Anda di halaman 1dari 18

Pendekatan Sistem dalam Perencanaan Pembelajaran

Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Perencanaan Pembelajaran”

Dosen Pengampu :

Drs. Nadlir, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Kelas C / Kelompok 2

1. Fitria Ayu Rhamadani (D97217093)


2. Levina Ikhwatul Habiba (D97217099)
3. Nurul Aini Shodiq (D97217107)
4. Rohmatul Hasanah (D97217112)

Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Ampel Surabaya
2018
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya
kepada kami selaku penulis makalah agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
semestinya.

Makalah yang kami buat ini memuat materi-materi tentang pendekatan sistem dalam
perencanaan pembelajaran. Semoga dengan adanya makalah ini, dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Kami tak lupa berterimakasih pula kepada para pihak yang telah berkenan membantu
kami dalam proses pembuatan makalah “Pendekatan Sistem dalam Perencanaan Pembelajaran”
ini, karena kami ini hanyalah manusia biasa yang pasti membutuhkan bantuan orang lain. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu kami yaitu Nadlir yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami menyadari bahwa didalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan. Oleh
karena itu, kami membutuhkan saran dan kritikan yang membangun agar kami dapat
memperbaiki makalah dengan lebih baik lagi

Surabaya, 23 September 2018

Penyusun

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................................................. ii

Daftar Isi ....................................................................................................................................... iii

Bab 1 Pendahuluan ....................................................................................................................... 1

Bab 2 Pembahasan ........................................................................................................................ 2

A. Konsep Dasar Sistem Pembelajaran ................................................................................ 2

1. Pengertian Sistem ........................................................................................................... 2

2. Tujuan Sistem ................................................................................................................. 4

3. Fungsi Sistem .................................................................................................................. 4

4. Komponen Sistem........................................................................................................... 5

5. Sistem Pembelajaran...................................................................................................... 7

B. Manfaat Pendekatan Sistem dalam Pembelajaran ......................................................... 7

C. Komponen Sistem Pembelajaran ..................................................................................... 8

1. Siswa ................................................................................................................................ 8

2. Tujuan ............................................................................................................................. 9

3. Kondisi ............................................................................................................................ 9

4. Sumber-Sumber Belajar ................................................................................................ 9

5. Hasil Belajar ................................................................................................................... 9

D. Kerangka Pendekatan Sistem ......................................................................................... 10

E. Model Dan Pola Pendekatan Sistem .............................................................................. 11

1. Pendekatan Imposisi atau Ekspositoris ..................................................................... 11

2. Pendekatan Teknologis ................................................................................................ 11

3. Pendekatan Personalisasi ............................................................................................ 11

4. Pendekatan Interaksional ............................................................................................ 11

iv
5. Pendekatan konstruktivis ............................................................................................ 12

F. Urgensi Pendekatan Sistem Perencanaan Pembelajaran ............................................ 12

Bab 3 Penutup ............................................................................................................................. 13

A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 13

B. Saran ................................................................................................................................. 13

Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 14

iv
Bab 1

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan
siswa dalam mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu.
Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran ini sebagai penjelas untuk mempermudah
bagi para guru memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah bagi siswa
untuk memahami materi ajar yang disampaikan guru dengan memelihara suasana
pembelajaran yang menyenangkan. Pada intinya pendekatan pembelajaran dilakukan
oleh guru untuk menjelaskan materi pelajaran dari bagian-bagian yang satu dengan
bagian yang lainnya yang berorientasi pada pengalaman-pengalaman yang dimiliki
oleh siswa untuk mempelajari konsep, prinsip atu teori yang baru tentang suatu
bidang ilmu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar sistem pembelajaran?
2. Apa saja manfaat pendekatan sistem dalam pembelajaran?
3. Apa saja komponen sistem pembelajaran?
4. Bagaimana kerangka pendekatan sistem?
5. Apa saja model dan pola pendekatan sistem?
6. Apa urgensi pendekatan sistem perencanaan pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar sistem pembelajaran.
2. Untuk mengetahui manfaat pendekatan sistem dalam pembelajaran.
3. Untuk mengetahui komponen sistem pembelajaran.
4. Untuk mengetahui kerangka pendekatan sistem.
5. Untuk mengetahui model dan pola pendekatan sistem.
6. Untuk mengetahui urgensi pendekatan sistem perencanaan pembelajaran.

