Time Value of Money Vs Economic Value of
Time Value of Money Vs Economic Value of
Dapat dihitung nilai kelima jika diberi empat dari: Suku Bunga, Jumlah
Periode, Pembayaran, Present Value, dan Future Value.
A. Bunga
Bunga adalah biaya untuk meminjam uang, biasanya dinyatakan sebagai
persentase dari jumlah pinjaman selama jangka waktu tertentu. Bunga dapat
diklasifikasikan menjadi 2:
1
Periode rata-spasi interval waktu. Setiap interval harus sesuai dengan
periode peracikan untuk satu atau jumlah periode pembayaran dalam suatu
anuitas.
C. Pembayaran
Merupakan aliran keluar masuk kas yang terdiri dari pendebetan atau
pengkreditan
D. PresentValue
Present Value adalah jumlah hari yang setara dengan pembayaran masa
depan, atau serangkaian pembayaran, yang telah diabaikan oleh tingkat bunga
yang sesuai.
Contoh :
r = tingkat diskonto
k = tingkat penggandaan
n = periode waktu
E. Future Value
Future Value adalah jumlah uang yang investasi dengan tetap, ditambah
bunga akan tumbuh oleh beberapa tanggal masa depan.
2
Contoh :
Nilai masa mendatang untuk aliran kas tunggal
Jika kita memperoleh uang Rp 1.000,- saat ini dan kemudian menginvestasikan
pada tabungan dengan tingkat bunga 10 %, berapa uang kita 1 tahun
mendatang?. Hal ini dapat bisa di hitung dengan rumus :
FV = PO + PO ( r )
= PO + ( 1 + r )
Ket :
3
Di dalam Islam, keuntungan bukan saja keuntungan di dunia, namun
yang dicari adalah keuntungan di dunia dan di akherat. Oleh karena itu,
pemanfaatan waktu itu bukan saja harus efektif dan efisien, namun harus juga
didasari dengan keimanan. Keimanan inilah yang akan mendatangkan
keuntungan di akhirat.
Dalam ekonomi Islam, penggunaan sejenis discountrate dalam
menentukan harga bai’ mu’ajjal (membayar tangguh) dapat digunakan. Hal ini
dibenarkan, karena :
1. Jual beli dan sewa menyewa adalah sektor riil yang menimbulkan economic
value added (nilai tambah ekonomis).
2. Tertahannya hak si penjual (uang pembayaran) yang telah melaksanakan
kewajiban (menyerahkan barang atau jasa), sehingga ia tidak dapat
melaksanakan kewajibannya kepada pihak lain.
4
sebelumnya adalah: berapa banyaknya modal, berapa nisbah yang disepakati,
berapa kali modal dapat diputar. Sementara faktor efeknya tidak dapat dihitung
secara pasti atau sesuai dengan kejadian adalah return (perolehan usaha).
Berdasarkan hal di atas, maka dalam mekanisme investasi menurut
Islam, persoalan nilai waktu uang yang diformulasikan dalam bentuk bunga
adalah tidak dapat diterima. Dengan demikian, perlu dipikirkan bagaimana
formula pengganti yang seiring dengan nilai dan jiwa Islam. Hubungan
formula tersebut dapat ditemukan formula investasi menurut pandangan Islam
sebagai berikut :
Y= [(QxR)x v]+W
Ket :
Y = Pendapatan
R = Return usaha
v = Tingkat pemanfaatan harta
5
Ada beberapa teori yang digunakan untuk menjelaskan perilaku uang
dalam ekonomi konvensional, antara lain:
1. Teori Moneter Klasik. Teori permintaan uang klasik tercermin dalam teori
kuantitas uang. Keberadaan uang tidak dipengaruhi oleh suku bunga, tetapi
ditentukan oleh kecepatan perputaran uang tersebut.
2. Teori Keynes. Menurut Keynes, motif seseorang untuk memegang uang ada
tiga tujuan yaitu: Transaction Motive, Precautionary Motive (keperluan
berjaga-jaga) dan Speculative Motive. Motif transaksi dan berjaga-jaga
ditentukan oleh tingkat pendapatan, sedangkan motif spekulasi ditentukan
oleh tingkat suku bunga.
