Anda di halaman 1dari 23

Pilkada Serentak 2018, Publik Diimbau Pilih Pemimpin Bersih

Koran Sindo

Rabu, 27 Desember 2017 - 12:20 WIB

Pilkada Serentak 2018, Publik Diimbau Pilih Pemimpin Bersih

Sejak 2004 hingga 2017, terdapat 392 kepala daerah yang tersangkut kasus hukum. Sebagian besar
kepala daerah terlibat kasus korupsi, yakni 313 kasus. GRAFIS/KORAN SINDO

A+ A-

JAKARTA - Kasus korupsi sepanjang 2017 masih marak terjadi, terutama di daerah. Terhitung
delapan kepala daerah tersangkut kasus korupsi. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada kekurangan
dalam sistem pemilihan. Karena itu, publik diimbau lebih cerdas dalam menggunakan hak pilih pada
Pilkada Serentak 2018.

"Praktik korupsi masih sangat marak, baik pada birokrasi pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Tindak pidana korupsi yang melibatkan begitu banyak kepala daerah sejatinya memberi
pesan politik kepada masyarakat bahwa masyarakat telah salah memilih," kata Ketua Komisi III DPR
Bambang Soesatyo dalam rilis Evaluasi Penegakan Hukum 2017 di Jakarta, Selasa (26/12/2017).

Menurut Bambang, karena salah memilih, maka amanah kepemimpinan itu justru jatuh dalam
genggaman sosok kepala daerah yang korup. Kesalahan kolektif itu sangat mencolok terlihat
sepanjang 2017. Terhitung sejak Januari hingga September 2017 ada delapan kepala daerah yang
digelandang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena terlibat korupsi.

"Semua pihak patut prihatin. Bayangkan, dalam rentang waktu kurang dari 60 hari (2 Agustus-26
September) tercatat enam kepala daerah harus diinapkan di ruang tahanan KPK," ujarnya.

Bambang mengatakan, kepala daerah tersebut terlibat dalam kasus yang hampir serupa, di mana
area rawan korupsi itu di antaranya meliputi dana hibah bantuan sosial, perencanaan anggaran,
biaya untuk pihak ketiga, serta belanja barang dan jasa. "Dan apakah korupsi oleh kepala daerah
akan berkurang? Itu bergantung pada kearifan masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya.
Pertanyaan ini relevan untuk dikedepankan karena tahun 2018 akan dilaksanakan pilkada serentak
pada 27 Juni 2018 di 171 daerah pemilihan," ujarnya.
Karena itu, Bambang mengimbau masyarakat di setiap daerah perlu berpikir jernih dan objektif
dalam menilai sosok calon pemimpin daerahnya. Sebab, selama 2016 dan 2017 ada 18 daerah telah
terbukti salah memilih sosok pemimpin daerahnya karena tersangkut korupsi. "Tentu saja, 171
daerah yang akan memilih gubernur, bupati, dan wali kota pada tahun mendatang diharapkan tidak
melakukan kesalahan yang sama," harapnya.

Ketua Komisi Pemerintahan Dalam Negeri DPR Zainudin Amali memandang perlunya penguatan dan
pemisahan fungsi pengawasan dari struktur pemerintahan daerah, selain pembangunan sistem
pengelolaan keuangan yang transparan baik di pusat maupun daerah. "Selain itu fungsi pengawas
internal seperti irjen (inspektorat jenderal) baik pusat maupun daerah harus lebih difungsikan dan
dipisahkan dari pemerintahan setempat," kata Amali.

Yang dimaksud dengan pemisahan pengawasan internal adalah pengawasan di kabupaten/kota tidak
lagi menjadi bagian dari pemerintahan kabupaten/kota tersebut, tapi di level provinsi. Begitu juga
dengan pengawasan di provinsi yang dipisahkan dari pemerintahan provinsi dan dipindahkan ke
pemerintah pusat. "Sehingga fungsi pengawasannya berjalan. Sebab, dia mengawasi yang setingkat
di bawahnya," ujar politikus Partai Golkar itu.

Menurut Amali, yang paling penting adalah integritas dari semua pejabat itu sendiri. Bagaimana
mereka melakukan tugasnya sebagai kepala daerah secara profesional, berintegritas, dan bersih dari
praktik korupsi. "Atas semuanya ini tentu kita harus mengapresiasi kerja KPK yang sudah masuk
sampai ke daerah-daerah. Semoga setelah ini tidak ada lagi kejadian serupa," harapnya.

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengakui,
meskipun secara prosedural pemilu Indonesia relatif baik, secara substansial banyak pekerjaan
rumah yang harus dituntaskan. Buktinya, banyak legislator dan kepala daerah yang terlibat praktik
korupsi dan penyimpangan jabatan. Mulai dari penataan birokrasi yang berpihak (partisan) ketika
proses pemilu, tindakan memanipulasi suara rakyat yang masih sulit dijangkau penegakan hukum,
dan konflik kekerasan akibat ekses elektoral di beberapa wilayah, hingga korupsi politik yang
membuat Indonesia belum berhasil mewujudkan keadilan pemilu setelah hampir 20 tahun
berjalannya era reformasi.

"Manajemen pemilu dan kualitas penyelenggara pemilu semakin baik, tapi belum diikuti dengan
perbaikan dalam pengelolaan dana politik dan dana pemilu," kata Titi.

Menurut dia, kompetisi pemilu di Indonesia dari waktu ke waktu semakin mahal. Mendirikan partai
politik dan menjadi peserta pemilu di Indonesia adalah yang paling mahal, rumit, dan kompleks di
dunia. Partai harus punya kantor di seluruh provinsi, 75% kabupaten/kota pada setiap provinsi, dan
di 50% kecamatan pada kabupaten/kota, serta harus punya jumlah anggota minimal 1.000 orang di
setiap kabupaten/kota.

