Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Mechanical, Volume 6, Nomor 1, Maret 2015

Pengaruh Kecepatan Potong dan Makan terhadap Umur Pahat pada Pemesinan Freis
Paduan Magnesium

Anang Ansyori
Jurusan Teknik Mesin Universitas Malahayati
Jl. Pramuka, Rajabasa Bandar Lampung

Abstrak
Mesin frais adalah mesin yang digunakan secara akurat untuk menghasilkan satu atau
lebih pengerjaan permukaan benda dengan menggunakan satu atau lebih alat potong. Benda kerja
dipegang dengan aman pada meja benda kerja dari mesin atau dalam sebuah alat pemegang
khusus yang dijepit atau dipasang pada meja mesin. Selanjutnya benda kerja dikontakkan dengan
pemotong yang bergerak maju mundur. Mesin frais merupakan mesin potong yang
dapat digunakan untuk berbagai macam operasi seperti pengoperasian benda datar
dan permukaan yang memiliki bentuk yang tidak beraturan, roda gigi dan kepala baut, boring,
reaming. Kemampuan untuk melakukan berbagai macam pekerjaan membuat mesin frais
merupakan salah satu mesin yang sangat penting dalam bengkel kerja.
Pada Penelitian ini proses pengefraisan magnesium dilakukan pada beberapa tingkat level
parameter yaitu kecepatan potong dengan variasi (v) 22,60 m/min, 32,15 m/min, 42,70 m/min,
gerak makan 0,15 mm/rev, 0,20 mm/rev, 0,25 mm/rev, dan kedalaman potong 2 mm. Pengambilan
data keausan pahat dilakukan menggunakan pocket mikroskop VB dan microscope 2 dengan
pembesaran 50x. Data keausan pahat dicatat setiap kali pemotongan dan pemesinan akan
dihentikan apabila aus mata pahat (VB) telah mencapai 0,3 mm. Umur pahat tertinggi diperoleh
pada kecepatan potong 22,85 m/min dengan gerak makan 0,15 mm/rev yaitu selama 88 menit,
sedangkan umur pahat terendah pada kecepatan potong 42,70 m/min dengan gerak makan 0,25
mm/rev yaitu selama 18 menit. Semakin besar kecepatan potong (Vc) maka semakin cepat laju
keausan pahat frais yang terjadi, yang disebabkan oleh suhu tinggi sebagai hasil dari gesekan
antara pahat dan benda kerja.
Kata kunci : Mesin frais, Umur Pahat, Kecepatan Potong dan Gerak makan.

PENDAHULUAN dengan menggunakan berbagai pemotong.


Mesin frais adalah mesin tools yang Pahat frais, pelumas lubang dan bor dapat
digunakan secara akurat untuk menghasilkan dipegang dalam soket arbor dengan
satu atau lebih pengerjaan permukaan benda melepaskan pemotong dan arbor. Karena
dengan menggunakan satu atau lebih alat semua gerakan meja mempunyai penyetelan
potong. Benda kerja dipegang dengan aman mikrometer, maka lubang dan pemotongan
pada meja benda kerja dari mesin atau dalam yang lain dapat diberi jarak secara tepat.
sebuah alat pemegang khusus yang dijepit Operasi pada umumnya yang dilakukan oleh
atau dipasang pada meja mesin. Selanjutnya sekrap, kempa gurdi, mesin pemotong roda
benda kerja dikontakkan dengan gigi dan mesin pelumas lubang dapat dilakuan
pemotong yang bergerak maju mundur. Mesin pada mesin frais. Mesin ini
frais merupakan mesin potong yang membuat penyelesaian dan lubang yang lebih
dapat digunakan untuk berbagai macam baik sampai batas ketelitian dengan jauh
operasi seperti pengoperasian benda datar lebih mudah dari pada sekrap. Pemotongan
dan permukaan yang memiliki bentuk yang berat dapat diambil tanpa banyak
tidak beraturan, roda gigi dan kepala merugikan pada penyelesaian atau
baut, boring, reaming. Kemampuan untuk ketepatannya. Pemotonganya efesien pada
melakukan berbagai macam gerakannya dan dapat dipakai untuk waktu
pekerjaan membuat mesin frais merupakan yang lama sampai perlu diasah kembali.
salah satu mesin yang sangat penting Dalam kasus pada umumnya, benda kerja
dalam bengkel kerja. [1]. diselesaikan dalam satu lantaran dari meja.
Mesin frais juga paling mampu Keuntungan ini ditambah dengan ketersediaan
melakukan banyak tugas dari segala mesin dari pemotogan yang sangat beraneka
perkakas. Permukaan yang datar maupun ragam membuat mesin frais sangat penting
berlekuk dapat dimesin dengan penyelesaian dalam bengkel dan ruang perkakas [2].
dan ketelitian istimewa. Pemotong sudut, Dalam proses pemesinan logam umur
celah, roda gigi dan ceruk dapat dilakukan pahat dipengaruhi oleh keausan mata potong