3. Konsep Time Valueof Money. Dua hal yang menjadi alasan munculnya
konsep ini adalah: presence of inflation dan preference present consumption
to future consumption.
Dalam ekonomi Islam, fungsi uang yang diakui hanya sebagai alat tukar
(medium of exchange) dan kesatuan hitung (unit of account). Uang itu sendiri
tidak memberikan kegunaan/manfaat, akan tetapi fungsi uanglah yang
memberikan kegunaan. Uang menjadi berguna jika ditukar dengan benda yang
nyata atau jika digunakan untuk membeli jasa. Oleh karena itu uang tidak bisa
menjadi komoditas/barang yang dapat diperdagangkan.
Dalam konsep ekonomi Islam uang adalah milik masyarakat (money is
goods public). Barang siapa yang menimbun uang atau dibiarkan tidak
produktif berarti mengurangi jumlah uang beredar yang dapat mengakibatkan
tidak jalannya perekonomian. Jika seseorang sengaja menumpuk uangnya tidak
dibelanjakan, sama artinya dengan menghalangi proses atau kelancaran jual
beli. Implikasinya proses pertukaran dalam perekonomian terhambat.
Disamping itu penumpukan uang/harta juga dapat mendorong manusia
cenderung pada sifat-sifat tidak baik seperti tamak, rakus dan malas beramal
(zakat, infak dan sadaqah). Sifat-sifat tidak baik ini juga mempunyai imbas
yang tidak baik terhadap kelangsungan perekonomian. Oleh karenanya Islam
melarang penumpukan / penimbunan harta, memonopoli kekayaan,
sebagaimana telah disebutkan dalam QS:at-Taubah/9: 34-35 berikut:
6
اس بِٱ ألبَ ِط ِلِ َّان لَيَ أأ ُكلُونَ أَمأ َو َل ٱلن
ِ َٱلر أهب
ُّ ار َوِ َ۞يََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓواْ ِإ َّن َكثِ ٗيرا ِمنَ أٱۡل َ أحب
ٱللِ فَبَ ِش أر ُهم َ ضةَ َو ََل يُن ِفقُونَ َها فِي
َّ س ِبي ِل َّ َب َوٱ أل ِف
َ ٱللِ َوٱلَّذِينَ يَ أكنِ ُزونَ ٱلذَّه س ِبي ِل َّ ه
َ عن َ َصدُّون
ُ ََوي
ور ُه أۖۡم َهذَا ُ َار َج َهنَّ َم فَت ُ أك َوى ِب َها ِجبَا ُه ُه أم َو ُجنُوبُ ُه أم َو
ُ ظ ُه َ يَ أو َم ي أُح َمى٣٤ ب أ َ ِل ٖيم
ِ علَ أي َها فِي ن ٍ ِب َعذَا
٣٥ ََما َكن أَزت ُ أم ِۡلَنفُ ِس ُك أم فَذُوقُواْ َما ُكنت ُ أم ت أَكنِ ُزون
34. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar
dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan
harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia)
dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka,
(bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih
35. pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu
dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu
dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk
dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan
itu"
Di samping itu uang disimpan yang tidak dimanfatkan di sektor
produktif (idleasset) jumlahnya akan semakin berkurang karena adanya
kewajiban zakat bagi umat Islam. Oleh karena itu uang harus berputar (Money
as FlowConsept). Islam sangat menganjurkan bisnis/perdagangan, investasi di
sektor riil. Uang yang berputar untuk produksi akan dapat menimbulkan
kemakmuran dan kesehatan ekonomi masyarakat.
Inilah, maknanya ajaran Islam yang menganjurkan menggunakan
konsep Economic Value of Time. Artinya, waktulah yang memiliki nilai
ekonomi, bukan uang memiliki nilai waktu.1
1
http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/time-value-of-money-vs-economic-value-of-time/
7
adalah suatu cara yang di lakukan pemerintah untuk mengatur tingkat
peredaran uang dan tingkat suku bunga bank.
8
Kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) : sebuah
kebijakan dari BI untuk menambah atau mengurangi jumlah keuangan,
dengan cara menjual SBI atau menjual surat berharga dari pasar modal.
