Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
Dalam rangka memberikan arah, pedoman dan alat pengendali
penyelenggaraan penyuluhan perikanan dan untuk melaksanakan ketentuan pasal
25 Undang Undang Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan, perlu disusun Programa Penyuluhan Perikanan.
Kegiatan penyusunan Programa Penyuluhan Perikanan ini dilakukan setiap tahun
yang memuat rencana penyuluhan tahun berikut dengan memperhatikan siklus
anggaran pada masing-masing tingkatan, mencakup pengorganisasian,
pengelolaan sumber daya sebagai dasar penyelenggaraan penyuluhan perikanan
serta harus dapat merespon aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha di pedesaan
dengan memperhatikan keterpaduan dan sinergitas programa penyuluhan
perikanan.
Programa Penyuluhan Perikanan diharapkan dapat menghasilkan kegiatan
penyuluhan perikanan spesifik lokalita dan strategis, sehingga kegiatan-kegiatan
yang tercantum dalam Programa Penyuluhan Perikanan ini harus mampu
merespon kebutuhan para pelaku utama dan para pelaku usaha, serta dapat
memberikan dukungan terhadap program strategis pembangunan kelautan dan
perikanan Kecamatan Kejaksan. Programa Penyuluhan Perikanan Tahun 2018 ini
disusun oleh penyuluh perikanan, pelaku utama/pelaku usaha perikanan, dan tim
teknis yang terdiri dari perwakilan dinas/instansi yang menangani kelautan dan
perikanan dan/atau penyuluhan perikanan.
Programa Penyuluhan Perikanan Kecamatan Kejaksan ini merupakan sintesa
dari kondisi dan potensi sumberdaya baik sumberdaya alam, sumberdaya
manusia maupun sumberdaya penunjang lainnya, serta permasalahan yang
dihadapi dalam pembangunan perikanan, yang kemudian diformulasikan dalam
kegiatan untuk pemecahan masalah tersebut dengan mengacu kebutuhan sasaran
penyuluhan (pembudidaya ikan, nelayan, pengolah dan pemasar ikan, serta
masyarakat perikanan lainnya).
Mengingat pentingnya kegiatan penyuluhan perikanan maka Taruna Sekolah
Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor dirasa perlu melakukan
kegiatan mengidentifikasi potensi wilayah perikanan sebagai penyusunan RKPP
(rencana kerja penyuluhan perikanan) di Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon
Provinsi Jawa Barat.
2
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan Rencana Kerja
Penyuluhan Perikanan dilaksanakan di Kecamatan Kejakasan Kota Cirebon
Provinsi Jawa Barat.
adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui Potensi wilayah perikanan, Sumber daya Alam, Sumber daya
Manusia di Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon Provinsi Jawa Barat.
2) Menyusun Rencana Kerja Penyuluh Perikanan (RKPP) di Kecamatan
Kejaksan Kota Cirebon Provinsi Jawa Barat.
3
II. PENYULUHAN PERIKANAN
4
menumbuh kembangkan semangat khalayak yang disuluh. Katalisator, yaitu
member kesempatan, membuka peluang bagi kemajuan kehidupan sasaran.
Fasilitator, yaitu berfungsi memberikan informasi teknologi, menjebatani nelayan
dengan lembaga – lembaga perikanan serta membantu nelayan memecahkan
masalah. Sedangkan tugas pokok penyuluh perikanan ialah melakukan kegiatan
penyuluhan perikanan yang meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan
pelaporan serta pengembangan penyuluhan perikanan.
5
a. Tahap Penyusunan dan Penetapan Materi Perencanaan
Penetapan Materi Penyuluhan Perikanan adalah ilmu dan teknologi yang
terkandung dalam setiap kegiatan penyuluhan perikanan, dimana ilmu tersebut
bersifat teori sedangkan teknologi yang dimaksudkan bersifat praktis (A.G
Kartasapoetra, 1988).
Materi penyuluhan harus sesuai dengan dengan kebutuhan sasaran, dengan
demikian sasaran akan tertarik perhatiannya dan terangsang untuk
mempraktekkannya.
6
rumah dan kunjungan kelompok, sedangkan metode pendekatan penyuluhan tidak
langsung hanya bisa dilakukan apabila ada perantara media penyuluhan misalnya
lewat radio (siaran pedesaan), bahan cetak (majalah, koran, poster dan Leaflet)
(Mochamad wekas H.P.Y dan Fitra Aditama, 2011).
Sifat metode pendekatan kepada sasaran, kegiatan penyuluhan dapat dibagi
kedalam 5 (lima) sifat, yaitu: persuasif artinya bahwa penyuluh perikanan dalam
melaksanakan tugasnya harus mampu meyakinkan khalayak yang disuluh,
sehingga mereka merasa tertarik terhadap hal-hal yang disampaikan, edukatif
artinya bahwa penyuluih perikanan harus bersikap dan berperilaku sebagai
pendidik yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan membimbing masyarakat
komunikatif artinya bahwa penyuluh periakanan harus mampu berkomunikasi dan
menciptakan iklim seta suasana sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
pembicaraan atau komunikasi yang bersifat akrab, terbuka dan timbal balik,
akomodatif artinya bahwa dengan diajukannya permasalahan-permasalahan
dibidang perikanan oleh masyarakat, penyuluh perikanan harus mampu
mengakomodasikan, menampung, dan memberikan jalan pemecahannya dengan
sikap dan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh khalayak yang
disuluh, fasilisatif artinya bahwa penyuluh perikanan harus mamapu
memanfaatkan jejaring kerja penyuluhan perikanan untuk menghubungkan
khalayak yang disuluh dengan pihak lain (Mochamad wekas H.P.Y dan Fitra
Aditama, 2011).
2.2.2 Penyelenggaraan penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan adalah cara atau teknik penyampaian materi
(isi pesan) penyuluhan pertanian/perikanan oleh penyuluh kepada
nelayan/pembudidaya beserta dengan keluarganya baik secara langsung maupun
secara tidak langsung, agar mereka menjadi mengerti, mau dan mampu
menerapkan inovasi baru (Poernomo, 2004).
2.2.3 Sarana dan Prasarana Penyuluhan
Untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan penyuluhan dan kinerja
penyuluh, diperlukan sarana dan prasana yang memadai agar penyuluhan dapat
diselenggarakan dengan efektif dan efisien. Pemerintah pusat, pemerintah daerah,
kelembagaan penyuluhan swasta, dan kelembagaan penyuluhan swadaya
menyediakan sarana dan prasarana penyuluhan sesuai dengan keperluan dan
7
disediakan oleh daerah masing – masing (Undang – Undang Republik Indonesia
No. 16 Tahun 2006).
8
2.2.5 Pembiayaan Penyuluhan
Undang – undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem
penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) mengemukakan untuk
menyelenggarakan penyuluhan yang efektif dan efisien diperlukan tersedianya
pembiayaan yang memadai untuk memenuhi biaya penyuluhan. Sumber
pembiayaan untuk penyuluhan disediakan melalui APBN, APBD baik provinsi
maupun kabupaten/kota, baik secara sektoral maupun lintas sektoral, maupun
sumber–sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Penyuluhan yang
diselenggarakan oleh penyuluh swasta dan swadaya, pembiayaannya dapat
dibantu oleh pemerintah daerah. Dana penyelenggaran penyuluhan perikanan
disediakan oleh unit kerja masing–masing dan dapat bekerja sama atau dibantu
oleh unit kerja lain maupun organisasi swasta sesuai dengan kebutuhan dalam
rangka pelaksanaan dan pengembangan penyuluhan perikanan, dan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku. Standar minimal biaya operasional meliputi:
perjalanan tetap, biaya perlengkapan (jas hujan, sepatu lapangan, pakaian kerja,
soil teskit), biaya percontohan dan demonstrasi plot (demplot), biaya penyusunan
materi penyuluhan, dan biaya penyusunan rencana kerja.
9
III.1.1 Sumber Daya Alam
Kecamatan Kejaksan berada di daerah tepian Laut Jawa. Luas Kecamatan
Kejaksan 3.61 km2 dan berada pada ketinggian 4 DPL/m di atas permukaan laut.
