Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana yang
dimaksudkan dalam pancasila dan UUD 45.

Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional.


Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan berperan penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

Untuk mencapai pembangunan di bidang kesehatan diselenggarakan berbagai upaya


secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Dan Puskesmas merupakan penanggung
jawab penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan perorangan pada jenjang
pertama.

Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib


dilaksanakan diantaranya program pengobatan, promosi kesehatan, pelayanan KIA dan
KB, pencegahan penyakit menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan dan
perbaikan gizi masyarakat.

Program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang
berupaya untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

Puskesmas Kecamatan Kemayoran sebagai salah satu unit pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan SK Gubernur tersebut
dengan menerapkan pola-pola pelayanan kesehatan baik secara Individu maupun
Kesehatan Masyarakat yang mengacu kepada SPM tersebut. Melalui Visi dan Misi yang
telah
dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan Kemayoran diharapkan pencapaian
tersebut dapat dilakukan secara optimal.

1.2 Puskesmas
1.2.1 Definisi Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya (Permenkes No. 75 tahun 2014).
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh puskesmas kepada
masyarakat mencakup perencanaan, pelaksanaaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan
dituangkan dalam suatu sistem (Permenkes No.75 tahun 2014).
Di Indonesia, puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat
Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta, dimana dibicarakan upaya
pengorganisasian system pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan
tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan-
kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M dan sebagiannya masih berjalan sendiri-sendiri
dan tidak berhubungan. Melalui Rekerkesnas tersebut timbul gagasan untuk
menyatukan semua pelayanan tingkat pertama kedalam suatu organisasi yang dipercaya
dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang sangat
mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain:
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada
upaya kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya
preventif dan kuratif tanpa mengabaikan kuratif - rehabilitatif
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-
pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu
(integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari
pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak
dari masyarakat.

4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang


semula fee for service menjadi pembayaran secara pra - upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan
komsutif menjadi investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh
pemerintah akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat
sebagai mitra pemerintah (partnership).
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat
(centralization) menjadi otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up
seiring dengan era desentralisasi.
Menurut Permenkes no 75 tahun 2014 Pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:

1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan


hidup sehat
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu Hidup dalam lingkungan
sehat
3. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat

1.2.2 Wilayah Kerja Puskesmas


Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan
dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik
wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan. Puskesmas dikategorikan menjadi
(Permenkes No.75 tahun 2014):

A. Puskesmas Kawasan Perkotaan


Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling
sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut:
1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non
agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa
2. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2
km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel
3. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik
4. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan


memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Memprioritaskan pelayanan UKM


2. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi Masyarakat
3. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat
4. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
5. Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.

B. Puskesmas Kawasan Pedesaan


Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling
sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut:

1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris
2. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak
memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel
3. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh persen)
4. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas penyelenggaraan pelayanan
kesehatan oleh Puskesmas

Kawasan pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut:

- Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat


- Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan oleh masyarakat.
- Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
- Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan
masyarakat perdesaan.
-
C. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai
berikut :

a. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus
pulau, atau pesisir
b. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang pergi
dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang
ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca; dan
c. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan


sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi tenaga


kesehatan
b. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan
c. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan local.
d. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan
masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil
e. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan dan
f. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus pulau/cluster
dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan aksesibilitas.

Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu, pada
1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas. Kondisi tertentu
sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan,
jumlah penduduk dan aksebilitas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga
pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah mendengar saran
tekhnis dari kantor wilayah departemen kesehatan provinsi.

1.2.3 Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :

a. Promotif (peningkatan kesehatan)


b. Preventif (upaya pencegahan)
c. Kuratif (pengobatan)
d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

1.2.4 Visi Puskesmas


Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat.
Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat Kecamatan di masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan dengan perilaku sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator utama,
yaitu :
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Derajat kesehatan penduduk Kecamatan
Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan sehat yang
harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah Kecamatan
setempat.

1.2.5 Misi Puskesmas


a. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya

1.2.6 Strategi Puskesmas


Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan
(Mubarak.2014) antara lain :
a. Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (comprehensive health care
service)
b. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (holistic
approach).
1.2.7 Fungsi Puskesmas
Menurut Permenkes No.75 tahun 2014. Puskesmas menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan Unit Kesehatan Masyarakat/UKM tingkat pertama di wilayah
kerjanya.
b. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat
dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
c. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
d. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan
e. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama
dengan sektor lain terkait
f. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
g. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
h. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
i. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan
j. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
k. Penyelenggaraan Unit Kesehatan Perorangan/UKP tingkat pertama di wilayah
kerjanya
Dalam menjalankan fungsinya Puskesmas berwenang:
- Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
- Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif
- Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat
- Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
- Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar profesi
- Melaksanakan rekam medis
- Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan
- Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan
- Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya
- Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem
Rujukan.
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :
- Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
- Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
- Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
- Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
1.2.8 Upaya Kesehatan Puskesmas
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan
kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan dilaksanakan secara
terintegrasi dan berkesinambungan (Permenkes No. 75 tahun 2014).
- Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan
masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
- Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi:
a. Pelayanan promosi kesehatan
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
d. Pelayanan gizi
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
- Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yangsifatnya inovatif dan /
atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan
prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya
yang tersedia di masing-masing Puskesmas.
- Dilaksanakan dalam bentuk :
1. Rawat jalan
a. Pelayanan gawat darurat
b. Pelayanan satu hari (one day care)
c. Home care
2. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan

1.2.9 Peran Puskesmas


Konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang sangat vital
sebagai institusi pelaksana teknis. Puskesmas dituntut memiliki kemampuan manajerial
dan wawasan jauh kedepan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dengan
ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan
realistis, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan
yang akurat. Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi
terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komperhensif dan terpadu
(Permenkes No.75 tahun 2014).
Gambar 1. Sistem Rujukan Puskesmas

1.3 Gambaran Umum Wilayah Puskesmas Kecamatan Kemayoran


1.3.1 Luas dan Batas Wilayah
Kecamatan Kemayoran merupakan salah satu kecamatan di Provinsi DKI
Jakarta, yang terletak di Kota Administrasi Jakarta Pusat. Kecamatan Kemayoran
merupakan daerah yang sebagian besar perkantoran, pusat perbelanjaan, dan
pemukiman penduduk. Lokasinya dekat dengan pemerintahan kota membuat
kecamatan ini menjadi tempat ideal bagi penduduk asli maupun pendatang untuk
bermukim.
Batas Wilayah Kecamatan Kemayoran adalah sebagai berikut: Sebelah Utara:
Jalan Angkasa, Pertengahan bekas Lapangan Terbang Kemayoran dari Barat ke Timur,
Jalan Sunter Kemayoran (berbatasan langsung dengan Kecamatan Kemayoran dan
Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara).
1. Sebelah Timur : Jalan Yos Sudarso (berbatasan dengan Kecamatan
Kelapa Gading, Jakarta Utara).
2. Sebelah Selatan : Jalan Letjen Suprapto, Kali Sentiong, Jalan Kali Baru
Timur (berbatasan dengan Kecamatan Cempaka Putih, Kecamatan
Senen dan Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat).
3. Sebelah Barat : Jalan Harapan Mulya Raya (berbatasan dengan
Kecamatan Kemayoran).
Keterangan

: Puskesmas Kecamatan Kemayoran

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kecamatan Kemayoran

(Puskesmas Kecamatan Kemayoran, 2018)

Secara teritorial wilayah Pemerintahan Kecamatan Kemayoran terdiri dari 8


Kelurahan, 77 Rukun Warga (RW), dan 987 Rukun Tetangga (RT) dengan perincian
sebagai berikut:
Tabel 1. 1 Jumlah Kelurahan dan Jumlah RT dan RW Kecamatan Kemayoran
Tahun 2018

Kelurahan Luas Wilayah Jumlah RW Jumlah RT


(Km2)
Gn. Sahari Selatan 1.53 10 122
Kemayoran 0.53 10 121
Kebon Kosong 1.16 13 129
Serdang 0.81 7 113
Harapan Mulia 0.53 9 120
Utan Panjang 0.54 10 139
Cempaka Baru 0.99 10 138
Sumur Batu 1.15 8 105
Jumlah 7.24 77 987
Sumber : Puskesmas Kecamatan Kemayoran, 2018

1.3.2 Keadaan Demografi


Jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk sangat diperlukan informasinya
dalam menyusun rencana dan kebijakan pembangunan, temasuk penyusunan
rencana program di satu wilayah. Data terbaru berdasarkan data dari Profil
Puskesmas Kecamatan Kemayoran Periode januari - maret 2018 didapatkan jumlah
penduduk Kecamatan Kemayoran Periode januari - maret 2018 adalah 205.557
jiwa.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah
tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Dilihat dari
kepadatan penduduk per kecamatan, maka wilayah kelurahan Cempaka Baru
merupakan wilayah terpadat dengan kepadatan penduduk terbanyak yaitu 34,556
jiwa/km2. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian
yang serius dari pemerintah. Kondisi perekeonomian merupakan salah satu aspek
yang diukur dalam menentukan keberhasilan pembangunan, khususnya
pembangunan kesehatan. Jumlah penduduk di masing-masing kelurahan sebagai
berikut:
Tabel 1. 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Luas Wilayah, dan
Kepadatan Penduduk Kecamatan Kemayoran 2018

