Anda di halaman 1dari 30

Karakteristik Motor

PRINSIP KERJA DAN KARAKTERISTIK


KENDARAAN BERMOTOR

A. Pendahuluan
Kendaraan merupakan sebuah alat transportasi bermotor yang memiliki kemampuan untuk mengangkut
penumpang dengan jumlah dan kapasitas tertentu, memilki persyaratan baik kelaikan jalan maupun kelaikan
sebagai suatu jaminan keselamatan dan kenyamanan penumpangnya. Oleh karenanya kendaraan selalu
dilengkapi dengan mekanisme dan komponen tertentu yang dapat menunjang semua kebutuhan tersebut.
Kendaraan terdiri dari beberapa bagian, yaitu mesin sebagai sumber tenaga, kopling transmisi dan differensial
untuk memindah dan mengatur torsi ke roda, suspensi untuk meningkatkan kenyamanan, system kemudi
untuk mengendalikan arah, rem untuk mengurangi dan menghentikan laju kendaraan serta rangka untuk
menopang dan menempatkan semua kelengkapan.

Gb.1 Konstruksi kendaraan bermotor


1. Type dan jenis kendaraan
Kendaraa sebagai sebuah kendaraan bermotor yang memiliki kemampuan untuk mengangkut baik
barang maupun orang dengan jumlah dan kapasitas besar, memilki persyaratan baik kelaikan jalan maupun
kelaikan sebagai suatu jaminan keselamatan dan kenyamanan penumpangnya. Kendaraan yang dimaksud
dalam pekerjaan ini adalah semua kendaraan baik passanger maupun komersial dengan kapasitas bobot mati
(GVW) tertentu. Dalam pengangkutan barang (consumer goods) terdapat berbagai macam jenis dan type
kendaraan yang memiliki tingkat mobilitas tinggi. Secara umum konsruksi kendaraan ini digerakkan oleh
mesin diesel. Dalam pemilihan kendaraan terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan diantaranya : (1)
type & jenis kendaraan, (2) jenis barang yang diangkut, (3) medan operasi, (4) kapasitas angkut, (5)
operasional kendaraan
Beberapa kondisi operasional angkutan yang memadai memberikan keuntungan
 Superior efficiency and reliability
 Optimisation of operation and maintenance costs for operators
 Superior performance, fuel economy and long life

1
Karakteristik Motor

 Standardisation of components ( spare parts )


 Different power ranges, weights and configurations
 Different types of propulsion (diesel, gas)
2. Spesifikasi teknik
Adalah standar teknis kendaraan yang akan digunakan dalam sistem armada yang digunakan untuk
mengangkut. Kondisi dan spesifikasi kendaraan menjadi tolok ukur terhadap keselamatan dan kenyamanan
penumpang dan barang selama perjalanan. Di dalam kendaraan perlu disediakan kelengkapan untuk
kenyamanan dan keamanan bagi penumpang dan barang selama perjalanan.
Pemilihan kendaraan harus didasarkan pada passenger demand, traffic lanes dan type of routes.
Passenger demand pada kendaraan akan menentukan besarnya GVW (gross vehicle weight), sementara
traffic lanes bergantung pada bentuk topography sehingga akan menentukan besarnya kebutuhan power
output kendaraan, dimensi dan bentuk body kendaraan, type suspension. Pada prinsipnya sesuai dengan UU
No. 14 tahun 1992 dan UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan angkutan jalan, Bagian kedua pasal
220 s/d 221 : Pengembangan Rancang Bangun Kendaraan Bermotor, Pasal 220 ayat 2d Wajib
Memperhatikan Kesesuaian Daya Dukung Jalan, Pasal 19 ayat 2a Jalan Kelas 1 ……… Muatan Sumbu
Terberat 10 ton. Surat Edaran No : SE.02/AJ.108/DRJD/2008 Dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
kepada Kepala Dinas Perhubungan Konfigurasi sumbu 1.2 untuk kelas jalan terendah yang dapat dilalui
(kelas 2) maka Kekuatan Rancang Sumbu Maximum 16 Ton Beberapa persyaratan lain yang harus dipenuhi
secara teknis diantaranya adalah :
 Standar emisi yang lebih ketat (Euro II) sehingga lebih aman terhadap lingkungan
 Penggunaan bahan bakar alternative dalam rangka konservasi energi
 Sistim pemindahan gigi percepatan automatic atau manual yang menjamin reliabilitas operasional
 Penggunaan air conditioner (AC) dalam rangka meningkatkan kenyamanan
 Perlengkapan tachograph sebagai perlengkapan untuk pengaturan operasi
 Perlengkapan pintu darurat sebagai perlengkapan standar keselamatan
 Perlengkapan braking retarder (electrical atau hydraulic) untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan
dalam pengoperasian kendaraan
 Perlengkapan engine brake sebagai kelengkapan standar operasi kendaraan
 Sistim suspensi sebagai kelengkapan yang menjamin kenyamanan operasi kendaraan
 Perlengkapan adjustable steering column dan speed limiter yang berhubungan dengan standar
kelengkapan operasi
Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan dalam pengendaraan beberapa persyaratan Teknis yang harus
dipenuhi diantaranya adalah :
 Ergonomy yang berhubungan dengan design dan konstruksi kendaraan
 forward visibility yang berhubungan dengan keselamatan operasi
 kemudahan dalam mengamati panel instrument dan keamanan ketika mengendaraai

2
Karakteristik Motor

Contoh analisa pembebanan kendaraan


ITEM "A" "B" KETERANGAN
Ban Load - kg 11 R 22.5 - 16PR Max. Load - kg:
Depan 5,450 Single tire = 2,725
Belakang 6,000 Double tire = 3,000
Total 11,450
Jadi JBB max. 16,000 JBB = Jumlah Berat yang
diperBolehkan
Analisa berat kendaraan
Chassis 7,260 6,200
Body 4,000 4,000
Barang 5,160 5,160
Total Berat 16,420 15,360
JBB = GVW 16,800 18,050

B. Klasifikasi Motor
1. Motor bakar dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu:
 Motor pembakaran luar (Exsternal Combustion Engine), yaitu motor yang pembakarannya diluar
mesin. Contoh : mesin uap, turbin uap dan lain-lain.
 Motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine), yaitu motor yang proses pembakaran berada
di dalam mesin itu sendiri. Contoh : Motor diesel, motor bensin, motor wankel dan lain-lain.

