PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Polietilena atau yang lebih dikenal plastik adalah produk
yang digunakan hampir dalam semua bidang. Baik dalam rumah
tangga sampai industri, pasti terdapat produk polietilena atau plastik
baik itu dalam bentuk tandon air, pipa peralon, maupun tempat
makan (tupperware).
Selain itu, bila kita menyelidiki kebutuhan plastik tiap
tahunnya terus meningkat. Hal itu wajar, mengingat gaya hidup
manusia jaman sekarang yang banyak menggunakan plastik dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Banyaknya penggunaan plastik
dikarenakan sifat plastik itu sendiri yaitu, ringan, tidak berkarat,
tahan lama, dan kedap air.
Plastik dapat dibuat dari beberapa bahan seperti resin epoksi,
bakelit, urea-formaldehida, dan beberapa jenis polietilen. Dari
beberapa jenis bahan diatas, polietilen dapat digunakan sebagai
pilihan dalam pembuatan plastik. Polietilen adalah suatu bahan yang
termasuk dalam golongan polimer, dalam bahasa komersial lebih
dikenal dengan nama plastik, karena bahan tersebut bersifat
termoplastik. Pada tingkat komersil, polietilen berdensitas menengah
dan tinggi, titik lelehnya berkisar 120 oC – 135 oC. Polietilen
berdensitas rendah berkisar 105 oC – 115 oC. Beberapa dari jenis
polietilen memeiliki resistensi kimia yang baik dan tidak larut pada
temperature ruang karena sifat kristalinitas mereka. Oleh sebab itu
perlu diketahui apa itu plastik, jenis-jenis plastik, polietilen, dan
pembuatan plastik dari polietilen.
1
1.2.Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui apa itu plastik dan jenis-jenisnya
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan polietilen, sifat-sifat
polietilen, proses pembuatan, jenis dan cara produksi.
3. Mengetahui proses pembuatan plastik dari polietilen
2
BAB II
ISI
2.1 Plastik
Plastik adalah polimer rantai-panjang dari atom yang mengikat
satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang,
atau "monomer". Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik.
Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti yang
dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain. Digabungkan
dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya
yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang
industri. Plastik dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Termoplastik
Merupakan material yang melunak jika di panaskan (dan akhirnya
akan mencair) dan mengeras jika didinginkan, dan reaksinya dapat
balik. Materialnya merupakan jenis plastik yang bisa didaur-
ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Terdapat dua
jenis termoplastik, Jenis termoplstik yang pertama adalah
termoplastik yang berstruktur gelas (amorf). Jenis termolastik ini
sangat berguna pada lingkungan dibawah suhu transisi gelasnya.
Jenis yang kedua adalah termoplastik berstruktur semi-kristalin.
Terminology semi-kristalin digunakan karena rantai-rantai polimer
termoplastik dapat tersusun teratur dalam tingkatan tertentu, dimana
dapat menyerupai tingkat struktur Kristal pada logam. Polimer jenis
ini lebih tahan terhadap senyawa-senyawa kimia. Contoh
termoplastik adalah PE, PVC, Polstiren (PS), dan Nilon.
b. Termoset
Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi.
Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-
molekulnya. Termoset lebih keras dan lebih kuat daripada
termoplastik dan memiliki stabilitas dimensi yang lebih baik.
3
Aplikasi termoset biasanya pada komponen-komponen yang
digunakan pada suhu tinggi. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin
melamin, urea-formaldehida.
4
e. PP atau PolyPropylene
Memiliki sifat tahan terhadap bahan kimia (chemical
Resistance) yang baik tetapi ketahan terhadap pukul (Impact
Strenght) rendah. Plastik jenis ini dapat digunakan untuk tempat
minuman maupun makanan. Jenis Plastik semacam ini lebih kuat
dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah dan biasanya
digunakan untuk botol minum bayi.
f. PS atau PolyStyrene
Merupakan Jenis Plastik yang digunakan untuk tempat
minum atau makanan sekali pakai. Mengandung bahan bahan styrine
yang berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen
pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi dan sistem
saraf.
