanya mengolah sumber panas yang tersimpan di reservoir perut bumi.
Berdasarkan data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik
Indonesia, negara ini memiliki potensi energi panas bumi sebesar 27.000 MW yang tersebar
di 253 lokasi atau mencapai 40% dari cadangan panas bumi dunia. Dengan kata lain, kita
merupakan negara dengan sumber energi panas bumi terbesar di dunia. Namun, hanya sekitar
kurang dari 4% yang baru dimanfaatkan. Oleh karena itu, untuk mengurangi krisis energi
nasional, pemerintah melalui PLN akan melaksanakan program percepatan pembangunan
pembangkit listrik nasional 10.000 MW tahap ke-II yang salah satu prioritas sumber energi-
nya adalah panas bumi (Geothermal).

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana bentuk energi panas bumi atau geothermal?
2) Bagaimana prinsip kerja pembangkit listrik tenaga geothermal?
3) Bagaimana pemanfaatan energy geothermal?
4) Bagaimana dampak dari pembangkit listrik tenaga geothermal di Indonesia?
1.3 Pembatasan Makalah
Dalam penyusunan makalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ini di berikan
batasan masalah yang dibahas agar tidak terjadi pembahasan masalah diluar konteks judul
atau tidak berhubungan sama sekali. Hal ini dilaksanakan agar penyusunan makalah dapat
secara sistematis, lebih terarah dan mudah di mengerti dengan baik. Penulis membatasi
masalah pada ruang lingkup sebagai berikut :
1) Energi Panas Bumi di bumi dan Indonesia
2) Sistem Hidrothermal
3) Jenis Energi Panas Bumi
4) Sistem Pembangkitan Listrik PLTP di UPJP Kamojang
BAB II
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

2.1 Pengertian Energi Panas Bumi


Energi geothermal merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal
(panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Istilah geothermal berasal dari
bahasa Yunani dimana kata “geo”, berarti bumi dan “thermos”, berarti panas, menjadi
geothermal yang juga sering disebut panas bumi. Energi panas di inti bumi sebagian besar
berasal dari peluruhan radioaktif dari berbagai mineral di dalam inti bumi.
Energi geothermal merupakan sumber energi bersih bila dibandingkan dengan bahan
bakar fosil karena sumur geothermal melepaskan sangat sedikit gas rumah kaca yang
terperangkap jauh di dalam inti bumi, ini dapat diabaikan bila dibandingkan dengan jumlah
gas rumah kaca yang dilepaskan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Ada cukup energi
geothermal di dalam inti bumi, lebih dari kebutuhan energi dunia saat ini. Namun, sangat
sedikit dari total energi panas bumi yang dimanfaatkan pada skala global karena dengan
teknologi saat ini hanya daerah di dekat batas-batas tektonik yang menguntungkan untuk
dieksploitasi.
Potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia berdasarkan data Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Kita memiliki potensi energi panas bumi
sebesar 27.000 MW yang tersebar di 253 lokasi atau mencapai 40% dari cadangan panas bumi
dunia. Dengan kata lain, kita merupakan negara dengan sumber energi panas bumi terbesar di
Dunia.

2.2 Sistem Hidrothermal


Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim hidrothermal yang

mempunyai temperatur tinggi (>225oC), hanya beberapa diantaranya yang

mempunyai temperatur sedang (150‐225oC). Pada dasarnya sistim panas bumi jenis
hidrothermal terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke
sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi. Perpindahan
panas secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara
konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas. Perpindahan
panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy). Air karena
gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan
tetapi apabila air tersebut kontak dengan suatu sumber panas maka akan terjadi
perpindahan panas sehingga temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi
lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas dan air
yang lebih dingin bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus
konveksi.
Berdasarkan pada jenis fluida produksi dan jenis kandungan fluida utamanya,
sistim hidrotermal dibedakan menjadi dua, yaitu sistim satu fasa atau sistim dua fasa.
Sistim dua fasa dapat merupakan sistem dominasi air atau sistem dominasi uap. Sistim
dominasi uap merupakan sistim yang sangat jarang dijumpai dimana reservoir panas
buminya mempunyai kandungan fasa uap yang lebih dominan dibandingkan dengan
fasa airnya. Rekahan umumnya terisi oleh uap dan pori‐pori batuan masih menyimpan
air. Reservoir air panasnya umumnya terletak jauh di kedalaman di bawah reservoir
dominasi uapnya. Sistim dominasi air merupakan sistim panas bumi yang umum terdapat
di dunia dimana reservoirnya mempunyai kandungan air yang sangat dominan
walaupun “boiling” sering terjadi pada bagian atas reservoir membentuk lapisan
penudung uap yang mempunyai temperatur dan tekanan tinggi.
Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan
menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panasbumi.
Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan
langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi
energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik.

