Anda di halaman 1dari 6

Pembuatan sediaan semi padat Salep dan Krim

Tanaman Daun Kersen (Muntinga calabura L)

Aryanti Kote, Astry Amnifu, Bastian Doja, Bonifasia Saja Laka, Desideratus Bupu

Program Studi S1-Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Citra Husada Mandiri, Kupang

ABSTRAK
Salep dan krim adalah sediaan farmasi tujukan untuk penggunaan topikal. Daun kersen memiliki kandungan
flavonoid yang memiliki aktivitas antimikrobia karena mampuan berinteraksi dengan DNA bakteri dan menghambat
fungsi membran sitoplasma bakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cara pembuatan sediaan semi padat salep
dan krim dari bahan tanaman daun kersen melalui evaluasi mutu sediaan berupa uji organoleptik, uji ph, uji homogenitas
dan uji daya sebar. Evaluasi sediaan dilakukan selama 4 minggu, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa uji
organoleptik sediaan krim (tidak baik) karena ada mikroba atau jamur untuk uji ph kedua sediaan cocok untuk digunakan
dikulit karena sesuai standar ph kulit, untuk uji homogenitas sediaan salep tidak baik karena masih ada butiran kasar
dan uji daya sebar kedua sediaan tersebut memiliki daya sebar yang tidak baik karena tidak sesuai dengan standar daya
sebar sediaan.

