Anda di halaman 1dari 2

Maya Auliya Agustin

155030101111001
Kebijakan Publik II/D
POLICY RECOMMENDATION

“Efektivitas Tax Amensty Bagi Perekonomian Indonesia”

A. Situasi Problematis

1. Masalah kepercayaan publik yang rendah atau distrust society. Misalnya perilaku
korupsi yang masih besar dan melibatkan banyak pejabat negara;
2. Masalah kerahasiaan bank, Sangat sulit sekali mendapat akses data mereka yang
membayar pajak atau wajib pajak. Sehingga mengalami kesulitan saat mengakses
kekayaan wajib pajak yang sesungguhnya;
3. Tax amnesty tidak serta merta menjamin peningkatan kinerja setoran pajak ke kas
negara. Hal ini bisa sebaliknya berpotensi terjadinya penyelewengan, manipulasi
serta tindakan moral hazard lainnya; dan
4. Kinerja perpajakan menunjukkan kebijakan tax amnesty belum mencapai efektivitas
strategis bagi perekonomian Indonesia.

B. Tujuan
Pada dasarnya tujuan dari tax amnesty atau pengampunan pajak ini adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan penerimaan pajak dalam jangka pendek :penerimaan dari uang
tebusan;
2. Menambah jumlah wajib pajak;
3. Mengintegrasi sektor informasi ke dalam sistem perekonomian;
4. Memanfaatkan dana yang tidak terpakai; dan
5. Langkah awal kebijakan rezim baru untuk menerapkan sanksi yang lebih besar
Selain tujuan di atas tujuan lain dari kebijakan tax amnesty adalah sebagai sumber
pertumbuhan ekonomi melalui repatriasi aset, peningkatan likuiditas domestik, sebagai
perbaikan tingkat nilai tukar rupiah, suku bunga yang kompetitif, serta perluasan basis
data perpajakan.
C. Pembahasan
Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat perekonomian yang relatif
masih rendah. Untuk mengatasi hal tersebut banyak upaya yang dilakukan oleh
pemerintah maupun lembaga-lembaga yang bersangkutan atau yang berhubungan
dengan perpajakan. Salah satu kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah pajak
adalah kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty). Tax amnesty merupakan salah satu
cara inovatif dan dirancang dan dilaksanakan secara tepat juga dapat memperbaiki citra
negatif yang selama ini melekat pada aparat pajak seperti suka bersikap arogan, suka
memeras, ujung-ujungnya duit dan sebagainya.
Payung hukum dari pelaksanaan tax amnesty yang berlaku sejak Juli 2016 dan
berkahir pada Maret 2017 yaitu pasal 24 UU No 11 tahun 2016, bahwa ketentuan
pelaksanaan pengampunan pajak diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. Menteri
Keuangan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-118/PMK.03/2016
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan
Pajak. Kemudian dalam pelaksanaan secara teknis, Direktorat Jenderal Pajak selaku
pelaksana utama dari kegiatan pengampunan pajak menggunakan SE-30/PJ/2016
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengampunan Pajak untuk menunjang pelaksanaan
tersebut. Direktur Jenderal Pajak mengeluarkan PER-07/PJ/2016 tentang Dokumen dan
Pedoman Teknis Pengisian Dokumen dalam Rangka Pelaksanaan Pengampunan Pajak.
D. Rekomendasi Kebijakan

Dari hasil pembahasan diatas, maka dengan mempertimbangkan kapabilitas


perekonomian Indonesia serta kemampuan menghadapi fluktuasi keadaan dinamis
perekonomian domestik serta Internasional. Maka policy recommendation yang
sekiranya cocok untuk diterapkan oleh pemerintah Indonesia guna menjadi “Strategi
Efektivitas Tax Amnesty Bagi Indonesia” sebagai berikut:

1. Pembentukan badan penerimaan negara, fokus orientasi pada perbaikan sistem


kelembagaan serta roadmap penataan perpajakan di Indonesia;

2. Penguatan kelembagaan dan kerjasama luar negeri;

3. Perbaikan sistem administrasi perpajakan, serta penataan regulasi (revisi UU


Perbankan); dan

4. Pindakan tegas terhadap para pelaku kejahatan perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai