Anda di halaman 1dari 1

Lebih dari separuh rumah tangga di Indonesia

menggunakan cara yang tidak


ramah lingkungan ketika melakukan
melakukan pengelolaan terhadap
sampah
tingkat ketidakpedulian terhadap pengelolaan sampah di
Indonesia tergolong tinggi,dengan

Indeks Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup (IPKLH) 0,72

tahun 2016 jumlah timbulan sampah di Indonesia


mencapai 65.200.000 ton per tahun
dengan penduduk sebanyak 261.115.456 orang

Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah terbesar
selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran.Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan
adalah jenis sampah kering dan hanya sedikit sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan
kebanyakan berupa kertas, plastik dan sedikit logam. Sedangkan sampah basah berasal dari guguran
daun pohon, sisa makanan dan daun pisang pembungkus makanan. Perombakan sampah organik
dalam suasana anaerob [miskin oksigen] akan menimbulkan bau tak sedap dan juga menjadi sarang
bagi vektor dan penyakit

kurangnya sosialisasi tentang sampah juga berimbas pada minimnya pemahaman warga sekolah
tentang perbedaan anatara sampah organik dan anorganik. Banyak diantara mereka yang belum bisa
membedakan sampah organik dan anorganik akibatnya warga sekolah masih sering membuang
sampah pada satu tempat yang sama, sehingga sampah menumpuk pada satu tempat saja. Di sisi
lain, adapula warga sekolah yang sudah mengerti tentang perbedaan sampah organik dan anorganik
namun ketika membuang sampah tersebut mereka seakan tidak peduli dengan program pemilahan
sampah, sehingga mereka juga membuangnya dalam satu tempat yang sama.

Anda mungkin juga menyukai