Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

Identifikasi Risiko Infeksi - ICRA


(Infection Control Risk Assessment)
AKIBAT KONSTRUKSI DAN RENOVASI

Dibuat Oleh : Tim PPI / IPCN

RS PKU MUHAMMADIYAH WONOSARI

TAHUN 2018
LAPORAN
Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA
(Infection Control Risk Assessment)
Di Ruang Ranap Shafa
NOVEMBER 2018

A. Pendahuluan
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2018 untuk pencegahan infeksi di
RS perlu dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Program dan Pencegahan
Infeksi RS. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Wonosari turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam
pencegahan dan pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai
dengan finising bangunan dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA
(Infection Control Risk Assessment ) yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan
melaksanakan konstruksi/renovasi bangunan.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara
pasien, staff, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga outsourching
mahasiswa dan pengunjung
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas kesehatan
dan resiko terhadap pengunjung

C. Perencanaan
1. Tanggal :
2. Lokasi : Ruang Ranap Shafa
3. Kegiatan : Mengecat ulang tembok di selasar shafa

D. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : TIPE A
2. Kelompok Resiko : Resiko Sedang
3. Level ICRA : Level I

Kelompok Pasien Resiko Tipe Proyek Konstruksi


Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Kelompok Resiko Rendah I II II III/IV
Kelompok Resiko Medium I II III IV
Kelompok Resiko Tinggi I II III/IV IV
Kelompok Resiko Tertinggi II III/IV III/IV IV
Tipe proyek Renovasi bangunan di bekas Gedung Manggala termasuk dalam : Level I
dimana terdapat hal– hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
1. Sebelum Melakukan Renovasi :
a. Pasang Kardus bekas di bawah dinding untuk mengurangi ceceran cat tembok
b. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan bau.
2. Selama Renovasi :
a. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas kaki/sepatu.
Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area kerja.
b. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai telah
diinspeksi PPIRS.
c. Pengecatan dilakukan dengan waktu yang cepat dan seefisien mungkin
d. Menggunakan tangga yang safety (apabila diperlukan)

3. Sesudah Renovasi
a. Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan
b. Pindahkan alat dan bahan dengan hati hati untuk meminimalkan terjadinya resiko
kecelakaan

Identifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial


NO KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO
INFEKSI
1. Unit Shafa Unit Shafa- Bau

E. Kesimpulan
Pengecatan Selasar Ruang Ranap Shafa bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan
potensi risiko infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan RS.

F. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi – ICRA (Infection Control Risk Assessment)
sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan
renovasi/pembangunan.

Wonosari, ....November 2018

IPCN Kepala Unit IPSRS

..................................................................................................................................................
LAPORAN
Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA
(Infection Control Risk Assessment)
SELASAR MARWAH
NOVEMBER 2018

A. Pendahuluan
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2018 untuk pencegahan infeksi di
RS perlu dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Program dan Pencegahan
Infeksi RS. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Wonosari turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam
pencegahan dan pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai
dengan finising bangunan dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA
(Infection Control Risk Assessment ) yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan
melaksanakan konstruksi/renovasi bangunan.

B. Tujuan
3. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara
pasien, staff, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga outsourching
mahasiswa dan pengunjung
4. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas kesehatan
dan resiko terhadap pengunjung

C. Perencanaan
1. Tanggal :
2. Lokasi : SELASAR MARWAH (DEPAN MUSHOLA)
3. Kegiatan : Pemasangan Pagar Pembatas

A. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : TIPE A
2. Kelompok Resiko : Resiko Rendah
3. Level ICRA : Level I

Kelompok Pasien Resiko Tipe Proyek Konstruksi


Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Kelompok Resiko Rendah I II II III/IV
Kelompok Resiko Medium I II III IV
Kelompok Resiko Tinggi I II III/IV IV
Kelompok Resiko Tertinggi II III/IV III/IV IV
Tipe proyek Renovasi bangunan di Gedung |Penunjang Mediktermasuk dalam : Level I .
Dimana terdapat hal– hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
1. Sebelum Melakukan Renovasi :
a. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari
aktivitas konstruksi.
b. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan
debu.
c. Petugas menggunakan kacamata las untuk melindungi mata
2. Selama Renovasi :
a. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas
kaki/sepatu. Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area kerja.
b. Memasang shelter untuk mengamankan pengunjung, pasien dan karyawan yang
lalu lalang dari dampak pengelasan
c. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai telah
diinspeksi oleh PPIRS.
3. Sesudah Renovasi
a. Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan
b. Pindahkan material dengan hati hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran
dan debuterkait konstruksi

Identifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial


NO KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO
INFEKSI
1. Samping Kanan Mushola Bising, getaran, debu
dan Asap, Cahaya dari
Pengelasan
2. Samping Kanan Marwah Bising, getaran, debu
dan Asap, Cahaya dari
Pengelasan

D. Kesimpulan
Renovasi Gedung Penunjang Medik bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan Potensi
RisikoInfeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan RS.

E. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi – ICRA (Infection Control Risk Assessment)
sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum
dilakukanrenovasi/pembangunan.