Gb 2. Macam motor bakar

2. Sedangkan motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) dapat diklasifikasikan:


a. Berdasarkan aplikasinya
Motor penggerak mobil, truk, lokomotif, pesawat ringan, kapal, penggerak serbaguna dan pembangkit
listrik.
b. Berdasarkan dasar disain mesinnya :
a. Gerak bolak-balik dengan susunan silinder In-line, V, rotary dan berlawanan
b. Gerak putar seperti motor Wankel.
c. Berdasarkan siklus kerjanya :

3
Karakteristik Motor

Motor 4 tak dan motor 2 tak


d. Berdasarkan katup dan desain lubang katup
 Susunan katup : model I, L, H, F
 Jumlah katup : Single Valve (Tiap silinder katup In maupun Ex adalah satu), Multi Valve (Tiap
silinder katup In maupun Ex lebih dari satu)
 Mekanik katup : OHV (Over Head Valve), OHC (Over Head Cam Shaft), DOHC (Double Over
Head Cam Shaft).
e. Berdasarkan bahan bakarnya :
Bensin, solar, LPG (Liquid Petroleum Gas), Alchohol, dan Hydrogen.
f. Berdasarkan metode mencampurnya :
Karburator, injeksi pada saluran masuk, injeksi ke dalam silinder.
g. Berdasarkan metode pengapian:
Percikan busi (motor bensin), tekanan kompresi ( motor diesel).
h. Berdasarkan desain ruang bakar:
Ruang bakar langsung, ruang bakar tak langsung:
i. Berdasarkan metode kontrolnya :
Throttling yaitu mengatur jumlah campuran udara dan bahan bakar dengan throttle, hanya mengatur
aliran bahan bakar, kombinasi
j. Berdasarkan sistem pendinginnya:
Pendinginan air, pendinginan udara

C. Prinsip Kerja Motor


1. Motor 4 Langkah/tak (4 stroke)
Motor 4 tak merupakan motor yang satu siklus kerjanya diperlukan 4 langkah piston atau 2 putaran engkol.
Empat langkah piston tersebut adalah:
 Langkah Hisap
 Langkah Kompresi
 Langkah Usaha
 Langkah Buang
Siklus motor 4 tak ini ditemukan oleh seorang insiyur Jerman, yaitu Nikolas A. Otto pada tahun 1876, untuk
mengenang jasanya maka motor 4 tak sering disebut motor Otto. Proses kerja motor 4 tak tersebut adalah
sebagai berikut:

4
Karakteristik Motor

Langkah Hisap

Piston bergerak dari TMA (Titik Mati Atas) menuju TMB (Titik Mati
Bawah). Posisi katup hisap terbuka dan katup buang tertutup. Akibat
gerakan piston volume didalam silinder membesar sehingga tekanan
turun. Turunnya tekanan di dalam silinder menyebabkan adanya
perbedaan tekanan diluar silinder dengan didalam silinder sehingga
campuran bahan bakar terhisap masuk ke dalam silinder.

Gb 3. Langkah Hisap

Langkah Kompresi

Piston bergerak dari TMB menuju TMA. Posisi katup hisap dan
katup buang tertutup. Gerakan piston menyebabkan volume didalam
silinder mengecil dan memampatkan/ mengkompresi campuran
bahan bakar didalam silinder sehingga tekanan dan temperatur naik.

Gb 4. Langkah Kompresi

Beberapa saat sebelum TMA, busi memercikkan api sehingga


membakar campuran bahan bakar. Terbakarnya campuran bahan
bakar menyebabkan temperatur dan tekanan didalam silinder naik.
Tekanan mendorong piston dari TMA menuju TMB, melalui batang
Langkah Usaha piston gaya tekan piston digunakan untuk memutar poros engkol,
pada poros engkol digunakan untuk memutar beban.

Gb 5. Langkah Usaha

5
Karakteristik Motor

Langkah Buang

Piston bergerak dari TMB menuju TMA. Posisi katup hisap tertutup
dan katup buang terbuka. Gerakan piston menyebabkan piston
mendorong gas buang ke luar menuju knalpot melalui katup buang.

Gb 6. Langkah Buang

Setelah langkah buang maka motor melakukan langkah hisap, kompresi, usaha dan buang, demikian
seterusnya sehingga selama ada proses pembakaran maka motor berputar terus. Siklus kerja motor 4 tak
dapat digambarkan sebagai berikut:

Gb 7. Siklus kerja motor 4 tak

2. Motor 2 Langkah / Tak


Motor 2 tak merupakan motor yang satu siklus kerjanya diperlukan 2 langkah gerakan piston atau 1 putaran
engkol. Dalam 2 langkah piston di atas piston atau di dalam silinder terdapat proses pemasukan campuran
bahan bakar, kompresi, usaha dan buang. Sedangkan di bawah piston atau didalam bak engkol terdapat dua
proses yaitu menghisap campuran bahan bakar dari karburator dan proses memompa campuran ke dalam
silinder.

6
Karakteristik Motor

Pada motor 2 tak proses pemasukan campuran bahan bakar ke dalam silinder bersamaan dengan proses
pembuangan, proses ini lebih popular dengan istilah proses pembilasan, yaitu proses pemasukan gas baru
dan mendorong gas buang agar gas buang. Tujuan pembilasan untuk menjamin gas dibuang didalam silinder
dapat terbuang dengan sempurna. Sedangkan istilah proses pemasukan diguna untuk proses masuknya
campuran ke dalam ruang engkol (crankcase).
Cara kerja motor 2 tak dapat digambarkan sebagai berikut:

Pemasukan dan kompresi

Saat piston bergerak dari TMB menuju TMA, maka didalam silinder terjadi
proses kompresi, proses ini dimulai saat lubang bilas dan buang tertutup
piston, gerakan piston menyebabkan campuran bahan bakar yang masuk
dikompresi sehingga tekanan dan temperatur naik.
Dibawah piston terjadi proses pemasukan campuran bahan bakar. Saat
piston bergerak ke TMA, maka ruang bak engkol membesar sehinggga
tekanan turun.

Gb 8. Proses pemasukan dan


kompresi
Turunnya tekanan di dalam bak engkol menyebabkan adanya perbedaan tekanan di luar bak engkol dengan
di dalam bak engkol sehingga campuran bahan bakar terhisap masuk ke bak engkol dengan membuka katup
harmonika (reed valve).

Proses Usaha dan kompresi


di bak engkol
Beberapa saat sebelum TMA, busi memercikkan api sehingga membakar
campuran bahan bakar. Terbakarnya campuran bahan bakar menyebabkan
temperatur dan tekanan didalam silinder naik. Tekanan mendorong piston
dari TMA menuju TMB, melalui batang piston gaya tekan. piston digunakan
untuk memutar poros engkol, pada poros engkol digunakan untuk memutar
beban.

Gb. 9 Proses usaha dan


kompresi di bak engkol

Proses di bawah piston saat piston bergerak dari TMA ke TMB menyebabkan ruang engkol mengecil
sehingga tekanan naik, naiknya tekanan menyebabkan reed valve menutup, proses pemasukan campuran
terhenti.

7
Karakteristik Motor

Proses Buang

Beberapa derajat langkah usaha, lubang buang terbuka sehingga gas


buang mengalir ke luar melalui saluran buang ke knalpot. Sementara itu
tekanan dibawah piston semakin besar akibat ruang engkol yang semakin
mengecil.

Gb. 10 Proses buang

Proses Pembilas

Saat piston semakin mendekati TMB tekanan di bak engkol semakin besar,
sementara itu lubang bilas terbuka, sehingga campuran bahan bakar dari
bak engkol mengalir ke dalam silinder untuk mengisi silinder dengan gas
baru dan mendorong gas buang ke luar sehingga silinder benar-benar
bersih dari gas buang.

Gb. 11 Proses pembilasan

D. Ukuran Kemampuan Kendaraan (running performance)


Dalam pengusahaan bidang transportasi dan logistik, selain tersedianya kendaraan sebagai sarana
angkutan, pengemudi dan sistim pemeliharaan kendaraan memiliki peran yang cukup penting. Pengemudi
sebagai operator kendaraan memiiki fungsi yang cukup vital dalam menjalankan kendaraan dengan baik,
benar aman dan selamat. Sementara perawatan memberikan jaminan dalam kelaikan dan syarat operasi
kendaraan dalam menjamin keselamatan dan kenyamanan selama operasi.
Dalam pengoperasian kendaraan angkutan barang, masih banyak ditemukan pengoperasian,
perawatan dan pengemudian kendaraan yang salah. Beberapa kesalahan dalam perawatan diantaranya
pekerjaaan pemeliharaan hanya menunggu adanya kerusakan. Sehingga kondisi kendaraan semakin parah,
sementara penyediaan suku cadang yang semakin langka atau semakin mahal, menyebabkan minimnya
perawatan yang dialkukan oleh pemilik atau operator. Dengan penampilan yang sedemikian buruk

8
Karakteristik Motor

menyebabkan kurangnya minat masyarakat dalam menggunakan angkutan sebagai sarana transportasi,
sehingga menyebabkan kurangnya pendapatan bagi operator angkutan. Sementara pengemudian yang salah
adalah kecepatan dan rpm yang berlebihan, pengereman mendadak dan lain-lain. Beberapa akibat yang
dapat timbul adalah kerusakan pada unit kendaraan tersebut bahkan pemborosan baik biaya perawan dan
bahan bakar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian kendaraan adalah kemampuan
kendaraan (running performance) sehingga dalam pengoperasian pengemudi maupun staff lainnya mengerti
betul tentang karakteristik kendaraan yang dioperasikan. Beberapa data dalam spesifikasi produk kendaraan
selain data tentang body kendaraan disampaikan pula data teknis kemampuan kendaraan saat operasi
diantaranya adalah :
a. Kecepatan maksimum adalah kecepatan yang dapat dicapai hingga kemampuan maksimum mesin
sebuah kendaraan yang diukur dalam satuan km/jam atau mph dalam kondisi GVW dijalan datar beraspal
tanpa angin (drag).
b. Pemakaian bahan bakar (fuel comsumption) adalah suatu ukuran banyaknya bahan bakar yang
digunakan suatu motor atau kendaraan pada suatu jarak tertentu dalam unit satuan liter per 100 km,
ukuran ini dapat digunakan sebagai indikator efisiensi kendaraan.
c. Kurva kemampuan mesin (engine performance curve) yaitu grafik yang menunjukan kemampuan mesin
secara umum, dimanan diperlihatkan momen output mesin yang diukur pada dinamo meter dan tenaga
mesin dalam PK atau DK yang dihitung dari rpm mesin seperti tampak pada gambar berikut. (catatan nilai
kemampuan ini berbeda pada beberapa standart yang digunakan antara SAE atau DIN bahkan JIS)
d. Kemampuan daya tanjak adalah kemampuan kendaraan untuk mendaki dengan beban spesifikasi (GVW)
yang diperoleh dengan persamaan θ = B/A
e. Minimum turning radius adalah radius terkecil kendaraan untuk dapat membelok perlahan-lahan pada
tempat yang datar dan rata dengan posisi kemudi membelok penuh. Garis lingkarannya dibentuk oleh
bagian body paling luar atau oleh garis tengah roda outer.
f. Perbandingan kompressi menunjukkan seberapa jauh campuran udara dan bahan bakar yang dihisap
selama langkah hisap dikompressikan dalam silinder selama langkah kompressi.
g. Momen mesin adalah nilai yang menunjukkan gaya putar atau twisting force pada output mesin yang
dinyatakan dalam satuan Newton –meter (NM) dan dihitung sebagai berikut
h. Daya output mesin (engineoutput power) adalah rata-rata kerja yang dilakukan dalam satu waktu dengan
satuan yang umum adalah kilowatt (KW) atau horse power (HP) dan PS.
Seperti telah diketahui bersama bahwa, tenaga pada sebuah motor diesel dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar dalam silinder, dimana besarnya tergantung pada ukuran silinder dan jumlah silinder itu sendiri.

9
Karakteristik Motor

Semakin besar dan semakin banyak jumlah silindernya, maka akan menghasilkan tenaga yang semakin besar
pula. Tenaga yang dihasilkan disini diartikan sebagai momen puntir (torque/torsi). Energi panas yang
dihasilkan dari pembakaran banah bakar dan udara pada sebuah motor hanya sebesar 32% dari setiap liter,
artinya pembakaran bahan bakar dan udara yang digunakan untuk menggerakkan roda-roda atau efisiensinya
hanya sebesar 32%
Berikut beberapa upaya yang dapat dilaksanakan dalam rangka menghemat bahan bakar :

Item Pengoperasian kendaraan % Penghematan


Perbedaan penggunaan kecepatan yang berubah-ubah dan kecepatan stabil 27%
Perbedaan di kecepatan maksimum kendaraan (70 dan 80 Km/jam) 14%
1 Km/jam perbedaan di maksimum kecepatan (80 Km/jam dan diatasnya 1%
Merubah tingkat percepatan di bawah 1500 rpm 15%
Perbedaan diantara perubahan akselerasi yang tajam dan akselerasi yang stabil 14%
Penggunaan gigi percepatan tinggi 8%
Penggunaan ban radial 13%
Penggunaan tekanan ban standard 13%
Pilihan waktu menghidupkan tanpa menjalankan 2 – 11%
Pembersihan saringan udara 3 – 5%
Tidak memacu mendaraan 10 cc/x
Pemakaian spoiler, air deflektor atau air dam 5 – 10%
Muatan sesuai spesifikasi (GVW) 5 – 10%

1. Volume Silinder

Volume silinder merupakan volume di dalam silinder yang terbentuk dari


perubahan langkah piston. Volume silinder ditentukan oleh diameter
silinder dan panjang langkah piston. Besar volume silinder dapat
dihitung dengan rumus:

Gb.12. Volume Kompresi

VL = π/4 D2 x L (1)
VL = Volume langkah …….. cc
D = Diameter silinder …… cm
L = Pangjang langkah …….. cm

10
Karakteristik Motor

Contoh :
Tentukan volume langkah sepeda motor Honda Astrea Grand bila diketahui diameter silinder 50 mm dan
panjang langkah piston 49,5 mm.

Solusi:
D = 50 mm = 5 cm, L = 49,5 mm = 4,95 cm

VL = π/4 D2 x L
= 3,14 / 4 x 52 x 4,95 = 97,19 cc

Ditinjau dari perbandingan diameter silinder dengan panjang langkah piston, motor dapat diklasifikasikan
menjadi 3, yaitu:
1. Long stroke : panjang langkah piston lebih besar dari pada diameter silinder
2. Square : panjang langkah piston sama dengan diameter silinder
3. Over Square : panjang langkah piston lebih kecil dari pada diameter silinder

Gb.13. Macam perbandingan diameter silinder dengan langkah

Perbandingan diameter silinder dengan panjang langkah piston (D/L) untuk motor bensin ukuran kecil sampai
menengah adalah 0,8 sampai 1,2, sedangkan untuk motor ukuran besar kecepatan rendah adalah 0,5.
Contoh beberapa perbandingan diameter silinder dengan panjang langkah beberapa merk dan tipe sepeda
motor.

11
Karakteristik Motor

2. Volume Kompresi

Volume kompresi merupakan volume didalam silinder saat piston di TMA.


Volume kompresi juga disebut volume ruang bakar karena saat piston di TMA
volume yang tersisa adalah volume pada ruang bakar.

Volume ruang bakar dapat berkurang akibat adanya endapan karbon sisa
pembakaran yang menempel pada ruang bakar, atau penggantian gasket
dengan ukuran yang lebih tipis.

Gb 14. Volume Kompresi

3. Perbandingan Kompresi

Perbandingan kompresi merupakan perbandingan volume di dalam


silinder saat piston di TMB dengan saat piston di TMA. Volume silinder
saat piston di TMB adalah volume langkah ditambah volume kompresi,
sedangkan saat piston di TMA adalah volume kompresi.
Dengan demikian perbandingan kompresi dapat dirumuskan:

Gb 15. Perbandingan Kompresi

VL + VC
E = (2)
VC

E = Perbandingan kompresi
VL = Volume langkah …….. cc
VC = Volume kompresi …… cc

Contoh
Tentukan perbandingan kompresi sebuah sepeda motor bila diketahui volume langkah 100 cc dan volume
kompresi 15 cc.

Solusi :
VL = 100 cc dan VC = 15 cc

12
Karakteristik Motor

VL + VC 100 + 15
E = = = 7,67
VC 15

Jadi besar perbandingan kompresinya adalah = 7,67 : 1


Semakin tinggi perbandingan kompresi, semakin tinggi efisiensi mesin, namun semakin tinggi perbandingan
kompresi menyebabkan tekanan dan temperatur kompresi semakin tinggi sehingga bahan bakar dapat
terbakar sendiri sebelum busi memercikkan api, bila hal itu terjadi maka proses pembakaran menjadi tidak
terkendali, sehingga terjadi fluktuasi tekanan pembakaran, terdengar suara pukulan piston ke dinding silinder
(knocking) dan mesin panas (over heating) keadaan tersebut sering disebut detonasi. Besar perbandingan
kompresi pada sepeda motor
4 tak sebesar 8 – 10 : 1
2 tak sebesar 6 – 8 : 1

Meningkatkan perbandingan kompresi dapat dilakukan dengan mengurangi volume kompresi. Cara
mengurangi volume kompresi adalah:
1. Mengurangi tebal gasket kepala silinder
2. Mengurangi atau membubut kepala silinder
Hal-hal yang harus diperhatikan saat meningkat perbandingan kompresi antara lain:
1. Kompresi jangan sampai bocor (gasket yang tipis menyebabkan elastisitas gasket menurun, daya
rapat menurun, peluang bocor meningkat).
2. Piston jangan sampai membentur katup
3. Perubahan perbandingan kompresi dapat diketahui untuk menyesuaikan kebutuhan nilai oktan bahan
bakar sehingga detonasi dapat dicegah.

Tabel 3. Hubungan perbandingan kompresi dengan nilai oktan

Perbandingan Kompresi Nilai Oktan


6:1 81
7:1 87
8:1 92
9:1 96
10 : 1 100
11 : 1 104
12 : 1 108
Sumber Graham Bell.A (2001)

13
Karakteristik Motor

Pada buku manual maupun brosur-brosur biasanya tertulis infomasi tentang diameter silinder, panjang
langkah piston dan perbandingan kompresi. Informasi tentang volume kompresi jarang ditentukan. Untuk
mencari volume kompresi dapat dilakukan menggunakan rumus:

VL
VC = (3)
E-1

E = Perbandingan kompresi
VL = Volume langkah …….. cc
VC = Volume kompresi …… cc

Contoh :
Tentukan volume kompresi sepeda motor Honda Astrea Grand bila diketahui diameter silinder 50 mm dan
panjang langkah piston 49,5 mm, perbandingan kompresi 8,8 : 1
Solusi:
D = 50 mm = 5 cm, L = 49,5 mm = 4,95 cm
E = 8,8

VL = π/4 D2 x L
= 3,14 / 4 x 52 x 4,95 = 97,19 cc

VL 97,19
VC = = = 12,46 cc
E–1 8,8 – 1

Contoh :
Tentukan perbandingan kompresi motor di atas bila gasket kepala silinder diganti dari tebal 0,8 mm menjadi
0,5 mm.

Solusi:
t(awal) = 0,8 mm = 0,08 cm , t(akhir) = 0,5 mm = 0,05 cm

Perbedaan volume tebal gasket adalah:


Semula VGa = = π/4 D2 x t(awal)
= 3,14/4 x 52 x 0,08 = 1,57 cc

Baru VGb = π/4 D2 x t(akhir)


= 3,14/4 x 52 x 0,05 = 0,98 cc

Perbedaan volume gasket = VGa – VGb


= 1,57 - 0,98 = 0,59 cc

14
Karakteristik Motor

Volume kompresi baru (VCb) = Vc - (VGa –VGb)


= 12,46 - 0,59 = 11,87 cc

VL + VCb
Perbandingan kompresi baru =
VCb

97,19 + 11,87
= = 9,187
11,87

Jadi dengan mengurangi tebal gasket sebesar 0,3 mm yaitu dari tebal 0,8 mm menjadi 0,5 mm maka
perbandingan kompresi naik dari 8,8 menjadi 9,187 atau naik 9,187 – 8,8 = 0,387
4. Kapasitas Silinder
Kapasitas silinder merupakan total volume langkah pada suatu motor. Kapasitas silinder merupakan informasi
pokok tentang suatu motor dan sering dijadikan indikator tentang kemampuan motor tersebut. Hal itu dapat
dimengerti karena kapasitas silinder suatu motor relatitif tetap dibandingkan indikator kemampuan motor yang
lain seperti daya, maupun momen maksimal.
Kapasitas silinder dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :
1. Diameter silinder
2. Panjang langkah
3. Jumlah silinder
Rumus:

Kapasitas Silinder = π/4 x D2 x L x K (4)

D = Diameter silinder ……… cm


L = Panjang langkah ………. Cm
K = Jumlah silinder

Dari rumus di atas, maka kapasitas silinder merupakan volume langkah kali jumlah silinder.

Kapasitas Silinder = VL x K (1.5)

Contoh :
Tentukan kapasitas silinder sepeda motor 4 tak 2 silinder, bila diketahui diameter silinder 50 mm dan panjang
langkah 50 mm.
Solusi :
D = 50 mm = 5 cm, L = 50 mm = 5 cm, K = 2

15
Karakteristik Motor

Kapasitas silinder = π/4 D2 x L x K


= 3,14/ 4 x 52 x 5 x 2
= 196,34 cm3 = 196,34 cc

5. Diagram Indikator
Diagram indikator merupakan diagram yang menggambarkan perubahan tekanan di dalam silinder motor pada
satu siklus kerja. Diagram indikator merupakan sumber informasi tentang proses yang terjadi didalam silinder.
Diagram indikator motor 4 tak adalah sebagai berikut:

Keterangan:

0-1 Langkah hisap


1-2 Langkah kompresi
2-3 Naiknya tekanan
akibat proses
pembakaran
3-4 Langkah usaha
4-0 Langkah buang
Gb. 16 Diagram tekanan VS volume motor 4 tak

6. Tekanan Rata-rata
Diagram indikator suatu motor diamati menggunakan Farnborough tester. Alat tersebut akan mendeteksi
perubahan tekanan didalam silinder saat motor hidup. Perubahan tekanan akan digambar pada kertas yang
telah tersedia, dari gambar yang dihasilkan dapat ditentukan berapa tekanan rata-rata didalam silinder saat
putaran tertentu

Gb. 17 Farnborough test dan diagram yang dihasilkan


Sumber:Zemmit,S.J (1996)

16
Karakteristik Motor

Tekanan rata-rata di dalam silinder tergantung dari tekanan hasil pembakaran, tekanan hasil pembakaran
tergantung dari jumlah campuran bahan bakar yang dibakar. Semakin banyak campuran yang dibakar di
dalam silinder semakin besar tekanan rata-ratanya.
7. Daya Indikator (Indicator Power)
Daya indikator merupakan daya secara nyata yang dihasilkan silinder motor. Daya indikator merupakan daya
motor yang dihitung berdasarkan indikator tekanan rata-rata di dalam silinder. Daya indikator dapat dihitung
berdasarkan informasi:

Pm = tekanan rata-rata didalam silinder ….. ( Pa = N/m2)


A = luas permukaan piston ……………… m2
L = panjang langkah piston ………….. m
n = langkah usaha per menit

Gaya yang mendorong piston:


= tekanan rata-rata x luas piston
= Pm x A (6)
( satuan: N/m2 x m2 = N)

Usaha yang dihasilkan tiap langkah usaha:


= Gaya x jarak
= (P m x A) x L (7)
(satuan: N x m = Nm = J)
Usaha per menit:
= Usaha tiap langkah usaha x jumlah langkah usaha per menit
= Pm x A x L x n
(satuan: J/ menit)
Usaha per detik::
= Usaha tiap langkah usaha x jumlah langkah usaha per menit
Pm x A x L x n
= (8)
60
( satuan : J / detik)

Usaha
Daya indikator (ip) =
Waktu

Pm A L n
ip = joule/ detik atau watt
60

1 watt (W) = 1 joule/ detik


Satuan metrik
1 Horse Power (HP) = 735 Nm/detik= 735 J/detik = 735 W
17
Karakteristik Motor

Satuan Inggris
1 Horse Power (HP) = 550 ft-lb/detik= 746 W

Ukuran daya juga menggunakan satuan PS dari bahasa Jerman Prerd Strarke (Yamaha Technical
Academy). 1 PS merupakan tenaga yang diperlukan untuk menggerakkan obyek 75 kg sejauh 1 meter dalam
1 detik. Jadi 1 PS = 75 kg-m/detik, di Indonesia sama dengan Daya Kuda (DK).
8. Daya Indikator Motor 2 Tak
Pada motor 2 tak tiap satu siklus dibutuhkan 1 putaran mesin atau 1 Rpm (Revolution per minute) sama
dengan 1 langkah usaha. Dengan demikian jumlah langkah usaha:

n=NxK (9)

dimana :
N = putaran mesin …….. rpm
K = jumlah silinder

Dengan demikian rumus daya indicator motor 2 tak adalah.

