DISUSUN OLEH :
Nama : Priyan Aras Sandi
NIM : 131211081
Kelas : 1MC
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Penulis memohon kepada Bapak/Ibu dosen
khususnya, umumnya para pembaca apabila menemukan kesalahan atau
kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua
pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap tahun di dunia terjadi 270 juta kecelakaan kerja, 160 juta pekerja
menderita penyakit akibat kerja, kematian 2,2 juta serta kerugian finansial sebesar
1,25 triliun USD. Di Indonesia menurut data PT. Jamsostek dalam data terakhir
pada 2011 tercatat sebanyak 99.491 kasus kecelakaan kerja atau rata-rata 414
kasus per hari, dengan pembayaran jaminan mencapai Rp 504 miliar (DK3N,
2007).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori keselamatan kerja pertama kali dicetuskan oleh HW Heinrich pada tahun
1931.menurutnya pemikiran keselamatan kerja harus dilakukan seperti halnya
perusahaan memikirkan dan dan menekankan pentingnya biaya produksi, kualitas
produk, dan pengendalian mutu.
Prinsip yang harus diketahui supaya pekerjaan dapat dilakukan dengan aman
sehingga keselamatan kerja dapat tercapai antara lain (Pasiak, 1999):
a. Mengenal dan memahami pekerjaan yang akan dilakukan.
Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan, dimana dalam
peristiwa tersebut tidak terdapat unsur kesengajaan, terlebih lagi dalam bentuk
perencanaan (Suma’mur, 1981). Sedangkan menurut PERMENAKER NO.
03/MEN/1998 kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.
Dipandang dari sudut epidemiologi menurut Kodim (1999) kecelakaan adalah
suatu kejadian sebagai akibat dari interaksi 3 komponen, yaitu agent (penyebab),
host (penerima), dan environment (lingkungan).
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan
kerja pada perusahaan. Hubungan Kerja di sini dapat berarti bahwa kecelakaan
adalah akibat langsung dari pekerjaan atau kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan
tersebut sedang dilakukan (Suma’mur, 1981).
Teori ini didasarkan pada teori domino Heinrich dimana 88% kecelakaan
disebabkan oleh tindakan tidak aman, sehingga menjadi logis jika kesalahan
ada pada faktor manusia (human error). Ferell mengemukakan kecelakaan
diakibatkan oleh sebuah rantai penyebab dengan faktor pendahulu. Ada 3
faktor pendahulu yang mendasari teori human error model tersebut:
(1) Over load, yaitu ketidakseimbangan beban kerja dengan kapasitas yang
dimiliki manusia pada saat melakukan pekerjaan.
(2) Respon yang tidak sesuai dari pekerjaan terhadap situasi yang berlaku.
Teori ini mengadopsi teori Ferell yang menyertakan kesalahan sistem disamping
kesalahan manusia. Teori ini mengkategorikan tiga 100 kelompok besar penyebab
kecelakaan yaitu overload (sama dengan teori Ferell), ergonomic, dan
pengambilan keputusan yang salah. Teori ini mengemukakan bahwa pengambilan
keputusan yang salah pada suatu kondisi yang disadari atau tidak bertindak tidak
aman.
4) Model Epidemiologi
Teori ini dikembangkan oleh Suchman dan dikembangkan oleh Surry dimana
terdapat hubungan kausal antara penyakit dengan faktor lingkungan atau
kombinasi dengan karakteristik situasional termasuk risk assessment yang dapat
menjadi penyebab atau pengendali terjadinya kecelakaan.
Tidak spesifiknya standar, standar tidak jelas atau standar tidak baik.
(c) Inadequate compliance with standards
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Job Safety Analisis
Job safety analisis merupakan salah satu aspek K3 yang didalamnya berisi
tentang pengendalian keselamatan kerja khususnya di Laboratorium Pemesinan,
Pengelasan, dan Fabrikasi Politeknik Negeri Bandung. JSA dimulai dari sebelum
pengoperasian mesin, pengoperasian mesin, dan akhir pengoperasian mesin.
Setiap mesin memerlukan penanganan bahaya yang berbeda-beda. oleh karena
itu, JSA sangatlah dibutuhkan untuk mengatasi bahaya pada setiap mesin yang
digunakan mahasiswa khususnya di Politeknik Negeri Bandung.
Setelah pembuatan JSA terhadap setiap mesin di Laboratorium pemesinan
Politeknik Negeri Bandung dan dipelajari oleh mahasiswa yang hendak
melakukan operasi mesin.
JSA memberikan pengaruh yang bagus, terlihat kecelakaan kerja dapat
terminimalisir saat operasi mesin berlangsung. Hal ini dikarenakan mahasiswa
menjadi mengetahui setiap kondisi bahaya yang dapat terjadi pada setiap mesin
dan berusaha mengendalikan bahaya tersebut.
CHECK POINT
1.1.1 Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko yang telah dilakukan terhadap kegiatan pengelasan listrik
lain :
1. sebelum bekerja Dosen Pembimbing melakukan safety talk terhadap pekerja
2. Alat pelindung diri yang digunakan antara lain: safety gloves (sarung tangan
kulit), face shield (kedok las), safety shoes (sepatu pengaman), dan apron (jaket
kulit).
3. Pemasangan pengaman pada peralatan kerja seperti safety line berupa cat
berwarna sebagai pembatas setiap kegiatan dalam workshop bengkel pabrik, Lock
Out Tag Out (LOTO), exhaust fan, pemasangan warning sign dan penyediaan
APD untuk pekerja
c. Mengaktifkan unit dari power listrik (panel box) pengelasan dan menyesuaikan
ampere.
Pada rincian ini pekerja dapat memiliki potensi bahaya terkena sengatan
listrik pada kondisi kabel yang tidak terawat (terkelupas), kemudian kaki terjatuh
apabila posisi kabel tidak beraturan juga pekerja dapat terpeleset jika area kerja
Basah dan licin. Pengendalian yang dilakukan pekerja adalah
menggunakan APD dan bekerja berhati-hati. Upaya pengendalian yang lain dapat
dilakukan adalah dengan mengatur posisi kabel agar tidak menghalangi jalur
lintasan pekerja, material kerja dapat ditempatkan pada letak yang sesuai serta
rapih dan dipasang papan sebagai tempat pijakan yang basah atau safety line dan
warning sign bila diperlukan.
d. Membersihkan material.
Pada membersihkan material pada benda yang kasar maka pekerja dapat
tergores pada tangan dan terkena serpihan pada mata. Pengendalian yang
dilakukan adalah pekerja tetap menggunakan APD secara lengkap. Upaya
pengendalian yang lain adalah pekerja dapat mengatur jarak aman antara benda
kerja dengan tangan atau wajah pada saat membersihkan material.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V
DAFTAR PUSTAKA