No Kelurahan Jenis Kelamin Jumlah Luas Kepadatan


Laki- Perempuan Total Wilayah Penduduk
laki
1 Harapan 11.477 11.275 22.752 1,53 13832
Mulia
2 Cempaka 17.699 16.857 34.556 0,53 35391
Baru
3 Sumur Batu 12.127 11.720 23.847 1,16 31154
4 Serdang 14.913 15.543 29.456 0,82 37617
5 Utan 15.095 14.490 29.585 0,53 59875
Panjang
6 Kebon 12.618 12.163 24.781 0,54 54589
Kosong
7 Kemayoran 9.863 10.874 20.737 0,99 33315
8 Gunung 9.430 10.413 19.843 1,15 20243
Sahari
Selatan
Total 103.222 102.335 205.537 7,24 30991

Sumber : Puskesmas Kecamatan Kemayoran, 2018

1.4 Visi dan Misi Beserta Prinsip-Prinsip Dasar Puskesmas Kecamatan


Kemayoran
1.4.1 Visi Puskesmas Kecamatan Kemayoran:
“Kemayoran sehat dengan pelayanan terbaik dan berkualitas”
1.4.2 Misi Puskesmas Kecamatan Kemayoran:
a Memberikan pelayanan prima untuk kepuasan pelanggan
b Memperkuat upaya promotif dan preventif serta upaya kemandirian
masyarakat.
c Mengembangkan mutu SDM yang professional, inovatif, dan berbudaya.
d Meningkatkan sarana dan prasarana berbasis teknologi tepat guna.
e Memperkuat kerjasama lintas sektor dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan
1.4.3 Prinsip - Prinsip Dasar:
Budaya dan tata nilai yang dikembangkan oleh Puskesmas Kecamatan
Kemayoran dalam sistem PPK-BLUD adalah sebagai berikut :
Motto
1. Ramah : Selalu memberikan senyum, salam, sapa, sopan santun dalam
memberikan pelayanan.
2. Cepat : Memberikan pelayanan yang cepat dan efektif sesuai prosedur.
3. Lengkap: Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap.
Tata Nilai
1. K Kerjasama
2. E Empati
3. R Ramah
4. E Edukatif
5. N Nyaman

1.4.4 Tujuan Puskesmas Kecamatan Kemayoran


Tujuan dari Puskesmas Kecamatan Kemayoran adalah:

1. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan manajerial pegawai


2. Meningkatnya kemampuan teknis pegawai
3. Meningkatnya prestasi kerja pegawai
4. Meningkatnya pembinaan pegawai
5. Tersedianya sistem informasi yang cepat, tepat dan akurat serta mudah di
mengerti
6. Meningkatnya minat masyarakat untuk berkunjung ke Puskesmas
7. Meningkatnya mutu program Puskesmas
8. Terselenggaranya pelayanan tepat waktu
9. Meningkatnya kepuasan pelanggan
10. Terlaksananya prosedur pelayanan yang tidak berbelit - belit.
11. Meningkatnya fasilitas kesehatan di Puskesmas.
12. Mengembangkan jenis pelayanan.
Tabel 1. 3 Jumlah SDM di Puskesmas Kecamatan Kemayoran

Nama Jabatan Jumlah


Dokter Umum 36
Dokter Gigi 10
Apoteker 1
Asisten Apoteker 14
Perawatan Ahli 2
Perawat 34
Perawat Gigi 3
Bidan 30
Sanitarium 3
Pranata Laboratorium Kesehatan 5

Tabel 1.3 (Lanjutan) Jumlah SDM di Puskesmas Kecamatan Kemayoran

Nama Jabatan Jumlah


Nutrisionis 2
Penyuluh Kesehatan 0
Fisioterapis 0
Epidemiolog Kesehatan 0
Radiografer 0
Refraksionis Optisien 0
Teknis Elektromedik 0
Total 140
Sumber : Arsip Puskesmas Kecamatan Kemayoran, 2018

Tabel 1.4 Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kelurahan Wilayah Kecamatan


Kemayoran
No. Puskesmas Tenaga Kesehatan

1 Puskesmas Kecamatan Kemayoran 140


No. Puskesmas Tenaga Kesehatan

2 Puskesmas Kelurahan Gn. Sahari Selatan 11

3 Puskesmas Kelurahan Kebon Kosong 12

4 Puskesmas Kelurahan Harapan Mulia 14

5 Puskesmas Kelurahan Cempaka Baru 14

6 Puskesmas Kelurahan Sumur Batu 11

7 Puskesmas Kelurahan Serdang 13

8 Puskesmas Kelurahan Utan Panjang 12

Se-Kecamatan 227
Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Kemayoran, 2018

