Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ekonomi dan Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi,

Manajemen 2(1), 2018, 1-80


Teknologi (EMT) Available online at http://journal.lembagakita.org
Indonesian Journal for the Economics, Management and Technology.

Model Revitalisasi Modal Sosial Guna Meningkatkan Pelaksanaan


Fungsi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Dahlan1, Yusra2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sabang (STIES) Banda Aceh

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model revitalisasi modal sosial guna meningkatkan
pelaksanaan fungsi anggota DPRD di Aceh. Penelitian dilakukan terhadap Anggota DPRA, DPRK Banda
Aceh, DPRK Sabang, DPRK Aceh Besar dan DPRK Pidie dengan total anggota legislatif sebanyak 206 orang.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan selanjutnya peralatan analisis data menggunakan structural
equation model (SEM) yang dioperasionalkan dengan sofware AMOS. Penelitian menemukan bahwa kepribadian
dan perilaku organizational citizenship behavior (OCB) memiliki peran penting dalam meningkatkan modal sosial
anggota DPRD yang pada gilirannya berdampak pada peningkatan fungsi pengawasan yang mereka lakukan
sebagai anggota legislatif. Kepribadian dan perilaku OCB juga berdampak positif dan signifikan terhadap
pelaksanaan fungsi pengawasan yang mereka jalankan. Keberadaan modal sosial mampu memediasi pengaruh
kepribadian dan perilaku OCB dan fungsi pengawasan. Efek mediasi yang ditimbulkan oleh modal sosial sebagai
variabel perantara adalah mediasi parsial.

Kata kunci: pelaksanaan fungsi DPRD, modal sosial, kepribadian dan organizational citizenship behavior

Abstract. This study aims to find a model for revitalizing social capital in order to improve the implementation of
the DPRD member functions in Aceh. The study was conducted on Members of the DPRA, the Banda Aceh
DPRK, the Sabang DPRK, the Greater Aceh DPRK and the Pidie DPRK with a total of 206 legislative members.
Data collection using questionnaires and then data analysis equipment using a structural equation model (SEM)
which is operated with AMOS software. The study found that the personality and behavior of organizational
citizenship behavior (OCB) had an important role in increasing the social capital of DPRD members which in turn
had an impact on improving the supervisory function they carried out as legislators. OCB's personality and behavior
also have a positive and significant impact on the implementation of the supervisory functions they carry out. The
existence of social capital is able to mediate the influence of OCB personality and behavior and supervisory functions.
The mediating effect of social capital as an intermediate variable is partial mediation.

Keywords: implementation of DPRD function, social capital, personality and organizational citizenship behavior

*Corresponding author. Email: dahlan@stiesabang.ac.id, yusra@stiesabang.ac.id


Received: 7 Juni 2018, Revision: 12 Juni 2018, Accepted: 20 Juli 2018
Print ISSN: 2579-7972; Online ISSN: 2549-6204.
Copyright @ 2017. Published by Divisi Riset, Lembaga KITA.

9 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol.2 | No.1 | 2018


Dahlan dan Yusra / Model Revitalisasi Modal Sosial Guna Meningkatkan Pelaksanaan Fungsi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Pendahuluan yang akan menciptakan susunan karakteristik


tingkah laku, pikiran, dan perasaan seseorang.
Kepribadian dipandang sebagai motif tingkah
Keberadaan DPRD di Aceh baik ditingkat
laku dan sistem tingkah laku. Kepribadian
provinsi maupun kabupaten kota diharapkan
mencakup konsep yang didasarkan pada suatu
mampu menjalankan tugas dan fungsinya sesuai
keadaan, proses dan struktur psikologis yang
dengan yang diharapkan oleh masyarakat.
menyebabkan suatu tingkah laku menjadi berarti
Kemampuan lembaga legislatif tersebut dalam
(Widyasari et al., 2007).
menjalankan fungsinya tentunya tidak terlepas
dari kinerja seluruh anggota legislatif, baik
Perilaku OCB adalah sikap membantu yang
ditingkat provinsi maupun kabupaten kota.
ditunjukkan oleh anggota organisasi, yang
Kenyataan menunjukkan bahwa pelaksanaan
sifatnya konstruktif, dihargai oleh perusahaan
fungsi anggota DPRD Aceh juga tidak jauh
tapi tidak secara langsung berhubungan dengan
berbeda bila dibandingkan dengan di daerah
produktivitas individu (Abdullahi dan Gorji,
lain. Bahkan dalam beberapa kasus tertentu,
2014). OCB dapat mempengaruhi modal sosial
pelaksanaan fungsi legislatif di Aceh seperti
yang kemudian berdampak pada kinerja
DPRA misalnya sering menjadi sorotan
pelaksanaan tugas oleh seseorang. Modal sosial
masyarakat. Adanya perbedaan pendapat
dapat mempengaruhi citizenship behavior
diantara sesama anggota DPRA dalam
(Podsakoff et al., 2010). Hal ini didasarkan pada
menyoroti persoalan tertentu seperti dana
alasan bahwa citizenship behavior menjadi dasar
aspirasi misalnya, merupakan salah satu indikasi
terbentuknya hubungan personal di antara
nyata rendahnya adanya persoalan dalam
sesama anggota organisasi (Organ, 2008).
pelaksanaan fungsi legislatif di Aceh. Belum lagi
Citizenship behavior juga memberikan kontribusi
dengan persoalan anggaran daerah yang setiap
pada perkembangan modal sosial kognitif dalam
tahun anggaran pembahasannya diwarnai
organisasi. Perilaku partisipasi sosial
banyak perdebatan antara legislatif dan
berkontribusi terhadap modal sosial struktural
eksekutif di Aceh merupakan sinyalemen
dan modal sosial relasional.
penting belum terlaksananya fungsi anggota
dewan perwakilan daerah secara baik.
Adanya keterkaitan antara OCB dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi anggota legislatif
Persoalan yang terkait dengan pelaksanaan
didasarkan pada kenyataan bahwa OCB
fungsi legislatif dan selanjutnya berdampak
berkaitan dengan sikap dan perilaku mereka
pada kinerja organisasi Dewan Perwakilan
dalam melaksanakan tugas. Elanain (2007)
Rakyat Daerah (DPRD) di Aceh sebenarnya
mengemukakan bahwa bahwa OCB memiliki
tidak hanya wujud ditingkat provinsi, tetapi juga
hubungan positif dengan kinerja individu. OCB
ditingkat kabupaten kota. Hal ini tentunya tidak
sangat penting dimiliki oleh setiap anggota
terlepas berbagai faktor seperti modal sosial,
organisasi karena dapat membangun modal
kepribadian dan perilaku kewargaan organisasi
sosial yang pada akhirnya berdampak pada
(organizational citizenship behavior, OCB) anggota
peningkatan kinerja individu dan kinerja
legislatif tersebut.
organisasi.
Adanya keterkaitan antara modal sosial dengan
Pelaksanaan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat
pelaksanaan fungsi anggota dewan perwakilan
Daerah (DPRD) pada dasarnya adalah tingkat
rakyat dapat dijelaskan bahwa modal sosial
yang menunjukkan seberapa jauh pelaksanaan
merupakan serangkaian nilai-nilai atau norma-
fungsi anggota legislatif tersebut dapat dijalankan
norma informal yang dimiliki bersama di antara
secara aktual. Fungsi dimaksud terdiri dari fungsi
para anggota suatu kelompok yang
penganggaran, legislasi dan fungsi pengawasan.
memungkinkan terjalinnya kerja sama di antara
Fenomena yang berkaitan dengan anggota
mereka. Modal sosial merupakan hubungan
legislatif di Aceh diperoleh data awal bahwa
berbasis rasa saling percaya yang melekat dalam
mereka memiliki kemampuan pelaksanaan tugas
jejaring sosial (Leana dan Pil, 2008). Selanjutnya
dan fungsi yang berbeda satu sama lain. Hal ini
keperibadian pada dasarnya merupakan
terindikasi dari tingkat kemampuan mereka
pengaturan dinamis yang tersembunyi dalam
dalam memahami persoalan-persoalan yang
diri seseorang yang merupakan suatu sistem
10 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol.2 | No.1 | 2018
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi (EMT), 2(1), 2018, 1-80

