Anda di halaman 1dari 28

10 Struktur dan Fungsi Organel-organel Sel, TERLENGKAP

Biologi Sel

Sel memegang peranan penting dalam sistem kehidupan. Berdasarkan strukur internal sel, terdapat dua
jenis sel yakni sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik tidak memiliki membran inti sel dan
beberapa organel yang kompleks, sedangkan sel eukariotik memiliki membran inti sel dan memperlihatkan
susunan internal yang kompleks.

Materi mengenai Struktur dan Fungsi Organel-organel Sel ini akan difokuskan pada sel eukariotik yang
memiliki organel-organel sel yang kompleks dibandingkan dengan sel prokariotik. Sel eukariotik pada
dasarnya tersusun dari protoplasma dan paraplasma. Untuk mempermudah pemahaman mengenai struktur
sel eukariotik, silahkan dilihat peta konsep pada gambar 1.

Pembahasan utama pada materi ini adalah mengenai organel sel. Berdasarkan peta konsep tersebut, banyak
yang masih salah konsep mengenai pengertian organel sel. Sebagai contoh menganggap bahwa inti sel dan
dinding sel adalah organel sel.

Pengertian organel sel adalah subunit sel yang memiliki struktur dan fungsi tertentu di dalam sel
eukariotik. Definisi organel sel juga dikatakan sebagai sistem membran dalam atau struktur
kompartemen/ruangan yang berada di sitoplasma. Kegiatan di masing-masing organel memiliki fungsi
yang saling berkaitan. Berikut adalah pembahasan mengenai masing-masing organel yang meliputi
struktur dan fungsinya.

Baca Juga: 27 Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan


Gambar 1. Peta konsep struktur umum sel eukariotik

1. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma adalah suatu organel yang memiliki bentuk seperti kantong pipih yang meluas di
dalam sitoplasma sel eukariot. Ciri-ciri retikulum endoplasma (RE) memiliki membran yang dinamis
dengan struktur seperti labirin. RE tersusun atas jaringan tubula dan gelembung membran (sisterna).
Membran RE bersambungan dengan selubung nukleus. Jalinan membran RE membentuk suatu jaringan
sistem peredaran dan enzim-enzim di dalam sel untuk tujuan aktivitas metabolisme. Retikulum
endoplasma berfungsi sebagai kegiatan metabolisme, detoksifikasi, dan pemindahan polipeptida
metabolis.
Berdasarkan morfologinya, RE dibedakan menjadi 3 bentuk, yakni lamela (sisterna), pipa (tubulus), dan
vesikula. Sementara berdasarkan strukturnya, RE memiliki dua bentuk struktur yakni retikulum
endoplasma halus (REH) dan retikulum endoplasma kasar (REK).

Gambar 2. Struktur retikulum endoplasma dengan bentuk lamela/sisterna (kiri) dan tubulus (kanan).

a. Retikulum Endoplasma Halus (REH)


Retikulum Endoplasma Halus (REH) adalah organel RE yang memiliki bentuk pipa (tubulus) dengan
berbagai aktivitasnya seperti kegiatan reaksi sintesis dan modifikasi bahan kimia. Fungsi dari Retikulum
Endoplasma Halus adalah:
 Sintesis lipid (sterol). Enzin retikulum endoplasma halus mampu mensintesis kolestrol untuk
bahan baku steoroid.
 Metabolisme karbohidrat. REH berperan keseimbangan glukosa dengan mengatur enzim
glukosa-6-fosfatase serta berperan dalam sintesis glikoprotein.
 Detoksifikasi. REH mampu mentralisir toksin (detoksifikasi) dari yang berasal dari luar sel
seperti racun dan obat dengan cara menambahkan guguk hidroksil sehingga mudah larut dengan air yang
selanjutnya dibuang dengan mudah dari tubuh.

b. Retikulum Endoplasma Kasar (REK)


Retikulum Endoplasma Kasar (REK) adalah organel RE yang memiliki bentuk lamela (sisterna) yang
berasosiasi dengan organel ribosom. Fungsi dari retikulum endoplasma kasar adalah tempat sintesis
protein.

Setelah mempelajari tentang Retikulum Endoplasma Kasar dan Retikulum Endoplasma Halus, maka
perbedaan keduanya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1. Perbedaan REK dan REH.

2. Ribosom
Ribosom adalah tempat berlangsungnya sintesis protein. Sel yang mempunyai laju sintesis protein tinggi
pada umumnya memiliki jumlah ribosom yang banyak, contohnya adalah sel hati manusia yang
mengandung beberapa juta ribosom. Terdapat dua letak posisi ribosom di sitoplasma, yakni ribosom bebas
yang tersuspensi dalam sitosol dan ribosom yang terikat dilekatkan pada retikulum endoplasma.
Gambar 3. Struktur ribosom

Pada umumnya hasil protein yang dibuat oleh ribosom bebas memiliki peranan aktivitas dalam sitosol,
contohnya adalah enzim-enzim yang berprean dalam proses metabolisme di dalam sitosol. Adapun
ribosom yang terikat biasanya membuat protein yang kemudian dimasukkan ke dalam membran untuk
berbagai keperluan seperti pembentukan organel lisosom dan juga dikirim ke luar sel.