28
Jurnal Mechanical, Volume 6, Nomor 1, Maret 2015

pahat yang terjadi akibat gesekan antara mata membentuk permukaan eksternal yang
pahat dan benda kerja. Keausan pahat ini akan dilakukan oleh pahat bermata potong jamak
semakin besar sampai batas tertentu, sehingga yang melakukan gerak potong berupa putaran
pahat tidak dapat digunakan lagi. Lamanya dan benda kerja bergerak secara translasi
waktu mencapai batas keausan ini sebagai gerak makan [5]. Dimana hal ini
didefinisikan sebagai umur pahat (tool life). untuk menghilangkan sebagian dari material
Umur pahat tidak hanya dipengaruhi oleh yang tidak diinginkan sehingga benda kerja
geometri pahat, melainkan juga oleh semua mencapai dimensi, toleransi dan tingkat
faktor yang berkaitan dengan proses penyelesaian yang telah direncanakan
permesinan seperti jenis matrial benda kerja sebelumnya. Secara umum, jenis pahat frais
dan pahat, kondisi pemotongan (kecepatan (milling cutter) dapat digolongkan menjadi
potong, kedalaman potong, gerak makan dan dua yaitu pahat Frais selubung (slub milling
waktu makan) juga akan mempengaruhi cutter) dan pahat frais muka (face milling
keausan pahat [3]. cutter). Pahat frais termasuk pahat bermata
potong jamak dengan jumlah mata potong
sama dengan jumlah gigi frais (z).
TIJAUAN PUSTAKA Berdasarkan jenis pahat yang digunakan, ada
dua cara dalam proses frais yaitu mengefrais
Magnesium datar (slab milling) dengan sumbu putaran
Magnesium adalah unsur kimia dalam pahat Frais selubung sejajar permukaan benda
tabel periodik yang memiliki simbol Mg dan kerja, dan mengefrais tegak (face milling)
nomor atom 12 serta berat atom 24,31. dengan sumbu putaran pahat frais muka tegak
Magnesium adalah elemen terbanyak lurus permukaan benda kerja. Kemudian
kedelapan yang membentuk 2% berat kulit mengefrais datar dibedakan menjadi dua
bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga macam cara, yaitu : mengefrais naik (up
terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini milling) dan mengefrais turun (down milling).
terutama digunakan sebagai zat campuran Pada proses turun, akan
(alloy) untuk membuat campuran alumunium- menyebabkan benda kerja lebih tertekan ke
magnesium yang sering disebut "magnalium" meja dan meja terdorong oleh pahat yang
atau "magnelium" [4]. mungkin suatu saat (secara periodik) gaya
Magnesium merupakan salah satu jenis dorongnya akan melebihi gaya dorong
logam ringan dengan karakteritik sama dengan ulir/roda gigi penggerak meja. Apabila sistem
aluminium tetapi magnesium memiliki titik kompensasi “keterlambatan gerak balik” (back
cair yang lebih rendah dari pada aluminium. lash compensator) tidak baik, maka dapat
Seperti pada aluminium, magnesium juga menimbulkan adanya getaran bahkan
sangat mudah bersenyawa dengan udara kerusakan pada mesin. Proses frais naik lebih
(Oksigen) [4]. Perbedaannya dengan banyak digunakan karena alasan tersebut,
aluminium ialah dimana magnesium memiliki akan tetapi keausan pahat lebih cepat karena
permukaan yang keropos yang disebabkan mata potong lebih banyak menggesek benda
oleh serangan kelembaban udara karena oxid kerja yaitu pada saat pahat mulai memotong
film yang terbentuk pada permukaan (dimulai dengan ketebalan geram nol) dan
magnesium ini hanya mampu melindunginya selain itu permukaan benda yang dihasilkan
dari udara yang kering. Unsur air dan garam akan lebih kasar. Dengan semakin baiknya
pada kelembaban udara sangat mempengaruhi konstruksi mesin, maka mengefrais turun
ketahanan lapisan oxid pada magnesium cenderung dipilih karena lebih produktif dan
dalam melindunginya dari gangguan korosi. benda kerja yang dihasilkan lebih halus.
Untuk itu benda kerja yang menggunakan Karena pemotongan dimulai dengan
bahan magnesium ini diperlukan lapisan ketebalan geram yang besar maka mengefrais
tambahan perlindungan seperti cat atau meni. turun tidak dianjurkan pada permukaan benda
kerja yang terlalu keras [6].
Proses Frais
Proses frais adalah proses
menghilangkan sebagian bahan/material untuk