PENDAHULUAN
Salep merupakan salah satu bentuk TINJAUAN PUSTAKA
sediaan farmasi yang digunakan pada
kulit, dimaksudkan untuk pemakaian Kersen adalah tanaman tahunan yang
topikal. Salep digunakan untuk dapat mencapai ketinggian 10 meter.
mengobati penyakit kulit yang akut Kersen memiliki beberapa bagian seperti
atau kronis, sehingga diharapkan daun, batang, bunga, dan buah. Batang
adanya penetrasi kedalam lapisan kulit tambuhan kersen berkayu, tegak, bulat,
agar dapat memberikan efek yang dan memiliki percabangan simpodial.
diinginkan. Krim merupakan salah satu Daun kersen, mengandung flavonoid,
sediaan yang berbentuk emulsi. Krim
dapat didefinisikan berbagai macam dari
beberapa sumber yang berbeda. Menurut
Ansel (1989), krim adalah emulsi
setengah padat baik bertipe air dalam
minyak atau minyak dalam air yang
biasanya digunakan sebagai emolien
(pelembab) atau pemakaian obat pada tanin, glikosida, saponin, steroid, dan
kulit. Tujuan penelitian ini untuk minyak esensial (Prasetyo dan
mengetahui cara pembuatan sediaan semi Sasongko, 2014).
padat salep dan krim dari bahan tanaman
daun kersen. Flavonoid dapat berfungsi sebagai
antimikrobia, antivirus, antioksidan,
antihipertensi, merangsang pembentukan
estrogen, dan mengobati gangguan
fungsi hati (Binawati dan Amilah, 2013).
Flavonoid mempunyai aktivitas Pembuatan krim
antimikrobia karena flavonoid a. Pembuatan Vanishing cream
mempunyai kemampuan berinteraksi (Basis vanishing cream ad 20
dengan DNA bakteri dan menghambat gram)
fungsi membran sitoplasma bakteri (Fase minyak) Panaskan asam
dengan mengurangi fluiditas dari stearat, cera alba, vaselin putih, (
membran dalam dan membran luar sel fase minyak ) diatas water bath
bakteri. Akhirnya terjadi kerusakan pada suhu 70°C. (Fase Air)
permeabilitas dinding sel bakteri dan Panaskan Propilenglikol, TEA,
membran sel tidak berfungsi lagi aqua diatas water bath pada suhu
sebagaimana mestinya, termasuk untuk 70°C. Mortir dan stamfer panaskan
melakukan perlekatan dengan substrat. pada suhu 70°C. Fase air masukkan
dalam mortir, tambahkan fase
ALAT, BAHAN, DAN METODE minyak aduk ad terbentuk massa
cream.
Alat yang digunakan :
b. Pembuatan cream
Mortir, stamfer, batang pengaduk, pot Dalam mortir masukkan bahan aktif
salep (4 buah), timbangan, cawan ekstrak tanaman 5% dan 10%,
porselin, kaca arloji, water bath, kaca gerus sampai halus. Masukkan basis
bundar dan piknometer vanishing cream dalam mortir
tersebut ( setelah dingin ) sedikit
Bahan yang digunakan demi sedikit sambil diaduk sampai
homogen. Masukkan dalam
Salep : Ekstrak tanaman 5% dan 10% kemasan pot.
dan Vaselin putih Evaluasi Sediaan
Cream : Ekstrak tanaman 5% dan 10%, Evaluasi sediaan dilakukan selama
Asam stearat 11,75 %, Adeps lanae 2%, 4 minggu, dengan tujuan untuk
Vaselin putih 9%, PEG 7%, TEA mengetahui perubahan yang terjadi pada
(trietanolamina) 1,5%, Aqua qs variasi sediaan selama 4 minggu berturut-
turut.
Metode Organoleptik: Pengujian warna dan bau
dilakukan dengan pengamatan secara
Perhitungan komposisi bahan visual terhadap sediaan
dibuat dalam 2 konsentrasi yaitu 5 % dan
10% dengan tujuan untuk mengetahui Penetapan pH: Pengujian pH dilakukan
perbedaan basis dengan 2 konsetrasi dengan menggunakan pH stik yang
ekstrak tanaman obat. dimasukkan ke dalam sediaan krim,
Pembuatan Salep (Basis Salep ad 20 didiamkan beberapa saat sampai timbul
gram) warna, untuk mengetahui besarnya pH,
Dalam mortir masukkan bahan aktif warna yang timbul tersebut dicocokkan
ekstrak tanaman 5% dan 10%, gerus dengan pH indikator.
sampai halus. Tambahkan basis vaselin
sedikit demi sedikit, aduk sampai Bobot Jenis: Bobot jenis dari setiap
homogen. Masukkan dalam pot salep sediaan diukur menggunakan alat
piknometer.
Uji homogenitas: Masing-masing diameternya 3,5 cm
krim/salep yang akan diuji dioleskan pada Krim
1 buah kaca arloji untuk diamati Evaluasi Hasil
homogenitasnya. Apabila tidak terdapat Uji organoleptis Bau: khas kersen
butiran-butiran kasar di atas kaca arloji Warna: hijau muda
tersebut maka krim/salep yang diuji Mikroba: ada
homogen. mikroba seperti di
tumbuhi jamur
Uji daya sebar krim. Uji ini dilakukan
Bentuk: setengah
dengan menggunakan alat–alat seperti
padat
sepasang lempeng kaca bundar
(extensometer) dan anak timbang gram. Uji ph Ph: 6
Krim/salep ditimbang ± 0,5 gram Uji homogenitas Halus atau
diletakkan di tengah kaca bundar, di atas homogen
kaca diberi anak timbang sebagai beban Uji daya sebar 50 gram: 1 menit
dan dibiarkan 1 menit. Diameter krim diameternya 5 cm
yang menyebar (dengan mengambil 100 gram: 1 menit
panjang rata-rata diameter dari beberapa diameternya 5 cm
sisi) diukur kemudian ditambahkan 50 150 gram : 1 menit
gram, 100 gram, 150 gram, 200 gram diameternya 5,1 cm
sebagai beban tambahan, setiap 200 gram: 1 menit
penambahan beban didiamkan setelah 1 diameternya 5,1 cm
menit dan dicatat diameter krim/salep
yang menyebar seperti sebelumnya
Tabel Minggu kedua
HASIL DAN PEMBAHASAN Salep
Evaluasi Hasil
Hasil Uji organoleptis Bau: khas kersen
Tabel Minggu pertama Warna: hijau lumut
Mikroba: tidak ada
Salep
mikroba
Evaluasi Hasil
Bentuk: setengah
Uji organoleptis Bau: khas kersen padat
Warna: hijau lumut
Uji ph Ph : 7
Mikroba: tidak ada
Uji homogenitas Tidak homogenitas
mikroba
Bentuk: setengah Uji daya sebar 50 gram: 1 menit
padat diameternya 3,4 cm
100 gram: 1 menit
Uji ph Ph : 7
diameternya 3,4 cm
