Anda di halaman 1dari 6

1. Jelaskan anatomi saluran pernapasan serta jalur daerah pertukaran obat aerosol !

Jawaban :
ANATOMI SALURAN PERNAPASAN
Sistem respirasi secara garis besar terdiri dari bagian konduksi yang terdiri
dari cavum nasi, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan bronkiolus
terminal; dan bagian respirasi (tempat terjadi pertukaran gas) yang terdiri dari
bronkiolus respiratorius, duktus alveolar, dan alveoli. Menurut klasifikasi
berdasarkan saluran napas atas dan bawah, saluran napas atas terbatas hingga
faring sedangkan saluran napas bawah dimulai dari laring, trakea, bronkus dan
berakhir di paru.

Saluran napas atas terdiri dari lubang hidung yang melanjut ke cavum nasi,
faring, epiglottis dan laring bagian atas. Sebagian besar bagian konduksi dilapisi
dengan epitel kolumner berlapis semu bersilia yang dikenal sebagai epitel
pernapasan.
a. Hidung
Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-
saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum. Rongga
hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah,
dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang
mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi memisahkan
kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering
membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya
dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian
maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale (Paulsen, Waschke. 2012).
b. Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan oesopagus dan larynx. Faring dibagi menjadi 3
bagian yaitu nasofarinx (faring yang mengarah ke cavum nasalis), orofarinx
(faring yang mengarah ke cavum oralis) dan laryngofarinx (faring yang mengarah
larynx).
c. Laring
Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit,
glandula tyroidea, dan beberapa otot kecil, dan di depan laringofaring dan bagian
atas esopagus. Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas cartilago
yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan arytenoidea. Terdapat
juga membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os.
Hyoideum, membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica
vokalis.
d. Trakea
Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5
cm. trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher
dan dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut
manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata
torakalis kelima dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi).
Trachea tersusun atas 16 – 20 lingkaran tak- lengkap yang berupa cincin tulang
rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran
disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.
e. Bronchus
Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-
kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan
dilapisi oleh.jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan ke
samping ke arah tampuk paru. Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan
lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan
mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus
lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan
berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang
yang berjalan ke lobus atas dan bawah.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus
lobaris dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus
menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi
bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung
alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih
I mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh
otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah
sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena
fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas
paru-paru.
f. Alveolus
Yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan
respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada
dindingnya.
JALUR DAERAH PERTUKARAN OBAT AEROSOL

Dengan alat penyemprot, partikel-partikel aerosol akan menempuh jalur tertentu


yang berbeda dengan jalur perjalanan zat aktif yang diberikan dengan cara lainnya dan
jalur tersbut tergantung pada cara pemberian aerosol (partikel yang dihirup). Zat aktif
akan bergerak menuju tempat aksi (bersama dengan aliran udara yang dihirup), dan
beraksi selama ada kontak (kadang sangat terbatas) dan dengan dosis yang umumnya
sangat kecil.
Oleh sebab itu penelitian sediaan aerosol terdiri atas 2 jenis yaitu: penelitian
pertama berkaitan dengan perjalanan partikel-partikel dari alat generator sampai tempat
fiksasi di dalam saluran napas (dengan kemungkinan kembali ke lingkungan luar), dan
penelitian kedua meneliti transfer zat aktif yang terkandung dalam partikel aerosol sejak
dari tempat depo sampai dikeluarkan dari tubuh. Keseluruhan proses tersebut
dirangkuam dalam diagram berikut yang dikutip dari Gormann.

Kolom pertama menunjukkan jalur utama yang dilewati partikel setelah


penghirupan. Tetapan K1 sampai K5 menyatakan kecepatan dan jumlah partikel yang
melewati permukaan atau komparteman paru. Tetapan K7 sampai K9 lebih
mencerminkan jalur perpindahan zat aktif yang terlarut daripada perpindahan partikel itu
sendiri. Tetapan K6 menyatakan jumlah partikel tersuspensi yang tidak tertinggal dalam
alveoli dan dikeluarkan melalui hembusan udara ekspirasi. Amplitude nilai ini tercermin
pada tetapan bolak-balik K5, K4, K3. Sedangkan jumlah partikel yang tertahan di
saluran napas dinyatakan dalam tetapan depa K5p, K4p, dan K3p.
Kolom kedua menggambarkan berbagai kemungkinan jalur perjalanan yang
ditempuh oleh partikel aerosol. Tetapan K 2p dampai K 6p menyatakan jumlah zat aktif
yang mengendap di permukaan kompartemen tertentu. Kolom ketiga menyatakan
keadaan zat aktif yang terkandung dalam partikel dan ini dinyatakan oleh tetapan K D.
Perjalanan sediaan aerosol yang panjang tersebut dapat diringkas menjadi 4 tahap
yaitu:
- Transit atau penghirupan
- Penangkapan atau depo
- Penahanan dan pembersihan
- Penyerapan
1. Penghirupan dan perpindahan
Aerosol memulai perjalanan dari alat generator sampai titik fiksasinya di epitel
pernafasan. Tetesan aerosol mula-mula mencapai cavum bucallis, kemudian
menuju trakea, bronkus, bronkiolus, kanal alveoli dan akhirnya ke alveoli paru.
Factor-faktor yang mempengaruhi perpindahan partikel adalah ukuran partikel,
pernafasan dan laju pengaliran udara, jenis aliran, kelembaban, suhu dan tekanan.
2. Penahanan atau depo
Pada tahap kedua terjadi penahanan atau depo, partikel aerosol ditahan oleh
epitel broncho-alveoli. Hanya sebagian partikel yang diteruskan sebagian lagi
ditolak. Sekali pertikel tertahan, maka zat aktif yang terlarut akan memberikan efek.
Tahap ini merupakan hal yang paling penting ditinjau dari sudut penggunaan praktis
aerosol obat, dan terdapat banyak mekanisme cara penahanan.
3. Penahanan atau pembersihan
Setelah penangkapan zat aktif yang dihirup dari aerosol maka partikel akan
tertahan di permukaan depo. Penangkapan partikel ke dalam mucus diikuti dengan
perjalan menuju saluran napas bagian atas. Pada mekanisme pembersihan paru,
maka peniadaan partikel oleh mukosilia adalh lebih penting. Mekanisme
pembersihan berbeda-beda tergantung pada sistem aerosol yaitu aerosol yang larut
dalam air atau cairan biologis atau aerosol yang tidak laru dalam air atau cairan
biologis.
Dalam mekanisme yang pertama, cara pembersihan yang terjadi dengan
penyerapan oleh mukosa saluran napas. Dalam hal yang kedua cara pembersihan
dinyatakan sebagai fungsi tempat fiksasi : pada saluran napas bagian atas,
pembersihan terjadi lebih awal dan cepat, dan ditampung pada mukosikier. Untuk
aerosol yang tidak larut maka partikel tersimpan dalam saluran napas bagain
bawah, pembersihan terjadi lwbih lambat dan diperpanjang oleh penahanan partikel
dalam waktu yang sangat berbeda-beda sesuai daeranya.
4. Penyerapan
Sebagian bahan yang dihirup dalam bentuk aerosol akan terikat dalam
saluran napas dan selanjutnya diserap dalam bentuk aerosol yang akan terikat
dalam saluran napas dan selanjutnya diserap oleh mukosa saluran.

Anda mungkin juga menyukai