Karakteristik Dasar Motor 122014
Karakteristik Dasar Motor 122014
A. Pendahuluan
Kendaraan merupakan sebuah alat transportasi bermotor yang memiliki kemampuan untuk mengangkut
penumpang dengan jumlah dan kapasitas tertentu, memilki persyaratan baik kelaikan jalan maupun kelaikan
sebagai suatu jaminan keselamatan dan kenyamanan penumpangnya. Oleh karenanya kendaraan selalu
dilengkapi dengan mekanisme dan komponen tertentu yang dapat menunjang semua kebutuhan tersebut.
Kendaraan terdiri dari beberapa bagian, yaitu mesin sebagai sumber tenaga, kopling transmisi dan differensial
untuk memindah dan mengatur torsi ke roda, suspensi untuk meningkatkan kenyamanan, system kemudi
untuk mengendalikan arah, rem untuk mengurangi dan menghentikan laju kendaraan serta rangka untuk
menopang dan menempatkan semua kelengkapan.
1
Karakteristik Motor
2
Karakteristik Motor
B. Klasifikasi Motor
1. Motor bakar dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu:
Motor pembakaran luar (Exsternal Combustion Engine), yaitu motor yang pembakarannya diluar
mesin. Contoh : mesin uap, turbin uap dan lain-lain.
Motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine), yaitu motor yang proses pembakaran berada
di dalam mesin itu sendiri. Contoh : Motor diesel, motor bensin, motor wankel dan lain-lain.
3
Karakteristik Motor
4
Karakteristik Motor
Langkah Hisap
Piston bergerak dari TMA (Titik Mati Atas) menuju TMB (Titik Mati
Bawah). Posisi katup hisap terbuka dan katup buang tertutup. Akibat
gerakan piston volume didalam silinder membesar sehingga tekanan
turun. Turunnya tekanan di dalam silinder menyebabkan adanya
perbedaan tekanan diluar silinder dengan didalam silinder sehingga
campuran bahan bakar terhisap masuk ke dalam silinder.
Gb 3. Langkah Hisap
Langkah Kompresi
Piston bergerak dari TMB menuju TMA. Posisi katup hisap dan
katup buang tertutup. Gerakan piston menyebabkan volume didalam
silinder mengecil dan memampatkan/ mengkompresi campuran
bahan bakar didalam silinder sehingga tekanan dan temperatur naik.
Gb 4. Langkah Kompresi
Gb 5. Langkah Usaha
5
Karakteristik Motor
Langkah Buang
Piston bergerak dari TMB menuju TMA. Posisi katup hisap tertutup
dan katup buang terbuka. Gerakan piston menyebabkan piston
mendorong gas buang ke luar menuju knalpot melalui katup buang.
Gb 6. Langkah Buang
Setelah langkah buang maka motor melakukan langkah hisap, kompresi, usaha dan buang, demikian
seterusnya sehingga selama ada proses pembakaran maka motor berputar terus. Siklus kerja motor 4 tak
dapat digambarkan sebagai berikut:
6
Karakteristik Motor
Pada motor 2 tak proses pemasukan campuran bahan bakar ke dalam silinder bersamaan dengan proses
pembuangan, proses ini lebih popular dengan istilah proses pembilasan, yaitu proses pemasukan gas baru
dan mendorong gas buang agar gas buang. Tujuan pembilasan untuk menjamin gas dibuang didalam silinder
dapat terbuang dengan sempurna. Sedangkan istilah proses pemasukan diguna untuk proses masuknya
campuran ke dalam ruang engkol (crankcase).
Cara kerja motor 2 tak dapat digambarkan sebagai berikut:
Saat piston bergerak dari TMB menuju TMA, maka didalam silinder terjadi
proses kompresi, proses ini dimulai saat lubang bilas dan buang tertutup
piston, gerakan piston menyebabkan campuran bahan bakar yang masuk
dikompresi sehingga tekanan dan temperatur naik.
Dibawah piston terjadi proses pemasukan campuran bahan bakar. Saat
piston bergerak ke TMA, maka ruang bak engkol membesar sehinggga
tekanan turun.
Proses di bawah piston saat piston bergerak dari TMA ke TMB menyebabkan ruang engkol mengecil
sehingga tekanan naik, naiknya tekanan menyebabkan reed valve menutup, proses pemasukan campuran
terhenti.
7
Karakteristik Motor
Proses Buang
Proses Pembilas
Saat piston semakin mendekati TMB tekanan di bak engkol semakin besar,
sementara itu lubang bilas terbuka, sehingga campuran bahan bakar dari
bak engkol mengalir ke dalam silinder untuk mengisi silinder dengan gas
baru dan mendorong gas buang ke luar sehingga silinder benar-benar
bersih dari gas buang.
8
Karakteristik Motor
menyebabkan kurangnya minat masyarakat dalam menggunakan angkutan sebagai sarana transportasi,
sehingga menyebabkan kurangnya pendapatan bagi operator angkutan. Sementara pengemudian yang salah
adalah kecepatan dan rpm yang berlebihan, pengereman mendadak dan lain-lain. Beberapa akibat yang
dapat timbul adalah kerusakan pada unit kendaraan tersebut bahkan pemborosan baik biaya perawan dan
bahan bakar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian kendaraan adalah kemampuan
kendaraan (running performance) sehingga dalam pengoperasian pengemudi maupun staff lainnya mengerti
betul tentang karakteristik kendaraan yang dioperasikan. Beberapa data dalam spesifikasi produk kendaraan
selain data tentang body kendaraan disampaikan pula data teknis kemampuan kendaraan saat operasi
diantaranya adalah :
a. Kecepatan maksimum adalah kecepatan yang dapat dicapai hingga kemampuan maksimum mesin
sebuah kendaraan yang diukur dalam satuan km/jam atau mph dalam kondisi GVW dijalan datar beraspal
tanpa angin (drag).
b. Pemakaian bahan bakar (fuel comsumption) adalah suatu ukuran banyaknya bahan bakar yang
digunakan suatu motor atau kendaraan pada suatu jarak tertentu dalam unit satuan liter per 100 km,
ukuran ini dapat digunakan sebagai indikator efisiensi kendaraan.
c. Kurva kemampuan mesin (engine performance curve) yaitu grafik yang menunjukan kemampuan mesin
secara umum, dimanan diperlihatkan momen output mesin yang diukur pada dinamo meter dan tenaga
mesin dalam PK atau DK yang dihitung dari rpm mesin seperti tampak pada gambar berikut. (catatan nilai
kemampuan ini berbeda pada beberapa standart yang digunakan antara SAE atau DIN bahkan JIS)
d. Kemampuan daya tanjak adalah kemampuan kendaraan untuk mendaki dengan beban spesifikasi (GVW)
yang diperoleh dengan persamaan θ = B/A
e. Minimum turning radius adalah radius terkecil kendaraan untuk dapat membelok perlahan-lahan pada
tempat yang datar dan rata dengan posisi kemudi membelok penuh. Garis lingkarannya dibentuk oleh
bagian body paling luar atau oleh garis tengah roda outer.
f. Perbandingan kompressi menunjukkan seberapa jauh campuran udara dan bahan bakar yang dihisap
selama langkah hisap dikompressikan dalam silinder selama langkah kompressi.
g. Momen mesin adalah nilai yang menunjukkan gaya putar atau twisting force pada output mesin yang
dinyatakan dalam satuan Newton –meter (NM) dan dihitung sebagai berikut
h. Daya output mesin (engineoutput power) adalah rata-rata kerja yang dilakukan dalam satu waktu dengan
satuan yang umum adalah kilowatt (KW) atau horse power (HP) dan PS.
Seperti telah diketahui bersama bahwa, tenaga pada sebuah motor diesel dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar dalam silinder, dimana besarnya tergantung pada ukuran silinder dan jumlah silinder itu sendiri.