PLTU PLTP

Gambar 2.1 Perbandingan sistim PLTU dan PLTP


Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua
fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada
fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga
fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator
inilah yang kemudian dialirkan ke turbin.

Gambar 2.2 Sistem kerja PLTP

2.3 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal


Terdapat tiga macam teknologi yang digunakan untuk mengkonversi panas yang
bertemperatur tinggi menjadi listrik, yaitu:
1. Flash Steam Power Plant
Pada tipe ini cairan panas merupakan energi utama untuk menggerakan turbin.
Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas (>235 derajat celcius) dan
air yang tersedia di reservoir amat sedikit jumlahnya. Teknologi ini merupakan teknologi
tertua yang telah digunakan di Lardarello, Italia pada tahun 1904.
Pada umumnya cairan ini berupa cairan asin yang disebut brine dan megandung
banyak mineral. Cairan ini tidak bisa langsung disalurkan melalui pipa karena dapat
menyebabkan korosi. Cairan ini harus dipisahkan antara air dan uap. Uap yang telah
dipisahkan disalurkan ke pembangkit melalui pipa. Uap dikumpulkan pada suatu wadah dan
kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin. Uap yang meninggalkan turbin
dikondensasikan untuk memaksimalkan kinerja turbin. Pada umumnya uap tersebut
dikondensasi dengan cara direct contact condenser.
Gambar 2.3 Flash Steam Power Plant

Jenis ini sesuai untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan gas yang tinggi.
Contoh jenis ini di Indonesia adalah PLTP Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP Dieng 1 x 200.
Jika uap kering yang tersedia dalam jumlah yang lebih besar, dapat dipergunakan PLTP jenis
Condensing, dan dipergunakan kondensor dengan kelengkapannya yang seperti menara
pendingin dan pompa. Tipe ini sesuai untuk kapasitas yang lebih besar. Seperti contohnya
adalah PLTP Kamojang 1 x 30 MW dan 2 x 55 MW, serta PLTP Drajad 1 x 55 MW.
2. Dry Steam Power Plant
Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas suhu 1750
C dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power Plants. Tipe ini
menggunakan uap basah sebagai sumber energinya. Uap ini perlu dipisahkan antara air dan
uapnya. Pada awalnya uap basah yang keluar berasal dari cairan bertemperatur tinggi yang
ada di perut bumi. Uap basah biasanya mengandung 20% uap dan 80% air. Berdasarkan hal
ini diperlukan separator untuk proses pemisahannya. Uap yang sudah dipisahkan diteruskan
ke turbin untuk menggerakkan generator, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam
perut bumi. Proses penyuntikan air ini selain untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah,
air yang sudah diinjeksi akan mengalami proses pemanasan lagi yang nantinya dapat
dimanfaatkan. Tipe ini merupakan tipe yang sering digunakan di Indonesia. Contohnya adalah
PLTP Salak dengan 2 x 55 MW.
Gambar 2.4 Dry Steam Power Plant
3. Binary Cycle Power Plant
Pada tipe ini batuan panas merupakan sumber energinya. Batuan panas pada perut
bumi merupakan akibat dari kontak dengan sumber panas bumi yaitu magma. Teknologi ini
dapat dioperasikan pada suhu rendah yaitu antara 90o - 175o C. Pada proses pemanfaatannya,
air disuntikan ke dalam batuan panas dan nantinya akan diambil uap panas dari proses
tersebut. Uap panas ini digunakan sebagai penggerak turbin karena letak sumber batuan panas
ini jauh di dalam perut bumi. Untuk pemanfaatannya diperlukan teknik pengeboran khusus
yang memerlukan biaya yang relatif tinggi. Keuntungan dari teknologi binary-cycle ini adalah
dapat dimanfaatkan pada sumber panas bumi bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak
mengeluarkan emisi, karena alasan tersebut teknologi ini diperkirakan akan banyak dipakai
dimasa yang akan datang. Sedangkan kedua teknologi yang dijelaskan
sebelumnya menghasilkan emisi karbon dioksida, nitritoksida dan sulfur, namun 50x lebih
rendah dibanding emisi yang dihasilkan pembangkit minyak.

Gambar 2.5 Binary Cycle Power Plant


Dari sedikit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia yang telah beroperasi
dan menghasilkan listrik antara lain:
1) PLTP Kamojang
PLTP Kamojang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Merupakan Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi tertua di Indonesia yang pertama kali dibuat pada tahun 1982. PLTP ini
dioperasikan oleh PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang mampu memproduksi
hingga 235 MW listrik. PLTP Kamojang terdiri atas lima unit yaitu PLTP Kamojang I,
Kamojang II, Kamojang III, Kamojang IV, dan Kamojang V.
2) PLTP Kahendong
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong terletak di Sulawesi Utara. Beroperasi
pertama kali pada tahun 2004. Dioperasikan oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE)
dan mampu memproduksi listrik hingga 80 MW. Terdiri atas empat unit yaitu PLTP
Lahendong I, PLTP Lahendong II, PLTP Lahendong III, dan PLTP Lahendong IV.
3) PLTP Sibayak
PLTP Sibayak terletak di Gunung Sibayak – Gunung Sinabung, Provinsi Sumatera Utara.
Pembangkit yang mampu menghasilkan listrik sebesar 12 MW ini terdiri atas tiga unit yaitu
PLTP Sibayak Unit 1, Sibayak Unit 2, dan Sibayak Unit 3.
4) PLTP Ulubelu
PLTP Ulubelu terletak di Kecamatan Ulubelu, Kab. Tanggamus, Lampung. Pembangkit
listrik yang mulai beroperasi pada tahun 2012 ini mampu menghasilkan listrik sebesar 110
MW. PLTP Ulubelu terdiri atas dua unit yakni PLTP Ulubelu Unit 1 dan PLTP Ulubelu Unit
2.
5) PLTP Gunung Salak
PLTP Gunung Salak terletak di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat.
Memulai beroperasi pada tahun 1994. Pembangkit yang dioperasikan bersama oleh Chevron
Geothermal Indonesia dan PT Pertamina ini mampu menghasilkan energi listrik sebesar 375
MW.
6) PLTP Darajat
PLTP Darajat terletak di Gunung Papandayan di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Pembangkit yang dioperasikan bersama oleh Chevron Geothermal Indonesia dan PT
Pertamina ini mampu menghasilkan energi listrik sebesar 259 MW dan terdiri atas 3 unit.
7) PLTP Wayang Windu
PLTP Wayang Windu terletak di Kab. Bandung, Provinsi Jawa Barat. Beroperasi
semenjak tahun 1999. Pembangkit yang dioperasikan oleh Star Energy ini menghasilkan
energi listrik sebesar 227 MW.
Gambar 2.6 PLTP Ulubelu Gambar2.7 PLTP Sibayak

Gambar 2.8 PLTP Lahendong Gambar 2.9 PLTP Kamojang

Gambar 2.10 Peta Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia


2.4 Sistem Pembangkitan Listrik PLTP UPJP Kamojang
Energi panas yang dimiliki oleh uap air pada dasarnya berasal dari magma yang
bertemperatur lebih dari 1200 °C ini mengalirkan energy panasnya secara konduksi pada
lapisan batuan impermeable (tidak dapat mengalirkan air) yang disebut bedrock. Di atas
bedrock terdapat bantuan permeable yang berfungsi sebagai aquifer yang berasal dari air
hujan, mengambil energi panas dari bedrock secara konveksi dan induksi. Air panas itu
cenderung bergerak naik ke permukaan bumi akibat perbedaan berat jenis. Pada saat itu air
panas bergerak ke atas, tekanan hidrosatisnya turun, dan terjadilah penguapan. Karena diatas
aquifer terdapat batuan impermeable, yang disebut caprock, maka terbentuklah sistem vapor
dominated reservoir.