1
Bab 2
Pembahasan
A. Konsep Dasar Sistem Pembelajaran
1. Pengertian Sistem
Sistem bukanlah “cara” atau “metode” seperti yang banyak dikatakan orang.
Cara hanyalah bagian kecil dari suatu sistem. Istilah sistem meliputi spekrum
yang sangat luas. Misalnya, manusia, binatang, alam semesta, mobil, motor,
lembaga tertentu adalah sebagai suatu sistem. Karrna contoh-contoh tersebut
memiliki komponen-komponen tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan
tertentu pula. Misalnya manusia. Manusia adalah sebagai suatu sistem, karena
manusia memiliki komponen-komponen tertentu yang satu sama lainnya saling
berkaitan. Dalam tubuh manusia,ada komponen mata, hidung, mulut, tangan,
kaki, dan lain sebagainya. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang pasti.
Hidung berfungsi untuk mencium, telinga berfungsi untuk mendengar, mata
berfungsi untuk melihat, dan lain sebagainya. 1
Sistem dapat diartikan sebagai satu kesatuan komponen yang satu sama
lainnya saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.
Johnson, Kast dan Rosenzweig dalam Salamoen yang mendefinisikan:
“Sistem adalah suatu keseluruhan yang terorganisasi atau kompleks, suatu
gabungan atau kombinasi dari berbagai hal atau bagian yang membentuk satu
kesatuan.2
Menurut Lembaga Administrasi Negara: “Sistem pada hakikatnya adalah
seperangkat komponen, elemen, yang satu sama lain saling berkaitan, pengaruh
mempengaruhi, dan saling tergantung sehingga keseluruhannya merupakan suatu
kesatuan yang terintegrasi atau suatu totalitas, serta mempunyai peranan atau
tujuan tertentu.”3

1
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Kencana : Jakarta, 2008), hal. 1
2
Darwin Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007) hal.45
3
Lembaga Administrasi Negara RI, (Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1997) hal. 1

2
3

Sedangkan menurut Harjanto: “Sistem adalah merupakan jumlah keseluruhan


dari bagian-bagian yang saling bekerja bersama untuk mencapai hasil yang
diharapkan berdasarkan atas kebutuhan tertentu.”4
Pengajaran sebagai suatu sistem merupakan suatu pendekatan pengajar yang
menekankan hubungan sistematik antara berbagai komponen dalam pengajaran.
Hubungan sistematik mempunyai arti bahwa komponen yang terpadu dalam suatu
pengajaran sesuai dengan fungsinya saling berhubungan satu sama lain dan
membentuk kesatuan. Hubungan sistematik atau penekanan kepada sistem
merupakan ciri pertama dari pengajaran. Ciri kedua adalah penekanan kepada
perilaku yang dapat diukur atau diamati.5

Unsur-unsur suatu sistem:

a. Input (masukan) misalnya: sumber, biaya, personal


b. Output (keluaran) misalnya: hasil, produk, atau keuntungan6

Pengetahuan tentang “sistem” sangat berguna untuk penyusunan perencanaan.


Seperti diketahui, untuk mencapai suatu hasil senantiasa tersedia berbagai
alternatif. Manakala kita menyusun perencanaan, tentu kita emilih cara yang
terbaik menurut pertimbangan atau penilaian kita. Kita juga memperhatikan faktor
lain yang sangat penting dalam pembuatan keputusan. Faktor yang dimaksud
misalnya waktu dan biaya.