Secara umum Kecamatan Kejaksan dibatasi oleh:
Utara : Kabupaten Cirebon
10
Secara struktur kecamatan Kejaksan merupakan daerah perkotaan karena
letaknya yang berada di pusat kota Cirebon. Kecamatan Kejaksan terbagi menjadi
4 kelurahan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Administrasi Kecamatan Kejaksan
Jumlah Penduduk Sex Luas Padat/
No. Kelurahan
Laki-Laki Perempuan Total ratio (km²) km²
1 Kejaksan 4.473 4.876 9.349 91 0,67 13.954
2 Kebon Baru 4.234 4.323 8.557 97 0,80 10.696
3 Sukapura 7.041 7.328 14.369 96 0.89 16.145
4 Kesenden 6.120 6.327 12.447 96 1.25 9.958
Jumlah 21.868 22.854 44.722 95 3.61 12.388
Sumber: Kecamatan Kejaksan Dalam Angka (BPS), 2018
11
dan perikanan serta bidang lainnya yang juga sangat membutuhkan Sumber Daya
Manusia yang berkualitas sehingga suatu daerah perekonomiannya dikatakan
stabil. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang diasumsikan
SDM orang yang bersangkutan akan semakin berkualitas. Berdasarkan data yang
diperoleh diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Kejaksan
dapat dilihat pada Tabel 3.
12
Kesenden Budidaya Budidaya Mulya 36 Orang
Rukun Makmur 10 Orang
Bangkit Jaya 10 Orang
Sutra Bahari 10 Orang
Purna Mina Lestari 10 Orang
Mulya Asih 10 Orang
Bandang jaya 10 Orang
Makmur Sejahtera 10 Orang
2. Kebon Pengolahan Putra Rosses 5 Orang
Baru
JENIS WILAYAH
NO. NAMA/ NIP
PENYULUH KERJA
1. Syarif Hidayat, S.Pi PNS Kec.Kejaksan
NIP:
13
1. Bidang Budidaya Perikanan 1. Bidang Budidaya Perikanan
Faktor cuaca (kemarau) mengakibatkan
Jenis ikan yang dibudidayakan
minimnya ketersedian air yang cukup
dapat disesuaikan dengan kondisi
sehingga mempengaruhi usaha
dan cuaca di daerah setempat
budidaya perikanan
seperti komoditas ikan lele
Luas lahan yang digunakan untuk usaha
sebagai alternative pada saat
budidaya perikanan masih kurang dan
musim kemarau.
belum dimanfaatkan secara optimal.
Lahan budidaya perikanan dapat
Tinggi harga pakan mempengaruhi
di alih fungsikan menjadi tambak
usaha budidaya perikanan
garam
Budidaya dengan luas lahan yang
kurang dapat dilakukan dengan
sistem yumina bumina atau juga
budidaya menggunakan kolam
terpal untuk usaha budidaya
perikanan tawar, sementara untuk
budidaya perikanan payau dapat
dilakukan pemanfaatan pada luas
lahan yang sempit
Terdapat alternatif berupa
penumbuhan pakan alami dan
pakan buatan yang harganya jauh
lebih murah di banding pakan
yang di produksi oleh pabrik.
2. Bidang Pengolahan Perikanan 2. Bidang Pengolahan Perikanan
Bahan baku untuk usaha pengolahan Bahan baku dapat diganti dengan
masih sangat terbatas hal ini ikan tangkapan yang di dapat pada
dipengaruhi oleh musim musim tertentu sehingga usaha
pengolahan tetap dapat produktif.
14
3. Bidang Penangkapan 3. Bidang Penangkapan
Jalur/ wilayah penangkapan ikan tidak Penggunaan GPS dapat membantu
menentu dan semakin jauh untuk penentuan wilayah
Terjadinya pendangkalan di sekitar
penangkapan ikan
wilayah tempat kapal-kapal berlabuh Pendangkalan dapat diatasi
dengan melakukan pengerukan di
sekitar wilayah kapal-kapal
berlabuh
Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia
1. Bidang Budidaya Perikanan 1. Bidang Budidaya Perikanan
Terdapat beberapa pembudidaya pasif
Adanya Koperasi mandiri
dikarenakan sumber modal yang
perikanan yang berfungsi sebagai
kurang.
penunjang dan pemasok serta
Pemanfaatan fungsi kelompok belum
simpan pinjam kepada
sepenuhnya sebagai wadah informasi
pembudidaya.
dan wadah belajar
Teknologi Teknologi
15
1. Bidang Budidaya Perikanan 1. Bidang Budidaya Perikanan
Kolam yang terdapat di Kecamatan Untuk meningkatkan produksi
Kejaksan sebagian besar bersifat kolam budidaya harus dibuat
Tradisonal. berupa semi intensif atau instensif.