1.4.5 Dasar Hukum

Dasar Hukum Penyelenggaraan Puskesmas adalah:


- Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
- Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
- Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
- SPM Bidang Kesehatan Kemenkes Tahun 2015
- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004
- tentang Kebijakan Dasar Puskesmas
- Permenkes No.75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas

1.4.6 Tujuan Puskesmas Kecamatan Kemayoran


Tujuan dari Puskesmas Kecamatan Kemayoran adalah:

- Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan manajerial pegawai


- Meningkatnya kemampuan teknis pegawai
- Meningkatnya prestasi kerja pegawai
- Meningkatnya pembinaan pegawai
- Tersedianya sistem informasi yang cepat, tepat dan akurat serta mudah di mengerti
- Meningkatnya minat masyarakat untuk berkunjung ke Puskesmas
- Meningkatnya mutu program Puskesmas
- Terselenggaranya pelayanan tepat waktu
- Meningkatnya kepuasan pelanggan
- Terlaksananya prosedur pelayanan yang tidak berbelit - belit.
- Meningkatnya fasilitas kesehatan di Puskesmas.
- Mengembangkan jenis pelayanan.

1.5 Program Kesehatan Lingkungan


Program Kesehatan Lingkungan adalah upaya kesehatan yang ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
sebagaimana tercantum dalam Pasal 162 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.

Tujuan Program Kesehatan Lingkungan adalah untuk terwujudnya kualitas


lingkungan yang sehat melalui upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan
kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di permukiman, tempat kerja, tempat
rekreasi serta tempat dan fasilitas umum. Program kesehatan lingkungan di Kecamatan
Kemayoran meliputi:

1. Penyehatan lingkungan tempat-tempat umum


2. Penyehatan lingkungan Tempat Pengolahan Makanan
3. Penyehatan Air
4. Pengelolaan Limbah

1.5.1 Kesehatan Lingkungan Tempat-Tempat Umum

Kegiatan pemantauan TTU ini dilaksanakan agar TTU yang ada


memenuhi syarat kesehatan terutama tersedianya sarana sanitasi dasar seperti air
bersih, jamban sehat, tempat pembuangan sampah serta memenuhi syarat dari segi
kebersihan, pencahayaan, kebisingan, kelembapan.

 Tujuan:
 Terciptanya rumah dan perumahan/pemukiman/TTU yang memenuhi
sarat kesehatan, terutama pada aspek penyehatan air bersih, pengelolaan
limbah dan kotoran, pengelolaan sampah, konstruksi bangunan,
intensitas, pencahayaan, kapasitas kebisingan, penghawaan dan
penyehatan makanan dan minuman, serta sarana dan prasarana
pemukiman.
 Membantu masyarakat menolong dirinya sendiri agar terhindar dari
penyakit yang ditularkan di tempat-tempat umum
 Membantu pengusaha dan pengelola tempat-tempat umum (TTU)
dengan memberikan penyuluhan, pembinaan dan pengawasan sehingga
TTU tidak menjadi sumber penularan penyakit.
 Landasan Hukum : SK Gubernur DKI Jakarta No. 502 Tahun 1996 tentang
kewajiban memiliki sertifikat laik sehat bagi restoran dan usaha rumah makan
bagi usaha jasa boga di DKI Jakarta.
 Tolak Ukur : Jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan
 Ruang Lingkup : Penyehatan air bersih, kualitas hidup, konstruksi/
bangunan, pengelolaan air limbah, pengolahan sampah, pembuangan
kotoran, intensitas kebisingan, intensitas pencahayaan, penghawaan, dan
penyehatan makanan serta minuman.
 Sasaran TTU : tempat sarana terdiri dari sekolah, pasar, tempat ibadah,
salon, sarana kesehatan, hotel, kolam berenang.
 Parameter Rumah Sehat sebagai berikut :
a. Tersedia air bersih, ada penampungan air bekas, ada tempat
sampah, ada jamban, ada saluran pembuangan air hijau
b. Kandang ternak terpisah paling tidak 10 meter jaraknya dari
rumah
c. Ada jalan keluar untuk asap dapur melalui lubang langit-langit
d. Halaman rumah harus selalu dibersihkan, pekarangan
ditanami tumbuh-tumbuhan bermanfaat
e. Ruangan rumah cukup luas dan tidak padat penduduknya
f. Dinding dan lantai harus kering dan lembab
g. Kamar-kamar harus berjendela, ada lubang angin dan sinar
matahari dapat masuk ruangan rumah
h. Dimanapun tidak terdapat jentik-jentik nyamuk, kecoa dan tikus
Tabel 1. 4 Laporan Program Kesehatan Lingkungan Tempat-tempat Umum di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kemayoran

Tempat Sarana
Puskesmas Pasar Sekolah Ibadah Hotel Kesehatan Total Pencapaian (%) Target (%)

