Anda di halaman 1dari 4

Nama Kelompok : Kresna Bayu Priatama ( 5160811190 )

Wisnu Mahendra ( 5160811338 )

Bahan Perkerasan Jalan

Kelas : E

TEKNOLOGI ASPAL PLASTIK

Teknologi aspal plastik merupakan campuran beraspal yang mengandung


plastik (cacahan kantong plastik atau LDPE) sehingga dihasilkan campuran beraspal
yang memiliki sifat tahan terhadap deformasi dan lebih baik dalam ketahanan lelah
(fatique).

Keunggulan :

 Penambahan plastik dapat meningkatkan ketahanan campuran beraspal terhadap


deformasi dan meningkatkan ketahanan terhadap retak
 Dapat mengurangi limbah plastic

Pendahuluan

Pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat dalam beberapa dekade terakhir


berbanding lurus dengan peningkatan jumlah konsumsi berbagai sumber daya alam.
Salah satunya adalah polimer atau plastik. Plastik telah menjadi salah satu hal yang
berperan dalam kehidupan kita. Seperti banyaknya peralatan terbuat dari plastik.
jumlah ini meningkat sebesar 24,4% selama kurun waktu 4 tahun. PlasticsEurope.com
mencatat konsumsi plastik di dunia pada tahun 2010 mencapai angka 562,2 miliar pon
atau setara dengan 255 miliar kilogram.

Biasanya limbah plastik itu terbuang percuma atau didaur ulang untuk dibuat
berbagai kerajinan. Padahal sebenarnya ada manfaat lain dari limbah plastik tersebut.
Salah satunya untuk konstruksi, seperti perkerasan jalan. Di beberapa negara maju,
seperti negara-negara benua Eropa dan Amerika, jumlah plastik yang didaur ulang
masih sangat sedikit. Sebagai contoh, Jerman yang mempunyai persentase jumlah
plastik yang didaur ulang terbesar di Eropa Barat saja hanya sebesar 27,1%.
Sedangkan negara lainnya mempunyai persentase berkisar antara 0 hingga 15%.
(Harper, 2003)

Di sisi lain, masalah yang timbul terkait dengan konstruksi adalah menipisnya
persediaan agregat, seperti batu kerikil dan pasir. Agregat tersebut tidak hanya
digunakan untuk perkarasan jalan saja, tetapi juga untuk proyek konstruksi lain, seperti
pembuatan gedung-gedung bertingkat, perumahan dan bendungan. Pemanfaatan
limbah plastik untuk perkerasan jalan yang sering dilakukan di antaranya limbah plastik
sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas aspal (asphalt modifier) seperti yang
dilakukan oleh Al-Hadidy dan Qiu (2008). Dalam penelitian tersebut, digunakan low
density polyethylene (LDPE) yang dicampurkan dalam aspal dengan komposisi
0%, 1%, 3%, 5%, 7% dan 9%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penambahan
LDPE dapat meningkatkan angka stabilitas campuran perkerasan jalan.

Polietilen

Polietena merupakan suatu poliolefin yang paling banyak digunakan sebagai bahan
pembuatan berbagai jenis peralan rumah tangga ataupun kemasan makanan dan
minuman karena harga nya yang murah, sifat yang lentur, resisten terhadap suhu
rendah,koefisisen gesek rendah, kekuatan elektrik yang baik dan umum nya resisten
terhadap bahan-bahan kimia.

Bahan Campuran Agregat

Agregat sangat dominan pada elemen perkerasan lentur, sebagai material lapis
pondasi atas, lapis pondasi bawah, lapis permukaan, bahu yang diperkeras/berpenutup,
konstruksi pelebaran jalan. Agregat adalah merupakan elemn perkerasan jalan yang
mempunyai kandungan 90-95% acuan berat, dan 75-85% acuan volume dari komposisi
perkerasan, sehingga otomatis menyumbang faktor kekuatan utama dalam perkerasan
jalan.

Aspal

Aspal adalah materian utama pada konstruksi lapis perkerasan lentur (flexible
pavement) jalan raya, yang berfungsi sebagai campuran bahan pengikat agregat,
karena mempunyai daya lekat yang kuat, mempunyai sifat adhesif, kedap air, dan
mudah dikerjakan, aspal merupakan bahan yang plastis yang dengan kelenturannya
mudah idawasi untuk dicampur dengan agregat.

Bahan Tambahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah plastik low liniear density
polyethylene (LDPE). LDPE merupakan resin yang terdiri dari molekur dengan tulang
punggung polietilen liniear yang ditempel dengan gugus alkil pendek secara random.
LDPE memiliki densitas 0,90-0,94 g/cm3
Gradasi

Gradasi atau distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran agregat merupan hal


yang penting dalam menentukan stabilitas perkerasan.gradasi agregat mempengaruhi
besarnya rongga antar butir yang akan menentukan stabililtas dan kemudahan dalam
pelaksanaan.

Karakteristik campuran beraspal :

 Stabilitas
 Durabilitas
 Kelenturan
 Ketahanan
 Kekesatan
 Kemudahan dalam pelaksanaan

Variasi KAO ditambah dengan LDPE

Ada 6 variasi yang dilakukan untuk penambahan LDPE antara lain 0%, 1%, 3%, 5%,
7% dan 9%. Persentase berat ini diambil dari berat aspal yang telah didapat dari proses
perhitungan komposisi bahan. Untuk LDPE ini diambil dari plstik yang biasa di gunakan
untuk membungkus es batu, tepung terigu, dan gula pasir dengan merek dagang yang
sama dan ukuran yang sama, dan proses pemotongannya dilakukan dengan
pemotongan secara vertikal dengan ukuran maksimum panjangnya adalah 5 cm dan
lebarnya maksimum 0,5 cm.

Kesimpulan

Pertumbuhan pesat jumlah penduduk yang diiringi dengan peningkatan jumlah


konsumsi berbagai hal, seperti penggunaan agregat alam dalam bidang konstruksi
udah seharusnya dicarikan solusi untuk mendapatkan agregat alternatif. Selain itu,
konsumsi plastik yang menghasilkan limbah plastik dalam jumlah besar tidak
berbanding lurus dengan pemanfaatan limbah plastik. Penelitian ini mencoba
menggunakan limbah plastik jenis Polipropilena (PP) sebagai pengganti sebagian
agregat untuk campuran Lapis Aspal Beton (Laston) dalam kadar 0%, 2%, 5% dan 10%
dengan menggunakan aspal 5%, 6% 7% dan 9%.
Daftar Pustaka

Al-Hadidy, A.I dan Qiu, T.Y., (2008). Effect of polyethylene on life flexible pavements,
Construction and Building Materials, Vol. 23 : 1456-1464.

Al-Hadidy, A.I dan Qiu, T.Y., (2009). Mechanistic approach for polypropylene-modified
flexible pavements, Construction and Building Materials, Vol. 30:1133-1140.

ASTM, (2005). Standard Test Method for Concrete and Aggregates. American Society
for Testing and Materials International, Vol. 04 No. 02, West Conshohocken.

ASTM, (2005). Standard Test for Road and Paving Materials. American Society for
Testing and Materials International, Vol. 04 No. 03, West Conshohocken.

Bina Marga (1995). Syarat Gradasi Bahan pengisi Campuran Aspal, Jakarta.

Bina Marga, (1999). Pedoman Campuran Beraspal dengan Pendekatan Kepadatan


Mutlak. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum Departemen Pekerjaan Umum
(2006).

Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (Laston) untuk Jalan Raya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai