Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah member
limpahan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan
akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban
Islam, dan juga sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang
semoga bermanfaat.
Makalah ini, kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin.
Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak lagi kesalahan serta kekurangan.
Maka dari itu kami , sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan
pesan dari semua yang membaca makalah ini. Terutama dosen mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kelompok kami.
Wassalamua’laikum wr,wb.
Penulis
Perang-Perang pada Masa Rasulullah
Perang ini merupakan salah satu perang yang terkenal dalam sejarah islam dan
disebut dengan hari bertemunya dua pasukkan. Salah satu penyebabnya adalah
bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menyelidiki kabar tentang
orang-orang Quraisy yang menganggu beliau serta mengusir beliau dan para
sahabatnya dari kampung mereka mekah. Orang-orang Quraisy itu juga telah
mengambil harta kaum muslimin, serta memenjarakan dan menyiksa mereka,
Rasulullah Shallallahu wa sallam mengetahui bahwa rombongan unta orang-orang
Quraisy telah datang dari syam dalam perjalanan mereka ke kota mekah. Kafilah
tersebut telah dekat dari madinah. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam
mengajak para sahabat untuk pergi bersama beliau tanpa adanya persiapan yang
maksimal. Para sahabat yang pergi bersama Rasulullah ada sekitar tiga ratus tiga belas
orang. Mayoritas mereka adalah pejalan kaki, mereka hanya memiliki dua ekor kuda
dan tujuh puluh unta. 2
Pemimpin kafilah Quraisy waktu itu adalah Abu Sufyan bin Harb. Perang
berlangsung sengit antara kedua kelompok. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam
berada di barisan terdepan hingga para sahabat berkumpul nersama Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wa Sallam . Sebagian besar para sahabat memiliki semangat
kepahlawan pada perang ini, dan jelaslah pertolongan bagi kaum muslimin.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam memberi semangat kepada tentaranya
dengan sabdanya yang membawa maksud dan jaminan bahwa tentara islam yang turut
serta di perang Badar dijamin masuk surga, mendengar ini, tentara islam semakin
1
Moh.Nurhakim, sejarah peradaban islam, Universitas Muhammaddiyah Malang, Malang, 2004, hlm. 33
2
Abdul Aziz bin Ibrahim Al-Umari, penaklukan dalam islam, 2014, hlm 4
berkobar-kobar semangatnya. Pada perang ini beberapa pembesarnya terbunuh seperti
Abu Jahal, Utbah bin Rabi’ah, Umayyah bin Khalaf, dan orang-orang kafir lainnya
yang berjumlah 70 orang. Mereka yang masih hidup lari dari medan perang dalam
keadaan kalah dan tidak mendapatkan apa-apa dalam perang itu.3
Kaum muslimin bersama Rasulullah SAW menetap di badar selama tiga hari
tiga malam setelah penempuran. Disana mereka mengubur orang-orang yang mati
syahid yang mencapai 14 orang. Adapun mayat orang-orang musyrik yang terbunuh
dimasukkan ke dalam sumur Badar.4 Setelah itu, rasulullah SAW bersama para
sahabat kembali ke Madinah dengan selamat dan membawa barang rampasan perang.
Maka kaum muslimin menyambutnya di madinah atas selamatnya Rasulullah SAW
dan atas pertolongan yang jelas kepada kaum muslimin.
3
Al-Umari,Abdul Aziz bin Ibrahim, penaklukan dalam islam, 2014, hlm 13
4
Loc.cit
5
Moh.Nurhakim, sejarah peradaban islam, Universitas Muhammaddiyah Malang, Malang, 2004, hlm. 33
6
Abdul Aziz bin Ibrahim Al-Umari, Op cit, hlm 17
7
Abdul Aziz bin Ibrahim al-Umari, penaklukan dalam islam, 2014, hlm 19
Nabi muhammad memilih sebuah gunung kecil cerada di depan kaum
muslimin yang mana di gunug kecil itu ditempatkan lima puluh orang pasukkan
pemanah. Rasulullah SAW mengangkat Abdullah bin jubair sebgai pemimpin. Dari
pihak kaum musyrik, Abu sufya momobilisasi para prajurit perang yang berjumlah
mendekati tiga ribu prajurit, empat kali lipat dari jumlah pasukan kaum muslimin.
Abu sufyan membagi kaum musyrikin menjadi beberap kelompok. Dan dia
menjadikan Khalid bin Walid sebagai pemimpin pasukan di sayap kanan.
ini hingga besok. “Maka Abu Dujanah mengambil pedang itu, kemudian dia
mengeluarkan surban merah dari sakunya, lalu ia mengikatkan pada kepalanya dan
mengeluarkan surban merah dari sakunya, Maka peperangan itu dimulai. Abu dujanah
lalu berperang dengan pedang Rasulullah SAW dengan semangat kepahlawanan.
Begitu pula Hamzah Ra berperang dengan keberanian yang tiada taranya.
8
Ibid hlm 21
9
Abdul Aziz bin Ibrahim Al-Umari, penaklukan dalam islam, 2014, hlm 22-23
Pasukan Quraisy lalu meninggalkan medan pertempuran setelah dua puluh
empat tentara mereka terbunuh, sedangkan pasukan muslimin saling mengobati luka
di antara mereka, termasuk Rasulullah SAW dan pasukkan kaum muslimin
menyalatkan para syuhadah yang jumlanya mencapai tujuh puluh orang, kemudian
menguburkannya. Kemudian Rasulullah SAW beserta pasukkan nya kembali ke
madinah
Sesuai dengan poin tersebut, maka masuklah Khuza’ah ke pihak rasulullah dan
bani Bakr ke pihak Quraisy. Kelompok mereka merasa aman dari gangguan kelompok
lain, keadaan tersebut dimanfaatkan oleh Bani Bakr untuk membalaskan dendam
lamanya terhadap Khuzaah. Pada bulan sya’ban tahun ke-8 H, pergilah Naufal bin
mu’awiyah ad-‘daily bersama sekelompok orang dari Bani Bakr untuk melakukan
penyerangan terhadap Khuza’ah. Quraish pun menyuplai senjata kepada Bani Bakr
bahkan beberapa orang pejuang mereka ikut terlibat dalam pertempuran dengan
memanfaatkan gelapnya malam, sehingga Khuza’ah terdesak di tanah Haram.12
10
Moh.Nurhakim, sejarah peradaban islam, Universitas Muhammaddiyah Malang, Malang, 2004, hlm. 35
11
Syafiyyurrahman al-mubarakfuri,Sirah Nabawiyah, Darul Haq, Jakarta, 2001, hlm. 585
12
Syafiyyurrahman al-mubarakfuri,Sirah Nabawiyah, Darul Haq, Jakarta, 2001, hlm. 586
Budail bin warqah al Khuzai kemudian pergi bersama beberapa orang dari
Khuza’ah menjumpai Rasulullah di madinah dan mengabarkan kepada beliau korban-
korban dari pihak mereka dan sokongan penuh Quraisy terhadap Bani Bakr, kemudian
mereka pun kembali ke makkah.13
Rasulullah SAW keluar menuju mekah pada bulan Ramadhan bersama lima
ribu orang pasukkannya dari kaum muhajirin dan anshar. Turut serta pula dalam
peristiwa tersebut beberapa pasukan muslim dari kabilah Muzainnah, Sulaim, Ghifar,
Juhainnah, Tamim, dan Asad. Sehingga jumlah mereka saat mendekati mekah
mencapai sepuluh ribu orang tentara.