MS TMS MS TMS MS TMS MS TMS MS TMS MS TMS

Kec. Kemayoran 0 1 2 20 24 0 0 6 7 13 33 40 45.20% 60%

Kel. Kebon kosong 0 0 1 17 0 16 0 5 5 10 6 48 11.11% 60%

Kel. Serdang 0 1 0 20 3 22 0 0 4 12 7 55 11.29% 60%

Kel. Gn. Sahari Selatan 0 0 0 37 25 0 0 6 7 14 32 57 35.95% 60%

Kel. Cempaka Baru 0 0 0 22 2 21 0 2 3 8 5 53 8.62% 60%

Kel. Sumur Batu 0 1 0 24 2 17 0 0 6 13 8 55 12.69% 60%

Kel. Harapan Mulia 0 0 0 17 0 29 0 0 2 11 2 57 3.38% 60%


Kel. Utan Panjang 0 1 0 13 0 32 0 0 4 21 4 67 5.63% 60%

Total 0 4 3 170 56 137 0 19 38 102 97 432 16.73% 60%


Jumlah TTU yang diperiksa oleh tim kesling sebanyak 97 tempat dari bulan
Januari – September 2018. Target keberhasilan perbulan dari program ini sebanyak
60%.

1.5.2 Kesehatan Lingkungan Tempat Pengolahan Makanan

Tempat pengolahan makanan merupakan suatu sarana yang dikunjungi


banyak orang, dan berpotensi menjadi penyebaran penyakit. Contoh TPM antara
lain hotel, restoran, pasar, dan lain-lain. (Kementrian Kesehatan)

TPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dan
minuman harus memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik,
luas lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki
pencahayaan ruang yang memadai.

 Tujuan:
1. Membantu masyarakat agar terhindar dari penyakit bawaan
makanan, yang menyertai dan makanan sebagai tempat
berkembangnya bibit penyakit.
2. Membantu pengusaha tempat pengolahan makanan (TPM) dalam
menyiapkan makanan sehat dengan memberikan penyuluhan,
pembinaan dan pengawasan terhadap makanan yang
diperdagangkan.
 Landasan Hukum

1. Permenkes RI No. 304/Menkes/Per/IV/1989 tentang Persyaratan Rumah


Makan danRestoran.

20
2. SK Gubernur DKI Jakarta No. 502 Tahun 1996 tentang kewajiban memiliki
sertifikat laik sehat bagi hotel, restoran dan usaha rumah makan bagi usaha
jasa boga di DKI Jakarta.
 Tolak Ukur:
Jumlah TPM yang memenuhi syarat lauk sehat.

Tabel 1. 4 Laporan Inspeksi TPM di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan


Kemayoran pada bulan Januari – September 2018

Tempat
Pengolahan Pencapaian Target
Puskesmas
Makanan (%) (%)
MS TMS
Kec. Kemayoran 4 0 100% 30%
Kel. Kebon kosong 3 2 60% 30%
Kel. Serdang 5 1 83.33% 30%
Kel. Gunung Sahari Selatan 3 0 100% 30%
Kel. Cempaka Baru 4 2 66.67% 30%
Kel. Sumur Batu 7 7 100% 30%
Kel. Harapan Mulia 5 2 71.42% 30%
Kel. Utan Panjang 2 1 66.67% 30%
Total 33 15 81% 30%
Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Kemayoran, 2018

Jumlah TPM yang diperiksa oleh tim kesling sebanyak 33 tempat dari bulan
Januari – September 2018. Target keberhasilan pertahun dari program ini sebanyak
30%.
1.5.3 Kesehatan Lingkungan Penyehatan Air

Tabel 1. 6 Laporan Inspeksi Penyehatan Air di Wilayah Kerja Puskesmas


Kecamatan Kemayoran pada bulan Januari – September 2018

Puskesmas Capaian Target


Kec. Kemayoran 0% 100%
Kel. Kebon kosong 0% 100%
Kel. Serdang 0% 100%
Kel. Gunung Sahari Selatan 0% 100%
Kel. Cempaka Baru 0% 100%
Kel. Sumur Batu 0% 100%
Kel. Harapan Mulia 0% 100%
Kel. Utan Panjang 0% 100%

Target penyehatan air sebanyak 75% dan capaian sebesar 0%, hal ini disebabkan
program ini tidak dijalankan oleh puskesmas karena terbatasnya sumber daya manusia.