berkaitan dengan tugas dan fungsi legislatif. OCB merupakan penggambaran nilai tambah
Munculnya banyak perdebatan yang tidak karyawan dalam perilaku sosial yang positif,
produktif terutama pada masa pembahasan konstruktif dan bersifat membantu, dimana
anggaran daerah misalnya, disebabkan oleh perilaku ini tidak berkaitan dengan sistem reward
kurangnya pemahaman terhadap peraturan namun mampu meningkatkan efektivitas
perundang-undangan terkait. Indikasi ini organisasi. Selanjutnya Elanain (2007)
semakin nyata ketika setiap tahun anggaran, menegaskan bahwa OCB merupakan perilaku
pengesahan anggaran di daerah ini sering tambahan yang tidak masuk dalam persyaratan
terlambat dari jadwal yang ditentukan oleh kerja sehingga saat perilaku ini tidak ditampikan
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). pun tidak akan diberikan hukuman.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya Modal Sosial dan Pelaksanaan Fungsi
bahwa modal sosial yang terdiri dari modal Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
sosial dimensi struktural, relasional dan dimensi
kognitif dapat dipengaruhi oleh kepribadian dan Kajian teoritis dan empiris menyoroti pentingnya
organizational citizenship behavior (OCB). modal sosial dalam mendukung keberhasilan
Selanjutnya modal sosial juga memiliki potensi pelaksanaan pekerjaan (Aguilera, 2012). Menurut
untuk dapat berdampak pada pelaksanaan teori modal sosial, modal sosial mengacu pada
fungsi anggota dewan perwakilan rakyat yang sumber daya yang bisa digunakan melalui
meliputi fungsi penganggaran, pengawasan dan hubungan sosial. Memiliki hubungan sosial
fungsi legislatif. Hal ini bermakna bahwa secara baik, dapat memperkuat individu dalam
keberadaan modal sosial akan dapat memediasi mencapai keberhasilan (Castilla et al., 2013).
hubungan antara kepribadian dan organizational Sejalan dengan teori modal sosial, sejumlah
citizenship behavior di satu sisi dengan pelaksanaan penelitian empiris memperlihatkan bahwa
fungsi anggota dewan perwakilan rakyat di sisi keberhasilan pelaksanaan tugas oleh seseorang
lain. Hasil survey awal peneliti terhadap terkait dengan modal sosial yang dimiliki.
sebagian anggota dewan perwakilan rakyat di
Aceh mengindikasikan bahwa mereka memiliki Krishna (2012) menyatakan, modal sosial dapat
kepribadian dan organizational citizenship behavior mendorong partisipasi politik, Klesner (2007)
(OCB) yang berbeda satu sama lain. Demikian menyatakan kepercayaan interpersonal dan
pula halnya modal sosial yang ada dalam diri keterlibatan dalam organisasi mendorong
mereka baik berkaitan dengan modal sosial seseorang untuk lebih aktif secara politik.
dimensi relasional, struktural maupun modal Penelitian empiris yang dilakukan Carey et al.
sosial dimensi kognitif. Pelaksanaan fungsi (2011) menemukan bahwa modal sosial
sebagai anggota dewan juga relatif berbeda relastional memediasi modal kognitif dan kinerja.
untuk ketiga fungsi baik fungsi penganggaran, Modal sosial relasional memediasi pengaruh
legislatif maupun fungsi pengawasan. Penelitian modal sosial struktural terhadap kinerja. Modal
ini bertujuan untuk mengembangkan model sosial struktural berhubungan positif dan kinerja
revitalisasi modal sosial dikalangan anggota tim. Namun hubungan tersebut tidak selalu linier
DPRD guna meningkatkan kinerja mereka (Yan et al., 2013). Modal sosial dapat
dalam menjalankan fungsi pengawasan. meningkatkan kemampuan anggota organisasi
untuk bekerja sama satu sama lain sehingga dapat
Tinjauan Literature meningkatkan kinerja organisasi secara
keseluruhan (Vishal et al., 2011). Kebanyakan
Organizational Citizenship Behavior penelitian mengindikasikan bahwa modal sosial
(OCB) struktural dan modal sosial interaksional
berhubungan positif dengan kinerja tim (Aaron,
Organizational Citizenship Behaviour atau perilaku 2011).
ekstra peran merupakan kontribusi pekerja
diatas dan lebih dari deskripsi kerja formal Kepribadian dan Modal Sosial
(Randall, 2010). Organ (2008); Aldag dan
Resckhe (2007) memberikan makna bahwa Keperibadian pada dasarnya merupakan

11 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol.2 | No.1 | 2018


Dahlan dan Yusra / Model Revitalisasi Modal Sosial Guna Meningkatkan Pelaksanaan Fungsi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