Nabi Shalallahu alaihi wa sallam sangat ingin sekali untuk memasuki mekah
dengan selamat tanpa harus menumpahkan darah. Oleh karena itu, ketika masuk
mekah Nabi Shalallahu Alaihi wa sallam membagi pasukkannya menjadi empat
kelompok, yang mana masing-masing kelompok masuk dari empat arah dengan
memperlihatkan kekuatannya kepada orang-orang. Sehingga, penduduk mekah
menyerah dengan kondisi itu dan mereka memeluk islam dengan penuh kedamaian. 14
13
Ibid hlm 587
14
Abdul Aziz bin Ibrahim Al-Umari, penaklukan dalam islam, 2014, hlm 52
15
Ibid hlm 53
Rasulullahu Alaihi wa Sallam membai’at kaum laki-laki untuk membela agama islam
dan syarat-syarat lain yang khusus untuk mereka.16
Pada saat dibunuhnya al-Harist bin al-Azdi, duta rasulullah oleh syurabbil bin
Amr al-Ghassani ketika dia diutus untuk membawa risalahnya kepada pemimpin
Busra. Peristiwa tersebut memaksa rasululah untuk mengirim pasukkan khusus yang
dikomandani oleh zaid bin Haritsah sehingga terjadilah pertempuran yang cukup
sengit di Mu’tah. Walaupun pada pertempuran tersebut tidak berhasil membalas
dendam terhadap orang-orang zhalim nan congkak itu, namun menyisahkan rasa takut
yang cukup besar bagi orang-orang arab yang berada di daerah yang jauh maupun
dekat. 19
Kaisar romawi tidak pernah anggap remeh dampak perang mu’tah yang begitu
besar bagi kepentingan kaum muslimin, dmeikian juga dengan banyaknya kabilah-
kabilah arab yang berambisi melepaskan diri dari kekuasaan kaisar setelah itu dan
bergabung dengan kaum muslimin. Melihat betapa pentingnya hal ini, maka belum
sampai satu tahun penuh pasca perang mu’tah, Kaisar sudah mulai menyiapkan
16
Abdul Aziz bin Ibrahim Al-Umari, penaklukan dalam islam, 2014, hlm 54
17
Loc cit
18
Moh.Nurhakim, sejarah peradaban islam, Universitas Muhammaddiyah Malang, Malang, 2004, hlm. 36
19
Syafiyyurrahman al-mubarakfuri,Sirah Nabawiyah, Darul Haq, Jakarta, 2001, hlm. 638
pasukan yang terdiri dari orang-orang Romawi dan bangsa Arab yang menjadi sub-
ordinat mereka seperti keluarga besar kabilah Ghassan dan selain mereka. Dia pun
mulai menyiapkan suatu peperangan berdarah yang amat menentukan.
Di sisi lain orang-orang Romawi dan para sekutunya terlihat gentar saat
mendengar kedatangan pasukan Rasulullallah mereka tidak memiliki nyali untuk
memulai maju dan berhadapan langsung orang-orang Romawi berpencar-pencar di
setiap perbatasan negeri mereka.22
20
Abdul Aziz bin Ibrahim Al-Umari, penaklukan dalam islam, 2014, hlm 63
21
Ibid hlm 64
22
Syafiyyurrahman al-mubarakfuri,Sirah Nabawiyah, Darul Haq, Jakarta, 2001, hlm. 647
marhallah dari madinah dan 10 marhallah dari syam, pent) bernama Ukaidir Beliau
berkata kepada Khalid, “sesungguhnya kamu akan mendapatinya (Ukaidir) sedang
berburu sapi.” Lalu khalid pun mendatanginya. Pada saat bentengnya sudah terlihat di
pelupuk mata, keluarlah sapi itu dan menggaruk-garuk pintu istana dengan tanduknya.