Struktur atau ciri-ciri ribosom terdiri dari protein dan rRNA, tidak memiliki membran, dan diameter 15 -
20 nm. Berdasarkan bentuknya, terdapat dua macam ribosom yakni ribosom subunit kecil (40S) dan
ribosom subunit besar (60S) dengan masing-masing ribosom mengandung rRNA. Fungsi ribosom adalah
tempat sintesis protein.

3. Badan Golgi
Badan golgi atau dengan nama lain seperti aparatus golgi, kompleks golgi, dan vesikula golgi adalah
organel sel bermembran mirip RE yang ditemukan pertama kali oleh Camillio Golgi pada tahun 1898.
Badan golgi adalah organel yang tampak seperti tumpukan beberapa kantung bermembran dengan bentuk
pipih. Setiap kantung pipih disebut dengan sisterna, sakulus alau lamela. Tiap sisterna cenderung
berbentuk seperti cakram dengan membran halus. Ruangan yang ada dalam kantung disebut lumen.

Sisterna mempunyai membran setebal 75 Angstrom, lumen 15 angstrom. Tumpukan sisterna


disebut diktiosom. Sisterna yang satu dengan yang lain berarak 20 nm. Tepi-tepi sisterna dapat berlubang-
lubang membentuk fenestra atau membentuk perpanjangan seperti tabung-tabung yang bercabang- cabang
dan membentuk jalinan.

Setiap sisterna agak melengkung, sehingga seluruh kompleks golgi tampak seperti busur. Sisterna pada
bagian ujung cembung disebut permukaan cis atau permukaan pembentukan yang dekat dengan retikulum
endoplasma, sedangkan sisterna pada ujung cenderung cekung, disebut permukaan trans atau permukaan
pematangan. Vesikula kecil disebut vesikula transisi yang berdekatan dengan permukaan sisi akan melebur
dengan kompleks golgi dan menambah struktur kompleks golgi.
Vesikula dekat permukaan trans labih besar, dibentuk oleh sistema cis. Vesikula kecil juga dilepaskan dari
tepi-tepi sistema yang terdapat pada permukaan cis. Vesikel golgi berfungsi untuk didistribusikan ke
berbagai tempat.

Gambar 4. Struktur badan golgi

Fungsi Badan Golgi pada sel eukariotik mempunyai banyak fungsi, antara lain:
 Pengemasan bahan-bahan sekretori yang dikeluarkan dari sel.
 Pemrosesan protein (sebagai contoh, glikosilasi, fosforilasi sulfasi, dan proteolisis terpilih) yang
disintesis oleh ribosom pada retikulum endoplasma kasar.
 Sintesis polisakarida tertentu dan glikolipid.
 Pemilihan protein yang diperuntukkan untuk berbagai tempat di dalam sel
 Pelepasan elemen membran baru untuk membentuk membran plasma
 Pemrosesan komponen membran yang masuk sitosol selama endositosis.

4. Badan Mikro
Badan mikro adalah suatu organel sel berselaput yang mengandung enzim flavin oksidase dan katalase.
Organela ini berbentuk ovoid atau sferis serta mempunyai selaput tunggal dan kadang-kadang
mengandung matriks granuler yang amorf. Organel ini mempunyai variasi dalam struktur, penampakan
maupun fungsi antara sel yang satu dengan sel yang lain.

Badan mikro tertentu menunjukkan komponen biokimiawi yang spesifik sebagaimana distribusinya pun
juga spesifik di antara hewan, tumbuhan dan sel-sel mikrobia. Ada dua jenis badan mikro,
yaitu peroksisom dan glioksisom Perbedaannya hanya terletak pada enzim yang dikandungnya. Pada
jaringan hewan, letak badan mikro tersebar merata dalam sel, namun pada umumnya terdapat di sekitar
retikulum endoplasma. Sementara pada sel tumbuhan, badan mikro sering berasosiasi dengan kloroplas
yang mencerminkan keterkaitan metabolisme antara kedua organela tersebut dalam menjalankan reaksi
reaksi jalur glikolat

a.Peroksisom
Peroksisom adalah organela sel yang berperan sebagai aktifitas peroksidatif yakni berkaitan dengan nama
senyawa yang merupakan senyawa perantara dalam reaksi, yaitu hidrogen peroksida. Sejumlah enzim
khusus yang terdapat dalam peroksisom meliputi asam urat oksidase, asam D-amino oksidase, asil-koA
oksidase, poliamin oksidase, asam β-hidroksi oksidase, NADH-glioksilat reduktase, NADP-isositrat
dehidrogenase dan katalase. Jika asam urat oksidase terdapat dalam jumlah yang besar, seringkali
membentuk serupa inti parakristalin pada bagian tengah organel.

Gambar 5. Struktur peroksisom.