29
Jurnal Mechanical, Volume 6, Nomor 1, Maret 2015

Gambar 1. Macam-Macam Proses Frais

Parameter Proses Frais temperatur ruangan di sekitar peralatan,


Elemen dasar proses pemesinan tetapi juga pada temperatur tinggi pada
umumnya adalah merupakan besaran atau saat proses pembentukkan geram
variabel yang dapat diatur/dipilih. Dimana berlangsung.
Spesifikasi geometri dari suatu produk, 2. Keuletan, yang cukup besar untuk
komponen mesin. Salah satu atau beberapa menahan beban kejut yang terjadi pada
jenis proses pemesinan harus dipilih sebagai saat proses pemesinan berlangsung,
suatu proses, ukuran objektif ditentukan dan dimana benda kerja mengandung
pahat harus menghilangkan sebagian material partikel/bagian logam yang keras (hard
benda kerja sampai ukuran objektif tersebut spot).
dicapai. 3. Ketahanan beban kejut termal,
Elemen dasar proses frais adalah sebagai diperlukan bila terjadi perubahan
berikut: temperatur yang cukup besar secara
Kecepatan potong untuk proses frais berkala atau periodik.
dapat didefinisikan sebagai kerja rata-rata 4. Sifat adhesi yang rendah, untuk
pada sebuah titik lingkaran pada pahat potong mengurangi afinitas benda kerja terhadap
dalam satu menit. [5]. Kecepatan makan pahat, mengurangi laju keausan, serta
didefinisikan sebagai jarak dari pergerakan penurunan gaya pemotongan.
benda kerja sepanjang jarak kerja untuk setiap 5. Daya larut elemen/komponen material
putaran dari spindel. Kedalaman potong pahat yang rendah, dibutuhkan untuk
didefinisikan sebagai kedalaman geram yang memperkecil laju keausan akibat
diambil oleh pahat potong. Waktu mekanisme difusi.
pemotongan adalah waktu yang dibutuhkan Dari banyak penelitian dapat dibuktikan
untuk menghasilkan suatu produk. Geram bahwa pemotong dengan gigi-gigi yang kasar
adalah potongan dari material yang akan lebih efisien untuk
dipindahkan dari benda kerja oleh pahat menghasilkan/membuang geram,
potong. dibandingkan gigi-gigi yang halus, karena gigi
kasar akan mengambil geram lebih tebal dan
Pahat Frais (Cutter) mempunyai aksi pemotongan lebih lebar serta
Proses pembentukan geram dengan ruang bebas lebih besar untuk laluan dari
cara pemesinan berlangsung dengan cara geram. Juga terbukti bahwa gigi-gigi halus
mempertemukan dua jenis material. Untuk mempunyai kecendrungan lebih besar untuk
menjamin kelangsungan proses ini, maka jelas bergetar dibandingkan dengan gigi kasar,
diperlukan material pahat yang lebih namun demikian, bila benda kerjanya tipis,
baik/unggul dari material benda kerja. maka tetap harus menggunakan gigi-gigi tipis.
Keunggulan tersebut dapat dicapai karena
pahat dibuat dengan memperhatikan segi Kerusakan Dan Keausan Pahat
tertentu, yaitu [6]: Umur pahat tidak hanya dipengaruhi
1. Kekerasan, yang cukup tinggi melebihi oleh geometri pahat, melainkan juga oleh
kekerasan benda kerja tidak saja pada semua faktor yang berkaitan dengan proses