2.3 Polyethylene
Polietilen adalah suatu bahan yang termasuk dalam golongan
polimer, dalam bahasa komersial lebih dikenal dengan nama plastik,
karena bahan tersebut bersifat termoplastik. Jika polietilen diradiasi,
maka bahan tersebut akan mengalami perubahan strukturnya, yang pada
umumnya akan terjadi perubahan sifat-sifat fisisnya. Perubahan sifat-
sifat fisis yang paling menonjol, adalah terjadinya pembentukan ikat
silang. Sejalan dengan pembentukan ikat silang, beberapa informasi
yang dapat diperoleh, yaitu :
Harga Derajat kristalinitas, yang diuji dengan difraksi sinar-x.
Kekuatan tarik, diuji dengan peralatan mesin instron-500.
Titik leleh, diuji dengan alat DSC-40.
Pengaruh radiasi terhadap pembentukan ikat silang, lebih ditekankan
pada permasalahan yang berkaitan dengan struktur molekul, kekuatan
tarik dan titik leleh.
a. Macam-macam Proses Pembuatan Polyethylen
Ada beberapa macam proses pembuatan produk polyethylene,
diantaranya:
5
1. High Presure Process
Menggunakan Autoclave reaktor atau tubular reaktor
(jacketted tube) yang mempunyai kondisi operasi yang
berbeda seperti
a. Autoclave reactor
Tekanan operasinya antara 150-200 Mpa (typical)
Waktu tinggal 30-60 detik (typical)
b. Tubular Reaktor
Tekanan operasi yang digunakan antara 200-250 Mpa
(typical)
Temperatur reaksinya tergantung dari jenis inisiator oksigen
maka temperatur reaksinya 1900°C dan jika
menggunakan inisiator peroxycarbonate maka temperatur
reaksinya menjadi 1400°C.
2. Suspension (Slurry) Process
Dalam proses ini polyethylene disuspensikan dalam diluent
hidrocarbon untuk mempermudah proses. Ada 2 macam proses
dalam suspension (slurry) proses, yaitu autoclave process dan
loop reaktor process.
a. Autoclave Process
Tekanan operasinya 0.5-1 Mpa (typical)
Temperatur reaksinya antara 80-900 °C (typical)
Diluent yang digunakan adalah hexane
Katalis yang digunakan dicampur dengan alkyl
alumunium
b. Loop Reactor Process
Tekanan operasinya 3-4 Mpa (typical)
Temperatur reaksinya 1000 °C (typical)
Diluent yang digunakan adalah isobutene
Jika menggunakan Philip type maka katalisnya adalah
campuran Ti dan Alkyl alumunium
6
3. Gas Phase Process
Union Carbide banyak menggunakan proses ini dengan
menggunakan reaktor fluidized bed. Disebut gas phase process
karena hampir semua bahan baku disuplai dalam bentuk gas.
Tekanan operasi yang digunakan antara 0.7-2 Mpa (typical)
Temperatur reaksinya antara 80-100 °C (typical)
Poison catalyst : CO2, CO, H2O
7
TEAL cair dipompakan dari T-04 kemudian dicampur dalam
pipa yang menggunakan nozzle pada aliran campuran gas
etilen, hidrogen dan butene sehingga TEAL cair langsung
menguap.
2. Langkah Pembentukan Produk
Langkah pembentukan produk dimaksudkan untuk
mereaksikan bahan baku etilen, hidrogen, butene dengan
menggunakan katalis TiCl 4 dan ko- katalis TEAL.
Reaktor beroprasi pada range suhu 80-100°C dan
Tekanan 20–21 atm dalam fasa gas padat dengan
menggunakan reaktor fluidized bed. Campuran gas reaktan dan
ko-katalis dialirkan melewati bagian bawah reaktor dan
dibiarkan berputar melewati bagian atas reaktor dan direcycle
kembali ke bagian bawah reaktor. Hal ini dilakukan terus untuk
melakukan “building concentration” (mencapai komposisi
reaktan dan ko-katalis yang diinginkan) dan mencapai kondisi
operasi yang diinginkan. Bila konsentrasi dan kondisi operasi
telah mencapai yang diinginkan maka katalis TiCl4 baru mulai
diinjeksikan dari bagian tengah reaktor dengan menggunakan
screw conveyor sehingga reaksi dapat terjadi.