Lalu Ukaidir keluar dengan berlari untuk berburu sapi tersebut, (pada saat itu sedang
bulan purnama). Khalid kemudian merintanginya dari kudanya lalu menangkapnya
serta menyerahkannya kepada Rasulullah. Beliau menjamin keamanan dirinya dan
menawarkan untuk berdamai dengan syarat menyerahkan upeti sebesar 2000 ekor
unta, 800 orang tawanan, 400 buah baju besi dan 400 buah tombak, Dia bersedia
untuk menyerahkan jizyah (upeti). 23
5. Perang Khandaq
Pada bulan syawal tahun kelima Hijriah terjadilah perang Khandaq atau perang
Al-ahzab. Perang tersebut adalah kejadian penting sekali dalam sejarah islam. Karena
perang tersebut merupakan titik penentuan kelanjutan agama islam. Perang Khandaq
merupakan perang besar. Dalam peperangan tersebut kaum Muslimin mendapatkan
cobaan besar yang tidak ada tara bandingannya.
Sebab utamanya adalah hasutan kaum Yahudi. Sebagian pemuka Yahudi Banu Nadhir
dan Banu Wa’il datang kepada bangsa Quraisy di Mekkah. Mereka mengusulkan
kaum Quraisy untuk memerangi Rasulullah Saw. sebelumnya mereka telah mencoba
untuk berhadapan dengan kaum Muslimin. Namun mereka merasa tak mampu.
Utusan kaum Yahudi itu membujuk kaum Quraisy dengan berbagai cara. Kata kaum
23
Ibid hlm 648
Yahudi:” Kami akan mendampingi kalian sampai kami dapat menumpas
Muhammad.”
Ucapan kaum Yahudi itu membuat hati bangsa Quraisy senang dan mereka segera
giat mengadakan persiapan perang. Kemudian utusan Yahudi itu pergi ke Banu
Ghatfan untuk menghasut mereka agar bersedia memerangi Rasulullah. Utusan kaum
Yahudi itu keliling ke seluruh kabilah bangsa Arab dan mengajukan rencana
penyerbuan kota Madinah yang telah disepakati oleh kaum Quraisy
Rasulullah ikut menggali parit itu agar kaum Muslimin ikut berlomba-lomba dalam
mencari pahala. Karena itulah kaum Muslimin ikut beramai-ramai bekerja bersama
beliau. Walaupun diiringi dengan rasa lapar tetapi kaum Muslimin tetap bergembira
dan selalu bersyukur kepada Allah sedikit pun mereka tidak mengeluh dengan apa
yang dihadapinya. Saat menggali, para sahabat menemukan batu besar yang tidak bisa
mereka hancurkan. Saat diberitahu akan hal itu, Rasulullah mulai memukul batu itu
dengan kapaknya sambil membaca Bismillah. Disaat batu itu terpecah Rasulullah
mengucapkan takbir sambil berkata: “Aku diberi Kunci-kunci Syam.” Kemudian Pada
pukulan kedua beliau bertakbir dan berkata:”Aku diberi Kunci-kunci Persia.”
Kemudian beliau memukul batu ketiga kalinya dengan mengucapkan takbir seraya
berkata:”Aku diberi Kunci-Kunci Yaman, demi Allah sekarang ini aku sedang
diperlihatkan pintu-pintunya kota Shan’a.
24
Abul Hasan Ali Al-Hasany An-Nadwy, Riwayat Hidup Rasulullah Saw (Surabaya: PT. Bina Ilmu,
1989) h.241-242
25
M. Fethullah Gulen, Kehidupan Rasul Allah Muhammad Saw (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002) h. 255
Pada waktu penggalian Khandaq ini ada mukjizat Nabi yang timbul, yaitu ketika
kaum Muslimin sedang mendapatkan kesukaran untuk menghancurkan bongkahan
batu keras. Nabi menyuruh untuk mendatangkan sebejana air. Kemudian Nabi
meludah pada air itu dan beliau berdoa kepada Allah, selanjutnya ketika air itu
disiramkan pada bungkahan batu itu segera hancur seperti pasir.
Kaum Quraisy datang dengan pasukannya berjumlah sepuluh ribu. Mereka datang di
muka kota Madinah. Demikian pula kabilah Bani Ghatfan juga datang bersama
tentaranya. Nabi pun keluar dengan pasukannya yang berjumlah tiga ribu orang.
