Makalah Kesehatan Dan Kesalamatan Kerja
Makalah Kesehatan Dan Kesalamatan Kerja
1. JOJOR SIREGAR
2. MAJADANLIPAH
3. TAJILI ARMAIN
2016/2017
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “Kesehatan
dan Keselamatan Kerja : Penyakit Akibat Kerja Dalam Keperawatan”.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai bahan seminar pada mata kuliah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Penyelesaian makalah ini banyak
mendapatkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Ns. Masmuri, M.Kep, Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberi masukan dalam penyusunan makalah ini.
2. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberi motivasi bagi kami sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Tulisan ini tidak luput dari kesalahan dan kelemahanya, untuk itu kritik dan saran
yang bersifat membangun dari berbagai pihak akan diterima dengan senang hati.
Pontianak, Maret
2017
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku
pada tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan
barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara
anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta
mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia, telah ditetapkan
Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa
depan, yang penduduknya hidup di dalam lingkungan dan perilaku sehat,
memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan
petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam
dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di
beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan
kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering
terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan
pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja,
sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan
pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Tenaga
kesehatan yang perlu kita perhatikan yaitu semua tenaga kesehatan yang
merupakan suatu institusi dengan jumlah petugas kesehatan dan non
kesehatan yang cukup besar. Kegiatan tenaga atau petugas kesehatan
mempunyai risiko berasal dari faktor fisik, kimia, ergonomi dan psikososial.
Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan sarana dan prasarana menentukan
kesehatan dan keselamatan kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK,
khususnya kemajuan teknologi sarana dan prasarana, maka risiko yang
dihadapi petugas tenaga kesehatan semakin meningkat.
Petugas atau tenaga kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan
terhadap masalah kesehatan yang merupakan kendala yang dihadapi untuk
setipa tahunnya. Selain itu dalam pekerjaannya menggunakan alat - alat
kesehatan, berionisasi dan radiasi serta alat-alat elektronik dengan voltase
yang mematikan, dan melakukan percobaan dengan penyakit yang dimasukan
ke jaringan hewan percobaan. Oleh karena itu penerapan budaya “aman dan
sehat dalam bekerja” hendaknya dilaksanakan pada semua Institusi di Sektor /
Aspek Kesehatan.
Rumah sakit merupakan salah satu tempat bagi masyarakat untuk
mendapatkan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan dengan berbagai
fasilitas dan peralatan kesehatannya. Profesi keperawatan merupakan tenaga
kesehatan yang paling dominan di rumah sakit dan perawat merupakan
tenaga kesehatan yang paling beresiko terpajan penyakit akibat kerja dalam
keperawatan di karenakan paling sering kontak dengan pasien.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Tujuan umum :
Meningkatkan pemahaman tentang kesehatan dan kesalamatan kerja
terutama tentang penyakit akibat kerja dalam keperawatan.
2. Tujuan Khusus :
a. Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan tentang konsep
kesehatan dan keselamatan kerja.
b. Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan tentang penyakit
akibat kerja dalam keperawatan.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan
menggunakan metode deskriftif dimana dalam penulisan makalah ini, penulis
melakukan kegiatan penelusuran dan penelaahan literature dari hasil data-data
yang diperoleh dari buku-buku, internet sehingga metode ini sangat menuntut
ketekunan dan kecermatan pemahaman penulis.
E. Sistimatika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab yang disusun dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
ruang lingkup penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Teoritis, terdiri dari pengertian, faktor penyakit
akibat kerja berdasarkan penyebab, beberapa contoh
penyakit akibat kerja, penyakit akibat kerja berdasarkan
pekerjaan, masalah kesehatan dan keselamatan kerja di
rumah sakit, pencegahan penyakit akibat kerja, pengendalian
penyakit akibat kerja
BAB III : Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan,
alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian,
penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang artifisual atau man made
disease. Sejalan dengan hal tersebut terdapat pendapat lain yang menyatakan
bahwa Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani
maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja
atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan.(Hebbie Ilma Adzim, 2013)
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab
yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri
dari satu agen penyebab, harus ada hubungan sebab akibat antara proses
penyakit dan hazard di tempat kerja. Faktor Lingkungan kerja sangat
berpengaruh dan berperan sebagai penyebab timbulnya Penyakit Akibat
Kerja. Sebagai contoh antara lain debu silika dan Silikosis, uap timah dan
keracunan timah. Akan tetapi penyebab terjadinya akibat kesalahan faktor
manusia juga (WHO).
Rumah sakit merupakan salah satu tempat bagi masyarakat untuk
mendapatkan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan dengan berbagai
fasilitas dan peralatan kesehatannya. Rumah sakit sebagai tempat kerja yang
unik dan kompleks tidak saja menyediakan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat, tetapi juga merupakan tempat pendidikan dan penelitian
kedokteran. Semakin luas pelayanan kesehatan dan fungsi suatu rumah sakit
maka semakin kompleks pula peralatan dan fasilitasnya (Aditama, 2003).
SK Menteri Kesehatan RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992 menyebutkan
bahwa rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayananan
kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik. Rumah sakit
mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat (Aditama, 2003).
Seorang pekerja di rumah sakit harus merawat pasien yang menderita
suatu penyakit yang mungkin dapat menular dan membahayakan keselamatan
dirinya. Misalnya pekerja rumah sakit yang memberikan layanan pasien
penderita penyakit menular, HIV AIDS, flu burung dan lainnya dapat terkena
penyakit. Oleh karena itu, setiap rumah sakit perlu melaksanakan dan
melakukan upaya perlindungan terhadap tenaga kerjanya atau semua pihak
yang terkait dengan aktivitas rumah sakit dengan menegakkan upaya
kesehatan dan keselamatan kerja.
7. Penyakit Kardiovaskuler
Penyebabnya dari bahan kimia. Penyakit yang disebabkan dapat berupa
jantung koroner (karbon disulfida, viscon rayon, gliceril trinitrat, ethylene
glicol dinitrat), febrilasi ventricel (trichlorethylene).
8. Gangguan Alat Reproduksi
Penyakit gangguan alat reproduksi dapat berupa infertilitas (ethylene
bromida, benzena, anasthetic gas, timbal, pelarut organic, karbon
disulfida, vinyl klorida, chlorophene), kerusakan janin (aneteses gas,
mercuri, pelarut organik) keguguran (kerja fisik). Hal ini disebabkan oleh
bahan kimia dan kerja fisik.
9. Penyakit Muskuloskeletal
Penyakit musculoskeletal dapat berupa sindroma Raynaud (getaran 20–
400 Hz), Carpal turnel syndroma (tekanan yang berulang pada lengan),
HNP/sakit punggung (pekerjaan fisik berat, tidak ergonomis). Hal tersebut
disebabkan karena kerja fisik dan tidak ergonomis.
10. Gangguan Telinga
Gangguan telinga dapat berupa penurunan pendengaran (bising diatas
Nilai Ambang Batas) dan disebabkan karena faktor fisik yang diperoleh
dari pekerjaan.
11. Gangguan Mata
Gangguan mata dapat berupa rasa sakit (penataan pencahayaan),
conjungtivitis (sinar UV), katarak (infra merah), gatal (bahan organik
hewan, debu padi), iritasi non alergi (chlor, formaldehid). Hal tersebut
dapat disebabkan oleh faktor fisik dan faktor biologi.
12. Gangguan Susunan Saraf
Gangguan susunan saraf dapat berupa pusing, tidak konsentrasi, sering
lupa, depresi, neuropati perifer, ataksia serebeler dan penyakit motor
neuron (cat, carpet-tile lining, laboratorium kimia, petrolium, oli). Hal ini
disebabkan bahan kimia.
13. Stress
Stress dapat berupa neuropsikiatrik; ansietas, depresi (hubungan kerja
kurang baik, monoton, upah kurang, suasana kerja tidak nyaman dan
disebabkan faktor mental psikologi.
14. Infeksi
Infeksi dapat berupa pneumonia (legionella pada AC), leptospirosis
(leptospira pada petani), brucellosis, antrakosis (brucella, antrak pada
peternak hewan). Hal ini disebabkan oleh faktor biologi.
15. Keracunan
Dapat berupa keracunan akut (CO, Hidrogen sulfida, hidrogen sianida),
kronis (timah hitam, merkuri, pestisida). Hal tersebut disebabkan oleh
bahan kimia.
D. Penyakit Akibat Kerja Berdasarkan Pekerjaan
Resiko petugas rumah sakit terhadap gangguan kesehatan dan
kecelakaan kerja pada umumnya disebabkan oleh prilaku petugas dalam
kepatuhan melaksanakan setiap prosedur terhadap kewaspadaan. Melihat hal
di atas tentunya kita perlu menyadari bahwa dalam lingkup pekerjaan di
bidang kesehatan mempunyai banyak resiko terhadap kesehatan pekerja.
Perawat adalah tenaga kesehatan yang setiap hari kontak langsung
dengan pasien dalam waktu cukup lama (6-8 jam/hari), sehingga selalu
terpajan mikroorganisme patogen. Dapat menjadi pembawa infeksi dari satu
pasien ke pasien lain, atau ke perawat lainnya. Harus sangat berhati-hati
(bersama apoteker) bila menyiapkan dan memberikan obat-obatan
antineoplastik pada pasien kanker. Selalu mencuci tangan setelah melayani
pasien, melepas masker dan kap (topi perawat) bila memasuki ruangan
istirahat atau ruangan makan bersama. Abortus spontan, lahir prematur dan
lahir mati sering dialami perawat yang bertugas di ruang rawat inap/ bangsal
perawatan. Menurut hasil penelitian di Cleveland Clinic Hospital dan 22 RS
di Ohio (1993-1996) di Amerika Serikat, terbanyak ditemukan cedera sprain
dan strain pada perawat. Nyeri pinggang (back injuries) merupakan keluhan
terbanyak dari cedera tersebut dan lebih banyak menimpa perawat wanita.
Penyebabnya ditengarai adalah seringnya kerja otot statik, seperti mengangkat
pasien dan kerja bergilir (work shift). Bagaimana kerja bergilir mempengaruhi
nyeri punggung, perlu diteliti lebih lanjut.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bandriyo. 2006. Studi Kasus Kontrol Beban Angkat dan Beban Pindah Kerja Fisik
Perawat di Ruang Jalan dan Inap untuk Terjadinya Penyakit HNP. Lumbalis di
RSPP Jakarta Periode 1990-2002. FKMUI. Depok
Effendy, dkk. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
Kemenkes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1087 tahun 2010
tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit. Jakarta.
http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/05/Kepmenkes-1087-
Standar-K3-RS.pdf diakses 24 Januari 2015.
Suhardi Bambang, 2008. Buku Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi. Jakarta :
Direktorat Pembinaan Sekolah menengah Kejuruan.