Anda di halaman 1dari 10

ANTARA RUMAH GADANG, DAN

KELARASAN DI MINANGKABAU
Arsitektur Etnik 2018
Farah Diba-1506743555
Struktur budaya yang dianut dan berkembang di dalam masyarakat
Minangkabau bersifat dispute (selanjutnya akan disebutkan sebagai
dualisme). Salah satu bentuk dualisme yang ditemukan dalam budaya
Minangkabau yaitu adanya dua sistem kelarasan yang dikenal dengan
sebutan sistem kelarasan Koto Piliang yang bersifat aristokratis dan sistem
kelarasan Bodi Caniago yang bersifat demokratis, dua sistem ini memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap fenomena yang ada di masyarakat
Minangkabau, salah satunya rumah gadang.
Rumah Gadang secara umum

Rumah Gadang sendiri juga merupakan buah karya


monumental yang berasal dari falsafah alam
takambang jadi guru. jika dilihat dari bentuk
dasarnya, Rumah Gadang berbentuk segi empat yang
tidak simetris. Lengkung pada sisi atap, tajam seperti
tanduk kerbau, sedangkan lengkung pada bagian
badan rumah landai seperti lambung kapal. Jika
dilihat dari segi fungsi, garis-garis rumah gadang
menunjukkan adanya penyesuaian dengan iklim
setempat, bentuk atap yang lancip berguna untuk
membebaskan endapan air pada atap bangunan
yang berupa ijuk. Bagian rumah yang mengembung
berfungsi untuk menghindari tampias. Kolong yang
tinggi membuat udara di dalam rumah menjadi lebih
sejuk. Orientasi bangunan dibuat mengikuti arah
Gunung Merapi, yang dianggap sebagai gunung
sakral di Sumatera Barat, mengakibatkan rotasi
bangunan memanjang pada arah utara selatan,
sehingga selalu mendapatkan cahaya matahari pada
pagi dan sore hari.
Macam-macam Bentuk Rumah Gadang

Berdasarkan • Rumah
bentuk bagonjong

Rumah Berdasarkan
• Lipek pandan
• Balah bubuang
Gadang ukuran
• Gajah maharam

• Rumah gadang
Gaya Bodi Caniago
kelarasan
dan luhak • Rumah Gadang
Koto Piliang
Pengertian Lareh

Laras atau reras berarti jatuh, jatuh disini diartikan sebagai


partai. Sedangkan menurut “Tambo Alam Minangkabau” lareh
merupakan suatu pembagian ketatanegaraan yang terjadi
dengan persetujuan antara Datuak Ketumanggungan serta
Datuak Perpatih Nan Sabatang.
Sistem politik di dalam lareh Koto Piliang dan lareh Bodi
Caniago

Lareh koto piliang Lareh bodi caniago

Bersifat konservatif Demokratis

Bajanjang naiak batangga turun Duduak samo randah, tagak samo tinggi

Ada perbedaan status dalam rumah Semua orang derjatnya sama dan bebas
gadang (ada yang lebih ditinggikan) mengeluarkan aspirasi
Aplikasi sistem politik dari kedua lareh terhadap konfigurasi ruang
rumah gadang
a. Denah rumah gadang Koto Piliang b. Denah rumah gadang Bodi Caniago
(sitinjau lauik) (rumah gadang)
Pintu masuk

kamar kamar kamar


9 8 7 6
bondue bondue
1 5
10
anjuangan anjuangan
2 3 4
Posisi duduk petinggi di rumah gadang, pada setiap musyawarah:
Tempat meletakkan pusaka raja/penghulu ditinggikan Posisi duduk petinggi di rumah gadang, ketika proses
kurang lebih 20cm pemilihan penghulu baru:
1. Tiang panjang (penghulu 5. Pangka
Tempat duduk mamak/penghulu ketika musyawarah, utama) 6. Balakang pangka
ditinggikan kurang lebih 20cm 2. Angku kadi 7/8. Pangka garaman
Anjuangan/teras yang tercipta karena pintu masuk 3. Jamba kalimo 9. Balakang tiang panjang
simetri di tengah rumah gadang 4. Balai balai 10. Pitunggua

Ruang tengah tempat duduk anak kemenakan ketika


musyawarah
Jumlah gonjong berjumlah genap
Jumlah gonjong berjumlah karena tidak memiliki anjuangan
ganjil karena ada anjuangan

Badan rumah
menjadi seperti Badan rumah
lambung kapal cenderung datar
karena adanya karenat tidak
bondue (level memiliki bondue
lantai yang
ditinggikan
Pintu masuk
20cm)
rumah berada di
bagian belakang
rumah, sehingga
Pintu masuk tidak memiliki
simetri anjuangan
ditengah
a. Bentuk fisik rumah gadang Koto Piliang b. Bentuk fisik rumah gadang Bodi Caniago
badan rumah, (sitinjau lauik) (rumah gadang)
akhirnya
menciptakan
anjuangan
Implikasi dari konfigurasi ruang yang berbeda, maka terdapat perbedaan fisik yang jelas dari rumah
gadang koto piliang dan rumah gadang bodi caniago, yaitu: pintu masuk, anjuangan dan jumlah
gonjongnya.
Gambaran tentang perbedaan fisik dan konfigurasi ruang yang
terjadi di rumah gadang Koto Piliang dan Bodi Caniago memang
selalu terkait dengan aspek politik dan pola kepimpinan yang dianut
oleh masing-masing lareh, yang tercermin dalam aktifitas
musyawarah, kepemimpinan dan pengambilan keputusan. Dengan
kata lain, percaturan politik tiap lareh bisa dipahami melalui
konfigurasi ruang yg tercipta dari masing-masing lareh, yang
akhirnya mempengaruhi bentuk fisikal bangunan rumah gadang dari
masing-masing lareh tersebut.
Bibliografi
Anwar, C. (1997). Hukum Adat Indonesia: Meninjau Hukum Adat Minangkabau. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arifin, Z. (2004). Kompromi Sebagai Dasar Kehidupan Orang Minangkabau. Kompromi Sebagai Dasar Kehidupan
Orang Minangkabau, 18.
Batuah, D. M., & Tamameh, B. (1961). Hukum Adat dan Adat Minangkabau Luhak Nan Tiga Laras Nan dua. Jakarta:
Poesaka Aseli.
Navis, A. (1984). Alam Terkembang Jadi Guru. Jakarta: PT. Grafiti Pers.

Anda mungkin juga menyukai