Pm L A N K
ip 2tak = (10)
60

ip = daya indicator ……….. watt


P m = tekanan rata-rata ………. N/ m2
L = panjang langkah …………. m
A = luas permukaan piston ……. m2
N = putaran mesin …………. rpm
K = jumlah silinder

Contoh:
Tentukan daya motor 2 tak, 2 silinder bila diketahui panjang langkah 60 mm, diameter silinder 70 mm,
tekanan rata-rata 750 kPa pada putaran 2500 rpm.
Solusi:
P m = 750 kPa = 750.000 N/m2
L = 60 mm = 0,06 m
D = 70 mm = 0,07 m
N = 2500 rpm
K = 2
Luas permukaan piston
A = π/4 D2 = π/4 (0,07)2 = 0,003848 m2

Daya indikator:

18
Karakteristik Motor

Pm L A N K
ip 2tak =
60
750.000 x 0,06 x 0,003848 x 2500 x 2
= = 14430 W = 14,43 kW
60

1 Horse Power (HP) = 735 W


Jadi daya motor tersebut dalam satuan HP adalah:

Ip = 14430/ 735 = 19,63 HP

Daya indicator motor 2 tak dalam satuan PS = Pferdestarke (German), PK = paardenkracht (Belanda) atau
Daya Kuda (DK).
Rumus:
Pm L A N K
ip 2tak = (11)
60 x 75 x 100

ip = daya indicator ……….. DK


P m = tekanan rata-rata ………. Kg/ cm2
L = panjang langkah …………. cm
A = luas permukaan piston ……. cm2
N = putaran mesin …………. rpm
K = jumlah silinder

Tentukan daya motor 2 tak, 1 silinder bila diketahui panjang langkah 50 mm, diameter silinder 60 mm,
tekanan rata-rata 7 kg/ cm2 pada putaran 3000 rpm.
Solusi :
P m = 7 kg/ cm2
L = 50 mm = 5 cm N = 2500 rpm
D = 60 mm = 6 m K = 1

Luas permukaan piston


A = π/4 D2 = π/4 62 = 28,274 cm2

Pm L A N K
ip 2tak =
60 x 75 x 100

7 x 5 x 28,274 x 3000 x 1
= = 6,597 Dk
60 x 75 x 100
Gb. 18 Motor Honda NSR 150R, 2 tak 1 silinder pendinginan air. Volume silinder 149 cc, Daya maks 27,7 PS
pada 10500 rpm, Torsi maks 2,04 Kg-m pada 9500 rpm.

19
Karakteristik Motor

9. Daya Indikator Motor 4 Tak


Pada motor 4 tak tiap satu siklus dibutuhkan 2 putaran mesin atau 1 Rpm (Revolution per minute) sama
dengan 1/2 langkah usaha. Dengan demikian jumlah langkah usaha:
n=½NxK (12)

dimana :
N = putaran mesin …….. rpm
K = jumlah silinder

Dengan demikian rumus daya indikator motor 4 tak adalah.

Pm L A N K
ip 4 tak = (13)
2 X 60

Ni = daya indicator ……….. watt


P m = tekanan rata-rata ………. N/ m2
L = panjang langkah …………. m
A = luas permukaan piston ……. m2
N = putaran mesin …………. Rpm
K = jumlah silinder

Contoh :
Motor 4 tak, 1 silinder mempunyai panjang langkah 50 mm, diameter silinder 60 mm. Tentukan daya indikator
motor bila tekanan rata-rata 600 kPa pada putaran 3000 rpm
Solusi:
P m = 600 kPa = 600.000 N/ m2
L = 50 mm = 0,05 m
D = 60 mm = 0,06 m
N = 2000 rpm
K = 1
Luas permukaan piston
A = π/4 D2 = π/4 (0,06)2 = 0,002827 m2

Daya indikator:
Pm L A N K
ip 4 tak =
2 x 60

600.000 x 0,5 x 0,002827 x 2000 x 1


= = 14135 W = 14,135 kW
2 x 60

20
Karakteristik Motor

1 Horse Power (HP) = 735 W


Jadi daya motor tersebut dalam satuan HP adalah:

ip = 14135/ 735 = 19,23 HP


Daya indicator motor 4 tak dalam satuan Prerd Strarke (PS) atau Daya Kuda (DK).

Rumus:
Pm L A N K
ip 4 tak = (14)
2 x 60 x 75 x 100

ip = daya indicator ……….. DK


P m = tekanan rata-rata ………. Kg/ cm2
L = panjang langkah …………. cm
A = luas permukaan piston ……. cm2
N = putaran mesin …………. Rpm
K = jumlah silinder

Contoh:
Tentukan daya motor 4 tak, 1 silinder bila diketahui panjang langkah 60 mm, diameter silinder 60 mm,
tekanan rata-rata 8 kg/ cm2 pada putaran 4000 rpm
Solusi:
P m = 8 kg/ cm2
L = 60 mm = 6 cm
D = 60 mm = 6c m
N = 4000 rpm
K = 1

Luas permukaan piston


A = π/4 D2 = π/4 x 6 2 = 28,27 c m2

Daya indikator:
Pm L A N K
ip 4 tak =
2 x 60 x 75 x 100

8 x 6 x 28,27 x 4000 x 1
= = 6,03 PS
2 x 60 x 75 x 100

Gb. 19 Motor Honda Astrea Grand, 4 tak 1 silinder pendinginan udara. Volume silinder 97,1 cc, Daya maks
7,5 DK pada 8000 rpm, Torsi maks 0,77 Kg-m pada 6000 rpm.

