Buku 1 - Pedoman Pengelolaan PKB
Buku 1 - Pedoman Pengelolaan PKB
BUKU 1
Pada kesempatan ini ucapan terima kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara maksimal dalam mengkaji buku yang sama yang telah diterbitkan
sebelumnya oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan Nasional, sehingga dapat mewujudkan buku ini.
Mudah-mudahan buku ini dapat menjadi acuan dan sumber inspirasi bagi guru dan semua pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan buku ini di masa mendatang.
Jakarta, Februari 2012 Kepala Badan PSDMP dan PMP,
i
DAFTAR ISI
i
FORMAT 4: FORMAT REFLEKSI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (DIISI OLEH BERSAMA-SAMA ANTARA GURU DAN
KOORDINATOR PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN) ....................... 68
FORMAT 5: DESKRIPSI DIRI SEHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN PKB (PENGEMBANGAN
DIRI) ............................................................................................ 70
LAMPIRAN UNTUK GURU BK/KONSELER .............................................................76
FORMAT 1 EVALUASI DIRI UNTUK RENCANA PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (DIISI OLEH GURU BK/KONSELOR)
........................................................................................................ 76
FORMAT 2: RENCANA PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN INDIVIDU GURU
(DIISI OLEH KOORDINATOR DAN GURU BK) ..................................................... 79
FORMAT 3: RENCANA FINAL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (DIISI
OLEH KOORDINATOR PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN) ............... 83
FORMAT 4 : REFLEKSI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (DIISI OLEH GURU BK/KONSELOR DAN KOORDINATOR
...
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN) ............................................................................................84
FORMAT 5: DESKRIPSI DIRI SEHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN PKB (PENGEMBANGAN
DIRI) ............................................................................................ 86
II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru adalah bagian integral dari organisasi pendidikan di sekolah. Sebuah organisasi, termasuk
organisasi pendidikan di sekolah, perlu dikembangkan sebagai organisasi pembelajar, agar
mampu menghadapi perubahan dan ketidakpastian yang merupakan ciri kehidupan modern. Salah
satu karakter utama organisasi pembelajar adalah senantiasa mencermati perubahan internal dan eksternal
yang diikuti dengan upaya penyesuaian diri dalam rangka mempertahankan eksistensinya.
1
sosial dan kepribadian yang diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan tugas utama guru untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan masa depan yang berkaitan dengan profesinya sebagai guru.
Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan dikembangkan atas dasar profil kinerja guru
sebagai perwujudan hasil penilaian kinerja guru dan didukung dengan hasil evaluasi diri. Apabila hasil
penilaian kinerja guru masih berada di bawah standar yang dipersyaratkan dalam penilaian
kinerja guru, maka guru diwajibkan untuk mengikuti program pengembangan keprofesian berkelanjutan
yang diorientasikan sebagai pembinaan dalam pencapaian standar kompetensi guru. Sementara itu, guru
yang hasil penilaian kinerjanya telah mencapai standar kompetensi yang dipersyaratkan dalam
penilaian kinerja guru, kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan diarahkan kepada
pengembangan kompetensi untuk memenuhi layanan pembelajaran berkualitas dan peningkatan karir
guru.
Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya,
pengembangan keprofesian berkelanjutan merupakan salah satu unsur utama yang diberikan
angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru.
perkembangan ilmu dalam bidangnya dan dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang sesuai dengan standar kompetensi yang harus dimiliki peserta didik.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai
Negeri Sipil;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
6. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun l999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri
Sipil;
7. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
8. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor Nomor
14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan
Angka Kreditnya;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan
Kompetensi Pengawas Sekolah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan
Kompetensi Kepala Sekolah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru;
2
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan
Kompetensi Konselor;
13.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan;
14.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
C. Tujuan
Buku pedoman pengelolaan pengembangan keprofesian berkelanjutan ini bertujuan untuk:
1. Guru;
2. Kepala Sekolah;
3. Pengawas Sekolah;
4. Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota;
5. Tim Penilai Jabatan Fungsional Guru; dan
6. Pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
3
BAB II PENGERTIAN DAN LINGKUP PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN
A. Pengertian
Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan, secara bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitas guru.
Dengan demikian, guru dapat memelihara, meningkatkan, dan memperluas pengetahuan dan
keterampilannya untuk melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. Pembelajaran yang
berkualitas diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta
didik.
4
Gambar 1: Siklus Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
1. Tujuan
Tujuan umum pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah untuk meningkatkan kualitas layanan
pendidikan di sekolah/madrasah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Secara khusus tujuan
pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah sebagai berikut;
a. Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan dalam
peraturan perundangan yang berlaku.
5
b. Memutakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi kebutuhan guru dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni untuk memfasilitasi proses pembelajaran peserta didik.
c. Meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga
profesional.
b. Bagi Guru
Guru dapat memenuhi standar dan mengembangkan kompetensinya sehingga mampu
melaksanakan tugas-tugas utamanya secara efektif sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik
untuk menghadapi kehidupan di masa datang.
c. Bagi Sekolah/Madrasah
Sekolah/Madrasah mampu memberikan layanan pendidikan yang berkualitas kepada peserta didik.
6
d. Bagi Orang Tua/Masyarakat
Orang tua/masyarakat memperoleh jaminan bahwa anak mereka mendapatkan layanan
pendidikan yang berkualitas dan pengalaman belajar yang efektif.
e. Bagi Pemerintah
Memberikan jaminan kepada masyarakat tentang layanan pendidikan yang berkualitas dan
profesional.
C. Sasaran
Sasaran kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah semua guru pada satuan
pendidikan yang berada di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Agama, dan/atau Kementerian lain, serta satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat.
D. Kegiatan
Pengembangan keprofesian berkelanjutan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru.
Pelaksanaannya didasarkan pada unsurunsur pengembangan keprofesian berkelanjutan, prinsip
pelaksanaan dan lingkup pelaksanaan kegiatan.
7
teknologi, dan/atau seni. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan melalui diklat fungsional dan/atau
kegiatan kolektif guru yang meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian guru.
Terkait dengan kegiatan diklat fungsional, Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil pasal 8 (ayat 1) menyatakan bahwa: diklat
dalam jabatan dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap Pegawai
Negeri Sipil agar dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-
baiknya. Dalam pasal yang sama (ayat 2), dinyatakan bahwa diklat dalam jabatan terdiri dari diklat
kepemimpinan, diklat fungsional, dan diklat teknis. Selanjutnya pasal 11 (ayat 1) menyatakan bahwa diklat
fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang
jabatan fungsional masing-masing.
Sejalan dengan itu, Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 menyatakan bahwa: diklat fungsional adalah
kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan
keprofesian guru yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan kegiatan kolektif guru adalah
kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau mengikuti kegiatan bersama yang
dilakukan guru b a i k d i s e k o l a h m a u p u n d i l u a r s e k o l a h ( s e p e r t i KKG/MGMP/MGBK) dan
bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru.
8
Beberapa contoh bentuk kegiatan kolektif guru antara lain:
1) Lokakarya atau kegiatan bersama (seperti KKG, MGMP, MGBK, KKKS dan MKKS) untuk menyusun
dan/atau mengembangkan perangkat kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan/atau media
pembelajaran;
2) Keikutsertaan pada kegiatan ilmiah (seminar, koloqium, workshop, bimbingan teknis, dan/atau diskusi
panel), baik sebagai pembahas maupun peserta;
3) Kegiatan kolektif lainnya yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru.
Beberapa contoh materi yang dapat dikembangkan dalam kegiatan pengembangan diri, baik dalam
diklat fungsional maupun kegiatan kolektif guru, antara lain: (1) perencanaan pendidikan dan program kerja;
(2) pengembangan kurikulum, p e n y u s u n a n R P P d a n p e n g e m b a n g a n b a h a n a j a r ; (3)
pengembangan metodologi mengajar; (4) penilaian proses dan hasil pembelajaran peserta didik; (5)
penggunaan dan pengembangan teknologi informatika dan komputer (TIK) dalam pembelajaran; (6)
inovasi proses pembelajaran; (7) peningkatan kompetensi profesional dalam menghadapi tuntutan
teori terkini; (8) penulisan publikasi ilmiah; (9) pengembangan karya inovatif; (10) kemampuan
untuk mempresentasikan hasil karya; dan (11) peningkatan kompetensi lain yang terkait dengan
pelaksanaan tugas-tugas tambahan atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan di sekolah sesuai kebutuhan guru dan sekolah, dan
dikoordinasikan oleh koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan. Bukti
9
pelaksanaan kegiatan pengembangan diri yang dapat dinilai, antara lain:
1) Diklat fungsional yang harus dibuktikan dengan surat tugas, sertifikat, dan laporan deskripsi hasil
pelatihan yang disahkan oleh kepala sekolah.
2) Kegiatan kolektif guru yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dan laporan deskripsi hasil
kegiatan yang disahkan oleh kepala sekolah.
Catatan: Bagi guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah, maka laporan dan bukti fisik
pelaksanaan pengembangan diri harus disahkan oleh kepala dinas pendidikan
Kabupaten/Kota/Provinsi.
Guru yang telah mengikuti diklat fungsional dan/atau kegiatan kolektif guru berkewajiban
mendiseminasikan kepada rekan guru lain, minimal di sekolahnya masing-masing, sebagai bentuk kepedulian
dan wujud kontribusi dalam peningkatan kualitas pendidikan. Kegiatan ini diharapkan dapat
mempercepat proses kemajuan dan pengembangan sekolah secara komprehensif. Guru yang
mendiseminasikan hasil diklat fungsional dan/atau kegiatan kolektif akan memperoleh penghargaan
berupa angka kredit sesuai perannya sebagai pemrasaran/nara sumber.
b. Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai
bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan
pengembangan dunia pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah mencakup 3 (tiga) kelompok, yaitu:
10
1) Presentasi pada forum ilmiah. Dalam hal ini guru bertindak sebagai pemrasaran dan/atau nara sumber
pada seminar, lokakarya, koloqium, dan/atau diskusi ilmiah, baik yang diselenggarakan pada tingkat
sekolah, KKG/MGMP/MGBK, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional.
2) Publikasi ilmiah berupa hasil penelitian atau gagasan ilmu bidang pendidikan formal. Publikasi dapat
berupa karya tulis hasil penelitian, makalah tinjauan ilmiah di bidang pendidikan formal dan
pembelajaran, tulisan ilmiah populer, dan artikel ilmiah dalam bidang pendidikan. Karya ilmiah ini telah
diterbitkan dalam jurnal ilmiah tertentu atau minimal telah diterbitkan dan diseminarkan di sekolah
masingmasing. Dokumen karya ilmiah disahkan oleh kepala sekolah dan disimpan di perpustakaan
sekolah.
Catatan: Bagi guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah, karya ilmiahnya harus
disahkan oleh kepala dinas pendidikan setempat.
3) Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan/atau pedoman guru. Buku yang dimaksud dapat
berupa buku pelajaran, baik sebagai buku utama maupun buku pelengkap, modul/diktat
pembelajaran per semester, buku dalam bidang pendidikan, karya terjemahan, dan buku pedoman
guru. Buku termaksud harus tersedia di perpustakaan sekolah tempat guru bertugas. Keaslian
buku harus ditunjukkan dengan pernyataan keaslian dari kepala sekolah atau dinas pendidikan
setempat bagi guru yang mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah.
11
c. Karya inovatif
Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai
bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan
dunia pendidikan, sains/teknologi, dan seni. Karya inovatif ini dapat berupa penemuan teknologi
tepat guna, penemuan/peciptaan atau pengembangan karya seni, pembuatan/modifikasi alat
pelajaran/peraga/praktikum, atau penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya pada tingkat
nasional maupun provinsi.
Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang mencakup ketiga unsur tersebut harus
dilaksanakan secara berkelanjutan, agar guru dapat selalu menjaga dan meningkatkan
profesionalismenya, tidak sekedar untuk pemenuhan angka kredit. Oleh sebab itu, meskipun angka
kredit seorang guru diasumsikan telah memenuhi persyaratan untuk kenaikan pangkat dan jabatan
fungsional tertentu, guru tetap wajib melakukan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan .
Dalam sistem Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru, sebagai langkah awal pelaksanaan
pembinaan dan pengembangan profesionalisme guru, akan dilakukan pemetaan profil kinerja guru dengan
menggunakan instrumen evaluasi diri. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada setiap awal semester
periode penilaian kinerja guru yang hasilnya akan digunakan sebagai acuan dalam
merencanakan program pengembangan keprofesian berkelanjutan.. Pelaksanaan Pengembangan keprofesian
berkelanjutan dilaksanakan selama kurun waktu 2 semester bagi guru yang telah maupun belum mencapai
standar yang ditetapkan. Pada setiap akhir semester ke 2
12
dilakukan penilaian kinerja guru, dimana hasilnya merupakan gambaran peningkatan kompetensi
yang diperoleh guru setelah melaksanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan pada tahun berjalan
dan sekaligus digunakan sebagai dasar penetapan angka kredit unsur utama dari sub-unsur
pembelajaran/bimbingan pada tahun tersebut. Hasil penilaian kinerja guru tahun sebelumnya dan
dilengkapi hasil evaluasi diri tahun berjalan, selanjutnya digunakan sebagai acuan perencanaan
pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk tahun berikutnya.
Penilaian Kinerja Guru dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Keterkaitan antara pengembangan keprofesian
berkelanjutan, penilaian kinerja guru, dan pengembangan karir guru ditunjukkan melalui alur pembinaan dan
pengembangan profesi guru berikut.
13
Pelaksanaan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang didasarkan pada evaluasi diri dan
hasil penilaian kinerja guru dengan urutan prioritas kegiatan yang harus dipenuhi sebagai berikut:
a. Pencapaian kompetensi yang diidentifikasikan melalui hasil pemantauan atas pelaksanaan tugas
utama guru dalam pembelajaran berdasarkan hasil penilaian kinerja guru.
c. Kompetensi yang diperlukan oleh guru untuk melaksanakan tugas-tugas tambahan misalnya sebagai
kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala perpustakaan, wakil kepala sekolah, kepala sekolah,
dsb.
d. Peningkatan kompetensi yang diminati oleh guru untuk menunjang pelaksanaan tugas dan
pengembangan karirnya.
Pencapaian dan peningkatan kompetensi tersebut pada akhirnya bukan hanya bertujuan untuk
peningkatan keprofesian guru dalam menunjang layanan pendidikan yang bermutu, tetapi juga
berimplikasi peningkatan kemampuan melaksanakan tugas utamanya dalam
pembelajaran/pembimbingan serta perolehan angka kredit untuk pengembangan karir guru.
14
a. Pengembangan keprofesian berkelanjutan harus menjadi bagian integral dari tugas guru sehari-hari yang
berorientasi kepada keberhasilan peserta didik. Cakupan materi untuk kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan harus kaya dengan materi akademik, metode pembelajaran, penelitian
pendidikan terkini, teknologi dan/atau seni, serta berbasis pada data dan hasil pekerjaan peserta didik
sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Setiap guru berhak mendapat kesempatan dan wajib mengembangkan diri secara teratur,
sistematis, dan
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan pengembangan profesinya.
c. Sekolah wajib menyediakan kesempatan kepada setiap guru untuk mengikuti program
pengembangan keprofesian
berkelanjutan dengan minimal jumlah jam per tahun sesuai dengan yang ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan/atau sekolah berhak menambah alokasi waktu
jika dirasakan perlu. Untuk menghindari kemungkinan pengalokasian kesempatan pengembangan
yang tidak merata, maka proses perencanaan program pengembangan keprofesian berkelanjutan
harus dimulai dari sekolah.
d. Guru yang tidak memperlihatkan peningkatan kompetensi setelah diberi kesempatan untuk
mengikuti program pengembangan keprofesian berkelanjutan sesuai dengan kebutuhannya,
maka dimungkinkan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sanksi tersebut tidak
berlaku bagi guru, jika sekolah tidak dapat memenuhi kebutuhan guru
f. Pengembangan keprofesian berkelanjutan harus berkontribusi dalam mewujudkan visi, misi, dan
nilai-nilai yang berlaku di sekolah dan/atau kabupaten/kota. Oleh karena itu, kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan harus menjadi bagian terintegrasi dari rencana
pengembangan sekolah dan/atau kabupaten/kota dalam melaksanakan peningkatan mutu
pendidikan.
15
3. Lingkup Pelaksanaan Kegiatan
a. Dilakukan oleh guru secara mandiri, dengan program kegiatan antara lain sebagai berikut:
16
1) mengembangkan kurikulum yang mencakup topik-topik aktual/terkini yang berkaitan dengan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan peserta didik;
3) mengevaluasi, menilai dan menganalis hasil belajar peserta didik yang dapat menggambarkan
kemampuan peserta didik secara nyata;
4) menganalisis dan mengembangkan model pembelajaran berdasarkan umpan balik yang
diperoleh dari peserta didik;
5) melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehari-hari sebagai bahan
untuk pengembangan pembelajaran;
6) mengkaji artikel dan/atau buku yang berkaitan dengan bidang dan profesi untuk membantu
pengembangan pembelajaran;
7) melakukan penelitian mandiri (misalnya Penelitian Tindakan Kelas) dan menuliskan menjadi bahan
publikasi ilmiah;
b. Dilakukan oleh guru bekerja sama dengan guru lain dalam satu
sekolah dengan program kegiatan antara lain sebagai berikut:
1) mengobservasi kegiatan pembelajaran sesama guru dan memberikan saran untuk perbaikan
pembelajaran;
1) kegiatan KKG/MGMP/MGBK;
2) pelatihan/seminar/lokakarya;
17
4) mengundang narasumber dari sekolah lain, komite sekolah, dinas pendidikan, pengawas, asosiasi
profesi, atau dari instansi/institusi yang relevan.
Untuk menetapkan pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan di sekolah, melalui
jaringan sekolah, atau kepakaran lain, kepala sekolah perlu memperhatikan beberapa hal antara lain:
18
BAB III PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU (PKB-
GURU)
Dalam sistem penilaian kinerja guru, terdapat beberapa pola pendidikan dan latihan
(diklat) fungsional yang dapat
diklasifikasikan sebagai bagian dari pengembangan keprofesian berkelanjutan guru (PKB Guru). Diklat
tersebut bertujuan antara lain untuk memperbaiki kompetensi dan/atau kinerja guru di bawah
standar, memelihara/meningkatkan dan mengembangkan
kompetensi dan/atau kinerja guru standar/di atas standar, serta sebagai bentuk aktifitas untuk
memenuhi angka kredit kenaikan pangkat/jabatan fungsional dan pengembangan karir guru.