Kedua pasukan itu hanya dipisahkan oleh parit yang digali oleh kaum Muslimin.
Antara kaum Muslimin dan kaum Yahudi Banu Quraiza telah terjalin perjanjian
persahabatan. Pada hari itu Huyay bin Akhtab seorang pemuka Yahudi Bani Nadhir
datang kepada mereka dan membujuk mereka agar mau melanggar perjanijian yang
telah diikat bersama kaum Muslimin. Hampir saja Nabi mengadakan perdamian
dengan Kabilah Bani Ghatfan dengan memberikan sepertiga hasil panen kurma
Madinah. Namun Nabi mengurungkan niatnya setelah tahu akan ketekatan dan
ketetapan hati kedua sahabat Anshar.26
Saat itu perang terjadi dengan saling melepaskan anak panah dan batu,Rasulullah dan
kaum Muslimin tetap berada di medan Khandaq dan barisan musuh juga berada di sisi
lain. Kemudian mereka mencari jarak parit yang paling sempit. Setelah itu mereka
menerobos parit itu dengan kuda mereka dan mereka pun berhasil masuk ke Madinah.
Salah seorang yang berhasil menerobos parit itu adalah pahlawan mereka yang
terkenal adalah Amru bin Abdu Wudin. Sambil menggembar-gemborkan kekuatan
dan kemampuannya, Amr turun dari kuda dan menghadapi Ali yang diperintahkan
Rasululah untuk melawannya. Amr maju dengan pedang, dia mengayunkan
pedangnya dengan cepat tetapi ditangkis oleh Ali dengan perisainya. Kemudian
terdengar kalimat Allahuakbar, Ali berhasil membunuh musuhnya.
Setelah hampir 4 minggu, kaum kafir mulai patah semangat karena gagal dan kaum
mukmin membuktikan keteguhan dan kesetiaan mereka, karena takut dan patah
26
An-Nadwy, Riwayat Hidup Rasulullah Saw (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1989) h.243-249
semangat, mereka akhirnya menyerah. Kaum muslimin menang berkat pertolongan
Allah,karena tentara (malaikat) ikut membantu mereka. 27
6. Perang Hunain
Saat Allah menaklukkan Makkah melalui Rasul-Nya dan kaum mukmin, dan
kaum Quraisy berhasil ditundukkan, sementara Hawazin dan Tsaqif melarikan diri
merasa ketakutan, mereka berkata, “Muhammad telah siap untuk memerangi kita, kita
harus harus memeranginya sebelum ia memerangi kita. “Mereka sepakat untuk
melakukan penyerangan terlebih dahulu dengan dipimpin Malik bin Auf An-Nashr.
Pada malam Rabu tanggal 10 Syawal, pasukan Islam tiba di Hunain. Rasulullah Saw.
28
menunjuk Attab bin Usaid untuk memimpin Makkah saat beliau pergi. Jumlah
pasukan muslim saat itu mencapai duabbelas ribu personil. Dimana dua ribu
diantanya adalah orang yang baru masuk Islam dan bersemangat. Untuk melindungi
Makkah dan mengkonsolidasi keimanan Muslim yang masih baru dengan
menyembuhkan perasaan mereka yang terluka, Rasulullah tidak ingin berperang di
Makkah.
Perang itu terjadi di Hunayn, sebuah lembah antara Makkah dan Taif. Umat muslim
yang baru itu lebih banyak semangatnya ketimbang kebijaksanaanya, lebih riang iman
dan kepercayaan pada kebenaran tujuan mereka. Mereka menyiapkan pasukan
siluman untuk menjebak pasukan Muslim garis depan atau memang disuruh ke depan
oleh Rasulullah, yang mungkin mempunyai rencana untuk menarik keluar musuh
dengan pura-pura mundur. Akan tetapi, penarikan mundur ini berlangsung kacau dan
diiringi dengan hujan anak panah dari musuh.