Gambar 2.11 Flow Diagram PLTP Kamojang

Tahapan proses produksi listrik tenaga panas bumi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Uap dari sumur mula-mula dialirkan ke steam receving header, yang befungsi
menjamin pasokan uap tidak akan mengalami gangguan meskipun terjadi
perubahan pasokan dari sumur produksi dan juga berfungsi untuk menyamakan
temperature dan tekanan.
2. Setelah melalui flow meter, uap dialirkan ke separator dan demister untuk
memisahkan zat padat, silica, dan bintik air yang terbawa di dalamnya. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya vibrasi, erosi dan pembentukan kerak
pada sudu dan nozzle turbin.
3. Uap yang telah bersih itu dialirkan melalui Main Steam Valve / Electrical Control
Valve / Governor Valve menuju ke turbin. Di dalam turbin uap itu berfungsi untuk
memutar sudu turbin yang dikopel dengan generator pada kecepatan 3000 rpm.
Proses ini menghasilkan energi listrik dengan arus 3 phase, frekuensi 50 Hz dan
tegangan 11.8 kV.
4. Melalui step-up transformer, arus listrik dinaikkan tegangannya hingga 150 kV,
selanjutnya dihubungkan secara parallel dengan sistem interkoneksi Jawa-Bali.
5. Agar turbin bekerja secara efisien, maka exhaust steam yang keluar dari turbin
harus dalam kondisi vakum 0,10 bar, dengan mengkondensasikan uap dalam
kondensator kontak langsung yang dipasang di bawah turbin. Exhaust steam dari
turbin masuk dari sisi atas kondensor, kemudian terkondensasi sebagai akibat
penyerapan panas oleh air pendingin
6. yang diinjeksikan oleh buah spray-nozzle. Level kondensat dijaga selalu dalam
kondisi normal oleh dua buah cooling water pump, lalu didinginkan dalam cooling
water sebelum disirkulasikan kembali.
7. Untuk menjaga kevakuman kondensor, gas yang tak terkondensasi harus
dikeluarkan secara kontinyu oleh sistem ekstrasi gas. Gas-gas ini mengandung
CO2 85-90% wt, H2S 3,5% wt, sisanya adalah N2 dan gas-gas lainnya. Di
Kamojang dan Gunung Salak, sistem ekstrasi gas terdiri atas first-stage, second-
stage dan liquid ring vacuum pump. Sistem pendingin di PLTP merupakan sistem
pendingin dengan sirkulasi tertutup dari hasil kondensasi uap, dimana kelebihan
kondensat yang terjadi direinjeksikan kembali ke dalam sumur reinjeksi.
8. Prinsip penyerapan energy panas dari air yang disirkulasikan adalah dengan
mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus,
menggunakan 5 forced drain fan. Proses ini terjadi dalam cooling water.
9. Sekitar 70% uap yang terkondensasi akan hilang krena penguapan dalam cooling
water, sedangkan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir. Reinjeksi
dilakukan untuk mengurangi ground subsidence, menjaga tekanan, serta recharge
water bagi recervoir. Aliran air dari recervoir disirkulasikan kembali oleh primary
pump.
10. Kemudian melalui after condenser dan inter condensor dimasukkan kembali ke
dalam recervoir.
Pada prinsipnya cara kerja PLTP hampir sama dengan cara kerja PLTU, tetapi pada
PLTP tidak menggunakan Boiler karena uapnya sudah ada dari alam. Oleh karena itu, uap
yang didapat dari alam mengandung zat-zat yang sebenarnya tidak diperlukan untuk
menggerakkan turbin dan zat-zat tersebut kemungkinan dapat menggangu kerja turbin dan
akhirnya dapat merusakkan turbin. Oleh karena itu di PLTP Kamojang ada pemeliharaan
secara periodikuntuk memelihara dan membersihkan sudu-sudu turbin agar turbin tersebut
dapat terus beroperasi.
Prinsip kerjanya adalah uap yang didapat dari sumur pengeboran pertama ditampung
di receiving header kemudian dibagi untuk setiap unitnya tergantung dari beban yang
dibutuhkan. Kemudian untuk mendapatkan uap kering, uap tersebut disalurkan ke separator
dan demister melalui isolation valve. Kemudian uap tersebut disalurkan ke pipa pancar untuk
memutar turbin. Turbin tersebut dikopel dengangenerator, maka generatorpun turut berputar.
Dengan berputarnya generator dan terpenuhi persyaratan listriknya, maka generator akan
menghasilkan tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Selanjutnya dari
generator disalurkan ke switch-yard untuk selanjutnya disambungkan kejaringan listrik
interconeksi. Uap bekas turbin selanjutnya didinginkan dengan air pendingin supaya
mengembun dan menjadi air kondensat. Karena pembangkit listrik berada di daerah
pegunungan, untukmendinginkan air dipakailah suatu cooling tower, sehingga nantinya air
tersebut dapat dipergunakan kembali untuk mengkondensasi uap bekas selanjutnya. Sehingga
dalam proses tersebut tidak perlu mengambil air dari persediaan sungai atau danau, kecuali
pada saat memulai pengoperasian pembangkit.

2.5 Komponen Pembangkitan Listrik PLTP UPJP Kamojang


Komponen-komponen utama Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di PLTP
Kamojang diantaranya adalah steam receiving header, vent valve, separator, demister, turbin,
generator, kondensor, cooling tower, main cooling water pump, trafo, serta komponen gas
removing system yakni steam jet ejector.
Gambar 2.12 Komponen-komponen Pembangkitan Listrik PLTP UPJP Kamojang

Keterangan :
1. Steam receiving header 9. Switch Yard
2. Flow meter 10. Kondensor
3. Separator 11. Menara pendingin (cooling tower)
4. Demister 12. Storage lake
5. Katup (valve) 13. Reinjection well
6. Turbin 14. Main Cooling Water Pump
7. Generator 15. Inter & After condensor
8. Tranformator 16. Ejector

1. Steam Receiving Header


Steam Receiving Header memiliki fungsi untuk menampung pasokan uap dari dalam
bumi, melalui beberapa sumur produksi sebelum dipasok ke turbin. Steam receiving header
akan menjamin pasokan uap tidak mengalami gangguan meskipun terjadi perubahan pasokan
dari sumur produksi. Gambar dibawah ini merupakan steam receiving header di PT.
Indonesia Power UPJP Kamojang.
Gambar 2.13 Steam Receiving Header
(Sumber PT. Indonesia Power UPJP Kamojang)

2. Vent Valve/Vent Structrure


Vent Valve berfungsi sebagai pengaman jika terdapat uap berlebih yang hendak
dipasok ke turbin. Uap berlebih ini maksudnya adalah uap yang melebihi kapasitas yang telah
ditentukan yakni sebesar 400 ton/jam dan jika laju aliran melebihi batas tersebut, maka akan
dikeluarkan melalui vent valve ke atmosfer. Terdapat lima vent valve yang bekerja secara
bergantian dengan kapasitas 250 ton masing-masing vent valve. Vent valve juga berfungsi
sebagai pengatur tekanan agar tekanan tetap konstan 6,5 bar ketika memasuki turbin, seperti
yang terhilat pada Gambar dibawah ini.

Gambar 2.14 Vent Valve (flow meter)


(Sumber PT. Indonesia Power UPJP Kamojang)
3. Separator
Uap yang dipasok kemudian memasuki separator untuk dipisahkan dari partikel silika,
zat padat, serta bintik-bintik air yang masih tercampur dengan uap. Gambar berikut
merupakan separator di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang.

Gambar 2.15 Separator


(Sumber PT. Indonesia Power UPJP Kamojang)

4. Demister
Sebelum memasuki turbin, uap tersebut kemudian masih harus di-treatment di dalam
demister. Yakni uap tersebut dipisahkan dari butir-butir air, sehingga uap yang masuk turbin
adalah uap kering. Gambar ini merupakan demister di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang.

Demister

Gambar 2.16 Demister di PT. Indonesia Power Unit 2 dan 3


(Sumber : Dokumentasi pribadi)
5. Turbin
Jenis turbin yang digunakan digunakan di PLTP Kamojang yakni turbin silinder
tunggal 2 aliran (single cylinder double flow) yang terdiri dari masing-masing lima tingkat.
Dua tingkat pertama turbin aksi dan tiga tingkat berikutnya turbin reaksi. Perbedaan tingkat
aksi dan tingkat reaksi adalah pada tingkat aksi, ekspansi uap atau penurunan tekanan terjadi
pada sudu tetapnya saja, sedangkan tingkat reaksi ekspansi uap terjadi pada sudu tetap
maupun pada sudu geraknya. Gambar dibawah ini merupakan name plate pada turbin di PT.
Indonesia Power UPJP Kamojang.

Gambar 2.17 Name Plate pada Turbin di PT. Indonesia Power Unit 2
(Sumber : Dokumentasi pribadi)

Turbin dengan kapasitas masing-masing 55 MW untuk unit 2 dan 3 serta 30 MW


untuk unit 1, dengan kecepatan 3000 rpm. Tubin ini juga dilengkapi dengan komponen lain
yakni main stop valve dan governor valve yang berfungsi untuk mengatur jumlah aliran uap
yang akan memasuki turbin, juga barring gear (turning gear) yang berguna untuk memutar
poros turbin sewaktu unit dalam keadaan berhenti, dimaksudkan agar tidak terjadi distorsi
pada rotor akibat pendingingan yang tidak merata.
Turbin juga dilengkapi dengan komponen keamanan untuk menghindari terjadinya
kemungkinan kesalahan operasi atau gangguan. Komponen keamanan seperti over speed trip,
lube oil trip dll.

6. Generator
Generator merupakan komponen yang berfungsi mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Generator dikopel dengan turbin dengan putaran 3000 rpm, frekuensi 50 Hz, 2
kutub, 3 fasa. Energi listrik yang dihasilkan tiap unit pada unit 2 dan 3 masing-masing 55
MW. Sistem penguatan yang digunakan adalah rotating brushless tipe AC dengan rectifier,
sedangkan tegangannya diatur dengan menggunakan Automatic Voltage Regulator (AVR).
Gambar 2.16 Generator yang digunakan di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang.

Gambar 2.18 Generator


(Sumber : Dokumentasi pribadi)

7. Trafo Utama
Trafo/transformator dalam sistem transmisi dan distribusi berfungsi untuk menaikkan
tegangan agar meminimalisir kerugian disepanjang lintasan transmisi. Di PT. Indonesia
Power UPJP Kamojang, tegangan generator sebesar 11,8 kV kemudian dinaikkan menjadi
150 kV oleh trafo step up. Gambar berikut merupakan Main Transformator di PT. Indonesia
Power UPJP Kamojang.

Gambar 2.19 Transformator


(Sumber PT. Indonesia Power UPJP Kamojang)
8. Cooling Tower
Di PLTP Kamojang, Cooling Tower (menara pendingin) yang terpasang bangunannya
terbuat dari kayu merah yang telah diawetkan sehingga tahan air. Jenis yang digunakan adalah
Mechanical Draugt Crossflow Tower. Pada unit 1 cooling tower nya terdiri dari 3 ruang dan
3 kipas, untuk unit 2 dan 3 terdiri dari 5 ruang dan 5 kipas hisap paksa. Air yang dipompakan
dari kondensor didistribusikan kedalam bak (Hot Water Basin) yang letaknya dibagian atas
cooling tower. Terlihat pada Gambar ini merupakan Cooling Tower di PT. Indonesia Power
UPJP Kamojang.

Gambar 2.20 Cooling Tower


(Sumber PT. Indonesia Power UPJP Kamojang)
Bak tersebut dilengkapi dengan nozzle yang berfungsi untuk memancarkan air
sehingga menjadi butiran-butiran halus dan didinginkan dengan cara kontak langsung dengan
udara pendingin. Melalui proses pendinginan ini, air akan turun menuju bak penampungan
(Cool Water Basin) yang terdapat dibagian bawah dari cooling tower dan seterusnya dialirkan
ke kondensor. Namun, sebelumnya melewati 4 buah screen penyaringan untuk menyaring
kotoran-kotoran yang ada dalam air.

9. Kondensor
Kondensor merupakan suatu alat penukar panas (heat exchanger), dimana
perpindahan panas terjadi dari temperatur tinggi ke temperatur rendah dan juga terjadi
perubahan dari fasa uap ke fasa cair. Kondensor mengkondensasikan uap sisa yang keluar dari
turbin. Tekanan dan temperatur kondensor harus dalam keadaan vakum atau dibawah tekanan
atmosfer. Namun, non condensable gas (NCG) yang terbawa dengan uap menyebabkan
tekanan kondensor menjadi tinggi. Sehingga diperlukan ejektor untuk menghisap NCG dari
kondensor dan membuat kondisi vakum kondensor. Gambar 2.19 merupakan Kondensor di
PT. Indonesia Power UPJP Kamojang.
Gambar 2.21 Kondensor
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

10. Main Cooling Water Pump


Main Cooling Water Pump yang digunakan di PLTP Kamojang adalah Vertical Barrel
Type 1 Stage Double Suction Centrifugal Pump. Memiliki fungsi untuk memompakan air
kondensat dari kondensor ke cooling tower untuk didinginkan. Gambar 2.20 merupakan Main
Cooling Water Pump di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang.

Gambar 2.22 Main Cooling Water Pump


(Sumber : Dokumentasi pribadi)

11. Steam Jet Ejector


Steam jet ejector merupakan salah satu perangkat untuk mengekstrasikan NCG dari
kondensor, karena NCG dapat meningkatkan tekanan di dalam kondensor hingga kondisi
vakum tidak tercapai. Kondisi vakum yakni kondisi dibawah 1 atm. Hal ini agar tekanan dan
entalpi di dalam kondensor bernilai rendah sehingga dihasilkan daya keluaran turbin yang
efisien.
Steam jet ejector memanfaatkan aliran fluida dari uap primer (primary fluid/motive)
yang bertekanan dan bertemperatur tinggi yang masuk melalui nozzle kemudian keluar
dengan kecepatan supersonic sehingga dapat menarik aliran secondary fluid/gas NCG yang
bertemperatur rendah serta bertekanan rendah yang masuk melalui suction chamber. Karena
perbedaan tekanan ini, maka gas NCG tersebut dapat terhisap dan diekstraksikan dari
kondensor. Gambar berikut merupakan Steam Jet Ejector di PT. Indonesia Power UPJP
Kamojang.

Gambar 2.23 Steam jet ejector di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang Unit 2
(Sumber : Dokumentasi pribadi)

12. Gas Removing System


Uap yang berasal dari perut bumi tidaklah seluruhnya murni, namun mengadung zat-
zat padat atau gas yang terlarut menjadi non condensable gas (NCG). Kandungan NCG di
setiap sumur berbeda, di PLTP Kamojang sebesar 0,3% seperti dijabarkan di Tabel 2.1
berikut ini.
Tabel 2.1 Kandungan NCG di PLTP Kamojang Unit 2

Kandungan NCG Persentase (%)


H2S 4,89
CO2 91,662
O2 <0,0001
N2 3,245
Gas removing system yang digunakan di PLTP Kamojang Unit 2 ini terdiri dari
beberapa komponen, yakni:
a. Steam jet ejector (tingkat pertama)
b. Steam jet ejector (tingkat kedua)
c. Intercondensor
d. Aftercondensor
Empat komponen tersebut bekerja sama dalam satu sistem ekstraksi gas. Terdiri dari
dua bagian, bagian pertama yakni steam jet ejector tingkat pertama dan interkondensor yang
mengekstraksikan NCG dari main condensor. Kemudian bagian kedua yakni steam jet
ejector tingkat kedua dan aftercondensor untuk mengekstraksikan NCG dari intercondensor
bila masih terdapat NCG disana. Tujuannya dibuat dua tingkat adalah untuk meminimalisir
terbuangnya kandungan air ke udara, agar gas yang terbuang benar-benar hanya kandungan
NCG murni yang tidak mengandung air. Skema Gas Removing System terlihat di Gambar di
bawah ini.

Gambar 2.24 Skema Gas Removal System

2.6 Pemanfaatan Energi Panas Bumi


Secara umum pemanfaatan energi panas bumi dapat dibagi menjadi 3 yaitu, untuk
menghasilkan energi listrik, penggunaan geothermal secara langsung dan pemanfaatan
geothermal untuk pompa panas.
Air dan uap panas yang keluar ke permukaan bumi dapat dimanfaatkan secara
langsung sebagai pemanas. Selain bermanfaat sebagai pemanas, panas bumi dapat
dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit listrik. Air panas alami bila bercampur dengan
udara akan menimbulkan uap panas (steam). Berikut adalah beberapa pemanfaatan energi
panas bumi bagi kehidupan manusia:
1. Menempatkan panas untuk bekerja
Maksudnya adalah sumber air panas geothermal dekat permukaan, air panas itu dapat
langsung dipipakan ke tempat yang membutuhkan panas. Ini adalah salah satu cara
geothermal yang digunakan untuk air panas, menghangatkan rumah, untuk menghangatkan
rumah kaca dan bahkan mencairkan salju di jalan. Bahkan di tempat dimana penyimpanan
panas bumi tidak mudah diakses, pompa pemanas tanah dapat membahwa kehangatan ke
permukaan dan kedalam gedung. Cara ini dapat bekerja dimana saja karena temperatur di
bawah tanah tetap konstan selama bertahun tahun. Sistem yang sama dapat digunakan untuk
menghangatkan gedung di musim dingin dan mendinginkan gedung di musim panas.
2. Pemanfaatan Di Sektor Pariwisata
Di sektor pariwisata, energi panas bumi dapat dimanfaatkan karena menjadi daya tarik
tersendiri bagi para wisatawan untuk menikmati energi panas dari dalam bumi. Keberadaan
panas bumi seperti air panas maupun uap panas menjadi daya tarik tersendiri untuk
mendatangkan orang. Tempat pemandian air panas di Cipanas, Ciateur, mapun Hutan Taman
Wisata Cagar Alam Kamojang menjadi tempat tujuan bagi orang untuk berwisata.
3. Pemanfaatan Secara Langsung Di Sektor Pertanian
Energi panas bumi dapat digunakan secara langsung (teknologi sederhana) untuk
proses pengeringan terhadap hasil pertanian, perkebunan dan perikanan dengan proses yang
tidak terlalu sulit. Air panas yang berasal dari mata air panas atau sumur produksi panas bumi
pada suhu yang cukup tinggi dialirkan melalui suatu heat exchanger yang kemudian dapat
memanaskan ruangan pengering yang dibuat khusus untuk pengeringan hasil pertanian.
4. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Berdasarkan data kementerian ESDM, potensi panas bumi di dunia yang bisa
dimanfaatkan untuk sumber listrik mencapai 113 Giga Watt (GW), dimana 40%-nya dimiliki
oleh Indonesia, yaitu sebesar 28 GW. Akan tetapi enenrgi panas bumi yang dimanfaatkan di
Indonesia baru hanya 4% dari total yang tersedia.
Pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik secara garis besar dilakukan
dengan cara melihat sumber dari panas bumi tersebut. Apabila suatu daerah memiliki panas
bumi yang mengeluarkan uap air (steam), maka steam tersebut dapat langsung digunakan.
Steam tersebut secara langsung diarahkan menuju turbin pembangkit listrik untuk
menghasilkan energi listrik. Setelah selesai steam tersebut diarahkan menuju kondenser
sehingga terkondensasi menjadi air. Air ini selanjutnya di recycle untuk menjadi uap lagi
secara alami. Namun, bila panas bumi itu penghasil air panas (hot water), maka air panas
tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi uap air (steam). Proses perubahan ini
membutuhkan peralatan yang disebut dengan heat exchanger, dimana air panas dialirkan
menuju heat exchanger sehingga terbentuk uap air.