30
Jurnal Mechanical, Volume 6, Nomor 1, Maret 2015

pemesinan seperti jenis material benda kerja


dan pahat , kondisi pemotongan (kecepatan Pemesinan Kering (Dry Machining)
potong, kedalaman potong dan gerak makan), Pemesinan kering atau dalam dunia
serta suhu dan tekanan pahat yang tinggi saat manufakturing dikenal dengan pemesinan
pemotongan. Selama proses pembentukan hijau (Green Machining) merupakan suatu
geram berlangsung, pahat dapat mengalami cara proses pemesinan atau pemotongan
kegagalan seperti: logam tanpa menggunakan cairan pendingin
 Keausan yang secara bertahap melainkan menggunakan partikel udara
membesar (tumbuh) pada bidang sebagai media pendingin selama proses
aktif pahat. pemesinan berlangsung untuk menghasilkan
 Retak yang menjalar sehingga suatu produk yang diinginkan dengan maksud
menimbulkan patahan pada mata untuk mengurangi biaya produksi,
potong pahat. meningkatkan produktivitas serta ramah
 Deformasi plastik yang akan lingkungan.
mengubah bentuk/geometri pahat. Mengingat persaingan dalam dunia
Keausan yang terjadi pada pahat dapat manufakturing begitu ketatnya maka
dibedakan menjadi dua macam yaitu : penelitian terhadap teknologi pemesinan hijau
1. Keausan kawah (crater wear) yaitu keausan (green machining) terus dilakukan, karena
pada bidang geram. Umumnya disebabkan walaupun teknologi pemesinan hijau (green
oleh proses abrasif. machining) terus berkembang akan tetapi
2. Keausan tepi (flank wear) yaitu keausan teknologi yang ada sekarang ini hanya mampu
pada bidang utama/mayor pahat. digunakan untuk proses dengan pemakanan
yang kecil sehingga biasanya hanya dipakai
Pertumbuhan Keausan untuk proses penghalusan (finishing).
Kecepatan pertumbuhan keausan
menentukan laju saat berakhirnya masa guna Pemesinan Magnesium
pahat. Pertumbuhan keausan tepi (flank wear) Matrial magnesium merupakan salah
mengikuti bentuk, yaitu dimulai dengan satu bahan yang mulai dijadikan bahan
pertumbuhan yang relatif cepat sesaat setelah alternatif dari besi dan baja tersebut.
pahat digunakan diikuti pertumbuhan yang Magnesium adalah logam yang paling ringan
linier setaraf dengan bertambahnya waktu diantara logam yang biasa digunakan dalam
pemotongan dan kemudian pertumbuhan yang suatu struktur. Selain itu magnesium
cepat terjadi lagi. Saat dimana pertumbuhan merupakan elemen terbanyak kedelapan yang
keausan cepat mulai berulang lagi dianggap membentuk 2% berat kulit bumi serta
sebagai batas umur pahat, dan hal ini merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak
umumnya terjadi pada harga keausan tepi pada air laut.(Daryus 2008)
(VB) yang relatif sama untuk kecepatan Dengan unsur yang melimpah tersebut
potong yang berbeda [7]. maka wajar jika magnesium dijadikan bahan
Sampai saat batas ini, keausan tepi alternatif. Rasio masa jenis yang rendah
(VB) dapat dianggap merupakan fungsi dengan kekuatan yang ada pada paduan
pangkat (power function) dari waktu magnesium, merupakan sebuah keuntungan
pemotongan (tc) dan bila digambarkan pada yang mendasari penggunaan paduan
skala dobel logaritma maka mempunyai magnesium pada industri transfortasi, diman
hubungan linier. Persamaan yang penurunan berat akan menurunkan konsumsi
menunjukkan hubungan kecepatan potong bahan bakar dan mengurangi emisi.
dengan umur pahat pertama kali dikemukakan Dalam industri otomotif wilayah
oleh F. W Taylor pada tahun 1907. Untuk penggunaan magnesium biasanya berada
harga yang tetap bagi batas dimensi keausan dibagian depan dimana posisi mesin berada.
serta kombinasi pahat dan benda kerja Pengaruh berat di wilayah ini membantu
tertentu, maka : meningkatkan performa dan kesetimbangan
V.T n = CT berat. Namun ada kekurangan dari matrial
Dimana : magnesium tersebut karena magnesium
CT = kontanta umur pahat Taylor merupakan matrial yang mudah terbakar
V = kecepatan potong terutama pada saat permesinan dengan
n = harga ekponen n kecepatan potong dan pemakanan yang
Berbagai kemungkinan harga eksponen bagi tinggin. Seiring dengan peningkatan kecepatan
suatu jenis pahat ditunjukkan pada tabel potong terjadi penumpukan magnesium pada
dibawah ini . rusuk pahat disebabkan pelengketan antara

