Manajemen Keuangan Daerah PDF
Manajemen Keuangan Daerah PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keuangan Daerah
‘’keuangan daerah sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan
uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat
dijadikan kekayaan daerah sepanjang itu belum dimiliki/dikuasai oleh Negara atau
daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan/peraturan undang-
bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
11
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mamesah (Halim, 2002:19) menyatakan bahwa “Keuangan
daerah dapat diartikan sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai
dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang
dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki oleh negara atau
daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai peraturan perundangan yang
berlaku’’.
jelas keluaran (outputs) dan setiap kegiatan dari hasil (outcome) dari setiap
program untuk keperluan tersebut, perlu disusun suatu sistem akuntabilitas kinerja
12
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan pengertian keuangan daerah menurut Keputusan Menteri
Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah semua hak dan
Adapun ruang lingkup dari keuangan daerah menurut Halim (2001:20) ada
dua yaitu :
13
Universitas Sumatera Utara
1). Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
arti dari keuangan daerah itu sendiri yaitu pengorganisasian dan pengelolahan
sumber-sumber kekayaan yang ada pada suatu daerah untuk mencapai tujuan yang
melaksanakan manajemen keuangan daerah yaitu tata usaha daerah yang terdiri
dari tata usaha umum dan tata usaha keuangan yang sekarang lebih dikenal
kekayaan yang ada pada suatu daerah untuk mencapai tujuan yang di inginkan
tata buku atau rangkaian kegiatan yang dilakuakan secara sistimatis dibidang
14
Universitas Sumatera Utara
pendapatannya yang sah dan benar-benar terpungut jelas sumbernya dan tepat
penggunaanya.
b. Mampu memenuhi kewajiban keuangan
Keuangan daerah harus ditata dan dikelolah sedemikianrupa sehingga
mampu melunasi semu kewajiban atau ikatan keuangan baik jangka pendek,
jangka panjang maupun pinjaman jangka panjang yang telah ditentukan.
c. Kejujuran
Hal-hal yang menyangkut pengelolaan keuangan dearah pada prinsipnya
harus diserakan kepada pegawai yang betul-betul jujur dan dapat dipercaya.
d. Hasil guna (effectiveness) dan daya guna (efficiency)
Merupakan tata cara mengurus keuangan daerah harus sedemikian rupa
sehingga memungkinkan program dapat direncanakan dan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan pemerintah daerah dengan biaya yang serendah-rendahnya dan
dalam waktu yang secepat-cepatnya.
e. Pengendalian
Para aparat pengelolah keuangan daerah, DPRD dan petugas pengawasan
harus melakukan pengendalian agar semua tujuan tersebut dapat tercapai.
dilihat dari aspek historis, dapat dibagi dalam tiga fase, yaitu “Era sebelum
mulai tahun 1975 sampai 1999. Era transisi ekonomi adalah masa antara tahun
1999 hingga 2004, dan era pascatransisi adalah masa setelah diberlakukannya
15
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1
Perkembangan Hukum di Bidang Keuangan Daerah
Permendagri No. 13
Peraturan Daerah Tahun 2006
Permendagri No. 59
Tahun 2007
Keputusan KDH
16
Universitas Sumatera Utara
a. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana
Perimbangan
Daerah
atas :
17
Universitas Sumatera Utara
3). Laporan aliran kas
APBD
3). Target dan persentase fisik proyek tetapi juga meliputi standar
2000, dapat dilihat 6 (enam) pergeseran anggaran daerah secara umum dari era pra
18
Universitas Sumatera Utara
c. Dari pengendalian dan audit keuangan ke pengendalian dan audit
daerah, sistem dan prosedur serta kebijakan lainnya yang perlu mendapatkan
keuangan daerah.
Tahun 2006 adalah agar pemerintah daerah dapat menyusun Laporan Keuangan
19
Universitas Sumatera Utara
merupakan panduan atau pedoman bagi pemerintah daerah dalam menyajikan
akuntansi.
yang lebih baik. ‘’Akuntabilitas yang merupakan salah satu ciri dari terapan good
bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan secara ekonomis, efektif, dan
ouput/ input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah
20
Universitas Sumatera Utara
ditetapkan sebelumnya.’’ Dan menurut keputusan menteri dalam negeri nomor 29
tahun 2002 yang sekarang berubah manjadi permendagri nomor 13 tahun 2006
daerah serta tata cara penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah,
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang teruang dalam
diartikan sebagai hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu
organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat diukur
faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) sumber daya aparatur pemerintah
21
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini, istilah yang penulis maksudkan dengan Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah adalah tingkat pencapaian dari suatu hasil kerja di
bidang keuangan daerah yang meliputi penerimaan dan belanja daerah dengan
program-program utama yang akan dicapai selama satu sampai dengan lima
tahun, sesui dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing instansi dan jajaranya.
karena itu, tatacara penyusunan LAKIP tidak terstuktur, dan apabilah monitoring
pelaporan Waskat pada sepuluh tahun yang lalu, yang pada saat ini sudah tidak
22
Universitas Sumatera Utara
Daerah Kabupaten/Kota. Adapun penaggung-jawabn penyusunan Laporan
lajim, yaitu laporan harus disusun secara, objektif, dan transparan. Disamping itu,
pembaca laporan,
Prinsip manfaat , yaitu manfaat laporan harus lebih besar dari pada
biaya penyusunan.
fungsi dalam rangka pencapaian visi dan misi serta penjabaranya yang menjadi
23
Universitas Sumatera Utara
perhatian utama instansi pemerintah. Selain itu perlu dimasukkan juga beberapa
a. Aspek keuangan
Agar LAKPI dapat lebih berguna sebagai umpan balik bagi pihak-pihak
dapat dapat dimasukan pada kategori laporan rutin, Karena paling tidak disusun
penggunaan dana, baik dana yang berasal dari dana alokasi APBD (rutin
24
Universitas Sumatera Utara
2. Uraian pertanggungjawaban sumber daya manusia, dititikberatkan pada
kinerja yang berorentasi pada hasil atau manfaat, dan pengkatan kualitas
pengembanganya.
accontibility)
Daerah menegaskan bahwa keuangan daerah dikelolah secara tertib, taat pada
untuk masyarakat.
25
Universitas Sumatera Utara
ekonomis merupakan pemerolehan masukan dengan kualitas tertentu pada tingkat
target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan
dituangkan dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) yang baik secara
pada lembaga publik khususnya pemerintah daerah masih sangat terbatas, hal itu
karena:
26
Universitas Sumatera Utara
komponen pendapatan dan pengeluaran dihitung dengan meningkatkan
yang bersifat komersial). Analisa keuangan yang digunakan pada umumnya terdiri
dari :
kreditor.
dimiliki perusahan.
27
Universitas Sumatera Utara
4. Rasio profitabilitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan
a. Para kreditor baik jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu untuk
belum banyak dilakukan, sehingga secara teori belum ada kesepakatan secara
efisien dan akuntabel. Analisa rasio terhadap APBD perlu dilaksanakan meskipun
yang dicapai dari satu priode sebelumnya sehingga dapat diketahui bagaimana
kecenderuang yang terjadi. Selain itu, dapat pula dilakukan dengan cara
dengan rasio keuangan yang lain yang terdekat adapun yang potensi daerahnya
28
Universitas Sumatera Utara
relatif sama untuk dilihat bagaimana posisi rasio keuangan pemerintah daerah
membeli obligasi.
29
Universitas Sumatera Utara
4. Parameter Rasio Keuangan Pemerintah Daerah
belum banyak dilakukan, sehingga secara teori belum ada kesepakatan secara
efisien, dan akuntabel, analisis rasio terhadap APBD perlu dilaksanakan meskipun
dengan membandingkan hasil yang dicapai dari satu periode dibandingkan dengan
terjadi. Selain itu dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan dengan rasio
keuangan yang dimiliki suatu pemerintah daerah tertentu dengan daerah lain yang
terdekat maupun yang potensi daerahnya relatif sama untuk dilihat bagaimana
berdasarkan data keuangan yang bersumber dari APBD adalah sebagai berikut :
30
Universitas Sumatera Utara
Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Untuk Daerah (BHPBP)
Total Penerimaan Daerah (TPD)
3. Rasio Tingkat Kemandirian Pembiayaan
Total Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Total Belanja Rutin Non Belanja Pegawai (BRNP)
Total Pajak Daerah (TPjD)
Total Pendapatan Asli Daerah (PAD)
4. Rasio Efisiensi dan Efektivitas Pendapatan Asli Daerah
Rasio Efisiensi
5. Rasio Keserasian
6. Rasio pertumbuhan
daerah, total pendapatan daerah, total belanja rutin, dan total belanja
31
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan dari parameter rasio diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi
dengan pendapatan daerah yang berasal dari sumber yang lain, misalnya bantuan
pemerintah pusat dan propinsi) semangkin rendah, dan demikian juga sebaliknya.
semangkian tinggi.
32
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber pendapatan yang dikelola sendiri oleh
hasil pajak daerah, retribusi daerah, perusahaan milik daerah dan pengelolaan
kekayaan milik daerah serta lain-lain pendapatan yang sah. Total Pendapatan
dan daerah otonomi. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat keadilan
pembagian sumber daya daerah dalam bentuk bagi hasil pendapatan sesuai potensi
daerah terhadap total penerimaan daerah. Semakin tinggi hasilnya maka suatu
dengan TPD, menurut hasil penemuan Tim Fisipol UGM dalam Munir (2004:106)
33
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2
Skala Interval Derajat Desentralisasi Fiskal
tidak termasuk bagian lain dan tidak tersangka serta belanja lain-lain.
digariskan bahwa belanja rutin daerah dibiayai dari kemampuan PAD setiap
pribadi, atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang
pemerintah.
34
Universitas Sumatera Utara
Rasio dimaksudkan untuk mengukur tingkat kontribusi pajak daerah
sebagai sumber pendapatan yang dikelola sendiri oleh daerah terhadap total PAD.
Semakin besar rasio akan menunjukkan peran pajak sebagai sumber pendapatan
daerah. Sisa Anggaran (TSA) merupakan selisih lebih antara penerimaan daerah
atas belanja yang dikeluarkan dalam satu tahun anggaran ditambah selisih lebih
setiap pengeluaran belanja menghasilkan sisa anggaran. Semakin kecil rasio akan
daerah dalam satu tahun anggaran yang membebani anggaran daerah. Rasio kedua
biaya lain-lain atau biaya taktis yang tidak jelas tujuan pemanfaatannya.
35
Universitas Sumatera Utara
Rasio efektifitas manggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam
apabila yang dicapai mencapai minimal sebesar 1 (satu) atau 100 persen. Namun
yang semangkin baik. Guna memperoleh ukuran yang lebih baik, rasio efektifitas
daerah.
5. Rasio Keserasian
secara optimal. Semakin tinggi persentase dana yang dialokasikan untuk belanja
kecil.
Belum ada patokan yang pasti yang pasti berapa besarnya rasio belanja
rutin maupun pembangunan terhadap APBD yang ideal, karena itu sangat
memacu pelaksanaa pembangunan masi relatif besar. Oleh karena itu, rasio
36
Universitas Sumatera Utara
belanja pembangunan yang relatif masih kecil perlu ditingkatkan sesuai dengan
6. Rasio Pertumbuhan
mendapatkan perhatian.
1. Pengertian Anggaran
Proses penyusunan anggaran sering kali menjadi isu penting yang menjadi
sorotan masyarakat. Pidato Presiden setiap bulan Agustus tentang Nota Keuangan
untuk selama setahun berikutnya. Bahkan, tidak jarang APBD tersebut menjadi
alat politik yang digunakan oleh pemerintah sendiri maupun oleh pihak oposisi.
seluk-beluknya?
dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang
37
Universitas Sumatera Utara
allocating resources to unlimited demends )’’. Pengertian tersebut
terbatasnya sumber daya yang dimiliki. Disinilah dituntut peran penting anggaran.
kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran
pemerintah, merupakan sebuah proses yang cukup rumit dan mengandung muatan
pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu
diprediksikan akan diperoleh dan akan digunakan untuk satu jangka waktu
38
Universitas Sumatera Utara
bentuk angka-angka yang dibuat secara sistematis dan terencana dengan
dalam berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
terhadap masyarakat bersifat terbuka serta cenderung dipengarui oleh iklim politik
dalam suatu Negara. Hal ini menyebabkan penyusunan anggaran pada publik
belanja dalam satu moneter. Dalam bentuk yang paling sederhana anngaran publik
anggaran publik harus berpihak kepada kepentingan rakyat banyak dan bukan
39
Universitas Sumatera Utara
hanya untuk memenuhi kebutuhan implementor serta meningkatkan wibawa
pemerintah.
berikut :
dan dari mana dana berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut
digunakan (pos-pos pengeluaran). Jenis anggaran ini relative dianggap paling tua
40
Universitas Sumatera Utara
b. Planning Programming Budgeting System (PPBS)
perkirakan kegiatan, bukan pada yang telah dilakukan dimasa lalu, dan setiap
d. Performance Budgeting
output organisasi dan berkaitan erat dengan Visi, Misi, dan Rencana Strategi
Organisasi.
yang lebih besar kepada departemen untuk penetapan alokasi dan penggunaan
pendapatan belanja daerah (ABPD) dalam era otonomi daerah disusun dengan
41
Universitas Sumatera Utara
pendekatan kinerja, artinya sistim anggaran yang mengutamakan pencapaian hasil
kinerja atau keluaran (output) dari perencanaan alokasi biaya yang telah
dapat lebih disesuaikan dengan skala prioritas dan preferensi daerah yang
sejak diterbitkanya PP Nomor 105 tahun 2000 yang dalam pasal 8 dinyatakan
UU nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan nagara dan diterapkan secara bertahap
adalah sistim penyusunan dan pengolahan anggaran daerah yang berorientasi pada
pencapaian hasil kerja atau kinerja. Kinerja tersebut mencerminkan efisiensi dan
efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan
42
Universitas Sumatera Utara
dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional harus
dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir
upaya pencapaian hasil kerja atau output dari alokasi biaya atau input yang
anggaran harus dapat diukur hasilnya dan pengukuran hasil bukan pada besarnya
penganggaran tradisional (line-item & incremental budget) tetapi pada tolak ukur
kenerja adalah:
atau output dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan.
evektifitas anggaran.
43
Universitas Sumatera Utara
Bastian (2006;171) “Performance budgeting (anggaran yang berorentasi
pada kinerja) adalah sistem penganggaran yang berorentasi pada output organisasi
dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi dan rencana strategi organisasi.
kinerja organisasi’’.
komponen-komponen visi, misi dan rencana strategi merupakan bagian yang tidak
anggaran berbasis kinerja membutukan suatu sistim administrasi publik yang telah
ditata dengan baik, konsisten dan tersetuktur sehingga kinerja anggaran dapat
kegagalan.
adalah:
44
Universitas Sumatera Utara
2. Memodifikasi system akuntansi sehingga biaya untuk masing-masing
pelaksanaan.
merupakan level klasifikasi pekerjaan yang tertinggi yang dilakukan oleh suatu
porsi pekerjan yang harus dihasilkan untuk mencapai produk akhir yang
sekelompok operasi pekerjaan atau tugas yang pada umumnya dilaksanakan oleh
unit administratif terendah dalam suatu organaisasi untuk mencapai tujuan dan
tradisional, khususnya kelemahan yang disebabakan oleh tidak adanya tolak ukur
yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan
45
Universitas Sumatera Utara
menekankan konsep value for money dan pengawasan atas kinerja output.
prioritas tujuan serta pendekatan yang sistimatis dan rasional dalam proses
pengambilan keputusan.
Oleh karena itu anggaran digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Penilaian
anggaran berbasis kinerja didasarkan pada pelaksanaan value for money dan
yang menganggap bahwa tanpa adanya arahan dan campur tangan, pemerintah
keuangan dan audit kinerja, serta evaluasi kinerja eksternal. Selain didorong untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Oleh karena itu, agar dapat mencapai tujuan
tersebut maka diperlukan adanya program dan tolak ukur sebagai standar kinerja.
mencakup kegiatan penyusunan program dan tolak ukur kinerja sebagai instrumen
untuk mencapai tujuan dan sasaran program. Berikut ini akan dilampirkan contoh
46
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3
Target dan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Labuhanbatu
Tahun Anggaran 2006
TARGET REALISASI %
NO. BELANJA
(Rp) (RP.) PENCAP.
1 Belanja Aparatur Daerah 371.302.013.194,00 328,640,213,047.85 88.51
a Belanja Administrasi Umum
. 322.036.776.791,00 294.475.024.597,00 91.44
b Belanja Operasi dan Pemeliharaan
. 33.891.841.403,00 27.954.207.946,85 82,48
c. Belanja Modal 15.373.395.000,00 6.210.980.504,00 40,40
2 Belanja Pelayanan Publik 312.763.167.079,00 153.399.131.444,00 49,05
a Belanja Administrasi Umum
. 10.462.422.000,00 10.412.453.831,00 99,52
b Belanja Operasi dan Pemeliharaan
. 43.272.493.589,00 35.463.076.897,00 81,95
c. Belanja Modal 225.684.300.291,00 78.276.880.467,00 34,68
d Belanja Bagi Hasil dan Bantuan
. Keuangan. 29.664.139.000,00 28.474.251.100,00 95,99
e Belanja Tidak Tersangka
. 3.679.812.199,00 772.469.149,00 20,99
Jumlah Belanja Daerah. 684.065.180.273,00 482.039.344.491,90 70,00
Sumber LKPJ Kabupaten Labuhanbatu 2006
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa struktur belanja pada APBD
Kabupaten Labuhanbatu tahun 2006 masih lebih besar belanja Aparatur dari pada
belanja pelayanan publik dengan presentase 54,28% belanja Aparatur dan 45,72%
belanja pelayanan Publik. Pada Belanja Aparatur alokasi terbesar adalah pada
Belanja Administrasi Umum yaitu 86,73% dari total Belanja Aparatur, sedangkan
pada belanja pelayanan Publik alokasi terbesar adalah untuk Belanja modal yaitu
Secara rinci target dan realisasi untuk masing-masing kelompok, jenis dan
47
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4
Target dan Realisasi Belanja Aparatur Daerah
Tahun Anggaran 2006
TARGET REALISASI %
NO. BELANJA APARATUR DAERAH
(Rp) (RP.) PENCAP.
1 Belanja Administrasi Umum 322,036,776,791.00 294,475,024,597.00 91.44
a. Belanja Pegawai/ Personalia 290,136,103,379.00 264,490,328,622.00 91.16
b. Belanja Barang dan Jasa 20.926.876.412,00 19.736.926.458,00 94,31
c. Belanja Perjalanan Dinas 4.642.845.000,00 4.173.422.400,00 89,89
c. Belanja Pemeliharaan 6.330.952.000,00 6.074.347.117,00 95,95
2 Belanja Operasi & Pemeliharaan 33.891.841.403,00 27.954.207.946,85 82,48
a. Belanja Pegawai/ Personalia 18.348.076.103,00 16.151.086.339,85 88,03
b. Belanja Barang dan Jasa 7.959.376.100,00 5.555.294.415,00 69,80
c. Belanja Perjalanan Dinas 5.495.215.000,00 4.473.607.500,00 81,41
d. Belanja Pemeliharaan 2.089.174.200,00 1.774.219.692,00 84,92
3 Belanja Modal 15.373.395.000,00 6.210.980.504,00 40,40
Jumlah Belanja Pelayanan Publik 371,302,013,194.00 328,640,213,047.85 88.51
Tabel 2.5
Target dan Realisasi Belanja Pelayana Publik
Tahun Anggarn 2006
TARGET REALISASI %
NO. BELANJA PELAYANAN PUBLIK
(Rp) (RP.) PENCAP.
1 Belanja Administrasi Umum 10.462.422.000,00 10.412.453.831,00 99,52
a. Belanja Pegawai/ Personalia 1.742.130.000,00 1.733.710.000,00 99,52
b. Belanja Barang dan Jasa 8.198.734.000,00 8.157.185.831,00 99,49
c. Belanja Perjalanan Dinas 0,00 0,00 0,00
c. Belanja Pemeliharaan 521.558.000,00 521.558.000,00 100,00
2 Belanja Operasi & Pemeliharaan
43.272.493.589,00 35.463.076.897,00 81,95
a. Belanja Pegawai/ Personalia 11.269.886.000,00 10930361497,00 96,99
b. Belanja Barang dan Jasa 25.027.227.450,00 20.272.424.700,00 81,00
c. Belanja Perjalanan Dinas 620.385.000,00 599.207.500,00 96,59
d. Belanja Pemeliharaan 6.354.995.139,00 3.661.083.200,00 57,61
3 Belanja Modal 225.684.300.291,00 78.276.880.467,00 34,68
4 Belanja bagi Hasil dan Bantuan
keuangan 29.664.139.000,00 28.474.251.100,00 95,99
5 Belanja Tidak Tersangka 3.679.812.199,00 772.469.149,00 20,99
Jumlah Belanja Aparatur Daerah 312.763.167.079,00 153.399.131.444,00 49,05
Sumber LKPJ Kabupaten Labuhanbatu 2006
48
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat disimpulan bahawa dengan kondisi anggaran dan
realisasinya tersebut. Secara keselurahan, dapat kita lihat bahwa total realisasi
lebih rendah dari total anggaran. Tidak seperti pada pendekatan tradisonal, analisa
tidak dilakukan pada setiap pos belanja, tetapi dilakukan pada tiap kegiatan yang
telah ditetapkan. Kita melihat bahwa realisasi belanja kegiatan ini lebih kecil 70%
sangat menentukan apakah realisasi belanja yang terjadi telah efisien atau tidak.
jika tingkat pengendalian belanja ditetapkan pada level kegiatan, maka kinerja
keuangan bisa dikatakan baik meskipun terdapat realisasi belanja daerah yang
melebihi anggaranya.
a. Transportasi
masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk mengetahui proses anggaran
kebutuhan-kenutuhan masyarakat.
b. Akuntabilitas
49
Universitas Sumatera Utara
pelaksanan kebijkan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian
Value for money adalah pengharapan terhadap uang. Value for money
terdiri :
1) Ekonomi
2) Efesiensi
3) Efektivitas
50
Universitas Sumatera Utara