Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Seks Bebas

Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka
bumi ini. Seks diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup hidup suatu spesies atau suatu
kelompok (jenis) makhluk hidup. Artinya setiap makhluk hidup melakukan seks untuk
memperoleh keturunan agar dapat menjaga dan melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan
seks adalah sebagai sarana untuk memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagi
manusia).
Hubungan seks yang dilakukan di luar pernikahan disebut seks bebas (free sex). Hawa
nafsu merupakan hal yang sangat menentukan terjadinya seks bebas. Seks bebas merupakan
pengaruh budaya yang datang dari barat dan kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia
tanpa memfilternya terlebih dahulu.
1. Survei Komnas Anak Di 12 Provinsi (4500 remaja sebagai responden)
93,7% pernah berciuman hingga petting (bercumbu)
2. 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan
3. 21,2% remaja SMA pernah aborsi

Survey Perkumpulan Keluarga Berencana (100 remaja SMP & SMA Di Samarinda)
56% Pelajar sudah berhubungan seks. Bahkan ada yang terang terangan mengaku berhubungan
seks dengan pekerja seks.

Survey Synovate Researc


1. 44% mengaku punya pengalaman seks di usia 16-18 tahun.
2. 16% mengaku pengalaman seks di dapat di usia 13-15 tahun.
3. Tempat melakukan seks di rumah (40%), kamar kos (26%) dan hotel (26%)

Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia


1. 32% remaja 14 – 18 tahun pernah berhubungan seks
2. 21,2% remaja putri pernah melakukan aborsi
3. 97% penyebab remaja melakukan seks yaitu dari internet.
Dari survey di atas dapat dikatakan bahwa seks bebas bukanlah lagi hal yang tabu
dikalangan remaja saat ini. Maraknya seks bebas di kalangan pelajar seolah menjadi trend
bahwa jika seorang siswi masih perawan maka akan tergolong siswi yang "nggak gaul" dan
terkucilkan dalam pergaulan anak zaman sekarang.
2.2 Faktor-faktor yang Mendorong Terjadinya Seks Bebas
Seks bebas pada umumnya dilakukan oleh para remaja. Faktor-faktor yang mendorong
remaja melakukan hubungan seks di luar nikah, adalah :
 Karena mispersepsi terhadap makna pacaran yang menganggap bahwa hubungan seks adalah
bentuk penyaluran kasih sayang.
 Karena kehidupan iman yang rapuh. Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai
dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan
baik tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun.
 Kematangan biologis yang tida disertai dengan kemampuan mengendalikan diri cenderung
berakibat Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa pacaran. Sebaliknya
kematangan biologis yang disertai dengan kemampuan mengendalikan diri akan membawa
kebahagian remaja dimasa depannya sebab ia tidak akan melakukan hubungan seksual
pranikah.
Factor lain yang menyebabkan orang melakukan seks bebas:
 Kurangnya pemahaman individu akan ajaran agamanya secara benar dan mendalam
 Kurangnya perhatian orangtua
 Merasa bukan anak gaul, dengan pernah melakukan seks dianggap ”Gaul”
 Cueknya masyarakat akan situasi linkungan
 Taraf pendidikan sex bagi remaja yang belum tertata secara benar
 Terlupakannya intisari adat budaya luhur bangsa sebagai katalisator dalam pergaulan akibat
pengaruh globalisasi.
Adapun tahapan-tahapan yang biasanya dilakukan oleh seseorang berani melakukan
hubungan seks diluar nikah:
1. pegangan tangan
2. ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening
3. ciuman bibir
4. pelukan
5. petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas)
6. meraba bagian yang sensitive (mulai berani buka-bukaan)
7. melakukan hubungan seks
Dampak Seks Bebas