Fungsi peroksisom di dalam sel hewan beraneka ragam. Katalase peroksisomal terlibat dalam penguraian
H2O2 yang bersifat toksik bagi sel dan mempunyai sumber yang berasal dari reaksi peroksisomal yang lain.
Asam urat oksidase sangat penting dalam jalur katabolik yang menguraikan purin. Pada pengamatan awal
menunjukkan ditemukannya peroksisom yang melimpah pada sel-sel yang sedang melakukan metabolisme
lemak, sehingga diyakini organela ini terlibat dalam metabolisme lemak. Tetapi kini telah diketahui bahwa
peroksisom mengandung sebagian besar sistem β-oksidasi untuk asam lemak, meskipun enzim ini berbeda
dengan yang ada di mitokondria, namun enzim ini dapat menghasilkan senyawa yang sama yaitu asetil-
koA

Ada kaitan yang erat antara peroksisom dan mitokondria dalam kegiatan peroksisomal. Sebagai contoh
glioksilat yang dihasilkan dalam peroksisom dikonversi menjadi glisin melalui proses transaminasi. Di
dalam mitokondria, glisin diproses melalui berbagai jalur metabolik, termasuk konversi menjadi asam
amino lain atau digabung dalam heme.

b. Glioksisom
Glioksisom adalah organel sel tumbuhan yang ditemukan pertama kali pada sel-sel penyimpan lemak dari
perkecambahan biji yang ternyata mengandung enzim untuk seluruh daur glikolat, selain katalase dan
oksidase. Organel ini tidak saja mengandung enzim khusus untuk daur glikolat, tetapi juga mengandung
beberapa enzim penting dari daur kreb, yang berfungsi secara simultan baik pada mitokondria maupun
glioksisom.

Gambar 6. Struktur Glioksisom (Lehninger, 2008).

Hubungan fungsional antara glioksisom dan mitokondria dalam peristiwa daur kreb dan daur glikolat
menggunakan reaksi yang sama untuk menghasilkan isositrat dari asetil-koA dan oksaloasetat, tetapi
melalui jalur yang berbeda. Di dalam daur kreb, isositrat berturut-turut mengalami dekarboksilasi
menghasilkan dua molekul CO2 dan suksinat. Di dalam daur glikolat, isositrat dikonversi menjadi suksinat
dan glikolat. Sebagai pengganti dua molekul CO2, glioksilat yang berkarbon dua bergabung dengan asetil
koA yang lain membentuk asam dikarboksilat dengan 4 karbon, yaitu malat. Empat atom karbon dari dua
molekul asetil-koA membentuk satu senyawa, sesudah proses konversi menjadi suksinat dan bermigrasi ke
mitokondria, yang kemudian dikonversi menjadi oksaloasetat.

5. Lisosom
Lisosom adalah organel sel yang memiliki ciri-ciri (a) diselubungi selapis membran pembatas, (b)
mengandung dua atau lebih enzim hidrolase asam, (c) menunjukkan kelatenan enzim atau "Enzyme
latency". Ketiga ciri tersebut berlaku terutama untuk lisosom dalam jaringan hewan. Pengamatan dengan
mikroskop elektron memperlihatkan adanya tiga struktur lisosom yang berkaitan erat dengan fungsi
fisiologisnya. Ketiga lisosom tersebut yaitu

 Lisosom Primer. Dibentuk paling awal oleh sel dan belum ikut serta dalam suatu peristiwa dalam
sel tersebut. Lisosom primer mempunyai ciri-ciri berselaput tunggal. mengandung enzim positif dengan
reaksi reaksi untuk fosfatase asam, penampangnya membulat.
 Lisosom Sekunder. Lisosom ini berperan dalam aktifitas pencernaan dalam sel, mempunyai dua
fungsi yang berbeda yaitu (1) mencerna bahan yang berasal dari dari luar sel yang masuk
secara endositosis, disebut juga fagosom. Lisosom ini dinamakan heterolisosom atau vakuola pencernaan.
Heterolisosom dibentuk dari hasil peleburan antara lisosom primer dengan fagosom; (2) mencema bahan
intrasel milik sel itu sendiri atau disebut sitosegrosom. Lisosom ini dinamakan pula autolisosom atau
vakuola autofagi. Autolisosom dibentuk dari hasil peleburan antara lisosom primer dengan sitosegrosom.
 Telolisosom, Bila heterolisosom dan autolisosom mengalami penuaan dan mengalami degenerasi
menjadi badan residu yang tetap tinggal dalam sel, dinamakan telolisosom, atau postlisosom atau badan-
badan residu sewaktu-waktu bahan yang terdapat di dalam telolisosom dapat dilepaskan ke luar sel.

Gambar 7. Struktur lisosom (Campbell, 2017).

Berdasarkan analisis kimia yang dilakukan terhadap lisosom menunjukkan bahwa komponen-komponen
penyusun membran lisosom serupa dengan penyusun membran plasma pada umumnya. Sifat membran
lisosom yang unik adalah kemampuan membran tersebut melebur dengan membran sel yang lain. Yang
paling sering adalah peleburan lisosom primer dengan fagosom selama pencernaan sel dan antara lisosom
primer dengan membran plasma selama sekresi seluler.

Isi lumen lisosom terdiri dari protein yang sebagian besar adalah enzim-enzim yang bekerja dengan
kegitan optimal pada pH kurang dari 6. Fungsi lisosom dalam sel sangat bervariasi, tetapi semua fungsi
tersebut berkaitan dengan pencernaan yang sebagian besar terjadi di dalam sel atau pencernaan intrasel,
yaitu:

 Heterofagi adalah pencernaan bahan-bahan yang berasal dari luar sel masuk melalui mekanisme
endositosis, yang kemudian diselubungi oleh membran, kemudian diberi nama endosom. Bahan-bahan
tersebut akhirnya akan dikeluarkan kembali ke luar sel dengan mekanisme eksositosis atau endosom
melebur dengan satu atau beberapa lisosom dan membentuk partikel baru dengan nama lisosom sekunder.
Enzim hidrolase dalam lisosom sekunder memecah materi endositik menghasilkan berbagai macam materi
baik yang berguna maupun yang bersifat limbah.
 Autofagi adalah pencernaan bahan-bahan yang berasal dari dalam sel itu sendiri. Peristiwa
tersebut contohnya adalah proses regresi dari suatu organ, misalnya perubahan uterus setelah parturasi,
metamorfosis insekta, hilangnya ekor berudu. Vakuola autofagi mengandung pecahan-pecahan
mitokondria, retikulum endoplasma, badan mikro, partikel glikogen, sehingga vakuola tersebut terlibat
dalam aktivitas penguraian sel
Selain fungsi lisosom sebagai organel pencerna, fungi lain yakni sebagai sekresi hormon tiroksin dan
triodotiroksin di dalam kelenjar tiroid. Kedua hormon tersebut berikatan secara kovalen dengan satu
protein, yaitu tiroglobulin dan bentuk ini terdapat di dalam folikel kelenjar tiroid TSH merangsang
pinosistosis pada sisi lumen epitel folikel. Tetes-tetes tiroglobulin bergabung dengan lisosom primer dan di
dalam lisosom hormon tiroid dilepaskan dari protein, kemudian dilepaskan ke kapiler darah secara difusi
stau transpor aktif.

6. Sitoskeleton
Sitoskeleton adalah sistem struktural dan aktivitas di dalam sel. Secara umum, ciri-ciri skeleton yakni
memiliki bentuk seperti anyaman filamen-filamen halus ketika diamati dengan mikroskop
elektron. Sitoskeleton berperan dalam mekanisme gerakan intrasel seperti perpindahan organel dari satu
tempat ke tempat yang lain. Selain itu, fungsi sitoskeleton yakni memberikan bentuk pada sel dan
memberikan daya mekanis sel.

Sitoskelet berupa anyaman filamen yang terdiri dari tiga macam


yakni mikrotubulus, mikrofilamen dan filamen intermedia. Masing-masing filamen terdiri atas subunit
protein yang berbeda. Penjelasan mengenai masing-masing mengenai sitoskeleton antara lain sebagai
berikut.

a. Mikrotubulus
Mikrotubulus adalah filamen yang memiliki rongga seperti tabung, kaku, serta mudah mengalami
penguraian di suatu tempat dan juga mudah mengalami perakitan kembali di tempat yang lain.

Penyusun mikrotubulus adalah molekul tubulin. Tiap molekul berupa heterodimer yang disebut dimer
tubulin α β. Masing-masing heterodimer tersusun atas dua subunit yang saling terikat erat dengan ikatan
kovalen. Subunit-subunit tersebut yakni subunit α dan subunit β.

Molekul tubulin akan membentuk protofilamen dengan cara subunit tubulin β akan berikatan dengan
subunit tubulin α dari molekul tubulin α β yang saling berdekatan. 13 protofilamen tersusun membentuk
suatu tabung lingkaran. Struktur tersubut dinakaman mikrotubulus. Perakitan mikrotubulus dapat dihambat
oleh senyawa kimia tertentu seperti kolkisin. Filamen mikrotubulus memiliki peran sangat penting dalam
mengatur fungsi sel-sel eukaryota seperti memberi bentuk dan mendukung sel serta berfungsi untuk
mengatur pergerakan organel.

b. Mikrofilamen (Filamen Aktin)


Mikrofilamen adalah struktur dengan bantuk batang padat debgan diameter sektita 7 nm. Mikrofilamen
juga disebut filamen aktin dikarenakan bahan penyusunnya berupa molekul aktin. Mkrofilamen berupa
rantai ganda subunit aktin yang saling melilit. Fungsi mikrofilamen yakni memberikan daya tahan terhadap
tegangan/daya tarik serta pergerakan sel terutama kontraksi otot.

c. Filamen Intermedia
Filamen intermedia adalah struktur yang memiliki diameter lebih besar dari mikrofilamen namun
diameternya kurang dari mikrotubulus, yakni ukuran diameternya 8-12 nm. Terdapat 4 kelompok filamen
intermedia yakni:
 Filemen Intermedia Tipe I. Polipeptidanya penyusunnya berupa keratin yang ditemukan di sel
epitelium dan derivat epidermis (rambut, kuku).
 Filemen Intermedia Tipe II. Polipeptidanya penyusunnya berupa vimentin, desmin, dan protein
fibrilar yang ditemukan di sel mesenkin dan sel otot.
 Filemen Intermedia Tipe III. Polipeptidanya penyusunnya berupa protein penyusun
neurofilamen seperti di sel saraf.
 Filemen Intermedia Tipe IV. Polipeptidanya penyusunnya berupa protein lamina nuklear.

Fungsi filamen intermedia adalah mempertahankan bentuk sel, menahan tarikan, tempat tautannya
nukleus, dan pembentukan lamina nukleus.
Gambar 8. Macam-macam sitoskeleton (a) Mikrotubulus, (b) Mikrofilamen, (c) Filamen intermedia (Campbell, 2017).