9
Karakteristik Motor
Semakin besar dan semakin banyak jumlah silindernya, maka akan menghasilkan tenaga yang semakin besar
pula. Tenaga yang dihasilkan disini diartikan sebagai momen puntir (torque/torsi). Energi panas yang
dihasilkan dari pembakaran banah bakar dan udara pada sebuah motor hanya sebesar 32% dari setiap liter,
artinya pembakaran bahan bakar dan udara yang digunakan untuk menggerakkan roda-roda atau efisiensinya
hanya sebesar 32%
Berikut beberapa upaya yang dapat dilaksanakan dalam rangka menghemat bahan bakar :
1. Volume Silinder
VL = π/4 D2 x L (1)
VL = Volume langkah …….. cc
D = Diameter silinder …… cm
L = Pangjang langkah …….. cm
10
Karakteristik Motor
Contoh :
Tentukan volume langkah sepeda motor Honda Astrea Grand bila diketahui diameter silinder 50 mm dan
panjang langkah piston 49,5 mm.
Solusi:
D = 50 mm = 5 cm, L = 49,5 mm = 4,95 cm
VL = π/4 D2 x L
= 3,14 / 4 x 52 x 4,95 = 97,19 cc
Ditinjau dari perbandingan diameter silinder dengan panjang langkah piston, motor dapat diklasifikasikan
menjadi 3, yaitu:
1. Long stroke : panjang langkah piston lebih besar dari pada diameter silinder
2. Square : panjang langkah piston sama dengan diameter silinder
3. Over Square : panjang langkah piston lebih kecil dari pada diameter silinder
Perbandingan diameter silinder dengan panjang langkah piston (D/L) untuk motor bensin ukuran kecil sampai
menengah adalah 0,8 sampai 1,2, sedangkan untuk motor ukuran besar kecepatan rendah adalah 0,5.
Contoh beberapa perbandingan diameter silinder dengan panjang langkah beberapa merk dan tipe sepeda
motor.
11
Karakteristik Motor
2. Volume Kompresi
Volume ruang bakar dapat berkurang akibat adanya endapan karbon sisa
pembakaran yang menempel pada ruang bakar, atau penggantian gasket
dengan ukuran yang lebih tipis.
3. Perbandingan Kompresi
VL + VC
E = (2)
VC
E = Perbandingan kompresi
VL = Volume langkah …….. cc
VC = Volume kompresi …… cc
Contoh
Tentukan perbandingan kompresi sebuah sepeda motor bila diketahui volume langkah 100 cc dan volume
kompresi 15 cc.
Solusi :
VL = 100 cc dan VC = 15 cc
12
Karakteristik Motor
VL + VC 100 + 15
E = = = 7,67
VC 15
Meningkatkan perbandingan kompresi dapat dilakukan dengan mengurangi volume kompresi. Cara
mengurangi volume kompresi adalah:
1. Mengurangi tebal gasket kepala silinder
2. Mengurangi atau membubut kepala silinder
Hal-hal yang harus diperhatikan saat meningkat perbandingan kompresi antara lain:
1. Kompresi jangan sampai bocor (gasket yang tipis menyebabkan elastisitas gasket menurun, daya
rapat menurun, peluang bocor meningkat).
2. Piston jangan sampai membentur katup
3. Perubahan perbandingan kompresi dapat diketahui untuk menyesuaikan kebutuhan nilai oktan bahan
bakar sehingga detonasi dapat dicegah.
13
Karakteristik Motor
Pada buku manual maupun brosur-brosur biasanya tertulis infomasi tentang diameter silinder, panjang
langkah piston dan perbandingan kompresi. Informasi tentang volume kompresi jarang ditentukan. Untuk
mencari volume kompresi dapat dilakukan menggunakan rumus:
VL
VC = (3)
E-1
E = Perbandingan kompresi
VL = Volume langkah …….. cc
VC = Volume kompresi …… cc
Contoh :
Tentukan volume kompresi sepeda motor Honda Astrea Grand bila diketahui diameter silinder 50 mm dan
panjang langkah piston 49,5 mm, perbandingan kompresi 8,8 : 1
Solusi:
D = 50 mm = 5 cm, L = 49,5 mm = 4,95 cm
E = 8,8
VL = π/4 D2 x L
= 3,14 / 4 x 52 x 4,95 = 97,19 cc
VL 97,19
VC = = = 12,46 cc
E–1 8,8 – 1
Contoh :
Tentukan perbandingan kompresi motor di atas bila gasket kepala silinder diganti dari tebal 0,8 mm menjadi
0,5 mm.