1.5.4 Kesehatan Lingkungan Pengelolahan Limbah

Tabel 1. 6 Laporan Inspeksi Pengolahan Limbah di Wilayah Kerja Puskesmas


Kecamatan Kemayoran pada bulan Januari – September 2018

Puskesmas Capaian Target


Kec. Kemayoran 0% 100%
Kel. Kebon kosong 0% 100%
Kel. Serdang 0% 100%
Kel. Gunung Sahari Selatan 0% 100%
Kel. Cempaka Baru 0% 100%
Kel. Sumur Batu 0% 100%
Kel. Harapan Mulia 0% 100%
Kel. Utan Panjang 0% 100%

Target pengolahan sebanyak 100% namun capaian sebesar 0%, hal ini disebabkan program
ini tidak dijalankan oleh puskesmas karena terbatasnya sumber daya manusia.

1.6 Identifikasi Masalah

Dari berbagai hasil pencapaian program Kesehatan Lingkungan yang


dievaluasi di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Periode Januari –
September 2018, program-program yang tidak memenuhi standar yaitu kurang dan
lebih dari target yang selanjutnya akan dilakukan evaluasi. Program dievaluasi karena
adanya masalah pada program tersebut yaitu belum mencapai atau melampaui target
yang sudah ditetapkan, adanya kemudahan dalam mengakses data serta satu pencatatan
dan pelaporan yang lengkap. Adapun identifikasi masalah yang didapatkan antara lain:

1. Cakupan kesehatan lingkungan tempat-tempat umum se-Kecamatan


Kemayoran Januari – September 2018 sebesar 16.73%.

2. Cakupan kesehata lingkungan tempat pengolahan makanan se-Kecematan


Kemayoran Januari – September 2018 sebesar 81%.

3. Cakupan kesehatan lingkungan penyehatan air se-Kecamatan Kemayoran


Januari – September 2018 sebesar 0%.

4. Cakupan kesehatan lingkungan pengelolahan limbah se-Kecamatan


Kemayoran Januari – September 2018 sebesar 0%
1.7 Rumusan Masalah

Setelah identifikasi masalah dari program-program tersebut pada Puskesmas


Kecamatan Kemayoran Periode Januari – Oktober 2018 terdapat beberapa poin yang
menjadi masalah. Kemudian dilakukan perhitungan dan pembandingan nilai
kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi
(observed), dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik
sehinggga yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari cakupan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas Kecamatan Kemayoran adalah sebagai berikut:

1. Cakupan kesehatan lingkungan tempat-tempat umum se-Kecamatan


Kemayoran Januari – Oktober 2018 sebesar 16.73% kurang dari target 60%.

2. Cakupan kesehatan lingkungan tempat pengolahan makanan se-Kecamatan


Kemayoran Januari – September 2018 sebesar 81% lebih dari target 30%.
BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1 Penetapan Prioritas Masalah


Masalah merupakan suatu kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa
yang aktual terjadi. Idealnya semua permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan
keluarnya. Namun dikarenakan keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu
menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu
ditentukan masalah yang menjadi suatu prioritas.
Setelah pada tahap awal dilakukan perumusan masalah, dilanjutkan dengan
penetapan prioritas masalah yang akan di pecahkan. Prioritas masalah didapatkan
melalui data dan fakta yang didapatkan secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif,
serta adanya pengetahuan yang cukup.
Pada BAB I, telah dirumuskan sebanyak 2 masalah yang terdapat pada program
kesehatan lingkungan yang merupakan salah satu dari program kesehatan dasar di
Puskesmas Kecamatan Kemayoran. Hal tersebut disebabkan oleh adanya keterbatasan
sumber daya manusia, dana, dan waktu. Kedua masalah tersebut telah dirumuskan
menjadi masalah yang perlu diselesaikan akan tetapi masalah yang akan diselesaikan
ini dipilih tidak menggunakan metode prioritas masalah karena adanya keterbatasan
program yang berjalan di puskesmas tersebut, dari 5 program kesehatan lingkungan
hanya 2 program yang dijalankan di puskesmas tersebut.

2.2 Masalah Terpilih


Masalah prioritas untuk program kesehatan lingkungan pada puskesmas di
wilayah Kecamatan Kemayoran yang akan ditetapkan akar penyebab masalahnya
melalui diagram fishbone sebagai berikut:
1. Cakupan kesehatan lingkungan tempat-tempat umum se-Kecamatan
Kemayoran Januari – Oktober 2018 sebesar 16.73% kurang dari target 60%.
2. Cakupan kesehatan lingkungan tempat pengolahan makanan se-Kecamatan
Kemayoran Januari – September 2018 sebesar 81% lebih dari target 30%.

