Pada tanggal 3 Juni 1953, Perdana Menteri Wilopo mengembalikan mandatnya kepada
Presiden sebagai akibat dari Peristiwa Tanjung Morawa. Dengan demikian kabinet
dinyatakan demisioner. Kabinet Ali Sastroamijdojo merupakan kabinet pengganti dari
Kabinet Wilopo.
Untuk mengisi jabatan Perdana Menteri ditunjuk Ali Sastroamidjojo yang saat itu menjabat
Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Pada tanggal 30 Juli 1953, Presiden
mengumumkan pembentukan Kabinet Ali Sastroamidjojo yang kemudian disahkan dengan
Keputusan Presiden RI No. 132 Tahun 1953 tertanggal 30 Juli 1953. Pelantikan Ali
Sastroamidjojo sebagai Perdana Menteri dilangsungkan di Istana Negara pada tanggal 12
Agustus 1953.
Adanya Perang Korea antara Februari 1952-Maret 1952 memberikan dampak turunnya
perekonomian Indonesia. Adanya upaya untuk memperbaiki neraca perdagangan pada
kabinet sebelum Kabinet Ali tidak berhasil. Apalagi solusi ekonomi yang dilakukan
pemerintahan sebelumnya justru berdampak memperkeruh ketidakstabilan politik dan
keamanan. Kabinet Ali berupaya untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan.
Upaya yang dilakukan dengan menekan terhadap perekonomian dan memberi dorongan
kepada pengusaha pribumi.
Menyelenggarakan Pemilu.
Pada tanggal 31 Mei 1954 Kabinet Ali membentuk Panitia Pemilu Pusat yang diketuai
oleh Hadikusumo (PNI). Selanjutnya Pada 16 April 1955 Hadikusumo mengumumkan
bahwa pemilu akan diadakan pada tanggal 29 September 1955.
Hal ini yang membuat berbagai kampanye yang diadakan menjadi meningkat. Sedangkan
pemilu merupakan program kerja yang utama dalam kabinet ini.
Adanya bipolarisasi dan politik konstelasi dunia membuat Indonesia tidak ingin terlibat
didalamnya. Pada masa Kabinet Ali ditetapkannya Indonesia untuk menjalankan Politik
Bebas-Aktif.
Adapun bebas disini terwujud dengan sifat tidak memihak Indonesia terhadap pertikaian
dunia. Sedangkan aktif disini ditujukan pada perjuangan untuk membebaskan Irian dari
Belanda. Indonesia ingin berperan aktif dalam menyuarakan anspirasinya pada dunia.
Hal ini yang kemudian akan diwujudkan dengan pelaksanaan KAA 1955 yang
mengikutsertakan Indonesia dalam menggalang perdamaian Asia-Afro. Program ini
sangat didukung Soekarno.
Pada tahun 1950-1959, keadaan politik di Indonesia sangat tidak stabil. Perpecahan
terjadi dikalangan elite politik. Tahta, jabatan, dan kekuasaan membuat Indonesia
semakin terpuruk dalam kehidupan bernegara.
Dan pada bulan Januari Hamengkubuwana IX mengundurkan diri dari Jabatan Menteri
Pertahanan. Hal ini adalah wujud dari adanya pertikaian politik. Pada masa Kabinet
Ali, masalah demikian merupakan bagian dari kegiatan kerja kabinet.
Pembatalan KMB
Keamanan
Memulihkan dan menjaga keamanan dalam negeri yang dikacaukan oleh gerombolan-
gerombolan illegal yang memberontak terhadap negara dengan nama apapun juga
mereka menamakan dirinya.
Menyempurnakan koordinasi antara alat-alat kekuasaan negara, terutama dalam
tindakan-tindakan pemulihan keamanan.
Perekonomian
1. Memulai membangun secara teratur dan menurut rencana berjangka waktu tertentu (5
tahun) yang ditetapkan dengan undang-undang dengan menitik beratkan pada dasar
keputusan rakyat.
2. Berusaha untuk mewujudkan pergantian ekonomi kolonial bersandarkan kepentingan
rakyat jelata, dengan mengutamakan kebutuhan-kebutuhannya yang primer.
Keuangan
1. Menyehatkan keuangan negara hingga tercapai imbangan anggaran belanja biasa yang
baik dan yang memberi kemungkinan untuk melanjutkan pembangunan.
2. Dalam usaha penyempurnaan keuangan negara, penambahan sumber keuangan baru
harus diutamakan.
3. Memperbaiki pengawasan atas pemakaian uang negara.
4. Perkreditan pemerintah yang tepat dan lancar untuk melindungi usaha ekonomi
nasional terhadap persaingan asing.
Perindustrian
Pertanian
1. Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif berdasarkan kepentingan rakyat
dan menuju ke perdamaian dunia.
2. Melaksanakan keputusan-keputusan konferensi Asia-Afrika, pertama di Bandung.
Pertahanan
1. Mewujudkan usaha pemerintah ke arah perbaikan nasib dan kedudukan hukum kaum
buruh dan pegawai negeri serta hubungannya dengan pimpinan perusahaan atau
jawatan sehingga berkesempatan memperkembangkan bakat dan sifat-sifatnya yang
baik untuk kepentingan masyarakat.
2. Melengkapkan perundang-undangan perburuhan dan pegawai mengatur penyelesaian
perselisihan perburuhan melalui prosedur yang lebih demokratis, sambil menuju ke
arah peradilan perburuhan yang lengkap.
3. Memberikan segala bantuan dan stimulans bagi konsolidasi dan pertumbuhan
organisasi-organisasi kaum buruh dan pegawai yang sehat.
1. Memperluas dan mempertinggi mutu pendidikan rakyat disekolah dan di luar sekolah,
baik jasmani maupun rohani atas dasar kepentingan nasional sekarang
2. Menyiapkan berlakunya wajib belajar dalam tempo yang tertentu.
3. Memperluas pendidikan teknik dan ekonomi yang praktis dan umumnya pendidikan
kejuruan, sesuai dengan kepentingan pembangunan sekarang.
4. Menyelesaikan perundang-undangan pendidikan nasional hingga tercapai dasar yang
sama dan koordinasi yang baik diseluruh lapangan pendidikan dari sekolah rendah
sampai sekolah tinggi.
5. Menyelenggarakan usaha-usaha yang pokok dan merata untuk memberi dasar yang
kuat dalam pertumbuhan kebudayaan nasional.
e. Persoalan dalam negeri dan luar negeri misalnya persiapan pemilihan umum yang saat itu
direncanakan pada pertengahan Mei 1955 mengalami kegagalan.
NU tidak puas dengan kerja kabinet (personel, ekonomi, keamanan,) dan didalamnya
terdapat konflik antara NU dan PNI. Sehingga pada tanggal 20 Juli NU mengutus
menteri-menterinya untuk mundur dari pemerintah. Hal ini diikuti oleh partai lain.
Adanya kelemahan Kabinet Ali mendorong Masyumi untuk mengajukan mosi pada
bulan Desember mengenai kemunduran (ketidak percayaan kepada kebijakan
pemerintah).
Ali mengembalikan mandatnya pada tanggal 18 Juni. Soekarno memutuskan untuk naik
haji dan kemudian mengunjungi Mesir. karena dukungan dari DPR tidak mencukupi
empat hari kemudian akhirnya Ali mengundurkan diri. Kabinet ini mengembalikan
mandatnya pada tanggal 24 Juli 1955.
Kesimpulan
Kabinet Ali Sastroamidjojo merupakan kabinet baru pengganti Kabinet Wilopo.
Kabinet ini berdiri pada tanggal 31 Juli 1953 sampai 12 Agustus 1955. Kabinet ini
merupakan kabinet yang cukup bertahan lama pada demokrasi parlementer pada tahun
1950-1959.
Program kerja dari Kabinet Ali diantaranya :
a. Program dalam negeri diantaranya keamanan, pemilihan umum, kemakmuran dan keuangan,
organisasi pemerintahan, perburuhan, serta perundang-undangan.
b. Pengembalian Irian Barat.
c. Pelaksanaan politik luar negeri bebas dan aktif.
Prestasi yang dicapai pada Kabinet Ali yaitu berhasil melaksanakan Konferensi Asia
Afrika di Bandung dan persiapan pemilihan umum pertama yang direncanakan pada
tahun 1955.
Belum sempat melaksanakan rencananya, Kabinet Ali mendapatkan tuntutan dari
PUSA yang dipimpin oleh Daud Beureueh. Selain itu kemelut dalam tubuh Angkatan
Darat yang berujung pada pergantian pimpinan menjadi hal yang sangat memberatkan
Kabinet Ali-Wongso. Akhirnya kabinet ini mengembalikan mandat kepada Presiden
Soekarno dan diterima oleh Wakil Presiden karena pada saat itu Presiden sedang
melakukan ibadah haji.
KELOMPOK 3
Disusun oleh:
1) Aulia Khoirul H. (07)
2) Datyana Widya W. (08)
3) Haniya Rihada Aysi (15)
4) Nurhana Fajri Herawati (25)
5) Shofi Dhia A. (32)
6) Shofa Tiara Yasha (33)