Solusi:
t(awal) = 0,8 mm = 0,08 cm , t(akhir) = 0,5 mm = 0,05 cm
14
Karakteristik Motor
VL + VCb
Perbandingan kompresi baru =
VCb
97,19 + 11,87
= = 9,187
11,87
Jadi dengan mengurangi tebal gasket sebesar 0,3 mm yaitu dari tebal 0,8 mm menjadi 0,5 mm maka
perbandingan kompresi naik dari 8,8 menjadi 9,187 atau naik 9,187 – 8,8 = 0,387
4. Kapasitas Silinder
Kapasitas silinder merupakan total volume langkah pada suatu motor. Kapasitas silinder merupakan informasi
pokok tentang suatu motor dan sering dijadikan indikator tentang kemampuan motor tersebut. Hal itu dapat
dimengerti karena kapasitas silinder suatu motor relatitif tetap dibandingkan indikator kemampuan motor yang
lain seperti daya, maupun momen maksimal.
Kapasitas silinder dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :
1. Diameter silinder
2. Panjang langkah
3. Jumlah silinder
Rumus:
Dari rumus di atas, maka kapasitas silinder merupakan volume langkah kali jumlah silinder.
Contoh :
Tentukan kapasitas silinder sepeda motor 4 tak 2 silinder, bila diketahui diameter silinder 50 mm dan panjang
langkah 50 mm.
Solusi :
D = 50 mm = 5 cm, L = 50 mm = 5 cm, K = 2
15
Karakteristik Motor
5. Diagram Indikator
Diagram indikator merupakan diagram yang menggambarkan perubahan tekanan di dalam silinder motor pada
satu siklus kerja. Diagram indikator merupakan sumber informasi tentang proses yang terjadi didalam silinder.
Diagram indikator motor 4 tak adalah sebagai berikut:
Keterangan:
6. Tekanan Rata-rata
Diagram indikator suatu motor diamati menggunakan Farnborough tester. Alat tersebut akan mendeteksi
perubahan tekanan didalam silinder saat motor hidup. Perubahan tekanan akan digambar pada kertas yang
telah tersedia, dari gambar yang dihasilkan dapat ditentukan berapa tekanan rata-rata didalam silinder saat
putaran tertentu
16
Karakteristik Motor
Tekanan rata-rata di dalam silinder tergantung dari tekanan hasil pembakaran, tekanan hasil pembakaran
tergantung dari jumlah campuran bahan bakar yang dibakar. Semakin banyak campuran yang dibakar di
dalam silinder semakin besar tekanan rata-ratanya.
7. Daya Indikator (Indicator Power)
Daya indikator merupakan daya secara nyata yang dihasilkan silinder motor. Daya indikator merupakan daya
motor yang dihitung berdasarkan indikator tekanan rata-rata di dalam silinder. Daya indikator dapat dihitung
berdasarkan informasi:
Usaha
Daya indikator (ip) =
Waktu
Pm A L n
ip = joule/ detik atau watt
60
Satuan Inggris
1 Horse Power (HP) = 550 ft-lb/detik= 746 W
Ukuran daya juga menggunakan satuan PS dari bahasa Jerman Prerd Strarke (Yamaha Technical
Academy). 1 PS merupakan tenaga yang diperlukan untuk menggerakkan obyek 75 kg sejauh 1 meter dalam
1 detik. Jadi 1 PS = 75 kg-m/detik, di Indonesia sama dengan Daya Kuda (DK).
8. Daya Indikator Motor 2 Tak
Pada motor 2 tak tiap satu siklus dibutuhkan 1 putaran mesin atau 1 Rpm (Revolution per minute) sama
dengan 1 langkah usaha. Dengan demikian jumlah langkah usaha:
n=NxK (9)
dimana :
N = putaran mesin …….. rpm
K = jumlah silinder
Pm L A N K
ip 2tak = (10)
60
Contoh:
Tentukan daya motor 2 tak, 2 silinder bila diketahui panjang langkah 60 mm, diameter silinder 70 mm,
tekanan rata-rata 750 kPa pada putaran 2500 rpm.
Solusi:
P m = 750 kPa = 750.000 N/m2
L = 60 mm = 0,06 m
D = 70 mm = 0,07 m
N = 2500 rpm
K = 2
Luas permukaan piston
A = π/4 D2 = π/4 (0,07)2 = 0,003848 m2
Daya indikator:
18
Karakteristik Motor
Pm L A N K
ip 2tak =
60
750.000 x 0,06 x 0,003848 x 2500 x 2
= = 14430 W = 14,43 kW
60
Daya indicator motor 2 tak dalam satuan PS = Pferdestarke (German), PK = paardenkracht (Belanda) atau
Daya Kuda (DK).
Rumus:
Pm L A N K
ip 2tak = (11)
60 x 75 x 100
Tentukan daya motor 2 tak, 1 silinder bila diketahui panjang langkah 50 mm, diameter silinder 60 mm,
tekanan rata-rata 7 kg/ cm2 pada putaran 3000 rpm.
Solusi :
P m = 7 kg/ cm2
L = 50 mm = 5 cm N = 2500 rpm
D = 60 mm = 6 m K = 1
Pm L A N K
ip 2tak =
60 x 75 x 100
7 x 5 x 28,274 x 3000 x 1
= = 6,597 Dk
60 x 75 x 100
Gb. 18 Motor Honda NSR 150R, 2 tak 1 silinder pendinginan air. Volume silinder 149 cc, Daya maks 27,7 PS
pada 10500 rpm, Torsi maks 2,04 Kg-m pada 9500 rpm.
19
Karakteristik Motor
dimana :
N = putaran mesin …….. rpm
K = jumlah silinder
Pm L A N K
ip 4 tak = (13)
2 X 60
Contoh :
Motor 4 tak, 1 silinder mempunyai panjang langkah 50 mm, diameter silinder 60 mm. Tentukan daya indikator
motor bila tekanan rata-rata 600 kPa pada putaran 3000 rpm
Solusi:
P m = 600 kPa = 600.000 N/ m2
L = 50 mm = 0,05 m
D = 60 mm = 0,06 m
N = 2000 rpm
K = 1
Luas permukaan piston
A = π/4 D2 = π/4 (0,06)2 = 0,002827 m2
Daya indikator:
Pm L A N K
ip 4 tak =
2 x 60
20
Karakteristik Motor
Rumus:
Pm L A N K
ip 4 tak = (14)
2 x 60 x 75 x 100
Contoh:
Tentukan daya motor 4 tak, 1 silinder bila diketahui panjang langkah 60 mm, diameter silinder 60 mm,
tekanan rata-rata 8 kg/ cm2 pada putaran 4000 rpm
Solusi:
P m = 8 kg/ cm2
L = 60 mm = 6 cm
D = 60 mm = 6c m
N = 4000 rpm
K = 1
Daya indikator:
Pm L A N K
ip 4 tak =
2 x 60 x 75 x 100
8 x 6 x 28,27 x 4000 x 1
= = 6,03 PS
2 x 60 x 75 x 100
Gb. 19 Motor Honda Astrea Grand, 4 tak 1 silinder pendinginan udara. Volume silinder 97,1 cc, Daya maks
7,5 DK pada 8000 rpm, Torsi maks 0,77 Kg-m pada 6000 rpm.
21
Karakteristik Motor
Daya rem merupakan daya yang dihasilkan mesin yang diukur pada poros engkol. Daya rem sering pula
disebut daya poros atau daya efektif karena daya inilah yang digunakan untuk memutar beban.
Daya rem dihasilkan dari daya indikator, daya indikator dihasilkan dari proses pembakaran. Besar daya rem
lebih kecil dari daya indikator karena sebagian daya indikator digunakan untuk mengatasi gesekan maupun
beban pompa dan aksesoris. Dengan demikian daya rem adalah:
Daya rem = Daya indicator – Daya gesekan
bp = ip - fp (15)
Perbandingan daya rem dengan daya indicator merupakan efisiensi mekanis motor, dengan demikian efisiensi
mekanis dapat dirumuskan:
Daya rem
Efisiensi mekanis = x 100 %
Daya indicator
ηm = bp / ip x 100 % (16)
Hubungan daya indicator, daya rem dan daya gesek dapat digambarkan sebagai berikut:
Gb. 20 Grafik hubungan putaran mesin dengan daya indicator (ip), daya rem (bp), daya gesek (fp) dan
efisiensi mekanis (ηm )
(Sumber: Zammit,S.J :1996)
Ahli otomotif terus-menerus berupaya untuk meningkatkan efisiensi mekanis dengan cara mengurangi daya
gesek. Upaya tersebut diantaranya:
1. Mencari formula minyak pelumas yang mempunyai daya gelincir tinggi dan tahan panas.
2. Mengurangi jumlah komponen yang bergesekan
3. Memperbaiki sistem pelumas
22
Karakteristik Motor
4. Mencari bahan piston, ring piston, silinder liner yang mempunyai tahanan gesek kecil dan koefisien
muai kecil sehingga saat motor pada mutaran tinggi piston tidak macet.
5. Mengurangi beban aksesoris motor seperti beban pompa pelumas, pompa bahan bakar, pompa air
pendingin, kipas radiator, menggunakan alternator yang lebih efisien dan mengurangi mekanisme
yang bergerak seperti membuat disain piston yang kuat dan lebih ringan, mengganti mekanisme
katup OHV menjadi DOHC.
11. Dinamometer
Dinamometer berfungsi untuk mengetahui daya rem yang dihasilkan motor. Informasi yang diperlukan untuk
mengetahui daya rem antara lain putaran poros engkol dan torsi. Tachometer digunakan untuk mengetahui
putaran motor, sedangkan untuk mengetahui torsi digunakan pengukur beban/ gaya dengan jarak tertentu dari
sumbu poros.
Dari beberapa model dinamometer diatas, maka model hydroulic water brake paling banyak digunakan.
Contoh hydraulic water dinamometer adalah sebagai berikut:
23
Karakteristik Motor
Kecepatan sudut
ω = 2πN/ 60 (19)
2πN R (W+S)
bp = watt (20)
60
dimana :
bp = daya rem ……….. …………. watt
N = putaran mesin …….. ………… rpm
R = jarak sumbuh ke beban ………... m
W = beban statis …. ………………….. N
S = Pembacan pada spring balance ... N
Contoh:
Suatu motor bensin 4 tak, 4 silinder mempunyai diameter silinder 76 mm, panjang langkah piston 100 mm.
Pada putaran 2800 rpm tekanan rata-rata didalam silinder 860 kPa. Pengujian pada dinamometer dengan
jarak ke beban 50 cm, menggunakan beban 100 N spring balance menunjukkan 98 N.
Tentukan:
a. Daya indicator
24
Karakteristik Motor
b. Daya rem
c. Daya gesek
d. Efisiensi mekanis
Solusi:
D = 76 mm = 0,076 m
L = 100 mm = 0,1 m
Pm = 860 kPa = 860.000 N/m2
N = 2.800 rpm
K =4
R = 0,5 m
W = 100 N
S = 98 N
Pm A L N K
a. Daya indicator =
2 x 60
b. Daya rem
2πN R (W+S)
bp = watt
60
= 29.040 W = 29,04 kW
c. Daya gesek
fp = ip - bp
= 36,44 - 29,04 = 7,4 kW
d. Efisiensi mekanis
Daya rem
Efisiensi mekanis = x 100 %
Daya indicator
ηm = bp / ip x 100 %
25
Karakteristik Motor
T = Fp x R (21)
Besarnya tekanan rata-rata didalam silinder ditentukan pada efisiensi volumetrik. Tekanan rata-rata (bmep)
maksimal dicapai pada putaran tertentu. Pada tekanan rata-rata maksimal maka pemakaian bahan bakar
paling minimal, sehingga bila kita mengendarai kendaraan pada putaran mesin dengan tekanan rata-rata
maksimal maka bahan bakar paling ekonomis.