Untuk memperoleh gambaran utuh tentang hubungan implementasi penilaian kinerja guru,
pengembangan keprofesisn bekelanjutan guru (PKB Guru) terlihat pada gambar di bawah ini:
19
DESAIN PENILAIAN KINERJA GURU DAN PKB GURU
Dari gambar di atas tampak jelas bahwa pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) akan diawali
dengan Uji Kompetensi yang harus diikuti oleh seluruh guru yang akan dinilai kinerjanya. Uji
kompetensi tersebut bertujuan untuk memperoleh data awal kompetensi guru sebelum mengikuti
penilaian kinerja guru. Data awal tersebut akan diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kategori nilai, yaitu
nilai di bawah standar minimum (N < SM) dan nilai standar atau di atas standar minimum (N ≥ SM). Uji
kompetensi dan Kriteria penetapan standar minimum akan dilaksanakan dan ditetapkan oleh Badan
PSDMPK dan PMP.
Bagi guru yang memperoleh nilai uji kompetensi di bawah standar
minimum (N < SM) wajib mengikuti diklat dasar (stage 1) . Diklat
20
Dasar mempunyai tujuan utama untuk memperbaiki kompetensi dasar tentang penguasaan materi, struktur,
konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu (kompetensi
profesional) serta pengetahuan tentang model-model pembelajaran (kompetensi pedagogik) bagi guru
kelas/mata pelajaran. Adapun diklat dasar bagi guru bimbingan konseling (BK)/Konselor untuk
memperbaiki kompetensi profesional dan pedagogik. Oleh karena itu, bagi guru yang memperoleh nilai uji
kompetensi di bawah standar (N < SM) belum dapat dinilai kinerjanya sampai dengan memperoleh nilai
standar atau di atas standar minimum (N < SM) yang dipersyaratkan. Sedangkan bagi guru yang telah
memperoleh nilai kompetensi standar atau di atas standar minimum (N ≥ SM) dapat langsung mengikuti
penilaian kinerja guru tanpa harus mengikuti diklat dasar
.
Pelaksanaan diklat dasar dapat dilakukan secara formal maupun informal didasarkan pada hasil uji
kompetensi, aspek kualitas, kuantitas, waktu, dan biaya. Diklat dasar formal dilaksanakan oleh pemerintah
pada lemaga-lembaga diklat yang ditetapkan (LPMP, PPPPTK, dsb) dan Diklat dasar informal dilaksanakan
antara lain melalui media teknologi informatika (sistem online), offline, modul dan sebagainya.
Guru peserta diklat formal yang memperoleh nilai kompetensi standar atau di atas standar
(berdasarkan ujian diklat) dapat langsung mengikuti Penilaian Kinerja Guru. Sedangkan, bagi guru yang
mengikuti diklat dasar informal (sistem on-line, offline, atau belajar mandiri melalui modul, dll)
diwajibkan mengikuti uji kompetensi lagi. Jika hasil ujian yang bersangkutan telah mencapai nilai standar
atau di atas standar (N ≥ SM) maka dia dapat langsung mengikuti pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru.
Bagi guru yang telah mengikuti Penilaian Kinerja Guru dengan nilai
kinerja di bawah standar yang dipersyaratkan diwajibkan mengikuti
21
diklat lanjutan. Adapun guru yang memperoleh nilai kinerja standar atau di atas standar wajib mengikuti diklat
pengembangan. Diklatdiklat tersebut merupakan bagian dari Pengembanagan Keprofesian Berkelanjutan. (stage
2)
1. Diklat Lanjutan bertujuan untuk memperbaiki kinerja
pembelajaran dan pembimbingan agar guru mampu menerapkanpenguasaan materi, struktur, konsep, pola
pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu dan penerapan model-model pembelajaran
dalam pembelajaran dan bagi guru
BK/Konselor bertujuan agar mampu menerapkan teori dan konsep dan praksis asesmen untuk
memahami kondisi, kebutuhan dan masalah konseli. Oleh karena itu diklat ini diperuntukkan bagi
guru yang telah mengikuti Penilaian Kinerja Guru dengan perolehan nilai penilaian kinerja (NPK) di bawah
standar (NPK< SM ) atau nilai kinerja dengan klasifikasi SEDANG/KURANG.
22
pembelajaran dan bahan ajar berbasis IT/ICT atau media pembelajaran., pengembangan sekolah
untuk melaksanakan tugas tambahan yang relevan serta pengembangan profesi lainnya misalnya
melakukan penelitian untuk menghasilkan publikasi ilmiah dan karya inovatif. Selain materi-materi
tersebut, diklat pengembangan juga akan memberikan penguatan implementasi kompetensi
kepribadian dan sosial. Sehingga guru yang telah mengikuti diklat pengembangan diharapkan memiliki
tingkat kemampuan profesionalisme guru yang tinggi dan dapat menjadi teladan (model guru profesional)
bagi guru lainnya.
B. Mekanisme
Berdasarkan analisis kebutuhan peningkatan kompetensi guru dan ketentuan yang berlaku pada praktik-
praktik pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang ada, maka dikembangkan
mekanisme pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan guru untuk meningkatkan profesionalismenya
sebagai berikut:
Tahap 1: Setiap awal tahun semua guru wajib melakukan evaluasi
diri untuk merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan
pada tahun ajaran sebelumnya. Evaluasi diri dan refleksi
merupakan dasar bagi seorang guru untuk menyusun
rencana kegiatan pengembangan keprofesian yang akan
23
dilakukan pada tahun tersebut. Bagi guru yang mengajar pada lebih dari satu sekolah, maka
kegiatan evaluasi diri dilakukan di sekolah induknya. Evaluasi diri dilakukan dengan mengisi
Format-1 (terlampir), yang memuat antara lain:
Deskripsi evaluasi diri terhadap butir-butir dimensi tugas utama/indikator kinerja guru,
kompetensi untuk menghasilkan publikasi ilmiah dan karya inovatif, kompetensi lain
yang dimiliki untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas (misalnya TIK,
bahasa Asing, dsb), dan kompetensi lain yang dimiliki untuk melaksanakan tugas tambahan
(misalnya Kepala Sekolah, Kepala Perpustakaan, Kepala Bengkel, dsb).
Deskripsi usaha-usaha yang telah saya lakukan untuk mempememenuhi dan mengembangkan
berbagai kompetensi tersebut.
Deskripsi kendala yang saya hadapi dalam memenuhi dan mengembangkan berbagai kompetensi
yang terkait dengan pelaksanaan tugas utama/indikator kinerja guru dan/atau kinerja guru dengan
tugas tambahan.
Tahap 2: Hasil evaluasi diri guru yang dilengkapi dengan dokumen pendukung antara lain perangkat
pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru yang bersangkutan selanjutnya akan digunakan untuk
menentukan profil kinerja guru dalam menetapkan apakah guru akan mengikuti program
24
peningkatan kinerja untuk mencapai standar kompetensi profesi atau kegiatan pengembangan
kompetensi lebih lanjut.
Tahap 3: Melalui konsultasi dengan Kepala Sekolah, Guru dan Koordinator Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan membuat perencanaan kegiatan pe ngembangan keprofesian
berkelanjutan (menggunakan Format-2). Konsultasi ini diperlukan untuk menentukan
apakah kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilaksanakan di sekolah, di
KKG/MGMP/MGBK, dan/atau di LPMP/PPPPTK. Apabila kegiatan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan dilaksanakan di luar sekolah, perlu dikoordinasikan dengan
KKG/MGMP/MGBK dan koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan di tingkat
kabupaten/kota.
a. Bagi guru yang telah memiliki kompetensi sesuai standar atau di atas standar
25
Dengan demikian guru akan memiliki ilmu pengetahuan yang kuat, tuntas dan tidak setengah-tengah
serta memiliki kepribadian yang matang dan seimbang agar mampu memberikan layanan pendidikan
sesuai dengan perkembangan masa kini.
b. Bagi guru yang belum mencapai standar kompetensi yang dipersyaratkan
26
lebih lanjut kompetensi yang nilainya masih di bawah standar. Apakah nilai yang belum memenuhi standar
dimaksud berasal dari isu terkait dengan ilmu pengetahuan (yang tidak cukup atau yang keliru)?
Ataukah masalah ini merupakan refleksi dari masalah pedagogik? Ataukah masaIah kepribadian?
Pada tahap ini guru diberi waktu antara 6 - 8 minggu untuk melaksanakan pengembangan keprofesian
berkelanjutan secara mandiri. Di akhir pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan secara
mandiri akan dilakukan observasi ulang oleh penilai. Semua kegiatan guru selama tahap ini termasuk hasil
diskusi pada pelaksanaan observasi ulang dicatat secara tertulis dalam buku/folder khusus. Buku/folder
khusus ini digunakan sebagai sumber penyusunan laporan pelaksanaan pengembangan keprofesian
secara mandiri yang disyahkan oleh kepala sekolah. Laporan ini selanjutnya dapat digunakan sebagai bukti
pelaksanaan pengembangan diri yang dimungkinkan dapat diberikan angka kredit. Apabila hasil
observasi ulang belum menunjukan peningkatan maka guru masuk dalam tahap semi formal. Akan
tetapi apabila dalam tahap ini sudah menunjukkan hasil observasi ulang yang signifikan maka guru
langsung mengikuti kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk pengembangan
selanjutnya.
2) Semi-formal; Jika hasil observasi pada tahap informal menunjukkan belum ada peningkatan kompetensi
yang ingin dicapai, maka penilai dapat mengusulkan kepada koordinator pengembangan keprofesian
berkelanjutan agar guru diberikan kesempatan untuk mengikuti tahap semi formal. Pada tahap ini, program
pembinaan lebih terstruktur dan guru harus bekerja sama dengan seorang guru pendamping.
Dengan
dukungan guru pendamping, guru melakukan kegiatan peningkatan kompetensi yang diperlukan
selama 6 - 8 minggu melalui kegiatan kolektif guru di KKG/MGMP. Di akhir pelaksanaan pengembangan
keprofesian berkelanjutan tahap semi-formal akan dilakukan observasi ulang oleh penilai. Semua
kegiatan guru selama tahap ini termasuk hasil diskusi pada pelaksanaan observasi ulang dicatat secara
tertulis dalam buku/folder khusus. Buku/folder khusus ini digunakan sebagai sumber penyusunan
laporan pelaksanaan pengembangan keprofesian tahap semi-formal yang disyahkan oleh kepala
sekolah. Laporan tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai bukti pelaksanaan
pengembangan diri yang dimungkinkan dapat diberikan angka kredit.
Apabila hasil observasi ulang belum menunjukan peningkatan, maka guru harus mengikuti tahap
formal. Akan tetapi apabila dalam observasi ulang tahap semi-formal guru telah menunjukkan
peningkatan kompetensi secara signifikan maka guru langsung mengikuti kegiatan pengembangan lebih
lanjut.
3) Formal; Jika hasil observasi ulang pada tahap informal dan semi-formal belum menunjukkan
peningkatan kompetensi standar, maka pembinaan guru dilakukan melalui tahapan formal. Pada tahap
formal ini, guru d i k i r i m k a n o l e h s e k o l a h u n t u k m e n g i k u t i
pengembangan keprofe sian berkelanjutan di lembaga pelatihan (misalnya P4TK, PT/LPTK,
dan service provider lainnya) melalui proses pengawasan oleh kepala sekolah. Kegaitan observasi ulang
akan dilakukan setelah pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan tahap formal
selama 6-8 minggu sesuai kesepakatan bersama. Semua kegiatan
27
guru selama tahap ini termasuk hasil diskusi pada pelaksanaan observasi ulang dicatat secara
tertulis dalam buku/folder khusus. Buku/folder khusus ini digunakan sebagai sumber
penyusunan laporan pelaksanaan pengembangan keprofesian tahap formal yang disyahkan
oleh kepala sekolah. Laporan tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai bukti pelaksanaan
pengembangan diri yang dimungkinkan dapat diberikan angka kredit.
Apabila hasil observasi ulang belum menunjukan peningkatan, maka guru yang bersangkutan
ikut kembali dalam siklus penanganan kinerja guru yang belum memenuhi standar sebagai
mana diuraikan dalam mekanisme di atas. Akan tetapi apabila dalam tahap ini sudah
menunjukkan tahap yang signifikan terkait dengan peningkatan kompetensinya maka g u r u
d a p a t l a n g s u n g m e n g i k u t i k e g i a t a n pengembangan lebih lanjut.
J i k a p e n g u l a n g a n d u a s i k l u s d i a ta s s u d ah dilaksanakan akan tetapi belum
mem enuhi kompetensi standar yang ditetapkan, maka kepada guru dimaksud akan diberikan
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tahap 7: Setelah mengikuti program pengembangan keprofesian berkelanjutan, guru wajib mengikuti
penilaian kinerja guru di akhir semester. Penilaian kinerja guru di akhir semester
tersebut dimaksudkan untuk melihat peningkatan
kompetensi yang telah dicapai o leh guru setelah
melaksanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Selain itu, hasil penilaian kinerja yang diperoleh akan
dikonversi ke perolehan angka kredit. Gabungan angka
kredit pero lehan dari penilaian kinerja guru dan
28
pengembangan keprofesian berkelanjutan yang telah
diikuti guru akan diperhitungkan untuk kenaikan pangkat
dan jabatan fungsional guru serta merupakan bahan
pertimbangan untuk pemberian tugas tambahan atau
pemberian sanksi bagi guru. Sebagai bukti bahwa guru
telah melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan guru diwajibkan membuat deskripsi diri
terkait dengan kegiatan pegembangan
keprofesianberkelanjutan yang dilaksanakan dan
dilampirkan dalam usulan angka kreditnya.
29
Secara umum, mekanisme pengembangan keprofesian berkelanjutan tersebut dapat digambarkan dalam
siklus berikut:
a. Persyaratan
Koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan tingkat sekolah adalah guru yang
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
30
3) memiliki kinerja baik berdasarkan hasil Penilaian Kinerja Guru;
4) memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian kinerja guru dan pengembangan keprofesian
berkelanjutan, diutamakan yang pernah mengikuti kegiatan pelatihan penilaian kinerja guru
dan pengembangan keprofesian berkelanjutan;
5) sabar, bijak, banyak mendengar, tidak menggurui, dan dapat mengajak guru lain untuk berbuka hati;
6) luwes dan dapat bekerja sama dengan berbagai pihak, baik di dalam/luar sekolah; dan
7) mampu mengelola waktu untuk melakukan penilaian kinerja guru dan pengembangan keprofesian
berkelanjutan disamping tugas utamanya.
Sekolah yang mempunyai banyak guru (lebih dari 12 rombongan belajar) boleh
membentuk sebuah tim pengembangan keprofesian berkelanjutan, yang terdiri dari perwakilan
guru bidang studi atau rumpun mata pelajaran untuk membantu Koordinator pengembangan
keprofesian berkelanjutan. Bagi sekolah kecil (kurang dari 12 rombongan belajar), dapat ditunjuk
seorang koordinator yang bertanggungjawab atas kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan Koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan dapat dijabat oleh Wakil
Kepala Sekolah atau seorang guru yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Kepala Sekolah untuk
melaksanakan tugas tersebut. Kepala Sekolah dimungkinkan menjadi koordinator
pengembangan keprofesian
31
berkelanjutan apabila memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebagaimana dijelaskan diatas.
c. Peran Koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan di tingkat sekolah
32
Tahap 5: Koordinator pengembangan keprofesian
berkelanjutan di sekolah memetakan kebutuhan pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang diperlukan oleh semua guru di masa mendatang berdasarkan hasil
pelaksanaan dan refleksi kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan
sebelumnya.
Tahap 6: Koordinator pengembangan keprofesian
berkelanjutan sekolah bersama-sama dengan
Koordinator pengembangan keprofesian
berkelanjutan Kabupaten/Kota melakukan evaluasi
tahunan terhadap program pengembangan
keprofesian berkelanjutan di sekolahnya. Tujuan utama evaluasi tersebut adalah untuk
menilai apakah program pengembangan keprofesian berkelanjutan diterapkan dalam
pelaksanaan tugas pokok guru dan dampaknya pada peningkatan antara lain: (1) kinerja guru;
(2) motivasi guru; dan (3) pelayanan sekolah terhadap kebutuhan peserta didiknya.
33
Koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan
Kabupaten/Kota adalah pejabat struktural yang bertugas melakukan pembinaan terhadap
pendidik dan tenaga kependidikan atau petugas yang diberi kewenangan oleh Kepala Dinas
Pendidikan untuk: (i) mencari data tentang kebutuhan yang dialami oleh sekolah dan guru sendiri
untuk kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan di daerahnya; (ii) memetakan dan
memprioritaskan kebutuhan tersebut; (iii) mencari peluang untuk pemenuhan kebutuhan tersebut;
(iv) mengevaluasi keberhasilan program kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan; dan (v)
berkomunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
34
Tahap 3: Berdasarkan data tentang kebutuhan guru yang diperoleh dari sekolah dan
KKG/MGMP/MGBK, Koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan tingkat
kabupaten/kota menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan tingkat Kabupaten/Kota. Rencana tersebut disampaikan kepada
setiap sekolah untuk diperhatikan dan ditindaklanjuti oleh Koordinator pengembangan
keprofesian berkelanjutan Sekolah. Kebutuhan yang belum dapat dipenuhi, baik pada
tingkat sekolah dan K K G / M G M P / M G B K m a u p u n p a d a t i n g k a t kabupaten/kota
perlu juga dicantumkan pada rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan sekolah. Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota diberi waktu dua tahun untuk memenuhi kebutuhan guru yang
tidak terpenuhi dan akan berdampak negatif pada peserta didik dan sekolah secara umum.
Guru tidak dapat disalahkan apabila suatu kebutuhan telah diidentifikasikan tetapi sekolah
dan Dinas Pendidikan tidak berhasil mencarikan peluang untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.
35
dan nasional) untuk menyusun dan melaksanakan program yang dapat memenuhi
kebutuhan guru melalui kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang akan
dikoordinasikan khusus oleh Dinas Pendidikan kabupaten/Kota.
3. KKG/MGMP/MGBK
36
kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan di
KKG/MGMP/MGBK sesuai dengan kebutuhan
peningkatan kompetensi dari anggota
kelompok/musyawarahnya.
Tahap 3: Melakukan koordinasi dengan kordinator pengembangan k e pro f e s ian be rke lanjutan
Dinas Pe ndidik an Kabupaten/Kota untuk mengusulkan rencana dan pembiayaan kegiatan
KKG/MGMP/MGBK kepada Kepala Dinas.
Tahap 5: Melakukan koordinasi dengan kordinator pengembangan k e pro f e s ian be rke lanjutan
Dinas Pe ndidik an Kabupaten/Kota untuk mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan
kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan di KKG/MGMP/MGBK.
4. Guru Pendamping
Guru pendamping adalah guru senior yang kompeten. a. Persyaratan Guru Pendamping
1) memiliki kualifikasi akademik minimal S-1/ D-IV dan diutamakan memiliki bidang studi yang
sesuai dengan guru yang didampingi;
37
2) memiliki sertifikat pendidik;
3) memiliki pangkat/jabatan minimal sama dengan guru yang didampingi;
4) memiliki kinerja minimal ‘baik’ berdasarkan hasil Penilaian Kinerja Guru;
5) sabar, bijak, banyak mendengar, tidak menggurui, dapat mengajak guru untuk berbuka hati, dan dapat
bekerja sama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar sekolah;
6) mampu mengelola waktu untuk melakukan pembimbingan disamping melaksanakan tugas utamanya
sebagai guru.
1) Melakukan monitoring terhadap kegiatan yang dilakukan oleh guru yang dibimbingnya selama
guru tersebut mengikuti pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk pencapaian standar
kompetensi dan pengembangannya.
2) Memberikan bimbingan kepada guru dalam melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang disusun berdasarkan hasil evaluasi diri guru, refleksi diri, portofolio, dan
catatan/laporan hasil Penilaian Kinerja Guru.
3) Memberikan bimbingan didalam penyusunan/pembuatan deskriksi diri guru sebagai bukti bahwa
guru telah melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan.
4) Memberikan masukan dan turut mencarikan solusi jika guru yang didampingi mempunyai masalah
terkait dengan pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan
38
untuk mencapai standar kompetensi dan
pengembangannya.
5) Membuat catatan dan laporan hasil monitoring pelaksanaan pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang dilakukan oleh guru yang didampinginya dan (bila diperlukan) menetapkan
tindak lanjut yang harus dilakukan.
Catatan: Guru pendamping dapat berasal dari sekolah tempat guru yang didampinginya. Jika sekolah
merasa belum memiliki guru yang memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka guru pendamping
dapat berasal dari sekolah lain.
Masa kerja Koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan dan guru pendamping adalah 3
(tiga) tahun. Penunjukan Koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan dan guru
pendamping dilakukan oleh kepala sekolah dengan persetujuan pengawas dan/atau atas usulan
kelompok kerja guru di sekolah. Penetapan dan pengangkatan koordinator pengembangan
keprofesian berkelanjutan dan guru pendamping di sekolah dilakukan oleh kepala sekolah
dengan diketahui oleh dinas pendidikan setempat.
39
pendidikan setempat. Sekolah dan dinas pendidikan setempat harus menjamin keterlaksanaan
tugas Guru Pendamping atau sebagai Koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan agar
pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip-
prinsip pengembangan keprofesian berkelanjutan yang telah ditetapkan. Hal ini untuk menjamin
pencapaian tujuan pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan dalam rangka
peningkatan kualitas layanan pendidikan bagi peserta didik.
C . P e r a n I n s t i t u s i D a n I n d i v i d u Y a n g T e r k a i t D a l a m Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
Sesuai dengan semangat otonomi pendidikan dan akuntabilitas publik, maka perlu ditetapkan tugas
dan tanggung jawab setiap institusi yang terkait, hal ini untuk menjamin kualitas pelaksanaan kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan. Peran, tugas dan tanggung jawab tersebut tergambar dalam
diagram berikut ini:
40
litas
a t p us a t mel a k
•
Konsekuensi dari adanya keterkaitan tersebut,
menuntut
Sekolah atau
agar pihak- kn kk d l lk
41
Tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
42
2. Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP
Dinas Pendidikan Provinsi sebagai institusi tingkat provinsi dan LPMP sebagai perwakilan institusi pusat
di provinsi memiliki tugas dan tanggung-jawab dalam pelaksanaan pengembangan keprofesian
berkelanjutan antara lain sebagai berikut:
a. Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP menghimpun data profil kinerja guru dan sekolah yang ada di
daerahnya.
b. Mensosialisasikan, menyeleksi, dan melaksanakan TOT untuk melatih tim pelaksana
pengembangan keprofesian
berkelanjutan tingkat Kabupaten/Kota.
c. Melaksanakan pendampingan dan konsultasi serta
memfasilitasi kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang ada di bawah kewenangannya.
d. Menjamin bahwa kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
sekolah.
e. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan di bawah
kewenangannya.
f. Dinas Pendidikan Provinsi bersama-sama dengan LPMP membuat laporan hasil monitoring dan
evaluasi pengelolaan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Hasil monitoring dan
evaluasi tersebut selanjutnya dikirimkan kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota, dan sekolah untuk umpan balik.
43
pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan antara lain sebagai berikut.
a. Mensosialisasikan dan melalui koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP
melatihpelaksana
pengembangan keprofesian berkelanjutan tingkat
Kabupaten/Kota.
b. Menghimpun dan menyediakan data profil kinerja guru dan rencana pengembangan keprofesian
berkelanjutan sekolah dan KKG/MGMP/MGBK yang ada di wilayahnya.
c. Mengetahui dan menyetujui program kerja pelaksanaan pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang diajukan sekolah dan KKG/MGMP/MGBK.
d. Menyediakan pendanaan, layanan konsultasi, dan
pendampingan serta mengkoordinasikan pelaksanaan pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang ada di daerahnya (sekolah maupun KKG/MGMP/MGBK). Jika diperlukan
menyusun rencana dan pembiayaan serta melaksanakan kegiatan pengembangan
keprofesian
berkelanjutan di tingkat kabupaten/kota (kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang dikelola oleh Dinas Pendidikan kabupaten/kota).
e. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk mengetahui ketercapaian maupun kekuatan dan
kelemahan pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan di sekolah dan/ atau
KKG/MGMP/MGBK maupun yang dikelola oleh Dinas Pendidikan kabupaten/kota yang
bersangkutan, serta tindak lanjut perbaikan ke depan.
f. Membuat laporan hasil monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan
dan mengirimkannya
44
kepada sekolah, dan/atau LPMP dengan tembusan ke Dinas Pendidikan Provinsi masing-masing
sebagai masukan untuk perbaikan pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan di
masa mendatang.
g. Mengembangkan dan melaksanakan sistem informasi kegiatan penilaian kinerja guru dan
pengembangan keprofesian berkelanjutan termasuk penyempurnaan dan pembaharuan data secara
berkala di tingkat kabupaten/kota.
4. Tugas KKG/MGMP/MGBK
45
5. Tugas dan Tanggung Jawab Sekolah
Sekolah di bawah kepemimpinan kepala sekolah bertanggungjawab langsung dalam pengelolaan guru
untuk melaksanakan tugas dan fungsi serta pengembangan profesi memiliki tugas dan tanggung-jawab
dalam pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan antara lain sebagai berikut:
46
f. Menjamin ketercapaian pelaksanaan pengembangan
keprofesian berkelanjutan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan (lihat format kendali kinerja
guru dalam pedoman penilaian kinerja guru) dan kebutuhan sekolah.
g. Mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan sekolah kepada
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan/atau ke gugus untuk selanjutnya diteruskan kepada Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota.
h. Membantu pelaksana monitoring dan evaluasi dari tingkat pusat, LPMP, Dinas Pendidikan Provinsi,
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan UPTD Kecamatan.
47
BAB IV MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN
PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN
48
4. Apa dan bagaimana dampak positif kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan terhadap
peningkatan kompetensi guru dan sekolah (data dari Guru)?
Ketika melakukan analisis data petugas monev harus menyimpulkan hasil pelaksanaan
pengembangan keprofesian berkelanjutan di sekolah secara jujur dan sesuai dengan kondisi nyata di
sekolah yang dinilai.
B. Mekanisme Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
a. Tim Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi, LPMP, dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
49
memantau kegiatan operasional pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan di
sekolah, KKG/MGMP/MGBK dan Lembaga Penyelenggara Pelatihan. Setiap tim membuat laporan hasil
monitoring yang telah dilaksanakan.
b. Tim Inti Kabupaten/Kota, Provinsi dan LPMP, dan P4TK memantau pelaksanaan kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru. Setiap tim inti membuat laporan hasil monitoring
dan mendiseminasikannya kepada pihak terkait
c. Tim monitoring dan evaluasi independen, jika dimungkinkan. Kegiatan monitoring dan evaluasi tim
independen ini mencakup kegiatan operasional maupun kegiatan teknis akademis.
