TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian media
informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Pengirim dan penerima pesan itu
dapat berbentuk orang atau lembaga, sedangkan media tersebut dapat berupa alat-
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media adalah alat yang
penerima pesan. Pengirim dan penerima pesan itu dapat berbentuk orang atau
Media pembelajaran adalah segala alat dan bahan selain buku teks, yang
mengajar. Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2011) mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan
6
sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
verbal.
isi pesan tersebut bertujuan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dengan
demikian dapatlah dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala alat dan
bahan selain buku teks, yang dapat dipakai untuk menyampaikan informasi dalam
Oemar Hamalik (2007: 67) yaitu sebagai berikut: (1) Banyak konsep-konsep
dalam bahan pelatihan yang memerlukan kesamaan persepsi bagi para pelajar. (2)
proses kerja yang sangat lambat, sehingga sulit dilihat dengan mata dan dapat
ditangkap dengan bantuan media pembelajaran. (3) Adapula hal-hal atau kejadian-
kejadian yang proses kerjanya sangat cepat sehigga sangat sulit untuk diamati
seperti film strip atau slide maka proses tersebut akan mudah dipelajari. (4)
7
Banyak benda-benda yang terlampau besar sulit dibawa kedalam kelas untuk
dapat dipelajari dengan mudah misalnya, arus proses produksi, dalam pabrik teh
dan sebagainya. (5) Banyak hal-hal yang abstrak ternyata sulit diamati dengn
mudah dipelajari dengan bantuan bagan arus atau media lainnya. (6) Peristiwa
masa lampau atau kejadian yang mungkin terjadi pada masa datang sangat sulit
diamati. (7) Banyak pula kejadia sehari-hari yang berkenaan dengan masala
manajemen yang lebih mudah dipelajari dengan bantuan media pelatihan, yang
dapat diamati langsung pada waktu atau kesempatan tertentu. (8) Banyak proses-
sebagai berikut: (1) memperjelas penyajian suatu pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalistik (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera seperti:
Obyek yang terlalu besar, dapat digantikan dengan realita, gambar, film bingkai,
film, gambar video, atau model; Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor
mikro, film slide, gambar video atau gambar; Gerak yang terlalu lambat atau
slowmotion playback video ; Kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu
dapat ditampilkan lagi melalui rekaman film, video, atau foto; Obyek yang terlalu
kompleks dapat disajikan dengan model,diagram, dll; Konsep yang terlalu luas
dapat divisualkan dalam bentuk film, slide, gambar atau video. (3) dengan
8
menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif (4) menimbulkan gairah belajar. (5) memungkinkan interaksi langsung
antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan. (6) memungkinkan siswa belajar
sendiri menurut minat dan kemampuannya. (7) dengan sifat yang unik pada siswa
kurikulum dan materi pembelajaran yang sama untuk setiap siswa, masalah ini
yang sama.
Menurut Allen yang dikutip dari Suparman Atwi (1997), tinggi rendahnya
kemampuan setiap jenis media bagi pencapaian berbagai tujuan belajar dapat
Dari Tabel 2.1 tersebut dapat dilihat bahwa ada berbagai jenis belajar,
yaitu : (1) belajar informasi faktual, seperti mempelajari nama orang, tempat,
bentuk dan gerak dari suatu benda atau peristiwa. (3) belajar konsep, prinsip, dan
aturan, seperti mempelajari fisika, matematika, atau hukum sosial. (4) belajar
prosedur, seperti mempelajari cara membuat tes atau membongkar pasang radio.
teknik melompat tinggi atau menendang bola. (6) belajar mengembangkan sikap,
opini, dan motivasi, seperti belajar menghargai karya lukis, norma sosial suatu
9
Setelah mengidentifikasi macam belajar yang terkandung dalam suatu
tujuan instruksional, guru dapat memilih media yang sesuai dengan macam
belajar tersebut.
(1) biaya yang lebih murah, baik pada saat pembelian maupun pemeliharaan.
kemudahan perbaikannya.
MACAM BELAJAR
Belajar
Menyajikan
JENIS MEDIA Belajar Belajar konsep, Mengembangkan
Belajar keterampilan
BELAJAR informasi pengenalan prinsip sikap, opini dan
prosedur persepsi
faktual visual & motivasi
gerak
aturan
Gambar diam Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah Rendah
Gambar hidup Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang
Televisi Sedang Sedang Tinggi Sedang Rendah Sedang
Objek dimensi 3 Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah
Rekaman audio Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Sedang
Programmed
Sedang Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang
instruction
Demonstrasi Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Sedang
Buku teks
Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang
tercetak
Sajian oral Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang
Sumber : Suparman Atwi (1997), halaman 178
10
Salah satu media pembelajaran yang tergolong baru di dunia pendidikan
hidup dan sangat ideal untuk jenis belajar pengenalan visual, belajar konsep,
mendukung cara otak manusia belajar. Mereka menyatakan bahwa orang belajar
lebih dalam dari kata-kata dan gambar daripada dari kata-kata saja, yang disebut
kata-kata dan gambar ini . Kata-kata dapat diucapkan atau ditulis, dan gambar
dapat berupa bentuk citra grafis termasuk ilustrasi, foto, animasi, atau video.
kerja memori Baddeley, teori kode ganda Paivio, dan Teori Beban Kognitif
Sweller. Sebagai teori belajar kognitif, ia berada di bawah kerangka kerja ilmu
kognitif yang lebih besar dan model pemrosesan informasi kognisi. Model
yang diatur oleh proses yang mengubah rangsangan menjadi informasi . Ilmu
kognitif mempelajari sifat otak dan bagaimana ia belajar dengan menggambar dari
11
penelitian di sejumlah bidang termasuk psikologi, neuroscience, kecerdasan
buatan, ilmu komputer, linguistik, filsafat, dan biologi. Istilah kognitif mengacu
bahasa, dan belajar . Dengan demikian, ilmu kognitif dapat memberikan wawasan
yang kuat ke sifat manusia, dan, lebih penting lagi, potensi manusia untuk
memori kerja, dan memori jangka panjang. Sweller (2005) dalam Sorden (2012)
kita untuk melihat informasi baru, memori kerja sebagai struktur kognitif di mana
kita secara sadar memproses informasi, dan memori jangka panjang sebagai
struktur kognitif yang menyimpan basis pengetahuan kita. Kami hanya sadar akan
informasi dalam ingatan jangka panjang ketika telah ditransfer ke memori kerja.
visual yang secara singkat menyimpan gambar dan teks tercetak sebagai gambar
visual; dan memori pendengaran yang secara singkat memegang kata-kata dan
suara yang diucapkan sebagai gambar pendengaran. Schnotz (2005) dalam Sorden
(2012) mengacu pada memori sensorik sebagai register sensorik atau saluran
sensoris dan menunjukkan bahwa meskipun kita cenderung melihat sensor kanal
12
memperkenalkan informasi ke memori kerja seperti "membaca" dengan jari
melalui Braille atau orang yang tuli bisa "mendengar" dengan membaca bibir.
Memori kerja hadir, atau memilih informasi dari memori sensoris untuk diproses
dan diintegrasikan. Memori sensorik menyimpan salinan sensoris yang tepat dari
apa yang disajikan kurang dari .25 detik, sementara memori kerja menyimpan
versi yang diproses dari apa yang disajikan untuk umumnya kurang dari tiga
puluh detik dan hanya dapat memproses beberapa keping materi pada satu waktu.