Teknik budidaya yang digunakan masih
Budidaya dengan memperhatikan
bersifat tradisional dan belum
CPIB dan CBIB akan
berdasarkan CPIB dan CBIB.
meningkatkan hasil budidaya dan
juga keuntungan.
16
Ekonomi Ekonomi
Sumber modal yang kurang sehingga Adanya Koperasi mandiri
banyak pembudidaya, pengolah serta perikanan yang berfungsi sebagai
nelayan yang pasif. penunjang dan pemasok serta
simpan pinjam kepada pelaku
usaha.
Adanya lembaga keuangan milik
pemerintah dan swasta sebagai
penyedia layanan keuangan
Layanan Pendukung Layanan Pendukung
Kurangnya bantuan sarana penunjang
Sarana penunjang diberikan kepada
untuk pembudidaya, pengolah dan nelayan
pelaku utama yang memiliki
kelompok usaha perikanan yang aktif
Berdasarkan hasil dari perumusan data aktual dan data potensial di Kecamatan
Kejaksan, maka diperoleh hasil berupa masalah umum dan masalah khusus yang
dapat dijelaskan sebagai berikut :
MASALAH TEKNIS
Produktivitas
rendah
MASALAH SOSIAL
18
MASALAH EKONOMI
Kurangnya permodalan
Produksi berkurang
19
1 a. Bidang a. Teknik Budidaya a. Pelaku utama belum seluruhnya
budidaya Perikanan menguasai teknik pembenihan ikan
perikanan dan budidaya ikan yang baik
sesuai dengan kaidah CPIB dan
CBIB yang dimulai dari aspek
teknis sampai aspek biosecurity.
b. Masih ditemukan tata kelola kolam
yang masih belum rapi dan teratur
sesuai CPIB dan CBIB
c. Tingginya harga pakan pabrikan
menyebabkan produktivitas
menurun.
d. Kurangnya pengetahuan
pembudidaya untuk menumbuhkan
pakan alami sebagai alternatif
pengganti pakan buatan.
b. Bidang b. Pengolahan hasil a. Bahan baku musiman
Pengolahan perikanan menyebabkan produk olahan
tidak dapat di produksi setiap
saat.
b. Diversifikasi produk olahan
perikanan masih sangat
minim/sedikit
20
4.2 Masalah Non Perilaku
Permasalahan non perilaku yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha
perikanan sebagai berikut :
V. PENETAPAN TUJUAN
21
d. Penetapan cara mencapai tujuan
e. Rencana monitoring dan evaluasi
f. Revisi programa penyuluhan perikanan
Penetapan tujuan dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 9. Penetapan Tujuan
22
kegiatan kelompok
1. Pembudiaya
belum
memahami
2 2 3 7 1
teknik budidaya
sesuai kaidah
CPIB dan CBIB
2. Pembudidaya 2 2 2 6 2
belum
sepenuhnya
23
menguasai
penumbuhan
pakan alami
dan pembuatan
pakan mandiri
3. Diversifikasi
produk olahan
masih sangat
2 2 2 6 2
terbatas
4. Inovasi
terhadap produk
olahan masih
sangat terbatas 1 1 1 3 1
5. Nelayan masih
banyak yang
menggunakan
alat tangkap
yang tidak
ramah 3 3 3 9 1
lingkungan
6. Penggunaan
teknologi untuk
penangkapan 1 1 2 4 2
ikan masih
terbatas
7. Kurangnya
pemahaman
pelaku usaha
2 2 2 6 1
tentang
pentingnya
berkelompok.
8. Akses terhadap 1 1 2 4 3
lembaga
keuangan masih
24
sangat terbatas.
Keterangan:
a. Gawat :
Maksudnya merupakan besar/ kecilnya akibat atau kerugian bagi pelaku
utama. ( 1 = tidak gawat, 2 = cukup gawat, 3 = sangat gawat)
b. Mendesak
Adanya ketersediaan waktu bagi pemecahan masalah tertentu. Bila masalah
tersebut tidak dapat ditunda lagi berarti semakin mendesak. ( 1 = tidak
mendesak, 2 = cukup mendesak, 3 = sangat mendesak)
c. Penyebaran
Merata atau hanya parsial saja masalah tersebut muncul, semakin
merata berarti penyebarannya semakin tinggi. ( 1 = tidak merata, 2 =
parsial, 3 = sangat merata)
25
Penangg
Volu Wak Sumber Pelaksan Piha
No Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Lokasi Biaya ung
me tu Biaya a terka
jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
NELAYAN
Penyul
Kurangnya Sosialisasi Perikan
Meningkatkan PKS
pemahaman nelayan tentang Kec. Koor DPPKP
5. (pengetahuan, Nelayan Diskusi 2 kali April Swadaya Penyuluh
tentang pentingnya pentingnya Kejaksan Penyuluh
keterampilan, sikap)
berkelompok berkelompok
41
Tabel 11. Rencana Kerja Penyuluhan Perikanan
42
42
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
BUDIDAYA IKAN
Pelatihan Meningkatkan PKS
Pembudiaya belum
teknik (pengetahuan,
memahami teknis Ceramah, Penyu
budidaya keterampilan, sikap) Pembudi Kec. Koor
1. budidaya ikan sesuai Temu 2 kali Februari Swadaya Penyuluh Perika
ikan sesuai pembudidaya dalam daya Kejaksan penyuluh
CPIB dan CBIB lapang DPPK
kaidah CPIB persiapan wadah
dan CBIB budidaya.
Pelatihan Penyu
Meningkatkan PKS
Pembudidaya belum cara Perika
(pengetahuan, sikap,
sepenuhnya penumbuhan Ceramah, DPPK
keterampilan)
memehami cara pakan alami Pembudi Demcar Kec. Koor
2. pembudidaya 2 kali Februari Swadaya Penyuluh
penumbuhan pakan dan daya Temu Kejaksan penyuluh
penumbuhan pakan
alami dan pembuatan pembuatan lapang
alami dan pembuatan
pakan mandiri pakan
pakan mandiri
mandiri
Pembudidaya minim Penyu
Meningkatkan PKS
pengetahuan akan Perika
(Pengetahuan,
teknologi budidaya Sosialisasi DPPK
Keterampilan, sikap)
modern dan adanya teknologi Pembudi Kec. Koor
3. pembudidaya agar Sosialisasi 2 kali Februari Swadaya Penyuluh
rasa takut akan dan inofasi daya Kejaksan Penyuluh
lebih terbuka dan
kegagalan dalam baru
menerima teknologi
penerapan teknologi
baru
yang baru.
Kurangnya Meningkatkan PKS Penyu
Sosialisasi
pemahaman Mengubah sikap Perika
tentang Pembudi Kec. Koor
4.. pembudidaya tentang pembudidaya tentang Diskusi 2 kali Februari Swadaya Penyuluh DPPK
pentingnya daya Kejaksan Penyuluh
pentingnya pentingnya
berkelompok
berkelompok berkelompok
43
44
Penangg
Volum Wak Sumber Pelaksan Piha
No Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Lokasi Biaya ung
e tu Biaya a terk
jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
PENGOLAH IKAN
Meningkatkan PKS
Pelatihan (pengetahuan,
Diversifikasi produk keterampilan, sikap)
tentang Penyu
olahan masih sangat pengolah untuk Kec. Koor
1. diversifikasi Pengolah Demcar 2 kali Maret Swadaya Penyuluh Perika
terbatas diversifikasi produk Kejaksan penyuluh
produk olahan DPPK
perikanan olahan
Meningkatkan PKS
Pelatihan Penyu
Inovasi terhadap (pengetahuan, sikap,
tentang Perika
produk olahan keterampilan) Kec. Koor
2. inovasi produk Pengolah Demcar 2 kali Maret Swadaya Penyuluh DPPK
perikanan masih pengolah tentang Kejaksan penyuluh
olahan
sangat terbatas inovasi produk
perikanan
olahan
Penyu
Perika
Kurangnya Meningkatkan PKS DPPK
Sosialisasi
pemahaman Mengubah sikap
tentang Kec. Koor
4.. pengolah tentang pengolah tentang Pengolah Diskusi 2 kali Maret Swadaya Penyuluh
pentingnya Kejaksan Penyuluh
pentingnya pentingnya
berkelompok
berkelompok berkelompok
45
VI. MONITORING DAN EVALUASI
44
VII PENUTUP
Tim Penyusun
45