2.7 Dampak dari Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal di Indonesia


Pembangkit listrik tenaga geothermal memiliki dampak positif dan dampak negatif
yaitu:
1. Dampak Positif
a) Bersih, pembangkit listrik ini tidak menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber
energinya. Jadi tidak melepas emisi gas juga tidak merusak atmosfer dan
menimbulkan polusi atau emisi gas rumah kaca.
b) Pembangkit listrik ini dapat beroperasi 24 jam. Dikarenakan pembangkit listrik ini
terletak di sekitar sumber energi sehingga sumber energi tersebut terus menerus
terpenuhi untuk memutar turbin.
c) Lokasi pembangkit listrik ini biasanya terletak di lokasi terpencil. Dengan
dibangunnya pembangkit ini kebutuhan listrik di daerah sekitar pembangkit akan
terpenuhi.
d) Geothermal merupakan jenis energi terbarukan yang relatif tidak akan habis. Sumber
energi ini terus-menerus aktif akibat peluruhan radioaktif mineral.
e) Energi Geothermal ramah lingkungan yang tidak menyebabkan pencemaran
(pencemaran udara, pencemaran suara, serta tidak menghasilkan emisi karbon dan
tidak menghasilkan gas, cairan, maupun material beracun lainnya). Panas bumi
(geothermal energy), dibandingkan dengan energi alternatif lainnya seperti tenaga
surya dan angin, bersifat konstan sepanjang musim juga dapat dihasilkan sepanjang
waktu.
f) Untuk memproduksi energi geothermal membutuhkan lahan dan air yang minimal,
tidak seperti, misalnya pada energi surya yang membutuhkan area yang luas dan
banyak air untuk pendinginan. Pembangkit panas bumi hanya memerlukan lahan
seluas 3,5 km2 per gigawatt untuk produksi listrik. Air yang dibutuhkan hanya sebesar
20 liter air tawar per MW / jam.
2. Dampak Negatif
a) Biaya modal yang tinggi. Pembangunan pembangkit listrik geothermal memerlukan
biaya yang besar terutama pada eksploitasi dan pengeboran.
b) Pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng
tektonik di mana temperatur tinggi dari sumber panas bumi tersedia di dekat
permukaan.
c) Pembangkit listrik ini dibangun disekitar sumber energi geothermal. Disekitar daerah
itu terdapat banyak sumber air panas yang mengeluarkan gas yang bersifat korosif.
Sehingga menyebabkan peralatan mesin maupun listrik mudah berkarat.
d) Penurunan stabilitas tanah yang menyebabkan bahaya erosi mengancam. Ini
dikarenakan beberapa teknologi yang digunakan berupa pengeboran.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pembangkit listrik tenaga geothermal merupakan salah satu pembangkit listrik yang
menggunakan energi terbarukan (energi geothermal merupakan salah satu energi terbarukan
yang dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang besar). Selain itu
pembangkit listrik ini ramah lingkungan karena tidak menggunakan energi fosil sebagai
sumber energinya. Sehingga pembangkit ini tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca, energi
geothermal juga merupakan energi yang tidak akan habis dan bisa didaur ulang.
Teknologi yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga geothermal ialah flash
steam power plant, dry steam power plant, dan binary cycle power plant. Di Indonesia
teknologi yang sering digunakan ialah dry steam power plant dikarenakan sumber energi di
Indonesia kebanyakan berupa cairan. Selain itu teknologi ini juga paling cocok pada kondisi
air di Indonesia karena limbah yang dihasilkan dari teknologi ini berupa air yang bisa
diinjeksikan ke bumi sebagai sumber air tanah.
Permasalahan yang dihadapi pembangkit listrik ini ialah besarnya dana yang
dibutuhkan untuk membangun pembangkit disekitar sumber geothermal. Dan juga perlu
waktu yang relatif lama untuk mengeksplorasi dan eksploitasi sumber geothermal itu sendiri,
serta penggunaan teknologinya harus tepat karena menyangkut efesiensi energi listrik yang
dihasilkan.
Namun, banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari pembangkit listrik tenaga
geothermal. Pada sektor lingkungan, lingkungan disekitar pembangkit tidak akan tercemar
karena limbah yang dihasilkan berupaair. Pada sektor ekonomi, penggunaan energi
geothermal akan menghemat anggaran negara untuk import minyak. Pada sektor energi,
penggunaan energi geothermal mampu mengurangi krisis energy. Pada energi listrik, energi
listrik yang dihasilkan oleh energi geothermal sekitar 1.197 MW.

3.2 Saran
Penggunaan energi geothermal patut dicoba karena merupakan energi yang ramah
lingkungan dan merupakan sumber energi yang tidak akan habis serta dapat di daur ulang.
Sosialisasi dan dukungan perlu dilakukan pemerintah agar semua masyarakat tahu akan
manfaat energi geothermal dan diharapkan mampu mengembangkan serta memanfaatkan
teknologi ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://incrediblemasterr.blogspot.com/2016/10/makalah-pembangkit-listrik-tenaga-
panas.html

https://www.slideshare.net/123figo/113807-1-ppt-tugas-pembangkit-listrik-tenaga-panas-
bumi?qid=d4b122f7-124a-4c44-ad4c-d23965b45c50&v=&b=&from_search=1

https://slideplayer.info/slide/2012103/7/images/20/WILAYAH+PENGEMBANGAN+PANA
S+BUMI+%282008%29.jpg

https://www.academia.edu/people/search?utf8=%E2%9C%93&q=LAPORAN+PT.+Indonesi
a+Power+UPJP+Kamojang

Anda mungkin juga menyukai