Kebijakan Diskonto (Discount Policy): kebijakan yang mengatur tingkat
suku bunga untuk mencegah terjadinya inflasi yang melebihi target Bank
Sentral
Kebijakan Cadangan Kas : adalah kebijakan yang mengatur nasabah yang
menabung pada bank umum dengan bentuk giro, tabungan, deposito,
sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya. Didalam uang yang di
berikan nasabah tersebut terdapat sebuah persentase tertentu yang tidak
boleh diambil
Kebijakan Kredit Ketat : kebijakan ini digunakan pada saat terjadinya
inflasi. Dengan cara orang yang mau meminjam uang harus memenuhi
persyaratan 5C, yaituCharacter, Capability, Collateral, Capital, dan
Condition of Economy
Kebijakan Dorongan Moral (Moral Suasion) : kebijakan yang berisikan
sebuah pengumuman kepada seluruh bank umum untuk mengajak atau
melarang untuk memberikan pinjaman tabungan ataupun pinjaman
tabungan
9
d. Mobilitas dana tabungan – investasi untuk pembangunan ekonomi dalam
suatu cara yang adil sehingga pengembalian keuntungan dapat dijamin
bagi semua pihak yang bersangkutan.
e. Memberikan semua bentuk pelayanan yang efektif yang secara normal
diharapkam dari sistem perbankan.
Dalam ekonomi Islam, tidak ada sistem bunga sehingga bank sentral
tidak dapat menerapkan kebijakan discount rate tersebut. Bank Sentral Islam
memerlukan instrumen yang bebas bunga untuk mengontrol kebijakan
ekonomi moneter dalam ekonomi Islam. Dalam hal ini, terdapat beberapa
instrumen bebas bunga yang dapat digunakan oleh bank sentral untuk
10
meningkatkan atau menurunkan uang beredar. Penghapusan sistem bunga,
tidak menghambat untuk mengontrol jumlah uang beredar dalam ekonomi.
11
Penjualan atau pembelian sertipikat bank sentral dalam kerangka
komersial, disebut sebagai Treasury Bills. Instrumen ini dikeluarkan oleh
Menteri Keuangan dan dijual oleh bank sentral kepada broker dalam jumlah
besar, dalam jangka pendek dan berbunga meskipun kecil. Treasury Bills ini
tidak bisa di terima dalam Islam, maka sebagai penggantinya diterbitkan
pemerintah dengan sistem bebas bunga, yang disebut GIC (Government
Instrument Certificate).
12
menguntungkan antara dua pihak. Islam tidak memperbolehkan
menggunakan bunga dan hukumnya adalah riba. Perbedaan bank sentral
konvensional dengan bank sentral Islam yang secara syariah yaitu pada
penempatan posisi kedua bank itu berbeda. Didalam bank sentral Islam, bank
sentral Islam harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan prinsip dan ajaran
Islam serta menolak yang di larang oleh agama. Bank sentral konvensional
secara langsung membuat masalah seigniorage dan sekaligus mentransfer
property riil dari pinjaman masyarakat kepada pihak yang berkuasa
menjadikan ketidakadilan.
13
secara efisien. Dengan persyaratan tersebut diharapkan dapat
meminimalisasikan permintaan uang untuk pemanfaatan tidak berguna,
non produktif dan spekulatif. Selain itu dapat menciptakan masyarakat
yang memiliki jiwa kewirausahaan sekalipun dari golongan miskin.
Karena wirausahawan dapat menghasilkan output, perluasan kesempatan
kerja dan pemenuhan kebutuhan dasar.
14
sistem bunga oleh bank sentral untuk kebijakan ekonomi islam tidak
menghambat untuk mengontrol jumlah uang yang beredar dalam ekonomi.2
Bacaan:
http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/time-value-of-money-vs-economic-value-of-
time/
http://www.syariahfinance.com/opini/573-sistem-ekonomi-moneter-dalam-
perspektif-islam.html
2
Rizki Nugroho dan Arditya Farid dalam http://www.syariahfinance.com/opini/573-
sistem-ekonomi-moneter-dalam-perspektif-islam.html
15