31
Jurnal Mechanical, Volume 6, Nomor 1, Maret 2015

pahat potong dan benda kerja. Ini keausan menurut study pustaka yang ada
mengakibatkan masalah permesinan yang menggunakan alat ukur mikroskop guna
serius berkaitan dengan getaran dan toleransi. memperoleh dimensi yang lebih akurat. Pada
Hal yang lebih penting adalah bahaya tiap-tiap pengukuran dimensi mata pahat
penyalaan api pada pemesinan kering paduan dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali guna
magnesium. Api akan terjadi bila titik leleh memperoleh hasil pengukuran yang lebih
(400-600oC) tercapai [8]. akurat dan meminimalisir error.
Oleh karena itu pembentukan Adapun langkah-langkah pengukuran
magnesium dengan pemesinan (Machining) dimensi keausan mata pahat adalah sebagai
sering kali diperlukan perhatian khusus berikut :
karena pada akhir pemotongan sering kali a. Kalibrasi mikroskop.
terjadi kegosongan (hangus) yang b. Pengukuran keausan mata pahat dengan
mengakibatkan sisa pemotongan menjadi kecepatan putar mesin frais standar
mudah terbakar, hal ini disebabkan oleh untuk mengetahui panjang umur pahat.
terjadinya gesekan selama pemotongan, untuk Adapun keausan mata pahat dengan
itu ketajaman alat potong ini harus kedalam 0,3cm sesuai dengan studi
diperhatikan serta menyediakan peralatan pustaka yang ada.
pemadam kebakaran yang sesuai yaitu dry-fire c. Semua data hasil pengukuran ditabulasi ke
extinguisher. dalam tabel sebagai berikut:

METODOLOGI PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun bahan yang digunakan pada
penelitian ini adalah: Pada Penelitian ini proses pengefraisan
Pahat freis High Speed Steels (HSS) magnesium dilakukan pada beberapa tingkat
diameter 8 mm merupakan paduan dari level parameter yaitu kecepatan potong
0,75%-1,5% Carbon (C), 4%-4,5% Chromium dengan variasi (v) 22,85 m/min, 32,15 m/min,
(Cr), 10%-20% Tungsten (W) dan 42,70 m/min, gerak makan 0,15 mm/rev, 0,20
Molybdenum (Mo), 5% lebih Vanadium (V), mm/rev, 0,25 mm/rev, dan kedalaman potong
dan Cobalt (Co) lebih dari 12% (Childs, dkk, 2 mm. Pengambilan data keausan pahat
2000) dilakukan menggunakan pocket mikroskop
Material yang digunakan magnesium, dengan VB dan microscope 2 dengan pembesaran
komposisi kimia sebagai berikut: Mg 99.94%, 50x. Data keausan pahat dicatat setiap kali
Si 0.00017%, Cu 0.003%, Al 0.003%, Mn pemotongan dan pemesinan akan dihentikan
0.0017%, Cl 0.001%, Na 0.003%, yang apabila aus mata pahat (VB) telah mencapai
lainnya 0.016%. 0,3 mm. Setelah dilakukan percobaan di
Adapun alat yang digunakan dalam Laboratorium Proses Produksi, maka di dapat
penelitian ini adalah: hasil sebagai berikut :
1. Mesin frais Berdasarkan hasil percobaan, proses
pemesinan dengan menggunakan gerak makan
0,15 mm/rev memerlukan waktu 8
menit/langkah pemesinan. Untuk pemesinan
dengan gerak makan 0,20 mm/rev
menghabiskan waktu 5 menit/langkah
pemesinan, sedangkan pemesinan dengan
gerak makan 0,25 mm/rev menghabiskan
waktu 3 menit/langkah pemesinan.
Pengukuran keausan mata pahat pada
pemesinan dengan kecepatan potong 42,7
m/min dilakukan pada tiap langkah
pemesinan, tetapi pada pemesinan dengan
Gambar 10. Mesin Frais kecepatan 32,15 m/min dan 23,86 m/min,
pengukuran keausan mata pahat dilakukan tiap
dua kali langkah pemesinan. Pengukuran
Pengukuran keausan
Pada tahapan ini dilakukan pengukuran keausan mata pahat pada kecepatan 42,7
keausan mata pahat yang terjadi pada proses m/min dilakukan pada tiap langkah pemesinan
pembubutan berupa pengukuran dimensi- dikarenakan waktu langkah pemesinan yang
dimensi yang merupakan indicator penentu relatif singkat dan perkembangan aus pahat

32
Jurnal Mechanical, Volume 6, Nomor 1, Maret 2015

yang lebih cepat dibandingkan dengan


pemesinan pada kecepatan potong 32,15
m/min dan 22,85 m/min. Batas maksimum aus
pahat yang dijadikan patokan dalam
percobaan ini adalah 0,3 mm ( ISO 8868-1).
Jika aus pahat telah mencapai nilai VB=
0,3mm,maka proses pemotongan dihentikan.

Pengaruh kecepatan potong terhadap


keausan pahat

Gambar 20. Grafik laju keausan dengan gerak


makan (f = 0,25 mm/rev)