Dengan demikian dapat dikemukakan pentingnya perencanaan (planning)


secara sistematis adalah:

a. Untuk mengganti keberhasilan yang diperoleh secara untung-untungan


atau nasib mujur
b. Sebagai alat untuk menemukan dan memecahkan suatu masalah
c. Untuk memanfaatkan sumber secara efektif (tepat guna)

Keuntungan adanya suatu perencanaan:

4
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) hal. 46
5
R Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm.51
6
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) hal. 47

3
4

1. Sebagai manusia kita semua menyadari bahwa ada hal-hal yang kita
tidak mampu untuk mengontrolnya. Namun, kita pun menyadari
banyak hal-hal yang kita mampu mengontrolnya. Dalam hal ini
pendekatan sistem memberikan kepada kita suatu alat untuk
menganalisi, mengidentifikasi, dan memecahkan masalah, dengan
menggumakan perencanaan yang sistematis.
2. Suatu perencanaan yang sistematis mempunyaidaya ramal dan daya
kontrol yang baik.7
2. Tujuan Sistem
Setiap sistem pasti memiliki tujuan. Tujuan manusia sebagai organisme adalah
agar dapat melaksanakan tugas kehidupannya. Tujuan keberadaan kendaraan
sebagai suatu sistem, adalah agar dapat mengantarkan penumpangnya lebih cepat,
aman dan nyaman. Tujuan keberadaan lembaga pendidikan adalah agar dapat
melayani setiap anak didik untuk mencapai tujuan pendidikannya. Jadi dengan
demikian, setiap sistem memiliki tujuan yang pasti. Tujuan itu yang
menggerakkan sistem.
3. Fungsi Sistem
Untuk mencapai tujuan, setiap sistem memiliki fungsi tertentu. Misalnya, agar
manusia dapat melaksanakan tugas kehidupannya, mesti tubuh manusia
memerlukan fungsi pernapasan, pencernaan, penglihatan, fungsi peredaran darah,
fungsi pendengaran, dan lain sebagainya. Agar suatu kendaraan dapat
mengantarkan penumpangnya lebih cepat dengan aman, dan nyaman, mesti
memiliki fungsi pengaturan penggerak, fungsi pengatur arah, fungsi kenyamanan,
fungsi pengamanan, dan lain sebagainya. Agar proses pendidikan berjalan dan
dapat mencapai tujuan secara optiomal diperlukan fungsi perencanaan, fungsi
administrasi, fungsi kurikulum, fungsi bimbingan, dan lain sebagainya. Fungsi
inilah yang terus-menerus berproses hingga tercapainya tujuan.8

7
Ibid, 48
8
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Kencana : Jakarta, 2008), hal. 2

iv
5

4. Komponen Sistem
Untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, setiap sistem mmeiliki komponen-
komponen yang satu sama lain berhubungan. Komponen-komponen inilah yang
dapat menentukan kelancaran proses suatu sistem. Misalnya, agar fungsi
pencernaan berjalan dalam sistem tubuh manusia maka diperlukan komponen
lambung, agar fungsi penglihatan berjalan diperlukan komponen mata, agar
fungsi peredaran darah berjalan dengan sempurna diperlukan komponen jantung,
dan lain sebagainya. Sebagai suatu sistem setiap komponen harus dapat
melaksanakan fungsinya dengan tepat. Manakalah salah satu komponen tidak
berfungsi,maka akan memengaruhi sistem tersebut.
Keberadaan komponen beserta fungsinya, memiliki kedudukan sangat
penting. Dapat dipastikan, tidak mungkin ada sistem tanpa adanya komponen.
Ada beberapa sifat komponen dalam suatu sistem, yaitu :
1. Dilihat dari fungsinya setiap komponen itu ada komponen yang bersifat
integral dan ada komponen yang tidak integral. Komponen integral adalah
komponen yang tidk dapat dipisahkan dari keberadaan sistem itu sendiri.
Artinya manakala komponen itu hilang, maka akan hilanglah keberadaan
suatu sistem. Misalnya, komponen siswa dan guru dari sistem lembaga
pendidikan. Keberadaan dan eksistensi sekolah sangat ditentukan oleh
keberadaan komponen siswa dan guru. Kita akan sulit menganggap bahwa
sekolah itu ada manakala di sekolah itu tidak ada siswa yang diajar dan
tidak ada guru yang mengajar. Dengan demikian, komponen siswa dan
guru merupakan komponen integral dari sistem lembaga pendidikan.
Sedangkan, komponen tidak integral sama dengan komponen pelengkap.
Artinya, walaupun komponen itu tidak ada, maka tidak akan memengaruhi
keberadaan suatu sistem, walaupun mungkin akan mengganggu
keberadaan suatu sistem, walaupun mungkin akan mengganggu perjalanan
sistem itu sendiri. Misalnya, komponen perpustakaan dalam suatu lembaga
sekolah. Walaupun suatu sekolah tidak memiliki perpustakaan akan tetapi
tidak akan menggoyahkan keberadaan sekolah tersebut.