Uji homogenitas Tidak homogenitas
150 gram: 1 menit
Uji daya sebar 50 gram: 1 menit diameternya 3,4 cm
diameternya 3,4 cm 200 gram: 1 menit
100 gram: 1 menit diameternya 3,4 cm
diameternya 3,5 cm
Krim
150 gram: 1 menit
Evaluasi Hasil
diameternya 3,5 cm
200 gram: 1 menit Uji organoleptis Bau: khas kersen
Warna: hijau muda Bentuk: setengah
Mikroba: ada padat
mikroba seperti di Uji ph Ph: 6
tumbuhi jamur Uji homogenitas Halus atau
Bentuk: setengah homogenitas
padat Uji daya sebar 50 gram : 1 menit
Uji ph Ph: 6 diameternya 4,7 cm
Uji homogenitas Halus atau 100 gram : 1 menit
homogenitas diameternya 4,7 cm
Uji daya sebar 50 gram: 1 menit 150 gram : 1 menit
diameternya 5 cm diameternya 4,7 cm
100 gram: 1 menit 200 gram : 1 menit
diameternya 5 sm diameternya 4,7 cm
150 gram: 1 menit
diameternya 5 cm
200 gram: 1 menit Tabel Minggu keempat
diameternya 5 cm Salep
Evaluasi Hasil
Uji organoleptis Bau: khas kersen
Tabel Minggu ketiga Warna: hijau lumut
Salep Mikroba: tidak ada
Evaluasi Hasil mikroba
Uji organoleptis Bau: khas kersen Bentuk: setengah
Warna: hijau lumut padat
Mikroba: tidak ada Uji ph Ph : 7
mikroba Uji homogenitas Tidak homogenitas
Bentuk: setengah Uji daya sebar 50 gram : 1 menit
padat diameternya 3 cm
Uji ph Ph : 7 100 gram : 1 menit
Uji homogenitas Tidak homogenitas diameternya 3 cm
Uji daya sebar 50 gram : 1 menit 150 gram : 1 menit
diameternya 3 cm diameternya 3 cm
100 gram : 1 menit 200 gram : 1 menit
diameternya 3 cm diameternya 3 cm
150 gram : 1 menit Krim
diameternya 3,2 cm Evaluasi Hasil
200 gram : 1 menit Uji organoleptis Bau: khas kersen
diameternya 3,2 cm Warna: hijau muda
Krim Mikroba: ada
Evaluasi Hasil mikroba seperti di
Uji organoleptis Bau: khas kersen tumbuhi jamur
Warna: hijau muda Bentuk: setengah
Mikroba: ada padat
mikroba seperti di Uji ph Ph: 6
tumbuhi jamur Uji homogenitas Halus atau
homogenitas Krim
Uji daya sebar 50 gram : 1 menit
diameternya 4,5 cm Pada penelitian diatas membuat
100 gram : 1 menit krim dari ektrak tanaman kersen yang
diameternya 4,5 cm dilakukan uji-uji untuk menentukan
150 gram : 1 menit apakah krim dari ekstrak tanaman kersen
diameternya 4,5 cm layak atau tidak.
200 gram : 1 menit Jika dilihat dari uji organoleptis
diameternya 4,5 cm hasil yang didapat dari minggu 1- minggu
ke-4, bau dari krim khas dari tanaman
Pembahasan
kersen, warna dari krim warnanya hijau
Salep muda, dilihat dari mikrobanya, ada
pada penelitian diatas membuat mikroba seperti serabut-serabut putih
salep dari ektrak tanaman kersen, setelah yang menyerupai jamur, bentuknya semi
di dapat ektraknya kemudian dibuat salep padat.
dari ekstrak tersebut selanjutnya Jika dilihat dari ph, pengujian pH
dilakukan uji-uji untuk menentukan yang didapatkan dari krim ekstrak kersen
apakah salep dari ekstrak tanaman kersen didapatkan phnya 6, yang berarti masih
layak atau tidak. aman digunakan untuk sediaan topikal
Jika dilihat dari uji organoleptis karena masih memenuhi standar ph kulit
hasil yang didapat dari minggu 1- minggu yaitu 4,5- 6,5 atau 7.
k2-4, bau dari salep khas dari tanaman Jika dilihat dari uji homogenitas,
kersen, warna dari salep warnanya hijau ternyata tidak ada butiran kasar jadi krim
lumut, dilihat dari mikrobanya tidak ada dari ekstrak tanaman kersen tersebut
mikroba, bentuknya semi padat. homogen.
Jika dilihat dari ph, Pengujian pH Jika dilihat dari uji daya sebar,
yang didapatkan dari salep ekstrak kersen Dengan hasil ini dapat disimpulkan
didapatkan phnya 7, yang berarti masih bahwa daya sebar dari krim tersebut
aman digunakan untuk sediaan topikal setiap minggu nya menurun maka tidak
karena masih memenuhi standar ph kulit sesuai dengan standar daya sebar suatu
yaitu 4,5- 6,5 atau 7. sediaan yaitu 5-7 cm, hal ini di karenakan
Jika dilihat dari uji homogenitas, tingginya viskositas dari sediaan salep
ternyata ada butiran kasar jadi salep dari ekstrak tanaman kersen tersebut, karena
ekstrak tanaman kersen tersebut tidak viskositas dapat mempengaruhi daya
homogen ini disebabkan oleh cara sebar dari sediaan salep tersebut
pembuatannya yang kurang teliti.
KESIMPULAN
Jika dilihat dari uji daya sebar,
disimpulkan bahawa daya sebar dari salep Dilihat dari uji organoleptik sediaan
tersebut setiap minggu nya menurun krim (tidak baik) karena ada mikroba atau
maka tidak sesuai dengan standar daya jamur.Uji ph kedua sediaan cocok untuk
sebar suatu sediaan yaitu 5-7 cm, hal ini digunakan dikulit karena sesuai standar
di karenakan tingginya viskositas dari ph kulit. Uji homogenitas sediaan salep
sediaan salep ekstrak tanaman kersen tidak baik karena masih ada butiran kasar
tersebut, karena viskositas dapat Dilihat dari uji daya sebar kedua sediaan
mempengaruhi daya sebar dari sediaan tersebut memiliki daya sebar yang tidak
salep tersebut
baik karena tidak sesuai dengan standar L.)dengan variasi konsentrasi
daya sebar sediaan. Maltodekstrin dan ekstrak kayu
secang (Caesalpinia sappan L.)
Skripsi S1, Fakultas Teknobiologi,
SARAN
Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
Yogyakarta.
Diharapkan dalam pembuatan
sediaan maupun krim ditambahkan bahan Sudirman, T. A. 2014. Uji Efektivitas ekstrak
yang dapat membantu menjaga mutu dari daun salam (Eugenia polyantha)
sediaan contohnya seperti pengawet. terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus secara in
vitro, Skripsi S1, Fakultas
Kedokteran gigi, Universitas
DAFTAR PUSTAKA Hassanudin, Makassar.

Ansel, H. C., 1989, pengantar bentuk sediaan


farmasi, diterjemahkan oleh farida
ibrahim,Asamanizar, Iis Aisyah,
edisi ke-4, jakarta, UI pres

Binawati, D.K., dan Amila,S. 2013.Effect of


cherry leaf ( muntingia calabura L)
Bioinsecticides axtract towards
mortality of worm soil ( agrotis
ipsilon) and armyworm ( spodoptera
exiqua) on plant leek ( allium
fistolum). Wahana.

Haki, M. 2009. Efek Ekstrak Daun Talok


(Muntingia calabura L.) terhadap
aktivitas enzim SGPT pada mencit
yang diinduksi karbon tetraklorida.
Skripsi S1, Fakultas kedokteran,
Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.

Harbone, J.B. 1987. Metode fitokimia: Penuntun


cara modern menganalisis
Tumbuhan. ITB Press, Bandung.

Prasetyo, A.D., dan Sasongko, H. 2014. Aktivitas


antibakteri ekstrak etanol 70% daun
kersen (Muntingia calabura L.)
terhadap bakteri Bacillus subtilis
dan Shigella dysenteria sebagai
materi pembelajaran biologi SMA
kelas X untuk mencapai Kd 3,4
pada kurikulum 2013. Jupemasi-
Pbio.

Robinson, T. 1995. Kandungan senyawa organik


tumbuhan tinggi. ITB Press,
Bandung.

Sari, C.I.P. 2012. Kualitas minuman serbuk


kersen (Muntingia calabura

Anda mungkin juga menyukai