27
Gulen, Kehidupan Rasul Allah Muhammad Saw (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002) h. 256-258
28
Ali Muhammad Ash-Shalabi, Sejarah lengkap Rasulullah (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2012)
h.782
Abbas berteriak: “Para sahabat yang bersumpah setia di bawah pohon akasia!” Dari
segala penjuru datang jawaban. “Labayk! (Aku penuhi panggilanmu),” dan mereka
bergantung maju bersama Rasulullah. Musuh yang sudah berada di tengah-tengah
pasukan Muslim memperoleh kemenangan pada hari itu. Mereka melengkapi
kemenangan itu dengan terus mengejar musuh, menaklukkan kamp-kamp mereka,
ternak mereka, dan keluarga mereka.
Musuh mundur dan berlindung di Taif. Kemengangan muslim membuat para suku
gurun pasir memeluk Islam dan tak lama setelah pemberontak suku-suku itu, Taif
akhirnya juga tunduk dan masuk Islam.29
29
Abul Hasan Ali Al-Hasany An-Nadwy, Riwayat Hidup Rasulullah Saw (Surabaya: PT. Bina Ilmu,
1989) h.264-265
30Syeikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Sejarah Emas dan Atlas Perjalanan Nabi Muhammad, (Surakarta. 2012) hal.382-
387
- Bani Qainuqa’ Melanggar Perjanjian.
Setelah orang-orang yahudi mengetahui bahwa Allah menolong umat muslim
saat perang badar, kebencian mereka pun semakin menjadi-jadi dan semakin
berani memperlihatan permusuhan dan terang-terangan melakukan penindasan.
Seperti, mengolok-olok, mengejek dan mengganggu orang-orang muslim yang
datang ke pasar mereka bahkan mengganggu wanita-wanita muslimah.
Saat tindakan mereka memuncak, Rasulullah saw pun datang mengumpulkan
mereka serta memberi nasihat dan mengingatkan mereka untuk tidak melakukan
perbuatan tersebut.31
Inilah gambaran dari upaya orang-orang Yahudi untuk menebarkan keresahan dan
tidak keharmonisan di kalangan orang-orang muslim. Mereka juga mmebuat
rintangan-rintangan di hadapan jalan dakwah islam. Mereka juga mempersulit
penghidupan orang-orang muslim, terutama yang memiliki sangkut paut dengan
masalah ekonomi.
Abu Dawud dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas dia berkata :
“Setelah Rasulullah saw memperoleh kemenangan atas kaum Quraisy pada perang
badar dan kembali ke Madinah, maka beliau mengumpulkan mereka di pasar Bani
Qainuqa’ : beliau bersabda, yang artinya ‘ Wahai sekalian oramg Yahudi,
masuklah islam mumpung kalian belum mengalami seperti apa yang dialami oleh
Quraisy’.
Dan mereka menjawab “ Hai, Muhammad! Jangan lah engkau terperdaya oleh
dirimu sendiri, hanya gara-gara telah berhasil membunuh beberapa orang Quraisy
merea adalah orang-orang bodoh yang tidak tahu cara bertarung. Andaikan saja
engkau bertarung dengan kami, tentu engkau akan tahu kamilah orangnta. Engkau
belum pernah beretemu dengan orang-orang yang seperti kami”.
Setelah itu, turunlah firman Allah swt. ( Ali-imran: 12-13 ).32
Jawaban dari Bani Qainuqa’ tersebut jelas-jelas menggambarkan keinginan
mereka untuk berperang, namun Rasulullah saw saat itu masih bisa menahan
amarah beliau.
Dan Bani Qainuqa’ pun terlihat semakin bertambah berani dan semakin
mempersempit kehidupan bagi penduduk Madinah.
31
Sirah an-Nabawiyah , Ibnu Hisyam , Jilid I , hlm.555-556.
