Anda di halaman 1dari 21

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bijih Nikel


Ore (bijih) adalah endapan bahan galian yang dapat diekstrak (diambil) mineral
berharganya secara ekonomis. Bijih diekstraksi melalui penambangan, kemudian
hasilnya dimurnikan lagi untuk mendapatkan unsur-unsur yang bernilai ekonomis.
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol
Ni dan nomor atom 28. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni,
Nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam
lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras.
Endapan bijih Nikel terbentuk dari proses pelapukan batuan ultrabasa dimana
batuan ini banyak mengadung mineral Olivin, Piroksin, Magnesium, Nikel, Silika
dan besi. Pada saat pelapukan Nikel tertransportasi oleh air kelapisan yang biasa
disebut saprolit sedangkan besi akan berasosiasi dengan oksida dan berada pada
lapisan atas.
Bijih Nikel Sulfida merupakan endapan yang terjadi sebagai mineral kompleks
dengan kandungan tembaga, perak, dan kobalt. Bijih laterit merupakan endapan
massif dan dapat ditemukan pada permukaan tanah atau tidak jauh di dalam
permukaan tanah. Sebagian besar Nikel terdapat dalam inti bumi bersama besi,
sehingga jumlah yang ditemukan di kerak bumi relatif kecil.

2.2 Tujuan Proses Pengolahan


Dikaitkannya dengan rencana pemasaran dan operasi penambangan endapan
Nikel, maka pengadaan proses pengolahan cadangan Nikel (Nikel Processing
Plan/NCP) bertujuan untuk mengolah cadangan Nikel menjadi produk (Product
area) yang sesuai dengan permintaan pasar. Dengan mempertimbangkan beberapa
hal, misalnya kualitas atau mutu cadangan Nikel, yang salah satunya adalah
dengan proses blending. (Suwandhi A, 2004).

5
2.3 Blending Sebagai Upaya Mengoptimalkan Ketersediaan Bijih Nikel
Sesuai Spesifikasi Ekspor.
Proses blending merupakan proses terkendali pencampuran dua atau lebih
produk secara bersamaan, dengan kualitas spesifik yang berbeda untuk
menghasilkan produk yang sesuai denga permintaan pasar. Proporsi dari masing-
masing produk di control agar menghasilkan produk akhir tunggal yang terpisah
dengan kualitas spesifik yang diinginkan. (Sahrul ST, 2014).

2.4 Sampling
Sampling adalah suatu proses untuk mendapatkan sebagian kecil dari suatu
massa yang besar (endapan) yang cukup representatif untuk mewakili massa
tersebut, hal ini di dasarkan pertimbangan yang logis seperti keterbatasan biaya,
waktu, dan tenaga.
Pengambilan sampling/conto penting untuk mengetahui kadar dari bijih dan
penyebarannya, menghitung besarnya cadangan, perencanaan, dan operasi
penambangan yang sesuai dan menentukan metode pengolahan yang cocok.
Kemurnian sampling sangat mempengaruhi adanya perubahan kadar dari suatu
biji yang akan diteliti, apabila sampling yang tidak murni akan berdampak pada
persentase kadar yang dihasilkan.
Dengan tidak murninya sampling yang akan dipreparasi dapat menimbulkan
kontaminasi antara sampling yang satu dengan sampling yang lain. Kontaminasi
terjadi bisa di akibatkan oleh percampuran dengan sampling yang lain,
percampuran dengan zat lain atau kontaminasi lewat peralatan yang di gunakan. (
Eka Wardani, 2014 )

2.5 Metode Pengambilan Conto


Metode pengambilan conto (sampling) menurut ( Eka Wardani, 2014 ) terbagi
beberapa bagian adalah:
1. Channel Sampling.
Channel sampling adalah cara pengambilan conto dengan membuat alur
(chanel) sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bijih.

6
2. Conto ruah (Bulk Sampling)
Bulk Sampling adalah merupakan metode sampling dengan cara
mengambil material dalam jumlah yang besar dan umumnya dilakukan
pada semua fase kegiatan (eksplorasi sampai dengan pengolahan).
3. Conto tertahan (Chip Sampling)
Chip Sampling adalah sala satu metode sampling dengan cara
mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu
jalur dengan lebar  15 cm yang memotong zona mineralisasi
menggunakan palu atau pahat.
4. Pile Sampling
Cara pengambilan conto pada pile atau ore bin, untuk ini semua harus tahu
saat mengadakan pengisian (pilling) karena hal ini mempengaruhi letak
butiran.
5. Sumur Uji (Test Pit)
Cara pengambilan conto dengan membuat sumuran, metode ini dapat
dikombinasikan dengan channel sampling.
6. Drill Hole Sampling
Cara pengambilan conto dari hasil pemboran inti dimana prosedur
sampling ini berdasarkan pada alat bor yang digunakan.
7. Paritan Uji (Trenching)
Cara pengambilan conto dengan membuat parit pada singkapan bijih
memotong atau tegak lurus singkapan.
8. Grab Sampling
Grab Sampling merupakan teknik pengambilan conto dengan cara
mengambil sebagian fragmen yang berukuran besar dari suatu material
yang mengandung mineralisasi secara acak. Tingkat ketelitian conto pada
metode ini relatif cukup besar.
Adapun kondisi pengambilan contoh dengan teknik Grab Sampling ini
dilakukan antara lain:
a. Pada tumpukan material hasil pembongkaran untuk mendapatkan
gambaran umum kadar.

7
b. Pada pragment material hasil dari selective mining dan Stock Pile
untuk memperoleh pengecekan kualitas kadar

2.6 Teknik penggalian/pengambilan Sampel


a. Karakteristik endapan
Karakteristik endapan yang cocok ditambang dipengaruhi oleh pola
penyebaran endapan, kekerasan, dan kelunakan bijih. Badan bijih dapat berbentuk
teratur atau tidak (massive). Bagi bijih yang berbentuk tabular atau berlapis harus
cukup lebar dan kemiringan relatif datar. Semakin rendah kemiringan maka akan
semakin mudah proses penggalian.
b. Keseragaman kadar
Keseragaman kadar yang bervariasi adalah hal yang harus diperhatikan dalam
penambangan, dengan mengetahui penyebaran kadar pada daerah tertentu, maka
dalam penambangan dapat diperhitungkan untuk melakukan mixing/blending agar
mencapai kadar sesuai dengan yang diinginkan.
c. Kombinasi peralatan.
Maksud dari pemilihan kombinasi peralatan adalah untuk memperhitungkan
keefektifan operasi penambangan dimana dengan peralatan yang cocok, baik
dalam pekerjaan pengupasan tanah penutup maupun pekerjaan produksi mendapat
perolehan yang maksimal. Hal – hal yang mempengaruhi pemilihan kombinasi
peralatan meliputi ukuran badan bijih, distribusi nilai endapan serta kompak atau
tidaknya lapisan tanah penutup.
d. Produksi yang diinginkan.
Target produksi yang diinginkan meliputi COG (Cut Off Grade) dan tonase
yang akan diproduksi per waktu tertentu. COG adalah batas kadar rata – rata
terendah yang masih dapat di blending dengan material lain sehingga
mendapatkan material bijih sesuai dengan yang diinginkan. Dimana saat kadar
bijih pada daerah yang akan digali tidak memenuhi COG seperti tersebut diatas,
maka perlu adanya pertimbangan lain, misalnya meneruskan penggalian dan
hasilnya akan di blending dengan material dengan kadar bijih yang tinggi
sehingga dapat memenuhi COG, atau tidak meneruskan penggalian karena akan
menambah biaya operasional terutama untuk peralatan.

8
Pengambilan conto jika ditinjau secara umum dimaksudkan untuk mengambil
sebagian dari massa tersebut yang cukup representatif untuk mewakili
keseluruhan yang besar. Sampling atau pengambilan conto adalah suatu proses
pengambilan sebagian kecil endapan yang mana bagian tersebut dapat mewakili
keseluruhan endapan. Cara pengambilan conto didasarkan pada JIS (Japanese
Industrial Standart), yaitu dengan cara two stage sampling dan devision method of
increment.
Pada prosedur Japanesse Industrial Standart (JIS) dan dapat dilakukan
dengan cara mengambil satu incerement dengan untuk dua ritasi dengan
menggunakan kapasitas sekitar 20 Kg harus bias mewakili 23 ton ore nikel. Conto
yang telah diambil dimasukan dalam kantong plastik yang diberi kode serta diikat
dengan tali yang mempunyai warna tertentu untuk membedakan setiap conto pada
pit/areal yang sama dengan warna yang sama pula. Kemudian kantong – kantong
tersebut dikirim ke preparasi conto yang tertulis seperti kode pada pit
penambangan, nomor titik bor, tanggal penambangan dan nama dari tumpukan
seperti contoh :
- 17/10/09 SANTIKA/EFO/CL00570
- 18/10/09/SANTIKA/ETO/CL00570
Apa bila hendak mengambil sejumlah Sampel agar dapat mewakili keadaan
dan sifat dari keseluruhan material, dapat mempergunakan rumus sebagai berikut :