10. Daya Rem (Brake Power)

21
Karakteristik Motor

Daya rem merupakan daya yang dihasilkan mesin yang diukur pada poros engkol. Daya rem sering pula
disebut daya poros atau daya efektif karena daya inilah yang digunakan untuk memutar beban.
Daya rem dihasilkan dari daya indikator, daya indikator dihasilkan dari proses pembakaran. Besar daya rem
lebih kecil dari daya indikator karena sebagian daya indikator digunakan untuk mengatasi gesekan maupun
beban pompa dan aksesoris. Dengan demikian daya rem adalah:
Daya rem = Daya indicator – Daya gesekan
bp = ip - fp (15)

Perbandingan daya rem dengan daya indicator merupakan efisiensi mekanis motor, dengan demikian efisiensi
mekanis dapat dirumuskan:

Daya rem
Efisiensi mekanis = x 100 %
Daya indicator

ηm = bp / ip x 100 % (16)

Hubungan daya indicator, daya rem dan daya gesek dapat digambarkan sebagai berikut:

Gb. 20 Grafik hubungan putaran mesin dengan daya indicator (ip), daya rem (bp), daya gesek (fp) dan
efisiensi mekanis (ηm )
(Sumber: Zammit,S.J :1996)

Ahli otomotif terus-menerus berupaya untuk meningkatkan efisiensi mekanis dengan cara mengurangi daya
gesek. Upaya tersebut diantaranya:
1. Mencari formula minyak pelumas yang mempunyai daya gelincir tinggi dan tahan panas.
2. Mengurangi jumlah komponen yang bergesekan
3. Memperbaiki sistem pelumas

22
Karakteristik Motor

4. Mencari bahan piston, ring piston, silinder liner yang mempunyai tahanan gesek kecil dan koefisien
muai kecil sehingga saat motor pada mutaran tinggi piston tidak macet.
5. Mengurangi beban aksesoris motor seperti beban pompa pelumas, pompa bahan bakar, pompa air
pendingin, kipas radiator, menggunakan alternator yang lebih efisien dan mengurangi mekanisme
yang bergerak seperti membuat disain piston yang kuat dan lebih ringan, mengganti mekanisme
katup OHV menjadi DOHC.
11. Dinamometer
Dinamometer berfungsi untuk mengetahui daya rem yang dihasilkan motor. Informasi yang diperlukan untuk
mengetahui daya rem antara lain putaran poros engkol dan torsi. Tachometer digunakan untuk mengetahui
putaran motor, sedangkan untuk mengetahui torsi digunakan pengukur beban/ gaya dengan jarak tertentu dari
sumbu poros.

Terdapat beberapa tipe dinamometer, yaitu:


1. Dinamometer chasis : mengukur daya pada roda kendaraan
2. Dinamometer mesin : mengukur daya yang dihasilkan poros atau daya rem.

Dinamometer mesin ada beberapa macam diantaranya:


1. Cradled electric generator : beban poros berupa generator listrik.
2. Eddy current brake : beban poros berupa gaya magnet permanent
3. Hydroulic water brake : beban poros berupa tahanan air
4. Friction brake : beban poros berupa tahanan gesek

Gb.21 Macam dinamometer mesin

Dari beberapa model dinamometer diatas, maka model hydroulic water brake paling banyak digunakan.
Contoh hydraulic water dinamometer adalah sebagai berikut:

23
Karakteristik Motor

Gb. 22 Dinamometer model hydroulic water brake

Daya rem = Torsi x kecepatan sudut


= T xω (17)

Torsi = gaya x jarak


= (S + W) x R (18)

Kecepatan sudut
ω = 2πN/ 60 (19)

Dengan demikian, besar daya rem adalah:

2πN R (W+S)
bp = watt (20)
60

dimana :
bp = daya rem ……….. …………. watt
N = putaran mesin …….. ………… rpm
R = jarak sumbuh ke beban ………... m
W = beban statis …. ………………….. N
S = Pembacan pada spring balance ... N

Contoh:
Suatu motor bensin 4 tak, 4 silinder mempunyai diameter silinder 76 mm, panjang langkah piston 100 mm.
Pada putaran 2800 rpm tekanan rata-rata didalam silinder 860 kPa. Pengujian pada dinamometer dengan
jarak ke beban 50 cm, menggunakan beban 100 N spring balance menunjukkan 98 N.
Tentukan:
a. Daya indicator

24
Karakteristik Motor

b. Daya rem
c. Daya gesek
d. Efisiensi mekanis

Solusi:
D = 76 mm = 0,076 m
L = 100 mm = 0,1 m
Pm = 860 kPa = 860.000 N/m2
N = 2.800 rpm
K =4
R = 0,5 m
W = 100 N
S = 98 N

A = π/4 D2 = π/4 (0,076) 2 = 0,00454 m2

Pm A L N K
a. Daya indicator =
2 x 60

860.000 x 0,00454 x 0,1 x 2800 x 4


=
2 x 60
= 36.440 W = 36,44 kW

b. Daya rem
2πN R (W+S)
bp = watt
60

2π x 2.800 x 0,5 (100 + 98)


=
60

= 29.040 W = 29,04 kW

c. Daya gesek

fp = ip - bp
= 36,44 - 29,04 = 7,4 kW

d. Efisiensi mekanis
Daya rem
Efisiensi mekanis = x 100 %
Daya indicator

ηm = bp / ip x 100 %
25
Karakteristik Motor

= 29,04/ 36,44 x 100 % = 79,7 %


12. Torsi (Torque)
Proses pembakaran di dalam silinder menghasilkan tekanan hasil pembakaran, tekanan mendorong piston,
gaya dorong piston diteruskan oleh batang piston untuk memutar poros engkol. Pena engkol dengan sumbu
poros engkol mempunyai jarak sebesar jari-jari engkol (r), gaya dari piston menghasilkan momen atau torsi
yang memutar poros engkol. Torsi yang dihasilkan oleh poros engkol diteruskan melalui flywheel (roda
penerus), transmisi, propeller shaft, differential selanjutkan digunakan untuk memutar roda.