Responden yang akan menjadi subyek monitoring adalah Kepala Sekolah, Koordinator
pengembangan keprofesian berkelanjutan, Guru Pendamping dan pihak lain yang terkait. Sedangkan
metode monitoring dan evaluasi untuk pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket,
wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.
2. Evaluasi Mandiri
Sekolah melakukan evaluasi mandiri sekali di akhir tahun pembelajaran terhadap pelaksanaan
pengembangan keprofesian berkelanjutan yang telah dilaksanakan oleh sekolah. Hasil evaluasi mandiri ini
merupakan bahan dan lampiran laporan sekolah terkait dengan pelaksanaan kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan yang dijalankan dalam setiap tahunnya. Hasil evaluasi mandiri dapat
dijadikan acuan untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan
untuk tahun berikutnya.
50
C. Pelaporan Monitoring dan Evaluasi Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Setelah melakukan monev ke sekolah, Tim/petugas menyusun laporan monev. Sistematika laporan
hasil monev mencakup hal-hal berikut:
1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan meliputi satu rangkaian cara berpikir yang mendasari kegiatan monitoring
program pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi:
a. Latar Belakang, berisi latar belakang suatu perencanaan kegiatan dilakukan oleh sebuah tim
kerja. Apa yang mendasari kegiatan monitoring. Apa yang menjadi rujukan kegiatan monitoring
program pengembangan keprofesian berkelanjutan dalam skala nasional.
b. Masalah, berisi sejumlah masalah penting yang berhubungan dengan pelaksanaan, masalah
pengorganisasian pelaksanaan program, mekanisme, dan pembiayaan pengembangan
keprofesian berkelanjutan.
Manfaat, mencakup sejumlah harapan dalam tindak lanjut penerapan temuan hasil monitoring
pelaksanaan program pengembangan keprofesian berkelanjutan.
51
2. Strategi MONEV
Menginformasikan strategi monev yang dilaksanakan terkait dengan:
a. Meto do lo gi
b. Waktu Pelaksanaan
c. Petugas MONEV
d. Populasi dan sampel
e. Cara pengumpulan data
f. Instrumen yang digunakan
3. Hasil Money
Hasil monev adalah sebuah laporan yang berisikan hasil analisis data kuantitatif maupun kualitatif
yang didapat dari lapangan.
52
BAB V PENUTUP
Buku I berjudul Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini, merupakan
penjelasan umum tentang apa dan bagaimana mengelola pengembangan keprofesian berkelanjutan di
sekolah, sehingga diharapkan dapat memudahkan pemahaman tentang pelaksanaan pengembangan
keprofesian berkelanjutan di sekolah serta menjadi acuan bagi semua pemangku kepentingan pendidikan
yang terkait dengan kebijakan tersebut.
Buku ini juga merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari bukubuku Pembinaan dan Pengembangan
Profesi Guru yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan.
53
LAMPIRAN UNTUK GURU KELAS/MAPEL
Kegiatan Inti
2. Kemampuan menerapkan
pendekatan/strategi pembelajaran yang
efektif
3. Pemanfaatan sumber belajar/media
dalam pembelajaran
54
4. Kemmpuan memicu dan/atau
memelihara keterlibatan siswa dalam
pembelajaran
5. Kemampuan bahasa yang benar dan
tepat dalam pembelajaran
Kegiatan Penutup
1. Ketrampilan mengakhiri pembelajaran
dengan efektif
4. Pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang masih saya butuhkan
dalam memenuhi dan mengembangkan
kompetensi (tugas utama guru) tersebut.
C. Kompetensi menghasilkan Publikasi
Ilmiah
55
4. Usaha-usaha yang telah saya lakukan
untuk memenuhi dan mengembangkan
kompetensi untuk menghasilkan
publikasi ilmiah
D. Kompetensi menghasilkan Karya
Inovatif
56
E. Kompetensi untuk penunjang
pelaksanaan pembelajaran berkualitas
(TIK, Bahasa Asing, dsb)
1. Usaha-usaha yang telah saya lakukan
untuk memenuhi dan mengembangkan
kompetensi penunjang pelaksanaan
pembelajaran yang berkualitas.
2. Kendala yang saya hadapi dalam
memenuhi dan mengembangkan
kompetensi penunjang pelaksanaan
pembelajaran yang berkualitas.
3. Keberhasilan yang saya capai setelah
mengikuti pengembangan keprofesian
berkelanjutan untuk memenuhi dan
mengembangkan kompetensi penunjang
pelaksanaan pembelajaran yang
berkualitas
4. Pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang masih saya butuhkan
dalam memenuhi dan mengembangkan
kompetensi penunjang pelaksanaan
pembelajaran yang berkualitas
F. Kompetensi untuk melaksanakan
tugas tambahan (misalnya Kepala
Sekolah, Kepala Perpustakaan, wali
kelas, pembina ekstrakurikuler, dsb)
1. Usaha-usaha yang telah saya lakukan
untuk memenuhi dan mengembangkan
kompetensi untuk melaksanakan tugas
tambahan tersebut
2. Kendala yang saya hadapi dalam
memenuhi dan mengembangkan
kompetensi untuk melaksanakan tugas
tambahan tersebut
3. Keberhasilan yang saya capai setelah
mengikuti pengembangan keprofesian
berkelanjutan untuk memenuhi dan
mengembangkan kompetensi untuk
melaksanakan tugas tambahan tersebut
4. Pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang masih saya butuhkan
dalam memenuhi dan mengembangkan
57
kompetensi untuk melaksanakan tugas
tambahan tersebut
Tanda tangan Guru: Tanda tangan Kepala Sekolah:
58
Format 2: Re n can a P en g em b an gan K ep ro f e si an Be rk ela n ju tan
Individu Guru (diisi oleh Koordinator Guru)
59
menerapkan
pendekatan/strategi
pembelajaran yang
efektif
3. Pemanfaatan sumber
belajar/media dalam
pembelajaran
4. Kemmpuan memicu
dan/atau memelihara
keterlibatan siswa dalam
pembelajaran
5. Kemampuan bahasa
yang benar dan tepat
dalam pembelajaran
Kegiatan Penutup
1. Ketrampilan mengakhiri
pembelajaran dengan
efektif
2. Komunikasi dengan
sesama guru, tenaga
kependidikan, orang tua,
peserta didik, dan
masyarakat
III. PENILAIAN
PEMBELAJARAN
1. Perancangan alat
evaluasi untuk
mengukur kemajuan
dan keberhasilan belajar
peserta didik
2. Penerapan berbagai
strategi dan metode
penilaian untuk
memantau kemajuan
dan hasil belajar peserta
didik dalam mencapai
kompetensi tertentu
sebagaimana yang
tertulis dalam RPP
3. Pemanfaatan berbagai
hasil penilaian untuk
memberikan umpan
balik bagi peserta didik
60
tentang kemajuan
belajarnya dan bahan
penyusunan rancangan
pembelajaran
selanjutnya
A. Kompetensi
menghasilkan Publikasi
Ilmiah
B. Kompetensi
menghasilkan Karya
Inovatif
C. Kompetensi untuk
penunjang pelaksanaan
pembelajaran
berkualitas (TIK, Bahasa
Asing, dsb)
D. Kompetensi untuk
melaksanakan tugas
tambahan (misalnya
Kepala Sekolah, Kepala
Perpustakaan, dsb)
Tanda tangan Guru: Tanda tangan Kepala Sekolah:
Catatan:
1. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilakukan oleh guru sendiri
2. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilakukan bersama guru lain
3. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan di sekolah
4. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan di KKG/MGMPMGBK
5. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan oleh institusi selain sekolah atau KKG/MGMP/MGBK
6. Kebutuhan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang belum dapat dipenuhi (diajukan/di-koordinasikan oleh Disdik untuk
dipertimbangkan.
61
Format 3 : Rencana Final Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (diisi oleh Koordinator
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan)
62
Format 4 : Format Refleksi Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (diisi oleh bersama-sama antara Guru
dan Koordinator Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan)
63
Tanda tangan Guru: Tanda tangan Koordinator Tanda tangan Kepala Sekolah:
Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan:
64
Format 5 : D e s k ri p si D i ri s e h u b u n g a n d e n g a n Ke gi a t a n P K B
(Pengembangan Diri)
2) Kegiatan ................................................
Lama kegiatan ....................................................................................
Tempat kegiatan ..........................................................................
Tujuan kegiatan ...................................................................................
Strategi pelaksanaannya .....................................................................
Cakupan materi esensial dari kegiatan pengembangan diri tersebut
3) Kegiatan ................................................
Lama kegiatan .....................................................................................
Tempat kegiatan .................................................................................
Tujuan kegiatan ...................................................................................
Strategi pelaksanaannya .....................................................................