2.3 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah


Setelah didapatkan masalah yang terpilih untuk diselesaikan, selanjutnya
ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian masalah
yang ada terlebih dahulu. Pada tahapan dilakukan mecari akar permasalahan dari tiap
tiap masalah yang dijadikan prioritas. Pada tahapan ini digunakan diagram sebab akibat
yaitu diagram tulang ikan. Dengan memanfaatkan pengetahuan serta data – data yang
telah didapatkan maka dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input
merupakan sumber daya atau masukan oleh sesuatu. Sumber daya adalah:
a. Man : Jumlah staf/petugas, keterampilan, pengetahuan dan motivasi kerja
b. Money : Jumlah dana yang tersedia
c. Material : Jumlah peralatan medis dan jenis obat
d. Method : Mekanisme cara yang digunakan
Proses adalah suatu kegiatan yang melalui proses maka suatu input akan diubah
menjadi output. Proses tersebut terdiri dari:
a. Planning : Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi,
sampai dengan menetapkan alternative kegiatan untuk mencapainya
b. Organizing : Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber
daya yang dimiliki organisasi dan memanfaatkan secara efisien untuk
mencapai tujuan organisasi
c. Actuating : Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu berkerja secara
optimal melakukan tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang
dimiliki dengan dukungan sumber daya yang tersedia
d. Controlling : Proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan melakukan
koreksi apabila didapatkan adanya penyimpangan
METHODS MATERIALS MONEY MAN

Terjadi kekeliruan Keterbatasan alat-alat


dalam evaluasi data untuk media program
kesehatan lingkungan Terbatasnya jumlah
program kesehatan Anggaran dana tidak
petugas program
lingkungan tercukupi secara
kesling dipuskesmas
maksimal untuk
Kesalahan dalam Alat-alat yang kurang menjalankan program
pendataan hasil memadai dan tidak layak
program kesehatan pakai Cakupan
lingkungan
Kesehatan
Anggaran dana yang Kurangnya sumber daya
Penggunaan dan terbatas dari pemerintah manusia atau tenaga
Lingkungan
Kurangnya kordinasi pada
proses pengawasan program penyimpanan alat untuk menjalankan medis untuk Tempat-tempat
kesehatan lingkungan tidak terkordinasi program kesehatan menjalankan program Umum se-
lingkungan Kecamatan
Kemayoran
periode Januari
Kurangnya sosialisasi Kurangnya koordinasi – Oktober 2018
Kurang adanya Kurang adanya Kurangnya perencanaan
penyuluhan tentang pembagian tugas sebesar 16,73%
pengawasan program koordinasi antar dan evaluasi karena
kesehatan lingkungan dengan kepala program kurang dari
yang berjalan di petugas pelaksana merasa program
kepada masyarakat akibat jumlah tenaga target 60%.
puskesmas program ssebelumnya sudah
kesehatan sedikit berjalan dengan baik.

Kurangnya pengetahuan
Pembagian tugas
masyarakat tentang Kurang adanya program
yang tidak merata
manfaat kesehatan rencana kegiatan yang
antar petugas Perencanaan program
lingkungan Kurangnya pemantauan terstruktur
dalam melaksanakan kesehatan lingkungan
Kurangnya kerjasama
Masyarakat program kesehatan Pelaksana dalam tidak semua berjalan di
antar petugas di
masih kurang lingkungan meningkatkan puskesmas
bagian kesehatan
peduli terhadap kualitas belum
lingkungan
kesehatan maksimal
lingkungan

ENVIRONMENT CONTROLLING ACTUATING ORGANIZING PLANNING

Gambar 2. 1 Fishbone Masalah 1


Cakupan Kesehatan Lingkungan Tempat-tempat Umum se-Kecamatan Kemayoran periode Januari – Oktober 2018 sebesar 16,73% kurang dari target 60%.

28
METHODS MATERIALS MONEY MAN

Terjadi kekeliruan dan


kesalahan dalam Keterbatasan alat-alat
pencacatan data yang tersedia di
progra puskesmas Anggaran dana yang Terbatasnya petugas
terbatas untuk program kesling
menjalankan dipuskesmas
Kurangnya Kurangnya alat yang program kesling
pengetahuan dalam memadai untuk
pencatatan data mendukung program
Cakupan
Kesehatan
Lingkungan
Kesulitan dalam Kurangnya sumber
Sistem dan metode Penggunaan dan Pengolahan
perhitungan anggaran daya manusia untuk
pencatatan data penyimpanan alat-alat Makanan se-
dana yang tepat menjalankan program
yang kurang teliti. kurang terkordinaasi Kecamatan
Kemayoran
periode Januari –
Oktober 2018
Kurang adanya sikap Kurang adanya Kurangnya kesadaran Kurangnya pembagian Kurangnya sebesar 81%
kooperatif dari pengawasan program tenaga kesehatan tugas yang jelas antar perencanaan dan kurang dari target
masyarakat yang berjalan di untuk melakukan tenaga kesehatan evaluasi karena
puskesmas 30%.
program puskesmas merasa program
ssebelumnya sudah
berjalan dengan baik.
Kurangnya pengetahuan
Pihak petugas kurang
masyarakat tentang
aktif dalam
manfaat kesehatan Kurangnya kerjasama
memonitor program Pelaksana program Perencanaan program
lingkungan antar petugas di
belum maksumal kesehatan lingkungan tidak
bagian kesehatan
dalam semuanya dilakukan
lingkungan
Masyarakat kurang Kurang adanya meningkatkan dipuskesmas
peduli terhadap monitoring kualitas.
kesehatan lingkungan program yang
berjalan