Karena reaksi bersifat eksotermis maka untuk menjaga suhu
reaktor, gas yang keluar pada suhu 100°C dari bagian atas
reaktor direcycle untuk didinginkan dengan external cooler
(HE-02) sampai suhu 80°C dan secara kontinyu dicampur
dengan aliran fresh feed menggunakan valve pengatur tekanan
untuk dimasukkan ke dalam reaktor.
3. Langkah Pemisahan dan Pemurnian Produk
Langkah pemisahan dan pemurnian produk dimaksudkan untuk
:
Menurunkan tekanan produk reaktor dengan menggunakan
product blow tank
8
Memisahkan produk reaktor (resin padat) dari gas sisa
reaktan
Mengambil kembali etilen yang terbawa dalam
campuran gas produk dengan menggunakan unit pemisahan
etilen
Mendeaktivasi katalis yang terikut produk dengan
menggunakan product purge bin
Membentuk produk yang berwujud bubuk resin padat
menjadi berbentuk pellet dengan menggunakan ekstruder
dan pelleter
9
sehingga katalis yang terikut di dalam product akan
terdeaktivasi. Gas yang terjadi di dalam product purge bin
ditarik dengan jet ejector (JE-01) untuk mencegah pengembunan
steam dan membuang sisa katalis. Campuran tersebut kemudian
dibuang ke flare.
c. Jenis-Jenis Polyethylen
Polietilen dibuat dengan jalan polimerisasi gas etilen, yang
dapat diperoleh dengan member hydrogen gas petroleum pada
pemecahan minyak (nafta), gas alam atau asetilen. Polimerisasi
etilen ditunjukkan pada gambar 1.
10
Reaksi pada gambar 1 digolongkan menjadi polietilen tekanan
tinggi, tekanan medium dan tekanan rendah oleh tekanan pada
polimerisasinya, atau masing – masing menjadi polietilen masa jenis
rendah (LDPE) dengan massa jenis 0,910–0,926, polietilen massa
jenis medium (MDPE) dengan massa jenis 0,941–0,965, menurut
massa jenisnya, karena sifat – sifatnya erat hubungannya dengan
massa jenisnya (kristalinitas). Termasuk polipropilen yang semua
disebut polyolefin. Sebagai tambahan, semuanya adalah polietilen
dengan berat molekul rendah (1.000 – 12.000), polietilen dengan
berat molekul sangat tinggi (1 – 4 juta) demikian juga polietilen
yang dikopolimerkan, polietilen yang diikat silangkan dan polietilen
dibusakan.
Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai jenis polietilen
yang diklasifikasikan berdasarkan kepadatan dan percabangan
molekulnya.
1. Polietilena bermassa molekul sangat tinggi (Ultra high molecular
weight polyethylene) (UHMWPE)
UHMWPE adalah polietilena dengan massa molekul sangat
tinggi, hingga jutaan. Biasanya berkisar antara 3.1 hingga 5.67
juta. Tingginya massa molekul membuat plastik ini sangat kuat,
namun mengakibatkan pembentukan rantai panjang menjadi
struktur kristal tidak efisien dan memiliki kepadatan lebih rendah
dari pada HDPE. UHMWPE bisa dibuat dengan teknologi
katalis, dan katalis Ziegler adalah yang paling umum. Karena
ketahanannya terhadap penyobekan dan pemotongan serta bahan
kimia, jenis plastik ini memiliki aplikasi yang luas. UHMWPE
digunakan sebagai onderdil mesin pembawa kaleng dan botol,
bagian yang bergerak dari mesin pemutar, roda gigi,
penyambung, pelindung sisi luar, bahan anti peluru, dan sebagai
implan pengganti bagian pinggang dan lutut dalam operasi.
2. Polietilena berdensitas tinggi (High density polyethylene)
(HDPE)
11
HDPE dicirikan dengan densitas yang melebihi atau sama
dengan 0.941 g/cm3. HDPE memiliki derajat rendah dalam
percabangannya dan memiliki kekuatan antar molekul yang
sangat tinggi dan kekuatan tensil. HDPE bisa diproduksi dengan
katalis kromium/silika, katalis Ziegler-Natta, atau katalis
metallocene. HDPE digunakan sebagai bahan pembuat botol
susu, botol/kemasan deterjen, kemasan margarin, pipa air, dan
tempat sampah.