7. Mitokondria
Mitokondria adalah organel sel yang memiliki mebran rangkap dengan bentuk bulat panjang. Organel ini
ditemukan pada organime dengan sel eukariotik aerob. Membran mitokondria tersusun atas dua lapis
membran kuat, fleksibel, stabil, dengan bahan penyusun berupa lipoprotein. Membran dalam mitokondria
berbentuk lekukan yang disebut krista yang berfungsi untuk memperluas permukaan agar memaksimalkan
penyerapan oksigen. Kompartemen bagian dalam mitokondria berisi cairan yang disebut dengan matriks
mitokondria yang mengandung enzim pernapasan (sitokrom), DNA, RNA, dan protein.

Gambar 9. Struktur mitokondria


Mitokondria juga mempunyai DNA tersendiri yang berfungsi untuk menghasilkan kode sintesis protein
spesifik. Fungsi mitokondria yakni berperan dalam proses oksidasi makanan, respirasi sel, dehidrogenasi,
fosforilasi oksidasif, dan sistem transfer elektron. Oksidasi zat makanan yang terjadi di dalam mitokondria
menghasilkan energi dan zat residu. Berkaitan dengan fungsinya tersebut, maka mitokondria dijuluki
dengan the power house of cell.

Penjelasan lengkap mengenai mitokondria diulas tersendiri dalam materi "Struktur dan Fungsi Lengkap
Organel Mitokondria". Sedangkan Fungsi mitokondria sebagai respirasi juga ditulis dalam materi
"Respirasi Sel dan Cara Mudah Menghafalkannya"

8. Plastida
Plastida adalah organel bermembran rangkap dengan bentuk dan fungsi yang bermacam-macam. Plastida
terdiri dari 3 macam yakni kloroplas, kromoplas, dan leukoplas.

a. Kloroplas

Gambar 10. Struktur kloroplas.

Kloroplas adalah organel sel tumbuhan yang mengandung pigmen warna hijau/klorofil. Klorofil memiliki
fungsi menyerap gelombang cahaya saat fotosintesis. Struktur kloroplas tersusun atas membran luar yang
berfungsi untuk keluar masuknya molekul-molekul yang memiliki ukuran kurang dari 10
kilodalton; membran dalam yang memiiki sifat selektif permeabel yang berfungsi untuk keluar masuknya
zat secara transpor aktif; stroma adalah cairan dalam kloroplas yang memiliki fungsi untuk menyimpan
hasil fotosintesis dalam bentuk amilum; dan tilakoid tempat terjadinya fotosintesis.

b. Kromoplas
Kromoplas adalah plastida yang memiliki warna oranye serta merah karena memiliki kandungan pigmen
karoten. Sel-sel yang memiliki kromoplas biasanya terdapat pada organ bunga, buah masak, serta daun
yang akan mengalami keguguran. Warna pada kromoplas memiliki variasi yang banyak. Hal tersebut
dikarenakan adanya rasosiasi dengan pigmen bunga dan buah lainnya, seperti pigmen antosianin yang
tersimpan di dalam vakuola.

c. Leukoplas
Leukoplas adalah plastida yang tidak berwarna. Fungsi leukoplas adalah untuk menyimpan cadangan
makanan, seperti amilum dan protein pada sel-sel batang ketela pohon dan sel-sel akar pada kentang.
Terdapat 3 jenis leukoplas yakni Amiloplas, Elaioplas, dan Proteoplas.

9. Vakuola
Vakuola addalah organel bermembran yang beris cairan vakuola. Vakuola terdapat pada sel hewan dan sel
nan tumbuhan. Namun, vakuola pada sel tumbuhan fungsinya lebih nyata daripada vakuola sel hewan. Saat
tumbuhan masih muda, sel tumbuhan tersebut memiliki vakuola yang ukurannya kecil. Ketika tumbuhan
sudah dewasa, maka ukuran vakuola akan membesar dan mendominasi ruang sel dan sitoplasma serta
mendesak sitoplasma ke tepi dinding sel.

Gambar 11. Stuktur vakuola (Campbell, 2017).

Dalam keadaan normal, cairan sitoplasma bersifat hipertonis terhadap lingkungannya sehingga akan terjadi
mekanisme osmosis yakni vakuola menyerap air. Selanjutnya, vakuola tersebut akan mengalami
peningkatan volume serta meningkatkan tekanan air di dalamnya. Peristiwa tersebut merupakan
tekanan turgor yang memberikan daya dorong pada membran vakuola (tonoplas) menuju ke seleuruh
penjuru sitoplasma. Sitoplasma akan memberikan dorongan tekanan menuju dinding sel. Tekanan turgor
untuk bertujuan untuk mengatur mekanisme osmosis cairan dari luar sel ke dalam sel.
Vakuola berisi berbagai zat atau senyawa seperti cadangan makanan (asam amino, glukosa, asam organik,
dan protein). Vakuola juga berisi metabolit sekunder seperti fitokimia dan pigmen warna bunga.

10. Sentrosom
Sentrosom adalah bagian struktur berbentuk bulat kecil yang berada di salah satu kutub inti sel hewan.
Pada saat terjadi pembelahan sel, sentrosom akan membelah menjadi sentriol. Sentriol merupakan benang
mikritubulus yang berfunsgsi menggerakan kromosom ketika sel melakukan pembelahan.
Struktur, Gambar, dan Fungsi
Organel-Organel Sel

Organel Sel – Apa pengertian sel? sel merupakan salah satu dari beberapa
struktur yang mempunyai fungsi khusus terapung-apung di dalam sitoplasma
sel eukariot. Suatu sel baik tumbuhan ataupun hewan mempunyai berbagai
macam organel sel dengan fungsi-fungsi yang berbeda atau memiliki
perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan.