Mayer (2005) menyatakan bahwa ada lima bentuk representasi kata dan
gambar yang terjadi sebagai informasi yang diproses oleh memori. Setiap bentuk
mewakili tahap pemrosesan tertentu dalam tiga model penyimpanan memori dari
13
gambar dalam presentasi multimedia itu sendiri. Bentuk kedua adalah representasi
akustik (suara) dan representasi ikonik (gambar) dalam memori sensorik. Bentuk
ketiga adalah bunyi dan gambar dalam memori kerja. Bentuk representasi
keempat adalah model verbal dan bergambar yang juga ditemukan dalam memori
kerja. Bentuk kelima adalah pengetahuan sebelumnya, atau skema, yang disimpan
kemudian dapat bertindak sebagai elemen dalam skema tingkat tinggi. Ketika
wujud dua dimensi atau tiga dimensi yang dibuat untuk tujuan tertentu dalam
yang telah sangat maju memungkinkan setiap orang untuk dapat membuat sendiri
animasi komputer dengan mudah dan murah. Telah dilakukan beberapa penelitian
14
menggambarkan suatu kejadian dinamis, maka animasi dapat mencerminkan
kedua proses ini sangat fundamental dalam pembelajaran type materi seperti ini.
panah atau garis yang menghubungkan satu gambar dengan gambar lainnya
sehingga siswa harus menginterpretasikan secara tidak langsung arti dari tanda
langsung dan gamblang sehingga siswa dapat memahaminya lebih mudah dan
lebih cepat.
pada struktur yang penting dari animasi dan dibacakan/diucapkan secara simultan
(1) menghasilkan interpretasi yang lebih baik terhadap hasil simulasi sehingga
siswa dapat menyaksikan secara nyata proses suatu sistem atau subsistem.
Keempat fungsi dari animasi tersebut merupakan fungsi afektif yang juga
15
siswa untuk mengerti dan mengingat isi materi yang disajikan. Fungsi kognitif ini
pembelajaran adalah : (1) pengajar hanya membutuhkan waktu yang singkat untuk
waktu dua atau tiga jam untuk menjelaskannya kepada siswa sekarang dapat
materi lebih banyak dalam waktu yang sama. (2) siswa dapat lebih mudah
suatu reaksi kimia terjadi. Siswa dapat “melihat” berbagai konsep yang kompleks.
Guru tidak harus menggambar suatu sketsa kasar di papan tulis atau di udara agar
siswa dapat membayangkan bagaimana suatu bagian dari mesin bekerja atau
bagaimana suatu benda mengalami gerak jatuh bebas. (3) siswa dapat memutar
kembali sendiri objek yang diajarkan melalui animasi sebanyak berapa kali
mereka membutuhkan. Siswa yang ketinggalan satu tahap dari suatu proses maka
B. Pemahaman Konsep
1. Pengertian pemahaman
paham yang artinya (1) pengertian; pengetahuan yang banyak, (2) pendapat,
16
pikiran, (3) aliran; pan dangan, (4) mengerti benar (akan); tahu benar (akan); (5)
pandai dan mengerti benar, apabila mendapat imbuhan me-i menjadi memahami,
berarti; (1) mengeta hui benar, (2) pembuatan, (3) cara memahami atau
bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami, cara mempelajari baik-
mengerti dan memahami suatu konsep dan memaknai arti suatu materi.
untuk mengerti dan memahami suatu konsep dan memaknai arti suatu materi.
17
Sejak dini siswa harus sudah diajarkan untuk mempunyai pemahaman
sering kali terjadi karena guru memberikan materi terlalu banyak pada suatu
kurun waktu tertentu, atau karena observasi yang dilakukan siswa terlalu cepat
dan tidak teliti. Sekali siswa mempunyai pemahaman yang salah mengenai apa
yang disajikan maka untuk selanjutnya akan sulit untuk mengubah pemahaman
tadi.
pemahaman ialah bahwa: (1) makin baik pemahaman siswa mengenai sesuatu,
pemahaman yang salah karena ini akan memberikan pengertian yang salah
pula pada siswa tentang apa yang dipelajari. (3) apabila dalam pelajaran
foto, model dan sebagainya) maka perlu diusahakan agar pengganti benda tersebut
mungkin.
2. Pengertian konsep
Secara umum konsep dapat didefenisikan sebagai abstraksi atau ide yang
atas suatu fakta/realitas yang dinyatakan dalam kata yang berlaku secara umum
18
Nasution (2006) mengungkapkan :
sama”
More (Sapriya, 2009: 43) menyatakan bahwa “Konsep itu adalah sesuatu
yang tersimpan dalam benak atau pikiran manusia berupa sebuah ide atau sebuah
gagasan”.
pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa.
19
berikut: 1) penyajian data dan identifikasi konsep diantaranya yaitu: (a)
guru menyajikan contoh yang sudah diberi label, (b) para pelajar
membandingkan ciri-ciri dalam bentuk contoh positif dan negatif, (c) para pelajar
membuat dan mengetes hipotesis, (d) para pelajar membuat defenisi tentang
tidak diberi label dengan menjawab ya atau tidak. (b) guru menegaskan
hipotesis, nama konsep, dan menyatakan kembali defenisi konsep sesuai dengan
dan ciri-ciri konsep, (c) para pelajar mendiskusikan tipe dan jumlah hipotesis.
atau ide yang dinyatakan dengan cara asli yang di kenal sebelumnya : (a)
suatu bentuk simbolik ke satu bentuk lain atau sebaliknya (c) terjemahan dari satu
memahami suatu materi atau ide yang direkam, di ubah, atau di susun dalam
20
bentuk lain (grafik, tabel, atau diagram) : (a) kemampuan untuk memahami dan
menginterpretasi berbagai bacaan secara dalam dan jelas (b) kemampuan untuk
digambarkan oleh suatu data (c) kemampuan untuk menafsirkan berbagai data
sosial (d) kemampuan untuk membuat batasan (kualifikasi) yang tepat ketika
(c) kemampuan menyisipkan satu data dalam sekumpulan data dilihat dari
suatu konsep jika memiliki kemampuan menangkap arti dari informasi yang
21
Menurut Kokkonen T (2017), pemahaman konsep dapat juga
dievaluasi melalui peta konsep, guru dapat mengetahui konsep-konsep yang telah
dimiliki siswanya untuk mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah
ada dalam struktur kognitif siswa. Indikator pencapaian aspek pemahaman konsep
sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, 3) memberi contoh dan bukan contoh
Kokkonen T (2017) hasil belajar yang dinilai mencakup tiga aspek. Ketiga aspek
objek menurut sifat-sifat tertentu (c) memberi contoh dan non contoh dari
matis (e) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep (f) meng-
gunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu (g) meng-
22
dan diagram (b) mengajukan dugaan (c) melakukan manipulasi matematika (d)
kesahihan dari argumen. (g) menemukan pola atau sifat dari gejala matematis
dalam berbagai bentuk (d) memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah
secara tepat (e) mengembangkan strategi pemecahan masalah. (f) membuat dan
menafsirkan model matematika dari suatu masalah yang tidak rutin dalam fisika.
F. Retensi
atau penahanan. (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005:953). Ratna Wilis
dan dapat diingat kembali setelah seseorang mempelajari sesuatu, jadi juga
merupakan kebalikan dari lupa. Seperti ingatan, retensi sangat menentukan hasil
yang diperoleh siswa dalam proses belajarnya. Apabila seseorang belajar maka
setelah beberapa waktu apa yang dipelajarinya akan banyak dilupakan, dan apa
23
diingat ini akan sangat cepat pada permulaan; selanjutnyan penurunan tersebut
tidak lagi cepat. Hal ini dapat dilihat dari kurva di bawah ini :
100
80
d
i
60 20 menit, 58 %
i
n 80 menit, 44 %
g 40 1 hari, 33 %
a
t 20
5 10 15 20 25
( Sumber : Dennis Child (1977), Psychology and the Teacher. 2nd.ed, London:
Holt, Rinehart & Winston, hal.157)
mudah diingat dibandingkan yang tidak ada artinya. 2) benda yang jelas dan
konkrit akan lebih mudah diingat dibanding dengan yang bersifat abstrak.
3) retensi akan lebih baik untuk materi yang bersifat kontekstual atau serangkaian
24
tidak mempunyai kesamaan internal. 4) tidak ada perbedaan antara retensi dari
apa yang telah dipelajari siswa yang mempunyai berbagai tingkat IQ.
apa yang telah kita pelajari sebelumnya disebut ingatan. Sesuatu hal dan
pengalamn yang telah dipelajari disimpan dalam pikiran kita sehingga mereka
dapat digunakan pada saat dibutuhkan. Dalam psikologi, belajar, retensi, recall
membutuhkan ingatan yang baik. Kita berpikir dengan fakta-fakta yang diingat
dan dengan bantuan persepsi kita dan kontinuitas ingatan kita. Salah satu tujuan
pengalaman dan masalah yang ditemui hari demi hari. Pengalaman atau
ingatan . Penyimpanan dari ingatan ini oleh system saraf pusat atau otak ini
lamanya retensi. Ingatan yang tersimpan ini akan dipanggil kembali ketika
menghubungkan kejadian sebelumnya dengan apa yang terjadi saat ini. Proses
25
ingatan dimulai dengan pengodean, yakni suatu proses dimana informasi masuk
yang dialami seseorang terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1) proses mencamkan
dengan mencari hubungan tentang sesuatu yang harus diingat dengan hal lain
yang telah dikenal atau dapat juga dilakukan dengan memusatkan pikiran pada
(Storage), pengendapan informasi yang diterima di dalam memori otak (3) proses
yang disimpan dalam strtuktur ingatan jika diperlukan. Kuat dan lemahnya
beberapa selama sekitar setengah menit, dan yang lainnya selama beberapa menit,
jam, tahun bahkan seumur hidup. Tiga jenis ingatan yang sesuai dengan kerangka
waktu yang berbeda adalah: ingatan sensorik, ingatan jangka pendek dan ingatan
jangka panjang.
1. Ingatan sensorik
Penyimpanan informasi dalam ingatan sensorik ini hanya untuk sesaat saja
26
(kurang dari setengah detik), tidak lebih lama dari waktu yang digunakan untuk
sensorik untuk suara hingga beberapa detik, seperti untuk gema singkat. Namun
diteruskan ke ingatan jangka pendek, sedang yang tidak penting akan dibuang.
sebelum memudar.
Ingatan jangka pendek, yang menerima apa yang diteruskan dari ingatan
sensorik setelah disaring terlebih dahulu. Seleksi ini bergantung kepada perhatian
merupakan gudang sementara untuk informasi yang baru masuk, dan hanya
mempunyai kapasitas yang sangat terbatas. Kemampuan yang terbatas ini akan
menghambat proses belajar sesuatu yang baru, dan dinamakan rentangan ingatan.
Rentang ingatan adalah jumlah digit yang dapat dilaporkan kembali oleh individu
tanpa kesalahan. Rentangan ini diukur dari jumlah butir yang dapat diingat
kembali setelah informasi diterima. Rentang ingatan ini sangat terkait dengan
meningkat dua digit dalam usia dua tahun, sampai lima digit dalam usia tujuh
27
tahun, dan enam sampai tujuh digit pada usia duabelas tahun. Contoh dari ingatan
jangka pendek dalam pembelajaran fisika adalah ingatan akan informasi tentang
Informasi yang masuk ini terlebih dahulu dibandingkan dengan apa yang telah
tersimpan di dalam ingatan jangka panjang. Apabila informasi baru tersebut sama
dengan apa yang telah ada maka hal ini akan mempermudah penyimpanan.
