Anda di halaman 1dari 8

PROSEDUR TETAP PENGENDALIAN LINGKUNGAN

A. Kebijakan tentang Ruangan dan Bangunan

1. Lingkungan , ruang dan bangunan RS harus selalu dalam keadaan bersih, mudah
dibersihkan, dan tersedia fasilitas sanitasi yang memenuhi persyaratan kesehatan
2. Lingkungan , ruang dan bangunan Rumah sakit tidak memungkinkan sebagai
tempat bersarang dan berkembangbiaknya serangga, binatang pengerat dan
binatang pengganggu lainnnya.
3. Bangunan RS harus kuat , utuh, terpelihara, mudah dibersihkan, dan dapat
mencegah penularan penyakit serta kecelakaan
4. Tata ruang dan penggunaannya harus sesuai dengan fungsinya, serta memenuhi
persyaratan kesehatan.
5. Konstruksi :
 Lantai
o Lantai terbuat dari bahan yang kuat, yang kedap air, permukaan
rata, tidak licin dan mudah dibersihkan
o Lantai yang selalu kontak dengan air, kemiringannya harus cukup
ke arah saluran limbah / drainase
o Lantai harus selalu bersih, dibersihkan 2 x sehari, tingkat
kebersihan memenuhi syarat

 Dinding
o Permukaan dinding harus rata, berwarna terang, dicat tembok, dan
mudah dibersihkan
o Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus dilapisi
bahan yang kuat dan kedap air

 Ventilasi
o Ventilasi dapat menjamin peredaran udaradi dalam kamar dengan
baik
o Tersedia lubang udara yang cukup dan dibersihkan secara berkala
o Dapat dilengkapi Exhauster Fan, Kipas angin dan atau AC

 Atap
o Atap harus kuat, dan tidak menjadi tempat perindukan serangga
dan tikus atau binatang lainnya.
o Kerangka atap perlu diresidu dulu agar tahan terhadap rayap.
o Pemeriksaan secara berkala terhadap kemungkinan kebocoran

 Langit-langit
o Kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan
o Tinggi minimal 2,5 m dari lantai
o Kerangka kayu dibuat anti rayap

 Pintu
o Pintu harus kuat, dapat mencegah masuknya serangga , tikus dan
binatang pengganggu lainnya.
o Menggunakan cat anti rayap
o Dilengkapi shutter otomatis
o Dibuat sedemikian rupa sehingga pembukaan pintu dapat
diminalisir, misalnya dengan membagi pintu menjadi 2 bagian, 1
bagian cukup untuk dilewati 1 orang saja. Bagian lain lebar, dibuka
jika ada bed atau trolley yang melewati.
o Tersedia lubang kaca sehingga paramedik dapat mengawasi
ruangan tanpa harus selalu membuka pintu.

 Instalasi
o Pemasangan jaringan instalasi air bersih, air limbah, listrik,
Oksigen, Suction, sistem penghawaan, sarana komunikasi dll harus
rapi, aman dan terlindung.

6. Perbandingan jumlah tempat tidur dan dengan luas lantai untuk ruang perawatan :
Ruang bayi
 Ruang perawatan minimal 2m2 per Bed
 Ruang isolasi minimal 3 m2 per bed
Ruang dewasa
 Ruang perawatan minimal 4,5m2 per bed
 Ruang isolasi minimal 6 m2 per bed

B. Kebijakan tentang pengendalian Udara


 Pengendalian udara indoor
o Disiplin melaksanakan prosedur pengendalian penularan infeksi
dari penderita penyakit yang menular secara aerogen.
o Isolasi pasien yang potensial tinggi mencemarkan udara dengan
penyakit yang dideritanya.
o Isolasi pasien dengan penyakit yang menimbulkan bau tak sedap.
o Pembersihan Ruangan dilakukan rutin sehari dua kali, pagi dan
sore.
o Pembersihan lantai ruangan perawatan dilakukan setelah jam
makan, jam kunjungan, atau segera bila diperlukan.
o Menghindari pembersihan ruangan yang menimbulkan debu,
terutama bila dalam ruangan masih ada pasien yang menginap.
o Lubang angin disediakan agar menjamin penggantian udara. Luas
lubang angin minimal 10% luas lantai. Dilengkapi kawat kasa.
Dibersihkan secara berkala.
o Pada ruangan yang kekurangan lubang angin disediakan exhaust
fan.
o Udara di dalam Ruang Operasi, Ruang Bersalin dan High Care
Unit dibuat sedemikian rupa sehingga selalu berada dalam tekanan
positip saat digunakan, dengan cara menggunakan AC, ruangan
tertutup, dan meminimalkan potensi penampungan debu dalam
konstruksi ruangan.
o Menghindari penumpukan sampah dalam ruangan yang dapat
menimbulkan bau
o Menghindari penumpukan makanan yang cenderung cepat
membusuk. Menutup makanan dalam wadah / tempat tertutup.
o Menghindari pemakaian /penumpukan linen kotor yang dapat
menimbulkan bau
o Menghindari padatnya penunggu pasien dalam ruangan, maksimal
2 orang penunggu pasien dalam ruangan.
o Menjaga sanitasi toilet dalam ruangan.
 Pengendalian udara outdoor
o Jalur lalu lintas kendaraan bermotor dan parkir diletakkan jauh dari
area rawat inap.
o Dipasang papan peringatan untuk kendaraan bermotor agar Jalan
Perlahan dan larangan membunyikan klakson
o Asap incinerator dialirkan ke udara bebas dengan cerobong asap
setinggi 6 meter.
o Incinerator diletakkan jauh dari area rawat inap.
o Menambah jumlah tanaman perdu di area terbuka RSBL dalam
bentuk taman.
o Menambah tanaman hias dalam pot di seluruh bagian RSBL.
o Sampah diletakkan dalam wadah tertutup dan dibuang setiap hari.