Penelitian telah menunjukan bahwa unit satuan terkecil dari kehidupan ialah
sel. Kata sel dikemukakan oleh Robert Hooke yang mempunyai arti kotak-kotak
kosong. Kemudian berikutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat
Protoplasma, zat Protoplasma dibagi menjadi dua bagian
yaitu Neukleoplasma dan Sitoplasma.
Nukleus (inti sel) memegang peranan penting dalam sel, yaitu mengatur
semua aktivitas sel karena di dalam inti sel terdapat kromosom berisi ADN
yang mengatur sintesis protein, dan menjaga integritas gen-gen
tersebut. YukSinau.id organel sel lebih dalam.
Untuk mempermudah pembahasan, kamu harus mengetahui
terlebih dahulu anatomi dan fisiologi sel, secara anatomi dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu

1. Membran Sel (Plasmalemma atau Selaput Plasma)


2. Sitoplasma dan Organel Sel
3. Nukleus (Inti Sel)
Struktur, Gambar, dan Fungsi Organel Sel

1. Membran Sel (Plasmalemma atau Selaput Plasma)

Merupakan membran sel atau selaput yang letaknya paling luar


yang terbentuk dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan protein
dan lemak) dengan perbandingan 50:50. Lipid penyusun membran
yaitu pospolid.
Protein yang ada di permukaan luar dan dalam disebut protein instriksik yang
mempunyai sifat hidrofilik (larut dalam air) dan yang ada dan menembus
kedua lapis lipid disebut protein instriksi yang mempunyai sifat hidrofobik
(tidak larut dalam air). Oleh karenanya membran sel bersifat Selektif
Permeabel (Semi Permeabel) yang artinya hanya bisa dilewati oleh molekul
tertentu saja.
Fungsi dari Membran Sel:

 Melindungi sel
 Mengatur keluar masuk (pertukaran) zat dari sel satu ke sel lainnya
 Penerima rangsang dari luar sel
 Tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia
Khusus sel tumbuhan, selain selaput plasma terdapat satu struktur yang
letaknya diluar selaput plasma yaitu Cell Wall atau Dinding Sel. Tersusun dari
dua lapisan senyawa Selulosa. Diantara kedua lapisan selulosa terdapat
rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang bisa terisi oleh zat
penguat (contoh: chitine, pektin, suberine, lignin).

Pada sel tumbuhan terkadang juga terdapat celah yang disebut Noktah. Di
notah/pit ini sering dijumpai penjuluran Sitoplasma yang disebut
Plasmodesma yang mempunyai fungsi hampir sama dengan fungsi saraf pada
hewan.

2. Sitoplasma dan Organel Sel

Bagian cair dalam sel disebut dengan Sitoplasma yang ada dalam dua bentuk
yaitu Fase Sol (padat) dan Fase Gel (cair) dan khusus cairan yang berada di
dalam inti sel disebut Nukleoplasma. Sitoplasma disusun oleh 90% air dimana
air menjadi penyusun utamanya, dan berfungsi melarutkan zat-zat kimia dan
tempat reaksi kimia sel.

Organel sel sendiri merupakan benda-benda solid yang ada di dalam


sitoplasma dan menjalankan fungsi kehidupan (bersifat hidup). Terdapat
berbagai macam organel sel, organel sel tersebut yaitu:

a. Retikulum Endoplasma (RE.)

Retikulum Endoplasma merupakan organel yang berupa sistem membran


berlipat-lipat menghubungkan membran sel dengan membran inti berbentuk
seperti benang-benang jala. Ikut berperan juga dalam proses transpor zat intra
sel. Ada dua macam Retikulum Endoplasma yaitu RE Kasar dan RE Halus.
Struktur Retikulum Endoplasma hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron.

Fungsi RE Halus:

 Sebagai transpor atau pengangkut sintesis lemak dan steroit.


 Tempat menyimpan fospolipid, glikolipid, dan steroid
 Melaksanakan detoksifikasi drug dan racun
 Tidak terdapat ribosom di RE Halus
Fungsi RE Keras: transpor atau pengangkut sintetis protein, terdapat juga di
ribosom.

b. Ribosom (Ergastoplasma)
Ribosom merupakan organel pen sintensis protein. Ribosom kerap menempel
satu sama lain dan membentuk rantai yang sering disebut polisom atau
pololiribosom. Struktur ribosom berbentuk bulat bundar terdiri dari dua
partikel besar dan kecil, ada yang soliter dan ada yang melekat sepanjang R.E.
Ribosom adalah organel sel terkecil yang tersuspensi dalam sel. Antara satu
ribosom dengan yang lainnya diikat oleh mRNA. Menurut kecepatan
sedimentasi dibedakan menjadi ribolom sub unit kecil (40s) dan ribosom sub
unit besar (60s)

Fungsi Ribosom: Sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein dan contoh


organel tidak bermembran. Oleh penyusun utamanya yaitu asam ribonukleat
dan berada bebas di dalam sitoplasma ataupun melekat pada RE.

c. Mitokondria (The Power House)

Di dalam biologi Mitokondria diberi julukan The Power House karena


merupakan organel yang mempunyai fungsi sebagai tempat respirasi aerob
untuk pembentukan ATP sebagai sumber energi sel. Mitokondria memiliki dua
lapisan membran yaitu membran dalam dan membran luar.
Membran dalam membentuk tonjolan-tonjolan ke arah dalam (membran
krista). Krista mempunyai fungsi memperluas permukaan agar proses
pengikatan oksigen dalam respirasi sel berlangsung semakin efektif.
Terdapat Mastrik Mitokondria yang terletak diantara membran krista dan
banyak mengandung enzim pernafasan atau sitokrom, protein, dna dan
ribosom yang memungkinkan sintesis enzim-enzim respirasi secara otonom.
Untuk melintasi membran mitokondria memerlukan mekanisme transpor aktif.
Mastrik Mitokondria berfungsi sebagai tempat berlangsungnya respirasi untuk
menghasilkan energi.

d. Lisosom

Lisosom dihasilkan oleh aparatus golgi yang penuh dengan protein. Berbentuk
kantong-lantong kecil dan menghasilkan enzim-enzim hidrolitik seperti
fosfatase, lipase, dan proteolitik. Enzim hidrolitik mempunyai fungsi untuk
mencerna makanan yang masuk ke dalam sel secara fagositosis.

Lisosom menghasilkan zat kekebalan sehingga banyak ditemui pada sel darah
putih, bersifat autofagi, autolisis, dan menghancurkan makanan secara
edsosistosis. Fungsi organel sel lisosom ini ialah sebagai penghasil dan
penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satunya yaitu Lisozym.

Ada dua macam lisosom yaitu lisosom primer dan sekunder,


lisosom primer memproduksi enzim yang belum aktif. Berfungsi
sebagai vakuola makanan. Lisosom sekunder adalah lisosom yang
terlibat dalam kegiatan mencerna, berfungsi sebagai autofagosom.
Lisosom mempunyai peran dalam peristiwa:

 Pencernaan instrasel: mencerna materi secara fagositosis


 Eksositosis: pembebasan sekrit keluar sel
 Autofagi: penghancuran organel sel yang telah rusak
 Autolisis: penghancuran diri sel dengan cara melepas enzim pencerna
dari dalam lisosom ke dalam sel, contoh proses ini yaitu hilangnya ekor
berudu ketika proses menuju dewasa.
e. Badan Golgi (Aparatus Golgi = Diktiosom)

Badan golsi terdiri dari kumpulan vesikel pipih yang mempunyai bentuk
berkelok-kelok (sisternae) atau berbentuk seperti kantong pipih. Badan golgi
yang ada di dalam sel tumbuhan disebut diktiosom, dimana kebanyakan
berada di dekat membran sel.

Di dalam badan golgi terdapat banyak enzim pencernaan yang belum aktif,
seperti koenzim dan zimogen. Dihasilkan juga lendir yang disebut musin,
badan golgi juga dapat membentuk lisosom. Badan golgi bisa bergerak
mendekati membran sel untuk mensekresikan isinya ke luar sel, karena ini
disebut juga organes sekresi.

Organel sel ini dihubungkan dengan fungsi ekskreasi sel, dan struktur nya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Badan golgi
banyak ditemui di organ tubuh yang melaksanakan fungsi eksresi atau sel-sel
penyusun kelenjar (contoh: ginjal).
f. Sentrosom (Sentriol)
Hal yang sangat penting yaitu setrosom hanya bisa ditemukan pada sel
hewan. Sentrosom disaat reproduksi sel akan membelah menjadi sentriol.
Struktur sentrosom berbentuk bintang dengan fungsi untuk pembelahan sel
(Meiosis maupun Mitosis).

Sentriol berbentuk layaknya tabung dan tersusun oleh mikrotubulus yang


terdiri 9 triplet, terletak disalah satu kutub inti sel. Sentriol berperan dalam
kegiatan pembelahan sel dengan membentuk benang spindel. Benang ini
yang menarik kromosom menuju ke kutub sel berlawanan.

g. Plastida

Plastida ialah organel yang umumnya berisi pigmen. Plastida yang berisi
pigmen klorofil disebut kloroplas, fungsinya yaitu sebagai organel utama
dalam proses fotosintesis. Kroloplas berasal dari proplastida, proplastida
berukuran lebih kecil dari kloroplas dimana terdapat sedikit bahkan tanpa
membran internal.
Kloroplas terbungkus membran ganda, membran yang berperang mengatur
keluar masuk senyawa atau ion ke dandari dalam kloroplas. Di membran
internal kloroplas ada pigmen fotosintesis yang banyak ditemui di permukaan
luar membran internal yang disebut thilakoid.

Sedangkan plastida yang berisi pigmen selain klorofil (contoh: fikoerithin,


xantofil, karoten) disebut dengan Kromoplas. Plastida yang tidak mempunyai
warna (tidak berwarna) disebut leukoplas.

Ada macam-macam leukoplas berdasarkan bahan yang dikandungnyam yaitu


elaioplas (lipoplas) berisi lemak, amiloplas berisi amilum, dan proteoplas berisi
protein. Yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.