Cakupan materi esensial dari kegiatan pengembangan diri tersebut
Sekolah:
65
4. Dampak dari kegiatan Diri guru:
pengembangan diri
tersebut terhadap:
Peserta didik:
Sekolah:
5. Secara umum,
permasalahan yang
dihadapi dalam meng-
implementasikan hasil
berbagai kegiatan
pengembangan diri
tersebut
6. Upaya yang dilakukan
untuk mengatasi
permasalahan tersebut
7. Upaya yang dilakukan
untuk mensosialisasikan/-
mendiseminasikan hasil
berbagai kegiatan
pengembangan diri
kepada teman sejawat di
dalam dan/atau di luar
sekolah
8. Jelaskan kegiatan atau
upaya lain yang tidak
termasuk unsur kegiatan
pengembangan diri tetapi
mendukung peningkatan
kompetensi guru atau
membantu memperlancar
upaya peningkatan
kualitas pembelajaran di
sekolah
Tanda tangan Guru:
Mengetahui, Mengetahui,
Koordinator PKB, Kepala Sekolah,
66
PETUNJUK PENGISIAN FORMAT
1. Isilah semua informasi yang dibutuhkan dengan benar pada format Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan yang tersedia.
Format evaluasi diri diisi guru dengan kekuatan dan kelemahan terhadap penguasaan kompetensi
terkait sebelum melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Jika ada, evaluasi diri
tersebut dapat diperkuat dengan eviden (bukti) yang dapat memperkuat pernyataan kekuatan
dan kelemahan dari kompetensi terkait.
3. Format 2. merupakan instrumen rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang akan dilakukan
guru.
Format ini diisi oleh guru bersama dengan koordinator pengembangan keprofesian
berkelanjutan di sekolah. Kolom Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang akan
dilakukan guru diisi dengan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dibutuhkan
berdasarkan hasil evaluasi diri guru. Misalnya pada format 1 guru menuliskan evaluasi diri pada
kompetensi pedagogic no 2 “ belum dapat membedakan model, strategi, pendekatan, metode dan
teknik pembelajaran” maka pada format 2 dijelaskan rencana guru dalam meningkatkan kompetensi
tersebut. Kolom strategi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan diisi dengan ceklist (√) sesuai dengan
rencana guru dalam melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan. (lihat catatan di bagian
bawah format 2)
67
4. Format 3. merupakan rekapitulasi rencana final pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk
semua guru di sekolah.
Format ini diisi oleh koordinator pengembangan keprofesian
berkelanjutan. Kolom kompetensi, kompetensi yang menghasilkan
Publikasi ilmiah dan Karya Inovatif, kompetensi penunjang
pembelajaran berkualitas dan kompetensi melaksanakan tugas
tambahan diisi dengan tanda ceklist ( √ ) berdasarkan data rencana
pengembangan keprofesian berkelanjutan masing-masing guru
sebagaimana tercantum dalam format 2.
5. Format 4. merupakan format refleksi guru setelah mengikuti kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan.
Bagian A. diisi oleh koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan sesuai program, bukti
fisik/portofolio individu guru yang mengikuti pengembangan keprofesian berkelanjutan dan hasil
pengamatan terhadap usaha guru dalam mengembangkan diri serta pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang masih dibutuhkan guru.
Bagian B. diisi oleh guru yang dinilai bersama koordinator PKB berkaitan dengan dampak/hasil
pelaksanaan peningkatan kompetensi yang telah dilakukan oleh guru.
Bagian C diisi dengan kesiapan guru dalam permohonan kenaikan pangkat.
6. Format 5. Merupakan format deskripsi diri guru sehubungan dengan kegiatan pengembangan diri yang
diikutinya selama satu tahun terakhir. Format ini diisi dan ditandatangani oleh guru.
a. Butir 1 diisi dengan berbagai kegiatan pengembangan diri yang diikuti guru selama satu tahun
terakhir. Untuk masing-masing kegiatan harus dilengkapi dengan informasi sebagai berikut:
68
• Lama kegiatan ...................
(diisi dengan lama pelaksanaan
Cakupan materi esensial dari kegiatan pengembangan diri tersebut (diisi dengan materi esensial
apa saja yang diberikan dalam kegiatan yang diikuti).
b. Butir 2 diisi dengan pendapat guru tentang kesesuain materi dari berbagai kegiiatan pengembangan
diri tersebut terhadap mata pelajaran yang diampu, dan apa alasannya.
c. Butir 3 diisi dengan pendapat guru dan/atau sekolah tentang manfaat dari berbagai kegiatan
pengembangan diri yang diikuti baik bagi dirinya, peserta didik, maupun bagi sekolah secara
keseluruhan.
d. Butir 4 diisi dengan pendapat guru dan/atau sekolah tentang dampak dari berbagai kegiatan
pengembangan diri yang diikuti terhadap dirinya, peserta didik, maupun bagi sekolah secara
keseluruhan.
69
e. Butir 5 diisi dengan pendapat guru tentang permasalahan yang dihadapinya dalam meng-
implementasikan hasil berbagai kegiatan pengembangan diri tersebut.
f. Butir 6 diisi dengan pendapat guru tentang upaya yang dilakukannya untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi dalammengimplementasikan hasil berbagai kegiatan
pengembangan diri tersebut.
g. Butir 7 diisi dengan pendapat guru tentang upaya yang dilakukannya untuk mensosialisasikan hasil
berbagai kegiatan pengembangan diri tersebut kepada teman sejawat di dalam dan/atau di luar sekolah.
h. Butir 8 diisi dengan informasi tentang kegiatan atau upaya lain yang diikuti atau dilakukan guru, tetapi
kegiatan lain tersebut tersebut mendukung peningkatan kompetensi guru atau membantu
memperlancar upaya peningkatan kualitas
pembelajaran di sekolah.
70
LAMPIRAN UNTUK GURU BK/KONSEL0R
Persiapan Layanan BK
4. Guru BK/Konselor dapat mengaplikasikan
dasar-dasar pelayanan BK dalam
penyusunan Rencana Pelaksanaan Layanan
(RPL)
Pelaksanaan Layanan BK
5. Guru BK/Konselor dapat
mengimplementasikan RPL (Satlan/Satkung)
dalam pelayanan BK.
71
dan dimensi pembelajaran dalam pelayanan
BK.
7. Guru BK/Konselor dapat mengaplikasikan
tujuan, prinsip, azas, dan fungsi dalam
pelayanan BK.
8. Guru BK/Konselor dapat memfasilitasi
pengembangan kehidupan pribadi, sosial,
kemampuan belajar dan perencanaan karir.
9. Guru BK/Konselor dapat memfasilitasi
perolehan pelayanan BK sesuai dengan
pertumbuhan fisik dan perkembangan
psikologis.
10. Guru BK/Konselor dapar memfasilitasi
pengembangan sikap, perilaku dan
kebiasaan belajar.
11 Guru BK/Konselor dapat menerapkan
pendekatan/model konseling dalam
pelayanan BK.
12. Guru BK/Konselor dapat melaksanakan
pendekatan kolaboratif dengan pihak terkait
dalam pelayanan BK.
13 Guru BK/Konselor dapat mengelola sarana
dan biaya pelaksanaan pelayanan BK.
Penilaian Keberhasilan Layanan BK
14 Guru BK/Konselor dapat melakukan
penilaian proses dan hasil pelayanan BK.
C EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK
LANJUT LAYANAN BK
15. Guru BK/Konselor dapat mengevaluasi
program BK.
16. Guru BK/Konselor dapat menyusun laporan
pelaksanaan program (Lapelprog)
berdasarkan hasil evaluasi program BK.
17. Guru BK/Konselor dapat menentukan arah
profesi (peran dan fungsi guru BK/
Konselor).
18. Guru BK/Konselor dapat merancang,
melaksanakan, dan memanfaatkan hasil
penelitian dalam BK.
72
Tanda tangan Kepala Sekolah: Tanda tangan Guru BK/Konselor:
73
F o r m a t 2 : R e n ca n a P e n g e m b a n g an K e p ro f e s i a n B e r k e l a n j u ta n
Individu Guru (diisi oleh Koordinator dan Guru BK)
74
Layanan (RPL)
Pelaksanaan Layanan
BK
5. Guru BK/Konselor dapat
mengimplementasikan
RPL (Satlan/Satkung)
dalam pelayanan BK.
6. Guru BK/Konselor dapat
mengimplementasikan
prinsip pendidikan dan
dimensi pembelajaran
dalam pelayanan BK.
7. Guru BK/Konselor dapat
mengaplikasikan tujuan,
prinsip, azas, dan fungsi
dalam pelayanan BK.
8. Guru BK/Konselor dapat
memfasilitasi
pengembangan
kehidupan pribadi,
sosial, kemampuan
belajar dan perencanaan
karir.
9. Guru BK/Konselor dapat
memfasilitasi perolehan
pelayanan BK sesuai
dengan pertumbuhan
fisik dan perkembangan
psikologis.
10. Guru BK/Konselor dapar
memfasilitasi
pengembangan sikap,
perilaku dan kebiasaan
belajar.
11. Guru BK/Konselor dapat
menerapkan
pendekatan/model
konseling dalam
pelayanan BK.
75
12. Guru BK/Konselor dapat
melaksanakan
pendekatan kolaboratif
dengan pihak terkait
dalam pelayanan BK.
13. Guru BK/Konselor dapat
mengelola sarana dan
biaya pelaksanaan
pelayanan BK.
Penilaian Keberhasilan Layanan BK
14. Guru BK/Konselor dapat
melakukan penilaian
proses dan hasil
pelayanan BK.
C. EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT
LAYANAN BK
Evaluasi Program BK
15. Guru BK/Konselor dapat
mengevaluasi program
BK.
16. Guru BK/Konselor dapat
menyusun laporan
pelaksanaan program
(Lapelprog) berdasarkan
hasil evaluasi program
BK.
17. Guru BK/Konselor dapat
menentukan arah profesi
(peran dan fungsi guru
BK/ Konselor).
18. Guru BK/Konselor dapat
merancang,
melaksanakan dan
memanfaatkan hasil
penelitian dalam BK.
76
Catatan:
1. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilakukan oleh guru BK sendiri
2. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilakukan bersama guru lain
3. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan di sekolah
4. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan di MGBK
5. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan oleh institusi selain sekolah (a) atau MGBK (b)
6. Kebutuhan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang belum dapat dipenuhi (diajukan/dikoordinasikan oleh
Dinas Pendidikan untuk dipertimbangkan
77
Format 3: Rencana Final Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(diisi oleh Koordinator Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan)
Diketahui oleh:
Koordinator
Ketua Komite Kepala Sekolah
Pengembangan
Sekolah
Keprofesian
Berkelanjutan
78
79
80
Format 4 : Refleksi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (diisi
oleh Guru BK/Konselor dan Koordinator
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan)
81
guru untuk menghasilkan
karya ilmiah dan karya
inovatif
8. Dampak Kegiatan
pengembangan keprofesian
berkelanjutan terhadap
peningkatan kinerja Guru
9. Dampak Kegiatan
pengembangan keprofesian
berkelanjutan terhadap
peningkatan kinerja Sekolah
10. Kegiatan
pengembangan keprofesian
berkelanjutan dapat
menunjang peningkatan
kualitas peserta didik
BAGIAN B : DIISI OLEH KOORDINATOR PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN
Apakah guru sudah siap Penjelasan dari jawaban yang diberikan
mengajukan permohonan untuk
kenaikan pangkat?
Sudah/Belum
Tanda tangan Guru: Tanda tangan Tanda tangan Kepala
Koordinator Sekolah
Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan
82
Format 5 : D e s k ri p si D i ri s e h u b u n g a n d e n g a n Ke gi a t a n P K B
(Pengembangan Diri)
2) Kegiatan ................................................
Lama kegiatan .....................................................................................
Tempat kegiatan ..........................................................................
Tujuan kegiatan ..................................................................................
Strategi pelaksanaannya ......................................................................
Cakupan materi esensial dari kegiatan pengembangan diri tersebut
3) Kegiatan ................................................
Lama kegiatan .....................................................................................
Tempat kegiatan .................................................................................
Tujuan kegiatan ..................................................................................
Strategi pelaksanaannya ......................................................................
Cakupan materi esensial dari kegiatan pengembangan diri tersebut
Sekolah:
83
4. Dampak dari kegiatan Diri guru:
pengembangan diri
tersebut terhadap:
Peserta didik:
Sekolah:
5. Secara umum,
permasalahan yang
dihadapi dalam meng-
implementasikan hasil
berbagai kegiatan
pengembangan diri
tersebut
6. Upaya yang dilakukan
untuk mengatasi
permasalahan tersebut
7. Upaya yang dilakukan
untuk mensosialisasikan/-
mendiseminasikan hasil
berbagai kegiatan
pengembangan diri
kepada teman sejawat di
dalam dan/atau di luar
sekolah
8. Jelaskan kegiatan atau
upaya lain yang tidak
termasuk unsur kegiatan
pengembangan diri tetapi
mendukung peningkatan
kompetensi guru atau
membantu memperlancar
upaya peningkatan
kualitas pembelajaran di
sekolah
Tanda tangan Guru:
Mengetahui, Mengetahui,
Koordinator PKB, Kepala Sekolah,
84
PETUNJUK PENGISIAN FORMAT
1. Isilah semua informasi yang dibutuhkan dengan benar pada format Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan yang tersedia.
Format evaluasi diri diisi guru dengan kekuatan dan kelemahan terhadap penguasaan
kompetensi terkait sebelum melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Jika ada,
evaluasi diri tersebut dapat diperkuat dengan eviden (bukti) yang dapat memperkuat
pernyataan kekuatan dan kelemahan dari kompetensi terkait.
3. Format 2. merupakan instrumen rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang akan dilakukan
guru.
Format ini diisi oleh guru bersama dengan koordinator pengembangan keprofesian
berkelanjutan di sekolah. Kolom Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang akan
dilakukan guru diisi dengan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dibutuhkan
berdasarkan hasil evaluasi diri guru. Misalnya pada format 1 guru menuliskan evaluasi diri pada
kompetensi pedagogic no 2 “ belum dapat membedakan model, strategi, pendekatan, metode dan
teknik pembelajaran” maka pada format 2 dijelaskan rencana guru dalam meningkatkan kompetensi
tersebut. Kolom strategi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan diisi dengan ceklist (√) sesuai
dengan rencana guru dalam melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan. (lihat catatan di
bagian bawah format 2)
85
4. Format 3. merupakan rekapitulasi rencana final pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk
semua guru di sekolah.
Format ini diisi oleh koordinator pengembangan keprofesian
berkelanjutan. Kolom kompetensi, kompetensi yang menghasilkan
Publikasi ilmiah dan Karya Inovatif, kompetensi penunjang
pembelajaran berkualitas dan kompetensi melaksanakan tugas
tambahan diisi dengan tanda ceklist ( √ ) berdasarkan data rencana
pengembangan keprofesian berkelanjutan masing-masing guru
sebagaimana tercantum dalam format 2.
5. Format 4. merupakan format refleksi guru setelah mengikuti kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan.
Bagian A. diisi oleh koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan sesuai program,
bukti fisik/portofolio individu guru yang mengikuti pengembangan keprofesian berkelanjutan dan hasil
pengamatan terhadap usaha guru dalam mengembangkan diri serta pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang masih dibutuhkan guru.
Bagian B. diisi oleh guru yang dinilai bersama koordinator PKB berkaitan dengan
dampak/hasil pelaksanaan peningkatan kompetensi yang telah dilakukan oleh guru.
Bagian C diisi dengan kesiapan guru dalam permohonan kenaikan pangkat.
6. Format 5. Merupakan format deskripsi diri guru sehubungan dengan kegiatan pengembangan diri yang
diikutinya selama satu tahun terakhir. Format ini diisi dan ditandatangani oleh guru.
a. Butir 1 diisi dengan berbagai kegiatan pengembangan diri yang diikuti guru selama satu tahun
terakhir. Untuk masing-masing kegiatan harus dilengkapi dengan informasi sebagai berikut:
86
• Lama kegiatan ...................
(diisi dengan lama pelaksanaan
Cakupan materi esensial dari kegiatan pengembangan diri tersebut (diisi dengan materi esensial apa
saja yang diberikan dalam kegiatan yang diikuti).
b. Butir 2 diisi dengan pendapat guru tentang kesesuain materi dari berbagai kegiiatan pengembangan diri
tersebut terhadap mata pelajaran yang diampu, dan apa alasannya.
c. Butir 3 diisi dengan pendapat guru dan/atau sekolah tentang manfaat dari berbagai kegiatan
pengembangan diri yang diikuti baik bagi dirinya, peserta didik, maupun bagi sekolah secara
keseluruhan.
d. Butir 4 diisi dengan pendapat guru dan/atau sekolah tentang dampak dari berbagai kegiatan
pengembangan diri yang diikuti terhadap dirinya, peserta didik, maupun bagi sekolah secara
keseluruhan.
87
e. Butir 5 diisi dengan pendapat guru tentang permasalahan yang dihadapinya dalam meng-
implementasikan hasil berbagai kegiatan pengembangan diri tersebut.
f. Butir 6 diisi dengan pendapat guru tentang upaya yang dilakukannya untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi dalam mengimplementasikan hasil berbagai kegiatan
pengembangan diri tersebut.
g. Butir 7 diisi dengan pendapat guru tentang upaya yang dilakukannya untuk mensosialisasikan
hasil berbagai kegiatan pengembangan diri tersebut kepada teman sejawat di dalam dan/atau di luar
sekolah.
h. Butir 8 diisi dengan informasi tentang kegiatan atau upaya lain yang diikuti atau dilakukan guru, tetapi
kegiatan lain tersebut tersebut mendukung peningkatan kompetensi guru atau membantu
memperlancar upaya peningkatan kualitas
pembelajaran di sekolah.
88
Tim Penyusun:
DR. Unifah Rosyidi (Pusbangprodik)
Dian Wahyuni, SH, M.Ed. (Pusbangprodik)
Dra. Maria Widiani, MA. (Direktorat P2TK Dikmen)
Cecep Rustana, PhD (Universitas Negeri Jakarta)
Rusdiono Muryanto, MT. (P4TK Pertanian Cianjur)
Drs. Achmad Dasuki, MM, M.Pd. (Universitas Pakuan Bogor)
Dr. Suparno (UNTIRTA, Serang)
Drs. Antoni Sitanggang, MPd. (Pusbangprodik)
Temu Ismail (Pusbangprodik)
Putra Asga Alevri (Pusbangprodik)
Design Layout:
Syamsul Bachri (Pusbangprodik);
Riki Primandana (Pusbangprodik)
Achmad Peristiwa Mahardika (Pusbangprodik)
89