G=n/N
Dimana :
G = Berat sampel minimum
N = Jumlah butiran tiap gram
n = Jumlah butiran minimum

N = 0,45 X / E2
Dimana :
X = Kadar rata-rata (%)
E = Kesalahan maksimum
(Sumber : Eka Wardani, 2014 )

9
Cara two stage sampling adalah pengambilan conto melalui dua tahap secara
sistematis yaitu pada tahap pertama dilakukan pengambilan conto pada dua titik
yang berhadapan sedangkan pada tahap kedua dilakukan penggabungan conto
keseluruhan pada suatu tempat yang sama (Gambar 2.1).

1. B = 10 kg
2. B = 10 kg
A. 1 2 B.
Tampak samping Tampak atas
Keterangan :
1
A. Pengambilan conto pada2dua titik yang berhadapan
B. Dilakukan penggabungan conto keseluruhan pada tempat yang sama dengan titik
yang berbeda masing-masing 10 kg.
Titk pengambilan sammpel

Gambar 2.1 Cara Pengambilan Sample Pada Tumpukan


(Sumber : Moh.Hidayat Rafmin. Skripsi 2013)

Cara devision method of increament adalah pengambilan conto dibagi dalam


beberapa divisi yang dilakukan untuk pekerjaan preparasi conto. Jumlah conto
bijih Nikel yang di ambil tergantung pada tipe endapan dan tingkat
pengembangannya, apakah suatu prospecting atau suatu eksplorasi detail,
A B
sebagian atau seluruh development mine.
Conto yang telah diambil dimasukkan ke dalam kantong dan diberi kode
serta diikat dengan tali yang mempunyai warna tertentu. Kemudian conto tersebut
dikirim ke preparasi conto dimana telah : tertulis seperti kode conto, front
Keterangan
penambangan, titik bor, jam kerja dan tanggal pengambilan conto.
A. Pengambilan conto pada dua titik yang berhadapan

B. Dilakukan penggabungan conto keseluruhan pada tempat yang sama dengan titik yang
2.7 Preparasi Conto berbeda masing-masing 10 kg.
Preparasi adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mengolah conto dari
C. Warna kuning adalah letak pengambilan sample.
lapangan yang masih heterogen dan kasar menjadi material yang homogen dan
halus sesuai dengan persyaratan laboratorium. Boulder-boulder conto perlu

10
dimasukkan ke dalam pengecilan ukuran sampai semua conto menjadi sama rata,
setelah itu dilakukan pengayakan dengan ukuran lolos yang sudah ditentukan.
Faktor lain yang penting untuk diperhatikan adalah kontaminasi zat – zat lain
terhadap conto. Oleh karena itu contoh harus dijaga dari kontak langsung dengan
zat lain terutama zat cair. Conto dari lapangan yang berasal dari suatu tumpukan
besar di mana diambil beberapa increment, biasanya disatukan dalam preparasi
conto.
Setelah conto diperoleh sebelum di bawah ke laboraturium untuk dilakukan
analisis kadar (assay). Karena yang dianalisa tersebut hanya sebagian kecil dari
conto, maka diperlukan preparasi (persiapan) conto, agar pada bagian conto yang
dianalisis bersifat representatif terhadap kondisi sebenarnya. (Djamaluddin DKK,
2016).
Secara umum ukuran conto dapat berpengaruh terhadap hasil analisis sehingga
sebelum dianalisa dilakukan pengurangan conto. Pengurangan ukuran partikel
atau dengan kata lain proses pembagian (spilit) conto sebaiknya dilakukan pada
fraksi ukuran yang telah seragam. Secara umum ukuran conto sangat berpengaruh
terhadap hasil analisa sehingga biasanya analisa dilakukan pada dua laboratorium
yang berbeda.
Pengurangan conto (reduksi sampel) sebaiknya dilakukan setelah pengurangan
ukuran partikel atau dengan kata lain proses pembagian (split) conto dilakukan
pada fraksi ukuran yang telah seragam. Secara teoritis, pengurangan bobot conto
mengikuti persamaan berikut :
3

D1
RW = OW x D2

Dimana :
RW = Berat conto yang dikurangi
OW = Berat conto awal
D2 = Diameter partikel yang dikurangi
D1 = Diameter partikel awal
Formula ini hanya dapat diterapkan pada conto yang telah mempunyai
ukuran relative seragam. ( Eka Wardani, 2014 )

11
2.8 Proses Penambangan
Umumnya proses penambangan dimulai dari pengupasan overburden dengan
menggunakan Bulldozer yang dilanjutkan dengan Clean Top Ore untuk
mengangkat/membersihkan bagian atas material, langkah selanjutnya ialah
melakukan Channel Sampling yaitu suatu cara pengambilan conto dengan
membuat alur (channel) sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bijih
(mineralisasi). Alur tersebut dibuat secara teratur seragam dengan ukuran 5 (lima)
meter dari atas kebawah dan dengan lebar yang disesuaikan dengan sekop
Incerement, conto diambil seberat 5 Kg, areal channel diberi kode pita berwarna
putih untuk penandaan conto sementara dianilsa dilaboratorium kimia. Setelah
kadarnya diketahui maka pit ini ditambang sesuai dengan daerah pengaruhnya
dengan persyaratan bijih yang diambil sesuai dengan COG (Cut Off Grade) yang
telah ditetapkan, sedangkan kadar yang tidak memenuhi COG dianggap
overburden, Waste dan Bed Rock. Pada proses penambangan, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan upaya mengantisipasi terjadinya perubahan kadar, yaitu:

2.9 Pengontrolan terhadap pengotoran (dillusi)


Pengotoran pada bijih akan mempengaruhi kadar yang didapat. Pengotoran
disebabkan karena adanya material yang tidak berharga yang ikut tercampur
dalam bijih (ore). Beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya pengotoran bijih,
yaitu sebagai berikut :
a. Posisi waste dan bijih, dan cuaca
Daerah penggalian bijih yang lebih rendah dari lokasi pengupasan tanah
penutup akan lebih rawan terhadap pengotoran, sebab jika ada aliran air atau
hujan dari atas kebawah, maka daerah penggalian bijih akan mengalami dilusi dari
material yang terbawa bersama air. Selain itu banyak dijumpai material waste
yang berada diantara badan bijih yang berbentuk massive/tidak beraturan.

12
b. Keadaan bijih.
Biasanya bijih yang berbentuk boulder maupun yang berada didekat boulder
merupakan bijih yang berkadar tinggi. Permasalahannya adalah sangat sukar bagi
alat untuk menambang bijih yang dekat dengan boulder.
Kondisi yang harus diperhatikan :

2.10 Pengecekan Ulang Kadar (Recheking) Front Penambangan


Tumpukan bijih nikel pada front penambangan akan dimuat dan diangkut ke
stock yard atau Stock Pile sesuai dengan titik bor dan jumlah incrementnya.
Setelah sampai di Stock Pile akan diadakan pengecekan ulang atau recheking
kadar untuk mengetahui ketelitian atau kebenaran bijih nikel yang ada pada front
penambangan.
Setelah recheking kadar diketahui dan tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan dengan kadar selective mining maka akan diadakan pemindahan
tumpukan sesuai dengan kebutuhan untuk pabrik maupun untuk ekspor.

2.11 Analisa Sinar-X ( X-Ray )


Analisa sinar X adalah suatu cara yang dilakukan untuk mendeteksi unsur-
unsur yang dikandung oleh conto tersebut dengan suatu alat pendeteksi yaitu
Sinar X berupa sinar elektromagnetik yang mempunyai daerah panjang
gelombang antara 0,1 – 100 Ao, dimana 1 Ao = 10-8 cm = 0,1 mm.
1. Sifat-sifat sinar X
Sinar X merambat menurut garis lurus, dapat dikolimasikan dengan celah (slit).
a). Sinar X terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan, oleh karena itu
magnet dan medan listrik tidak dapat membelokkan arah berkas sinar.
b). Sinar X dapat diperoleh dengan jalan membom sinar sasaran (target
material) dengan berkas electron yang berenergi tinggi. Bahan sasaran yang
mempunyai berat atom yang lebih tinggi merupakan sumber sinar X yang
efisien.
c). Dapat menghitamkan plat film (sifat photography).