Tiga jenis plastisida, yaitu:


1. Lekoplas yaitu plastida berwarna putih yang berfungsi sebagai tempat
menyimpan makanan. terdiri dari:

 Amiloplas: tempat menyimpan amilum


 Elaioplas (Lipidoplas): tempat menyimpan lemak/minyak
 Proteoplas: tempat menyimpan protein
2. Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau yang berfungsi menghasilkan klorofil
dan tempat berlangsungnya fotosintesis

3. Klomoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya:

 Fikodanin (biru)
 Fikosantin (kuning)
 Karotin (kuning)
 Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel)
Vakuola tidak dimasukan dalam organel sel oleh beberapa ahli, benda ini bisa
dilihat melalui mikroskop cahaya biasa. Vakuola berisi garam-garam organik,
tanin (zat penyamak), glikosida, minyak eteris, enzime, alkaloid, dan butir-butir
pati. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas.
Pada beberapa spesies terdapat vakuola kontraktil dan vakuola nonkontraktil.

Pada beberapa terdapat vakuola kecil atau bahkan tidak ada, kecuali hewan
bersel satu. Hewan bersel satu terdapat dua jenis vakuola yaitu vakuola
makanan dengan fungsi dalam proses pencernaan intrasel dan vakuola
kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulator.

i. Mikrotubulus

Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku dan mempunyai fungsi untuk


membentuk silia, flagela, sentriol dan benang-benang spindel, serta
mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel. Contoh organel ini
antaranya yaitu benang-benang gelembung pembelahan.

Mikrotubulus ini disusun oleh protein yang disebut tubulin. Diameter


mikrotubulus kira-kira 25 nm. Organel ini merupakan serabut penyusun
sitoskeleton terbesar.

j. Mikrofilamen
Organel mikrofilamen mirip seperti mikrotubulus tetapi mempunyai diameter
yang lebih kecil. Bahan pembentuk mikrofilamen
adalah miosin dan aktin seperti yang ditemui pada otot. Berdasarkan hasil
penelitian, mikrofilamen ikut andil dalam proses pergerakan sel, eksositosis,
dan endositosis. Contohnya yaitu gerakan amuba.

k. Peroksisom (Badan Mikro)

Peroksisom atau badan mikro mempunyai ukuran sama seperti Lisosom dan
dibentuk dalam Retikulum Endoplasma Granular. organel peroksisom ini terus
menerus berasosiasi dengan organel sel lain, banyak juga mengandung enzim
katalase dan oksidae yang banyak disimpan dalam sel-sel hati.
Peroksisom memiliki fungsi mengurangikan peroksida (H2O2) dimana ini
merupakan sisa metabolisme yang bersifat toksik menjadi oksigen dan air.
Badan mikro pada tumbuhan disebut Gliosisom, ikut andil dalam proses
pengubahan senyawa lemak menjadi sukrosa.

3. Inti Sel (Nukleus)


Nukleus merupakan bagian sel yang berukuran lebih besar dibandingkan
dengan organel sel seperti biasanya, mempunyai ukuran 10 – 20 nm. Letak
inti sel (nukleus) terkadang di bagian tepi atau di tengah, mempunyai bentuk
bulit atau lonjong seperti cakram.

Inti sel atau Nukleus merupakan bagian sel yang mempunyai fungsi sebagai
pusat pengendali aktivitas atau pusat perintah sel karena adanya benang-
benang kromosom di dalam nukleus. Umumnya sel-sel mempunyai satu
nukelus inti.

Inti sel (nukelus) dibatasi oleh membran inti atau selaput inti yang mempunyai
kontrol keluar masuk nukleus. Nukleus diperlukan untuk mengontrol reaksi-
reaksi kimia, pembelahan sel, dan pertumbuhan.

Tetapi sesuai dengan fungsinya, ada juga sel yang mempunyai dua atau lebih
inti. Nukelus juga mempunyai tugas untuk membawa perintah sintesis di inti
DNA dikarenakan terdapat sandi DNA (DNA code) di dalamnya untuk
menentukan urutan asam amino protein.

Nukleus terdiri dari bagian-bagian:

 Nukleoplasma (Kariolimfa)
 Kromatin / Kromosom
 Selapue Inti (Karioteka)
 Nukleolus(anak inti)
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti, dikenal dua penggolongan sel yaitu:

1. Sel Eukariotik (Sel yang mempunyai selaput inti)


2. Sel Prokariotik (Sel yang tidak memiliki selaput inti, contohnya pada
ganggang biru, bakteri.
Fungsi dari nukelus sendiri adalah mengatur semua aktivitas sel, karena di
dalam nukleus terdapat kromosom yang berisikan ADN yang mengatur
sintesis protein. Inti mempunyai tugas mengendalikan semua kegiatan sel
mulai dari metabolisme sampai pembelahan sel.

Pada sel eukariotik, inti diselubungi membran inti atau karioteka rangkap dua
dan berpori, lain hal dengan sel prokariotik dimana sel ini tidak memiliki
membran. Di dalam nukleus terdapat cairan yang biasa disebut nukleoplasma,
kromosom yang biasanya berupa benang kromatin, serta Nukleolus (anak inti)
yang digunakan sebagai tempat pembentukan asam ribonukleat (ARN).

Itulah pembahasan lengkap mengenai struktur organel sel hewan dan


tumbuhan dilengkapi gambar beserta fungsi organel sel, semoga bermanfaat
untuk menyelesaikan tugas makalah, tugas sekolah, atau sekedar penambah
informasi untuk kalian.

Referensi:
imaisfree.wordpress.com/struktur-dan-fungsi-organel-sel/
reinyfeiny.blogspot.co.id/2011/11/organel-organel-sel-dan-fungsinya.html

Anda mungkin juga menyukai