Illeus paralitik
V. Manifestasi klinis
Pasien ileus paralitik akan mengeluh perutnya kembung (abdominal
distention), anoreksia, mual dan obstipasi. Muntah mungkin ada, mungkin pula tidak
ada. Keluhan perut kembung pada ileus paralitik ini perlu dibedakan dengan keluhan
perut kembung pada ileus obstruksi.
Pasien ileus paralitik mempunyai keluhan perut kembung, tidak disertai nyeri
kolik abdomen yang paroksismal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya distensi
abdomen, perkusi timpani dengan bising usus yang lemah dan jarang bahkan dapat
tidak terdengar sama sekali. Pada palpasi, pasien hanya menyatakan perasaan tidak
enak pada perutnya. Tidak ditemukan adanya reaksi peritoneal (nyeri tekan dan nyeri
lepas negatif). Apabila penyakit primernya peritonitis, manifestasi klinis yang
ditemukan adalah gambaran peritonitis.
Gejala klinisnya,yaitu :
1. Distensi yang hebat tanpa rasa nyeri (kolik).
2. Mual dan mutah.
3. Tak dapat defekasi dan flatus, sedikitnya 24-48 jam.
4. Pada palpasi ringan perut, ada nyeri ringan, tanpa defans muskuler.
5. Bising usus menghilang.
6. Gambaran radiologis : semua usus menggembung berisi udara.
VI. Komplikasi ileus paralitik
1. Nekrosis usus.
2. Perforasi usus dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi terlalu lama pada
organ intra abdomen.
3. Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium sehingga terjadi
peradangan atau infeksi yang hebat pada intra abdomen.
4. Sepsis infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan baik dan
cepat.
5. Syok dehidrasi terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma.
6. Abses sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi.
7. Pneumonia aspirasi dari proses muntah.
8. Gangguan elektrolit, refluk muntah dapat terjadi akibat distensi abdomen.
Muntah mengakibatkan kehilangan ion hidrogen dan kalium dari lambung,
serta menimbulkan penurunan klorida dan kalium dalam darah.
VI. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
a. Foto polos abdomen 3 posisi
Dengan posisi terlentang dan tegak (lateral dekubitus) memper-
lihatkan dilatasi lengkung usus halus disertai adanya batas antara air
dan udara atau gas (air-fluid level) yang membentuk pola bagaikan
tangga, posisi setengah duduk untuk melihat Gambaran udara cairan
dalam usus atau di luar usus, misalnya pada abses, Gambaran udara
bebas di bawah diafragma, Gambaran cairan di rongga pelvis atau
abdomen bawah.
b. Pemeriksaan radiologi dengan Barium Enema
Mempunyai suatu peran terbatas pada pasien dengan obstruksi usus
halus. Pengujian Enema Barium terutama sekali bermanfaat jika suatu
obstruksi letak rendah yang tidak dapat pada pemeriksaan foto polos
abdomen. Pada anak-anak dengan intussuscepsi, pemeriksaan enema
barium tidak hanya sebagai diagnostik tetapi juga mungkin sebagai
terapi.
c. CT–Scan
Pemeriksaan ini dikerjakan jika secara klinis dan foto polos abdomen
dicurigai adanya strangulasi. CT–Scan akan mempertunjukkan secara
lebih teliti adanya kelainan-kelainan dinding usus, mesenterikus, dan
peritoneum. CT–Scan harus dilakukan dengan memasukkan zat
kontras kedalam pembuluh darah. Pada pemeriksaan ini dapat
diketahui derajat dan lokasi dari obstruksi.
d. USG
Pemeriksaan ini akan mempertunjukkan gambaran dan penyebab dari
obstruksi.
e. MRI
Walaupun pemeriksaan ini dapat digunakan, tetapi tehnik dan kontras
yang ada sekarang ini belum secara penuh mapan. Teknik ini
digunakan untuk mengevaluasi iskemia mesenterik kronis.
f. Angiografi
Angiografi mesenterik superior telah digunakan untuk men-diagnosis
adanya herniasi internal, intussuscepsi, volvulus, malrotation, dan
adhesi.