iv
6

2. Setiap komponen dalam suatu sistem saling berhubungan atau saling


berinteraksi, saling memengaruhi, dan saling berkaitan. Semua komponen
yang membentuk sistem harus berfungsi dengan baik, sebab manakala
salah satu komponen terlepas dari komponen lainnya, atau tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan baik, maka akan merusak sistem secara
kesuluruhan. Misalnya, kalau komponen mata tidak berfungsi dengan
baik, maka akan merusak sistem tubuh manusia. Jika komponen guru tidak
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik dalam suatu lembaga
pendidikan, maka akan merusak sistem lembaga pendidikan yang
bersangkutan.
3. Setiap komponen dalam suatu sistem merupakan keseluruhan yang
bermakna. Dalam suatu sistem komponen-komponen itu bukan hanya
bagian-bagian yang terpisah, akan tetapi satu kesatuan yang bermakna.
Telinga, hidung, mulut, mata dan lain sebagainya, bukan hanya bagian-
bagian yang terpisah akan tetapi satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Kita tidak bisa mengatakan telinga dalam sistem tubuh
manusia, manakala menempel di mata kaki, walaupun mungkin bentuknya
seperti telinga. Telinga dalam sistem tubuh manusia adalah benda yang
menempel di bagian samping kepala manusia. Setiap komponen dalam
suatu sistem merupakan satu kesatuan yang utuh dan tertata pada
tempatnya.
4. Setiap komponen dalam suatu sistem adalah bagian dari sistem yang lebih
besar. Komponen-komponen dalam suatu sistem pada dasarnya adalah
subsistem dari suatu sistem. Ini berarti komponen-komponen itu pada
dasarnya membentuk sistem tersendiri yang lebih kecil. Misalnya, sekolah
adalah sebagai suatu sistem, yang merupakan subsistem dari sistem
pendidikan. Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan subsistem dari
sistem sosial. 9

9
Ibid, 3

iv
7

5. Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, faksilitas, perlengkapan dan prosedur yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Hamalik, 2003). Unsur manusiawi
dalam sistem pembelajaran terdiri atas siswa, guru atau pengajar, serta orang-
orang yang mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran termasuk
pustakawan, laboran, tenaga administrasi bahkan mungkin penjaga kantin
sekolah. Material adalah berbagai bahan pelajarana yang dapat dijadikan sebagai
sumber belajar, misalnya buku-buku, film, slide suara, foto, CD, dan lain
sebagainya. Fasilitas dan perlengkapan adalah segala sesuatu yang dapat
mendukung terhadap jalannya proses pembelajaran, misalnya ruang kelas,
penerangan, perlengkapan computer, audio-visual, dan lain sebagainya. Prosedur
adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran, misalnya
strategi dan metode pembelajaran, jadwal pelajaran, pelaksanaan evaluasi, dan
lain sebagainya.
Keberhasilan sistem pembelajaran adalah keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran. Tujuan utama sistem pembelajaran adalah keberhasilan siswa
mencapai tujuan.
Dari uraian tersebut, maka tugas seorang perancang pembelajaran meliputi
tiga hal pokok yaitu : pertama, sebagai perencana, yakni mengorganisasikan
semua unsur yang ada agar berfungsi dengan baik, sebab manakala salah satu
unsur tidak bekerja dengan baik maka akan merusak sistem itu sendiri. Kedua,
sebagai pengelola implementasi sesuai dengan prosedur dan jadwal yang
direncanakan. Ketiga, mengevaluasi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
untuk menentukan efektivitas dan efisiensi sistem pembelajaran.10