Seks bebas banyak sekali dampak negative yang di timbulkan terutama bagi individu yang
melakukannya dan lingkungannya. Dampak tersebut dianataranya :
1. Beberapa penyakit yang siap mendatangi seperti, herpes, HIV Aids, Raja singa, dan penyakit
lainnya.
2. Hamil di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan baru, apabila anda masih kuliah
atau sekolah tentu saja orang tua anda akan sangat kesal kepada anda. Dan anda pun takut untuk
jujur kepada orang tua anda dan pasangan anda, akhirnya anda memutuskan untuk melakukan
dosa baru yaitu aborsi.
3. Apabila anda menikah di usia muda, permasalahan yang belum siap anda hadapi akan datang,
seperti masalah keungan, masalah kebiasaan, masalah anak.
4. Nama baik keluarga akan tercoreng oleh sikap anda. Keluarga anda akan menghadapi masalah
yang anda buat apabila anda mendapatkan efek buruk dari seks bebas ini.
5. Apabila anda hamil dan pasangan anda tidak mau bertanggung jawab, apa yang akan anda
lakukan?. Akan banyak pikiran buruk yang akan mengganggu anda. Seperti ingin bunuh diri,
berpikir tidak rasional yang mengakibatkan gangguan mental atau gila.

Cara Mencegah Hubungan Seks Bebas


Perilaku seks bebas dapat dicegah dengan cara salah satunya dengan pendidikan seks.
1. Pendidikan seks
Beberapa hal penting dalam memberikan pendidikan seksual, seperti yang diuraikan
oleh Singgih D. Gunarsa (1995) berikut ini, mungkin patut anda perhatikan:
 Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau malu.
 Isi uraian yang disampaikan harus obyektif, namun jangan menerangkan yang tidak-tidak,
seolah-olah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi, boleh mempergunakan contoh atau
simbol seperti misalnya : proses pembuahan pada tumbuh-tumbuhan, sejauh diperhatikan
bahwa uraiannya tetap rasional.
 Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan
tahap perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun t belum perlu menerangkan
secara lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungan kelamin, karena
perkembangan dari seluruh aspek kepribadiannya memang belum mencapai tahap kematangan
untuk dapat menyerap uraian yang mendalam mengenai masalah tersebut.
 Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan dengan
cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan pendekatan
pribadi maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan dengan keadaan khusus anak.
 Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usahakan melaksanakan pendidikan seksual perlu
diulang-ulang (repetitif) selain itu juga perlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu
pengertian baru dapat diserap oleh anak, juga perlu untuk mengingatkan dan memperkuat
(reinforcement) apa yang telah diketahui agar benar-benar menjadi bagian dari
pengetahuannya.
 Pendidikan seks ada dua jenis yaitu , pencegahan menurut agama, pencegahan seks bebas dalam
keluarga
a. Pencegahan Seks Bebas Menurut Agama
Pencegahan menurut agama antara lain :
 Memisahkan tempat tidur anak; Setiap orang tua berusaha untuk mulai memisahkan tempat tidur
anak-anaknya ketika mereka memasuki minimal usia tujuh tahun.
 Meminta izin ketika memasuki kamar orang tua; Sejak dini anak-anak sudah diajarkan untuk
selalu meminta izin ketika akan masuk ke kamar orang tuanya pada saat-saat tertentu.
 Mengajarkan adab memandang lawan jenis; Berilah pengertian mengenai adab dalam
memandang lawan jenis sehingga anak dapat mengetahui hal-hal yang baik dan buruk.
 Larangan menyebarkan rahasia suami-istri; Hubungan seksual merupakan hubungan yang sangat
khusus di antara suami-istri. Karena itu, kerahasiaanya pantas dijaga. Mereka tidak boleh
menceritakan kekurangan pasangannya kepada orang lain, apalgi terhadap anggota keluarga
terutama anak-anaknya.
b. Pencegahan Seks Bebas Dalam Keluarga
Pencegahan seks bebas dalam keluarga antara lain :
 Keluarga harus mengertitentang permasalahan seks, sebelum menjelaskan kepada anak-anak
mereka.
 Seorang ayah mengarahkan anak laki-laki, dan seorang ibu mengarahkan anak perempuan dalam
menjelaskan masalah seks.
 Jangan menjelaskan masalah seks kepada anak laki-laki dan perempuan di ruang yang sama.
 Hindari hal-hal yang berbau porno saat menjelaskan masalah seks, gunakan kata-kata yang
sopan.
 Meyakinkan kepada anak-anak bahnwa teman-teman mereka adalah teman yang baik.
 Memberikan perhatian kemampuan anak di bidang olahraga dan menyibukkan mereka dengan
berbagai aktivitas.
 Tanamkan etika memelihara diri dari perbuatan-perbuatan maksiat karena itu merupakan sesuata
yang paling berharga.
 Membangun sikap saling percaya antara orang tua dan anak.

2.5 Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Seks Bebas di Kalangan Remaja/
Siswa
Guru Bimbingan dan Konseling (BK) adalah seseorang yang memiliki peran penting
dalam memfasilitasi, mengatasi dan memberikan layanan kepada siswa terutama dalam
perkembangan siswa baik secara individu maupun perkembangan social serta membantu
memecahkan maasalah yang dihadapi oleh siswa.Disekolah banyak sekali masalah-masalah
yang muncul yang sering di hadapi oleh siswa diantaranya masalah pribadi seperti patah hati
dan kurang percaya diri, maupun permasalahan social seperti kurang bisa menyesuaikan diri
dengan lingkungan, sering menyendiri, dan kurang bisa bergaul dengan yang lain.
Masing masing masalah sangat beragam antara individu satu dengan individu yang
lain yang mana tingkatan penyelesaiannya pun berbeda-beda. Namun dari permasalahan yang
di alami oleh siswa jika todak segera mendapatkan treatmen dari konselor maka kemungkinan
dampak yang akan ditimbulkan semakin “parah”. Sebagai contoh ada siswa yang sering
menyendiri dan dikusilkan oleh teman-temannya di lingkungan sekolah serta di dalam
keluarganyapun dia sering kurang mendapat perhatian oleh orang tuanya, tidak mustahil juga
bahwa anak tersebut lama-kelamaan justru akan masuk kedalam dunia pergaulan bebas,
terlebih bahaya lagi jika anak tersebut sudah meraasa nyaman di “dunia barunya”.
Pergaulan bebas yang di anggap sebagai dunia barunya dia yang dirasa ia sudah
nyaman karena mendapat kelompok yang memperhatikan dia tidak seperti teman-temannya
yang selalu mengucilkannya justru sebenarnya sangat merugikan. Salah satu bentuk pergaulan
bebas yang sering dilakukan oleh para remaja adalah seks bebas. Seks bebas atau hubungan
seks yang dilakukan diluar hubungan pernikahan. Dampak yang ditimbulkan dari seks bebas
banyak sekali baik dalam kehidupan pribadi maupun social.
Dalam kehidupan pribadi atau dampak bagi diri sendiri diantaranya individu tersebut
kemingkinan besar akan terkena berbagai macam penyakit seperti HIV, AID, sipilis dll. Hal
itu jelas sangat merugikan dirinya sendiri. Apabila itu terjadi pada perempuan akan berdampak
kehamilan yang mana dari segi biologis belum matang sehingga apabila bayi itu lahir
kemungkinan besar akan mengalami cacat. Sementara dalam kehidupan sosialnya,baik secara
langsung nama baik anda berserta nama baik keluarga akan tercoreng dalam kehidupan
masyrakat.
Dengan adanya uraian diatas peran konselor sangatlah penting dalam hal ini. Konselor
dapat melakukan/ memberikan layanan kepada siswa-siswinya mengenai hubungan seks bebas
baik secara klasikal maupun individual. Dengan menggunakan layanan klasikal di kelaas yaitu
memberikan informasi yang seluas-luasnya dan pemahaman yang benar kepada semua siswa
tentang seks atau memberikan materi pendidikan seks yang diharapkan agar para siswa tidak
terjerumus dalam dunia seks bebas. Dapat pula melakukan pendekatan kepada orang tua siswa
untuk memperhatikan aktivitas yang dilakukan anaknya di rumah.

