Anda di halaman 1dari 8

Nama: Divia Puji Lestari

NIM : 201715037

ANALISA JURNAL READING

ANALISA PICO JURNAL 1 JURNAL 2

Problem Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Pengaruh Pemberian Masase


Dalam dan Masase Terhadap Punggung Dan Teknik Relaksasi
Penurunan Skala Nyeri Pasien Pasca Nafas Dalam Terhadap Penurunan
Apendiktomi di Ruang Bedah RSUD Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Dr. M. Zein Painan. Appendiktomi Di Zaal C RS HKBP
Penelitian ini bertujuan untuk Balige.
mengetahui pengaruh teknik Penelitian ini bertujuan untuk
relaksasi nafas dalam dan masase mengetahui pengaruh pemberian
terhadap penurunan skala nyeri masase punggung dan teknik
pasien pasca apendiktomi di Ruang relaksasi nafas dalam terhadap
Bedah RSUD Dr. M. Zein Painan. penurunan intensitas nyeri pada
Dalam penelitian ini yang menjadi pasien post appendiktomi di Zaal C
sampel adalah pasien post RS HKBP Balige. Dalam penelitian
appendiktomi yang berjumlah 20 ini yang menjadi sampel adalah
pasien. pasien post appendiktomi yang
berjumlah 12 pasien.

Intervention Penelitian ini menggunakan desain Penelitian ini menggunakan Quasy


quasi-eksperimen dengan rancangan Eksperimen dengan menggunakan
Pretest-Posttest with Control Group. rancangan “pre test-post test
Populasi penelitian ini adalah seluruh design”. Populasi penelitian ini
pasien pasca apendiktomi di ruangan adalah seluruh pasien post operasi
bedah RSUD Dr. M. Zein Painan appendiktomi di Zaal C RS HKBP
dengan jumlah populasi rata-rata Balige tahun 2011 yang berjumlah
perbulan adalah 15 orang yang 12 responden.

1
dilihat dari bulan September- Pengumpulan data yang dilakukan
November 2011. Sampel yang di oleh peneliti yang diawali dengan
gunakan dalam penelitian ini adalah mengobservasi intensitas nyeri
pasien pasca apendiktomi yang pada setiap responden yang
mengalami nyeri di ruang Bedah dilakukan pada hari kedua setelah
RSUD Dr. M. Zein Painan dan operasi, dimana pemberian masase
memenuhi kriteria inklusi. Teknik punggung dan tehnik relaksasi
sampling yang di gunakan dalam nafas dalam dilakukan setengah
penelitian ini adalah non probability jam sebelum pemberian obat
sampling yaitu purposive sampling. analgetik, setelah itu peneliti
Penelitian ini dibagi dalam 10 orang melakukan intervensi masase dan
untuk kelompok eksperimen dan 10 tekhnik relaksasi nafas dalam dan
orang untuk kelompok control kemudian intensitas nyeri kembali
dengan kriteria inklusi: diobservasi setelah intevensi
a. Bersedia diberikan teknik dilakukan pada setiap responden.
relaksasi nafas dalam dan Hal Ini dilakukan setiap hari selama
masase tiga hari berturut-turut.
b. Bersedia diberikan teknik Analisa univariat digunakan untuk
relaksasi nafas dalam menggunakan distribusi frekuensi
c. Bersedia dilakuka pengukuran dari tiap variabel yang yang diteliti.
skala nyeri Analisa bivariat dengan
d. Skala nyeri ringan sampai nyeri menggunakan uji T Berpasangan.
berat terkontrol
e. Pasien pasca apendiktomi hari 1-
3
f. Pasien yang baru pertama
kali menjalani operasi
g. Pasien yang telah
mendapatkan analgetik
Penelitian ini di lakukan di RSUD
Dr. M. Zein Painan dari bulan Mei
sampai Juni 2012, dengan instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini
2
dalam bentuk observasi
menggunakan lembaran ceklist yang
di buat peneliti sendiri. Artinya
setiap jawaban telah di siapkan
dalam lembaran ceklist peneliti
tinggal memberikan tanda ceklis (√)
pada jawaban dari pertanyaan
tersebut. Skala nyeri menggunakan
skala nyeri Verbal Descriptor Scale
(VDS) Smeltzer, 0-10.
Analisa univariat digunakan untuk
menggunakan distribusi frekuensi
dari tiap variabel yang yang diteliti.
Anlisis bivariat digunakan uji paired
t-test dan uji mann whitney.
Comparison Tabel 6 kelompok kontrol dan Tabel 3 hasil analisa pengaruh
eksperimen analisa pengaruh teknik pemberian masase punggung dan
relakasasi nafas dalam dan masase teknik relaksasi nafas dalam
terhadap penurunan skala nyeri pada terhadap penurunan intensitas nyeri
pasien pasca apendiktomi di pada pasien post appendiktomi
Ruangan Bedah RSUD Dr. M. Zein didapatkan bahwa rata-rata
Painan Tahun 2012 memperlihatkan intensitas nyeri pada responden
hasil penelitian dengan uji Mann- sebelum pemberian masase
Whitney rata- rata tingkat nyeri punggung dan teknik relaksasi
kelompok kontrol sebelum dan nafas dalam adalah 5,08 dan rata-
sesudah pemberian teknik relaksasi rata intensitas nyeri pada responden
nafas dalam adalah 2,30 dengan setelah pemberian masase
standar deviasi 0,483 dan rata-rata punggung dan teknik relaksasi
tingkat nyeri kelompok eksperimen nafas dalam adalah 3,33. Terlihat
sebelum dan sesudah pemberian penurunan nilai rata-rata intensitas
teknik relaksasi nafas dalam dan nyeri pada responden sebelum dan
masase adalah 3,50 dengan standar setelah pemberian masase
deviasi 0,527. Hasil uji statistik punggung dan teknik relaksasi
3
menggunakan uji mann-whitney nafas dalam sebesar 1,75. Dari hasil
perbedaan nilai rata-rata pada Uji statistic dengan menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok Uji T Berpasangan didapatkan hasil
kontrol didapatkan nilai p = 0,000 P=0,017 (P< α=0,05) sehingga
(p<0,05), maka dapat disimpulkan dapat disimpulkan bahwa Ha
terdapat pengaruh pemberian teknik diterima dan Ho ditolak yang
relaksasi nafas dalam dan masase berarti ada pengaruh pemberian
terhadap skala nyeri pada pasien masase punggung dan teknik
pasca apendiktomi di ruangan bedah relaksasi nafas dalam terhadap
RSUD Dr. M. Zein Painan tahun penurunan intensitas nyeri pada
2012. pasien post Appendiktomi di Zaal
C RS HKBP Balige tahun 2011.
Outcomes Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai
semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering
menyerang laki-laki berusia 10-30 tahun. Apendiktomi adalah pembedahan
dengan cara pengangkatan apendiks. (Mansjoer, 2010)
Untuk menurunkan rasa nyeri pada pasien post appendiktomi, maka perlu
dilakukan beberapa terapi seperti teknik masase dan relaksasi nafas dalam.
Salah satu strategi stimulasi kulit tertua dan paling sering digunakan adalah
pemijatan atau penggosokan. Pijat dapat dilakukan dengan jumlah tekanan
dan stimulasi yang bervariasi terhadap berbagai titik-titik pemicu miofasial
diseluruh tubuh. Untuk mengurangi gesekan digunakan minyak atau lotion.
Pijat akan melemaskan ketegangan otot dan meningkatkan sirkulasi. Selain
masase, relaksasi nafas dalam juga sangat bermanfaat bagi pasien untuk
mengurangi nyeri setelah operasi dan dapat membantu pasien relaks dan
juga dapat meningkatkan kualitas tidur. Pasien diletakkan dalam posisi
duduk untuk memberikan ekspansi paru yang maksimum dan memudahkan
latihan nafas dalam beberapa kali, pasien diinstruksikan untuk bernafas
dalam-dalam dan menghembuskan melalui mulut (Smeltzer, 2002).
Berdasarkan hasil penelitian jurnal 1 dan jurnal 2 dapat disimpulkan bahwa
teknik relaksasi nafas dalam dan masase yang diberikan pada pasien pasca
apendiktomi memiliki pengaruh terhadap penurunan skala nyeri pasien.
4
Critical Appraisal (Penilaian Kritis)

A. Judul
Jurnal (1) : Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Masase Terhadap Penurunan Skala
Nyeri Pasien Pasca Apendiktomi di Ruang Bedah RSUD Dr. M. Zein Painan.
Jurnal (2) : Pengaruh Pemberian Masase Punggung Dan Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Appendiktomi Di Zaal C RS HKBP
Balige.

B. Tujuan

Jurnal (1) : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
dan masase terhadap penurunan skala nyeri pasien pasca apendiktomi di Ruang Bedah RSUD
Dr. M. Zein Painan.

Jurnal (2) : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian masase
punggung dan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien
post appendiktomi Di Zaal C RS HKBP Balige.

C. Validasi
Berdasarkan jurnal (1) dan jurnal (2) diperoleh validasi yang sudah sesuai dan tepat.
Dibuktikan dengan metode penilitian dari kedua jurnal tersebut ialah quasi eksperimen
dengan rancangan pre-post test design.
 Bagian Pendahuluan terdapat perbedaan, dimana pada jurnal 1 menjelaskan hasil riset dan
penelitian terdahulu mengenai pengaruh tehnik relaksasi nafas dalam dan masase namun
pada jurnal 2 hanya menjelaskan mengenai konsep dari teori nafas dalam dan masase.
 Bagian metode penelitian di jurnal 1 cukup lengkap, jurnal 1 menjelaskan metode,
populasi, tehnik sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi serta instrument dan cara
kerja yang digunakan pada saat penelitian, berbeda dengan jurnal 2 yaitu menjelaskan
jenis, design serta waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian dimana intensitas
nyeri subjek penelitian diamati sebelum melakukan intervensi dan diamati lagi setelah
intervensi dilakukan.
 Bagian hasil penelitian jurnal 1 memaparkan distribusi frekuensi karakteristik responden
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di Ruangan Bedah RSUD Dr. M. Zein
Painan tahun 2012 sampai dengan memperlihatkan hasil penelitian dengan uji Mann-
Whitney rata- rata tingkat nyeri kelompok kontrol sebelum dan sesudah pemberian teknik
5
relaksasi nafas dalam adalah 2,30 dengan standar deviasi 0,483 dan rata-rata tingkat nyeri
kelompok eksperimen sebelum dan sesudah pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan
masase adalah 3,50 dengan standar deviasi 0,527. Hasil uji statistik menggunakan uji
mann-whitney perbedaan nilai rata-rata pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
didapatkan nilai p = 0,000 (p<0,05), maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh
pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan masase terhadap skala nyeri pada pasien
pasca apendiktomi di ruangan bedah RSUD Dr. M. Zein Painan tahun 2012.
Berbeda dengan jurnal 2, yang mana menjelaskan tehnik penelitian dengan
mengobservasi intensitas nyeri pada setiap responden yang dilakukan pada hari kedua
setelah operasi, dimana pemberian masase punggung dan tekhnik relaksasi nafas dalam
dilakukan setengah jam sebelum pemberian obat analgetik, setelah itu peneliti melakukan
intervensi masase dan tekhnik relaksasi nafas dalam dan kemudian intensitas nyeri
kembali diobservasi setelah intevensi dilakukan pada setiap responden. Hal Ini dilakukan
setiap hari selama tiga hari berturut-turut. Sehingga didapatkan hasil rata-rata intensitas
nyeri pada responden sebelum pemberian masase punggung dan teknik relaksasi nafas
dalam adalah 5,08 dan rata-rata intensitas nyeri pada responden setelah pemberian masase
punggung dan teknik relaksasi nafas dalam adalah 3,33. Terlihat penurunan nilai rata-rata
intensitas nyeri pada responden sebelum dan setelah pemberian masase punggung dan
teknik relaksasi nafas dalam sebesar 1,75. Dari hasil Uji statistic dengan menggunakan
Uji T Berpasangan didapatkan hasil P=0,017 (P< α=0,05) berarti ada pengaruh pemberian
masase punggung dan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri
pada pasien post Appendiktomi di Zaal C RS HKBP Balige tahun 2011
D. Importance
Pada Jurnal (1) dan jurnal (2) selain valiadasi sudah baik dan tepat,isi jurnal tersebut sangat
tepat, yaitu : menambah wawasan tentang tehnik pengurang nyeri dengan relaksasi nafas
dalam dan masase yang sampai saat ini masih banyak yang belum mengetahui tehnik tersebut.
Karena setelah diobservasi pasien di Ruang Bugenvil masih belum tahu mengenai tehnik non
farmakologi pengurang nyeri dengan relaksasi nafas dalam dan masase.

E. Applicabillity
Berdasarkan hasil penelitian kedua jurnal tersebut dapat diaplikasikan diruang Bugenvil Atas.
Perawat dan petugas kesehatan lainnya dapat mengadakan penyuluhan kesehatan kepada
pasien maupun keluarga pasien pada saat melaukan tindakan keperawatan atau tindakan
medis lainnya dengan strategi yang lebih menarik misalnya dengan memberikan leaflet atau
6
hadiah menarik untuk pasien sesudah melakukan penyuluhan, sehingga keluarga pasien dapat
mengaplikasikan tehnik tersebut secara benar dan tepat, selain itu dapat menambah wawasan
pengetahuan dan mengurangi nyeri yang dirasakan oleh pasien.

F. Tahun Penelitian

Jurnal (1) : penelitian dilakukan pada tahun 2012

Jurnal (2) : penelitian dilakukan pada tahun 2011

7
DAFTAR PUSTAKA

dr. Irwan Wirya, M.Kes., dr. Margareth Duma Sari, M.Kes. 2011. Pengaruh Pemberian
Masase Punggung Dan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Appendiktomi Di Zaal C Rs Hkbp Balige. Jurnal
Keperawaan HKBP Balige Vol 1 Juni: 2013.

Mansajoer, Arif (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Smaltzer & Bare. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi:8.
Jakarta: EGC

Yusrizal., Zamzahar, Z., Anas,. E. 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan
Masase Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pasien Pasca Apendiktomi di Ruang
Bedah RSUD Dr. M. Zein Painan. Ners Jurnal Keperawatan Vol 8 No.2.

Anda mungkin juga menyukai