Pada Gambar 18 dapat dilihat bahwa


telah terjadi penurunan umur pahat tidak
begitu signifikan hanya sebesar 9,09 %
apabila menaikkan kecepatan potong 32,15
m/min. Dan peningkatan sebesar 27,27 %
Gambar 18. Grafik laju keausan dengan gerak terjadi ketika kecepatan potong dinaikan
makan (f = 0,15 mm/rev) menjadi 42,70 m/min dengan gerak makan
yang sama yaitu 0,15 mm/rev.
Pada Gambar 18 dapat dilihat bahwa Sama seperti sebelumnya pada
penurunan umur pahat yang relatif sama Gambar 19 dapat dilihat bahwa telah terjadi
terjadi apabila menaikkan kecepatan potong penurunan umur pahat sebesar 15,3 % apabila
secara konstan. Hal ini disebabkan karena menaikkan kecepatan potong 32,15 m/min.
semakin tinggi kecepatan potong maka Dan peningkatan sebesar 30 % terjadi ketika
gesekan antara pahat dan benda kerja akan kecepatan potong dinaikan menjadi 42,70
semakin besar sehingga gesekan tersebut akan m/min dengan gerak makan yang sama yaitu
dirubah menjadi energi panas yang 0,20 mm/rev. pada Gambar 20 dapat dilihat
menyebabkan temperatur pemotongan naik. penurunan umur pahat secara signifikan
Seperti yang dilakukan 0leh Syafri dan sebesar 20 % terjadi ketika kecepatan potong
Yohanes, [3] dengan penelitian yg berjudul dinaikkan menjadi 32,15 m/min dan kembali
menentukan umur dan menganalisa keausan terjadi penurunan umur 40 % pada kecepatan
pahat HSS end mill pada machining center potong 42,70 m/min dengan gerak makan
MC- 520 stama dengan mengaplikasikan MQL yang sama yaitu 0,25 mm/rev .
dan dry machining untuk high speed Penurunan umur pahat ini disebabkan
machining. Semakin besar kecepatan potong pada saat kecepatan potong rendah, pahat
maka semakin besar gesekan antara pahat dan mulai mengalami retak sehingga pada saat
benda kerja sehingga temperatur pemotongan kecepatan potong dinaikkan gesekan antara
menjadi tinggi yang menyebabkan pahat mata pahat dan benda kerja menjadi lebih
semakin cepat mengalami keausan. besar maka pahat menjadi cepat aus. Secara
umum dapat disimpulkan bahwa untuk setiap
pemotongan umur pahat berkurang apabila
kecepatan potong ditingkatkan. Sebagaimana
yang disebutkan oleh peneliti sebelumnya [6]
dikatakan bahwa suhu tinggi yang dihasilkan
pada saat pemotongan mengakibatkan
pergerakkan antar partikel pada pahat menjadi
lebih cepat, sehingga ikatanya cendrung
melemah, akibatnya ikatan tersebut akan
mudah terlepas karena adanya beban impak
yang berasal dari benturan antara pahat dan
benda kerja saat dilakukan pemotongan.
Gambar 19. Grafik laju keausan dengan gerak
makan (f = 0,20 mm/rev)

33
Jurnal Mechanical, Volume 6, Nomor 1, Maret 2015

Pengaruh gerak makan terhadap laju Pada Gambar 21 dapat dilihat bahwa
keausan pahat frais terjadi penurunan umur pahat secara
signifikan sebesar 26 % apabila menaikkan
gerak makan menjadi 0,20 mm/rev. Dan
peningkatan sebesar 66 % terjadi ketika gerak
makan dinaikan menjadi 0,25 mm/rev dengan
kecepatan potong yang sama yaitu 22,85
m/min. Sama seperti sebelumnya pada
Gambar 22 dapat dilihat penurunan umur
pahat secara signifikan sebesar 31 % terjadi
ketika gerak makan dinaikkan menjadi 0,20
mm/rev dan kembali terjadi peningkatan
sebesar 70 % pada gerak makan 0,25 mm/rev
dengan kecepatan potong yang sama yaitu
Gambar 21. Grafik hubungan laju keausan
32,15 m/min. Pada Gambar 23 dapat dilihat
dengan Vc= 22,85 m/min
bahwa terjadi penurunan umur pahat secara
signifikan sebesar 29% apabila menaikkan
Pada Gambar 21 dapat dilihat bahwa
gerak makan menjadi 0,20 mm/rev. Dan
penurunan umur pahat hampir relatif sama
peningkatan sebesar 71 % terjadi ketika gerak
pada setiap kenaikan gerak makan dengan
makan dinaikan menjadi 0,25 mm/rev dengan
kecepatan potong rendah. Hal ini disebabkan
kecepatan potong yang sama yaitu 42,70
karena pada saat gerak makan rendah beban
m/min. Hal ini dikarenakan pada kecepatan
pemotongan rendah, dan semakin besar gerak
potong yang tinggi pahat frais mendapat
makan maka beban pemotongan menjadi besar
beban yang sangat besar pada saat
pula sehingga menyebabkan pahat menjadi
pemotongan sehingga pahat mengalami laju
cepat aus. Seperti yag dilakukan Syafri dan
keausan yang sangat signifikan dan
Yohanes, [3] bahwa selain kecepatan potong,
menyebabkan umur pahat menjadi relatif lebih
parameter yang mempengaruhi keausan pahat
pendek.
adalah gerak makan. Karena semakin besar
Didik Nurhadiyanto [9] mengadakan
gerak makan maka semakin besar beban
penelitian pengaruh parameter pemotongan
pemotongan sehingga menyebabkan pahat
terhadap keausan pahat. Hasil yang diperoleh
menjadi cepat aus.
bahwa, kecepatan potong, kecepatan
pemakanan, dan kedalaman potong serta
interaksi ketiga variabel mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap keausan tepi pahat.
Haus muka rusuk pahat yang terjadi pada
penelitian ini adalah keausan tepi (flank wear)
yaitu keausan pada bidang utama/mayor
pahat. Laju keausan tepi dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 22. Grafik hubungan laju keausan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dengan Vc= 32,15 m/min dilakukan tentang pengaruh kecepatan potong
terhadap keausan pahat frais pada
pengefraisan magnesium maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Umur pahat tertinggi diperoleh pada
kecepatan potong 22,85 m/min dengan
gerak makan 0,15 mm/rev yaitu selama
88 menit, sedangkan umur pahat
terendah pada kecepatan potong 42,70
m/min dengan gerak makan 0,25 mm/rev
Gambar 23. Grafik hubungan laju keausan yaitu selama 18 menit (Tabel 4.10).
dengan Vc= 42,70 m/min 2. Semakin besar kecepatan potong (Vc)
maka semakin cepat laju keausan pahat
frais yang terjadi, yang disebabkan oleh