Informasi yang ada di ingatan jangka panjang disimpan untuk jangka waktu yang
(misalnya bentuk, bau, nada), atau bentuk verbal yang bersifat abstrak. Informasi
yang disimpan dalam bentuk gambaran akan lebih mudah diingat kembali dari
yang dialami seseorang terdiri dari tiga tahap, yaitu: (1) Proses Mencamkan
(Encoding). Tahap ini disebut sebagai tanda pengkodean terhadap sesuatu yang
akan diingat. Pengkodean akan menghasilkan memori yang baik bila dilakukan
dengan mencari hubungan tentang sesuatu yang harus diingat dengan hal lain
28
yang telah dikenal atau dapat juga dilakukan dengan memusatkan pikiran pada
pengertian sesuatu yang diingat atau melalui pemahaman. (2) Proses Menyimpan
(Storage), pengendapan informasi yang diterima di dalam memori otak. (3) Proses
yang disimpan dalam strtuktur ingatan jika diperlukan. Kuat dan lemahnya
kembali.
akan konsep fisika yang pernah diajarkan dalam proses pambelajaran pada
pertemuan sebelumnya.
untuk membangun pengertian tentang materi pembelajaran yang dinilai dari hasil
belajar siswa dan kemampuan untuk mengingat kembali konsep yang telah
Siswa akan belajar dengan baik bila konsep atau informasi umum yang
mewadahi (mencakup) semua isi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa
didefenisikan dan dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa. Setiap
orang telah memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya yang tertata
dalam bentuk struktur kognitif. Proses belajar akan berjalan baik bila materi
29
pelajaran yang baru, beradaptasi (bersinambung) secara “klop” dengan struktur
kognitif yang sudah dimiliki oleh siswa. Struktur kognitif ini memberikan suatu
pelajar dan membutuhkan lebih banyak interaksi mental dari pada gambar statis.
Animasi yang dihasilkan komputer merupakan medium yang sangat kuat untuk
berbagai bagian yang bervariasi serta keterkaitan antar bagian dari suatu konsep
atau ide. Animasi membantu para pelajar dapat dengan lebih mudah memperoleh
dilakukan oleh para pengajar terdahulu akan menurunkan fungsi kognitif siswa.
Perlu diingat bahwa kemampuan kerja dari sistem memori itu terbatas dan harus
difokuskan pada dua hal, isi materi pembelajaran dan pengorganisasian materi.
pelajar dapat lebih menggunakan waktu untuk memahami isi materi, bukan untuk
30
mengontrol atau mengorganisasikan materi. Penyajian gambar statis dalam bentuk
dapat dimengerti sehingga waktu untuk memahami isi materi yang terkandung
dalam gambar akan tersita. Sedangkan penyajian materi dalam bentuk animasi
menyajikan gambar secara utuh dalam satu waktu sehingga siswa dapat langsung
memahami isi materi yang diberikan tanpa harus bersusah payah mengorganisir
keterampilan berpikir kritis siswa pada materi suhu dan kalor kelas X SMA
lebih baik dibandingkan dengan gambar statis untuk mengajarkan suatu kejadian
dinamis. Stith (2004) dalam O’Day,D.H (2007) melaporkan bahwa nilai ujian
menggunakan bantuan animasi lebih tinggi dibanding nilai ujian siswa yang
diberi pelajaran tentang proses sintesis protein secara konvensional tanpa bantuan
31
animasi. Hasil akhir menunjukkan bahwa nilai ujian kelompok siswa yang
lebih baik dibanding kelompok siswa yang tidak diperlihatkan animasi. Williams
kimia dengan manggunakan animasi menunjukkan hasil ujian yang lebih tinggi
H. Kerangka Pikir
- PEMAHAMAN KONSEP
PERLU MEDIA PEMBELAJARAN
FISIKA MENINGKAT
YANG DAPAT MEMUDAHKAN
- RETENSI TERHADAP
SISWA MEMAHAMI KONSEP ANIMASI
PELAJARAN FISIKA
FISIKA SERTA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN FISIKA
MENINGKAT
KETERTARIKAN SISWA BELAJAR
- KETERTARIKAN BELAJAR
FISIKA
FISIKA MENINGKAT
32
I. Hipotesis Tindakan
pemahaman konsep dan retensi pada peserta didik kelas X IPA Madrasah
dari atau sama dengan 85 % siswa mencapai nilai KBM, yaitu skor 68.
indikator lebih dari atau sama dengan 85 % siswa dapat menuliskan kembali
dengan indikator lebih dari atau sama dengan 85 % siswa dapat menuliskan
33