B. Manfaat Pendekatan Sistem dalam Pembelajaran


Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem memiliki
beberapa manfaat, di antaranya :

10
Ibid, 6

iv
8

Pertama, melalui pendekatan sistem, arah dan tujuan pembelajaran dapat


direncanakan dengan jelas. Mengajar adalah proses yang bertujuan. Melalui tujuan
itulah kita dapat menetapkan arah dan sasaran dengan pasti.
Perumusan tujuan merupakan salah satu karakteristik pendekatan sistem.
Penentuan komponen-komponen pembelajaran pada dasarnya diarahkan untuk
mencapai tujuan. Dengan demikian, segala usaha baik guru maupun siswa diarahkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, melalui pendekatan
sistem setiap guru dapat lebih memahami tujuan dan arah pembelajaran, sehingga
melalui tujuan yang jelas, bukan saja dapat menentukan langkah-langkah
pembelajaran dan pengembangan komponen yang lainnya, akan tetapi juga dapat
dijadikan kriteria efektivitas proses pembelajaran.
Kedua, pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang sistematis. Berpikir
secara sistem adalah berpikir runtut, sehingga melalui langkah-langkah yang jelas dan
pasti memungkinkan hasil yang diperoleh akan maksimal. Sebab melaui langkah
yang sistematis kita dituntun untuk melakukan proses pembelajaran setahap demi
setahap dari seluruh rangkaian kegiatan, sehingga kemungkinan kegagalan dapat
dihindari.
Ketiga, pendektan sistem dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan
segala potensi dan sumber daya yang tersedia. Sistem dirancang agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secaraoptimal.
Keempat, pendekatan sistem dapat memberikan umpan balik. Melalui proses
umpan balik dalam pendektan sistem, dapat diketahui apakah tujuan itu telah berhasil
dicapai atau belum. Hal ini sangat penting sebab mencapai tujuan merupakan tujuan
utama dalam berpikir sistematik.11

C. Komponen Sistem Pembelajaran


1. Siswa
Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan
siswa agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian, maka
proses pengembangan perencanaan dan desain pembelajaran, siswa harus

11
Ibid, 7

iv
9

dijadikan pusat dari segala kegiatan. Artinya, keputusan-keputusan yang diambil


dalam perencanaan dan desain pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa
yang bersangkutan, baik sesuai dengan kemampuan dasar, mibat dan bakat,
motivasi belajar, dan gaya belajar siswa itu sendiri.12
2. Tujuan
Tujuan adalah komponen terpenting dalam pembelajaran setelah siswa
sebagai subjek belajar.
Dalam konteks pendidikan, persoalan tujuan merupakan persoalan tentang
misi dan visi suatu lembaga pendidikan itu sendiri. Artinya tujuan
penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari visi dan misi lembaga pendidikan itu
sendiri.13
3. Kondisi
Kondisi adlaah berbagai pengalaman belajar yang dirancang agar siswa
dapat mencapai tujuan khusus. Pengalaman belajar harus mendorong agar siswa
aktif belajar baik secara fisik maupun nonfisik. Merencanakan pembelajaran salah
satunya adalah menyediakan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajarnya sendiri. Demikian juga dalam merancang pembelajaran,
perancang harus menciptakan kondisi agar siswa dapat belajar dengan penuh
motivasi dan penuh gairah.
4. Sumber-Sumber Belajar
Sumber belajar berkaitan dengan segala sesuatu yang memungkinkan
siswa dapat memperoleh pengalaman belajar. Didalamnya meliputi lingkungan
fisik seperti tempat belajar, bahan dan alat yang dapat digunakan, personal seperti
guru, petugas perpustakaan dan ahli media, dan siapa saja yang berpengaruh baik
langsung maupun tidak langsung untuk keberhasilan dalam pengalaman belajar.14
5. Hasil Belajar
Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh
kemampuansesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian,
tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang instrument yang dapat