26
Karakteristik Motor
Efisiensi volumetrik merupakan perbandingan antara jumlah campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke
dalam silinder dibanding dengan ruang yang ada di dalam silinder. Efisiensi volumetric dapat dirumuskan:
Besarnya torsi yang dihasilkan suatu motor sangat dipengaruhi oleh efisiensi volumetrik. Hal ini dapat
dipahami karena torsi yang dihasilkan tergantung tekanan rata-rata di dalam silinder, tekanan rata-rata
ditentukan dari jumlah campuran bahan bakar yang masuk kedalam silinder, jumlah campuran bahan bakar
yang masuk maksimal ke dalam silinder tergantung dari efisiensi volumetrik motornya.
Efisiensi volumetrik merupakan parameter efektivitas dari sistem induksi. Pada motor bensin sistem induksi
terdiri dari saringan udara, karburator, intake manifold, saluran masuk (intake port), pembukaan katup. Besar
efisiensi volumetrik dengan pemasukan alami sebesar 80 - 90 %. Efisiensi volumetrik dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya :
1. Perbandingan udara dan bahan bakar, jenis bahan bakar, penguapan bahan bakar di saluran masuk.
2. Perbandingan tekanan saluran buang dengan saluran masuk.
3. Perbandingan kompresi
4. Putaran mesin
5. Disain lubang saluran masuk dan saluran buang
6. Geometri, ukuran, tinggi angkat, saat pembukaan katup masuk maupun katup buang.
Timing 10 19 10 30
0 20
Lift, mm 15 5 0 45 70
60 60
5
8,5
11
27
Karakteristik Motor
90
Efisiensi Volumetrik
80
70
60
0
20 00 40 00 60 00
Putar an Mesin R pm
Gb. 25 Hubungan putaran mesin dengan efisiensi volumetrik pada tinggi angkat katup tetap, timing valve
berbeda
90
80
Efisiensi Volumetrik
70 Timing 19 10
Lift,mm 45 60
5
8,5
11
60
0
2000 4000 6000
Putaran Mesin R pm
Gb. 26 Hubungan putaran mesin dengan efisiensi volumetrik pada timing valve tetap, tinggi angkat katup
berbeda
28
Karakteristik Motor
menghadap ke saluran buang, tanda in ke arah katup in. Pada batang piston berpedoman pada tulisan pada
sisi batang piston.
Dampak offset engine terhadap reduksi gaya ke samping dan optimalisasi gaya yang memutar poros engkol
dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar tersebut dapat kita lihat bahwa pada sudut engkol yang yang sama (β = βo ), dan gaya yang
mendorong piston yang sama (F = Fo), gaya kesamping offset engine lebih kecil dibandingkan non offset
engine ( F2 > Fo2). Gaya yang memutar poros engkol lebih besar mesin dengan offset engine dibanding
dengan non offset engine (F1 < Fo1).
Offset engine mampu mereduksi gaya kesamping dan optimalisasi gaya yang memutar poros engkol saat
langkah usaha, namun mempunyai kosekuensi kebutuhan gaya untuk langkah kompresi harus lebih besar,
dan gaya gesek saat kompresi juga lebih besar. Gaya yang mendorong piston saat langkah usaha jauh lebih
besar dibanding dengan gaya yang mendorong piston saat langkah kompresi, sehingga gaya kesamping saat
langkah usaha lebih besar dibandingkan saat langkah kompresi. Dengan adanya offset engine maka besar
gaya ke samping saat langkah usaha dengan saat kompresi hampir sama, sehingga keausan silinder lebih
merata. Dampak offset engine saat langkah kompresi dapat digambarkan sebagai berikut:
29
Karakteristik Motor
Dari ilustrasi di atas, semakin besar offset, semakin kecil gaya yang menekan dinding silinder saat langkah
usaha, namun gaya yang menekan dinding silinder saat langkah kompresi semakin besar.
Selain offset engine juga dilakukan offset piston, yaitu menggeser sumbu pena piston beberapa mm,
sehingga terdapat offset antara sumbu pena piston dengan sumbu piston. Dengan adanya offset piston maka
kemiringan piston akibat tekanan pembakaran saat langkah usaha, posisi batang piston dan celah antara
silinder dengan dinding silinder dapat direduksi, sehingga piston relatif lurus dengan dinding silinder, gesekan
ke dinding silinder dapat dikurangi. Besar offset piston dan offset engine 1-2 mm.
30