Makalah Sintaksis
Makalah Sintaksis
A.Latar Belakang...................................................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah................................................................................................................. 2
C.Tujuan ................................................................................................................................... 2
A.Kesimpulan ......................................................................................................................... 18
B.Saran ................................................................................................................................... 19
C.Daftar Pustaka..................................................................................................................... 20
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan.Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang pendidikan bahasa indonesia bertema SINTAKSIS, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagaisumber. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini memuat tentang “Arti
penting dalam menumbuhkan jiwa kesadaran”.
Yang sudah mulai terlupakan dizaman sekarang ini. Walaupun makalah ini mungkin
kurangsempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun
jugamengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Pendidikan bahasa indonesia yang
telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki banyak kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya.
ii
BAB I
PENDAHULUAAN
A. Latar Belakang
Masih banyak orang yang belum mengetahui dan belum paham tentang makna dan hakikat
sintaksis. Padahal, penggunaanya begitu dekat dengan masyarakat Indonesia, yaitu berkisar
tentang kalimat bahasa Indonesia yang digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari.
Banyak permasalahan yang ada dalam mendalami penguasaan sintaksis dan hakikatnya. Perlu
pendalaman dan banyak mempraktekan dalam dunia kebahasaan. Karena ilmu sintaksis
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan sintaksis itu? Sintaksis merupakan ilmu yang
mempelajari tentang tatabahasa. Sintaksis juga dapat dikatakan tata bahasa yang membahas
Sintaksis merupakan cabang linguistik yang membicarakan hubungan antar kata dalam
tuturan (speech). Unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah frase, klausa
dan kalimat. Didalam makalah ini akan dibahas ketika pokok bahasan tersebut secara rinci.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
6. Apa sajakah macam-macam frasa, klausa dan kalimat dan beserta contohnya?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sintaksis
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti ’dengan’ dan kata tattein
kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Selain dari bahasa Yunani, sintaksis juga
berasal dari bahasa Belanda yaitu syntaxis. Sintaksis juga berasal dari bahasa Inggris yaitu
syntax. Istilah sintaksis (Belanda, Syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang
1) Menurut Gleason (1955) “Syntax maybe roughly defined as the principles of arrangement
of the construction (word) into large constructions of various kinds.” Artinya adalah sintaksis
mungkin dikaitkan dari definisi prinsip aransemen konstruksi (kata) ke dalam konstruksi
2) Robert (1964:1) yang berpendapat bahawa sintaksis adalah bidang tata bahasa yang
mengatakan bahwa sintaksis adalah terdiri dari susunan subjek (s) predikat(p) objek (o) dan
keterangan yang merupakan tempat – tempat kosong yang tidak mempunyai arti apa – apa.
(linguistik) yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa.
Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa sintaksis
3
merupakan bagian dari ilmu bahasa yang didalamnya mengkaji tentang kata dan kelompok
b. Menurut Chaer (1994 : 219) satuan terkecil adalah kata, yang secara hierarkial menjadi
komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar yaitu frasa, klausa dan kalimat.
Berdasarkan pengertian sintaksis di atas, dalam tataran sintaksis kata merupakan satuan
terkecil, yang secara hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih
besar yaitu frase. Maka di sini, kata, hanya dibicarakan sebgai satuan terkecil dalam sintaksis,
yaitu dalam hubungannya dengan unsur-unsur pembentuk satuan yang lebih besar, yaitu
Dilihat dari bentuknya, kalimat dapat dirumuskan sebagai konstruksi sintaksis terbesar yang
terdiri atas dua kata atau lebih. Hubungan struktural antara kata dan kata, atau kelompok kata
dan kelompok kata yang lain, berbeda-beda. Sementara, kedudukan tiap kata atau kelompok
kata dalam kalimat itu berbeda-beda pula. Antara “kalimat” dan “kata” terdapat dua satuan
sintaksis antara, yaitu “klausa” dan “frasa”. Klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri
atas dua kata atau lebih yang mengandung unsur predikasi, sedangkan frasa adalah satuan
sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak mengandung unsur predikasi.
4
4. Pengertian Frasa, Klausa dan Kalimat
a. Pengertian Frasa
Frasa adalah satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih,
yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa (Cook, 1971: 91 ; Elson and Pickett, 1969: 73) atau
tidak melampaui batas subjek atau predikat (Ramlan, 1976: 50); dengan kata lain: sifatnya
tidak predikatif.
Venhaar (2001) menjelaskan bahwa frasa adalah kelompok kata yang merupakan bagian
Kentjono (1990) mendefinisikan frasa sebagai satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata
atau lebih dari dua kata yang tidak berciri klausa dan yang pada umumnya menjadi
pembentuk klausa.