Gaya dari tekanan hasil pembakaran (F), mendorong piston sehingga


F terurai menjadi gaya kesamping (Fk) dan gaya diteruskan ke poros
engkol (Fst). Torsi merupakan gaya yang bekerja tegak lurus maka gaya
Fst terurai menjadi gaya Fp. Dengan demikian torsi yang dihasilkan
adalah:

T = Fp x R (21)

Besar torsi yang dihasilkan mesin tergantung dari besarnya tekanan


rata-rata didalam silinder

Gb.23 Torsi pada poros engkol

Gb. 24 Karakteristik motor

Besarnya tekanan rata-rata didalam silinder ditentukan pada efisiensi volumetrik. Tekanan rata-rata (bmep)
maksimal dicapai pada putaran tertentu. Pada tekanan rata-rata maksimal maka pemakaian bahan bakar
paling minimal, sehingga bila kita mengendarai kendaraan pada putaran mesin dengan tekanan rata-rata
maksimal maka bahan bakar paling ekonomis.

13. Efisiensi Volumetrik

26
Karakteristik Motor

Efisiensi volumetrik merupakan perbandingan antara jumlah campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke
dalam silinder dibanding dengan ruang yang ada di dalam silinder. Efisiensi volumetric dapat dirumuskan:

Campuran udara dan bahan bakar


Efisiensi volumetrik = x 100%
Volume langkah + Volume kompresi

Besarnya torsi yang dihasilkan suatu motor sangat dipengaruhi oleh efisiensi volumetrik. Hal ini dapat
dipahami karena torsi yang dihasilkan tergantung tekanan rata-rata di dalam silinder, tekanan rata-rata
ditentukan dari jumlah campuran bahan bakar yang masuk kedalam silinder, jumlah campuran bahan bakar
yang masuk maksimal ke dalam silinder tergantung dari efisiensi volumetrik motornya.

Efisiensi volumetrik merupakan parameter efektivitas dari sistem induksi. Pada motor bensin sistem induksi
terdiri dari saringan udara, karburator, intake manifold, saluran masuk (intake port), pembukaan katup. Besar
efisiensi volumetrik dengan pemasukan alami sebesar 80 - 90 %. Efisiensi volumetrik dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya :
1. Perbandingan udara dan bahan bakar, jenis bahan bakar, penguapan bahan bakar di saluran masuk.
2. Perbandingan tekanan saluran buang dengan saluran masuk.
3. Perbandingan kompresi
4. Putaran mesin
5. Disain lubang saluran masuk dan saluran buang
6. Geometri, ukuran, tinggi angkat, saat pembukaan katup masuk maupun katup buang.

Timing 10 19 10 30
0 20
Lift, mm 15 5 0 45 70
60 60
5
8,5
11

27
Karakteristik Motor

90

Efisiensi Volumetrik
80

70

60

0
20 00 40 00 60 00

Putar an Mesin R pm

Gb. 25 Hubungan putaran mesin dengan efisiensi volumetrik pada tinggi angkat katup tetap, timing valve
berbeda

90

80
Efisiensi Volumetrik

70 Timing 19 10
Lift,mm 45 60
5
8,5
11
60

0
2000 4000 6000
Putaran Mesin R pm

Gb. 26 Hubungan putaran mesin dengan efisiensi volumetrik pada timing valve tetap, tinggi angkat katup
berbeda

14. Offset Engine DAN Offset Piston


Mesin offset engine adalah mesin yang sumbu silinder dengan sumbu poros engkol tidak segaris. Tujuan
offset engine untuk meningkatkan torsi mesin dan mengurangi gaya gesek piston ke dinding silinder saat
langkah usaha.
Offset piston adalah sumbu silinder dengan sumbu piston tidak segaris. Tujuan offset piston adalah bersama
dengan offset engine untuk meningkatkan torsi mesin dan mengurangi gaya gesek piston ke dinding silinder
saat langkah usaha.
Adanya offset piston dan offset engine mengharuskan pemasangan arah piston maupun arah batang piston
harus tepat. Kesalahan pemasangan mengakibatkan gesekan ke piston ke dinding silinder menjadi sangat
besar. Guna menghindari kesalahan tersebut pada piston diberi tanda pemasangan, yaitu tanda pana

28
Karakteristik Motor

menghadap ke saluran buang, tanda in ke arah katup in. Pada batang piston berpedoman pada tulisan pada
sisi batang piston.
Dampak offset engine terhadap reduksi gaya ke samping dan optimalisasi gaya yang memutar poros engkol
dapat digambarkan sebagai berikut:

Gb. 27 Perbandingan non effset engine dengan offset engine

Dari gambar tersebut dapat kita lihat bahwa pada sudut engkol yang yang sama (β = βo ), dan gaya yang
mendorong piston yang sama (F = Fo), gaya kesamping offset engine lebih kecil dibandingkan non offset
engine ( F2 > Fo2). Gaya yang memutar poros engkol lebih besar mesin dengan offset engine dibanding
dengan non offset engine (F1 < Fo1).
Offset engine mampu mereduksi gaya kesamping dan optimalisasi gaya yang memutar poros engkol saat
langkah usaha, namun mempunyai kosekuensi kebutuhan gaya untuk langkah kompresi harus lebih besar,
dan gaya gesek saat kompresi juga lebih besar. Gaya yang mendorong piston saat langkah usaha jauh lebih
besar dibanding dengan gaya yang mendorong piston saat langkah kompresi, sehingga gaya kesamping saat
langkah usaha lebih besar dibandingkan saat langkah kompresi. Dengan adanya offset engine maka besar
gaya ke samping saat langkah usaha dengan saat kompresi hampir sama, sehingga keausan silinder lebih
merata. Dampak offset engine saat langkah kompresi dapat digambarkan sebagai berikut:

29
Karakteristik Motor

Gb. 28 Gaya ke samping saat langkah usaha dan kompresi

Dari ilustrasi di atas, semakin besar offset, semakin kecil gaya yang menekan dinding silinder saat langkah
usaha, namun gaya yang menekan dinding silinder saat langkah kompresi semakin besar.

Gb. 29 Offset Piston

Selain offset engine juga dilakukan offset piston, yaitu menggeser sumbu pena piston beberapa mm,
sehingga terdapat offset antara sumbu pena piston dengan sumbu piston. Dengan adanya offset piston maka
kemiringan piston akibat tekanan pembakaran saat langkah usaha, posisi batang piston dan celah antara
silinder dengan dinding silinder dapat direduksi, sehingga piston relatif lurus dengan dinding silinder, gesekan
ke dinding silinder dapat dikurangi. Besar offset piston dan offset engine 1-2 mm.

30

Anda mungkin juga menyukai