C. Kebijakan tentang pencahayaan


 Standard Pencahayaan di ruangan-ruangan :

No Ruangan Satuan Terang (lux) Keterangan


1 Ruang Inap saat tidak tidur 100 – 200 Sedang
2 Ruang Inap saat tidur Max 50
3 Ruang Operasi 300 – 500 Sejuk
4 Meja Operasi 10.000 – 20.000 Tanpa bayangan
5 Ruang Bersalin 300 – 500 Sejuk
6 Ruang Tindakan Kebidanan 300 – 500
7 Recovery Room 300 – 500 Sejuk
8 High Care Unit 300 – 500 Sejuk
9 High Care Unit saat tidur Max 300
10 Ruang Isolasi 0,1 – 0,5 Biru
11 Laboratorium 300 – 500 Sedang
12 Radiologi 75 – 100
13 Koridor Min 60 Malam
14 Koridor rawat inap saat tidur Max 100 Malam
15 Kantor Min 100
16 Apotik Min 200
17 Dapur Min 200
18 Toilet Min 100
19 Laundry Min 200
20 Area Parkir Min 300
 Kebijakan menyalakan lampu
o Lampu ruangan rawat inap dinyalakan mulai pukul 17.30, atau
sebelumnya bila diperlukan.
o Lampu ruangan rawat di kurangi pada pukul 22.00 saat waktu tidur,
bila diperlukan, pasien bisa menggunakan lampu yang disediakan di
setiap Cubicle.
o Lampu ruangan rawat inap di matikan pada pukul 05.30 atau lewat bila
diperlukan.
o Lampu koridor di luar rawat inap dinyalakan pukul 17.30 s/d 05.30
atau sesuai kebutuhan.
o Lampu koridor di area rawat inap dinyalakan mulai pukul 17.30, atau
sebelumnya bila diperlukan.
o Pada waktu tidur atau pukul 22.00 lampu koridor di area rawat inap
dikurangi, atau di ganti dengan lampu dinding yang intensitasnya lebih
kecil.
o Lampu di ruangan2 yang tidak terpakai dimalam hari, tidak
dinyalakan.
o Lampu di ruangan2 yang membutuhkan penerangan di siang hari dapat
dinyalakan sesuai kebutuhan
o Lampu di area taman, halaman, dan area parkir dinyalakan mulai pukul
17.30 s/d 05.30 , atau sesuai kebutuhan.
o Lampu di ruangan isolasi tergantung pasien yang menginap di
dalamnya. Bila pasien yang di rawat di ruang isolasi adalah pasien
Tetanus, maka lampu yang dinyalakan hanya lampu ruangan berwarna
biru yang intensitasnya kecil. Sedangkan bila pasien yang menginap
bukan pasien tetanus, maka aturan menyalakan lampu sebagaimana
ruang rawat inap lainnya.
 Setiap tindakan medis harus mendapatkan pencahayaan yang cukup, baik
melalui lampu ruangan, lampu operasi, ataupun lampu sorot
 Semua penerangan oleh lampu, baik outdoor maupun indoor tidak boleh
menyilaukan, intensitas cahaya disesuaikan peruntukannya
 Dilakukan pembersihan secara berkala sesuai program pemeliharaan
 Dilakukan Penggantian lampu yang tidak berfungsi dengan baik
 Jaringan instalasi listrik diperiksa secara berkala sesuai programpemeliharaan

D. Kebijakan tentang Kebisingan


 Bel ruangan pemanggil perawat diletakkan di ruangan perawat. Di siapkan
lampu penunjuk ruangan pasien yang memanggil / menekan bel.
 Jalur jalan kendaraan keluar masuk RS terletak jauh dari area ruang rawat
inap, dipasang papan peringatan untuk tidak menghidupkan klakson dan
berkendara perlahan.
 Dipasang papan peringatan di lingkungan RS : Harap Tenang
 Semua Karyawan dilarang berbicara keras, tertawa keras.
 Dibuat program terpadu RS Bersih , Tenang dan Asri.
 Generator listrik diletakkan jauh dari Area rawat inap, diletakkan dalam
ruangan khusus di bawah tanah dilengkapi peredam suara.
 Pengunjung dan penunggu pasien di area rawat inap dibatasi, dan dihimbau
untuk menjaga ketenangan RS.
 Semua roda-roda trolley, Bed pasien , dan brankar di periksa secara berkala
hingga tidak menimbulkan derit.