ENVIRONMENT CONTROLLING ACTUATING ORGANIZING PLANNING


Gambar 2. 2 Fishbone Masalah 2
Cakupan Kesehatan Lingkungan Pengolahan Makanan se-Kecamatan Kemayoran periode Januari – Oktober 2018 sebesar 81% kurang dari target 30%

29
2.4 Mencari Penyebab Masalah
Pada tahap ini yang dilakukan adalah menentukan penyebab masalah yang paling
dominan, yaitu dari dua masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa
atau lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi
dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran).
Dari akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang
paling dominan. Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah
yang apabila diselesaikan dapat menyelesaikan sebagian besar permasalahan yang ada.
Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan adalah dengan cara diskusi,
argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Di bawah ini adalah
penyebab masalah yang dominan dalam program di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Kemayoran:
2.4.1 Cakupan Kesehatan Lingkungan Tempat-tempat Umum se-Kecamatan
Kemayoran periode Januari – Oktober 2018 sebesar 16,73% kurang dari target
60%
Akar penyebab masalah pada input adalah :
1. Kurangnya sumber daya manusia atau tenaga medis untuk menjalankan
program (Man)
2. Metode pencatatan penyuluhan yang belum mencakup seluruh bentuk
penyuluhan (Method)
3. Anggaran dana yang terbatas dari pemerintah untuk menjalankan program
kesehatan lingkungan (Money)
4. Penggunaan dan penyimpanan alat tidak terkordinasi (Material)

Akar penyebab masalah pada process adalah :


1. Kurangnya perencanaan karena merasa program sebelumnya sudah
berjalan dengan baik. (Planning)

30
2. Kurangnya koordinasi pembagian tugas dengan kepala program akibat
jumlah tenaga kesehatan sedikit. (Organizing)
3. Kurang adanya koordinasi antar petugas pelaksana program. (Actuating)
4. Kurang adanya pengawasan program yang berjalan di puskesmas.
(Controling)
5. Kurangnya sosialisasi penyuluhan tentang kesehatan lingkungan kepada
masyarakat. (Environment)

Dari 9 penyebab yang paling mungkin diperoleh 3 akar penyebab masalah yang
paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga
pemahaman yang cukup. berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai
berikut :

1. Kurangnya sumber daya manusia atau tenaga medis untuk


menjalankan program (Man)
2. Kurangnya perencanaan karena merasa program sebelumnya sudah
berjalan dengan baik. (Planning)
3. Kurang adanya pengawasan program yang berjalan di puskesmas.
(Controling)

2.4.2 Cakupan Kesehatan Lingkungan Pengolahan Makanan se-Kecamatan


Kemayoran periode Januari – Oktober 2018 sebesar 81% kurang dari target 30%
Akar penyebab masalah pada input adalah :
1. Kurangnya sumber daya manusia untuk menjalankan program (Man)
2. Sistem dan metode pencatatan data yang kurang teliti (Method)
3. Kesulitan dalam perhitungan anggaran dana yang tepat (Money)
4. Penggunaan dan penyimpanan alat-alat kurang terkordinaasi (Material)

31
Akar penyebab masalah pada process adalah :
1. Kurangnya perencanaan dan evaluasi karena merasa program ssebelumnya
sudah berjalan dengan baik (Planning)
2. Kurangnya pembagian tugas yang jelas antar tenaga kesehatan
(Organizing)
3. Kurangnya kesadaran tenaga kesehatan untuk melakukan program
puskesmas (Actuating)
4. Kurang adanya pengawasan program yang berjalan di puskesmas m
(Controling)
5. Kurang adanya sikap kooperatif dari masyarakat (Environment)

Dari 9 penyebab yang paling mungkin diperoleh 3 akar penyebab masalah yang
paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga
pemahaman yang cukup. berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai
berikut :

1. Kurangnya sumber daya manusia untuk menjalankan program (Man)


2. Kurangnya perencanaan dan evaluasi karena merasa program
ssebelumnya sudah berjalan dengan baik (Planning)
3. Kurang adanya pengawasan program yang berjalan di puskesmas m
(Controling)

32

Anda mungkin juga menyukai