Anda di halaman 1dari 3

Nama : Khalis Syuhada (160802067)

MK : Metode Penelitian

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Pemerintahan Desa dalam Bidang Kemasyarakatan di


Gampong Meunasah Papeun Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar

1.1.Latar Belakang

Dikaitkan dengan pemerintahan desa yang keberadaannya adalah berhadapan langsung


dengan masyarakat maka sejalan dengan otonomi daerah yang dimaksud, upaya untuk
memberdayakan Pemerintahan desa harus dilaksanakan dan tidak dapat ditunda-tunda lagi.
Salah satu ciri pelayanan yang baik adalah dapat memberikan kepuasan bagi yang memerlukan
dengan cepat, mudah, dan bila ada biaya maka harus ada kepastian dapat terjangkau.

Disamping itu pelayanan harus relatif dekat dengan yang memerlukannya, posisi
Pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat adalah pemerintah Desa. Sedangkan dari segi
pengembangan peran serta masyarakat , maka Pemerintah Desa selaku Pembina, pengayom dan
pelayan kepada masyarakat yang sangat berperan dalam menunjang mudahnya digerakkan untuk
berpartisipasi.

Penyelenggaraan Pemerintahan desa merupakan subsistem dalam sistem


penyelenggaraan Pemerintahan Nasional sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Landasan pemikiran dalm pengaturan mengenai
Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, Otonomi asli, demokrasi dan
pemberdayaan mayarakat.

Pada masa reformasi Pemerintahan Desa diatur dalam UU No. 22/1999 yang diperbarui
menjadi No. 32/2004 dan kemudian Undang-Undang No.12 tahun 2008 tentang Pemerintahan
Daerah sebagi perubahan keduanya, khususnya pada Bab XI pasal 200 s/d 216. Undang-undang
ini berusaha mengembalikan konsep, dan bentuk Desa seperti asal-usulnya yang tidak diakui
dalam undang-undang sebelumnya yaitu UU No. 5/1979. Menurut undang-undang ini, Desa atau
disebut dengan nama lain, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memilik kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adatistiadat
setempat yg diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di Daerah Kabupaten. Desa
dapat dibentuk, dihapus, dan digabung dengan memperhatikan asal-usulnya atas prakarsa
masyarakat dengan persetujuan Pemerintah Kabupaten dan DPRD.

Adapun yang dimaksud dengan istilah desa dalam hal ini disesuaikan dengan kondisi
sosial, budaya masyarakat setempat. Sedangkan yang dimaksud dengan asal-usul adalah
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 18 UUD 1945 beserta penjelasannya.

Secara substantif undang-undang ini menyiratkan adanya upaya pemberdayaan aparatur


Pemerintah Desa dan juga masyarakat desa. Pemerintahan desa, keberadaannya adalah
berhadapan langsung dengan masyarakat, sebagai ujung tombak pemerintahan yang terdepan.
Pelaksaaan otonomisasi desa yang bercirikan pelayanan yang baik adalah dapat memberikan
kepuasan bagi masyarakat yang memerlukan dengan cepat, mudah, tepat dan dengan biaya yang
terjangkau, oleh karena itu pelaksanaan di lapangan harus didukung oleh faktor-faktor yang
terlibat dalam implementasi kebijakan tentang Desa tersebut.

Posisi Pemerintahan Desa yang paling dekat dengan masyarakat adalah Pemerintah Desa
selaku pembina, pengayom, dan pelayanan masyarakat sangat berperan dalam mendorong
masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan Desa.Penyelenggaraaan Pemerintahan
Desa merupakan sub sistem dalam penyelenggaraan sistem Pemerintahan Nasional, sehingga
Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Adapun
landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai pemerintahan Desa adalah keanekaragaman,
partisipasi, otonomi asli dan pemberdayaan masyarakat.

Pemerintah desa selain menjalankan tugasnya dalam bidang Pemerintahan dan bidang
Pembangunan, pemerintah desa juga melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang
kemasyarakatan. Dimana dalam bidang kemasyarakatan, kepala desa dan perangkat desa
berperan aktif dalam menangani tugas dalam bidang kemasyarakatan ini.Pemerintah Desa turut
serta dalam membina masyarakat desa, seperti yang kita ketahui Pemerintah desa mempunyai
kewajiban menegakan peraturan perundang-undangan dan memelihara ketertiban dan
kententraman masyarakat. Ketertiban adalah suasana yang mengarah kepada peraturan dalam
masyarakat menurut norma yang berlaku sehingga menimbulkan motivasi bekerja dalam rangka
mencapai tujuan yang diinginkan.
Semenjak gerakan reformasi digulirkan, beberapa tuntutan perubahan terjadi secara
besar-besaran. Di berbagai sektor kehidupan menghendaki adanya proses penyesuaian menuju
tata sosial, politik, ekonomi dan sosial budaya yang lebih baik. Cara-cara demokratis yang
mencakup semangat toleransi, pluralisme, penghargaan atas minoritas, kebersamaan dan
pengembangan lokalitas mulai menguat kembali. Persoalannya adalah transformasi atas
perubahan baru ini ternyata justru tidak berjalan secara cepat, tepat dan relative normal. Justru
berbagai fakta membuktikan bahwa masa transisi cenderung mengisyaratkan adanya benturan-
benturan baru. Berbagai harapan optimisme positif atas perubahan itu ternyata tersirat pula
sejumlah keraguan dan kebimbangan, terutama jika menyaksikan rangkaian persoalan konflik
sosial berbasiskan etnik, suku, agama antar golongan antar kelompok warga komunitas bertubi-
tubi terjadi. Demikian juga bencana alam dan gempa bumi susul menyusul, banjir tahunan yang
sekarang tidak lagi tahunan bahkan cenderung lebih sering datang, Bukan saja melahirkan
korban materi dan nyawa yang tidak berdosa yang ribuan jumlahnya, juga ketakutan secara
psikologis massa terus menghantui. Kuat dugaan, fenomena ini terjadi akibat kuatnya
ketergantungan warga terhadap otoritas atau kekuasaan dan disisi lain hilangnya kemandirian
warga dalam menyelesaikan persoalan sosial.

Namun nilai-nilai Kesetiakawanan Sosial warga masyarakat itu kelihatan mulai pudar,
jika tidak boleh disebut nyaris punah. Persoalannya adalah bagaimana Kesetiakawanan Sosial
(nilai-nilai) itu digali kembali dalam konteks masyarakat pluralis dan realitas perubahan seperti
saat ini.Ini memang bukan pekerjaan mudah, namun kiranya kita mencoba mengeksplore nilai-
nilai sosial yang mungkin mendasari Kemasyarakatan Sosial berdasarkan pengalaman-
pengalaman praktis ketika menangani suatu Problem Sosial yang terjadi di masyarakat. Maka
dari itu berdasarkan latar belakang diatas, dilakukanlah penelitian dengan Judul “Analisis
Pelaksanaan Kewenangan Pemerintahan Desa dalam Bidang Kemasyarakatan di
Gampong Meunasah Papeun Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar”.

Anda mungkin juga menyukai