"Ini yang melahirkan pragmatisme bahwa parpol hanya bisa didirikan oleh mereka yang punya
modal besar. Dan modal besar ini tentu harus dikembalikan," ujarnya.

Selain itu, kata Titi, praktik korupsi politik yang meliputi jual beli tiket pencalonan di pilkada dan
pemilu dijadikan mekanisme untuk membiayai elite dan partai. Jual beli suara dan menyuap
penyelenggara atau hakim pemilu adalah penyakit kanker bagi demokrasi yang sayangnya masih
dianggap ampuh memenangkan kompetisi.

Jelang Pilpres, Jokowi Ingatkan Parpol Beri Edukasi Politik

Taufik Budi

Sabtu, 23 Desember 2017 - 22:02 WIB

Jelang Pilpres, Jokowi Ingatkan Parpol Beri Edukasi Politik

Presiden Jokowi saat menghadiri acara puncak peringatan HUT ke-11 Hanura di Marina Convention
Center (MCC), kawasan Pantai Marina, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/12/2017).
Foto/SINDOnews/Taufik Budi

A+ A-

SEMARANG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan seluruh parpol untuk memberikan
pendidikan politik kepada rakyat, menjelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 dan Pilpres 2019.
Hal itu disampaikan Jokowi saat menghadiri peringatan HUT ke-11 Partai Hanura di Semarang, Jawa
Tengah.

“Tahun depan tinggal sepekan lagi, memasuki tahun politik menjelang pilkada serentak dan
menjelang proses Pileg maupun Pilpres 2019,” ujar Jokowi di hadapan ribuan simpatisan Partai
Hanura di Kawasan Pantai Marina, Semarang, Sabtu (23/12/2017).

Orang nomor 1 di Tanah Air itu pun meminta semua partai politik untuk menjadi teladan yang baik
kepada rakyat. Selain itu, parpol juga harus menjaga soliditas dan kekompakan demi menjadi
keutuhan bangsa.
Kohanudnas Bangun Pertahanan Anti Pesawat Tanpa Awak

Sucipto

Minggu, 24 Desember 2017 - 04:11 WIB

Kohanudnas Bangun Pertahanan Anti Pesawat Tanpa Awak

Petugas menyiapkan Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) Wulung saat uji coba kemampuan
terbang di Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Foto/Ilustrasi/SINDOphoto

A+ A-

JAKARTA - Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) tengah mengembangkan pertahanan


anti pesawat nirawak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Kebijakan ini sebagai langkah antisipasi
munculnya ancaman dari pesatnya teknologi.

Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsekal Madya Yuyu Sutisna
mengaku, selama ini tidak ada pesawat nirawak milik negara-negara lain yang melintas masuk ke
wilayah udara Indonesia secara ilegal.

"Selama saya jadi Panglima, tidak ada UAV yang melintas ke wilayah kita," ujarnya di Makohanudnas,
Jakarta Timur, Sabtu 23 Desember 2017.

Meski begitu, sebagai penjaga kedaulatan wilayah udara Kohanudnas tengah mempersiapkan
pertahanan menghadapi ancaman tersebut. (Baca: Rp3,5 M dianggarkan untuk pesawat tanpa awak
& roket)

"Kita mau mengadakan anti drone. Ada pertahanan burupa buble, sehingga dia (UAV) tidak bisa
masuk karena frekuensinya diganggu. Ada juga dibelokkan ke tempat pesawat mengontrol," ujarnya.

Pria yang menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) ini menambahkan, saat ini
pertahanan yang dimiliki masih bersifat taktis. "Kalau yang taktis sudah ada di Paspampres. Yang
besar sedang dalam proses," tegasnya.

Yuyu menjelaskan, pesawat UAV biasanya menggunakan transponder atau perangkat otomatis yang
menerima, memperkuat dan mengirimkan sinyal dalam frekuensi tertentu.
"Biasanya menggunakan transponder. Kita tahu dia kemana, Yang beroperasi ini pesawat nirawak
yang hanya sampai 200 kilo dengan radio frekuensi. Sehingga tidak masuk wilayah kita," kata Yuyu.

“Organisasi partai politik harus solid, harus kompak, Hanura harus solid, kompak. Kepemimpinan
Hanura harus memberikan teladan kepada rakyat, melakukan pendidikan politik pada rakyat dan
masyarakat. Orientasi harus semakin jelas yaitu menjaga kesatuan Republik Indonesia, memperkuat
Pancasila, dan memperkokoh Bhinneka Tunggal Ika,” tandasnya.

Lemkapi Ukur Tingkat Keamanan di Era Jokowi, Begini Hasilnya

Mohammad Yamin

Senin, 25 Desember 2017 - 12:11 WIB

Lemkapi Ukur Tingkat Keamanan di Era Jokowi, Begini Hasilnya

Survei Lemkapi menyebutkan 68,5% masyarakat menilai Pemerintahan Joko Widodo mampu
memberikan rasa aman. Foto/SINDOnews/Ilustrasi

A+ A-

JAKARTA - Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) menyampaikan hasil penelitian
terhadap Pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla dalam menciptakan rasa aman kepada masyarakat
Indonesia.

Hasil survei yang dilakukan menjelang akhir tahun 2017 ini menyebutkan 68,5% masyarakat menilai
Presiden Joko Widodo sangat mampu memberikan rasa aman.

"Hal ini berdampak pada peningkatkan kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia,"
ujar Presiden Lemkapi, Faisal Santiago, Senin (25/12/2017).

Dalam hasil survei juga menyebutkan publik sangat puas dengan kebijakan Jokowi dalam mengelola
keamanan di bawah Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo
yang kini diteruskan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Sementara yang kurang puas menurut hasil penelitian Lemkapi adalah sebanyak 21,6%. Selain puas
dan tidak puas, ada juga yang menilai sangat puas dari 9,9% responden terhadap kebijakan
keamanan dalam pemerintahan Jokowi.

Direktur Eksekutif Lemkapi, Edi Hasibuan menambahkan, secara kualitatif tingkat penilaian dari
masyarakat ini sangat tinggi karena angkanya di atas 65%.

"Sejumlah faktor yang membuat masyarakat percaya terhadap aparat keamanan antara lain faktor
sinergisitas yang baik antara pimpinan Polri dan TNI," tandas Edi.

Faktor meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Polri dan TNI, serta faktor dukungan penuh
dua lembaga keamanan ini terhadap kebijakan Presiden Jokowi.

Lemkapi melakukan survei terhadap 1.000 responden di seluruh Indonesia dalam dua bulan yang
dilakukan secara random di seluruh daerah kabupaten sejak 15 Oktober hingga 15 Desember 2017.

Survei ini menggunakan metode stratified multistage random (MSMR) dengan 1.000 responden
dengan tingkat usia minimal 17 tahun dengan margin error sekitar 2% dengan tingkat kepercayaan
97%.

Para responden menggunakan metode tatap muka dengan kuesioner oleh pewawancara yang sudah
dilatih di setiap kabupaten di Indonesia

(dam)

HomeHealthDrugs & Diseases


Difteri Meluas ke 28 Provinsi, Inikah KLB Terbesar di Dunia?

Ekspresi Mahasiswi saat disuntik vaksin difteri di Universitas Tarumanegara, Jakarta, Kamis (14/5).
Ratusan mahasiswa/wi yang berusia di bawah 19 tahun mendapatkan imunisasi (Td) sebagai
antisipasi mewabahnya penyakit difteri. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan kasus difteri terus meluas sampai ke
28 provinsi di Indonesia serta terjadi di 142 kabupaten dan kota.

Ketua PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR. Dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K) di Jakarta,
Senin, menjelaskan laporan 40 anak yang terinfeksi difteri meninggal dunia dan lebih dari 600 pasien
dirawat di rumah sakit karena terjangkit difteri.

Aman menerangkan jumlah ini adalah data IDI dan organisasi profesi di bawahnya, khususnya IDAI,
yang didapat dari laporan organisasi profesi berdasarkan kasus kejadian yang ditemukan oleh setiap
profesi.

"Kita meminta sesama profesi, jadi kalau ada kasus, setiap profesi melapor, kita sudah hitung, sama
datanya," kata Aman, seperti dilansir dari AntaraNews, Senin (18/12/2017).

Dia mengatakan bahwa kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri ini adalah yang paling besar terjadi di
dunia, mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk lebih banyak dibandingkan negara-negara
yang pernah terjadi KLB difteri sebelumnya.

"Sebelumnya di Rusia, tapi tidak sebesar ini. Di India hanya satu dua provinsi, di Brasil hanya
beberapa provinsi, dan Afrika Selatan juga hanya beberapa provinsi," jelas Aman.

Aman menilai KLB difteri harus ditanggapi serius oleh seluruh kalangan, mulai dari pemerintah
hingga masyarakat, bukan hanya kalangan medis.

Dia berharap seluruh kalangan mendukung program penanggulangan KLB difteri dengan imunisasi
ulang atau "Outbreak Response Immunization" (ORI) agar tidak lagi menimbulkan kerugian bagi
negara.

1.083 TKI Korban Perdagangan Orang Dipulangkan Sepanjang 2017

Martahan Sohuturon , CNN Indonesia | Jumat, 22/12/2017 05:40 WIB

1.083 TKI Korban Perdagangan Orang Dipulangkan Sepanjang 2017 Kabareskrim Polri Komjen Ari
Dono Sukmanto (tengah). (Foto: CNN Indonesia/Abi Sarwanto)

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri mengungkapkan, sebanyak 1.083
tenaga kerja Indonesia (TKI) korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dipulangkan ke
Indonesia sepanjang 2017. Modusnya banyak yang terkait dengan iming-iming gaji tinggi.
"Itu yang dirilis hasil periode 2017, 1.083 korban sudah diselamatkan dan kembali ke Indonesia," ujar
Kepala BAdan Reserse Kriminal Polri Komjen Ari Dono Sukmanto, di Jakarta, Kamis (21/12).

Ia merinci, sebanyak 1.078 orang diantaranya adalah perempuan yang telah memasuki usia dewasa
dan lima lainnya adalah anak di bawah umur atau belum berusia 18 tahun.

Pemulangan ribuan TKI itu merupakan hasil pengungkapan dari jaringan perdagangan orang di
berbagai negara. Ari menerangkan, modus para pelaku dalam beraksi antara lain dengan
menyalahgunakan visa umrah, visa wisata dan kunjungan, visa ziarah, serta jalur ilegal.

Untuk mencegah terjadinya perdagangan orang ini, lanjut Ari, dibutuhkan sosialisasi kepada
masyarakat, terutama di daerah. Sosialisasi tersebut, katanya, dilakukan untuk mengedukasi
masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri agar mempunyai keahlian.

"Kalau hukumannya diperberat tapi masih mencari pekerjaan ya tetap saja,” katanya.

Jenderal bintang tiga itu juga meminta masyarakat tidak mudah tergiur dengan iming-iming gaji
besar di luar negeri jika tidak melalui jalur resmi.

"Tidak mudah tertipu dan percaya janji-janji," ucapnya.

Modus-modus di atas, ujar Ari, tampak dari pengungkapan sejumlah kasus oleh Satuan Tugas TPPO
belum lama ini. Kasus-kasus itu membongkar jaringan Arab Saudi, Malaysia, dan China. Secara
keseluruhan, ada tujuh tersangka yang ditangkap Kepolisian.