pengaturan dinamis yang tersembunyi dalam Metodologi Penelitian


diri seseorang yang merupakan suatu sistem
yang akan menciptakan susunan karakteristik Desain penelitian ini adalah desain kausalitas
tingkah laku, pikiran, dan perasaan seseorang. yakni menganalisis hubungan sebab akibat antar
Kepribadian dipandang sebagai motif tingkah variabel penelitian. Revitalisasi modal sosial dan
laku dan sistem tingkah laku. Kepribadian pelaksanaan fungsi anggota Dewan Perwakilan
mencakup konsep yang didasarkan pada suatu Rakyat merupakan variabel endogen yang akan
keadaan, proses dan struktur psikologis yang dijelaskan oleh dua variabel eksogen meliputi
menyebabkan suatu tingkah laku menjadi kepribadian dan organizational citizenship behavior
berarti (Widyasari et al., 2007). Perilaku manusia (perilaku OCB) anggota dewan itu sendiri.
baik disadari atau pun tidak disadari didasarkan Populasi penelitian adalah seluruh anggota DPR
pada motivasi tertentu yang merupakan di Aceh terdiri dari anggota DPRA dan DPRK
kekuatan dinamis dan pengarah perilaku kabupaten kota yang berjumlah 728 orang.
manusia. Orang-orang yang berkepribadian Sampel penelitian dibatasi hanya pada 175 orang
baik memuaskan kebutuhan-kebutuhan anggota DPRA, DPRK Aceh Besar, DPRK
psikologis secara kreatif dan produktif. Pidie, DPRK Banda Aceh dan DPRK Sabang.
Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian
Seseorang yang memiliki kepribadian yang baik lapangan (field research) dengan cara mengedarkan
akan cenderung memiliki modal sosial yang baik kuesioner kepada anggota DPRD. Kuesioner
pula (Seevers et al., 2015). Seseorang yang tersebut terdiri dari dua bagian. Bagian pertama
berkepribadian memiliki kesadaran dan berhubungan dengan karakeristik responden
penerimaan penuh terhadap diri mereka sendiri. yang terdiri dari jenis kelamin, usia, status
Mereka memahami dan menerima kekuatan dan perkawinan dan tingkat pendidikan. Bagian
kelemahan mereka serta menyadari potensi kedua berisi pernyataan-pernyataan berkaitan
mereka sebagai manusia yang memiliki dengan variabel penelitian.
kemampuan (Widyasari et al., 2007).
Kepribadian merupakan salah satu faktor Variabel penelitian terdiri dari pelaksanaan
penting keberhasilan seseorang dalam fungsi pengawasan anggota dewan perwakilan
lingkungan sosialnya. Hal ini berarti bahwa rakyat dan modal sosial. Fungsi pengawasan
kepribadian merupakan salah satu determinan terdiri dari 4 indikator. Indikator tersebut
penting yang menentukan modal sosial diadopasi dari Ashidiqie (2005) meliputi (1)
terutama modal sosial dimensi struktural dan Menjamin agar pemerintah daerah berjalan
dimensi relasional. sesuai dengan rencana; (2) menjamin
kemungkinan tindakan koreksi yang cepat dan
Organizational Citizenship Behavior tepat terhadap penyimpangan dan
(OCB) dan Modal Sosial penyelewengan yang ditemukan; (3)
Dalam penelitian-penelitian sebelumnya, Menumbuhkan motivasi dan perbaikan kinerja
organizational citizenship behavior (OCB) sering eksekutif; (4) mendorong pengurangan,
ditempatkan sebagai variabel dependen. peniadaan penyimpangan, dan (5) Meyakinkan
Namun pada kenyataannya, modal sosial juga bahwa kinerja pemerintah daerah sedang atau
mempengaruhi citizenship behavior (Podsakoff et telah mencapai tujuan dan sasaran yang telah
al., 2010). Hal ini didasarkan pada alasan bahwa ditetapkan.
citizenship behavior menjadi dasar terbentuknya
hubungan personal di antara sesama anggota Pengukuran modal sosial mengacu difokuskan
organisasi (Organ, 2008). Citizenship behavior juga pada modal sosial dimensi relasional
memberikan kontribusi pada perkembangan menggunakan 5 indikator yang dikembangkan
modal sosial kognitif dalam organisasi. Perilaku oleh Kale et al (2000) yang didasarkan pada studi
partisipasi sosial berkontribusi terhadap modal Dyer dan Singh (2008) dan Napiet dan Ghoshal
sosial struktural dan modal sosial relasional. (2008). Indikator-indikator tersebut meliputi: (1)
bersinergi secara baik, (2) saling percaya satu
sama lain, (3), saling menghargai, (4) memiliki
persahabatan yang baik, dan (5) memiliki
12 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol.2 | No.1 | 2018
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi (EMT), 2(1), 2018, 1-80

hubungan sosial yang baik. Variabel Hasil dan Pembahasan


organizational citizenship behavior (OCB) diukur Sesuai dengan yang direncanakan, sampel
dengan menggunakan lima indikator terdiri dari penelitian sebanyak 206 orang anggota dewan
altruisme, courtesy, sportmanship, civic virtue dan perwakilan rakyat di Aceh. Mereka adalah
conscientiousness atau generalized compliance anggota DPRA, DPRK Aceh Besar, DPRK
(Podsakoff et all., 1997; Organ, 2000). Pidie, DPRK Banda Aceh dan anggota DPRK
Selanjutnya skala untuk mengungkap Sabang. Pengumpulan data dilakukan dengan
kepribadian yang terkait variabel Big Five cara memberikan kuesioner penelitian kepada
Personality adalah sesuai dengan teori Goldberg masing-masing anggota DPRD tersebut.
(Pervin, 2000), yaitu faktor extraversion, Pengedarkan kuesioner berlangsung selama satu
agreeableness, concientiousness, emotional stability dan bulan mengingat tempat dan lokasi yang
openess to experience. berjauhan. Kuesioner yang berhasil
dikumpulkan hanya 184 eksamplar. Artinya
Model analisis data yang digunakan terdiri dari terdapat 22 kuesioner yang tidak kembali. Setelah
statistik deskriptif dan statistik inferensi. kuesioner terkumpul, kemudian dilakukan
Statistik deskriptif digunakan untuk proses penkodingan data. Pada tahap ini terdapat
menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan 9 kuesioner yang tidak lengkap terisi. Akhirnya
masing-masing variabel. Peralatan statistik kuesioner yang diolah dan dianalisis dalam
deskriptif yang digunakan untuk penelitian ini hanya 175 eksamplar, sehingga
mendeskripsikan penilaian anggota DPRD jumlah sampel penelitian menjadi 175 orang
terhadap fungsi pengawasan, modal sosial, anggota DPRD.
kepribadian dan perilaku OCB. Selanjutnya
statistik inferensi digunakan untuk menganalisis Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa
hubungan sebab akibat antar variabel. Dalam kepribadian dan perilaku OCB berpengaruh
hal ini, peneliti menggunakan structural equation terhadap modal sosial dan fungsi pengawasan
model (SEM) yang akan dioperasionalkan DPRD. Selanjutnya modal sosial juga
dengan software AMOS. Penggunaan SEM berpengaruh terhadap fungsi pengawasan
sebagai alat analisis data melalui beberapa anggota legislatif tersebut. Hasil ful structural
tahapan analisis terdiri dari confirmatory factor model yang memperlihatkan hubungan sebab
analysis (CFA) dan kemudian dilanjutkan dengan akibat antar variabel-variabel tersebut seperti
full structural model. dalam Gambar 1.

Gambar 1.
Hasil Full Structural Model

13 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol.2 | No.1 | 2018


Dahlan dan Yusra / Model Revitalisasi Modal Sosial Guna Meningkatkan Pelaksanaan Fungsi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Gambar 1 di atas tidak hanya memperlihatkan diindikasikan dengan kemampuan mereka


nilai koefisien jalur (Standardized Regression bersosialisasi dengan lingkungan kerja mereka
Weights) masing-masing variabel laten terutama sesama anggota legislatif.
eksogen terhadap variabel laten endogen,
tetapi juga memperlihatkan nilai loading factor Selanjutnya perilaku OCB juga berpengaruh
masing-masing indikator (manifest variable) positif terhadap modal sosial anggota DPRD
terhadap variabel laten. Hasil full structural dengan nilai koefisien estimasi sebesar 0,158.
model memperlihatkan nilai koefisien estimasi Namun pengaruh tersebut tidak signifikan pada
masing-masing konstruk eksogen (kepribadian keyakinan 95%, ditunjukkan oleh nilai p-value
dan OCB) terhadap modal sosial dan fungsi sebesar 0,074 > 0,05. Hal nii berarti signifikansi
pengawasan DPRD seperti terlihat dalam perilaku OCB terhadap modal sosial hanya
Tabel 1. wujud pada keyakinan 92,5 persen. Anggota

Tabel 1 Koefisien Estimasi Masing-masing Variabel

Sumber : Data Primer (Diolah), 2018 DPRD dengan perilaku OCB relatif baik akan
*** = 0,001 memiliki modal sosial yang juga relatif baik bila
dibandingkan dengan mereka yang memiliki
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dipahami perilaku OCB kurang baik. Dengan kata lain,
bahwa konstruk eksogen (kepribadian dan hubungan antara kedua variabel tersebut juga
perilaku OCB) berpengaruh terhadap konstruk searah dan signifikan pada keyakinan 92,5%.
endogen (modal sosial dan fungsi pengawasan
anggota DPRD). Selain itu, modal sosial juga Analisis Pengaruh Kepribadian dan Perilaku
berpengaruh secara langsung terhadap fungsi OCB terhadap Fungsi Pengawasan Anggota
pengawasan. Sehingga keberadaan modal sosial DPRD
dapat dimaknai sebagai variabel intervening
(perantara) antara kepribadian dan perilaku Kepribadian berpengaruh positif dan signifikan
OCB di satu sisi dengan fungsi pengawasan di terhadap fungsi pengawasan anggota DPRD,
sisi lain. Dengan kata lain, kepribadian dan ditunjukkan oleh nilai koefisien estimasi sebesar
perilaku OCB tidak hanya dapat berpengaruh 0,373 dengan nilai p-value sebesar 0,001 < 0,05.
secara langsung terhadap fungsi pengawasan, Pengaruh langsung (direct effect) kepribadian
tetapi juga dapat melalui modal sosial sebagai terhadap fungsi pengawasan sebesar 13,91
variabel intervening (perantara). persen (0,373)2. Hal ini berarti bahwa anggota
legislatif dengan kepribadian relatif baik akan
Kepribadian berpengaruh positif dan signifikan cenderung melaksanakan tugasnya dalam
terhadap modal sosial anggota DPRD, menjalankan fungsi pengawasan secara lebih
ditunjukkan oleh nilai koefisien estimasi sebesar baik. Artinya, terdapat hubungan searah antara
0,400 dengan nilai p-value sebesar 0,001 < 0,05. kepribadian dengan kecenderungan mereka
Pengaruh langsung (direct effect) kepribadian untuk melaksanakan fungsi pengawasan sebagai
terhadap modal sosial sebesar 16,0 persen salah satu fungsi anggota legislatif.
(0,400)2. Hal ini berarti bahwa anggota legislatif
dengan kepribadian relatif baik akan cenderung Selanjutnya perilaku OCB juga berpengaruh
memiliki modal sosial yang juga relatif baik. positif dan signifikan terhadap fungsi
Artinya, terdapat hubungan searah antara pengawasan anggota DPRD dengan nilai
kepribadian dengan modal sosial yang koefisien estimasi sebesar 0,315 dengan nilai p-

14 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol.2 | No.1 | 2018


Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi (EMT), 2(1), 2018, 1-80

value sebesar 0,001 < 0,05. Anggota DPRD modal sosial dan kepribadian secara bersamaan
dengan perilaku OCB relatif baik akan terhadap fungsi pengawasan anggota DPRD juga
cenderung melaksanakan fungsi pengawasan menunjukkan angka masing-masing sebesar
yang lebih baik bila dibandingkan dengan 0,001 (signifikan). Sehingga dapat diartikan
mereka yang memiliki perilaku OCB kurang bahwa modal sosial memediasi pengaruh
baik. kepribadian terhadap fungsi pengawasan. Efek
mediasi yang dimunculkan oleh modal sosial
Analisis Pengaruh Modal Sosial terhadap adalah partial mediation (mediasi parsial).
Fungsi Pengawasan Anggota DPRD
Analisis Pengaruh Perilaku OCB terhadap
Modal sosial berpengaruh positif dan signifikan Fungsi Pengawasan Anggota DPRD melalui
terhadap fungsi pengawasan anggota DPRD, Modal Sosial
ditunjukkan oleh nilai koefisien estimasi 0,458
dan nilai p-value 0,001 < 0,05. Pengaruh Koefisien estimasi perilaku OCB terhadap modal
langsung modal sosial terhadap fungsi sosial sebesar 0,158 dan koefisien estimasi modal
pengawasan sebesar 20,98 persen (0,458)2. sosial terhadap fungsi pengawasan anggota
Anggota DPRD dengan modal sosial lebih baik DPRD sebesar 0,458. Dengan demikian
akan melaksanakan fungsi pengawasan yang pengaruh tidak langsung (indirect effect) perilaku
lebih baik pula bila dibandingkan dengan OCB terhadap fungsi pengawasan anggota
mereka yang memiliki modal sosial kurang baik. DPRD melalui modal sosial sebesar 7,24 persen
Sebaliknya anggota DPRD dengan modal sosial (0,158*0,458), lebih kecil bila dibandingkan
kurang baik, maka fungsi pengawasan yang dengan pengaruh langsung (direct effect) sebesar
dijalankannya lebih buruk bila dibandingkan 9,92 persen. Dengan demikian dapat diartikan
dengan mereka yang memiliki modal sosial bahwa keberadaan modal sosial dapat tidak
relatif baik. Hal ini berarti terdapat hubungan memperkuat pengaruh perilaku OCB terhadap
searah dan signifikan antara modal sosial fungsi pengawasan anggota DPRD. Hasil
dengan fungsi pengawasan anggota DPRD. pengolahan data memperlihatkan nilai sig untuk
pengaruh perilaku OCB terhadap modal sosial
Analisis Pengaruh Kepribadian terhadap sebesar 0,001 (signifikan), dan nilai sig untuk
Fungsi Pengawasan Anggota DPRD pengaruh perilaku OCB terhadap fungsi
melalui Modal Sosial pengawasan anggota DPRD sebesar 0,001
(signifikan). Selanjutnya nilai sig pengaruh modal
Koefisien estimasi kepribadian terhadap modal sosial dan perilaku OCB secara bersamaan
sosial sebesar 0,400 dan koefisien estimasi terhadap fungsi pengawasan anggota DPRD juga
modal sosial terhadap fungsi pengawasan menunjukkan angka masing-masing sebesar
anggota DPRD sebesar 0,458. Dengan 0,001 (signifikan). Sehingga dapat diartikan
demikian pengaruh tidak langsung (indirect effect) bahwa modal sosial memediasi pengaruh
kepribadian terhadap fungsi pengawasan perilaku OCB terhadap fungsi pengawasan. Efek
anggota DPRD melalui modal sosial sebesar mediasi yang dimunculkan oleh modal sosial
18,32 persen (0,400*0,458), lebih besar bila adalah partial mediation (mediasi parsial).
dibandingkan dengan pengaruh langsung (direct
effect) kepribadian terhadap fungsi pengawasan Simpulan dan Saran
sebesar 13,91 persen. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa keberadaan modal sosial dapat 1. Kepribadian dan perilaku OCB berpengaruh
memperkuat pengaruh kepribadian terhadap positif terhadap modal sosial anggota DPRD
fungsi pengawasan anggota DPRD. Hasil di Aceh. Semakin baik kepribadian dan
pengolahan data memperlihatkan nilai sig untuk perilaku OCB anggota legislatif tersebut akan
pengaruh kepribadian terhadap modal sosial semakin baik pula modal sosial mereka yang
sebesar 0,001 (signifikan), dan nilai sig untuk diindikasikan dengan kemampuan mereka
pengaruh kepribadian terhadap fungsi untuk berinteraksi secara sosial dengan
pengawasan anggota DPRD sebesar 0,001 semua pihak terutama sesama anggota
(signifikan). Selanjutnya nilai sig pengaruh legislatif. Dengan demikian disimpulkan

15 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol.2 | No.1 | 2018


Dahlan dan Yusra / Model Revitalisasi Modal Sosial Guna Meningkatkan Pelaksanaan Fungsi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

bahwa kepribadian dan perilaku OCB hubungan sosial secara baik di antara sama
merupakan faktor dominan dalam anggota DPRD.
memperkuat (merevitalisasi) modal sosial
dikalangan anggota legislatif tersebut. Ucapan Terima Kasih
2. Kepribadian dan perilaku OCB
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penelitian ini didukung oleh Kementrian Riset
pelaksanaan fungsi pengawasan anggota dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) dalam
DPRD di Aceh. Semakin baik kepribadian bentuk dana hibah skim penelitian dosen pemula
dan perilaku OCB anggota legislatif tersebut (PDP). Kami berterima kasih kepada tim teknis
akan semakin baik pelaksanaan fungsi dan anggota yang terlibat secara tidak langsung
pengawasan yang mereka lakukan. dalam penelitian ini. Terima kasih juga tidak lupa
Sebaliknya, penurunan kualitas kepribadian juga kepada P3M STIES yang telah memberikan
dan perilaku OCB berdampak buruk pada dukungan penelitian dalam bentuk penyediaan
penurunan pelaksanaan fungsi pengawasan. sarana penelitian dan konsultasi teknis.
3. Modal sosial memediasi pengaruh
kepribadian dan perilaku OCB terhadap Daftar Pustaka
fungsi pengawasan anggota DPRD di Aceh.
Efek mediasi yang ditimbulkan oleh modal Aaron W. Clopton. 2011. Social capital and
sosial sebagai variabel perantara adalah team performance, Team Performance
mediasi penuh (partial mediation). Management, 17(7/8): 369-381.
Peningkatan kualitas modal sosial di
kalangan anggota dewan sangat Abbasi, A. et al. 2011. Social Capital and
menentukan kualitas fungsi pengawasan Individual Performance: A Study of
yang mereka lakukan sebagai anggota Academic Collaboration. Journal of the
legislatif. Association for Information Science and
Technology, 63(12): 1-18.
Saran-saran
Mengacu pada kesimpulan yang diuraikan di Abdullahi, S., dan Gorji, M. 2014. The
atas, maka yang menjadi saran dan rekomendasi relationship between social capital and
penelitian ini sebagai berikut. organizational citizenship behavior in
1. Pimpinan DPRD di Aceh diperlukan
universities, Advanced Research in
mengambil langkah-langkah strategis Economic and Management Sciences, 17,
dalam upaya meningkatkan kepribadian 68-75.
dan perilaku OCB anggotanya. Secara
operasional upaya peningkatan kepribadian Aguilera, M. B. 2012. The impact of social
dan perilaku OCB dikalangan anggota capital on labor force participation:
legislatif dapat dilakukan dengan cara evidence from the 2000 social capital
meningkatkan kekompakkan antara sesama benchmark survey. Social Science
anggota legislatif. Adanya keterlibatan Quarterly, 83, 853-874.
mereka dalam berbagai kegiatan yang
dilakukan secara bersama-sama misalnya, Aldag, Ray dan Reschke, Wayne. 2007.
dapat membentuk kepribadian dan Employee Value Added: Measuring
perilaku OCB yang lebih baik dikalangan Discretionary Effort and Its Value to the
anggota legislatif tersebut. Organization Center for Organization
2. Pimpinan DPRD di Aceh perlu
Effectiveness Inc. USA. London.
meningkatkan modal sosial masing-masing
anggotanya. Upaya peningkatan modal Baron, R.M., and Kenny, D.A. 1986. The
sosial dapat dilakukan dengan Moderator-Mediator Variable Distinction
meningkatkan sinergisitas dalam in Social Psychological Research:
pelaksanaan tugas, membangun sikap Conceptual, Strategic, and Statistical
saling percaya dan saling menghargai satu Considerations, Journal of Personality and
sama lain serta menjalin persahabatan dan Social Psychology, 51 (6):1173–1182.
16 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol.2 | No.1 | 2018
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi (EMT), 2(1), 2018, 1-80