2. Pemeriksaan laboratorium
Leukositosis mungkin menunjukkan adanya strangulasi, pada urinalisa
mungkin menunjukkan dehidrasi. Analisa gas darah dapat mengindikasikan
asidosis atau alkalosis metabolic.
VII. Penatalaksanaan
1. Konservatif
a. Penderita dirawat di rumah sakit.
b. Penderita dipuasakan
c. Kontrol status airway, breathing and circulation.
d. Dekompresi dengan nasogastric tube.
e. Intravenous fluids and electrolyte
f. Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan.
2. Farmakologis
a. Antibiotik broadspectrum untuk bakteri anaerob dan aerob.
b. Analgesik apabila nyeri.
3. Operatif
a. Ileus paralitik tidak dilakukan intervensi bedah kecuali disertai dengan
peritonitis.
b. Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastric untuk
mencegah sepsis sekunder atau rupture usus.
c. Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik
bedah yang disesuaikan dengan hasil explorasi melalui laparotomi.
IX. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1. Identitas
Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin,
agama, suku dan gaya hidup.
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat
dikaji. Pada umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri
pada abdomennya biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan
dan nyeri lepas, abdomen tegang dan kaku.
Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari
pertolongan, dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST :
P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.
Q :Bagaiman keluhandirasakan oleh klien, apakah hilang,
timbul atau terus- menerus (menetap).
R : Di daerah mana gejala dirasakan
S : Keparahan yang dirasakanklien dengan memakai skala
numeric1 s/d 10.
T :Kapankeluhan timbul, sekaligus factor yangmemperberat
dan memperingan keluhan.
Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien sebelumnya pernah mengalami penyakit pada
sistem pencernaan, atau adanya riwayat operasi pada sistem
pencernaan.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang
sama dengan klien.
3. Pemeriksaan fisik
Status kesehatan umum
Tingkat kesadaran pasien perlu dikaji, bagaimana penampilan
pasien secara umum, ekspresi wajah pasien selama dilakukan
anamnesa, sikap dan perilaku pasien terhadap petugas,
bagaimana mood pasien.
Sistem pernafasan
Peningkatan frekuensi napas, napas pendek dan dangkal
Sistem kardiovaskuler
Takikardi, pucat, hipotensi (tanda syok)
Sistem persarafan
Tidak ada gangguan pada sistem persyarafan
Sistem perkemihan
Retensio urine akibat tekanan distensi abdomen, anuria/oliguria,
jika syok hipovolemik
Sistem pencernaan
Distensi abdomen, muntah, bising usus meningkat, lemah
atau tidak ada, ketidakmampuan defekasi dan flatus.
Sistem muskuloskeletal
Kelelahan, kesulitan ambulansi
Sistem integumen
Turgor kulit buruk, membran mukosa pecah-pecah (syok)
Sistem endokrin
Tidak ada gangguan pada sistem endokrin
Sistem reproduksi
Tidak ada gangguan pada sistem reproduksi
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorbsi nutrisi.