Jaringan Malaysia misalnya, menggunakan modus iming-imingi gaji sebesar US$ 250 hingga US$ 300
per bulan. Korban diselundupkan melalui Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, menuju Pontianak,
Kalimantan Barat.

Setelah itu, korban dibawa ke Entikong, Kalbar, untuk diberangkatkan ke Malaysia lewat Miri dan
Sarawak. Korban diketahui hanya berbekal visa ziarah, bukan visa kerja.

“Dari sini terbang ke Kuala Lumpur. Jalur ini dipilih karena relatif longgar dari pemeriksaan. Di
Malaysia korban ditelantarkan selama dua hari hingga akhirnya mendapat bantuan dari KBRI Kuala
Lumpur, dan dipulangkan,” tutur Ari.

Tujuh tersangka itu sendiri dijerat dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang
Pemberantasan TPPO dan UU Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di
Luar Negeri (PPTKILN).

Hilangnya Nilai Pancasila dalam Kehidupan Bernegara

Jumat, 17 November 2017 | Dibaca 330 kali

Url Berita

Oleh: Wahyu Hidayat


NEGERI ini sudah dikotori de-ngan persengkokolan-per-sengko-ko-lan oleh otoritas penguasa.
Dimulai se-jak Orde Baru dimana ada perse-kong--kolan antara birokrasi (pemerin-tah) dengan pihak
militer, dan hingga saat ini negeri ini masih dikuasai oleh orang-orang yang tidak mengenal
ke-adi-lan, yakni C antara birokrasi (pe-merintah) dengan kaum kapitalis, serta persekongkolan
pemerintah de-ngan media, sehingga in-dependensi dan netralitas media sebagai pilar De-mo-krasi
seolah dizolimi dan dirampas dan pada akhirnya rakyat yang kena imbasnya.

Bahasan korupsi membuat gerege-tan segenap pihak untuk terus berbi-cara kritis, bila perlu dengan
langkah-langkah Re-volusioner. Penyakit ter-besar bangsa dan negara ini telah me--ram---bah ke
segala lini, dengan segala modus dan alibi. Prak-tik korupsi sulit diberantas lantaran melibatkan
oto-ritas yang memegang kendali kuasa, baik eksekutif, legislatif, dan penegak hukum itu sendiri
(yudikatif).

Indonesia adalah salah satu Negara yang Sistem Politiknya ialah Demo-krasi, dengan status negara
demokrasi, tentunya nilai dan konsep demokrasi harus ditegakkan dan direalisasikan da-lam
kehidupan bernegara. Tapi iro-ni-nya, bangsa yang meng-agungkan de-mokrasi malah merampas
hak yang se-ha-rusnya dimiliki rakyatnya dengan membuat kebijakan yang pada akhir-nya
berdampak negatif terhadap rak-yat. Dalam negara demokrasi korupsi dan kemunafikan harusnya
tidak ter-jadi dan tidak menjadi produk De-mo-krasi yang tidak terlakukan, namun hari ini terjadi di
negeri ini, dan kita meragukannya.

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia, nama ini terdiri dari dua suku kata sanskerta
yakni pan-ca berarti lima dan sila berarti rumu-san dan pedoman kehidupan ber-bangsa dan
bernegara bagi seluruh rak-yat Indonesia. Pancasila lahir seba-gai ideologi bangsa Indonesia tentu
me--lewati beberapa proses politik, sebelum kelima rumusan Pan-casila itu ditetapkan dan disahkan
sebelum-nya ada peristiwa terjadinya jajak pen-dapat antar tokoh yang saling menge-mu-ka-kan
pendapat yang pada akhir-nya ada lima rumusan yang di-te-tapkan setelah dilakukan beberapa
per-timbangan baik secara teoritis mau-pun historis bangsa Idonesia.

Ke-lima rumusan Pancasila ini meru-pa-kan nilai-nilai dasar masya-rakat Indo-nesia dalam
kehidupannya sehari-hari.

Indonesia merupakan negara yang sa-ngat mengagungkan Pancasila se-bagai landasan dan pedoman
ma-sya-rakatnya dalam kehidupan sehari-hari, dan bahkan Pancasila juga dijadikan sebagai
pedoman pemerintah dalam men-jalankan sistem ketatanegaraan. Artinya, dalam membuat
keputusan dan peng-ambilan kebijakan semuanya harus sesuai dengan nilai-nilai Pan-casila
sebagaimana disebutkan dalam istilah per-undang-undangan yakni “suatu norma merupakan
pedoman dalam ber-tidak dan bertingkahlaku yang ber-sum-ber dari norma yang lebih tinggi, dan
norma yang lebih tinggi berlaku, ber--dasar, dan bersumber pada suatu norma yang lebih tinggi lagi
dan sete­rus­nya sampai Grundrom (Pan­ca­sila)”.

Dengan adanya Pancasila sebagai ideo-logi bangsa Indonesia dalam ke-hidupan bernegara tentu
diharapkan se-mua nilai-nilai Pancasila diimpe-le-men-tasikan dengan baik, sehingga tidak terjadi
konflik-konflik yang ber-si-fat bertentangan dengan nilai Pan-ca-sila itu sendiri, tapi faktanya saat ini
mayoritas masyarakat Indonesia su-dah kehilangan jati dirinya dalam arti nilai-nilai Pancasila sudah
tidak diterapkan bahkan seiring waktu nilai Pancasila sedikit hilang dalam kehidupan bernegara
maupun kehi-dup-an bermasyarakat (Panacaila ha-nya sebagai aksesoris).

Pancasila Merupakan Sumber

Nilai Anti Korupsi

Dalam kehidupan bernegara ni-lai-nilai Pancasila sudah tidak di--im-ple-men-tasikan secara


me-nye-luruh, arti-nya dalam imp-le-men-ta-si-nya secara par-tial ya, namun secara masif tidak.

Hal ini ditandai dengan terjadinya prak-tek korupsi yang sangat tinggi di In-donesia. Banyaknya
masyarakat bia-sa maupun tokoh-tokoh masyara-kat Indonesia yang korupsi, memper-li-hatkan
bahwa nilai-nilai Pancasila tidak tertanam dengan baik di dalam diri bangsa Indonesia. Nilai-nilai
Pan-ca-sila yang merupakan jati diri bangsa In-donesia sepertinya harus tunduk ke-pada ego dan
nafsu godaan dunia yang menjebak bangsa Indonesia ke dalam perangka besi.

Pancasila merupakan sumber nilai anti korupsi, korupsi yang merupakan ma-salah number one di
Indonesia saat ini sangat bertentangan pada nilai-nilai Pancasila, yakni pada sila kelima yaitu
“Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Karena korupsi itu meng­gerogoti kekayaan Negara
yang ujung-ujungnya memiskinkan Negara dan juga rakyatnya.

Korupsi juga bertentangan dengan sila pertama yakni “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kata orang
beriman ko-rup-si adalah perbuatan yang meng-aki-batkan dosa, karena bangsa Indonesia dikenal
dengan bangsa yang ma-syarakatnya religius, tentunya hal ini sa-ngat bertentangan dengan nilai-
nilai Pancasila terutama sila pertama.
Penulis menyarankan disini bahwa-sa-nya pemerintah harus mengambil keputusan cepat yakni
dengan mem-buat regulasi yakni dalam domain pendidikan, yakni melibatkan maha-siswa untuk
melakukan pendidikan ber-basis Pancasila di setiap daerah de-ngan memanfaatkan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) sebagai garda terdepan untuk mensosialisasikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang
sedikit hilang.

Oleh karena itu Pancasila perlu sekali untuk diaktualisasikan, karena Pancasila mengandung nilai-
nilai yang sangat luhur dan mulia yang telah digali dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. ***

Din Syamsuddin: Amerika Sanjung Semangat Kerukunan Pancasila

Delvira Chaerani HutabaratDelvira Chaerani Hutabarat

28 Nov 2017, 15:41 WIB

17

Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP)
Din Syamsuddin berbincang dengan tamu kehormatan dari Amerika Serikat di Sekretariat Negara
Jalan Teuku Umar, Jakarta, Selasa (28/11).

Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP)
Din Syamsuddin berbincang dengan tamu kehormatan dari Amerika Serikat di Sekretariat Negara
Jalan Teuku Umar, Jakarta, Selasa (28/11).

Liputan6.com, Jakarta - Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan
Peradaban (UKP DKAAP) Din Syamsudin, mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh dari
Amerika Serikat. Pancasila disinggung dalam pembicaraan itu.

Indonesia mendapat banyak pujian. Tokoh Amerika Serikat, misalnya, menyanjung keberagaman
Indonesia yang senapas dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Faktor nilai mengikat kita nilai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika itu diyakini beririsan dengan nilai
agama menjadi landasan bersama," kata Din di Gedung Sekretariat Negara, Menteng, Selasa
(28/11/2017).
Tokoh yang bertemu Din antara lain Michael M. Honda, U.S. House of Representatives, State of
California, dan Bruce Balter, Supreme Court Judge of New York.

Nilai Pancasila, menurut Din, terserap dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Cerminannya adalah
kerukunan umat di Indonesia.

Tokoh Amerika menilai kerukunan di Indonesia stabil, meski terdiri dari berbagai agama dan suku
bangsa.

Din menjelaskan, agama-agama di Indonesia mengajarkan kasih sayang. Cinta kasih itu, kata Dien,
menjadi watak agama-agama di Indonesia.

"Karena satu agama di Indonesia mengajarkan kasih sayang dan sesungguhnya itu watak agam-
agama," ucapnya

Modal kerukunan antar umat tersebut, kata Din, dilirik dunia. Mereka ingin menerapkannya di
tempat lain. Pertemuan tersebut, lanjut Din, menghasilkan beberapa mandat.

"(Salah satunya) mempromosikan kehidupan berdasar Pancasila, rukun damai ke level dunia,"
tandasnya.

Landasan Demokrasi

Sebelumnya, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menyatakan, Demokrasi Pancasila


merupakan jalan bagi setiap bangsa. Tidak hanya Indonesia, namun semua bangsa dalam upaya
mencapai kedaulatan negara.

"Demokrasi Pancasila adalah jalan bagi setiap bangsa untuk mencapai Trisakti, menjadi bangsa yang
berdaulat dalam politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam
kebudayaan," kata Megawati di Mokpo National University, Mokpo, Korea Selatan, ditulis Sabtu (18
November 2017).

Demokrasi Pancasila lahir dari pemikiran Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno. Pemikiran
tersebut merangkum lima prinsip dasar sekaligus perlawanan imperialisme dan kapitalisme, yang
menjadi penyebab ketimpangan sosial di setiap bangsa, termasuk Indonesia.

Demokrasi Pancasila, menurut Megawati, adalah perpaduan antara demokrasi politik dan demokrasi
ekonomi. Di mana sistem demokrasi ini diyakini dapat melindungi golongan lemah.

"Dan yang kuat dibatasi kekuatannya," ujar Megawati.

Demokrasi Pancasila juga menentang otoriterianisme dan totaliterianisme. Sebab, kedua praktik
politik tersebut hanya melahirkan demokrasi sentralisme dan kekuasaan diktaktor.

Megawati: Negara Kuat Jika Pancasila Diajarkan Sejak Kecil

Reporter: Antara

Editor: Juli Hantoro


Senin, 11 Desember 2017 19:55 WIB

komentar

Font:

Ukuran Font: - +

Megawati: Negara Kuat Jika Pancasila Diajarkan Sejak Kecil

Presiden kelima RI Megawati Sukarnoputri memberikan sambutan saat pembukaan Festival Prestasi
Indonesia di Jakarta, 21 Agustus 2017. Festival tersebut bertujuan untuk memberikan apresiasi atas
karya-karya terbaik putra bangsa, dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi untuk memajukan
bangsa. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Kelima Indonesia Megawati Soekarnoputri sekaligus Pengarah Unit
Kerja Presiden Pembinaan Idiologi Pancasila (UKP-PIP) mengatakan negara menjadi kuat jika
Pancasila diajarkan terus menerus.

"Negara kuat jika Pancasila diajarkan mulai dari keluarga bahkan sejak kecil, karena Pancasila adalah
dasar negara," kata Megawati dalam acara Sarasehan Gebyar Bela Negara di Tondano, Senin, 11
Desember 2017.

Megawati mengatakan selain diajarkan dalam keluarga, Pancasila pun harus dijadikan budaya,
karena Pancasila merupakan pertahanan atau simbol negara.

Baca juga: Megawati Pidato soal Pancasila di Forum Perdamaian di Korsel

"Kalau negara ini tidak punya Pancasila maka dengan mudah bisa diporak-porandakan oknum yang
tidak bertanggungjawab, harus juga dimasukan dalam kurikulum pendidikan," katanya.

Megawati mengatakan kehidupan masyarakat pun harus dipersatukan terus agar bisa menjaga
keutuhan negara. Megawati kemudian menyinggung tentang perjuangan tokoh proklamator
Soekarno yang berjuang untuk Indonesia dan Pancasila.
Dia juga mengatakan soal pengamalan Pancasila dan soal arti bela negara bagi kita dan kepada siapa
kita harus membela negara.

"Memberikan kesadaraan kepada masyarakat bagaimana untuk menjaga Pancasila dan negara kita,"
katanya.

Mengenai pelaksanaan Bela Negara di Sulut, Megawati mengatakan, Sulut merupakan salah satu
daerah yang paling toleransi, selain itu Sulut merupakan daerah yang memiliki keberagaman suku,
ras, agama.

"Sulut menjadi contoh bagi daerah lain, karena tetap menjaga kerukunan masyarakat di Indonesia,"
ungkapnya.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan Sarasehan Bela Negara adalah program dari
Kementerian Pertahanan, Bela Negara bukan akan mengangkat senjata, namun berkaitan dengan
rasa memiliki terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Melalui kegiatan ini diharapkan bisa menjadikan generasi muda akan makin cinta dengan NKRI,
kiranya masyarakat Sulut makin cinta dengan Indonesia dan Pancasila," katanya.

Menhan RI Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu mengatakan budaya adalah perekat bangsa itulah
wujud bela negara sesusungguhnya.

Baca juga: Megawati Perkenalkan Salam Pancasila Ajaran Soekarno

"Kita semua harus bangga telah ditakdirkan sebagai bangsa Indonesia karena bangsa kita adalah
bangsa yang besar dengan kekayaan alam yang melimpah dari sabang sampai merauke," katanya.

Selain itu, kata Menhan, kita berasa di antara benua besar sehingga Indonesia menjadi
persimpangan budaya dan sangat menunjang perekonomian international.
Kemudian, ungkapan rasa syukur itu, kata Megawati diwujudkan dengan membela negara. Bela
Negara juga diatur dalam UUD pasal 27 yang mengatakan bahwa setiap warga berhak dan wajib
membela negara, dari sikap perilaku kesadaran Bela Negara pada hakekatnya untuk memberikan
kesadaran dalam nilai nilai tanah air setia untuk Pancasila sebagai ideologi negara.

"Melalui Bela Negara diharapkan terwujud sikap disiplin beretika oleh karena kesadaran, sangat
penting dalam wujud revolusi mental guna ketahanan yang tangguh, kita wajib mengantisipasi jati
diri terhadap pengaruh ideologi ekonomi yang dapat berdampak pada hukum, budaya," ungkap
Megawati.

Tentunya, lanjut Menhan, kita tidak ingin Indonesia kalah pada pengaruh persaingan globalisasi,
dimana yang lemah akan menjadi pecundang dan kalah terjajah.

HomeNewsPeristiwa

Jokowi: Kita Negara Majemuk, tapi Kokoh karena Pancasila

Anendya NiervanaAnendya Niervana

09 Des 2017, 08:34 WIB

19

Presiden Jokowi didaulat menjadi inspektur apel kebangsaan bela negara Forum Komunikasi Putra
Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI)

Presiden Jokowi didaulat menjadi inspektur apel kebangsaan bela negara Forum Komunikasi Putra
Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) (Liputan6.com/Anendya Niervana)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi didaulat menjadi inspektur apel
kebangsaan bela negara Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI). Dalam
sambutannya, Jokowi menyampaikan agar FKPPI turut memperkokoh NKRI.
"Selama 39 tahun berkomitmen memperkokoh NKRI dan menegakkan Pancasila," tutur Jokowi
dalam sambutannya di Lapangan Monumen Nasional (Monas) Jakarta, (9/12/2017).

Baca Juga

ICMI Ingin Jokowi Menjabat Presiden Selama 10 Tahun

Jokowi Jadi Inspektur Apel Kebangsaan Bela Negara FKPPI

Cerita Jokowi Saat Makan Malam Donald Trump Ajak Bicara Iriana

Untuk itu, Jokowi berharap peran FKPPI dapat tetap terus dilaksanakan. Jokowi pun sempat
bertanya kepada peserta apel untuk memastikan komitmen FKPPI.

"Adakah merah putih di hatimu? Adakah NKRI di hatimu? Masihkah FKPPI di dadamu?" tanya
Jokowi.

Para peserta apelpun serempak menjawab "Ya".

Jokowi juga menegaskan betapa pentingnya Pancasila sebagai dasar negara sehingga harus selalu
dirawat.

"Indonesia adalah negara besar. Kita ini negara majemuk, tapi kita kokoh bersatu karena kita punya
Pancasila. Pancasila adalah rumah kita, melandasi langkah-langkah kita dalam kehidupan berbangsa
bernegara," ujar Jokowi.

Untuk itu, Jokowi berharap FKPPI dapat menjadi garda terdepan dalam memberantas berita bohong,
ujaran kebencian, dan ideologi-ideologi yang menentang Pancasila.

Ia juga menambahkan ingin terus bisa memperkecil ketimpangan sosial melalui pembangunan
daerah terpencil di Indonesia.
"Mempersiapkan masyarakat menghadapi kompetisi global," pesan terakhir Jokowi.

Menjadi Anggota Kehormatan FKPPI

Apel ini turut menjadi kesempatan pengangkatan Jokowi sebagai anggota kehormatan keluarga
besar FKPPI.

Pengangkatan ini dilakukan lantaran Jokowi dianggap berkomitmen dalam mempertahankan


ideologi dan landasan negara.

"Memutuskan menetapkan Joko Widodo menjadi anggota kehormatan keluarga besar FKPPI," ujar
Sekjen FKPPI Bahriyoen Sutjipto yang disambut tepuk tangan.

Demokrasi Indonesia Masih Sedang-Sedang Saja

Dini NurilahDini Nurilah

18 Sep 2017, 19:03 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil Indeks Demokrasi Indonesia (IDI)
2016. Kepala BPS Kecuk Suhariyanto menjelaskan, IDI adalah indikator komposit yang menunjukkan
tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia.

Dia menjabarkan, IDI level nasional 2016 mencapai 70,09 dalam skala indeks 0 sampai 100. Angka ini
turun dari tahun sebelumnya, yang mencapai 78,82 poin.

Ada 3 aspek yang mempengaruhi Indeks Demokrasi ini, yakni kebebasan sipil, hak-hak politik, dan
lembaga-lembaga demokrasi.
Ketiga aspek ini menurun, dengan penurunan terbanyak di aspek lembaga demokrasi sebesar 4,82
poin.

Selengkapnya dalam Infografis di bawah ini:

10 Provinsi Raih Penghargaan Indeks Demokrasi Indonesia, DKI Jakarta Tak Masuk

Harits Tryan Akhmad, Jurnalis · Selasa 05 Desember 2017, 14:29 WIB

Share on Facebook

Share on Twitter

Share on Google

Share on linkedin

Share on Path

Share on Pinterest

whatsapp

Share on mail

copy link

Toggle

https: img-o.okeinfo.net content 2017 12 05 337 1825429 10-provinsi-raih-penghargaan-indeks-


demokrasi-indonesia-dki-jakarta-tak-masuk-BOWhkuQrIb.jpg Penghargaan acara Indeks Demokrasi
Indonesia 2016. Foto Okezone/Harits Tryan

Share on Facebook

Share on Twitter

Share on Google
Share on linkedin

Share on Path

Share on Pinterest

whatsapp

Share on mail

copy link

Toggle

AAA

0 Komentar

JAKARTA – Sebanyak 10 provinsi di Indonesia berhasil meraih penghargaan Indeks Demokrasi


Indonesia (IDI) tahun 2016.

Sejumlah provinsi mendapat pernghargaan karena dianggap berhasil mewujudkan demokrasi dalam
bidang pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat. Dari ke-10 nama daerah itu, tak ada nama DKI
Jakarta.

BERITA TERKAIT

Yenny Wahid: Islam Percaya Demokrasi sebagai Sarana Membuat Dunia Jadi Lebih Baik

Wah.. Ini Tantangan Mewujudkan Demokrasi yang Substansial

Melihat Pilkaret Langsung Perdana di Demak

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang turut hadir acara itu mengatakan, indeks demokrasi
Indonesia harus dibuat berdasarkan perkembangan sosial politik yang berciri khas Indonesia.
"Potret pertumbuhan demokrasi antara satu provinsi dan provinsi yang lain memang sangat
beragam. Belum stabil kondisi demokrasi karena landasan berupa nilai kemanusiaan secara universal
kesetaraan, keadilan, kebabasan yang bertanggunjg jawab, belum sepenuhnya jadi acuan dalam
menjalankan kehidupan bernegara bersama bangun politik demokratis," tutur Tjahjo di Hotel Kartika
Chandra, Selasa (5/12/2017).

10 provinsi yang memperoleh penghargaan IDI berdasarkan empat kategori yang berbeda-beda.

Pertama, penghargaan dengan kategori kebebasan sipil tertinggi diperoleh Sulawesi Utara, Bali dan
Kalimantan Utara.

Sementara Bengkulu dinobatkan sebagai kategori provinsi yang berprestasi dalam pencapaian aspek
lembaga demokrasi terbaik di tingkat nasional.

Selanjutnya kategori provinsi dengan kenaikan capaian indeks demokrasi indonesia di atas 10 poin
diberikan kepada Maluku dan Maluku Utara.

Sementara pengahragaan dengan capaian Indeks Demokrasi Indonesia tertinggi di tingkat nasional
dimenangkan Yogyakarta, Kepulauan Bangka Belitung, NTT dan Sumatera selatan.

Penilaian menekankan terhadap kebebasan sipil, hak-hak politik, dan lembaga demokrasi. Selain itu
indikator kebebasan berkumpul dan berserikat, kebebasan berkeyakinan, kebebasan berpendapat,
kebebasan dari diskriminasi, juga menjadi sesuatu yang menjadi rujukan.

Indikator lainnya yaitu peristiwa/ kejadian atau aturan yang mencerminkan kondisi demokrasi di
provinsi yang ditangkap melalui tinjauan berita surat kabar, review dokumen, focus group discussion
dan wawancara terhadal sejumlah informan mengenai hal tertentu di tiap daerah.

Gara-gara Bedak, Cewek ABG Bunuh Siswi SMA

TRIBUNNEWS.COM, MALANG -- Peristiwa dugaan pembunuhan di Pantai Ngliyep, Malang Selatan


Jumat (29/12/2017) menghebohkan banyak orang.

Peristiwa tersebut mengakibatkan Vs, siswi SMA umur 16 tahun yang sebelumnya ditemukan penuh
luka bacok dan sayat di hutan dekat Pantai Ngliyep tewas.
Di tubuh dia ditemukan luka sayatan di leher melingkar 15 - 20 cm, luka sayat di perut sepanjang 15
cm dalam 0,5 cm, luka bacok di punggung tangan kanan, punggung tangan kiri, luka bacok di sela
tangan kiri.

Melansir dari sejumlah pemberitaan SURYA Online, berikut kronologis peristiwa itu

Penuturan ayah korban, Iswanto (45), sang anak berangkat ke Pantai Ngliyep Malang Selatan pada
Jumat pagi.

Anaknya itu dijemput oleh Nd yang mengaku akan mengajak ke salah satu kafe di sana.

Setelah itu, tak ada kabar apapun hingga di siang hari, Iwanto mendapat informasi kalau anaknya
ditemukan terluka parah di hutan pantai Ngliyep.

Dijelaskan Iswanto, pada malam kemarin, antara anaknya dengan temannya berinisial Nd tersebut
sempat cekcok mulut soal bedak.

Dia mengatakan, anaknya telah menyerahkan uang sebesar Rp 110 ribu untuk membeli bedak secara
online melalui Nd.

"Jadi malam kemarin persoalan pesanan bedak itu sudah selesai sebenarnya. Dan anak saya dan
temannya Nd sudah berteman biasa," ucap Iswanto.

Beredar Chat Kronologi Pembunuhan

Sementara, di media sosia beredar percakapan yang membahas kronologi pembunuhan tersebut.

Dalam percakapan tersebut, si pengirim chat bercerita bahwa di sekitar lokasi kejadian sedang ada
orang meninggal dunia sehingga, warga berkumpul di rumah duka orang tersebut.

Saat warga sedang berkumpul di sana, sekitar pukul 10.00 WIB, seorang perempuan remaja yang
diduga adalah pelaku pembunuhan mengendarai sepeda motor sambil membawa pisau.

Saat ditanya warga, perempuan tersebut mengaku hendak mencari markisa di ladang yang terletak
di sisi selatan loket wisata Pantai Ngliyep, Malang Selatan.

di hutan sekitar Pantai Ngliyep, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang.

Salah satu screenshot percakapan yang menceritakan kronologi pembunuhan gadis SMA di hutan
sekitar Pantai Ngliyep, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. (ist/facebook)
Ternyata, setibanya di lokasi, pisau itu bukan dipergunakan untuk memotong markisa. Sebab,
menurut si pengirim chat, seorang yang sedang menyadap pohon karet, juga berada di lokasi
pembunuhan.

Saat ditinggalkan oleh orang yang menganiayanya, VS ternyata masih hidup. Remaja malang itu pun
dengan berdarah-darah berjalan mencari pertolongan.

Sementara di saat yang bersamaan, penyadap karet yang berada di lokasi juga mendatangi warga
agar ikut memberikan pertolongan.

Di berita sebelumnya, warganet seharian ini dihebohkan dengan peristiwa diduga pembunuhan di
Pantai Ngliyep, Malang Selatan, Jumat 29 Desember 2017.

Korban bernama Vs (16) warga Desa Mentaraman Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang.

Korban ditemukan di hutan pantai Ngliyep atau 500 meter dari pintu masuk obyek wisata Pantai
Ngliyep desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang.

Dia ditemukan dalam kondisi terluka parah dan sempat menjalani perawatan di RS Kanjuruhan
Kepanjen Malang, Jumat (29/12) siang. (Ahmad Amru/Eben Haezer/SURYA)

HomeNews

Diduga Akibat Pengaruh Obat Keras, Seorang Cucu Aniaya Nenek di Bandung

Winda Ayu LarasatiWinda Ayu Larasati

20 Okt 2017, 12:40 WIB


0

11

Patroli Indosiar, Bandung - Seorang pemuda di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat menghabisi
nyawa nenek kandungnya dengan belasan tusukan senjata tajam. Sang cucu diduga nekat
menganiaya korban hingga tewas saat dalam pengaruh obat keras.

Seperti ditayangkan Patroli Siang Indosiar, Jumat (20/10/2017), perempuan bernama Saodah tak
kuasa menahan tangis saat mengetahui ibu kandungnya, Nenek Jua, tewas mengenaskan di
rumahnya di kawasan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Perempuan 69 tahun tersebut
menderita belasan luka tusuk di bagian perut, punggung dan leher hingga nyawanya tak tertolong
dalam perjalanan ke rumah sakit.

Baca Juga

Puluhan Warga di Ngawi Keracunan Makanan Hajatan

Warga Cipete Tewas saat Banjir 1,5 Meter Rendam Rumahnya

Cucu Nekat Aniaya Nenek Hingga Tewas di Bandung

Tragisnya, korban diduga tewas di tangan cucunya, Azis, pemuda 20 tahun yang merupakan anak
Saodah.

Usai menganiaya neneknya hingga tewas, sang cucu tak diketahui keberadaannya. Pelaku diduga
berbuat nekat lantaran di bawah pengaruh obat keras. Namun motif sesungguhnya apakah benar
terkait dendam dan persoalan harta, masih dalam penyelidikan.

Korban kini sudah dimakamkan di pemakaman dekat tempat tinggalnya.

Anda mungkin juga menyukai