13
d). Apabila menumbuk bahan-bahan tertentu (Ca-Wolframat : ZnS, CdS, NaI
dan lain-lain) akan memancarkan sinar pendaflour, artinya menyerap sinar
kemudian memancarkan kembali (sifat fluoresensi)
e). Tidak dapat terionisasi.
2. Penggunaan Sinar X dalam Analisis
Penggunaan sinar X untuk keperluan analisa zat, banyak persamaannya
dengan penggunaan sinar tampak dan sinar ultra violet untuk keperluan yang
sama, sehingga dapat dipahami bahwa ada cara-cara analisa yang didasarkan
pada penyerapan sinar X, pemancaran pendaflour sinar X dan difraksi sinar X
dengan panjang gelombang antara 0,1 – 25 Ao.
3. Cara-cara Analisa dengan Menggunakan sinar X
a. Berdasarkan Penyerapan Sinar X
Sinar X dapat diserap oleh materi, banyaknya serapan ditentukan oleh
jenis bahan penyerapan dan banyaknya bahan penyerap. Perbedaan
fundamental antara penyerapan sinar X bukan dilakukan oleh molekul-
molekul melainkan dilakukan oleh atom-atom. Misalnya penyerapan sinar X
oleh Brom hanya tergantung pada jumlah atom-atom Brom yang ada dalam
jalan yang dilalui oleh sinar tersebut dan jumlah atau banyaknya atom brom
ini tergantung dari apakah Brom itu berupa gas beratom satu atau berupa
cairan, padatan dan sebagainya.
b. Berdasarkan Pemancaran Pendaflour sinar X
Bila suatu sinar ditempatkan dalam sinar X maka energi sinar X itu akan
diserap oleh atom-atom unsur tersebut. Atom-atom ini akan tereksitasi dan
kemudian akan memancarkan sianr X dengan berbagai panjang gelombang
yang karekteristik untuk atom-atom unsur tersebut. Proses pemancaran sinar X
ini disebut peristiwa pendaflour sianr X atau Fluoresensi sinar X untuk analisa
dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
c. Berdasarkan Difraksi Sinar X
Salah satu sifat sinar X yaitu bahwa dari sinar X ini akan merambat
menurut arah garis lurus dan mempunyai daya tembus yang besar, oleh karena
sinar X ini juga sebagai sinar elektomagnetik, maka sinar X mestinya dapat
juga didefraksi oleh kisi defraksi. Hanya saja mengingat panjang gelombang

14
sinar X sangat kecil maka untuk dapat mendefraksikan sinar X yang
dipergunakan jalur-jalur harus sangat berdekatan sekali letaknya.

4. Spektometer Sinar X ( X – Ray Spectrometer)


Spektometer Sinar X adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
Intensitas fluoresensi atau pendaflour sinar X (sinar sekunder) yang dipancarkan
oleh suatu conto. Suatu conto akan memancarkan flueresensi sinar apabila conto
tersebut disinari dengan sinar X yang berasal dari tabung sinar X (sinar X primer).
Intensitas flouresensi sinar yang dipancarkan tersebut berbanding lurus dengan
konsentrasi unsur-unsur yang terdapat di dalam conto tersebut bagan susunan alat
spectrometer sinar X.
Secara garis besarnya susunan alat sinar X flouresent spektometer dapat dibagi
atas :
a. Sinar X Generator
Merupakan suatu unit yang berfungsi untuk menghasilkan tegangan tinggi
yang stabil (10-10.000 KV) untuk digunakan pada tabung sinar.X.
b. Spektometer
Merupakan suatu unit yang berfungsi untuk mengspektrumkan pemancaran
sinar X flouresensi yang berasal dari conto.
c. Electronik Circuit Sample
Merupakan suatu unit yang berfungsi untuk menghitung dan merekam
sinyal yang dideteksi oleh spektometer.