Keraf (1991) menyatakan bahwa frasa merupakan suatu konstruksi yang terdiri atas dua kata
Kridalaksana (1993) menegaskan bahwa frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang
Parera (1994) yang memberi batasan frasa sebagai suatu konstruksi yang dapat dibentuk oleh
dua kata atau lebih, baik dalam bentuk sebuah pola dasar kalimat maupun tidak.
Chaer (1998) menyatakan bahwa frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang
merupakan satu kesatuan dan menjadi salah satu unsur atau fungsi kalimat (subjek, predikat,
b. Pengertiaan Klausa
Ada beberapa definisi klausa menurut para ahli bahasa yakni sebagai berikut :
1. Menurut kridalaksana, klausa merupakan satuan gramatikal yang berupa gabungan kata,
5
minimal terdiri dari subjek dan predikat serta berpotensi menjadi kalimat.
2. Ramlan mengatakan bahwa klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas S, P, (O),
3. H. Alwi, klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih dan
4. Klausa adalah satuan sintaksis yang bersifat predikatif. Artinya, didalam satuan atau
konstruksi itu terdapat sebuah predikat, bila dalam satuan itu tidak terdapat predikat, maka
5. Menurut pendapat Arifin (2008:34) klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan
kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Klausa atau gabungan kata itu
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa klausa adalah gabungan dari
beberapa kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat, boleh dilengkapi
c. Pengertian kalimat
Banyak ahli yang telah mengemukakan definisi atau pengertian kalimat. Beberapa di
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola
intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa. (Cook, 1971: 39-40; Elson and Pickett, 1969: 82).
Pakar bahasa di Indonesia, Alisjahbana (1978) menyatakan bahwa kalimat adalah satuan
A.A.Fokker (1960:9), juga mengatakan: “kalimat ialah ucapan bahasa yang mempunyai arti
Gorys Keraf (1978:156), dimana dikatakannya: “suatu bagian ujaran, yang didahului dan
6
diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukan bahwa bagian ujaran itu sudah
Kridalaksana (1993) menegaskan bahwa kalimat adalah (i) satuan bahasa yang secara relatif
berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri atas
klausa; (ii) klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan preposisi yang
merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan yang
bebas,; jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya; dan (iii) konstruksi gramatikal yang
terdiri atas satu atau lebih klausa yang ditata menurut pola tertentu, dan dapat berdiri sendiri
Alwi (2001) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat
Ramlan (1981:6) mengatakan: “kalimat ialah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda
Parera (1978:10) mengatakan: “sebuah bentuk ketatabahasaan yang maksimal yang tidak
merupakan bagian dari sebuah konstruksi ketatabahasaan yang lebih besar dan lebih luas
adalah kalimat”.
Kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap merupakan
definisi umum yang biasa dijumpai. Dalam kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis yang
lebih kecil (kata,frase,dan klausa) bahwa kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari
konsituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjugsi bila diperlukan,
7
5. Ciri-ciri Frasa, Klausa dan Kalimat
a. Ciri-ciri Frasa
Sesuai dengan definisi-definisi yang dikemukakan para ahli, maka dapat mengidentifikasi
frasa sebagai suatu satuan atau konstruksi yang berciri: (i) terdiri atas dua kata atau lebih
yang berhubungan dan membentuk suatu kesatuan, (ii) tidak bersifat predikatif, (iii) tidak
berciri klausa, (iv) merupakan unsur pembentuk klausa, dan (v) menempati salah satu unsur
c. Ciri-ciri Kalimat
Berdasarkan definisi atau pengertian kalimat yang disampaikan para ahli, kita dapat
2) Terdiri atas satu kata atau lebih (tidak terbatas)/terdiri atas klausa;
6) Dalam konvensi tulis, ditandai oleh awal huruf capital dan diakhiri tanda baca (tanda titik
untuk kalimat deklaratif, tanda tanya untuk kalimat interogatif, dan tanda seru untuk kalimat
interjektif).
8
6. Macam-macam Frasa, Klausa dan Kalimat
a. Jenis-jenis Frase
1) Frase endosentrik
Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Frase
a) Frase endosentrik yang koordinatif, yaitu: frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara,
ini dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung.
Misalnya: kakek-nenek, pembinaan dan pengembangan, laki bini , belajar atau bekerja
b) Frase endosentrik yang atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara.
Perjalanan, hari merupakan unsur pusat, yaitu: unsur yang secara distribusional sama dengan
seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur terpenting, sedangkan unsur lainnya
merupakan atributif.
c) Frase endosentrik yang apositif: frase yang atributnya berupa aposisi/ keterangan
tambahan.
Dalam frase Susi, anak Pak Saleh secara sematik unsur yang satu, dalam hal ini unsur anak
Pak Saleh, sama dengan unsur lainnya, yaitu Susi. Karena, unsur anak Pak Saleh dapat
Unsur Susi merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak Pak Saleh merupakan aposisi (Ap).
9
2) Frase Eksosentrik
Frase eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.
Frase di dalam kelas tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Ketidaksamaan
a) Frase Nominal: frase yang memiliki distributif yang sama dengan kata nominal.
Frase Verbal: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan golongan kata verbal.
b) Frase Bilangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.
c) Frase Keterangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan.
4) Frase Depan: frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau
5) Frase Ambigu
Frase ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan
Misalnya: Perusahaan pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat mamaku
bekerja, berbaik hati mau melunaskan semua tunggakan sekolahku. Frase perancang busana
10
a) Perancang busana yang berjenis kelamin wanita.
b. Jenis-jenis klausa
yaitu :
Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti
klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S,
sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi
a) Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir. Klausa ini diklasifikasikan
c) Klausa Tidak Lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam
klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
gramatik menegatifkan P.
Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa
berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan :
a) Klausa Positif ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang menegatifkan P.
b) Klausa Negatif ialah klausa yang ditandai adanya unsur negasi yang menegaskan P.
11
3) Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P.
Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
a) Klausa Nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina.
b) Klausa Verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.
c) Klausa Adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa
adjektiva.
d) Klausa Numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia.
e) Klausa Preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa
preposisiona.
f) Klausa Pronomia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial.
Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat dapat dibedakan atas :
a) Klausa Bebas ialah klausa yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor. Jadi,
klausa bebas memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai
b) Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor,
12
5) Klasifikasi klausa berdasarkan criteria tatarannya dalam kalimat.
Menurutnya klausa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.
a) Klausa Atasan ialah klausa yang tidak menduduki f ungsi sintaksis dari klausa yang lain.
b) Klausa Bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari
c. Jenis-jenis kalimat
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat
(subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan
(objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat
baru.
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih.
perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada.
13
b) Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru
Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola
(a) Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata tugas: dan,
(b) Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik, maupun.
(c) Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan.
Kalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang diperluas
sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal
(bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat yang mengalami perluasan
dikenal adanya:
PS
14
Diakuinya bahwa ia yang memukul anak itu. anak kalimat pengganti subjek
Misalnya: Katanyabegitu
SPO
Mereka sudah mengetahui bahwa saya yang mengambilnya. anak kalimat pengganti objek.
SPK
Ayah pulang ketika kami makan malam. anak kalimat pengganti keterangan.
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan
beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat.
Misalnya: Ketika ia duduk minum-minum, datang seorang pemuda berpakaian bagus, dan
pola atasan
pola bawahan I
pola bawahan II
15
a) Kalimat inti
Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi inti
kalimat.
(4) Intonasinya adalah intonasi ”berita yang netral”. Artinya: tidak boleh menyebabkan
b) Kalimat luas
Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak
c) Kalimat transformasi
Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas keempat
syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat transformasi belum
(2) Kalimat Luas. Contoh: Radha, Arief, Shinta, Mamas, dan Mila sedang belajar dengan
i) Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus juga adalah
ii) Dengan penambahan jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis dan
16
iii) Dengan perubahan kata urut kata. Contoh: Menangis adik.
a) Kalimat mayor
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti.
Ibu segera pergi ke rumah sakit menengok paman, tetapi ayah menunggu kami di rumah Rati
b) Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.
5) Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singka, jelas,
dan tepat.
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang
Misal: Amara pergi ke sekolah, lantas amara pergi ke rumah temannya untuk belajar. (tidak
Efektif/Tidak Efisien)
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya, kita bisa mengetahui bahwa sintaksis adalah cabang
Salah satu definisi sintaksis menurut para ahli yaitu ilmu yang mempelajari hubungan
antara kata atau frase atau klausa atau kalimat yang satu dengan kata atau frase
(clause atau kalimat yang lain atau tegasnya mempelajari seluk-beluk frase, klause,
Salah satu kajian sintaksis yaitu kalimat yang merupakan alat interaksi dan
kelengkapan pesan atau isi yang akan disampaikan, didefinisikan sebagai susunan
kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Sedangkan dalam kaitannya
dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa), kalimat
adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa
klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi
final.
Kalimat juga merupakan satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang
mengandung satu pengertian dan mempunyai pola intonasi akhir serta bagian ujaran
yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, serta memiliki fungsi-fungsi gramatikal.
18
B. Saran
Demikianlah makalah yang telah kelompok kami susun. Kami berharap makalah ini berguna
sebagaimana mestinya dan dapat diterima dengan baik. Tapi, sebagai manusia biasa yang
tidak luput dari kekurangan, kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun
19
DAFTAR PUSTAKA
11 September 2014.
dari http://fatkhulhidayah.wordpress.com/2012/10/08/perbedaan-frase-klausa-dan-
dari http://ardisetiawan1989.blogspot.com/2013/09/sintaksis-tata-bahasa-pengertian.htmlpada
20