12
Ibid, 9
13
Ibid, 10
14
Ibid, 12

iv
10

mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.


Berdasarkan data tersebut guru dapat mengembangkan dan memperbaiki program
pembelajaran. Sedangkan, tugas seorang perancang dalam menentukan hasil
belajar selain menentukan instrument juga perlu merancang cara menggunakan
instrument beserta kriteria keberhasilannya. Hal ini perlu dilakukan, sebab dengan
kriteria yang jelas dapat ditentukan apa yang harus dilakukan siswa dalam
mempelajari isi atau bahan pelajaran.15

D. Kerangka Pendekatan Sistem


Secara umum kerangka pendekatan sistem dapat dijelaskan sebagai berikut.16

Objectives
Perfomance
Standard
Constraint

Input Process Output

Feed Back
Control

Pada kerangka pendekatan sistem ini terlihat bahwa apa yang ingin dicapai
(restriction) merupakan dasar analisis suatu sistem. Restriction terumuskan dalam
tujuan (objectives), standar perilaku yang diharapkan (performance standard) juga
kemungkinan hambatan dalam mencapai (constraint). Berdasarkan kepada tujuan
sistem, selanjutnya dapat dirumuskan masukan (input), yakni apa yang ingin dicapai
sesuai tujuan. Masukan tersebut diproses sehingga menghasilkan keluaran (output)
tertentu. Hasil evaluasi output dijadikan dasar umpan balik (feed back) untuk

15
Ibid, 13
16
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (PT. Bumi Aksara:Jakarta, 1997), hal. 13

iv
11

melakukan perbaikan atau revisi, baik terhadap proses maupun terhadap input. Atas
dasar inilah seluruh komponen sistem berhubungan dan berinteraksi berdasarkan alur
diatas.17

E. Model Dan Pola Pendekatan Sistem


1. Pendekatan Imposisi atau Ekspositoris
Pendekatan dengan ciri guru menyampaikan materi pembe-lajaran dengan
penuturan atau dengan melontarkan (ekspositoris) materi pembelajaran. Metode
ini berkembang dari fakta empiris yang menyatakan bahwa manusia pada
mulanya tidak memiliki ide atau pengetahuan apa-apa sebagaimana yang
dikembangkan oleh John Locke dengan filosofi "Tabula Rasa" – lalu guru
bertindak sebagai supliyer ilmu kepada siswa.
2. Pendekatan Teknologis
Pembelajaran dengan menggunakan perangkat (wares), baik berupa
perangkat benda atau perangkat keras (hardware), misalnya Radio, Televisi, atau
komputer dan perangkat program (software).
3. Pendekatan Personalisasi
Pembelajaran dengan meengarahkan pada siswa untuk menentukan apa
yang ingin dipelajari, sehingga yang bersangkutan mempertahankan keunggulan
yang semula sudan dimiliki dan mengembangkannya sesuai dengan dasar-dasar
yang sudah dimiliki. Dalam proses pembelajaran, siswa diarahkan pada prinsip
saling membutuhkan, aktif dan jiwa kemandirian. Proses pembelajaran dengan
pendekatan personalisasi didasarkan pada filosofi progresifistis yang
berpandangan bahwa manusia pada asalnya adalah baik dan aktif.
4. Pendekatan Interaksional
Proses pembelajaran dengan pola terjadinya interaksi yang seimbang
antara guru dan siswa. Guru aktif dalam memberi rangsangan maupun jawaban,
demikian juga siswa. Guru senantiasa melemparkan permasalahan yang terformat

17
Ibid, 14

iv
12

dalam media pembelajaran, sehingga siswa terlatih kemampuannya untuk


memecahkan masalah melalui penggunaan argumentasi verbal.
5. Pendekatan Konstruktivis
Proses pembelajaran dimana siswa melakukan preposisi yang sederhana
dengan mengkonstruk pengertian terhadap dunia tempatnya hidup. Manusia
membangun pengetahuan melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman
dan lingkungannya.

F. Urgensi Pendekatan Sistem Perencanaan Pembelajaran


Pendekatan sistem perencanaan pembelajaran sangat penting bagi proses
pembelajaran, karena disana terdapat arahan yang menunjukkan cara atau metode
yang digunakan untuk memproses input sehingga menghasilkan output yang baik.
Secara umum dapat kita sarikan kepentingan pendekatan system perencanaan
pembelajaran sebagai berikut :
 Dapat memberikan arahan tentang tujuan dalam system pembelajaran
yang akan dilakukan oleh seorang guru.
 Dapat memberikan petunjuk tentang materi pembelajaran.
 Menjelaskan tentang kegiatan yang harus dilakukan sebagai komponen
system pembelajaran.
 Memberikan penjelasan tentang cara, metode dan alat yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran.
 Dapat melakukan proses evaluasi sebagai dasar feedback. 18

18
Asbabul Kahfi dan Ulul Azmi, “Pendekatan Sistem Dalam Perencanaan Pembelajaran”, diakses dari http://ululazmi-
zabaz.blogspot.com/2009/04/modul-perencanaan-sistem-pai-staim_2267.html, pada 23/09/2018 pada pukul 11:40

iv
13

Bab 3
Penutup
A. Kesimpulan
Sistem dapat diartikan sebagai satu kesatuan komponen yang satu sama lainnya
saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu, sistem juga memiliki fungsi dan
tujuannya beserta komponennya. Sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi
terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, faksilitas, perlengkapan dan
prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Manfaat pendekatan sistem
yaitu : arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas, menuntun guru
pada kegiatan yang sistematis, dsb. Komponen sistem pembelajaran terdiri atas : siswa,
tujuan, kondisi, sumber-sumber belajar, dan hasil belajar. Kerangka sistem yaitu input
diproses sehingga menghasilkan keluaran (output) tertentu. Hasil evaluasi output
dijadikan dasar umpan balik (feed back) untuk melakukan perbaikan atau revisi. Model
pendekatan bermacam-macam yaitu : Pendekatan Imposisi atau Ekspositoris, Pendekatan
Teknologis, Pendekatan Personalisasi, Pendekatan Interaksional, Pendekatan
konstruktivis. Urgensi pendekatan yaitu Pendekatan sistem perencanaan pembelajaran
sangat penting bagi proses pembelajaran, karena disana terdapat arahan yang
menunjukkan cara atau metode yang digunakan untuk memproses input sehingga
menghasilkan output yang baik.

B. Saran
Diharapkan bagi calon-calon guru dan guru untuk memahami dan
mengimplementasikan konsep-konsep tersebut agar dapat mempermudahkan dalam
proses pembelajaran.

13
14

Daftar Pustaka
1997. Lembaga Administrasi Negara RI. Jakarta : PT. Toko Gunung Agung.
Harjanto. 2000. Perencana Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Ibrahim, R dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Rineka
Cipta.
Kahfi, Asbabul dan Ulul Azmi. Pendekatan Sistem dalam Perencanaan
Pembelajaran. 23 September 2018. http://ululazmi-
zabaz.blogspot.com/2009/04/modul-perencanaan-sistem-pai-staim_2267.html.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta :
Kencana
Syah, Darwin. 2007. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam.
Jakarta : Gaung Persada Press.
Uno, Hamzah B. 1997. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

14

Anda mungkin juga menyukai