Carey, S., Lawson, B., and Krause, D.R. 2011. Oliveira, J. F. D. 2013. The Influence of the
Social Capital Configuration, Legal Bonds Social Capital on Business Performance:
and Performance in Buyer–Supplier an Analysis in the Context of Horizontal
Relationships. Journal of Operations Business Networks. RAM. Revista de
Management 29: 277–288. Administração Mackenzie,14(3), 209-235.

Castilla, E. J., Lan, G. J., & Rissing, B. A. 2013. Organ, D. W., dan Ryan, K. 2008. A meta-
Social networks and employment: analytic review of attitudinal and
mechanisms (part I). Sociology Compass, dispositional predictors of organisational
7, 999-1012. citizenship behavior. In: Personnel
Psychology 48, 775-802.
Dyer, J., and Singh, J. 2008. The Relational
View: Cooperative Strategy and Sources Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B., Paine, J. B.,
of Interorganizational Competitive & Bachrach, D. G. 2010. Organizational
Advantage. Academy of Management citizenship behaviors: A crit-ical review of
Review 23 (4): 660–679. the theoretical and empirical literature and
suggestions for future research. Journal of
Elanain, H. A. 2007. Relationship between Management, 26: 513-563.
personality and organizational citizenship
behavior: Does personality influence Randall, D. M. 2010. The Consequences Of
employee citizenship? International Organizational Commitment:
review of Business Research Papers, 3, Methodological Investigation. Journal of
31-43 Organizational Behavior, 11: 361-378.

Klesner, J. L. 2007. Social Capital and Political Robbins, S.P. 2008 Perilaku Organisasi, Edisi
Participation in Latin America: Evidence Kesepuluh, Indeks, Jakarta.
from Argentina, Chile, Mexico, and Peru,
Latin American Research Review, 42(2), Seevers, M. T., Johnson, B. R., dan Darnold, T.
1-32. C. 2015. Social Networks In The
Classroom: Personality Factors As
Krishna, A. 2012. Enhancing Political Antecedents Of Student Social Capital,
Participation in Democracies: What is the American Journal Of Business Education,
Role of Social Capital?” Comparative (8)3, 193-206.
Political Studies 35: 427–60.
Tsai, W., and Ghoshal, S. 2008. Social Capital
Labay, I., Sujianto., dan Zulkarnaini. 2012. and Value Creation: The Role of Intrafirm
Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, Networks. Academy of Management
Motivasi Kerja, Dan Kinerja Anggota Journal 41 (4): 464–476.
DPRD, Jurnal Kebijakan Publik, 3(2), 59-
141. Vishal K. Gupta, Rui Huang, Ali A. Yayla.
2011. Social Capital, Collective
Leana, C. R., dan Pil, F. K. 2008. Social Capital Transformational Leadership and
and Organizational Performance: Performance: A Resource-Based View of
Evidence from Urban Public Schools, Self-Managed Teams, journal of
Organization Science, 17(3), 353–366. managerial issues, 23(1), 31-45.

Macke, J., dan Dilly, E. K. (2010) Social Widyasari, Syahrini dan Santosa. 2007.
Capital Dimensions in Collaborative Pengaruh Kepribadian Terhadap Kinerja
Networks: The Role Of Linking Social Karyawan Berpendidikan Tinggi: Analisis
Capital, International Journal of Social Pada Perusahaan Peternakan di Jawa
Inquiry, 3(2), 121-136. Tengah dan Daerah Istimewah

17 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol.2 | No.1 | 2018


Dahlan dan Yusra / Model Revitalisasi Modal Sosial Guna Meningkatkan Pelaksanaan Fungsi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Yogyakarta, Jurnal Kinerja, 11(1), 40-49.

Yan Yu, Jin-Xing Hao, Xiao-Ying Dong,


Mohamed Khalifa. 2013. A multilevel
model for effects of social capital and
knowledge sharing in knowledge-
intensive work teams, International
Journal of Information Management, 33:
780–790.

18 | Jurnal Ekonomi dan Manajemen Teknologi Vol.2 | No.1 | 2018

Anda mungkin juga menyukai