Wonosari, ....November 2018

IPCN Kepala Unit IPSRS


LAPORAN
Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA
(Infection Control Risk Assessment)
DEPAN CSSD
NOVEMBER 2018

F. Pendahuluan
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2018 untuk pencegahan infeksi di
RS perlu dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Program dan Pencegahan
Infeksi RS. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Wonosari turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam
pencegahan dan pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai
dengan finising bangunan dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA
(Infection Control Risk Assessment ) yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan
melaksanakan konstruksi/renovasi bangunan.

G. Tujuan
5. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara
pasien, staff, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga outsourching
mahasiswa dan pengunjung
6. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas kesehatan
dan resiko terhadap pengunjung

H. Perencanaan
4. Tanggal :
5. Lokasi : SELASAR MARWAH ( DEPAN CSSD)
6. Kegiatan : Pemasangan Pagar Pembatas

B. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan :
4. Tipe : TIPE A
5. Kelompok Resiko : Resiko Rendah
6. Level ICRA : Level I

Kelompok Pasien Resiko Tipe Proyek Konstruksi


Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Kelompok Resiko Rendah I II II III/IV
Kelompok Resiko Medium I II III IV
Kelompok Resiko Tinggi I II III/IV IV
Kelompok Resiko Tertinggi II III/IV III/IV IV
Tipe proyek Renovasi bangunan di Gedung |Penunjang Mediktermasuk dalam : Level I .
Dimana terdapat hal– hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
4. Sebelum Melakukan Renovasi :
d. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari
aktivitas konstruksi.
e. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan
debu.
f. Petugas menggunakan kacamata las untuk melindungi mata
5. Selama Renovasi :
d. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas
kaki/sepatu. Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area kerja.
e. Memasang shelter untuk mengamankan pengunjung, pasien dan karyawan yang
lalu lalang dari dampak pengelasan
f. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai telah
diinspeksi oleh PPIRS.
6. Sesudah Renovasi
c. Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan
d. Pindahkan material dengan hati hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran
dan debuterkait konstruksi

Identifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial


NO KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO
INFEKSI
1. Samping Kanan CSSD, SANITASI, DAPUR Bising, getaran, debu
dan Asap, Cahaya dari
Pengelasan
2. Samping KIRI Marwah Bising, getaran, debu
dan Asap, Cahaya dari
Pengelasan

I. Kesimpulan
Renovasi Gedung Penunjang Medik bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan Potensi
RisikoInfeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan RS.

J. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi – ICRA (Infection Control Risk Assessment)
sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum
dilakukanrenovasi/pembangunan.

Wonosari, ....November 2018

IPCN Kepala Unit IPSRS


LAPORAN
Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA
(Infection Control Risk Assessment)
Di Ruang Bersalin
Desember 2018

A. Pendahuluan
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2018 untuk pencegahan infeksi di RS perlu
dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Program dan Pencegahan Infeksi
RS. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Wonosari turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finising
bangunan dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA (Infection
Control Risk Assessment ) yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan melaksanakan
konstruksi/renovasi bangunan.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara
pasien, staff, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga outsourching
mahasiswa dan pengunjung
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas
kesehatan dan resiko terhadap pengunjung

C. Perencanaan
1. Tanggal :
2. Lokasi : Ruang Bersalin
3. Kegiatan : Renovasi Ruang Bersalin

D. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : TIPE C
2. Kelompok Resiko : Resiko tinggi
3. Level ICRA : Level III / IV

Kelompok Pasien Resiko Tipe Proyek Konstruksi


Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Kelompok Resiko Rendah I II II III/IV
Kelompok Resiko Medium I II III IV
Kelompok Resiko Tinggi I II III/IV IV
Kelompok Resiko Tertinggi II III/IV III/IV IV
Tipe proyek Renovasi bangunan diRuang Mawartermasuk dalam : Level III / IV
dimana terdapat hal– hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
1. Sebelum Melakukan Renovasi :
a. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari
aktivitas konstruksi.
b. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan
debu.
c. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari
tempatnya ke udara.
2. Selama Renovasi :
a. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas
kaki/sepatu. Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area kerja.
b. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai telah
diinspeksi oleh PPIRS.
c. Semprotan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu pada saat memotong.
d. Tutup pintu yang tidak dipakai dengan selotip.
e. Memblok dan menutup ventilasi udara.
f. Letakkan keset di pintu masuk dan pintu keluar dari area konstruksi.
g. Lepaskan atau lakukan isolasi system HVAC di area kerja.
h. Tutup lubang, pipa-pipa, sambungan-sambungan, dan bolongan-bolongan
dengan benar.
3. Sesudah Renovasi
a. Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan
b. Pindahkan material dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran
dan debu terkait konstruksi
c. Tutup limbah konstruksi sebelum diangkut dalam wadah yang tertutup
Identifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial
NO KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO
INFEKSI
1. Lateral/ Samping Poli Umum Bising,debu
Kanan
2. Lateral kiri Poli Bedah, Hemodialisa Bising,debu
3. Belakang Ruang Scanning, Ruang Bising,debu
Tunggu
4. Depan Pendaftaran, UGD Bising,debu

E. Kesimpulan
Renovasi Ruang Bersalin bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan Potensi
RisikoInfeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan RS.

F. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi – ICRA (Infection Control Risk Assessment)
sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum
dilakukanrenovasi/pembangunan.

Wonosari, ....November 2018

IPCN Kepala Unit IPSRS

Anda mungkin juga menyukai