Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH DIIT HIPERTENSI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah penyakit yang umum dijumpai. Diperkirakan satu dari empat populasi dewasa di
Amerika atau sekitar 60 juta individu dan hampir 1 milyar penduduk dunia menderita hipertensi,
dengan mayoritas dari populasi ini mempunyai risiko yang tinggi untuk mendapatkan komplikasi
kardiovaskuler. Data yang diperoleh dari Framingham Heart Study menyatakan bahwa prevalensi
hipertensi tetap akan meningkat meskipun sudah dilakukan deteksi dini dengan dilakukan
pengukuran tekanan darah (TD) secara teratur. Pada populasi berkulit putih ditemukan hampir 1/5
mempunyai tekanan darah sistolik (TDS) lebih besar dari 160/95 mmHg dan hampir separuhnya
mempunyai TDS lebih besar dari 140/90 mmHg. Prevalensi hipertensi tertinggi ditemukan pada
populasi bukan kulit putih. Hipertensi yang tidak terkontrol yang dibiarkan lama akan mempercepat
terjadinya arterosklerosis dan hipertensi sendiri merupakan faktor risiko mayor terjadinya penyakit-
penyakit jantung, serebral, ginjal dan vaskuler. Pengendalian hipertensi yang agresif akan
menurunkan komplikasi terjadinya infark miokardium, gagal jantung kongestif, stroke, gagal ginjal,
penyakit oklusi perifer dan diseksi aorta, sehingga morbiditas dapat dikurangi.

Penderita hipertensi perlu mengatur pola makan dan apa yang konsumsi. Penatalaksaan diit pada
dengan tepat akan membantu menangani penyakit hipertensi.

B. Tujuan

1. Mengetahui tujuan dari diit pada penderita Hipertensi

2. Mengetahui prinsip dari diit pada penderita Hipertensi

3. Mengetahui macam diit pada penderita Hipertensi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan
diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996). Pendapat lain dikemukakan oleh Luckman Sorensen
(1996), Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan
darah diastolic lebih dari 90 mmHG. Dan juga Barbara Hearrison (1997) Hipertensi adalah suatu
keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah
diastolic 90 mmHg ataulebih.

Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan
angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah
baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya.

Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas
normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan
darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan
tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat saat beraktifitas atau berolahraga.

B. Macam macam Hipertensi

1. Hipertensi Primary

Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dari
gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan
mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk
terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula seseorang yang berada dalam lingkungan atau
kondisi stress tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang
yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.

2. Hipertensi Secondary

Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi
sebagai akibat seseorang menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal,
atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada Ibu hamil, tekanan darah secara umum
meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas
normal atau gemuk.

Pregnancy Induced Hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam istilah kesehatan (medis) bagi
wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi Hipertensi pada ibu hamil dapat tergolong sedang
ataupun berbahaya. Seorang ibu hamil dengan tekanan darah tinggi bisa mengalami Preeclampsia
dimasa kehamilan.

Preeclamsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi, sehingga merasakan
keluhan seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang membengkak,
kurang nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi
maka disebut eclamsia.
C. Penyebab Hipertensi

Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat hormon,
termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat
meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab
terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman
yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya
tekanan darah tinggi.

Penyebab tekanan darah yang paling sering adalah aterosklerosis atau penebalan dinding arteri yang
membuat hilangnya elastisitas pembuluh darah. Sebab lainnya adalah faktor keturunan,
bertambahnya jumlah darah yang dipompa jantung, penyakit pada ginjal, kelenjar adrenal, dan
sistem syaraf sipatis. Pada mereka yang hamil, kelebihan berat badan, stres, dan tekanan mental,
hipertensipun kerap menghinggapinya. Akibat dari hipertensi bisa beragam, seperti komplikasi
pembesaran jantung, penyakit jantung koroner, dan pecahnya pembuluh darah otak.