E. Kebijakan Tentang suhu ruangan


 Suhu standar Ruangan- ruangan

No RUANGAN SUHU (Co) KELEMBABAN


(%)
1 Operasi 22 – 25 50 – 60
2 Bersalin 22 – 25 50 – 60
3 Recovery 24 – 25 50 – 60
4 Perawatan ibu – bayi 26 – 27 40 – 50
5 HCU 26 – 27 40 – 55
6 Rawat inap 26 – 27 40 – 55
7 Isolasi 22 – 25 40 - 55

 Dipasang thermometer ruangan dan hygrometer ruangan untuk mengawasi


suhu dan kelembaban ruangan
 Bila suhu ruangan melebihi batas atas standar maka diusahakan menurunkan
suhu ruangan dengan beberapa cara menurut prioritas : Mengurangi kepadatan
dengan membatasi pengunjung / penunggu pasien, menyalakan kipas angin /
exhaust fan, membuka jendela – jendela, menyalakan AC
 Kebijakan tentang kipas angin
o Kipas angin disediakan di ruang rawat inap Kelas III
o Kipas angin di ruang rawat inap kelas III disediakan di tiap cubicle
dengan jenis wall fan
o Kipas angin dinyalakan bila diperlukan.
o Pada kegiatan medis tertentu tidak boleh menyalakan kipas angin :
mengganti balutan, memandikan pasien
 Kebijakan tentang Air Conditioner /AC
o AC disediakan di ruangan rawat inap kelas I,II Ruang Operasi, Ruang
bersalin, Ruang ICU, Ruang UGD
o AC dinyalakan bila diperlukan
o AC dibersihkan secara berkala sesuai program pemeliharaan

F. Kebijakan tentang Penyediaan air bersih dan drainase


 Penyediaan air bersih di RSCK berasal dari 2 sumber : Air PDAM dan air
tanah
 Air PDAM disalurkan dari pipa air PDAM ke ruangan2 yang memerlukan
melalui pipa2 tertutup, langsung keluar melalui kran, tanpa melalui reservoir
air.
 Air tanah diambil dari beberapa titik melalui pompa penyedot, kemudian
ditampung dalam masing-masing reservoir , kemudian dialirkan ke ruangan-
ruangan melalui pipa2 tertutup.
 Pipa2 tertutup pengalir air dapat terbuatdari pipa besi ataupun pipa paralon
bermutu.
 Reservoir standar terbuat dari bahan fiber glass atau metal tahan karat dengan
kapasitas minimal 1000 L. Diletakkan dengan posisi beberapa meter diatas
tanah menggunakan penyangga terbuat dari besi.
 Saat ini, terdapat 3 titik penyedotan air tanah menggunakan pompa penyedot :
o Titik 1
Lokasi : Ruang rawat inap dekat OK
Merk Pompa : MODERN, Type SMP 130W, buatan Jepang
Daya hisap : 10 m
Supply : Reservoir 1, Reservoir 2, Reservoir 3

o Titik 2
Lokasi : Belakang RS, Dekat R. 19
Merk Pompa : Shimizu Type PS 130W buatan jepang
Daya hisap : 35 m
Supply : Membantu pengisian Reservoir 2 dan 3

o Titik 3
Lokasi : Ruang Laundry
Merk Pompa : Sanyo Type PH 260 buatan Jepang
Daya hisap : 14 m
Supply : Laundry dan Reservoir 2

 Saat ini ada 3 reservoir air, yaitu :


o Reservoir 1
Lokasi : Ruang perawatan, dekat OK
Komposisi : Fiberglass
Kapasitas : 1500L
Supply : Ruang Rawat inap R 23, R.20, R. 19, Ruang
Radiologi , Ruang VK, HCU, Area taman Rawat inap

o Reservoir 2
Lokasi : Belakang RS dekat dapur
Komposisi : Stainless steel
Kapasitas : 1000 L
Supply : OK, R.9, R.10, R.11, R.14, R.15, R.16, R.17,
Dapur, Laundry
o Reservoir 3
Lokasi : Lantai 2 gedung poliklinik
Komposisi : Stainless steel
Kapasitas : 1000 L
Supply : Lantai 2 gedung poliklinik

 Akan dilakukan penilaian kembali efektifitas dari ketiga pompa dan ketiga
reservoir dalam rangka meningkatkan mutu penyediaan air bersih di RSCK
 Dilakukan kegiatan2 pemeliharaan secara periodik sesuai program
pemeliharaan.
 Dilakukan penilaian mutu air bersih secara berkala yang dilakukan oleh dinas
Kesehatan / Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten HSS
 Drainage air hujan terpisah dengan saluran air limbah , merupakan saluran2
tertutup dan terbuka dengan dimensi minimal 30 cm X 50 cm, berlapis semen
dengan permukaan licin / rata , tingkat kemiringan baik, terdapat beberapa bak
kontrol dan dibersihkan secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai