berada dijalur lintas barat pulau Nias. Kabupaten Nias Barat yang
berbatasan dengan Samudera Indonesia menyimpan kekayaan alam
laut yang mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Nias
Barat. Untuk lebih Jelas dapat dilihat pada Peta 1.1
Tabel 1.1
Jumlah dan Luas Kecamatan di Kabupaten Nias Barat Tahun
2010
Rasio
N Luas
Kecamatan Jumlah Desa Terhadap
o (Km2)
Luas (%)
118, 25
1 Sirombu 21,83
79
88, 11
2 Lahõmi 16,25
39
28, 5
3 Ulu Moro'õ 5,25
58
77, 13
4 Lõlõtifu Moi 14,26
59
39, 12
5 Mandrehe Utara 7,27
56
77, 20
6 Mandrehe 14,26
59
61, 14
7 Mandrehe Barat 11,26
29
52, 10
8 Moro'õ 9,61
30
544, 110
Jumlah 100
09
Sumber :Profil Kabupaten Nias Barat, 2009
A. Topografi
Topografi sangat menentukan dalam arah pemanfataan ruang
suatu wilayah. Topografi yang relatif lebih datar atau landai
pemanfaatan lahannya lebih mudah dibanding dengan topografi yang
relatif bergelombang hingga curam.
Di Kabupaten Nias Barat kondisi topografinya bervariasi. Wilayah
pesisir sebelah barat relatif datar dan pada arah timur menuju
wilayah tengah Pulau Nias, didominasi oleh kondisi perbukitan yang
sempit dan terjal, tetapi hampir secara keseluruhan berada di bawah
800 mdpl. Struktur permukaan tanah berbongkah-bongkah dan
membentuk banyak sekali aliran sungai atau sumber mata air.
Kondisi ini yang menyebabkan ketidakmudahan untuk membangun
infrastruktur jalan yang lurus dan kokoh.
Tabel 1.2
Kondisi Curah Hujan, Kecepatan Angin, Suhu Rata-rata dan
Kelembaban
Kabupaten Nias Barat Tahun 2008
Curah Hujan Dan Penyinaran
Kecepata Suhu dan Kelembabab
Matahari
n Rata2
Bulan Curah Hari Penyinaran
(Knot/jam Suhu Rata- Kelembaba
Hujan Hujan Matahari
) Rata (Co) n (%)
(mm) (hari) (%)
Januari 178,7 13 51 5 25,9 88
Pebruari 95,5 10 50 5 26,4 87
Maret 253,3 28 50 5 26,0 91
April 325,9 20 48 5 26,0 92
Mei 136,0 17 66 5 26,1 89
Juni 255,4 22 59 5 25,8 92
Juli 209,5 22 49 5 25,5 86
Agustus 199,9 20 62 5 26,1 88
September 375,8 25 33 4 25,5 90
Oktober 228,4 23 52 5 26,3 89
Nopember 442,6 27 28 5 25,6 91
Desember 321,0 27 34 5 25,3 92
Jumlah 3022,0 254 582 59 310,5 1075
Rata-Rata
251,8 21 49 5 25,9 90
per Bulan
Sumber :Profil Kabupaten Nias Barat, 2009
C. Morfologi
Bentuk morfologi Kabupaten Nias Barat secara umum sangat
bergelombang/ perbukitan dan sebagian kecil berupa dataran.
Berdasarkan klasifikasi Van Zuidam (1985) yang membagi satuan
morfologi berdasarkan kemiringan lereng dan kerapatan garis kontur,
satuan morfologi Kabupaten Nias Barat dibedakan atas :
1. Satuan morfologi berbukit-bukit atau curam dengan kemiringan 16 o –
35o, menyebar terbatas di bagian barat dengan luas penyebaran
berkisar 10 % dari luas keseluruhan;
2. Satuan morfologi berbukit atau agak curam dengan kemiringan
antara 80 – 160, berada di bagian barat dengan arah penyebaran
sejajar Pulau Nias atau barat laut-tenggara dengan luas penyebaran
mencapai 40 %;
3. Satuan morfologi bergelombang atau miring dengan kemiringan 4 0 –
80, menyebaran dibagian tengah memanjang arah barat laut-
tenggara dengan luas penyebaran lebih kurang 30 %;
D. Jenis Tanah
Jenis tanah di Kabupaten Nias Barat umumnya didominasi oleh jenis
tanah Aluvial, Podsolik Merah Kuning dan sebagian kecil Hidromorfik
Kelabu, Regosol, Mediteran Merah Kuning dan Litosol yang menyebar
secara random (acak). Lapisan permukaan tanah di Kabupaten Nias
Barat pada umumnya adalah tanah lunak (soft soil). Jenis tanah lunak
adalah tanah lanau yang halus dan mudah tererosi. Di samping itu juga
dijumpai jenis tanah lempung ekspansif serta pasir halus. Jenis-jenis
tanah seperti ini banyak dijumpai pada daerah bergelombang sampai
berbukit. Jenis tanah lempung ekspansif adalah salah satu jenis tanah
berbutir halus dengan ukuran koloidal yang terbentuk dari mineral
ekspansif. Tanah lempung ini mempunyai sifat yang khas yaitu
kandungan mineral ekspansif menyebabkan mempunyai kapasitas
pertukaran ion yang tinggi. Kondisi ini mengakibatkan tanah lempung
ini mempunyai potensi kembang susut apabila terjadi peningkatan dan
pengurangan kadar airnya.
Apabila terjadi peningkatan kadar air tanah ini akan mengembang
disertai dengan peningkatan tekanan air pori dan timbulnya tekanan
pengembang (swelling presure) sedangkan apabila kadar air berkurang
akan terjadi pengerutan. Suatu konstruksi yang dibangun di atas jenis
tanah lanau ini, jika tanah dasarnya terkena air maka tanah tersebut
daya dukungnya akan berkurang, tanah menjadi lembek, tidak stabil
dan tidak mampu lagi memikul konstruksi di atasnya. Kondisi ini
E. Hidrologi
Kondisi keairan (hidrologi) suatu daerah, paling tidak dipengaruhi
oleh 3 faktor utama, yakni posisi (geografi), iklim (curah hujan), dan
geologi. Posisi suatu daerah yang berada di dekat pantai di kelilingi laut
akan berbeda dengan daerah yang berada di tengah pulau. Iklim
menentukan kelembaban, curah hujan dan tekanan udara (angin).
Kondisi geologi meliputi jenis formasi batuan kedap atau akuiklud
(Aquiclude) atau penyimpanan air atau akuifer serta morfologi (dataran,
punggungan atau pegunungan).
Kajian terhadap hidrologi menyangku 2 (dua) hal, yaitu : air permukaan
atau sungai (run off water) dan air tanah (Ground Water). Secara
singkat kondisi hidrologi di Kabupaten Nias Barat diuraikan sebagai
berikut.
1) Air Permukaan
Di Kabupaten Nias Barat terdapat cukup banyak sungai yang
mengalir dari pegunungan di tengah Pulau Nias menuju ke arah
perairan laut di sekeliling pulau.di Kabupaten Nias Barat terdapat 16
sungai yang dapt dikalsifikasi dalam 3 kategori yaitu besar, sedang dan
kecil. Sungai-sungai yang berada di Kabupaten Nias Barat memiliki
panajang sungai mulai dari 4 Km hingga 40 Km aliran sungai. Dari 16
(enam belas) sungai yang terdapat di Kabupaten Nias Barat, sungai
yang terpanjang adalah sungai Oyo dengan panjang 40 Km di
Kecamatan Mandrehe Utara dan Kecamatan Mandrehe. Sedangkan
sungai kecil dengan panjang 4 Km terdapat di Kecamatan Mendrehe,
Kecamatan Lõlõfitu Moi, Kecamatan Lahõmi yang mengalir sepanjang
tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Banyak diantara sungai-sungai tersebut yang sudah mengalami
pendangkalan akibat endapan pasir, yang sebagian diakibatkan oleh
penggunaan lahan non pertanian di kawasan penyangga dan kawasan
lindung yang kurang hati-hati sehingga mengakibatkan sedimentasi.
Selain itu akibat berubahnya fungsi kawasan resapan air maka fluktuasi
debit sungai pada musim kemarau dan musim hujan cukup besar,
sehingga pada kawasan tertentu sering mengalami banjir pada musim
hujan dan kekeringan pada musim kemarau.
Penduduk yang bermukim disepanjang jalur sungai tersebut pada
awalnya memanfaatkan sungai untuk keperluan mandi dan cuci. Namun
dengan semakin menurunnya kualitas air sungai, pemanfaatan tersebut
semakin berkurang. Saat ini sungai lebih banyak digunakan sebagai
saluran drainase dan tempat pembuangan limbah rumah tangga, yang
jika tidak dikendalikan akan semakin memperburuk kualitas air sungai.
Tabel 1.3
Nama Sungai Menurut Panjang dan Klasifikasi
di Kabupaten Nias Barat Tahun 2010
Nama Panjang
No Kecamatan Klasifikasi
Sungai (Km)
1 Sungai Dumi Mandrehe 4 Kecil
2 Sungai Fusola Mandrehe 4 Kecil
3 Sungai Zawa Mandrehe 6 Kecil
4 Sungai Oyo Mandrehe 40 Besar
5 Sungai Semboa Mandrehe 3 Kecil
6 Sungai Siwalawa Mandrehe 6 Kecil
7 Sungai Gee Mandrehe 5 Kecil
8 Sungai Moro'o Mandrehe 12 Sedang
9 Sungai Zui Moroo 5 Kecil
10 Sungai Borimawo Moroo 3 Kecil
11 Sungai Gali Moroo 10 Sedang
12 Sungai Taro’ofi Moroo 5 Kecil
13 Sungai Mbelu Moroo 3 Kecil
14 Sungai Lahomi Lahomi 10 Sedang
15 Sungai Bou Lahomi 4 Kecil
16 Sungai Sulumawa Lolofitu Moi 4 Kecil
17 Sungai Moi Lolofitu Moi 8 Kecil
18 Sungai Oyo Mandrehe Utara 40 Besar
19 Sungai Arongo Mandrehe Barat 4 Kecil
20 Sungai Moro'o Mandrehe Barat 12 Sedang
21 Sungai Lahomi Sirombu 10 Sedang
22 Sungai Baola Sirombu 4 Kecil
23 Sungai Semboa Sirombu 5 Kecil
24 Sungai Uruna Sirombu 5 Kecil
25 Sungai Lahusa Sirombu 7 Sedang
26 Sungai Siwalawa Sirombu 10 Besar
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nias Barat 2011
- Kecil < 10 m
- Sedang 10 s/d 20 m
- Besar > 20 m
2) Air Tanah
Tabel 1.4
Jumlah Penduduk dan Persebaran Per Kecamatan dari Tahun
2005 -2010 di Kabupaten Nias Barat
Penduduk (jiwa)
No Kecamatan
2005 2,006 2,007 2,008 2009* 2010**
Tabel 1.5
Pertumbuhan Penduduk Perkecamatan Tahun 2006-2010 di
Kabupaten Nias Barat
Jumlah Penduduk
No Kecamatan
2010** Persentase
1 Sirombu 9,513 11.68
2 Lahõmi 7,566 9.29
3 Ulu Moro’õ 7,361 9.04
4 L õlõtifu Moi 13,691 16.81
5 Mandrehe Utara 7,923 9.73
6 Mandrehe 18,709 22.97
7 Mandrehe Barat 7,248 8.90
8 Moro’õ 9,450 11.60
Jumlah 81,461 100.00
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kecamatan yang paling besar
memberikan kontribusi jumlah penduduk di Kabupaten Nias Barat
adalah Kecamatan Mandrehe sebesar 22,97 persen, disusul Kecamatan
Lõlõfitu Moi sebesar 16,81 persen. Sedangkan kecamatan yang paling
sedikit kontribusinya adalah Kecamatan Mandrehe Barat sebesar 8.90
persen.
Kepadatan Penduduk di Kabupaten Nias Barat sekitar 168
Jiwa/Kilometer2. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.7, Gambar
1.6, dan Peta 1.7
Tabel 1.7
Kepadatan Penduduk Perkecamatan Tahun 2010 di
Kabupaten Nias Barat
Kepadatan
Luas Jumlah
No Kecamatan Penduduk
(Km2) Penduduk
(jiwa/Km2)
1 Sirombu 118.79 9,513 80
Kepadatan
Luas Jumlah
No Kecamatan Penduduk
(Km2) Penduduk
(jiwa/Km2)
2 Lahõmi 88.39 7,566 86
3 Ulu Moro’õ 28.58 7,361 258
4 L õlõtifu Moi 77.59 13,691 176
5 Mandrehe Utara 39.56 7,923 200
6 Mandrehe 77.59 18,709 241
7 Mandrehe Barat 61.29 7,248 118
8 Moro’õ 52.3 9,450 181
Jumlah 544.09 81,461 168
Sumber : Hasil Analisa,2010
Tabel 1.8
Sex Rasio Perkecamatan di Kabupaten Nias Barat Tahun
2010
Jenis Kelamin
Jumlah Sex
No Kecamatan Perempua
Penduduk Rasio
Laki-laki n
1 Sirombu 9,513 4614 4899 94
2 Lahõmi 7,566 3555 4011 89
3 Ulu Moro’õ 7,361 3494 3867 90
4 L õlõtifu Moi 13,691 6479 7212 90
5 Mandrehe Utara 7,923 3791 4132 92
6 Mandrehe 18,709 8915 9794 91
7 Mandrehe Barat 7,248 3559 3689 96
8 Moro’õ 9,450 4575 4875 94
Jumlah 81,461 38982 42479 92
Sumber : Hasil Analisa,2010
Tabel 1.9
Proyeksi Jumlah Penduduk Perkecamatan Di Kabupaten Nias
Barat Dari Tahun 2011 – 2031
A. Bencana Gempabumi
Gambar 1.8
Su
m
be
r
jal
Su ur
m ge
be m
r pa
jal di
ur Pu
ge la
m u
pa Ni
Di as
pu
la
u Gambar 1.9.
Jalur
ni Sumber Patahan Aktif Yang Ada Di Wilayah Pulau
Sumatera Dan Pulau-Pulau Kecil Di Pantai Barat
as
(Sumber Gempabumi)
Gambar 1.10
(Kabupaten Nias Barat, Nias Induk, Nias Utara, dan Kota Gunungsitoli )
yaitu di jalur struktur sesar naik, maupun di jalur pelurusan struktur
Peta 1.8
Gambar 1.12
Curah hujan yang juga tergolong tinggi (Lihat Peta 1.) dan goncangan
gempabumi yang memang sering terjadi di wilayah Pulau Nias serta
adanya aktivitas manusia yang mengurangi kemampuan lahan
menyerap air menjadi pemicu terjadiya gerakan tanah. Berdasarkan
hal-hal tersebut, maka wilayah Kabupaten Nias Barat yang rentan
terhadap bencana longsor terutama di Kecamatan Mandrehe Utara
terutama dibagian utaranya, di bagian timur Kecamatan Lolofitu Moi.
Kecamatan lain yang juga tergolong rawan adalah Kecamatan Ulu
Moro’õ (dibagian utara dan bagian timur/perbatasan dengan
Kecamatan Lolofitu Moi), di bagian tenggara dan timur laut Kecamatan
Lahõmi dan di bagian barat daya Kecamatan Mandrehe Utara.
Tabel 1.11
Luas Panen dan Produksi Padi Sawah di Kabupaten Nias Barat
Tahun 2010
b. Sektor Perkebunan
Sektor perkebunan di Kabupaten Nias Barat didominasi oleh Karet,
Kelapa, Kakao. Dari data yang diperoleh dari dinas Perkebunan dan
peternakan tahun 2010 diketahuni bahwa jumlah luas tanaman karet di
Kabupaten Nias Barat berjumlah 6.741 Ha, luas perkebunan Kelapa
berjumlah 3.534 Ha, dan luas perkebunan Kakao berjumlah 1.258 Ha.
Untuk lebij jelas dapat dilihat pada Tabel 1.12
Tabel 1.12
Luas dan penyebaran perkebunan di Kabupaten Nias Barat tahun 2010
N Luas (Ha)
Kecamatan
o Karet Kelapa Kakao
1 Sirombu 775 2.152 96
2 Lahõmi 471 246 24
3 Ulu Moro'õ 1.842 343 327
4 Lõlõtifu Moi 410 120 72,5
5 Mandrehe Utara 1.020 312 214
6 Mandrehe 246 20 135
7 Mandrehe Barat 728 310 133
8 Moro'õ 1.249 31 256,5
Jumlah 6.741 3.534 1.258
Sumber :Dinas Pertanian, Perkebunan Kehutanan dan Peternakan, 2010
c. Sektor Peternakan
Di Kabupaten Nias Barat ternak unggulannya adalah Babi. Selain
itu terdapat juga ternak yang lain yang termasuk dalam ternak
besar,kecil dan unggas meliputi : Ayam, Itik, Kambing,Kerbau dan sapi.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Dinas Perkebunan dan
Peternakan tahun 2010, Populasi Sapi hanya terdapat di Kecamatan
Sirombu dengan jumlah sebanayk 78 ekor dan Kerbau sebanyak 21
ekor, Ternak Babi sebanyak 8.531 ekor; ternak Kambing sebanyak 78
ekor; ternak ayam sebanyak 100.587 ekor; dan ternak itik sebanyak
11.891 ekor. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.13
Tabel 1.13
Penyebaran dan Populasi Ternak di Kabupaten Nias Barat Tahun 2010
Populasi
N
Kecamatan Kambi
o Sapi kerbau Babi Ayam Itik
ng
1 Sirombu 78 21 1.183 41 10.950 2.795
2 Lahõmi 0 0 1.152 14 12.368 2.492
3 Ulu Moro'õ 0 0 1.246 6 17.785 1.880
4 Lõlõtifu Moi 0 0 871 6 10.500 2.224
5 Mandrehe 0 0 829 0 9.650 1.090
Utara
6 Mandrehe 0 0 784 0 8.500 0
7 Mandrehe 0 0 1.142 0 8.110 1.410
Barat
8 Moro'õ 0 0 1.324 11 22.724 0
Jumlah 78 21 8.531 78 100.58 11.891
7
Sumber :Dinas Pertanian, Perkebunan Kehutanan dan Peternakan, 2010
d. Sektor Kehutanan
Kawasan Hutan di Kabupaten Nias Barat sangat luas dimana
hampir 50 % luas daratan dari Kabupaten Nias Barat merupakan
Kawasan Hutan perhitungan luas hutan ini berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kehutanan No.44 Tahun 2005. Kawasan hutan di Kabupaten
Nias Barat terbagi atas : hutan lindung; hutan Produksi terbatas; dan
hutan konversi.
Adapun luas hutan yang baling besar di Kabupaten Nias Barat
berada di Kecamatan Mandrehe dengan luas kawasan hutan sekitar
9.106,53 Ha, kemudian Kecamatan Ulu Moro’õ dengan luas kawasan
hutan sekitar 4.442.22 Ha dan Kecamatan Lõlõfitu Moi dengan luas
hutan sekitar 4.165,21 Ha. Untuk lebih jelas dapat diihat pada Tabel
1.14
Tabel 1.14
Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Nias Barat
Berdasarkan SK MenHut No.44 tahun 2005
e. Sektor Pariwisata
Kawasan pariwisata di Kabupaten Nias Barat tersebar merata di setiap
daerah. Kabupaten Nias Barat memiliki berbagai obyek wisata dan cagar
budaya yang menarik dan bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata dalam
bentukan geologi alami khas berada dan kawasan ini sangat bermanfaat jika
banyak peninggalan rumah adat dan batu mengalitikum yang perlu dijaga,
Tabel 1.15
Data Jumlah Kawasan Wisata di Kabupaten Nias Barat
Menurut Kecamatan Tahun 2010
Sumber :Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Nias Barat 2011
f. Pengunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Nias Barat berdasarkan hasil
interprestasi citra satelit pada tahun 2010 diketahui bahwa penggunaan
lahan eksisting untuk Kabupaten Nias Barat terdiri dari 10 macam/ jenis
penggunaan lahan, yaitu:
1. Hutan Sekunder dengan Luas 90.32 Km2 ;
2. Sawah dengan luas 18.82 Km2;
3. Kebun Campuran dengan luas 115.85 Km2;
4. Perkebunan dengan luas 145.59 Km2;
5. Perladangan dengan luas 131.81 Km2;
6. Pertanian Lahan Kering dengan luas 23.41 Km2;
7. Rawa/Gambut dengan luas 1.25 Km2;
8. Semak Belukar dengan luas 6.39 Km2;
9. Permukiman dengan luas 1.89 Km2
10. Areal Penggunaan Lainnya dengan luas 8.77 Km2.
Tabel 1.17
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000
di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 – 2008
Tahun Laju
N Sektor / Lapangan
2006- 2007-
o. Usaha 2006 2007 2008
2007 2008
22724 23856 25300
1 Pertanian/Agriculture .5 .2 .6 4.98 6.06
Pertambangan dan 1119. 1229. 1304.
2 Penggalian 58 05 35 9.78 6.13
22470 23615 24305
3 Industri .6 .2 .2 5.09 2.92
738.3 739.9 772.9
4 Listrik , Gas & Air Minum 1 2 4 0.22 4.46
6085. 6559. 7090.
5 Bangunan 61 3 65 7.78 8.10
Perdagangan, Hotel & 17095 18386 19515
6 Restoran .3 .3 .5 7.55 6.14
Pengangkutan & 8259. 9076. 9883.
7 Komunikasi 2 56 24 9.90 8.89
Keuangan, Asuransi, Usaha
persewaan bangunan & 5977. 6720. 7479.
8 tanah, Jasa Perusahaan 57 62 84 12.43 11.30
8876. 9609.
9 Jasa-jasa 81 2 10520 8.25 9.48
93347 99792 10617
PDRB .4 .3 2 6.90 6.39
Sumber: Sumatera Utara dalam Angka, 2009
Tabel 1.18
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan
Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kabupaten Nias
Barat Tahun 2007 – 2008 (juta)
Tahun Laju
No
Sektor / Lapangan Usaha 2007-
.
2007 2008 2008
144.461,2 154.600,5
1 Pertanian 3 8 7,02
2 Pertambangan dan Penggalian 8.337,19 8.640,01 3,63
3 Industri 3.504,24 3.602,44 2,80
4 Listrik , Gas & Air Minum 261,67 277,55 6,07
5 Bangunan 6.378,72 7.016,81 10,00
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 15.406,30 15.886,45 3,12
7 Pengangkutan & Komunikasi 6.177,41 6.588,46 6,65
Keuangan, Asuransi, Usaha
persewaan bangunan & tanah,
8 Jasa Perusahaan 8.908,76 9.180,87 3,05
9 Jasa-jasa 19.482,43 20.086,56 3,10
214.924,9 225.879,7
PDRB 5 3 5,10
b. Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi merupakan kelompok-kelompok dari bebera sektor
ekonomi yang memberikan kontribusi bagi Produk Domestik Regional
Bruto. Sektor-sektor tersebut terbagi atas tiga; (1) sektor primer; (2)
sektor sekunder; (3) sektor tersier. Jika ditinjau dari PDRB Sumatera
Utara bahwa kelompok yang memberikan kontribusi paling besar adalah
sektor tersier yang terdiri dari Bangunan, Perdagangan, Hotel &
Restoran; Pengangkutan & Komunikasi; Keuangan, asuransi, usaha
persewaan bangunan & tanah, jasa perusahaan ; serta jasa-jasa
dengan nilai kontribusi sekitar 51.32 % pada tahun 2008. Sedangkan di
Kabupaten Nias Barat pada tahun 2008 sektor/ lapangan usaha yang
memberikan kontribusi besar pada Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kabupaten Nias Barat adalah sektor Primer dengan nilai
kontribusi 72,27 % dari total PDRB Kabupaten Nias Barat. Untuk lebih
jelas dapat dilihat pada Tabel 1.19
Tabel 1.19.
Struktur Ekonomi Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Nias
Barat
Pada Tahun 2007 – 2008
Kabupaten Nias
Sumatera Utara
Barat
N Sektor / Lapangan
Kontribusi Terhadap Kontribusi Terhadap
o. Usaha
PDRB PDRB
2007 2008 2007 2008
Sektor Primer 25.14 25.06 71.09 72.27
1 Pertanian 23.91 23.83 67.21 68.44376
Pertambangan dan
2 Penggalian 1.23 1.23 3.88 3.825049
Sektor Sekunder 24.41 23.62 1.752198 1.717724
3 Industri 23.66 22.89 1.630448 1.594849
Listrik , Gas & Air
4 Minum 0.74 0.73 0.12 0.122875
Kabupaten Nias
Sumatera Utara
Barat
N Sektor / Lapangan Kontribusi Terhadap Kontribusi Terhadap
o. Usaha PDRB PDRB
2007 2008 2007 2008
Sektor Tersier 50.46 51.32 26.22 26.01
5 Bangunan 6.57 6.68 2.97 3.106436
Perdagangan, Hotel &
6 Restoran 18.42 18.38 7.168223 7.033145
Pengangkutan &
7 Komunikasi 9.10 9.31 2.87 2.9168
Keuangan, Asuransi,
Usaha persewaan
bangunan & tanah, Jasa
8 Perusahaan 6.73 7.04 4.15 4.064495
9 Jasa-jasa 9.63 9.91 9.06 8.892591
PDRB 100.00 100.00 100.00 100
Sumber : Sumatera Utara dalam Angka, 2009 dan PDRB Kabupaten Nias Barat, 2009
Tabel 1.20.
Pergeseran Kenaikan Persentase Kontribusi Sektor/Lapangan
Usaha
di Kabupaten Nias Barat
Persentase
No. Sektor / Lapangan Usaha Kontribusi Kenaikan
2007 2008
I Primer 71.76 72.27 0.50
1 Pertanian 67.85 68.44 0.60
2 Pertambangan dan Penggalian 3.92 3.83 -0.09
II Sekunder 4.76 4.82 0.06
3 Industri 1.65 1.59 -0.05
4 Listrik , Gas & Air Minum 0.12 0.12 0.00
5 Bangunan 3.00 3.11 0.11
III Tersier 23.47 22.91 -0.56
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 7.24 7.03 -0.20
7 Pengangkutan & Komunikasi 2.90 2.92 0.02
c. Sektor Basis
Sektor Basis merupakan sektor lapangan usaha yang memiliki
keunggulan. Penentuan komoditas unggulan nasional dan daerah
merupakan langkah awal menuju pembangunan yang berpijak pada
konsep efisiensi untuk meraih keunggulan kompetatif dan kompetitif
dalam menghadapi era globalisasi. Langkah menuju efisiensi dapat
ditempuh dengan fokus pada pengembangan sektor ekonomi yang
mempunyai keunggulan komparatif terhadap daerah lainnya. Salah satu
pendekatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan sektor
ekonomi unggulan adalah metode Location Quetient (LQ).
Sektor yang bukan unggulan di Kabupaten Nias Barat pada tahun 2008
dengan Nilai Location Quetient dibawah 0 adalah sektor industry
dengan nilai LQ sebesar 0.07; sektor Listrik,Gas dan Air Minum dengan
Nilai LQ sebesar 0.17; Sektor Bangunan dengan nilai LQ sebesar 0.47;
sektor Perdagangan, Hotel & Restoran dengan nilai LQ sebesar 0.38; sektor
Pengangkutan & Komunikasi dengan nilai LQ sebesar 0.31; sektor Keuangan,
Asuransi, Usaha persewaan bangunan & tanah, Jasa Perusahaan dengan nilai
LQ sebesar 0.58; sektor Jasa-jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
sebesar 0.90. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.20 dan
Gambar 1.13 berikut
Tabel 1.21.
Nilai Location Quetient Perekonomian Kabupaten Nias Barat
tahun 2007 – 2008
Location Pergeseran
No
Sektor / Lapangan Usaha Quetient
.
2007 2008 2007-2008
I Primer
1 Pertanian 2.84 2.87 0.03
2 Pertambangan dan Penggalian 3.18 3.11 -0.07
II Sekunder
3 Industri 0.07 0.07 0.00
4 Listrik , Gas & Air Minum 0.17 0.17 0.00
5 Bangunan 0.46 0.47 0.01
III Primer
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 0.39 0.38 -0.01
7 Pengangkutan & Komunikasi 0.32 0.31 -0.01
Keuangan, Asuransi, Usaha
persewaan bangunan & tanah, Jasa
8 Perusahaan 0.62 0.58 -0.04
9 Jasa-jasa 0.95 0.90 -0.05
Sumber : Analisis,2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hampir semua sektor yang ada di
Kabupaten Nias Barat mengalami penurunan nilai Location Quetient.
Bahwa untuk sektor Jasa-jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
mengalami penurunan LQ sebesar -0.05. Dengan semakin menurunnya nilai
LQ diindikasikan akan memperlambat pembangunan karena pendapatan
daerah untuk membiayai pembangunan tidak akan mencukupi dan perlu dana
pendamping dana alokasi khusus dari pemerintah pusat untuk mendukungnya.
.
d. Struktur Ekonomi yang Memiliki Potensi Tahun
Perencanaan
Sektor ekonomi yang memiliki potensi sampai tahun perencanaan
adalah sektor unggulan atau sektor basis wilayah yang memiliki
keunggulan komparatif dan berpotensi ekspor. Sektor/komoditas
potensial adalah sektor atau kegiatan ekonomi yang mempunyai
potensi, kinerja dan prospek yang lebih baik dibandingkan sektor
lainnya sehingga diharapkan mampu menggerakkan kegiatan usaha
ekonomi turunan lainnya, sehingga dapat tercipta kemandirian
pembangunan wilayah.
Untuk mengetahui sektor unggulan di Kabupaten Nias Barat, dapat
dilakukan analisis dengan menggunakan alat analisis Klassen Typology
(Tipologi Klassen). Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah
berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah
dan pendapatan per kapita daerah (dalam hal ini digunakan pendekatan
laju pertumbuhan ekonomi dan besaran kontribusi masing-masing
sektor terhadap PDRB). Melalui analisis ini diperoleh empat karateristik
pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu:
Kuadran I : Sektor Prima atau sektor yang cepat maju dan cepat
tumbuh (high growth and high income).
Kuadran II : Sektor Berkembang atau sektor maju tapi tertekan (high
income but low growth).
Kuadran III : Sektor Potensial atau berkembang cepat (high growth
but income).
Kuadran IV : Sektor Terbelakang atau relatif tertinggal (low growth
but income)
Persamaan dari analisis tipologi klassen ini dapat dilihat pada Gambar
1.14 berikut:
Gambar 1.14
Metode Analisis Tipologi Klassen
Kontribus
i Sektor
(y) Yi ≥ Yn Yi < Yn
Laju
Pertumbuhan
( r)
Kuadran II Kuadran IV
Sektor Sektor
ri < rn
Berkembang terbelakang
Keterangan:
ri : Laju pertumbuhan PDRB Sektor i (Kabupaten)
rn: Laju pertumbuhan PDRB Sektor i (Provinsi)
Yi: Kontribusi Sektor i (Kabupaten)
Yn: Kontribusi Sektor i (Provinsi)
Laju
Pertumbuhan
( r)
Kuadran II Kuadran IV
(Sektor Berkembang) (Sektor Terbelakang)
Pertambangan dan Industri
ri < rn Penggalian Perdagangan, Hotel &
Jasa-jasa Restoran
Pengangkutan &
Komunikasi
Keuangan, Asuransi, Usaha
persewaan bangunan &
tanah, Jasa Perusahaan
Keterangan:
ri : Laju pertumbuhan PDRB Sektor i (Kabupaten)
rn: Laju pertumbuhan PDRB Sektor i (Provinsi)
Yi: Kontribusi Sektor i (Kabupaten)
Yn: Kontribusi Sektor i (Provinsi)