D. Gejala Hipertensi

1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg

2. Sakit kepala

3. Epistaksis

4. Pusing / migrain

5. Rasa berat ditengkuk

6. Sukar tidur

7. Mata berkunang kunang

8. Lemah dan lelah

9. Muka pucat

10. Suhu tubuh rendah

E.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Tujuan Diit Hipertensi


Modifikasi diit atau pengaturan diit sangat penting pada klien hipertensi, tujuan utama dari
pengaturan diit hipertensi adalah mengatur tentang makanan sehat yang dapat mengontrol tekanan
darah tinggi dan mengurangi penyakiit kardiovaskuler. Secara garis besar, diit hipertensi untuk
menanggulangi atau minimal mempertahankan keadaan tekana darah.

Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah untuk penurunan mortalitas dan morbiditas yang
berhubungan dengan hipertensi. Mortalitas dan morbiditas ini berhubungan dengan kerusakan
organ target (misal: kejadian kardiovaskular atau serebrovaskular, gagal jantung, dan penyakit
ginjal). Mengurangi resiko merupakan tujuan utama terapi hipertensi, dan pilihan terapi obat
dipengaruhi secara bermakna oleh bukti yang menunjukkan pengurangan resiko.

B. Prinsip Diit Hipertensi

Prinsip Diit yang berhubungan dengan pencegahan hipertensi, mencakup:

1. Upaya mempertahankan berat badan yang ideal / normal menurut tinggi badan dengan IMT
yang tidak melebihi 22 dan lingkaran perut yang tidak lebh dari 90 cm pada laki-laki serta 80cm pada
perempuan.

2. Penerapan diit DASH yang kaya akan serat pangan dan mineral tertentu disamping diit rendah
garam, kolestrol , lemak terbatas serta diit kalori seimbang menurut penyakit penyertanya
(hipertensi, DM).

3. Membatasi asupan garam dapir hingga 3gr/hari, dengan memperhatikan pemberian mineral
seperti kalsium dan magnesium menurut AKG.

a. Untuk pengurangan konsumsi natrium (biscuit, roti susu, keju, sosis, kecap dll), karena
pembatasan natrium akan memberikan efek yang menguntungkan dalam meningkatkan efektifitas
terapi anti hipertensi.

b. Asupan kalium yang memadai (singkong, kentang daging ayam, kacang hijau, apel, duku,
bayam, kembang kol, dll), karena asupan kalium yang memadai sangat penting untuk
mempertahankan tekanan darah yang rendah. Masalah ini menjadi penting khususnya jika pasien
mendapatkan dieuretic yang meningkatkan ekskresi kalium. Pasien harus diajnurkan untuk
mengkonsumsi makanan dengan kandungan kalium yang memadai , sehingga kadar serum yang
normal dapat dipertahankan.

c. Asupan kalium/hari menurut AKG : 800mg/hari untuk laki-laki dan 1000mg/hari untuk wanita.

4. Membatasi bahan aditif pangan yang kaya akan natrium (MSG, sodium bilkarbonat, nitrit,
sodium benzoat) termasuk makanan 7 S (Snack, Saus, {saus tomat, kecap asin, taoco}, Sup yang
dikalengkan , Salted meat/fish {ham bologna, ikan asin}, Smoked meat/fish {ikan/daging asap},
Seasoning {berbagai bumbu yang kaya akan MSG} dan Saverkraut {acar dan sayur asin}).

5. Olahraga aerobic secara teratur.


C. Macam-macam Diit Hipetensi

Ada empat macam diit untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan keadaan tekana darah
(Astawan,2002) , yaitu :

1. Diit rendah garam

Diberikan kepada pasien dengan edema atau asites serta hipertensi. Tujuan diit rendah garam
adalah untuk menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah edema dan penyakit jantung (lemah
jantung). Adapun yang disebut rendah garam bukan hanya membatasi konsumsi garam dapur tetapi
mengkonsumsi makanan rendah sodium atau natrium (Na).Oleh karena itu yang sangat penting
untuk diperhatikan dalam melakukan diit rendah garam adalah komposisi makanan yang harus
mengandung cukup zat – zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan rendah sodium
dan natrium (Gunawan, 2001).

Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder,MSG (Mono
Sodium Glutamat), pengawet makanan atau natrium benzoat (Biasanya terdapat didalam saos,
kecap, selai, jelly), makanan yang dibuat dari mentega serta obat yang mengandung natrium (obat
sakit kepala). Bagi penderita hipertensi, biasakan penggunaan obat dikonsultasikan dengan dokter
terlebih dahulu. (Hayens, 2003).

Tujuan diit garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan
tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Adapun syarat-syarat diit garam
rendah adalah :

a. Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin.

b. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.

c. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan/atau hipertensi.

Pemberian diit garam rendah tergantung pada berat tidaknya retensi garam/air dan hipertensi.
Terdapat 3 jenis diit garam rendah yaitu :

a. Diit Garam Rendah I (200-400 mg Na)

Diit garam rendah I ditujukan pada pasien dengan asites/edema dan hipertensi berat. Pada kondisi
ini tidak diperkenankan menambahkan garam ke dalam masakan yang dikonsumsi dan menghindari
makanan yang tinggi natrium.

b. Diit Garam Rendah II (600-800 mg Na)


Diit ini diberikan kepada pasien edema/asites, dan hipertensi yang tidak terlalu berat. Dianjurkan
menghindari makanan dengan kandungan natrium tinggi. Diperbolehkan menggunakan garam
dalam pemasakan sebesar 0,5 sendok teh (2g).

c. Diit Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)

Diit ini diberikan pada pasien dengan edema atau hipertensi ringan. Pada maskaannya boleh
ditambahkan garam dapur sebanyak 1 sendok teh (4g). Namun tetap menghindari jenis makanan
yang mengandung natrium tinggi

2. Diit rendah kolestrol dan lemak terbatas.

Di dalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu : kolestrol, trigeserida, dan pospolipid.Tubuh
memperoleh kolestrol dari makanan sehari – hari dan dari hasil sintesis dalam hati. Kolestrol dapat
berbahaya jika dikonsumsi lebih banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan
kolestrol dapat terjadi karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol
tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25 – 50 % dari setiap makanan (Amir, 2002).

3. Diit tinggi serat

Serat terdiri dari dua jenis yaitu serat kasar (Crude fiber) dan serat kasar banyak terdapat pada
sayuran dan buah – buahan, sedangkan serat makanan terdapat pada makanan karbohidrat yaitu :
kentang, beras, singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah penyakit tekanan
darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya
membuang bersama kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika makanan yang dikonsumsi mengandung
serat kasar yang cukup tinggi (Mayo, 2005).

4. Diit rendah kalori

Dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat badan.Kelebihan berat badan atau obesitas akan
berisiko tinggi terkena hipertensi. Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun mudah
terkena hipertensi. Dalam perencanaan diit, perlu diperhatikan hal – hal berikut :

a. Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk penurunan
500 gram atau 0.5 kg berat badan per minggu.

b. Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.

c. Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Penyakit Hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang mana dapat dihadapi
baik itu dibeberapa negara yang ada didunia maupun di Indonesia.

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa tawar dengan
menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin
atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa.
Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan
garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan
garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari.

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan adalah Pengobatan tekanan darah tinggi dimulai dengan
perubahan-perubahan gaya hidup untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi
resiko terkena penyakit jantung. Jika perubahan-perubahan itu tidak memberikan hasil, mungkin
anda perlu mengkonsumsi obat-obat untuk penderita darah tinggi, tentu saja dengan berkonsultasi
dengan dokter. Bahkan jika anda harus mengkonsumsi obat-obatan, alangkah baiknya disertai
dengan perubahan gaya hidup yang dapat membantu anda mengurangi jumlah atau dosis obat-
obatan yang anda konsumsi.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi tentang “Diit pada Hipertensi”. Makalah ini
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Kami berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami
demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://asaindah.blogspot.com/2008/12/penatalaksanaan-diet-pada-penderita.html

http://harliefelicetia.blogspot.com/2011/09/diet-pada-klien-dengan-penyakit.html

http://medicalera.com/3/9041/diet-garam-rendah
http://kholilahpunya.wordpress.com/2009/04/15/apa-itu-hipertensi/

Anda mungkin juga menyukai