Gambar 2.2 Skema Susunan alat pendaflour sinar X


( Sumber : Hardiansyah, 2008 )

15
Gambar 3.4 ED X-Ray Fluorescence
( Sumber : Hardiansyah, 2008 )
Cara kerja :
1. Sebelum melakukan pengerjaan analisa terlebih dahulu suhu ruangan di
perhatikan. Suhu ruangan yaitu 18-20oC. Tinggi atau rendahnya suhu ruangan
bisa mempengaruhi kestabilan pembacaan hasil analisa.
2. Kemudian di dalam xrf selalu di bersihkan sebelum memulai analisa, cara di
bersihkannya yaitu menggunakan tissue dan alkohol ethanol.
3. Di dalam xrf terdapat total 10 tray (holder) di antara holder tersebut di
masukkan sampel (CRM) minimal 2 sampel. Hal tersebut bertujuan untuk
menjadi patokan saat analisa, apakah xrf stabil atau tidak.
4. Sebelum dilakukan analisa xrf, harus memilih aplikasi yang hasil kalibrasinya
tepat dengan sertifikat sampel standar di softwarenya. Setelah itu pilih
measure-select open meassure (aplikasi dengan hasil kalibrasi yang baik)
measure sampel.
5. Kemudian menunggu untuk beberapa saat untuk keluarnya hasil pembacaan
analisa xrf. Lama atau cepatnya proses analisa di tentukan dengan kalibrasi.
Waktu 1 sampel dalam proses analisa yaitu14 menit.
6. Setelah itu untuk melihat hasil analisa dengan cara pilih result-select open
result (aplikasi yang di gunakan untuk analisa) muncul hasil analisanya.

16
5. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan pengamatan dan analisis kualitatif pada
pengujian XRF menunjukkan serat ijuk mengandung 10 unsur logam, yaitu
silikon (Si), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), kromium (Cr), mangan
(Mn), besi (Fe), iterbium (Yb), nikel (Ni), dan tembaga (Cu). Metode
fluoresens sinar X pada umumnya hanya menganalisis unsur-unsur yang
dominan pada suatu spesimen, jadi memang ada unsur-unsur logam lain
namun karena jumlahnya relatif sedikit sehingga tidak terdeteksi uji XRF.
Tabel 1. Kandungan Unsur Logam dalam Serat Ijuk

NO NAMA LOGAM HASIL UJI XRF


1 Silikon 
2 Kalsium 
3 Timbal -
4 Cadmium -
5 Kalsium 
6 Natrium -
7 Magnesium -
8 Aluminium -
9 Tembaga 
10 Mangan 
11 Besi 
12 Nikel 
13 Crhomium 
14 Seng -
15 Bismut -
16 Boron -
17 Tulium -
18 Posfor 
19 Iterbium 

Keterangan : √ = ada, - = tidak terdeteksi, XRF= X Ray Fluorescence,


Sumber : ( Nitya Santhiarsa, 2015 )

17
2.12 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar

Hasil analisis kadar yang dilakukan menggunakan X-Ray menunjukan


perbedaan kadar pada Selektive mining (SM) dengan Rechecking (RC) sehingga
perlu dilakukan pengecekan kembali karena hasil yang diperoleh tidak
meyakinkan. Hal seperti ini terjadi karena beberapa faktor :
1. Topografi
Proses pembentukan endapan bijih nikel disuatu daerah sangat tergantung
pada keadaan topografi daerah tersebut, sehingga kelompok blok juga
dipengaruhi oleh topografi. Dalam pelaksanaan penambangan, topografi suatu
daerah akan mempengaruhi kelancaran produksi. Jika terdapat suatu
kelompok blok cadangan dengan keadaan topografi yang curam, maka dalam
pembuatan jalan produksi untuk pengangkutan bijih dari front penambangan
ke Stock Pile mungkin akan membuang sebagian dari blok cadangan yang
mengakibatkan tonnase dan kadar cadangan pun berkurang.
2. Pengotoran bijih
Pengotoran bijih akan mempengaruhi kadar yang diperoleh. Pengotoran
disebabkan karena adanya material yang sedikit mengandung nikel ikut
tercampur dalam bijih. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas
atau kadar bijih, diantaranya:
a. Posisi waste terhadap bijih dan cuaca.
Daerah penggalian bijih yang lebih rendah dari lokasi pengupasan tanah
penutup akan lebih rawan terhadap pengotoran, sebab jika ada aliran air
atau hujan dari atas ke bawah, maka daerah penggalian bijih akan
mengalami dilusi dari material yang terbawa bersama air. Selain itu
banyak dijumpai material waste yang berada diantara badan bijih yang
berbentuk tidak beraturan.
b. Medan kerja
Medan kerja berpengaruh pada kemampuan kerja alat. Pada daerah yang
datar alat akan lebih baik bekerja. Sedangkan pada daerah yang
bergelombang atau berbukit, alat akan sukar dalam melakukan
penggalian sehingga bijih yang kualitasnya baik, tidak bisa diambil.