2.6 Pandangan Agama Islam Terhadap Seks Bebas


Tidak ada satu agamapun yang mewajibkan pengikutnya untuk melakukan seks diluar
nikah, Pandangan dari berbagai agama mengenai sex bebas pastilah negatif terlebih lagi di
agama islam. Dibuktikan dengan Firman Allah SWT : “Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S.
Al-Isra’: 32)
Dan pernyataan yang menyataakan bahwa perbuatan zina termasuk dosa besar setelah
syirik dan pembunuhan, dan termasuk kekejian yang membinasakan dan kejahatan yang
mematikan. Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah suatu dosa setelah syirik yang lebih besar di
sisi Allah dari setetes air mani yang diletakkan seorang lelaki pada rahim yang tidak dihalalkan
baginya.”.
Adapun hukumannya yang diterapkan di agama Islam adalah dengan menegakkan
hukuman bagi pelaku zina baik laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah berupa rajam
dengan lemparan batu hingga meninggal agar seluruh anggota tubuhnya merasakan siksaan itu
sebagai hukuman bagi keduanya. Keduanya dilempar dengan batu sebagai gambaran bahwa
mereka telah menghancurkan suatu rumah tangga, maka keduanya dirajam dengan
menggunakan batu-batu dari bangunan yang telah mereka hancurkan itu. Bila keduanya belum
berkeluarga, maka mereka dicambuk sebanyak 100 kali dengan cambukan yang paling keras
dan dibuang dari negeri asalnya selama satu tahun. Di Indonesia tidak dapat memberlakukan
hukum rajam karena indonesi merupakan negara yang domokrasi, hukum rajam berlaku di
negara islami seperti arab.
Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas,
kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu
suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi
bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat. Saat ini untuk
menekankan jumlah pelaku seks bebas-terutama di kalangan remaja-bukan hanya
membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan
pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih teman-teman. Karena ada
kecenderungan remaja lebih terbuka kepada teman dekatnya ketimbang dengan orang tua
sendiri. Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan
kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar.
Melihat fakta yang terjadi di sekitar kita, banyak para pemuda dan pemudi yang
mengaku dirinya muslim tetapi mereka melakukan perbuatan zina. Jika hal ini dibiarkan, maka
akan sangat berabahaya bagi kelanjutan da’wah Islam. Betapa sedihnya jika umat Islam yang
begitu besar tetapi akhlak para pemudanya penuh dengan kebobrokan. Naudzubillahi min
zaalik. Padahal Islam telah menetapkan dan mengatur batas-batas dalam pergaulan bebas
diantaranya dengan menjaga dengan pandangan mata dan memelihara kehormatan (tarji).
Solusi islam dalam penanggulangan seks bebas yaitu:
o Memberikan hukuman yang berat seperti yang telah disampaikan sebelumnya sehingga manusia
merasa takut untuk berbuat zina.
o Memberikan suatu ketetapan yang mampu memberitahukan kedalam hati nurani kita bahwa
berzina itu salah dan akan menimbulkan malapetaka.
o Memberikan saran agar menjaga hawa nafsu dengan puasa sunnah.
PENUTUP

Kesimpulan
Seks bebas merupakan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan
dalam bentuk tingkah laku. Ada beberapa faktor penyebab remaja melakukan seks bebas,
diantaranya adalah Kurangnya pemahaman individu akan ajaran agamanya secara benar dan
mendalam, kurangnya perhatian orangtua, ingi di anggap gaul, cueknya masyarakat akan
situasi linkungan, taraf pendidikan sex bagi remaja yang belum tertata secara benar
Secara umum ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas dikalangan
remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual (sipilis, HIV/AIDS, dll). Cara
menghindari seks bebas yaitu melalui pendidikan seks, pendidikan seks dapat diartikan sebagai
penerangan tentang anatomi fisiologi seks manusia, bahaya penyakit kelamin dan sebagainya.
Salah satu bentuk pendidikan seks di keluarga di antaranya adalah pencegahan seks bebas
menurut agama dan pencegahan seks bebas dalam keluarga.

Saran
Untuk orang tua hendaknya selalu memberikan perhatian kepada anaknya, menjadi
”teman” dari anaknya dan juga memberikan pemahaman tentang seks kepada anaknya.
Lingkungan hendaknya tetap memperhatikan norma yang ada dan ikut serta dalam pencegahan
hubungan seks bebas.
DAFTAR PUSTAKA

Santrock, John W. Life Span Development: Edisi Ketigabelas Jilid I, PT. Gelora Aksara
Pratama, 2012
Asy Syaikh Jamal bin Abdurrahman Ismail Dr. Ahmad Nida' (RS. AJYAD MAKKAH),
Seks Bebas Undercover, Toobagus Publishing, 2009
Merry Magdalena. Melindungi Anak dari Seks Bebas, PT Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta 2010
Iip Wijayanto, Sex in the Kost, Realitas dan Moralitas Seks “Kaum Terpelajar,
Tinta, Yogyakarta 2003

Anda mungkin juga menyukai