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
4. Resiko infeksi berhubungan denganperforasi dinding usus
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan: Pain Level, Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Agen injuri (biologi, kimia, pain control, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
fisik, psikologis), kerusakan comfort level kualitas dan faktor presipitasi
jaringan Observasi reaksi nonverbal dari
Setelah dilakukan tinfakan keperawatan selama …. ketidaknyamanan
Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, menemukan dukungan
mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
mengurangi nyeri, mencari bantuan) nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan kebisingan
menggunakan manajemen nyeri Kurangi faktor presipitasi nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
dan tanda nyeri) intervensi
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas
Tanda vital dalam rentang normal dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Tidak mengalami gangguan tidur Tingkatkan istirahat
Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan
antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Risiko infeksi NOC : NIC :
Immune Status Pertahankanteknikaseptif
Faktor-faktor risiko : Knowledge : Infection control Batasipengunjung bila perlu
- Prosedur Infasif Risk control Cucitangansetiapsebelum dan
- Kerusakan jaringan dan sesudahtindakankeperawatan
peningkatan paparan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…… Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
lingkungan pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil: pelindung
- Malnutrisi Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai
- Peningkatan paparan Menunjukkan kemampuan untuk mencegah dengan petunjuk umum
lingkungan patogen timbulnya infeksi Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan
- Imonusupresi Jumlah leukosit dalam batas normal infeksi kandung kencing
- Tidak adekuat pertahanan Menunjukkan perilaku hidup sehat Tingkatkan intake nutrisi
sekunder (penurunan Hb, Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam Berikan terapi antibiotik
Leukopenia, penekanan batas normal Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
respon inflamasi) lokal
- Penyakit kronik Pertahankan teknik isolasi k/p
- Imunosupresi
- Malnutrisi Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
- Pertahan primer tidak kemerahan, panas, drainase
adekuat (kerusakan kulit, Monitor adanya luka
trauma jaringan, Dorong masukan cairan
gangguan peristaltik) Dorong istirahat
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi
Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap
4 jam
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Resiko ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi lebih dari Nutritional Status : food and Fluid Intake Weight Management
kebutuhan tubuh Nutritional Status : nutrient Intake Diskusikan bersama pasien mengenai
Berhubungan dengan : Weight control hubungan antara intake makanan, latihan,
Intake yang berlebihan peningkatan BB dan penurunan BB
terhadap kebutuhan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. Diskusikan bersama pasien mengani kondisi
metabolisme tubuh Ketidak seimbangan nutrisi lebih teratasi dengan medis yang dapat mempengaruhi BB
kriteria hasil: Diskusikan bersama pasien mengenai
Mengerti factor yang meningkatkan berat badan kebiasaan, gaya hidup dan factor herediter yang
Mengidentfifikasi tingkah laku dibawah kontrol dapat mempengaruhi BB
klien Diskusikan bersama pasien mengenai risiko
Memodifikasi diet dalam waktu yang lama yang berhubungan dengan BB berlebih dan
untuk mengontrol berat badan penurunan BB
Penurunan berat badan 1-2 pounds/mgg Dorong pasien untuk merubah kebiasaan
Menggunakan energy untuk aktivitas sehari hari makan
Perkirakan BB badan ideal pasien
Nutrition Management
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien.
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
dan vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang dimakan mengandung
tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
makanan harian.
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
Weight reduction Assistance
Fasilitasi keinginan pasien untuk menurunkan
BB
Perkirakan bersama pasien mengenai
penurunan BB
Tentukan tujuan penurunan BB
Beri pujian/reward saat pasien berhasil
mencapai tujuan
Ajarkan pemilihan makanan
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Hipertermia NOC: NIC :
Berhubungan dengan : Thermoregulasi Monitor suhu sesering mungkin
- penyakit/ trauma Monitor warna dan suhu kulit
- peningkatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Monitor tekanan darah, nadi dan RR
metabolisme selama………..pasien menunjukkan : Monitor penurunan tingkat kesadaran
- aktivitas yang Suhu tubuh dalam batas normal dengan kreiteria hasil: Monitor WBC, Hb, dan Hct
berlebih Suhu 36 – 37C Monitor intake dan output
- dehidrasi Nadi dan RR dalam rentang normal Berikan anti piretik:
Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada Kelola Antibiotik
pusing, merasa nyaman Selimuti pasien
Berikan cairan intravena
Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
Tingkatkan sirkulasi udara
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor hidrasi seperti turgor kulit,
kelembaban membran mukosa)
DAFTAR PUSTAKA