18
c. Keterampilan operator
Operator alat harus mempunyai kemampuan dalam memilih bijih yang
berkadar tinggi dengan yang rendah walaupun dengan penilaian secara
visual. Sehingga target untuk memperoleh bijih berkadar tinggi dapat
diperoleh. Namun tetap dibawah control dari grade control.
d. Kontaminasi, terjadinya pengotoran sampel sehingga tidak dapat
mewakili kondisi yang sebenarnya.
e. Dilution, terjadinya penambahan material asing (non-ore) ke dalam
sampel.
3. Cara penambangan
Untuk dapat meminimalkan perbedaan kadar SM dan realitas penambangan,
maka cara penambangan juga perlu diperhatikan. Metode penambangan
dengan penggalian langsung oleh alat gali seperti Selektive Mining maupun
Back Filling dengan alat gali, dorong dan muat akan berpengaruh terhadap
kadar, karena metode penambangan tersebut rawan terhadap pengotoran.
4. Ketelitian dalam pengambilan sampel
Standarisasi pengambilan sampel yang telah ditetapkan haruslah menjadi
perhatian bagi pengawas dan tenaga lapangan dalam melakukan pengambilan
sampel. Kelalaian terhadap cara-cara pengambilan sampel yang telah
ditetapkan, misalnya dalam satu ritasi alat Dump truck harus dilakukan
pengambilan sampel namun yang dilakukan adalah pengambilan sampel pada
setiap selang beberapa kali ritasi alat angkut dump truck, maka tentunya
mengurangi ketelitian dalam penentuan kadar dari setiap hasil penambangan.
Untuk mendapatkan kadar yang sesuai dengan standarisasi yang ada
berdasarkan JIS, maka perlu memperhatikan beberapa hal:
a. Mempersiapkan sarana pendataan dan pengambilan sampel; sekop
increment, kantong sampel, label, dll.
b. Tidak dibenarkan memilih-milih sampel yang harus dimasukkan ke sekop.
c. Pada interval pengambilan sampel yang telah ditentukan.
d. Sampel yang diambil pada posisi 2/3 dari atas tumpukan dan 1/3 dari dasar
tumpukan.
e. Besarnya/beratnya increment harus sesuai dengan ukuran sekop increment.

19
5. Kemurnian Sampel
Kemurniaan sampel sangat mempengaruhi adanya perubahan kadar dari suatu
ore yang akan diteliti. Apabila sampel tidak murni sesuai dengan kenyataan
di lapangan baik itu dari front penambangan dan Stock Pile,maka akan
berdampak pada persentase kadar yang dihasilkan.
Dengan tidak murninya sampel yang akan dipreprasi dapat menimbulkan
kontaminasi antara sampel yang satu dengan sampel yang lain. Kontaminasi
terjadi bisa diakibatkan oleh pencampuran dengan sampel lain, pencampuran
dengan zat lain. Dimisalkan, sampel yang datang dari lokasi yang berbeda
mengalami pencampuran maka hasil yang didapat akan berubah dengan
kenyataan yang di lapangan. Ini disebabkan adanya kontaminasi antara
sampel yang berbeda.

Selain pencampuran sampel yang berbeda lokasi, kontaminasi dengan zat


lain juga sangat berpengaruh atas perubahan kadar bagi sampel yang di
preparasi. Olehnya itu, tempat penumpukan harus bebas dari zat-zat yang bisa
mempengaruhi tingkat kemurnian sampel yang berdampak keperubahan
kadar yang diteliti.

6 Homogenitas
Homogenitas dari sampel sangat mempengaruhi kadar yang diteliti. Karena
dengan homogennya sampel yang akan diteliti maka akan mewakili kadar
keseluruhan dari satu tumpukan sampel. Pada proses pencampuran sampel
yang sama harus benar-benar homogen. Makin sering dilakukan mixing pada
suatu sampel maka sampel tersebut akan lebih homogen atau merata sehingga
dalam proses preparasi dapat mewakili dari seluruh sampel yang ada.

7. Keseragaman Ukuran
Keseragaman ukuran sangat penting untuk proses penyamplingan. Dengan
seragamnya ukuran maka mudah untuk mengambil sampel yang akan diteliti
kadarnya dan lebih terwakili dari seluruh sampel. Jika ukuran tidak seragam,
ini akan mengakibatkan adanya sampel yang tidak terwakili sehingga kadar
dari seluruh tumpukan tidak sesuai dengan yang diteliti.

20
8. Analisis Kadar Nikel di Lab. Instrumen.
Laboratorium instrument adalah tempat penelitian kadar nikel dari hasil
preparasi. Pada laboratorium instrument ini akan dilakukan analisa
menggunakan sinar X (X-ray). Dari hasil X-ray akan diketahui kadar nikel
dari setiap sampel yang berasal dari lokasi penambangan hingga ke Stock
Pile.

21
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode penelitian ini dilakukan dalam tahapan – tahapan sebagai berikut :

3.1.1 Studi Literatur


Studi literatur dijadikan sebagai pedoman dasar pada kegiatan penelitian dan
penentuan langkah – langkah yang bersumber pada referensi – referensi dan juga
sejumlah informasi yang terdapat dilokasi penelitian yang sesuai dengan pokok
permasalahan.

3.1.2 Observasi Lapangan


Pada tahap ini dilakukan untuk mengamati secara langsung lokasi front
penambangan dan Stock Pile yang menjadi pembahasan dalam pelaksanaan Tugas
Akhir tentang perbandingan kadar Nikel Laterit.

3.2 Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data pada penelitian ini yakni dalam mengevalusi
secara teknis jalannya kegiatan penambangan hingga terjadinya perubahan kadar
nikel saprolit dilakukan dengan mengadakan pengamatan lapangan yang disertai
dengan tanya jawab antara peneliti dengan pengawas lapangan yang bertugas
dibagian grade control. Yang menjadi konsentrasi peneliti dalam pengumpulan
data di lapangan ialah dimulai dari proses awal pengambilan sampel, preparasi
conto dan analisis sampel yang dilakukan dalam laboratorium instrument dengan
menggunakan sinar-X. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data – data yang
dibutuhkan yang meliputi :
a. Data sekunder, yakni data – data yang menjadi pertimbangan dalam
pengolahan data primer seperti misalnya data curah hujan, geologi,
topografi, batuan asal dan vegetasi.

22
b. Data primer yakni keseluruhan data yang menjadi subyek dalam pengolahan
data dilapangan seperti data mengenai alat yang digunakan, pengambilan
conto, pengawasan Stock Pile dan data kadar endapan bijih nikel.

3.3 Analisis Data


Adapun data–data yang dikumpulkan akan dilakukan analisis kimia di
laboratorium menggunakan X-Ray. Sehingga dapat diketahui besaran jumlah
perbedaan kadar bijih nikel antara front Penambangan dengan Stock Pile. Dengan
memperhitungkan persentase perubahan kadar dan faktor – faktor yang
mempengaruhi terjadinya perubahan kadar tersebut.

3.4 Hasil Dan Pembahasan


Dalam pembahasan ini hasil dari kegiatan pengambilan sampel yang telah
ditentukan kadarnya selanjutnya, dianalisa, dirangkumkan dan dibahasakan sesuai
hasil yang didapat dilapangan.

3.5 Kesimpulan
Menuliskan kesimpulan dari pengamatan dan analisa perbandingan kadar
nikel antara front penambangan dan Stock Pile.

23
3.6 Bagan Alir Kerja Praktek
Adapun bagan alir dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

Mulai
Pengumpulan
Literatur dan
Studi Literatur Referensi dari
Buku dan Internet

Observasi Lapangan

PT. PMS
Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


1. Kadar Ni dari Front 1. Data Geologi
penambangan 2. Data Lokasi Penelitian
2. Data kadar Ni dari Stock 3. Data IUP Penelitian
Pile 4. Data Cura Hujan
3. Prosedur Preparasi 5. Batuan Asal
4. Alat yang digunakan 6. Kegiatan Penambangan

Analisis Data Penelitian


( Metode X-Ray )

x
Hasil
Komposisi unsur

Pembahasan

Kesimpulan

Laporan

Selesai

Gambar 4.1
Diagram Alir Penelitian

24
BAB IV
PENUTUP

Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan Proposal Tugas Akhir ini


masih banyak kekurangan didalamnya, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Proposal Tugas
Akhir ini.

Demikian Proposal Tugas Akhir ini dibuat untuk kiranya dapat menjadi
acuan pada saat melakukan Penelitian nantinya.

Kolaka, November 2018

Penyusun,

AMIR
C1A2 12086

25

Anda mungkin juga menyukai