34
Jurnal Mechanical, Volume 6, Nomor 1, Maret 2015

suhu tinggi sebagai hasil dari gesekan [9]. Didik Nurhadiyanto. 2002. Pengaruh
antara pahat dan benda kerja. parameter pemotongan terhadap
3. Parameter yang berpengaruh terhadap keausan pahat, skripsi. Online.
umur pahat pada pengefraisan http://www.slideshare.net/wijayoa/prosid
magnesium adalah kecepatan potong ing/seminar-nasional-jptm-uny-th2012
(Vc), gerak makan (f), dan kedalaman
potong (a).
4. Geram yang dihasilkan dalam proses
pengefraisan dari awal hingga mencapai
nilai keausan 0,3 mm cendrung
mengalami perubahan bentuk, hal ini
disebabkan oleh perubahan geometri
pahat Gambar 25.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Andriyansyah, 2013. Pengaruh parameter


pemotongan terhadap kekasaran
permukaan pada pengefraisan
magnesium menggunakan vortextube
cooler. Journal. Unila.
[2]. B.H. Amstead, 1998. Mesin frais sangat
penting dalam bengkel dan ruang
perkakas. Online.
http://riedwacr.blogspot.com/2013/02/
mesin-frais-pengertian-mesin-frais.html
[3]. Syafri dan Yohanes, 2008. Menentukan
umur dan menganalisa keausan pahat
HSS end mill pada machining center
MC- 520 stama dengan mengaplikasikan
MQL dan dry machining untuk high
speed machining, Skripsi. Online.
[4]. Daryus, 2008. Magnesium dan paduan
magnesium. Online.
http://mesin-ub.ac.id/jurnal/
jurnal/download.php?id.226
[5]. Krar, 1997. Definisi dari Kecpatan
Potong, Gerek Makan, dan kedalaman
Potong. Online.
http://ismantoalpha.blogsport.com/
2009/12/variabel-r-proses-frais.html
[6]. Rochim, 1993. Jenis Mesen Frais dan
Pahat Frais. Online.
www.slideshere.net/mesin-frais
[7]. Kalpakjian dan Rchmid, 2001. Suhu
salah satu faktor penting yang
berkontribusi terhadap aus mata pahat.
Online.
http://journal.eng.unila.ac.id/index.php
/mech/article/download/224/217
[8]. Haris mahrudin 2013. Bahaya penyalaan
api pada pemesinan kering paduan
magnesium. Api akan terjadi bila titik
leleh (400-600oC) tercapai. Online.
http://journal.eng.unila.ac.id/index.php/
fema/article/download/48/43

35

Anda mungkin juga menyukai