3. Polietilena cross-linked (Cross-linked polyethylene) (PEX atau
XLPE)
PEX adalah polietilena dengan kepadatan menengah hingga
tinggi yang memiliki sambungan cross-link pada struktur
polimernya. Sifat ketahanan terhadap temperatur tingi meningkat
seperti juga ketahanan terhadap bahan kimia.
4. Polietilena berdensitas menengah (Medium density polyethylene)
(MDPE)
MDPE dicirikan dengan densitas antara 0.926–0.940 g/cm3.
MDPE bisa diproduksi dengan katalis kromium/silika, katalis
Ziegler-Natta, atau katalis metallocene. MDPE memiliki
ketahanan yang baik terhadap tekanan dan kejatuhan. MDPE
biasa digunakan pada pipa gas.
5. Polietilena berdensitas rendah (Low density polyethylene)
(LDPE)
LDPE dicirikan dengan densitas 0.910–0.940 g/cm3. LDPE
memiliki derajat tinggi terhadap percabangan rantai panjang dan
pendek, yang berarti tidak akan berubah menjadi struktur kristal.
Ini juga mengindikasikan bahwa LDPE memiliki kekuatan antar
molekul yang rendah. Ini mengakibatkan LDPE memiliki
kekuatan tensil yang rendah. LDPE diproduksi dengan
polimerisasi radikal bebas.
6. Polietilena linier berdensitas rendah (Linear low density
polyethylene) (LLDPE)
12
LLDPE dicirikan dengan densitas antara 0.915–0.925 g/cm3.
LLDPE adalah polimer linier dengan percabangan rantai pendek
dengan jumlah yang cukup signifikan. Umumnya dibuat dengan
kopolimerisasi etilena dengan rantai pendek alfa-olefin (1-
butena, 1-heksena, 1-oktena, dan sebagainya). LLDPE memiliki
kekuatan tensil yanglebih tinggi dari LDPE, dan memiliki
ketahanan yang lebih tinggi terhadap tekanan.
7. Polietilena berdensitas sangat rendah (Very low density
polyethylene) (VLDPE)
VLDPE dicirikan dengan densitas 0.880–0.915 g/cm3.
VLDPE adalah polimer linier dengan tingkat percabangan rantai
pendek yang sangat tinggi. Umumnya dibuat dengan
kopolimerisasi etilena dengan rantai pendek alfa-olefin.
d. Sifat-sifat Polyethylen
Secara kimia polietilen merupakan parafin yang mempunyai
berat molekul tinggi. Karena itu sifat – sifatnya serupa dengan sifat
parafin. Terbakar kalau dinyalakan dan menjadi cair, menjadi rata
kalau dijatuhkan di atas air.
1. Hubungan dengan massa jenis
Dengan cara polimerisasi etilen yang berbeda didapat
struktur molekul yang berbeda pula. Pada polietilen massa jenis
rendah, molekul – molekulnya tidak mengkristal secara baik
tetapi mempunyai banyak cabang. Di pihak lain, polietilen
tekanan rendah kurang bercabang dan merupakan rantai lurus,
karena itu massa jenisnya lebih besar sebab mengkristal secara
baik sehingga mempunyai kristalinitas tinggi. Karena kristal
yang terbentuk baik itu mempunyai gaya antar molekul kuat,
maka bahan ini memiliki kekuatan mekanik yang tinggi dan titik
lunak yang tinggi pula.
13
2. Hubungan dengan berat molekul
Sifatnya cukup berubah oleh perubahan massa jenis.
Kalau massa jenis (kristalinitas) sama, sifat – sifat mekanik dan
mampu olahnya berbeda menurut ukuran molekul. Karena berat
molekul kecil, kecairannya pada waktu cair lebih baik,
sedangkan ketahanan akan zat pelarut dan kekuatannya menurun.
Polietilen pada suhu tetap 190°C diekstruksi melalui lubang
dengan diameter 2,1 mm dan panjang 8 mm, memberikan 2161 g
selama 10 menit. Jumlah yang terekstruksikan dalam gram
adalah indeks cair.
3. Sifat – sifat listrik
Polietilen merupakan polimer non polar yang khas
memiliki sifat – sifat listrik yang baik. Terutama sangat baik
dalam sifat khas frekuensi tinggi, banyak dipakai sebagai bahan
isolasi untuk radar, TV dan berbagai alt komunikasi. Akan
mempunyai sifat lebih baik lagi jika massa jenisnya lebih tinggi.
4. Sifat – sifat kimia
Polietilen adalah bahan polimer yang sifat – sifat
kimianya cukup stabil tahan berbagai bahan kimia kecuali halida
dan oksida kuat. Polietilen larut dalam hidrokarbon aromatik dan
larutan hidrokarbon yang terklorinasi di atas suhu 70°C, tetapi
tidak ada pelarut yang dapat melarutkan polietilen secara
sempurna pada suhu biasa. Karena bersifat non polar, polietilen
tidak mudah diolah dengan merekat dan mencap. Perlu perlakuan
tambahan tertentu seperti oksidasi pada permukaan atau
pengubahan struktur permukaannya oleh sinar elektron yang
kuat. Kalau dipanaskan tanpa berhubungan dengan oksigen,
hanya mencair sampai 300°C, kemudian terurai karena termal
jika melampaui suhu tersebut. Tetapi jika dipanaskan dengan
disertai adanya oksigen akan teroksidasi walaupun baru 50°C.
Karena polietilen lemah terhadap sinar UV, bahan anti oksida
seperti turunan naftilamin atau bahan pengabsorb UV seperti
14
serbuk karbon, bensofenon, ester asam salisil, dicampurkan
untuk memperbaiki ketahanan UV, perlu menjadi perhatian
karena polietilen akan retak di bawah pengaruh tegangan apabila
berhubungan dengan berbagai surfaktan, minyak mineral, alkali,
alcohol, dsb.
5. Permeabilitas gas
Film polietilen sangat sukar ditembus air, tetapi mempunyai
permeabilitas cukup tinggi terhadap CO2, pelarut organic,
parfum, dsb. Polietilen massa jenis tinggi kurang permeabel
daripada polietilen dengan massa jenis rendah.
Gambar 2. HDPE
15
b. Bahan pewarna
Bahan kedua yang tidsk kalah pentingnya adalah bahan pewarna
plastik. Warna untuk bahan plastik bermacam-macam, yang
digunakan untuk memberi warna pada plastik.
2. Alat
a. Mesin pengaduk
Digunakan untuk mencampur semua bahan.
b. Mesin blowing
Digunakan untuk melumerkan dan meniup bahan menjadi
kantong plastik.
c. Mesin potong
Digunakan untuk memotong roll plastik yang sudah jadi.
d. Mesin Plong
Digunakan untuk membuat pegangan pada plastic agar bias
dibawa.
3. Proses pembuatan
a. Bahan-bahan dicampur dengan mesin pengaduk. Jika ingin
menghasilkan bahan murni, maka menggunakan 100% bahan
murni. Pada saat menggunakan bahan recycle, maka harus
mempertimbangkan pengurangan warna karena bahan recycle
telah mengandung warna.
b. Setelah bahan tercampur dengan baik, maka langkah selanjutnya
melumerkan bahan dan meniup bahan menjadi kantong plastik
16
menggunakan mesin blower. Suhu ideal untuk pelumeran adalah
200 oC, namun juga tergantung pada kualitas bahan yang diaduk.
Kemudian plastik akan digulung secara otomatis dan menjadi
roll plastik.
c. Roll plastik yang sudah jadi siap dipotong, menggunakan mesi
pemotong plastik. Panjangnya bias diatur, mulai dari 32 cm, 40
cm, 44 cm, dsb.
d. Hasil plastik yang dipotong akan berbentuk persegi panjang.
Supaya plastik memiliki pegangan yang bias dibawa, dibutuhkan
proses pemotongan plastikmenggunakan mesin plong. Bentuk
dan ukuran bisa diatur sesuai dengan ukuran plastik.
17
BAB III
KESIMPULAN
18