32 Sunan Abu Dawud dan ‘Aunul Ma’bud ,jilid III, hlm.115
Ibnu Hisyam meriwayatkan dari Abu ‘Aun , bahwa ada seorang wanita arab yang
datang ke pasar Bani Qainuqa’ sambil mengenakan jilbab duduk disebelah
pengrajin perhiasan. Tiba-tiba beberapa orang diantara mereka bermaksud hendak
menyingkap kerudung yang menutupi wajah wanita tersebut, dan sontak wanita
tersebut pun menolak , dan diam-diam para lelaki tersebut mengikat ujung
bajunya, tatkala ia berdiri bangkit lah auratnya tersingkap. Dan datang lah seorang
pria muslim di dekatnya melompat ke arah pengrajin perhiasan tersebut dan
membunuhnya. Orang-orang Yahudi lainnya mengikat laki-laki muslim tersebut
dan membunuhnya.dan kejadian tersebut di sebarluaskan, dan kaum muslim pun
siap untuk menyerang orang-orang Yahudi.
- Terkepung Lalu Menyerah
Saat itu kesabaran Rasulullah Saw telah habis, dan beliau pun mengangkat
Abu Lubabah bin Abdul Mundzir sebagai wakil beliau di Madinah. Bendera
diserahkan kepada Hamzah bin Abdul Muthalib . kemudian , beliau mengerahkan
tentara menuju Bani Qainuqa’ . Pengepungan berlangsung selama 15 hari hingga
muncul hilal bulan Zulkaidah. Allah menyusupkan rasa takut dalam hati mereka,
dan menyerah pada keputusan Rasulullah saw untuk berbuat apapun terhadap diri
mereka
8. Perang Tha’if
Perang ini merupakan perpanjangan dari kelanjutan perang hunain. Rasulullah
saw beranjak ke Tha’if sesuai dari Hunain dan setelah rampung mengumpulkan
harta rampasan di Jinarah, pada bulan Syawal tahun 8 H.33
Khalid bin Al-walid berangkat lebih dulu ke arah sana bersama 1000 prajurit, dan
kemudian Rasulullah saw menyusul ke sana, dengan melewati Nakhlah al-
Yamaniyah , Qarnul Manazil, hingga tiba di Liyyah. Beliau melanjutkan
perjalanan hingga tiba di Tha’if dan memerintah kan untuk mengepung benteng
tersebut.
Pengepungan ini berjalan cukup lama. Selama pengepungan itu terjadi, serangan
anak panah dan lontaran peluru-peluru batu. Setelah pengepungan cukup lama dan
benteng tidak mudah di taklukkan begitu saja, sementaramusuh bisa bertahan
dalam benteng selama setahun, maka Rasulullah saw meminta pendapat Naufal
33
Syeikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Sejarah Emas dan Atlas Perjalanan Nabi Muhammad, (Surakarta. 2012) hal.662-
664
bin Muawiyah ad-Dili. Dia berkata “ Mereka adalah rubah di dalam lubang, jika
engkau terus mengepung mereka, maka mereka pun akan bertahan. Tapi jika
engkau tinggalkan mereka, maka mereka pun tidak akan berbahaya”.
Pembagian Harta Rampasan di al-Ji’ranah
Setelah menghentikan pengepungan terhadap Tha’if, Rasulullah saw kembali ke
al-ji’narah dan menetap disana selama 10 hari. selama itu, beliau belum membagi
harta rampasan dan menangguhkannya, dengan harapan ada utusan suku Hawazin
yang datang kepada beliau dan memohon amnesty agar mendapatkan kembali
barang-barang milik mereka . karena tida ada yang datang, beliau mulai membagi
harta rampasan, agar para pemimpin kabilah dan pemuka Makkah tidak banyak
bicara lagi.
\
DAFTAR PUSTAKA
Al-Umari, Abdul Aziz bin Ibrahim. 2014. penaklukan dalam islam. Jakarta: Darus sunnah